Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP KRISIS DAN ISU LINGKUNGAN HIDUP

Makalah Ini di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam dan Lingkungan Hidup
Dosen Pengampu : Desi Nurhabibah, S.E.I.,M.E

Di susun oleh :

Kelompok 4

Revi Amelia (2251030096)


Amelia Nur Maharani (2251030011)
Khairunissa Salma A (2251030270)

KELAS C ANGKATAN 2022


PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampuuntuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliahTauhid/Ilmu
Kalamdengan judul makalah “Konsep Krisis dan Isu Lingkungan Kontemporer”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna danmasih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kamimengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalahini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan kepada Allah kami
mohon ampun.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telahmembantu
dalam penbuatan makalah ini khususnya kepada Dosen kami yangtelah membimbing dan
memberikan pengarahan kepada kami dalam menulismakalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandar Lampung 03 maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii


DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Isu Lingkungan Kontemporer ........................................... 2
B. Permasalahan Lingkungan ................................................................. 4
C. Konsep isu- isu Kontemporer dalam studi islam ................................. 5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Krisis lingkungan telah disadari sebagai problem terbesar abad ini. Hal ini
disebabkan karena pencemaran lingkungan merupakan isu global yang dampaknya
menimpa penghuni dunia masa kini dan generasi mendatang 1.
Krisis lingkungan hidup merupakan masalah yang semakin kompleks dan serius
yang dihadapi oleh seluruh umat manusia di era modern ini. Banyaknya bencana alam
yang kita temui sekarang ini, seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, suhu bumi
yang semakin memanas (menipisnya lapisan ozon), kekeringan, pencemaran air, bahkan
sampai tingkat pencemaran udara, hal ini merupakan sebuah bukti nyata bahwa alam ini
telah mengalami kerusakan dari berbagai sisinya. Bumi yang dulunya sangat bersahabat
dengan manusia, namun sekarang telah berubah menjadi suatu ancaman yang sangat serius
bagi kehidupan manusia.
Alfred Diamond menganalisis terjadinya kegagalan pengelolaan lingkungan dan
meningkatnya masalah kesehatan lingkungan merupakan akibat dari lemahnya manusia
dalam mencermati fenomena alam dalam memfasilitasi manusia sebagai khalifah di muka
bumi, sehingga tak terhindarkan lagi bencana- bencana alam yang terjadi di dunia ini2.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari isu lingkungan kontemporer?
2. Apa itu Permasalahan Lingkungan?
3. Apa saja isu- isu kontemporer dalam studi islam?

C. Tujuan
1. Mengetahui isu dalam lingkungan kontemporer
2. Memehami apa saja permaslahan lingkungan
3. Mengetahui isu kontemporer dalam studi islam

1
Alwi Shihab, Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka Dalam Beragama (Jakarta: Penerbit Mizan,
1999), 157
2
Bambang Giatno (pengantar: dalam buku berjudul Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam,
2010).

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Isu Lingkungan Kontemporer


1. Pengertian Isu Lingkungan Kontemporer
Isu lingkungan merupakan isu kontemporer yang dinamis dan penting. Isu-isu
seperti polusi lingkungan, perubahan iklim, deforestasi, pemanasan global, penipisan
lapisan ozon, dan sebagainya ditenggarai akan semakin mengancam bumi serta
kehidupan manusia didalamnya jika tidak disikapi secara serius.
Sedangkan kontemporer itu sendiri memiliki arti kekinian, sesuatu yang terjadi
sekarang atau sesuatu yang menjadi trend pada masa sekarang. Dari definisi diatas kita
bisa menyimpulkan bahwa isu-isu kontemporer adalah suatu pokok persoalan yang
terjadi pada masa sekarang atau menjadi trending topik pada saat ini jadi solusi
penyelesaian nya harus sesuai dengan masa sekarang yaitu masa modern 3.
2. Meredam Isu, menghilangkan Kekacauan.

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka,


sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian
yang lain.” (al- hujarat :12).
Secara umum, dalam surat al-Hujurat dijelaskan secara ideal cita- cita Islam
menyangkut kehidupan sosial-politik yang berlandaskan nilai-nilai moral yang adiluhur.
Di dalamnya disinggung tentang moralitas politik, tata hubungan, dan komunikasi
antara pemimpin dan rakyat serta antarsesama manusia, demi terwujudnya tatanan
dunia yang bebas dari berbagai bentuk praktek manipulasi (fusuq)4.

