Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP SKALA GLOBAL


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah islam dan lingkungn hidup

Desen pengampu:

Erik Rahman Gumiri M.H

Disusun Oleh:

Deliana Putri NPM:2221010019

Riska Nia Nurhayati NPM:2221010066

Kelas A
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini deangan baik. Sholawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada banginda agung Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’at-Nya di yaumul qiyamah.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP SKALA GLOBAL”

Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang identitas nasional, harapan kami informasi dan materi yang terdapat
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
ataupun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon
maaf. Kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat
karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Bandar Lampung, 2023

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................i

KATA PENGANTAR .......................................................................1

DAFTAR ISI ......................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...................................................................3

A. Latar Belakang..........................................................................3
B. Rumusan Masalah ....................................................................3
C. Tujuan Masalah ........................................................................3

BAB II PEMBAHASAN....................................................................4

A. Permasalahan Lingkungan Hidup Skala Global ......................4


B. Sebab Terjadinya Masalah Lingkungan Hidup........................5
C. Dampak Terjadinya Permasalahan Lingkungan Hidup............8
D. Cara Mencegah Permasalahn Lingkungan Hidup..................10

BAB III PENUTUP...........................................................................13

A. Kesimpulan.............................................................................13
B. Saran.......................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zaman modern adalah zaman global yang ditandai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ), khususnya dibidang biologi modern atau
bioteknolgi. Kemajuan IPTEK telah menghasilkan berbagai produk untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Namun hasil temuan tersebut diikuti dengan
munculnya masalah etika dibidang biologi dan rumpun keilmuannya, salah
satunya adalah problematika lingkungan hidup.
Pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup merupakan permasalahan yang
cukup serius. Maka dari itu perlu adanya upaya penegakan hukum yang memiliki
sebuah peran yang penting. Penegakan hukum dapat dijadikan sebagai aturan
untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup dengan berpedoman pada
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan
Lingkungan Hidup.
Dalam konteks inilah Islam sebagai agama yang memiliki ajaran spritul
diharapkan mampu untuk mengingatkan sekaligus mengatur tata hubungan antara
manusia dengan alam. Tulisan ini diharapkan dapat menjadi media transformasi
dalam merespon aktivitas kerusakan lingkungan melalui aktulisasi pendidikan
islam berbasis pelesatarian lingkungan melalui pesanpesan ajaran agama Islam
yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadis nabi Muhammad SAW yang
diharapkan dapat memberi pengaruh jangka panjang kepada manusia sehingga
dapat menyadarkan manusia akan pentingnya alam semesta dan menghasilkan
kesalehan ekologis dalam berinteraksi dengan alam dan lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan permasalahan lingkungan hidup skala global?
2) Apa sebab terjadinya permasalahan lingkungan hidup?
3) Apa dampak yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan hidup?
4) Bagaimana cara mencegah permasalahan lingkungan hidup?

C. Tujuan Masalah
1) Untuk mengetahui permasalahan lingkungan hidup skala global
2) Untuk mengetahui sebab terjadinya permasalahan lingkungan hidup
3) Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari permaslahan lingkungan
hidup
4) Untuk mengetahui cara mencegah permasalahan lingkungan hidup

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Permasalahan Lingkungan Hidup Skala Global


Masalah kerusakan lingkungan hidup menjadi salah satu isu yang sering
dibahas baik oleh pemerintah, peneliti, dan badan organisasi lokal maupun
internasional. Dalam literatur masalah-masalah lingkungan dapat dikelompokkan
kedalam 3 bentuk, yaitu pencemaran lingkungan (pollution), pemanfaatan lahan
secara salah (land misuse), dan pengurasan atau penghabisan sumber daya alam
(natural resource depletion).1 Hal tersebut telah menarik perhatian serius secara
global oleh beberapa negara sejak mulai 1970-an, tepatnya setelah
diselenggarakan konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm yang
berlangsung selama 5-11 Juni 1972. Untuk memperingati sejarah tersebut, tanggal
5 Juni dijadikan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (The Environment
Day) dan berdirinya badan PBB yang mengurus masalah lingkungan yaitu United
Nation Environmental Programme (UNEP).

