Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENYIMPANGAN AKIDAH ISLAM DI ERA GLOBALISASI


Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akidah Akhlak

Dosen Pengampu: Siti Aisyah, M.Ag

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Choirul Anhar (12110214995)

Resti Nuragustiani (12110220388)

Anjeli Arda (12110220355)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Penyimpangan terhadap Akidah Islam di
Era Globalisasi" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Akidah Akhlak. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Aisyah selaku guru Mata Pelajaran
Sejarah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik,namun kami
pun menyadari bahwa kami memiliki adanya keterbatasan sebagai manusia biasa. Oleh
karena itu, jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan maupun
dari isi, maka kami memohon maaf.

Kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh
kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita
bersama.

Pekanbaru, 10 Oktober 2022

Pemakalah Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

A. Pengertian Akidah dan Globalisasi........................................................................2


B. Pengaruh Globalisasi Terhadap Akidah Umat Muslim Masa Kini ......................3
C. Pengertian Penyimpangan Akidah Islam...............................................................4
D. Penyimpangan Yang Sering Terjadi Di Masyarakat.............................................6
E. Faktor-Faktor Penyimpangan Akidah Islam .........................................................9
F. Upaya MUI terhadap Penyimpangan Akidah Akhlak.........................................10
G. Cara Mempertahankan Akidah Di Era Globalisasi ............................................12
H. Pentingnya Akidah Di Era Globalisasi................................................................12

BAB III PENUTUP.........................................................................................................14

A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran ...................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAK.........................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akidah ibarat pondasi dalam sebuah bangunan. Bangunan agar kuat
pondasinya harus diperkuat dengan semen dan pasir, begitu juga dengan Iman harus
diperkuat dengan Aqidah sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Jika tidak kuat, maka
bangunan yang didirikan di atasnya mudah roboh. Inilah mengapa harus memperkuat
Aqidah Islam. Tetapi pada sekarang ini, Penyimpangan terhadap Aqidah semakin
jelas terjadi. Penyimpangan sudah terjadi sejak dahulu, di mana kerusakan manusia
dari dampak penyimpangan telah terlihat. Jelas telah dipahami bahwa penyimpangan
itu lain dari penolakan hidayah dari sang Ilahi dan menampik hukum-hukum yang
telah diturunkan oleh Allah SWT.

Sebagai kaum milenial sudah dihadapkan terhadap penyimpangan pada krisis


keagamaan serta akidah islam . Pada masa lampau berbeda pada masa sekarang,
zaman dimana ilmu pengetahuan telah mengubah seluruh bidang kehidupan.

Dalam hal ini salah satu hal yang perlu dipertimbangkan secara khusus karena
masalah ini berkaitan dengan Aqidah Islam. Oleh karena itu masalah yang akan
penulis bahas dalam penelitian ini adalah hal yang sangat relevan untuk sebagai bahan
kajian secara khusus. Karena menurut analisa penulis, bahwa penyimpangan yang
terjadi pada masa ini perlu diantisipasi agar permasalah dan tidak terlalu menyebar ke
dalam kalangan umat muslim. penyimpangan yang terjadi dilakukan manusia-
manusia itu sendiri seperti penyimpangan terhadap hukum dan Sunnatullah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan akidah dan globalisasi?
2. Apa saja pengaruh globalisasi terhadap akidah umat islam masa kini?
3. Apa yang di maksud dengan penyimpangan akidah islam?
4. Apa saja penyimpangan yang terjadi di masyarakat?
5. Apa saja faktor-faktor penyimpangan akidah islam?
6. Bagaimana upaya MUI terhadap penyimpangan akidah islam?
7. Bagaimana cara mempertahankan akidah di era globalisasi?
8. Mengapa akidah penting di era globalisasi?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akidah Akhlak
2. Untuk mengetahui definisi akidah dan globalisasi
3. Untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap akidah islam masa kini
4. Untuk mengetahui definisi penyimpangan akidah islam
5. Untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi di masyarakat
6. Untuk mengetahui faktor-faktor penyimpangan akidah islam
7. Untuk mengetahui upaya MUI terhadap penyimpangan akidah islam
8. Untuk mengetahui cara mempertahankan akidah di era globalisasi
9. Untuk mengetahui pentingnya akidah di era globalisasi bagi umat islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akidah dan Globalisasi