3
https://www.kompasiana.com/amp/lailatulqomariyah9464/5dfc424b097f363c157b62a2/isu-isu-
kontemporer
4
Ali Zawai Saifullah Ma’shum , Krisis Sosial, Ekonomi dan Politik, h. 45

2
Khusus ayat 12 surat al-Hujurat tadi, hal tersebut merupakan salah satu pilar
penyangga kehidupan sosial yang berbudaya tinggi. Pesan moralnya jelas, yaitu
perintah menjauhi prasangka, mencari- cari kesalahan, dan membicarakan kesalahan itu
kepada orang lain (menggunjing). Ayat tersebut juga mengharamkan tiga macam
tindakan, yaitu prasangka buruk terhadap sesama manusia, mencari-cari
kesalahansesama dan menggunjing sesama, baik yang dilakukan oleh seseorang
maupun yang dipicu oleh sebab lain 5.
Kalau di cermati dari runtutan makna ayat sebelumnya hal yang diharamkan Al-
qur’an ini sebenarnya hanyalah akibat dari suatu sebab yang lain, yaitu isu yang tidak
berhasil dikendalikan. Ketika isu menyebar baik disengaja untu kepentingan pribadi
tertentu maupun yang tidak disengaja dan tidak diusahakan bukti- bukti
kebenarannyaaaaaa akan melahirkan 3 tindakan yang sudah muncul tadi ; prasangka
buruk, mencari-cari kesalahan dan bicarakan kesalahan yang belum tentu merupakan
suastu kesalahan itu kepada orang lain dengan gosip yang tidak karuana aujung
pangkalnya6.
3. Macam – macam Isu Kontemporer
Isu-isu kontemporer yakni sebuah gagasan yang mana di dalam nya mengkaji
islam yang telah terpengaruh oleh zaman modern ini. Dan terpengaruh oleh penyalahan
guna dalam memberikan solusi bagi dimensi kehidupan lampau maupun saat ini.
Memiliki macam-macam dalam isu kontemporer yaitu:
a. Islam liberal, yaitu islam yang tidak memaksakan akan kehendak semua tergantung
dari orangnya.
b. Islam komunisme, yakni islam yang mempelajari pada sebuah politik ataupun
korupsi.
c. Terorisme, yakni sesuatu tindakan yang di lakukan secara pemikiran. Memiliki
pemahaman sikap orang akan menjadi panik atau takut. Tetapi dalam sikap dapat
mendasarkan sikap tidak takut.
d. Islam dan pluralisme yakni sebuah sikap dalam memahami sesama dalam beragama.
Juga sebagai pemahaman yang memiliki sikap bertoleransi.

5
Ibid. h. 46
6
Al – qasimi , jilid 1-5, h. 5463

3
e. Islam dan kesetaraan gender yakni antara laki-laki dan perempuan memiliki sekat
dalam islam tetapi beda lagi dalam berbangsa tidak ada perbedaan karena adanya
perbedaan hanyalah hakekatnya saja 7.

B. Permasalahan Lingkungan
Permasalahan lingkungan merupakan salah satu dari lima isu aktual pada era
kontemporer, disamping globalisasi, demokratisasi, hak asasi manusia (HAM), kesetaraan
gender, dan lingkungan. Sebagai agama dengan predikat rahmatan lil ‘alamin, dalam hal
hubungan antara manusia dengan lingkungan, Islam menempatkan manusia dalam posisi
yang proporsional dan juga seimbang dengan alam. Konstruksi semacam ini otomatis
menempatkan manusia sebagai suatu bagian integral dari lingkungan. Meletakkan makna
lingkungan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Bahwa lingkungan
bukan saja berwujud hutan, air, serta iklim yang mendukungnya, namun juga sistem alam
yang saling berkaitan satu dengan lainnya 8 .
Islam mengajarkan untuk menjaga hubungan yang baik dan serasi dengan alam,
sebagaimana diperagakan oleh Nabi Muhammad, dibalik kebiasaan Nabi memberi nama
bagi benda-benda yang tak bernyawa sekalipun9.
Permasalahan Lingkungan Hidup Indonesia
Kini menjadi problem yang paling sering terjadi dilingkungan Indonesia.
Permasalaha lingkungan ini diseebabkan oleh manusia sebagai mahkluk ekonomi dan
mulai dari dua faktor yaitu faktor dari alam dan faktor dari manusia.
1. Faktor Alam
Contohnya, karena adanya bencana alam bseperti banjir, gempa bumi, gunung meletus
dan lain sebagainya.
2. Faktor Manusia
Contohnya, membuang sampah sembarangan, limbah industri dimana-mana,menebang
hutan secara liar dan lain sebagainya.