Akan tetapi, jika dilihat dari perspektif hukum yang berlaku di Indonesia,
masalah-masalah lingkungan yang hanya dikelompokkan kedalam dua bentuk,
yakni pencemaran lingkungan (enviromental polution) dan kerusakan lingkungan
hidup. Perbedaan masalah lingkungan kedalam dua bentuk dapat dilihat dalam
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pengolahan Lingkungan Hidup yang kemudian dicabut oleh Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolahan Lingkungan Hidup (UUPLH).

Di dalam agama Islam dijelaskan bahwa manusia hidup tidak lepas dari
lingkungan dimana mereka berada. Lingkungan harus mendukung kehidupan
mereka agar hidup nyaman, aman, dan tentram. Lingkungan yang rusak membuat
manusia tidak nyaman hidup. Agama Islam telah melarang segala bentuk
perusakan alam sekitar, baik langsung maupun tidak langsung. Manusia harus jadi
yang terdepan dalam menjaga dan melestarikan alam sekitar. Karena itu,
seharusnya setiap manusia harus memahami regulasi pelestarian lingkungan hidup
karena merupakan tanggung jawab semua manusia sebagai pemikul amanah untuk
menghuni bumi Allah ini. Allah SWT melarang perbuatan merusak lingkungan
hidup karena dapat membahayakan kehidupan manusia itu sendiri. Allah SWT
berfirman dalam Q.S. Al- A’raf [7] : 56
َ‫ض بَ ْع َد اِصْ اَل ِحهَا َوا ْد ُعوْ هُ خَ وْ فًا َّوطَ َمع ًۗا اِ َّن َرحْ َمتَ هّٰللا ِ قَ ِريْبٌ ِّمنَ ْال ُمحْ ِسنِ ْين‬
ِ ْ‫َواَل تُ ْف ِس ُدوْ ا فِى ااْل َر‬
Artinya: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak
akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
1
Richard Stewart and James E. Krier, Environmental Law and policy, (New York: The Bobbs Merril
Co.Inc.,Indianapolis,1978), hlm.3-5.

4
B. Sebab-sebab Terjadinya Permasalahan Lingkungan Hidup
Berdasarkan sudut pandang para peneliti ada beberapa faktor yang
melatarbelakangi timbulnya masalah-masalah lingkunganb hidup, yakni teknologi,
penduduk, ekonomi, politik, dan tata nilai yang berlaku.

1. Teknologi
Barry Commoner (1973) dalam bukunya “The Closing Circle” melihat bahwa
teknologi merupakan sumber terjadinya masalah-masalah lingkungan. Terjadinya
revolusi dibidang Ilmu Pengetahuan Alam misalnya fisika dan kimia, yang terjadi
selama lima puluh terakhir ini,telah mendorong perubahan-perubahan besar di
bidang teknologi. Setelah itu hasil-hasil teknologi itu diterapkan dalam sektor
industri, pertanian, transportasi dan komunikasi. Berdasarkan pengamatan di
Amerika Serikat, Commoner menunjukan terjadinya masalah lingkungan,
terutama pencemaran lingkungan meningkat setelah perang dunia ke II.
Contohnya pospat antara 1940-170 naik tujuh kali lipat atau sekitar 300 pound
per tahun, nitrogen oksida yang berasal dari kendaraan bermotor mencapai 650
persen, merkuri yang berasal dari industri mencapai 2.100 persen, pestisida
sintetis mencapai 270 persen, pupuk nitrogen unorganik 789 persen. Menurut
Commoner, sebelum perang dunia ke II, zat-zat pencemar tersebut sama sekali
tidak ada.2