Akidah adalah kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan
dimana hati membenarkannya sehingga timbullah ketenangan jiwa. Sedangkan
pengertian lain dari aqidah adalah sebuah kepercayaan kepada Allah yang Maha
Esa. Dimana kepercayaan tersebut mencakup enam kepercayaan atau disebut
rukun iman yaitu kepercayaan kepada Allah , malaikat, rasul utusan Allah, kitab
yang diturunkan-Nya, hari kiamat, serta Qada dan Qadar Allah. Akidah secara
umum adalah kepercayaan, keimanan, keyakinaan secara mendalam dan benar
lalu merealisasikannya dalam perbuatanya. Sedangkan akidah dalam islam berarti
percaya sepenuhnya kepada keesaan Allah, dimana Allah lah pemegang
kekuasaan tertinggi dan pengatur atas segala apa yang ada di jagad raya.

Globalisasi dapat diartikan sebagai pencampuran budaya akibat adanya


interaksi yang terjadi antara Negara-negara di dunia yang berdampak pada aspek.
Globalisasi merupakan gejala mengglobalnya sosio-kultural antar bangsa
sehingga kultur antarbangsa di dunia seolah-olah melebur menjadi kultur dunia
(global), akibatnya hubungan antar bangsa semakin dekat. Globalisasi adalah
kecenderungan umum terintegrasinya kehidupan masyarakat domsetik/lokal
dalam komunitas global di berbagai bidang (Arfiani,2004).

Globalisasi adalah proses mendunianya suatu hal sehingga batas antara


negara menjadi hilang. Era Globalisasi ditandai dengan kemajuan dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampak dari kemajuan tersebut tentunya
melahirkan sisi positif sekaligus negatif. Dalam mengatasi dampak negatifnya ini
dibutuhkan suatu usaha yang serius untuk mengatasinya. Salah satu usaha untuk
menanggulanginya yaitu melalui pendidikan agama. Dalam hal ini penanganan
dan penanaman aqidah dan akhlak merupakan salah satu alat untuk mengatasinya,
khususnya melalui pendidikan agama Islam yang merupakan tuntutan dan
kebutuhan mutlak bagi manusia muslim.

2
B. Pengaruh Globalisasi Terhadap Akidah Umat Islam Masa Kini
Dari keadaan diatas, maka globalisasi telah memengaruhi beberapa keadaan umat
Islam sekarang ini, seperti berikut:

1. Pola pikir yang sekuler


Berfikir sekuler dan liberal, merupakan akibat yang tidak terelakkan dari proses
modernisasi bangsa. Sekularisasi tanpa modernisasi tak ubahnya bagaikan
seperti mata uang yang tidak mungkin dipisahkan satu sama lain. Oleh karena
itu, dalam diskursus ilmu sosial atau sosiologi ada sebuah teori terenal yang
mengatakan bahwa, makin maju suatu masyarakat, maka semakin menurun
komitmen mereka pada agama. "Maju" disini maksudnya adalah "Modern".
Fenomena budaya dan agama yang berkembang di Barat justru dijadikan
contoh oleh sebahagian umat Islam di Indonesia, sehingga mengamalkan ajaran
Islam yang bebas dan sekuler. Secara bebas maksudnya adalah yang
mengamalkan Islam secara parsial dan menurut hasil pemikiran semata serta
mengikuti kehendak sendiri. Dewasa ini ada wacana agama universal yaitu
mengamalkan ajaran Islam menurut situasi dan kondisi, sehingga muncul
pengamalan shalat menggunakan bahasa Indonesia, melaksanakan haji tidak
mesti ke Makkah sehingga boleh dilakukan di Indonesia, rakaat shalat boleh
ditambah dan dikurangi berdasarkan keperluan, dan shalat tidak perlu
dikerjakan secara fisik tetapi cukup berzikir (as-shalatu li zikri) hanya dengan
eling (ingat) kepada Allah. Terlalu banyak penyimpangan ajaran Islam yang
dilakukan oleh sebagian umat Muslim karena terpengaruh oleh budaya
barat. (sukiman, 2017: 80).