7
https://www.kompasiana.com/arifahsriutami2812/5df8599bd541df2b6c50aa92/isu-isu-kontemporer
8
Nadjamudin Ramly, Islam Ramah Lingkungan, (Jakarta : Grafindo,2007), h. 83
9
M. Quraish Shihab,Hidup Bersama Al-qur’an, ( Bandung :Mizan,2013 Edisi II) , h. 377

4
Masalah lingkungan global sudah mencuri perhatian dunia sejak tahun 1970-an
(Mayank dan Amit, 2013). Ginting dan Ekawati (2016), berpendapat bahwa kebanyakan
masalah lingkungan sekarang ini disebabkan oleh kegiatan sosial ekonomi manusia dan
memburuknya lingkungan akibat kegiatan itu berpengaruh terhadap bumi secara
keseluruhan baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Pelestarian
lingkungan telah menjadi topik yang banyak diperbincangkan beberapa tahun terakhir
(Ginting dan Ekawati, 2016). Hal ini dipicu oleh adanya kekhawatiran akan ancaman
bencana lingkungan hidup (Ahmad et al., 2016). Bencana yang bermunculan sebagai
dampak dari buruknya kondisi lingkungan akhir-akhir ini, semakin menyadarkan kita akan
arti pentingnya isu lingkungan untuk diperhitungkan.
Menurut Biotechnology Solutions for Renewable Specialty Chemicals and Food
Ingredients by BIO (2014), aktivitas bisnis, diakui atau tidak, telah memberikan
sumbangan yang signifikan terhadap menurunnya kualitas lingkungan alam. Dalam
menjalankan bisnis, dunia usaha mempunyai harapan akan dapat menghasilkan
keuntungan yang layak bagi perusahaan. Menurut Ahmad et al. (2016), disamping
keuntungan itu kegiatan bisnis tersebut juga harus dapat menjaga kelestarian lingkungan,
tidak menggunakan sumber daya alam berlebihan tanpa menghiraukan afisiensi serta tidak
menimbulkan polusi suara, air, dan udara. Dalam menjalankan bisnis apek ekologis dalam
perusahaan merupakan salah satu faktor utama dalam usaha pelestarian alam selain aspek
sosial dan produksi. Terdapat indikasi bahwa aktivitas industri menyebabkan tidak
terkendalinya polusi dan pencemaran lingkungan10.

C. Konsep Isu-isu Kontemporer Dalam Studi Islam


1. Isu – isu Kompentorer dalam Studi Islam
a. Islam dan Liberal
Setelah melalui sebuah pergulatan panjang selama satu dasawarsa, sejak tahun
1980-an, pemikiran dan aksi Islam Indonesia tampak sekali mengalami perubahan
yang signifikan ini sekurang-kurangnya ditandai dengan tiga hal LII Pertama, format
pemikiran era 1990-an jauh berbeda dengan corak pemikiran Islam era 1960-an
sebagai gelombang awal pegulatan pemikiran Islam Indonesia. Pemikiran Islam era
1990-an merupupakan kelanjutan dari corak pemikiran Islam tahun 1970 dan 1980-
an dengan aktor-aktor baru yang muncul di pentas nasional, seperti Nurcholish