2. Pertumbuhan Penduduk
Ehrlich dan Holdren3 menekankan, bahwa pertumbuhan penduduk dan
peningkatan kekayaan memberikan sumbangan besar terhadap penurunan kualitas
lingkungan hidup. Mereka menolak pendapat Commoner bahwa pengembangan
dan penerapan teknologi baru ke dalam berbagai sktor industri sebagai penyebab
terjadinya masalah-masalah lingkungan.
Mereka berpendapat bahwa jauh sebelum teknologi maju dikembangakan,
bumi telah mengalami bencana lingkungan. Contohnya gurun pasir di lembah
sungai Euphrate dan sungai Tigris, yang pada zaman sebelum masehi dikenal
sebagai kawasan subur. Terjadinya kerusakan pada kawasan yang semula subur
itu disebabkan oleh sistem irigasi yang gagal dan pembukaan lahan yang terus
menerus akibat pertumbuhan penduduk sehingga semakin luas lahan pertanian
berdasarkan sistem irigasi. Dikawasan-kawasan yang curah hujannya rendah,
kegagalan pengelolahan irigasi seringkali menimbulkan masalah-masalah
lingkungan hidup yang serius, yaitu terjadinya masalah salinisasi (peningkatan
kandungan garam ditanah). Kawasan-kawasan yang curah hujannya rendah
mengalami tingkat penguapan yang tinggi, sehingga telah menyebabkan
kekeringan irigasi. Kekeringan air irigasi sangat potensial menyebabkan terjadinya
gurun pasir. Terjadinya kegagalan irigasi tidak saja dihadapi oleh negara-negara

2
Stewart, dan Krier, Op. Cit.,hlm. 37-42
3
Ibid.,hlm.45-49

5
berkembang, melainkan juga negara-negara maju. Seperti lembah Imperial di
California, AS.
Ehrlich dan Holdren juga melihat bahwa usaha perternakan yang berlebihan
dan praktik usaha pertanian yang salah telah menyebabkan terjadinya malapetaka
lingkungan, yakni terjadinya gurun pasir. Terjadinya perluasan gurun pasir
dikarenakan usaha peternakan yang telah melampaui daya dukung lingkungan
(carrying capacity). Dibanyak tempat di benua Eropa, Asia, dan Afrika telah
terjadi penggundulan hutan (deforestration), pengembalanaan ternak besar-
besaran dan pertanian yang salah pada zaman pra indusrti yang telah
mengakibatkan terjadinya erosi tanah. Pada akhirnya, erosi tanah ini dapat
mengaibatkan terjadinya gurun pasir.

3. Motif Ekonomi
Hardin (1977)4 dalam karya tulisnya “The Tragedy of the Commons” melihat
bahwa alasan-alasan ekonomi yang seringkali menggerakan perilaku manusia atau
keputusan-keputusan yang diambil oleh manusia secara perorangan maupun dalam
kelompok, terutama dalam hubungannya dengan pemanfaatan common property.
Common property adalah sumber-sumber daya alam yang tidak dapat menjadi hak
perorangan, tetapi setiap orang dapat menggunkan atau memanfaatkannya untuk
kepentingan masing-masing. Common property meliputi sungai, padang rumput,
udara, laut, dan lain-lainnya. Sumber daya tersebut dapat dan bebas untuk
dimanfaatkan oleh setiap orang untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing,
maka setiap orang berusaha dan berlomba-lomba untuk memanfaatkan atau
mengeksploitasi sumber daya semaksimal mungkin guna perolehan keuntungan
pribadi yang sebesar-besarnya.
Setiap orang berfikir bahwa, kalaupun ia berusaha menggunakan sumber daya
secara bijaksana hal itu akan sia-sia saja karena orang lain tidak berfikir dan
berbuat demikian, sehingga orang yang pada mulanya memikirkan upaya
konvservasi atau perlindungan sumber daya alam akan mersa kehilangan motivasi
untuk melakukan upaya-upaya konservasi. Pada akhirnya tiap orang berfikir egois
dan berpacu untuk mengeksploitasi sumber daya alam yang mengakibatkan
penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya alam. Akihrnya semua orang atau
masyarakat secara keseluruhan yang akan merasakan menderita kerugian. Jadi
adanya kebebasan untuk mengeksploitasi sumber daya alam akan membawa
kehancuran bagi masyarakat. Keadaan inilah yang disebut oleh Hardin dengan
“tragedy of the commons”.

