Disusun Oleh:
Kelompok 3
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Penyimpangan terhadap Akidah Islam di
Era Globalisasi" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Akidah Akhlak. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Aisyah selaku guru Mata Pelajaran
Sejarah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik,namun kami
pun menyadari bahwa kami memiliki adanya keterbatasan sebagai manusia biasa. Oleh
karena itu, jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan maupun
dari isi, maka kami memohon maaf.
Kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh
kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita
bersama.
Pemakalah Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran ...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAK.........................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akidah ibarat pondasi dalam sebuah bangunan. Bangunan agar kuat
pondasinya harus diperkuat dengan semen dan pasir, begitu juga dengan Iman harus
diperkuat dengan Aqidah sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Jika tidak kuat, maka
bangunan yang didirikan di atasnya mudah roboh. Inilah mengapa harus memperkuat
Aqidah Islam. Tetapi pada sekarang ini, Penyimpangan terhadap Aqidah semakin
jelas terjadi. Penyimpangan sudah terjadi sejak dahulu, di mana kerusakan manusia
dari dampak penyimpangan telah terlihat. Jelas telah dipahami bahwa penyimpangan
itu lain dari penolakan hidayah dari sang Ilahi dan menampik hukum-hukum yang
telah diturunkan oleh Allah SWT.
Dalam hal ini salah satu hal yang perlu dipertimbangkan secara khusus karena
masalah ini berkaitan dengan Aqidah Islam. Oleh karena itu masalah yang akan
penulis bahas dalam penelitian ini adalah hal yang sangat relevan untuk sebagai bahan
kajian secara khusus. Karena menurut analisa penulis, bahwa penyimpangan yang
terjadi pada masa ini perlu diantisipasi agar permasalah dan tidak terlalu menyebar ke
dalam kalangan umat muslim. penyimpangan yang terjadi dilakukan manusia-
manusia itu sendiri seperti penyimpangan terhadap hukum dan Sunnatullah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan akidah dan globalisasi?
2. Apa saja pengaruh globalisasi terhadap akidah umat islam masa kini?
3. Apa yang di maksud dengan penyimpangan akidah islam?
4. Apa saja penyimpangan yang terjadi di masyarakat?
5. Apa saja faktor-faktor penyimpangan akidah islam?
6. Bagaimana upaya MUI terhadap penyimpangan akidah islam?
7. Bagaimana cara mempertahankan akidah di era globalisasi?
8. Mengapa akidah penting di era globalisasi?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akidah Akhlak
2. Untuk mengetahui definisi akidah dan globalisasi
3. Untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap akidah islam masa kini
4. Untuk mengetahui definisi penyimpangan akidah islam
5. Untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi di masyarakat
6. Untuk mengetahui faktor-faktor penyimpangan akidah islam
7. Untuk mengetahui upaya MUI terhadap penyimpangan akidah islam
8. Untuk mengetahui cara mempertahankan akidah di era globalisasi
9. Untuk mengetahui pentingnya akidah di era globalisasi bagi umat islam
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Pengaruh Globalisasi Terhadap Akidah Umat Islam Masa Kini
Dari keadaan diatas, maka globalisasi telah memengaruhi beberapa keadaan umat
Islam sekarang ini, seperti berikut:
Dewasa ini muncul pula gerakan radikal Islam yang bernama Islamic State of
Iraq and Syiria (ISIS) yang bertentangan dengan ajaran Islam, semua elemen
umat Islam di Indonesia, baik dari kalangan pemerintah, MUI dan organisasi
masyarakat Islam melarang keberadaan gerakan ini dapat merusak sendi-sendi
kehidupan umat beragama serta merong-rong bangsa Indonesia yaitu pancasila,
UUD1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Meskipun gerakan tersebut ada di
Timur Tengah tetapi, gerakan ini dapat memicu radikalisme di Indonesia kerea
terdapat puluhan dunia luar yang ditiru dan disikapi oleh sebahagian kecil
3
bangsa Indonesia masa kini.Selain itu muncul juga secara internal aliranaliran
Islam yang sempalan yang pada awal awala Islam bersumber dari pemahaman
teologi yang berbeda sudut pandang sehingga sesama umat Islam saling kafir
mengkafirkan. Akibat itu ditambah pula dengan suasana agama serta persoalan
hidup yang sangat kompleks yang tidak dapat diatasi oleh ajaran agama, lalu
kemudian sedikit demisedikit membentuk aliran baru berupa aliran kepercayaan
yang pada mulanya menyerempet kepada ajaran Islam. Munculnya berbagai
aliran sampalan ini juga diakibatkan oleh lemehnya pengetahuan dasar Ilmu
Keislaman (ushuluddin), dimana mereka yang membuat aliran ini biasanya
menggunakan pendekatan rasio, dan kepentingan sesaat dari nilai agama yang
mereka gunakan. (Sukiman, 2017: 84).