10
http://e-journal.uajy.ac.id/12123/2/MM024661.pdf

5
Madjid, Abdurrahman Wahid, Djohan Effendy, Ahmad Wahib, Kuntowijayo,
Moeslim Abdurrahman, Amien Rais, Jalaludin Rakhmad, Dawam Rahardjo, dan
Munawir Sjadzali. Sementara pada era 1990-an. muncul aktor-aktor baru, seperti
Mansour Fakih, Azyumardi Azra, Komaruddin Hidayat. Kautsar Azhari Noer,
Quraish Shihab, Amin Abdullah, dan Budi Munawar Rachman.
Tahun 1990-an merupakan era di mana rezim Soeharto telah mulai
menampakkan tanda tanda penerimaannya terhadap Islam. Di era ini negara sangat
akomodatif terhadap Islam sehingga pemikiran dan aksi Islam Indonesia juga
cenderung akomodatif. Sekalipun masih ada kelompok Islam yang konfrontatif.
namun hal itu bukanlah ditujukan pada negara secara langsung, tetapi lebih pada
pemikiran umat Islam sendiri, terutama dalam hal strategi perjuangan dan diskursus
yang dikembangkan. Ini sangat berbeda pada era tahun 1970-an dan 1980-an,
dimana artikulasi politik dan corak pemikiran Islam Indonesia cenderung
konfrontatif terhadap rezim kekuasaan, Kedua, perubahan sikap rezim kekuasaan
terhadap Islam telah mendukung perkembangan pemikiran Islam era 1990-an. Corak
pemikiran Islam pada era ini sejatinya mempunyai kecenderungan menjembatani
ketegangan konseptual antara gagasan-gagasan keislaman dengan ide-ide politik dan
kenegaraan 1980-an di bawah rezim Orde Baru. Kondisi tidak produktif inilah yang
membuat para aktor pemikir islam.
Era 1990-an mencoba menawarkan "jalan tengah" agar trauma politik dan
pengalaman pahit di bawah rezim Orde Baru tidak terulang. "Jalan tengah" yang
disodorkan adalah menawarkan pemikiran- pemikiran aktual yang lebih substansif
yang diharapkan bisa mendukung perkembangan serta kemajuan umat Islam.
Ketiga, pada tahun 1990-an telah muncul generasi baru pemikiran Islam
Indonesia, dengan nuansa yang lebih terbuka dan memunculkan apa yang disebut
mazhab baru pemikiran Islam Indonesia, yakni mazhab liberal Islam. Era 1990-an
juga bisa disebut sebagai "bulan madu" islam dengan negara, sebab pada tahun ini
negara benar-benar menengok Islam sebagai sesuatu yang amat penting.
b. Islam dan Terorisme
Pengertian terorisme, Terorisme mempunyai beberapa pengertian. Dalam
bahasa barat terdapat beberapa definisi, seperti:
1) Pemakaian kekerasan secara sistematis untuk mencapai tujuan politik (merebut.
mempertahankan atau menerapkan kekuasaan).

6
2) Keseluruhan tindakan kekerasan, penyerangan, penyenderaan warga sipil yang
dilakukan sebagai organisasi politik untuk menimbulkan kesan kuat atas suatu
negara, negaranya sendirimaupun negara lain.
3) Sikap menakut-nakuti.
4) Penggunaan kekerasan dan intimidasi, terutama untuk tujuan-tujuan politik.

5) Kekerasan yang sangat jelas ditujukan pada warga sipil yang dipilih secara acak
dalam usaha menimbulkan rasa takut yang menyebar kemana-mana dan karenaya
memengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teror diartikan dengan:
1) Perbuatan (pemerintah dan sebagainya) yang sewenang-wenang (kejam, bengis,
dsb.).
2) Usaha menciptakan ketakutan, kengerian dan kekejaman oleh seseorang atau
golongan. Terorisme berarti penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan
dalam usaha mencapaisuatu tujuan (terutama tujuan politik), praktik-praktik
tindakan teror.
Dari berbagai definisi di atas dapt disimpulkan bahwa dalam terorisme terdapat
unsur- unsur: (1) tindakan yang sisengaja untuk menimbulkan ketakutan, (2) tujuan
atau kepentingan yang akan dicapai ole pembuat ketakutan dengan tindakan itu. (3)
korban tindakan itu tidak selalu berkaitan langsung dengan tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian, tindakan atau penampilan tertentu yang tanpa disengaja
menyebabkan orang lain ketakutan tidak dapat dimasukkan dalam kategori
ketakutan. Demikian pula hukum atau ketentuan yang membuat orang takut untuk
melakukan pelanggaran, tidak termasuk ke dalam kategori terorisme
c. Terorisme dalam figh
Pembahasan mengenai terorisme tidak terdapat secara sendiri dalam kitab-
kitab fiqh lama Biasanya pembahasan mengenai terorisme terdapat dalam pasal atau
bab tentang pembegal(a) dan selalu berkenaan dengan hukuman atas pelakunya.
Dalam kitab al-Umm misalnya, Imam asy-syafi'i mengatakan:
‫ب‬ ِ ‫َٔرض سِل ِسةُ ِكت َا‬
ُ ‫ب ال‬
ِ ‫شع‬ ِ ‫يل َولَم يَأ ُخذُوا َم َاَلنَقُوا َمنَ َل‬ َ ‫َوأَخَافُوا ال‬
ِ ِ‫سب‬

"Jika menakut-nakut orang yang lewat di jalan dan tidak mengambil harta,
maka hukumannya adalah dibuang ketempat yang jauh."