2. Memicu radikalisme dan sampalan

Dewasa ini muncul pula gerakan radikal Islam yang bernama Islamic State of
Iraq and Syiria (ISIS) yang bertentangan dengan ajaran Islam, semua elemen
umat Islam di Indonesia, baik dari kalangan pemerintah, MUI dan organisasi
masyarakat Islam melarang keberadaan gerakan ini dapat merusak sendi-sendi
kehidupan umat beragama serta merong-rong bangsa Indonesia yaitu pancasila,
UUD1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Meskipun gerakan tersebut ada di
Timur Tengah tetapi, gerakan ini dapat memicu radikalisme di Indonesia kerea
terdapat puluhan dunia luar yang ditiru dan disikapi oleh sebahagian kecil

3
bangsa Indonesia masa kini.Selain itu muncul juga secara internal aliranaliran
Islam yang sempalan yang pada awal awala Islam bersumber dari pemahaman
teologi yang berbeda sudut pandang sehingga sesama umat Islam saling kafir
mengkafirkan. Akibat itu ditambah pula dengan suasana agama serta persoalan
hidup yang sangat kompleks yang tidak dapat diatasi oleh ajaran agama, lalu
kemudian sedikit demisedikit membentuk aliran baru berupa aliran kepercayaan
yang pada mulanya menyerempet kepada ajaran Islam. Munculnya berbagai
aliran sampalan ini juga diakibatkan oleh lemehnya pengetahuan dasar Ilmu
Keislaman (ushuluddin), dimana mereka yang membuat aliran ini biasanya
menggunakan pendekatan rasio, dan kepentingan sesaat dari nilai agama yang
mereka gunakan. (Sukiman, 2017: 84).

3. Sikap mental yang pesimis, anarkis dan moral

Masa kini aktivitas internetan dan facebook telah merambah jauh kewilayah
pemikiran, nafsu dan hati manusia, lewat sarana ini mulai mengganggu
semangat kerja seseorang, menusuk jiwa anggota rumahtangga sehingga banyak
terjadi aktivitas cinta yang berujung kepada selingkuh, hubungan intim dan
dapat merusak rumah tangga orang lain. Bagi generasi muda Indonesia saat ini
kegiatan internetan dan facebook dimanfaatkan sebagai sumber pengetahuan da
rujukan ilmiah dalam studinya. Tetapi efek negatifnya sangat besar bagi kualitas
hidup para remaja.

C. Pengertian Penyimpangan Akidah Islam

Penyimpangan Akidah Islam merupakan persoalan yang bersentuhan dengan


hal-hal yang prinsip dalam ajaran Islam. Karena itu akidah memerlukan
kesatuan yang merupakan pengertian pokok dalam keimanan.Persentuhan
tersebut adalah menyalahi dan bertentangan dengan dasar-dasar yang telah
qath'i dalam ajaran Islam, misalnya terkait keimanan dan lainnya. Tidak hanya
itu, ada pendapat lain dari anggota MUI Kota Medan yaitu penyimpangan
akidah islam adalah perbuatan yang sesat dan sangat melarang karena telah
terjadi penodaan terhadap keimanan dan Ketaqwaan terhadap Allah Swt.

4
Artinya :katakanlah : “apakah kamu yang lebih zalim dari pada orang yang
menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya ?”(Q.S. Al-Baqarah:
139)

Manusia pada zaman sekarang ini dalam melihat arti dari penyimpangan yang
terjadi saat ini beranggapan sama dengan penyimpangan yang pernah terjadi
pada masa pra- Islam sebelum datang-nya nabi Muhammad Saw, akan tetapi
tidak demikian halnya, oleh sebab itu arti penyimpangan pada masa sekarang ini
adalah penyimpangan dari hidayah Allah serta menuruti akan perintah
hawanafsunya sendiri yang tidak tahu apa akibatnya, karena tidak mempunyai
aturan yang jelas dan tidak mempunyai landasan yang bisa ia pertanggung
jawabkan di hadapan Allah Swt.

Ketika penyimpangan ini terjadi dalam kehidupan umat, maka bukan hal yang
aneh jika pemahamannya tentang peradaban menjadi rusak dan mengabaikan
pemakmuran bumi. Pemahaman generasi-generasi modern yang ada di sekitar
kelahiran Islam, mendahului dan bertemu dengannya, bertumpu pada makna
spiritual dari suatu peradaban, mengabaikan kehidupan akhirat dan
mengabaikan dari pemakmuran bumi secara material, karena dianggap sebagai
hal yang peling berpengaruh terhadap fisik, lebih dekat kepada kesenangan
fisik, padahal fisik dianggap hina dani kotor.

