“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Alamiah Dasar”
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
FAKULTAS USHULUDDIN
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “krisis
lingkungan dan solusinya dalam al-qur’an” dengan tepat waktu. Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Alamiah Dasar.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang pentingnya
menjaga lingkungan bagi masyarakat dan bagi pembaca juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak Fikri Maulana selaku dosen
pengampu mata pelajaran Ilmu Sosial dan Alamiah Dasar. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Masalah..........................................................................................2
BAB II...................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. Krisis Lingkungan Secara Umum..............................................................4
1. Pengertian Lingkungan Hidup........................................................4
2. Pandangan Islam Tentang Lingkungan..........................................6
3. Akar Krisis Lingkungan Hidup......................................................7
B. Krisis Lingkungan dan Solusinya dalam Al-Quran...................................8
1. Krisis Lingkungan Hidup didalam Al-Quran.................................8
2. Solusi Krisis Lingkungan dalam Al-Quran..................................11
BAB III................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
umat manusia termasuk didalamnya adalah cara mereka dalam mengelola ala
mini. Namun, kecanggihan teknologi tersebut, disamping membawa dampak yang
positif ternyata juga telah menyebabkan berbagai krisis, salah satunya adalah
masalah krisis lingkungan tersebut. Satu masalah baru yang perlu mendapatkan
perhatian dari seluruh umat manusiaberbagai belahan bumi, karena sekarang ini
krisis lingkungan tidak hanya terjadi permasalahan local, regional, maupun
nasional saja tetapi sudah menjadi permasalahan internasional (mendunia).
Manusia modern telah mengalami (atau malah menderita) ekses. Ekses
itu adalah akibat xari dominasi ilmu dan teknologi, yang menurut Ashadi Siregar,
sebagaimana dikutip oleh Nurcholis Madjid, hanya mampu menghasiljan
teknokrat-teknokrat tanpa perasaan3. Sebagaimana halnya dengan mesin yang
tanpa perasaan, manusia modern mengeksploitasi alam semaksimal mungkin
tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya itu. Mereka tetap mengikuti
keinginan-keinginan nafsunya, tanpa ada rambu-rambu lagi baginya, sehingga
terjadilah Krisis lingkungan. Manusia modern memperlakukan alam sama dengan
pelacur, menikmati dan mengeksploitasi kepuasan darinya tanpa rasa tanggung
jawab apapun. Alam dipandang tak lebih dari sekedar objek dan sumber daya
yang perlu dimanfaatkan dan dieksploitasi semaksimal mungkin4. Dalam upaya
mencapai kesejahteraannya, mereka mencoba untuk memenuhi setiap keinginan-
keinginannya,ia akan menciptakan apa saja yang dapat mebuat hidupnya semakin
mudah dan efektif. Teknologi-teknologi yang mereka kembangkan tidak lain
hanya untuk keperluan mereka sendiri. Terlepas dari pemikiran tentang dampak
yang akan ditimbulkan oleh perbuatannya itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu lingkungan?
2. Bagaimana pandangan islam tentang lingkungan?
3. Apa akar krisis lingkungan?
4. Bagaimana krisis lingkungan dalam Al-Qur’an?
3
Nurcholis Madjid, Islam, Kemoderenan, dan Keindonesiaan (Bandung: Mizan Pustaka,
2008),hlm. 115.
4
Ali Maksum, Tsawuf sebagai pembebasan manusia modern: Telah Signifikansi Konsep
Tradisionalisme Islam Sayyed Hossein Nasr (Surabaya: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 71.
2
5. Bagaiamana solusi krisis lingkungan dalam Al-Qur’an?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian lingkungan
2. Mengetahui pandangan islam tentang lingkungan
3. Mengetahui apa-apa saja krisis lingkungan
4. Mengetahui krisis lingkungan dalam Al-Qur’an
5. Mengetahui solusi dari krisis lingkungan dalam Al-Qur’an
3
BAB II
PEMBAHASAN
5
Agoes Soegianto. Ilmu lingkungan, Sarana Menuju Masyarakat Berkelanjutan. Surabaya:
Airlangga University Press, 2010, hlm.1
6
Ibid, hlm.39
4
Bernard memberikan pembagian lingkungan ke dalam 4 (empat)
bagian besar, yakni7:
a. Lingkungan fisik atau anorganik, yaitu lingkungan yang terdiri dari
gaya kosmik dan fisiogeografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya
tarik, ombak, dan sebagainya.
b. Lingkungan biologi atau organik, segala sesuau yang bersifat biotis
berupa mikroorganisme, parasit, hewan, tumbuhan, termasuk juga disini
lingkungan prenatal, dan proses-proses biologi seperti reproduksi,
pertumbuhan, dan sebagainya.
c. Lingkungan sosial, dibagi dalam tiga bagian, yaitu :
1) Lingkungan fisiososial yaitu meliputi kebudayaan materiil (alat),
seperti peralatan senjata, mesin, gedung, dan lain-lain,
2) Lingkungan biososial, yaitu manusia dan interaksinya terhadap
sesamanya dan tumbuhan beserta hewan domestic dan semua
bahan yang digunakan manusia yang berasal dari sumber organic
3) Lingkungan psikososial, yaitu yang berhubungan dengan tabiat
batin manusia seperti sikap, pandangan, keinginan, dan keyakinan.
Hal ini terlihat melalui kebiasaan, agama, ideologi, bahasa, dan
lain-lain.
5
bisa hidup dengan baik dan seimbang. Nilai-nilai yang ada antara lain
nilai, kesehatan, kebangsaan, spiritual, nilai penghargaan. Sedangkan al-
birru yang dapat diartikan lingkungan hidup diistilahkan kebajikan ekologi
dengan lingkungan hidup yang baik. Ekologi yang bagus mulai suhu 0
derajat sampai 40 derajat. Maka krisis global, banjir, kemarau dan
penebangan hutan yang tanpa batas menjadi perusak dari ekologi di bumi.