4. Tata Nilai
Sebagian pakar berpendapat bahwa timbulnya masalah-masalah lingkungan
hidup disebabkan oleh tata nilai yang berlaku menempatkan kepentingan manusia
4
Garret Hardin,1977, “The Tragedy Of the Commons” dalam Managing the Commons,1977,(ed)Garret
Hardindan John Baden, Library Of Congeress,hm.Commons, 1977, (ed) Garret Hasdin dan John Baden, Library
of Congress,hlm. 16

6
sebagai pusat dari segala-galanya dalam alam semesta. Nilai dari segala sesuatu
yang ada di alam semesta dilihat dari sudut pandang kepentingan manusia semata.
Tata nilai yang dimiliki ini dikenal dengan istilah anthropocentric atau
homocentric.5 Berdasarkan perspektif antroposentris, alam semseta atau
lingkungan hidup perlu dimanfaatkan dan dilindungi semata-mata untuk
kepentingan manusia. Sumber daya alam yang terdapat dalam alam semesta
dipandang sekedar sebagai objek untuk pemenuhan kebutuhan manusia yang tidak
terbatas.
Berdasarkan wawasan pandang antroposentris, manusia bukanlah bagian dari
alam. Selanjutnya, manusia diciptakan oleh Sang Pencipta untuk mengatur dan
menaklukkan alam. Kaidah-kaidah yang berlaku diantara masyarakat adalah
manusia tidak beralaku terhadap benda-benda alam atau makhluk alam lainnya,
seperti hewan dan pepohonan. Dengan demikian, wawasan pandang antroposentris
menimbulkan dualisme antara manusia di satu pihak dan alam semesta serta
makhluk lainnya di pihak lain. Oleh sebab itu, eksploitasi terhadap alam semesta,
menurut wawasan pandang antroposentris, harus sebagai perwujudan kehendak
Tuahan. Manusia pada dasarnya diciptakan oleh Tuhan untuk menguasi dan
menaklukan alam.
Wawasan pandang antroposentris itu telah mendapat tentangan dari kalangan
aktivis gerakan lingkungan (environmentalists) karena dua alasan. Pertama,
manusia adalah bagian dari alam. Manuisa hanyalah merupakan satu diantara
spesies organis yang hidup dalam suatu sistem yang saling tergantung. Oleh sebab
itu, perlu dipertahankan berlakunya wawasan pandang yang melihat semua unsur-
unsur dalam alam semesta sebagai suatu kesatuan. Kepedulian manusia tidak
hanya terbatas pada diri manusia saja, tetapi juga diperluas meliputi makhluk-
makhluk lain dalam alam semesta. Kedua, hewan-hewan sebagai makhluk alam
yang seperti manusia juga, mempunyai rasa sakit yang seharusnya diakui haknya
sebagai suatu kaidah moral manusia.
Salah satu diantara kaum moralis ekologis yang mengusulkan perlunya suatu
perubahan wawasan pandang antroposentris adalah Aldo Leopold. Leopold
mengusulkan perlunya pengembangan kaidah etik baruyang bersifat holistik.
Kaidah itu berlakubagi bagi suatu komunitas biotik yang meliputi semua makhluk
yang mempunyai rasa sakit dan nikmat. Kebutuhan dan kepentingan tiap-tiap
mmkhluk merupakan dasar penentuan dari baik atau tidaknya suatu tindakan.6

C. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Permasalahan Lingkungan Hidup


Kebanyakan masalah lingkungan sekarang ini disebabkan oleh kegiatan sosial
ekonomi manusia dan memburuknya lingkungan akibat kegiatan itu berpengaruh
terhadap bumi secara keseluruhan baik pada masa sekarang maupun pada masa
5
Tribe,L.H.1978,”Was Not to Think About Plastic Tress:New Foundation for Enviromental Law” (1974),83 Yale
Law Journal,hlm.1315;Marry Anne Warren,1983,”The Rights of No-Human World” dalam Robert Elliot dan
Arran Gare (ed), Evironmental Philosopy, The Pennsylvania State University Press, 1983, hlm. 109.
6
Warren, Op.Cit.,hlm.10

7
yang akan datang. Peningkatan emisi CO2 yang menyertai konsumsi bahan bakar
fosil dan pemanasan global berakibat pada memburuknya kualitas air,
meningkatnya limbah akibat perubahan gaya hidup, dan lain-lain. Hal itu
merupakan contoh permasalahan lingkungan pada saat ini.
Masalah lingkungan dapat berakibat pada rusaknya lingkungan alam yang
berharga seperti hutan, sungai, pantai dan lain-lain, selain dapat merusak
keragaman hayati yang sangat penting untuk manusia. Didalam agama Islam juga
dijelaskan pada ayat Alquran Surat Al-Baqarah (2): 60 berikut ini juga
menekankan bahwa Allah memberikan rezeki kepada semua manusia dan
melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi ini:

ٍ ‫ت ِم ْنهُ ْاثنَتَا َع ْش َرةَ َع ْينًا ۖ قَ | ْد َعلِ َم ُك||لُّ ُأنَ||ا‬


‫س‬ ْ ‫ك ْال َح َج َر ۖ فَانفَ َج َر‬ َ ‫ِإ ِذ ا ْستَ ْسقَ ٰى ُمو َس ٰى لِقَوْ ِم ِه فَقُ ْلنَا اضْ ِرب بِّ َع‬
َ ‫صا‬
ِ ْ‫ق اللَّـ ِه َواَل تَ ْعثَوْ ا فِي اَأْلر‬
)٦٠( َ‫ض ُم ْف ِس ِدين‬ ِ ‫َّم ْش َربَهُ ْم ۖ ُكلُوا َوا ْش َربُوا ِمن رِّ ْز‬

“…dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami
berfirman: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu,” lalu memancarlah daripadanya
dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya
(masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan
janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan….” (QS.
Al Baqarah : 60).
Berikut di antaranya dampak yang di timbulkan dari permasalahan lingkungan
hidup skala global.

1. Masalah Lingkungan Air


Air memberikan berbagai manfaat kepada manusia baik untuk minum,
kehidupan sehari-hari, industri dan lain-lain. Dalam proses siklus alami air
menguap menjadi hujan lalu turun ke bumi, tersimpan di hutan, dalam tanah,
turun ke sungai dan terus mengalir ke laut, mengalami penguapan lalu menjadi
hujan lagi. Dalam proses tersebut materi polutan dibersihkan.
Selain itu, air di antara waktu dari udara ke sungai lalu ke laut berkali-kali
dimanfaatkan dalam berbagai bentuk sebagai sumberdaya air, setelah itu
dikembalikan lagi kepada siklus air. Proses ini memberikan pengaruh yang besar
kepada air, dan karenanya memberikan pengaruh kepada tanah
dan makhluk hidup.
Apabila siklus yang sempurna tidak bisa terjadi, maka akan muncul berbagai
kerusakan seperti ketidakstabilan debit air. Polusi air akan memberikan pengaruh
yang luas pada aliran sungai dan laut. Melalui lautan polusi bisa menyebar ke
seluruh dunia dan memiliki kemungkinan pengaruh kepada ekologi
khususnya binatang air.
sebagai contoh nyata di Jepang, di mana merkuri (air raksa-HG), suatu logam
berat, secara biologis berkumpul dalam tubuh tubuh organisme, tinggal menetap
untuk waktu yang lama dan berfungsi sebagai racun-racun kumulatif. Ikan-ikan
yang telah tercemar merkur itu dimakan setelah ditangkap di Teluk Minamata, di

8
mana dari seratus sebelas orang yang keracunan merkuri, empat puluh empat
orang berakibat kematian.7

2. Masalah Limbah
Aktivitas sosial ekonomi saat ini menjadi produksi skala besar, konsumsi skala
besar dan produksi limbah skala besar. Dalam hal limbah berbahaya, banyak
terlihat peningkatan kasus berupa berpindahnya lokasi pengolahan limbah. Karena
beragamnya kualitas limbah dan meningkatnya volume limbah, tempat
pengolahan limbah berpindah dari negara dengan biaya pengolahan tinggi ke
negara dengan biaya pengolahan rendah, atau berpindah dari negara yang
memiliki peraturan pengolahan limbah yang ketat ke negara yang peraturannya
longgar. Ada kekhawatiran apabila negara penerima limbah tidak melakukan
pengolahan dengan baik, maka negara tersebut akan menerima pengaruh pada
lingkungan hidup atau ekologinya. Perpindahan limbah berbahaya ini menjadi
masalah juga.