Begitu juga dengan tradisi yang merupakan bagian peradaban, menurut


Muhammad Quthb banhwa : Ketika jilbab sungguh-sungguh merupakan
pantulan yang memancar dari semangat Aqidah yang benar, barang tentu tidak
akan mudah goyang walaupun harus berhadapan dengan berbagai media dan
perangkan yang merusak. Seperti juga halnya sendi-sendi moral yang syarat
dengan muatan nilai Iman yang hakiki tentu tidak akan mudah roboh kendati
sering kali bergulat dengan unsur-unsur keji. Terkecuali setelah mengalami
proses sejarah yang cukup panjang. Sementara, tradisi yang sama sekali kering
dari jiwa agama, secara otomatis ia akan runtuh dan musnah dengan sendirinya.

5
Kehancuran tradisi itulah yang akanmenimbulkan goncangan-goncangan yang
cukup gawat, dan bahkan seluruh aspek kehidupan bakal diwarnai oleh topeng-
topeng setan yang menyesatkan.

Akidah yang jelas serta berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist, tidak akan
mengalami keguncangan dan akan melahirkan sebuah nilai yang positif bila
Akidah yang dimiliki seseorang tersebut benar-benar pada poros yang benar
pula. Bila dikaitkan dengan peradaban memang harus ada filterisasi untuk
menerima peradaban yang bernilai negatif. Karena bukan semua peradaban
yang ada ini bernilai positif akan tetapi banyak juga peradaban yang bernilai
negatif yang akan dapat merugikan manusia itu sendiri dan akan
menempatkannya pada posisi yang tidak bernilai. Sedangkan dalam konsep
ajaran Islam, agar mendapatkan ganjaran yang layak yaitu surga.

Akidah Islam memiliki peran terhadap dasar-dasar hukum yang ditetapkan


Allah Swt dalam menentukan hukum yang menyangkut ke duniaan. Karena
apabila hukum-hukum yang ditetapkan manusia diberlakukan, pada dasarnya
akan selalu menuruti keinginannya saja, dan akan mendatangkam kerugian
moral dalam perkembangan akidah yang ada saat ini. Dalam era Modern ini
memang banyak yang mengingkari akan adanya penyimpangan akidah, hanya
saja yang ada hanya penyimpangan masyarakat Arab yang terjadi pada zaman
dahulu. Untuk mengantisipasi akan hal yang demikian perlu dijelaskan bahwa,
bila dilihat lembaran sejarah bahwa masyarakat Arab dahulu telah mencapai
kemajuan di bidang Politik dan ilmu Pengetahuan serta mereka mengetahui
tatanan Politik, sosial, dan nilai-nilai pemikiran seperti yang dicapai oleh
manusia pada zaman sekarang ini. Meskipun demikian, penyimpangan pada
sekarang ini jauh lebih buruk daripada penyimpangan masyarakat Arab yang
hidup dalam zaman sebelum abad ke-14 yang lalu. Dan boleh dikatakan bahwa
penyimpangan pada masa sekarang lebih buruk dalam catatan sejarah.

D. Penyimpangan yang sering terjadi di Masyarakat


1. Syirik dan Kemusyrikan

Yaitu mempersekutukan Allah dalam beribadah kepada-Nya. Ini adalah


penyimpangan yang paling fatal karena pelakunya berdosa besar yang tidak

6
akan diampuni Allah sampai dia bertobat dan memperbaiki diri dengan
Tauhid. Firman Allah (Q.S. An-Nisa :48).

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh
ia telah berbuat dosa yang besar”.

Syirik adalah lawan dari ketauhidan sehingga menjadi musuh agama yang
paling utama. Yang tergolong pada syirik ini banyak sekali, para ulama
membaginya atas dua syirik besar dan syirik kecil (tersembunyi) yaitu riya’
yaitu ketika seseorang beramal tetapi ingin dilihat dan dipuji orang lain. Di
antara syirik besar adalah persetujuan terhadap akidah sesat dari agama lain
seperti mengucapkan "selamat natal" kepada kaum Nasrani atau menggunakan
atribut keagamaan mereka. Para ulama sepakat mengharamkan ucapan dan
perilaku seperti itu. Biasanya di akhir Bulan desember kemusyrikan jenis ini
marak karena sebagian Kaum Muslimin yang tertipu orang-orang nasrani ikut-
ikutan merayakan natal atau tahun baru dengan berbagai alasan.