7
Pembahasan yang serupa juga ditemukan dalam dua Imam Syafi'iyah yang
lain, yakniImam al-Nawawi dan ibn hajar al-Haitami.
Imam al-Nawawi dalam kitabnya, menyatakan:
ُ ‫ب َمايَ َراه ُ سُلطَانُ َلَٔنَه‬ َ َ‫ال فَإِن َوقَ َع قَب َل أَن يَأ ّخذ َ ال َما ِل َويَقت ُ َل النَفسِي َو َحب ِسع‬
ِ ‫لي َحس‬ َ ‫َوس َوأ ُخذُ َل‬
ِ ‫َٔمو‬ ِ َ‫سادِي ِه فِي ق‬
ِ ‫تل الف‬ َ َ‫َو َكث ُِرالف‬
‫ِكر‬‫ف‬ ‫ال‬ ‫ار‬
ِ َ َ ِ ِ ِ‫د‬ ‫ة‬ َ ‫ل‬ ‫ِب‬
‫ق‬ ‫ال‬‫ب‬ ‫َا‬ ‫ن‬‫ِلز‬‫ل‬ ‫ض‬ ‫ر‬ِ َ ُ َ ِ ‫َعرقَةُ ِبال‬
‫ع‬َ ‫ت‬‫م‬‫ال‬ ‫و‬ ‫ب‬ ‫َق‬ ‫ن‬ ِ ‫ت‬

"Jika ada orang memamerkan senjata dan menakut-nakuti orang yang lewat di
jalan. maka imam (penguasa politik) wajib mencarinya dan menangkapnya, karena
jika dibiarkan. akan bertambah kekuatannya dan terjadi banyak kerusakan dengan
senjata itu dalam bentuk pembunuhan dan perampasan. Jika ia tertangkap sebelum
mengambil harta dan membunuh, maka ia pasti di hukum takzir dan dibui sesuai
dengan pendapat penguasa, karena la menunjukkan tanda-tanda akan melakukan
kedurhakaan besar, sebagaimana orang yang menunjukkan tanda-tanda akan mencuri
dengan merusak pagar dan orang yang menunjukkan tanda-tanda akan berzina
dengan mene ium."
Imam Ibn Hajar al-Haitami menyatakan dalam kitabnya,
‫ُزر ُه ُمو َج َوبًا َمالَم يَ َر ال ُمص ِل َحةٌ فِي ت َر ِك ِه‬
ُ ‫صابًا َو ََل قَتَلُوا نَفسًا ع‬
َ ‫ق اَو َواحِ د ًا َولَم يَأخـذُوا َم ًاَل ِن‬ َ ‫عل َِم َِٕل َما ُم قَو ًما يُ َخ ِيفُونَ ال‬
ِ ‫ط ِري‬ َ ‫َولَو‬
ُ‫َيره‬
ُ ‫س َوغ‬ ُ ‫يَح ِب‬

"Jika imam mengetahui sekelompok orang (atau satu orang) menakut-nakuti


jalan, tanpa mengetahui harta (sampai satu nishab) dan tidak (membunuh) jiwa,
maka ia pasti menerapkan takzir atas mereka (sebagai suatu kewajiban, jika ia tidak
melihat alasan yang dibenarkan dalam membiarkannya...) dengan memenjarakan
mereka atau dengan cara lain."
d. Hukum terorisme
Dalam tafsir ayat di atas di sebutkan bahwa variasi hukuman itu berdasarkan
atas kualitas kejahatan mereka. Hukum mati bagi mereka yang membunuh saja
dengan tidak merampas, pemalangan atau penyaliban untuk mereka yang membunuh
dan merampas, pemotongan tangan dan kaki untuk mereka yang hanya merampas,
sedangkan pembuangan untuk mereka yang hanya mengganggu ketentraman umum.