Masa kini aktivitas internetan dan facebook telah merambah jauh kewilayah
pemikiran, nafsu dan hati manusia, lewat sarana ini mulai mengganggu
semangat kerja seseorang, menusuk jiwa anggota rumahtangga sehingga banyak
terjadi aktivitas cinta yang berujung kepada selingkuh, hubungan intim dan
dapat merusak rumah tangga orang lain. Bagi generasi muda Indonesia saat ini
kegiatan internetan dan facebook dimanfaatkan sebagai sumber pengetahuan da
rujukan ilmiah dalam studinya. Tetapi efek negatifnya sangat besar bagi kualitas
hidup para remaja.
4
Artinya :katakanlah : “apakah kamu yang lebih zalim dari pada orang yang
menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya ?”(Q.S. Al-Baqarah:
139)
Manusia pada zaman sekarang ini dalam melihat arti dari penyimpangan yang
terjadi saat ini beranggapan sama dengan penyimpangan yang pernah terjadi
pada masa pra- Islam sebelum datang-nya nabi Muhammad Saw, akan tetapi
tidak demikian halnya, oleh sebab itu arti penyimpangan pada masa sekarang ini
adalah penyimpangan dari hidayah Allah serta menuruti akan perintah
hawanafsunya sendiri yang tidak tahu apa akibatnya, karena tidak mempunyai
aturan yang jelas dan tidak mempunyai landasan yang bisa ia pertanggung
jawabkan di hadapan Allah Swt.
Ketika penyimpangan ini terjadi dalam kehidupan umat, maka bukan hal yang
aneh jika pemahamannya tentang peradaban menjadi rusak dan mengabaikan
pemakmuran bumi. Pemahaman generasi-generasi modern yang ada di sekitar
kelahiran Islam, mendahului dan bertemu dengannya, bertumpu pada makna
spiritual dari suatu peradaban, mengabaikan kehidupan akhirat dan
mengabaikan dari pemakmuran bumi secara material, karena dianggap sebagai
hal yang peling berpengaruh terhadap fisik, lebih dekat kepada kesenangan
fisik, padahal fisik dianggap hina dani kotor.
5
Kehancuran tradisi itulah yang akanmenimbulkan goncangan-goncangan yang
cukup gawat, dan bahkan seluruh aspek kehidupan bakal diwarnai oleh topeng-
topeng setan yang menyesatkan.
Akidah yang jelas serta berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist, tidak akan
mengalami keguncangan dan akan melahirkan sebuah nilai yang positif bila
Akidah yang dimiliki seseorang tersebut benar-benar pada poros yang benar
pula. Bila dikaitkan dengan peradaban memang harus ada filterisasi untuk
menerima peradaban yang bernilai negatif. Karena bukan semua peradaban
yang ada ini bernilai positif akan tetapi banyak juga peradaban yang bernilai
negatif yang akan dapat merugikan manusia itu sendiri dan akan
menempatkannya pada posisi yang tidak bernilai. Sedangkan dalam konsep
ajaran Islam, agar mendapatkan ganjaran yang layak yaitu surga.
6
akan diampuni Allah sampai dia bertobat dan memperbaiki diri dengan
Tauhid. Firman Allah (Q.S. An-Nisa :48).
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh
ia telah berbuat dosa yang besar”.
Syirik adalah lawan dari ketauhidan sehingga menjadi musuh agama yang
paling utama. Yang tergolong pada syirik ini banyak sekali, para ulama
membaginya atas dua syirik besar dan syirik kecil (tersembunyi) yaitu riya’
yaitu ketika seseorang beramal tetapi ingin dilihat dan dipuji orang lain. Di
antara syirik besar adalah persetujuan terhadap akidah sesat dari agama lain
seperti mengucapkan "selamat natal" kepada kaum Nasrani atau menggunakan
atribut keagamaan mereka. Para ulama sepakat mengharamkan ucapan dan
perilaku seperti itu. Biasanya di akhir Bulan desember kemusyrikan jenis ini
marak karena sebagian Kaum Muslimin yang tertipu orang-orang nasrani ikut-
ikutan merayakan natal atau tahun baru dengan berbagai alasan.