3. Masalah Lingkungan Alam
Luas hutan di bumi adalah sekitar ¼ luas daratan bumi, pada tahun 1995
luasnya sekitar 3,454 milyar ha. Menurut laporan Organisasi Pangan dan
Pertanian (FAO), hutan di bumi khususnya hutan tropis, di seluruh dunia
berkurang sebesar 56,3 juta ha dari tahun 1990 hingga 1995. Rata-rata setiap
tahun sekitar 11,3 juta  ha hutan musnah.
Di antara negara berkembang, berkurangnya hutan tropis adalah yang paling
cepat. Untuk wilayah hutan non tropis di negara berkembang, dari tahun 1990
hingga 1995 rata-rata setiap tahun luas hutan berkurang 430 ribu ha, sedangkan
hutan tropis berkurang 12,59 juta ha. Penyebab berkurangnya hutan tropis di
negara berkembang adalah masalah sosial ekonomi seperti kemiskinan,
pertambahan penduduk, peraturan pertanahan, dan lain-lain.
Berkurangnya hutan akan mempercepat laju pemanasan global. Selain itu
disebutkan bahwa 50 – 80% dari makhluk hidup yang ada di bumi tinggal di hutan
tropis, hutan tropis juga memiliki peran penting dalam mempertahankan
keragaman hayati. Berkurangnya hutan tropis akan membuat punahnya binatang
dan tumbuhan, serta mengakibatkan berkurangnya tempat penyemaian bibit.

4. Masalah Keragaman Tanaman dan Satwa


Menurut UNEP diperkirakan ada 3 – 11,1 juta jenis tanaman di bumi termasuk
jenis yang belum dikenal. Saat ini yang sudah dikonfirmasi ada sekitar 1,75 juta
jenis. Keragaman jenis seperti ini beserta keragaman pada level gen, keragaman
ekologi, semuanya disebut sebagai keragaman hayati. Tetapi keragaman hayati ini
musnah dengan cepat apabila kerusakan hutan terus berlanjut, diperkirakan sekitar
4 –8% jenis flora yang hidup di hutan tropis akan punah.
Saat ini laju musnahnya flora dan fauna sudah mulai melambat. Musnahnya
jenis flora itu bukan karena proses alam, tetapi terutama karena aktivitas sosial
7
M T. Zen,1982,Menuju Kelestarian Lingkungan Hidup, PT. Gramedia, Jakarta, hlm.194

9
ekonomi manusia. Untuk menjaga kelestarian tanaman dan satwa liar dibuatlah
suatu konvensi yaitu Convention on International Trade in Endangered Species of
Wild Fauna and Flora.

5. Pencemaran Udara
Pada keberadaannya, pencemaran udara dapat diterjemahkan sebagai suatu
bentuk penyimpangan dari kondisi normal dengan bertambahnya kadar atau
konsentrasi unsur tertentu atau masuknya unsur atau ikatan kimia lain yang
merubah kualitas udara sehingga merugikan lingkungan hidup.
Bumi yang kini semakin panas akibat pelbagai industri, pembakaran batu-
bara, perombakan/penggundulan hutan yang tidak terkendali (deforestation),
penggunaan aerosol berlebihan, dan akibat-akibat dari sumber pencemar lainnya,
dapat merusak ozon yang justru melindungi kehidupan makhluk dan tata
lingkungan di permukaan bumi, bahkan lubang pada ozon merupakan ancaman
serius bagi umat manusia dan seluruh bumi ini, serta panas yang semakin
memuncak akan mengakibatkan permukaan laut naik sampai sekitar tiga meter
(mencairnya gunung- gunung es di Kutub Utara) menjelang tahun 2100 nanti.8
Seperti sudah diungkapkan di atas, bahwa pemanasan atmosfer dapat
mengakibatkan es di Kutub Utara mencair, tetapi sesudah mencair hanya suatu
penurunan suhu atmosfer bumi yang tajam dapat mengembalikan es itu. Lapisan
ozon dalam stratosfer (+ 35 KM di atas permukaan laut) berfungsi melindungi
manusia dari radiasi ultra-violet yang bisa menyebabkan kanker kulit".9
Begitupun penyakit seperti katarak dan penyakit mata lainnya akan semakin
meluas, kulit pada tubuh manusia akan semakin tidak tahan terhadap radiasi ultra-
violet. Cuaca ataupun iklim akan menimbulkan elek-efek lainnya di permukaan
bumi, misalnya musim dingin mungkin akan semakin pendek, sedangkan musim
kering akan semakin ekstrem, bahkan efek-efek lainnya akan turut bergandengan
dengannya, misalnya curah hujan pada suatu tempat akan melebihi dari waktu
yang lalu-lalu dan pada tempat yang lain mungkin berkurang, selain akan
menimbulkan pergeseran waktu tanam akibat curah hujan itu yang terus berubah.