6
pernah digambarkan oleh para penyair sufi, seperti penyair Persia Sa„dî
dan penyair Turki Yûnus Emre.
7
bahkan mensakralkan kebudayaan Barat yang diyakini tanpa cacat, seperti
yang terjadi di Turki, Mesir, India, Iran (Persi), dan yang lain. Kedua
kelompok tersebut pada hakekatnya sama-sama tidak memiliki
pengetahuan dan penilaian yang kritis terhadap iptek Barat, sehingga
diterimanya mentah-mentah iptek tersebut sejak awal, seperti yang terjadi
di Turki maupun di Saudi Arabia dengan dalih mengejar ketinggalan
dalam segala bidang, khususnya politik, budaya, dan ekonomi.
Di sinilah saat yang tepat bagi dunia Islam untuk mengekspos dan
menghadirkan tradisi intelektual Islam yang kaya dengan metode
penanggulangan krisis lingkungan, agar Barat menyadari bahwa Islam
memiliki kearifan tersendiri terhadap alam yang sedang sekarat. Tradisi
kearifannya perlu diikutkan dalam teologi lingkungan yang disusun
bersama oleh Barat dan Timur.
8
Perang nuklir bukan satu-satunya bahaya pemusnahan umat manusia
dan alam, kata Soedjatmoko, namun masih ada unsur-unsur lain yang tidak
kalah pentingnya, seperti krisis lingkungan hidup akibat pencemaran
industri.8
Meski demikian, kenapa dunia modern yang sarat dengan ilmu dan
teknologi canggih malah menciptakan bencana bagi kelangsungan hidup
manusia dan lingkungannya sendiri? Masalahnya mungkin terletak pada
pijakan yang keliru karena membebas-lepaskan perkembangan ilmu dari nilai
agama, dan bahkan terutama mendasarkan pada konsep taskhîr atau dominion
of nature yang memberikan hak khusus kepada manusia untuk bertindak
seenaknya terhadap alam. Ini artinya, krisis lingkungan hidup pada dasarnya
bermula dari adanya krisis moral, karena mengabaikan tradisi Islam, terutama
petunjuk al-Qur‟an yang berkaitan dengan interaksi manusia dengan alam;
8
Soedjatmoko, Etika Pembebasan (Jakarta: LP3ES, 1988), hlm. 12
9
Asmaraman As, Pengantar Studi Tasawuf (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 4
9
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, sehingga Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”10.
10
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Darus Sunnah, 2002), hlm.409
10
Kami mengulang-ulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang
yang bersyukur11.
Energi minyak bumi atau energi yang tidak dapat diperbaharui adalah
bersifat terbatas, maka Ayat al-Hijr 19, 20 dan 21 adalah energi atau sumber
daya alam yang terbatas dari ciptaan Allah harus dimanfaatkan dan harus
cenderung dicari solusinya untuk mengandalkan selain bahan energi yang
berbasis ramah lingkungan. Karena keterbatasan energi ini adalah simbol
yang menyatakan ada sesuatu yang diciptakan Allah terbatas. Dalam Surah
an-Nahl: 5, Allah berfirman:
“Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada
bulu yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagian kamu makan.
Tidak hanya untuk keperluan makan binatang ternak itu disediakan Allah,
tetapi juga menjaga manusia dari hawa dingin. Betapa sangat majunya
teknologi tekstil, harga dan kualitas bahan wol masih tetap tinggi dan
merupakan kebanggan bagi si pemakai. Selanjutnya, betapa Allah telah
menciptakan ekosistem yang sempurna, ditunjukkan-Nya dalam Surat an-
Nahl ke 10 dan 11: Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk
11
Ibid, hlm. 159
11
kamu, sebagiannya menjadi minuman, dan sebagian laginya (menyuburkan)
tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu gembalakan
ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman;
zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya, pada
yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang
memikirkan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia sebagai khalifah Allah di bumi sebagai penjaga alam raya agar
tetap asri dan nyaman, karena bumi dengan segala ekosistemnya adalah untuk
digunakan manusia yang Allah menjadikan bumi sebagai tempat bagi umat
manusia. Bila kerusakankerusakan diperbuat manusia, maka sunnatullah akan
berperanan di situ dengan bentuk musibah seperti; banjir, angin topan, kekeringan
serta bencana angin topan sebagai bagian dari sebab-akibat dari dampak yang
diperbuat manusia itu sendiri.
13
DAFTAR PUSTAKA
Alwi shihab, 1999. Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka Dalam Beragama.
Jakarta: Mizan
Bambang Giatno, 2010. pengantar: dalam buku berjudul Kesehatan lingkungan
dan Perspektif Islam
Nurcholis Madjid, 2008. Islam, Kemoderenan, dan Keindonesiaan. Bandung:
Mizan Pustaka
Ali Maksum, Sayyed Hossein Nasr 2003. Tsawuf sebagai pembebasan manusia
modern: Telah Signifikansi Konsep Tradisionalisme Islam. Surabaya :Pustaka
Pelajar.
Agoes Soegianto, 2010. Ilmu lingkungan, Sarana Menuju Masyarakat
Berkelanjutan. Surabaya: Airlangga University Press
St. Munadjat Danusaputra, 1985. Hukum Lingkungan Buku 11. Bandung:
Nasional Binacit.
Soedjatmoko, 1988. Etika Pembebasan Jakarta: LP3ES
Asmaraman As, 1996. Pengantar Studi Tasawuf . Jakarta: Raja Grafindo Persada
Departemen Agama RI, 2002. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Darus
Sunnah.
14
15