"Hukum bunuh merupakan hukuman bagi orang yang hanya membunuh,


penyaliban untuk orang yang membunuh dan mengambil harta, potong tangan untuk

8
yang mengambil harta tapi tidak membunuh dan dan pembuangan untuk orang yang
hanya menakut-nakuti. Demikian pendapat yang dikemukakan Ihn Abbas dan diikuti
asy-Syafi'i. Di antara dua pendapat asy-Syafi'i adalah bahwa penyaliban tiga kali
disebutkan setelah hukum bunuh. dikatakan oleh sebagian ulama:
1) Akibat sentimen agama. Anggapan bahwa agama yang dianut paling benar
menyebabkan pandangan yang minor, tidak respek terhadap agama lain dan
penganutnya, dengan sikap yang lebih ekstrim, terhadap agama lain dan
penganutnya.
2) Sebagai bagian dari organisasi trans nasional. Globalisasi ternyata merambah juga
pada penyebaran ideologi dan paham politik. Ahmadiyah di India, Darul Arqam
di Malaysia. Hizbu Da'wah Islamiyah di Irak, Ikhwan Muslimin di Mesir,
ternyatabukan hanya disebarkan di negara-negara dimana organisasi ini didirikan.
Mereka ingin menyebarkan ideologi mereka di seluruh dunia termasuk indonesia,
3) Berangkat dari kekecewaan politik, ekonomi, monopoli, dan kesenjangan sosial
juga rentan menimbulkan gejolak kekerasan, terkadang sampai dibutuhkan
dorongan kuat yang mampu menutupi kekejian tersebut. Selain sakit mental, hal
lain uyang bisa mendorong seseorang melakukannya adalah "fanatisme".
Terorisme adalahmereka yang fanatik, dan fanatisme seringkali mengarah kepada
tindakan kejam dan sadis
e. Agenda dunia islam dalam menanggulangi terorisme
1) Mengedepankan sikap toleransi yang dianjurkan Islam dan memberikan
pemahaman yangbenar, melalui sarana pengetahuan dan pendidikan, sehingga
dapat dibedakan antara pengertian Jihad dan irhab (terorisme), baik dalam segi
bentuk dan substansinya.
2) Penanggulangan terorisme harus dilakukan secara transparan dengan
menggunakan bukti- bukti tang valid, karena pada dasarnya hak-hak asasi
manusia (HAM) harus dihargai, kecuali terbukti melanggar undang-undang.

3) Kesalahan hanya dibebankan pada pelaku teroris dan tidak berlaku bagi
orang lain.
4) Menghormati nota kesepakatan aturan internasional sekaligus setiap negara
menghormati keberadaan negara lain, sehingga di saat terjadi tindakan terorisme
hanya negara tersebut yang keberadaan negara lain, sehingga di saat terjadi

9
tindakan terorisme hanya negara tersebut yang bergerak tanpa intervensi negara
lain, kecuali menyampaikan ke pihak yang terkena kerugian.
5) Perlu adanya pengentasan kemiskinan dunia dan memberikan setiap negara untuk
maju sesuai kemampuan masing-masing negara.
6) Harus menghormati perbedaan beragama, peradaban dan kebudayaan manusia
dan tidak dianggap sebagai benturan. Oleh karena itu, perlu adanya
pengembangan dialog yang bersandar pada logika, nilai dan kemanfaatan
bersama.
7) Perlu adanya penegakan kedzaliman, terutama kedzaliman sejarah yang berkaitan
dengan Palestina, karena ini termasuk inti dari akar terorisme.
2. Islam dan Pluralisme Beragama
a. Isu Pluralisme
Agama turun untuk menjadi pegangan bagi penganutnya. Dalam bahasa al-
Qur'an pegangan ini disebut petunjuk (hudan). Manusia sebagai penganut agama
tentu syarat dengan konteks waktu, konteks tempat, konteks masalah, konteks
kebutuhan, konteks tuntutan dan sejenisnya. Konsekuensinya, agamapun penuh
dengan konteks, penuh dengan historisitas, sesuai dengan konteks umat penerima
agama, baik dari sisi ajaran maupun sarana atau cara yang digunakan untuk
menyampaikan ajaran. Karena itu, isi maupun cara menyampaikan ajaran agama
sangat tergantung pada konteks penganut agama tersebut.
Betapa besar pengaruh historisitas atau konteks penganut agama terhadap isi
agama, dapat dibuktikan dengan islam yang turun di Arab Dapat dibuktikan seluruh
isi al-Qur'an dan sunah Nabi Muhammad SAW merupakan jawaban terhadap
persoalan-persoalan masyarakat Arab di masa itu. Bisa juga, ajaran agama islam
tidak seperti yang kita kenal sekarang andaikan Nabi Muhammad SAW tidak hidup
di Arab.

b. Konsep Pluralisme
Tantangan keagamaan yang mendasar yang kita hadapi sekarang ini bisa kita
ungkap dengan satu kata, yaitu pluralisme. Pluralisme merupakan tantangan, akan
tetapi bila tantangantersebut tida diperhatikan dengan sungguh-sungguh maka
agama-agama akan kehilangan persepsi yang benar tentang dunia dan masyarakat di
mana mereka hidup.