2. Kufur

Yaitu menolak ajaran Allah, Rasul, atau Islam secara keseluruhan atau pun
sebagiannya. Kufur paling rendah adalah mengingkari nikmat (pemberian)
Allah seperti seseorang mengatakan, "kesuksesan ini berkat kepandaianku".
Kufur yang paling sering terjadi adalah menolak ayat-ayat Alquran atau hadis
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang dirasa tidak cocok bagi
dirinya dan yang lebih parah adalah berani adalah memerangi ajaran Allah.

7
Artinya: “Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan
Allah menyesatkan amal-amal mereka.(8) Yang demikian itu adalah karena
Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur’an)
lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka (9).

3. Nifak atau Munafik

Yaitu orang-orang yang mengaku beriman dengan lidahnya tetapi hatinya


masih ingkar terhadap ajaran Allah, Rasul dan Islam. Kemunafikan bersarang
di hati orang-orang yang bekerja sama dengan orang-orang kafir atau ikut
membela kekafiran mereka baik secara sembunyi-sembunyi atau pun terang-
terangan. Kaum munafikin seperti duri dalam daging terhadap umat Islam
karena meski mengaku muslim mereka selalu merusak barisan Kaum
Muslimin dalam perjuangan penegakan agama. Sesuai Firman Allah SWT.
(Q.S Muhammad: 67- 68).

Artinya: “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan


sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan
melarang berbuat yang ma´ruf dan mereka menggenggamkan tangannya.
Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.(67).
Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-
orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah
neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab
yang kekal(68).

8
4. Fasik

Yaitu sifat seseorang yang mengetahui kebenaran tetapi menolaknya atau


mengerti kewajiban tetapi tidak melaksanakannya meskipun hatinya menerima

kebenaran atau pun kewajiban tersebut. Kaum fasikin ini tidak


mengaplikasikan Islam dalam hidupnya sehingga hatinya menjadi keras seperti
digambarkan Allah.

Artinya: “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah,
lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah
orang-orang yang fasik”.

E. Faktor-Faktor Penyimpangan Akidah Islam

Menurut Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI), KH. Athian Ali
mengatakan, seorang yang tidak memiliki akidah secara benar sangat rawan
termakan oleh berbagai macam keraguan dan keracunan pemikiran. Menurutnya,
bila sudah putus asa, manusia yang lemah Akidahnya mudah memutuskan untuk
mengakhiri hidupnya ataupun keluar dari ajaran Islam. Ada beberapa Faktor yang
menyebabkan terjadi penyimpangan Akidah Islam yaitu : kurangnya ilmu tentang
mengkaji ilmu agama Islam, ta’ashub atau fanatik terhadap nenek moyang dan
tetap mempertahankannya meskipun hal tersebut termasuk kebatilan, taklid atau
mengikuti tanpa landasan dalil (aliran sesat), berlebihan dalam menghormati para
wali dan orang-orang saleh. Sasaran tersebut menjadi perusak generasi umat
Islam.

Faktor lainnya yaitu fanatisme buta terhadap ada istiadat nenek moyang dan
berpegang teguh terhadap tradisi kolot mereka, meskipun jelas terlihat bahwa
tradisi dan budaya tersebut bertentangan dengan Al-qur’an dan Sunnah, tetapi
mereka lebih bangga mengikuti hidayah Allah yang datang kepadanya. Lalu,

9
mereka berlebih-lebihan dalam bersikap terhadap wali dan orang shalih diantara
mereka. Terdorong oleh keinginan untuk memuliakan orang-orang shalih dan
para wali sebagaimana umat Islam jatuh dalam sikap berlebih-lebihan dan keluar
dari batas yang diperintahkan oleh syari’at. Dan mereka lalai dalam menafsirkan
ayat-ayat Allah, baik bersifat kauni dan Al-Qur’ani.

Semua penyimpangan tidak percaya kepada Allah secara besar. Itu merupakan
ciri pokok yang ada pada setiap penyimpangan. Bahkan sesungguhnya di situlah
munculnya penyimpangan yang kemudian berkembang menjadi berbagai macam
penyelewengan lainnya dibidang pemikiran dan perilaku. Akidah atau
kepercayaan yang sebenarnya bagi manusia dalam hidupnya di alam wujud ini
dan mengarahkan langkah yang akan ditetapkan sesuai dengan waktu dan tempat.
Akidah sedemikian itu yang dapat menolong manusia ke arah yang benar dan
menggariskan jalan yang lurus baginya. Dengan itu manusia akan terjamin
kelurusan perilaku dan pikirannya.