D. Cara Mencegah Permasalahan Lingkungan Hidup


Mengingat bahwa dampak permasalahan hidup dapat mengakibatkan
kerusakan bumi, kita sebagai makhluk hidup yang tinggal di bumi, harus
senantiasa, merawat, menjaga, serta memperbaiki kerusakan yang telah terjadi.
Hal ini telah terncantum di dalam firman Allah SWT yakni di dalam Al-Qur’an
Surah Ar Rum Ayat 41:
َ‫ْض الَّ ِذيْ َع ِملُوْ ا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجعُوْ ن‬ ْ َ‫ظَهَ َر ْالفَ َسا ُد فِى ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َسب‬
ِ َّ‫ت اَ ْي ِدى الن‬
َ ‫اس لِيُ ِذ ْيقَهُ ْم بَع‬

Artinya: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan


tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari

8
John Salindeho, 1989, Undang-undang Gangguan dan Masalah Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta, hlm.193.
9
Franz Magnis-Suseno, Op.Cit.,hlm.138-147.

10
(akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S.Ar-
Rum:41).

Untuk mengurangi Dampak Kerusakan Lingkungan harus dimulai sejak dini.


Penanaman sikap menjaga dan merawat lingkungan ditanamkan mulai dari anak-
anak sebagai generai bangsa.
Banyak Cara Mengatasi Dampak Kerusakan Lingkungan Hidup yang biasa
kita lakukan. Untuk menaggulangi tentunya berbeda dengan pencgahan. Karena
sudaha terjadi maka harus di tanggulangi.
Berikut ini beberapa cara yang bisa kita lakukan.

1. Menerapkan Prinsip 4R
Apa 4R itu? Reduce, Reuse, Recycle dan juga Replant. Prinsip ini
berguna untuk menaggulangi adanya bencana banjir yang sering terjadi.
Yang pertama yaitu Reduce yaitu mengurangi pemakian barang yang
tidak berguna. Reuse yaitu memakai ulang barang yang masih bisa digunakan.
Recycle yaitu mendaur ulang barang ataupun sampah untuk menjadi barang
yang berguna. Replant yaitu menimbun sampah organik untuk dijadikan
kompos.
Dengan menggunakan prinsip tersebut diharapkan sampah yang ada di
berbagai kota ataupun daerah dikurangi dengan kesadaran masing-masing
masyarakat.

2. Reboisasi
Hutan di berbagai negara menjadi paru-paru dunia. Jika ada hutan yang
dirusak maka beberapa negara lain juga akan mendapatan efek tersebut.
Tentunya yang akan menerima pertama akibatnya yaitu negara yang sudah
merusak lingkungannya sendiri.
Untuk itu jangan pernah merusak hutan yang ada. Jika kita ingin
menebang pohon, maka kita harus memiliki sikap tebang pilih dan menanam
benih untuk pohon yang baru.

3. Bioremidiasi
Limbah tidak hanya terjadi di industri saja, ada juga limbah rumah
tangga. Tapi, yang sering menyebabkan efek yang terasa adalah limbah
industri.
Untuk itu suatu industri haruslah mengetahui apa itu bioremidiasi.
Terutama untuk industri yang mengeluarkan banyak limbah berbahaya berupa
zat-zat toksik. Dampaknya tidak hanya mencari lingukungan saja, tapi bisa
mengganggu kesehatan masyarakat di daerah sekitar.
Bioremidiasi ini yaitu pemanfaatan mikroba ataupun tanaman dari
kontaminasi. Jadi limbah yang akan dibuang harus di bersihkan dahulu
kontaminasinya. Jadi dengan adanya bioremidiasi ini limbah yang akan
dibuang tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.