10
Pluralisme telah menjadi ciri esensial dari dunia dan masyarakat sekarang.
Dunia telah menjadi satu dan menjadi sebuah kampung kecil di mana umat manusia
hidup bersama di dalamnya. Kelompok-kelompok masyarakat hidup saling
berhubungan, saling tergantung satu terhadap yang lain. Jaringan komunikasi telah
menembus tembok-tembok yang tadinya mengisolasi kelompok-kelompok agama di
masyarakat.
Pluralisme bukan sekadar multiplikasi kepelbagian, bukan hanya ekstensif,
akan tetapi kualitatif. Pluralisme masa sekarang, jenis bentuk dan isinya berbeda
dengan pluralisme yang kita alami di masa lampau. Pluralisme masa lampau
menuntut suatu respon kerukunan, koeksistensi, dan keserasian hidup dari
kelompok-kelompok agama di masyarakat. Corak kepelbagian itu bersifat pasif,
kalau kita mendatanginya kita baru mengalaminya, akan tetapi pluralisme sekarang
ini bersifat sangat aktif, kalau kita tidak memperdulikannya maka kitaakan
digilasnya Pluralisme di masa sekarang terjadi karena tiap-tiap kelompok itu sudah
mengalami proses emansipasi sedemikian rupa, sehingga setiap bagian itu sudah
melakukan emansipasi bersama. dan tampil bersama secara setara. Tidak ada orang
yang bisa mengatakan baliwa sesuatu pihak tidak punya hak untuk tampil. Dengan
demikian bisa dikatakan, bahwa pluralisme jenis yang sekarag ini tampil bersama
dengan kesadaran emansipatoris dari setiap kelompok yang ada di masyarakat.
Kenyataan semarcam ini melahirkan urgensi baru untuk memahami serta
menanggapinya secara baru.
Menurut The Oxford English Dictionary. Pluralisme berarti "sebuah watak
untuk menjadi plural", dan dalam ilmu politik didefinisikan sebagai: pertama, sebuah
teori yang menentang kekuasaan monolitik negara dan bahkan menganjurkan untuk
meningkatkan pelimpahan dan otonomi organisasi-organisasi utama yang mewakili
keterlibatan seseorang dalam masyarakat dalam hal ini juga dipercayai bahwa
kekuasaan harus dibagi diantara partai-partai politik yang ada. Kedua, keberadaan
toleransi keragaman kelompok-kelompok etnis budaya dalam suatu masyarakat.
Secara historis, istilah pluralisme diidentikkan dengan sebuah aliran filsafat,
yang menentang konsep negara absolut dan berdaulat. Sementara pluralisme klasik
merupakan reaksi terhadap doktrin hukum tentang kedaulatan negara, pluralisme
kontemporer yang muncul tahun 1950-an, dikembangkan tidak untuk menentang
kedaulatan negara tetapi untuk menentang teori-teori tentang elit. Pendapat ini

11
merujuk pada definisi pluralisme yang pertama, yang menekankan pluralisme
politik. Namun, pluralisme yang asli merujuk pada problem masyarakat plural yang
pendukunganya tidak homogen tetapi terbagi-bagi olch kesukuan, etnis, ras, dan
agama, dan apabila mereka menyatu justru cenderung meningkatkan konflik.
3. Islam dan Kesetaraan Gender
a. Pengertian Gender
Kata gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti "jenis kelamin". Menurut
Nashiruddin Umar, pengertian ini kurang tepat, sebab pengertian gender disamakan
dengan seks yang berarti jenis kelamin pula. Persoalan ini muncul barangkali adalah
karena kata gender termasuk kosa kata baru, sehingga pengertiannya belum di
temukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dalam Webster's New World
Dictionary, diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan
dari segi nilai dan tingkah laku. Sementara dalam Women's Studies Encyclopedia
dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat
perbedaan dalam hal peran, prilaku, mentalitas, karakteristik emosional antara laki-
laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Menurut Mansoer Fakih
pengertian gender adalah sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang
dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya, perempuan dikenal lemah
lembut, cantik. Emosional, keibuan. Sedangkan laki-laki dianggap kuat, rasional,
jantan, perkasa. Akan tetapi ciri-ciri tersebut dapat ditukarkan. Artinya ada juga laki-
laki yang lemah lembut. sementara ada juga perempuan yang rasional, kuat, dan
perkasa. H. T. Wilson juga mengartika gender sebagai suatu dasar untuk menentukan
pengaruh faktor budaya dan kehidupan kolektif dalam membedakan antara laki-laki
dan perempuan. Ia berpendapat bahwa gender tidak lebih dari sekedar pembedaan
antara laki-laki dan perempuan dilihat dari konstruksi sosial budaya, tetapi
menekankan gender sebagai konsep analisis yang dapat digunakan untuk
menjelaskan sesuatu.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa gender adalah
konsep perbedaan laki-laki dan perempuan sebagai hasil bentukan sosial dan budaya,
bukan bersifat biologis atau kodrati. Dengan demikian perbedaannya adalah non-
biologis. Perbedaan tersebut dapat dipertukarkan dari satu tempat ke tempat lain.
b. Islam dan Gender