Apabila Akidah telah sesat, maka jiwa manusia tersebut akan merasa terguncang
hidupnya, diumpamakan seperti jarum kompas yang menjadi guncangan bila arah
yang telah ditetapkan terhalang oleh sesuatu. Dengan demikian, akan rusaklah
hakekat kemanusiaan manusia dan akan goncanglah semua langkahnya. Perasaan
dan tindakannya, pikiran dan perilakunya, pendirian dan sikap hidupnya, semua
tidak merupakan kesatuan sebagaimana mestinya. Dua hal yang dinikmati oleh
manusia yang memiliki Akidah yang sehat dan jalan hidup yang benar.

F. Upaya MUI Terhadap Penyimpangan Akidah Islam

Ada 10 kriteria Penyimpangan Akidah Islam menurut MUI yaitu:

1. Mengingkari salah satu rukun Iman yang Enam


2. Meyakini dan atau mengikuti Akidah yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an
dan sunah.
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al-Qur’an
4. Mengingkari otentitas dan atau kebenaran isi Al-Qur’an
5. Melakukan penafsiran Al-Qur’an yang tidak berdasarkan kaidah-

10
kaidah tafsir
6. Mengingkari kedudukan Hadis nabi sebagai ajaran Islam
7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul
8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan Rasul terakhir
9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang
telah ditetapkan oleh Syari’ah seperti haji tidak ke Baitullah, salat wajib
tidak 5 waktu.
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil Syar’i seperti mengkafirkan
muslim hanya karena bukan kelompoknya.

Upaya yang telah dilakukan MUI terhadap penyimpangan akidah tersebut adalah
dengan melakukan dakwah dan taushiyah kepada kelompok dan aliran yang
diketahui telah menyimpang, bahkan memanggil pihak yang terkait untuk
dilakukan tabayun terhadap ajaran yang mereka kembangkan dan melakukan
bimbingan, bahkan pihak MUI sendiri meminta agar diikutsertakan dalam
kegiatan penyimpangan yang terjadi agar dapat langsung memantau dan
mengawalnya.

Prinsipnya MUI mengedepankan prinsip taushiyah bil haq supaya saudara-


saudara kita kembali kepada jalan yang benar. Program yang dilakukan MUI
terhadap penyimpangan akidah Islam ini adalah dengan memanggil yang
bersangkutan individu yang mewakili kelompok aliran yang telah menyimpang
untuk diberikan nasehat kepada kebenaran dan sebagainya.

Selain itu upaya lainnya yang dapat dilakukan dalam meminimalisir terjadinya
penyimpangan akidah Islam dengan salah satunya yaitu : sering ikut bermajelis
ilmu, kumpul dengan orang-orang shaleh dan banyak belajar agar menambah
wawasan pengetahuan tentang Akidah Islam Sehingga dapat menghindari diri
sendiri, keluarga dan orang-orang yang ada disekitar terhindar dari Penyimpangan

Akidah Islam itu sendiri.

11
G. Cara Mempertahankan Akidah Di Era Globalisasai

Kembali kepada Allah yang mana di mulai dari diri sendiri, maksudnya kita harus
berusaha menjadikan diri agar dekat dengan Allah dengan mengerjakan apa yang
di perintahkan Allah dan menjauhkan apa yang dilarang oleh Allah, memberikan
jam pelajaran dan mengevaluasi pelajaran akidah, membersihkan kitab-kitab yang
merujuk akidah yang salah serta menolak akidah yang jahat. Selanjutnya,
tersebarnya nilai-nilai budaya yang melanggar nilai-nilai kesopanan dan budaya
bangsa melalui media massa seperti tayangan-tayangan film yang mengandung
unsur pornografi yang disiarkan televisi asing yang dapat ditangkap melalui
antena parabola atau situs-situs pornografi di internet.