2. Kufur
Yaitu menolak ajaran Allah, Rasul, atau Islam secara keseluruhan atau pun
sebagiannya. Kufur paling rendah adalah mengingkari nikmat (pemberian)
Allah seperti seseorang mengatakan, "kesuksesan ini berkat kepandaianku".
Kufur yang paling sering terjadi adalah menolak ayat-ayat Alquran atau hadis
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang dirasa tidak cocok bagi
dirinya dan yang lebih parah adalah berani adalah memerangi ajaran Allah.
7
Artinya: “Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan
Allah menyesatkan amal-amal mereka.(8) Yang demikian itu adalah karena
Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur’an)
lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka (9).
8
4. Fasik
Artinya: “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah,
lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah
orang-orang yang fasik”.
Menurut Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI), KH. Athian Ali
mengatakan, seorang yang tidak memiliki akidah secara benar sangat rawan
termakan oleh berbagai macam keraguan dan keracunan pemikiran. Menurutnya,
bila sudah putus asa, manusia yang lemah Akidahnya mudah memutuskan untuk
mengakhiri hidupnya ataupun keluar dari ajaran Islam. Ada beberapa Faktor yang
menyebabkan terjadi penyimpangan Akidah Islam yaitu : kurangnya ilmu tentang
mengkaji ilmu agama Islam, ta’ashub atau fanatik terhadap nenek moyang dan
tetap mempertahankannya meskipun hal tersebut termasuk kebatilan, taklid atau
mengikuti tanpa landasan dalil (aliran sesat), berlebihan dalam menghormati para
wali dan orang-orang saleh. Sasaran tersebut menjadi perusak generasi umat
Islam.
Faktor lainnya yaitu fanatisme buta terhadap ada istiadat nenek moyang dan
berpegang teguh terhadap tradisi kolot mereka, meskipun jelas terlihat bahwa
tradisi dan budaya tersebut bertentangan dengan Al-qur’an dan Sunnah, tetapi
mereka lebih bangga mengikuti hidayah Allah yang datang kepadanya. Lalu,
9
mereka berlebih-lebihan dalam bersikap terhadap wali dan orang shalih diantara
mereka. Terdorong oleh keinginan untuk memuliakan orang-orang shalih dan
para wali sebagaimana umat Islam jatuh dalam sikap berlebih-lebihan dan keluar
dari batas yang diperintahkan oleh syari’at. Dan mereka lalai dalam menafsirkan
ayat-ayat Allah, baik bersifat kauni dan Al-Qur’ani.
Semua penyimpangan tidak percaya kepada Allah secara besar. Itu merupakan
ciri pokok yang ada pada setiap penyimpangan. Bahkan sesungguhnya di situlah
munculnya penyimpangan yang kemudian berkembang menjadi berbagai macam
penyelewengan lainnya dibidang pemikiran dan perilaku. Akidah atau
kepercayaan yang sebenarnya bagi manusia dalam hidupnya di alam wujud ini
dan mengarahkan langkah yang akan ditetapkan sesuai dengan waktu dan tempat.
Akidah sedemikian itu yang dapat menolong manusia ke arah yang benar dan
menggariskan jalan yang lurus baginya. Dengan itu manusia akan terjamin
kelurusan perilaku dan pikirannya.
Apabila Akidah telah sesat, maka jiwa manusia tersebut akan merasa terguncang
hidupnya, diumpamakan seperti jarum kompas yang menjadi guncangan bila arah
yang telah ditetapkan terhalang oleh sesuatu. Dengan demikian, akan rusaklah
hakekat kemanusiaan manusia dan akan goncanglah semua langkahnya. Perasaan
dan tindakannya, pikiran dan perilakunya, pendirian dan sikap hidupnya, semua
tidak merupakan kesatuan sebagaimana mestinya. Dua hal yang dinikmati oleh
manusia yang memiliki Akidah yang sehat dan jalan hidup yang benar.
10
kaidah tafsir
6. Mengingkari kedudukan Hadis nabi sebagai ajaran Islam
7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul
8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan Rasul terakhir
9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang
telah ditetapkan oleh Syari’ah seperti haji tidak ke Baitullah, salat wajib
tidak 5 waktu.
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil Syar’i seperti mengkafirkan
muslim hanya karena bukan kelompoknya.