12
Bagaimanapun juga, wacana tentang gender tidak bisa dilepaskan dari masalah
teologis Dalam hal ini agama juga mempunyai andil besar di kehidupan masyarakat,
mengingat posisiperempuan dalam beberapa agama dan kepercayaan ditempatkan
pada the second sex.
Berbeda dengan ajaran islam yang secara prinsip hubungan antara laki-laki dan
perempuan itu sejajar di hadapan Allah (khaliq). Hal ini diperkuat dengan adanya
sejumlah nash yang berbicara tentang kesejajaran antara laki-laki dan perempuan
yang dikelompokkan menjadi delapan yakni:
1) Statemen umum tentang kesetaraan antara laki-laki dan perempuan
2) Asal usul
3) Amal
4) Saling kasih dan mencintai
5) Keadilan dan persamaan
6) Jaminna Sosial
7) Saling tolong menolong
8) Kesempatan mwndapatkan pendidikan.
Adapun lahirnya konsep gender dalam islam islam ada sepuluh faktor yakni:
1) Penggunaan studi islam yang parsial
2) Belum ada kesadaran pentingnya pembedaan nash menjadi normatif- universal
dengan praktis temporal
3) Terkesan sejumlah nash memarginalkan perempuan, sebagai akibat penggunaan
parsial.
4) Budaya-budaya muslim yang merasuk terhadap ajaran islam
5) Dominasi teologi laki-laki dalam memahami nash
6) Kajian islam dengan pendekatan murni
7) Generalisasi (mengambil hukum umum) dari kasus khusus
8) Mengambil hukum sebagai produk hukum dari penetapan hukum berdasarkan
siyasah al syari'ah
9) Kajian islam yang literais dan ahistoris (tekstual)
10) Perang kekuasaan (penguasa).

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Isu-isu hubungan internasional sampai saat ini telah menjadi sebuah isuyang
kompleksdengan segala permasalahannya dan dinamika yang terjadi selaluberubah di
setiap negara. Permasalahan seperti keamanan, ekonomi, dan politiktidak lagi menjadi isu-
isu utama yang dihadapi oleh negara-negara sekarang ini.
Masalah lain yang kemudian muncul dan menjadi salah satu perhatian utama
bagisebuah negara adalah mengenai citra positif negara tersebut di dunia internasional.
Dengan citra yang positif, maka akan semakin mudah bagi negara untukberinteraksi
dengan negara lain untuk mencapai kepentingannya, begitupun sebaliknya, jika semakin
buruk citra sebuah negara maka akan semakin sulit baginegara tersebut untuk berinteraksi
dengan negara lainnya.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa memang penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.
Demikianlah makalah ini ditulis dengan segala keterbatasan yang ada. Penulis sadar
bahwa makalah ini masi banyak kurangnya,untuk itu kritik dan saran dari manapun
datangnya penulis siap menerima dengan senang hati demi perbaikan kedepan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nadjamudin Ramly, Islam Ramah Lingkungan, Jakarta : Grafindo,2007


M. Quraish Shihab,Hidup Bersama Al-qur’an, ( Bandung :Mizan,2013 Edisi II) 377
https://www.kompasiana.com/amp/lailatulqomariyah9464/5dfc424b097f363c157b62a2/
isu-isu-kontemporer
Ali Zawai Saifullah Ma’shum , Krisis Sosial, Ekonomi dan Politik, h. 45
Al – qasimi , jilid 1-5, h. 5463
https://www.kompasiana.com/arifahsriutami2812/5df8599bd541df2b6c50aa92/isu-isu-
kontemporer
http://e-journal.uajy.ac.id/12123/2/MM024661.pdf
https://www.academia.edu/35447977/Isu_isu_kontemporer_dalam_islam

15

Anda mungkin juga menyukai