Dalam hal ini, agama memiliki peran penting dalam memfilter dampak negatif
yang ditimbulkan dari era globalisasi dewasa ini. Pemahaman yang utuh akan
agama tidak hanya sebatas rutinitas ritual semata melainkan tertanam dalam di
hati (akidah) dan dilaksanakan melalui perilaku sehari-hari (akhlak). Dengan kata
lain, diperlukan pemahaman dan pengamalan agama yang tepat sekaligus
pengamalan secara utuh dan konsisten. Permasalahan yang timbul ialah
bagaimana cara memantapkan pemahaman keagamaan yang terefleksi dalam
perilaku sehari-hari? Tiada lain ialah melalui pendidikan. Pendidikan di sini yang
dimaksud bukan hanya di lembaga pendidikan formal saja, melainkan bisa juga
pendidikan dalam keluarga dan masyarakat. Selain itu, yang lebih penting ialah
kehadiran pendidikan pesantren yang secara khusus mempelajari ilmu-ilmu
agama. Menghadapi arus globalisasi dengan segala dampak negatifnya, sebaiknya

para orang tua menyadari bahwa tidak cukup hanya dibekali pengetahuan umum
saja, melainkan juga pengetahuan agama. Oleh karena itu, selain sekolah umum
sebaiknya dibarengi dengan sekolah yang berbasis keagaman seperti pesantren.

H. Pentingnya Akidah Di Era Globalisasi

Pembahasan akidah merupakan pembahasan yang paling penting dibandingkan


dengan berbagai perkara lainnya. Hal ini disebabkan akidah merupakan asas,
kaidah berfikir, tolak ukur suatu perbuatan, dan standar (acuan) bagi seorang

12
muslim serta masyarakatnya memecahkan berbagai persoalan (problematika)
yang terjadi dalam kehidupannya di dunia.

Dengan demikian, akidah menjadi landasan bangunan peradaban manusia, tempat


keluarnya berbagai aturan dan peraturan kehidupan, norma, dan tata nilai
masyarakat. Akidah pula yang menentukan cara dan arah pandang, cita-cita, dan
tujuan yang dianut oleh para pemeluknya.

Berkaitan dengan hal tersebut, dari hidup Rasulullah SAW. fakta menunjukkan
bahwa Rasulullah SAW bukan hanya membina para sahabatnya dengan akidah
yang kuat, namun juga membangun masyarakat Islam di Madinah untuk selalu
bersandar pada akidah Islam walaupun ayat-ayat tasyri’ (hukum) belum
seluruhnya diturunkan. Rasulullah menjadikan syahadat Laa Ilaaha Illallah
sebagai asas bagi segalanya, asas kehidupan muslim, asas yang menghubungkan
interaksi sesama muslim, asas untuk menyelesaikan berbagai perkara kezaliman,
menyelesaikan perselisihan, asas bagi kekuasaan dan mengatur pemerintahan.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akidah di saat sekarang ini merupakan aspek yang sangat penting dalam
menjalani kehidupan di era globalisasi, dengan akidah kita dapat menolak
pengaruh-pengaruh negatif akan globalisasi yang terjadi, dengan memperkuat
iman dan taqwa kita sebagai umat muslim, itu dapat memperkuat juga akhlak kita
dalam mengahadapi era globalisasi.

B. Saran

Setelah mengkaji penyimpangan akidah di era globalisasi di atas, maka saran


dari penulis khususnya bagi penulis sendiri serta para pembaca, bahwa
memegang teguh akidah merupakan modal utama yang harus kita tingkatkan
dalam era globalisasi saat ini. Oleh karena itu, mempelajari dan meningkatkan
akidah akhlak merupakan keharusan bagi seorang muslim.

14
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahan , 1974, Jakarta.

http:// masjidrayaalfalah.or.id// diupload pada 2 april 2020 pukul 15:29 wib.

http:// www.an-najah .net/sebab-sebab penyimpangan-aqidah/amp/ diupload 02

april 2020 pukul 15: 54 wib

https://muimedan.or.id/2019/09/08/mui-medan-pendidikan-aqidah-wajibditegakkan-

untuk-menangkal-aliran-sesat/

Muhammad Bin Shalih At-Utsmainin, Syarah Aqidah Wasithiyah, , Darul Haq.

Muhammad Quthb, 1997, Koreksi atas pemahaman ibadah, Jakarta, Al-kautsarm

Muhammad Quthb, 1982, Salah Paham Terhadap Islam, Bandung, pustaka.

Osman Bakar, 1994, Tauhid dan Sains, Bandung, Pustaka Hidayah.

Sayyid Qutub, 1987, Islam dan perdamaian Dunia, Jakarta, pustaka Firdaus.

Sayyid Sabiq, 1992 , Aqaidul Islamiyah, Jakarta, pustaka Firdaus.

iii

Anda mungkin juga menyukai