11
4. Rehabilitasi Lahan
Adanya rehabilitasi ini juga menjadi salah satu upaya untuk
mengembalikan lahan secara ekologis.
Rehabilitasi ini juga menjadi upaya untuk mengembalikan lingkungan
fisik untuk bisa di fungsikan lagi.
Tanggung jawab yang membuat rehabilitasi ini adalah pengusaha yang
sudah melakukan penambangan di lahan tersebut. Jika hal ini tidak dilakukan,
maka tanah akan menjadi tandus dan mati.

5. Reklamasi Pantai
Reklamasi pantai merupakan kegiatan pemulihan pantai untuk
menyelamatkan lahan yang ktitis dan mati untuk menjadi lahan yang lebih
produktif.
Adanya lahan kritis dikarenakan ulah penambangan pasir yang
dilakukan oleh manusia. dengan reklamasi pantai dan penanaman tembakau
ini menjadi Cara Menanggulangi Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Ulah
Manusia.
Jika di perhitungkan antara penambangan pasir dan biaya yang
dibutuhkan untuk reklamasi pantai tidaklah seberapa. Justru lebih banyak
biaya yang digunakan untuk mereklamasi pantai.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

12
Jadi, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup merupakan permasalahan
yang cukup serius. Hal tersebut telah menarik perhatian serius secara global oleh
beberapa negara sejak mulai 1970-an, tepatnya setelah diselenggarakan konferensi
PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm yang berlangsung selama 5-11 Juni
1972. Untuk memperingati sejarah tersebut, tanggal 5 Juni dijadikan peringatan Hari
Lingkungan Hidup Sedunia (The Environment Day) dan berdirinya badan PBB yang
mengurus masalah lingkungan yaitu United Nation Environmental Programme
(UNEP).
Berdasarkan sudut pandang para peneliti ada beberapa faktor yang
melatarbelakangi timbulnya masalah-masalah lingkunganb hidup, yakni teknologi,
penduduk, ekonomi, politik, dan tata nilai yang berlaku.
Kebanyakan masalah lingkungan sekarang ini disebabkan oleh kegiatan sosial
ekonomi manusia dan memburuknya lingkungan akibat kegiatan itu berpengaruh
terhadap bumi secara keseluruhan baik pada masa sekarang maupun pada masa
yang akan datang. Masalah lingkungan dapat berakibat pada rusaknya lingkungan
alam yang berharga seperti hutan, sungai, pantai dan lain-lain, selain dapat merusak
keragaman hayati yang sangat penting untuk manusia.
Mengingat bahwa dampak permasalahan hidup dapat mengakibatkan
kerusakan bumi, kita sebagai makhluk hidup yang tinggal di bumi, harus senantiasa,
merawat, menjaga, serta memperbaiki kerusakan yang telah terjadi. Untuk
mengurangi Dampak Kerusakan Lingkungan harus dimulai sejak dini. Penanaman
sikap menjaga dan merawat lingkungan ditanamkan mulai dari anak-anak sebagai
generai bangsa.

B. Saran
Mengingat bahwa dampak permasalahan hidup dapat mengakibatkan
kerusakan bumi, kita sebagai makhluk hidup yang tinggal di bumi, harus senantiasa,
merawat, menjaga, serta memperbaiki kerusakan yang telah terjadi. Untuk
mengurangi Dampak Kerusakan Lingkungan harus dimulai sejak dini. Penanaman
sikap menjaga dan merawat lingkungan ditanamkan mulai dari anak-anak sebagai
generai bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Erwin, Muhammad. (2019). Hukum Lingkungan Sistem Kebijakansanaan Lingkungan Hidup


(Edisi Revisi). Bandung; PT Revika Aditama.

13
Rahmadi, Takdir. (2014). Hukum Lingkungan. Jakarta; PT RajaGrafindo Persada.

As-Sayyid Mahmud Syukri Al Alusi. (2004). Al-Quran dan Ilmu Astronomi (Cetakan
Pertama). Jakarta; PUSTAKA AZZAM ANGGOTA IKAPI DKI JAKARTA.

14

Anda mungkin juga menyukai