Upaya yang telah dilakukan MUI terhadap penyimpangan akidah tersebut adalah
dengan melakukan dakwah dan taushiyah kepada kelompok dan aliran yang
diketahui telah menyimpang, bahkan memanggil pihak yang terkait untuk
dilakukan tabayun terhadap ajaran yang mereka kembangkan dan melakukan
bimbingan, bahkan pihak MUI sendiri meminta agar diikutsertakan dalam
kegiatan penyimpangan yang terjadi agar dapat langsung memantau dan
mengawalnya.
Selain itu upaya lainnya yang dapat dilakukan dalam meminimalisir terjadinya
penyimpangan akidah Islam dengan salah satunya yaitu : sering ikut bermajelis
ilmu, kumpul dengan orang-orang shaleh dan banyak belajar agar menambah
wawasan pengetahuan tentang Akidah Islam Sehingga dapat menghindari diri
sendiri, keluarga dan orang-orang yang ada disekitar terhindar dari Penyimpangan
11
G. Cara Mempertahankan Akidah Di Era Globalisasai
Kembali kepada Allah yang mana di mulai dari diri sendiri, maksudnya kita harus
berusaha menjadikan diri agar dekat dengan Allah dengan mengerjakan apa yang
di perintahkan Allah dan menjauhkan apa yang dilarang oleh Allah, memberikan
jam pelajaran dan mengevaluasi pelajaran akidah, membersihkan kitab-kitab yang
merujuk akidah yang salah serta menolak akidah yang jahat. Selanjutnya,
tersebarnya nilai-nilai budaya yang melanggar nilai-nilai kesopanan dan budaya
bangsa melalui media massa seperti tayangan-tayangan film yang mengandung
unsur pornografi yang disiarkan televisi asing yang dapat ditangkap melalui
antena parabola atau situs-situs pornografi di internet.
Dalam hal ini, agama memiliki peran penting dalam memfilter dampak negatif
yang ditimbulkan dari era globalisasi dewasa ini. Pemahaman yang utuh akan
agama tidak hanya sebatas rutinitas ritual semata melainkan tertanam dalam di
hati (akidah) dan dilaksanakan melalui perilaku sehari-hari (akhlak). Dengan kata
lain, diperlukan pemahaman dan pengamalan agama yang tepat sekaligus
pengamalan secara utuh dan konsisten. Permasalahan yang timbul ialah
bagaimana cara memantapkan pemahaman keagamaan yang terefleksi dalam
perilaku sehari-hari? Tiada lain ialah melalui pendidikan. Pendidikan di sini yang
dimaksud bukan hanya di lembaga pendidikan formal saja, melainkan bisa juga
pendidikan dalam keluarga dan masyarakat. Selain itu, yang lebih penting ialah
kehadiran pendidikan pesantren yang secara khusus mempelajari ilmu-ilmu
agama. Menghadapi arus globalisasi dengan segala dampak negatifnya, sebaiknya
para orang tua menyadari bahwa tidak cukup hanya dibekali pengetahuan umum
saja, melainkan juga pengetahuan agama. Oleh karena itu, selain sekolah umum
sebaiknya dibarengi dengan sekolah yang berbasis keagaman seperti pesantren.
12
muslim serta masyarakatnya memecahkan berbagai persoalan (problematika)
yang terjadi dalam kehidupannya di dunia.
Berkaitan dengan hal tersebut, dari hidup Rasulullah SAW. fakta menunjukkan
bahwa Rasulullah SAW bukan hanya membina para sahabatnya dengan akidah
yang kuat, namun juga membangun masyarakat Islam di Madinah untuk selalu
bersandar pada akidah Islam walaupun ayat-ayat tasyri’ (hukum) belum
seluruhnya diturunkan. Rasulullah menjadikan syahadat Laa Ilaaha Illallah
sebagai asas bagi segalanya, asas kehidupan muslim, asas yang menghubungkan
interaksi sesama muslim, asas untuk menyelesaikan berbagai perkara kezaliman,
menyelesaikan perselisihan, asas bagi kekuasaan dan mengatur pemerintahan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akidah di saat sekarang ini merupakan aspek yang sangat penting dalam
menjalani kehidupan di era globalisasi, dengan akidah kita dapat menolak
pengaruh-pengaruh negatif akan globalisasi yang terjadi, dengan memperkuat
iman dan taqwa kita sebagai umat muslim, itu dapat memperkuat juga akhlak kita
dalam mengahadapi era globalisasi.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
https://muimedan.or.id/2019/09/08/mui-medan-pendidikan-aqidah-wajibditegakkan-
untuk-menangkal-aliran-sesat/
Sayyid Qutub, 1987, Islam dan perdamaian Dunia, Jakarta, pustaka Firdaus.
iii