Anda di halaman 1dari 2

3.

Materi Da’wah (Maddah)

Dakwah merupakan tugas yang sangat mulia, karena diemban oleh para nabi dan
26
rasul. Karena itu, kemuliaan tugas dakwah ini harus ditopang oleh kepribadian yang
mulia dari para da’i an da’iyah, yaitu daya tarikmenyampaikan dakwah dan kemasan
materi dakwah yang baik. Dengan demikian perumusan atau kemasan materi dakwah
yang baik merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam dakwah itu sendiri,
apalagi dakwah menghendaki terjadinya perubahan sikap prilaku, dari yang tidak islami
kepada yang islami.27

Materi da’wah adalah pesan, isi, atau muatan yang disampaikan da’i kepada
mad’u Materi da’wah islam pada dasarnya adalah menyampaikan ajaran Islam yang
terkandung dalam al-Quran dan al-Hadits. Pada garis besarnya materi dakah dapat
dikelompokkan sebagai berikut:a) Masalah akidah,b) Masalah syari’ah,c) Masalah
ibadah, d) Masalah muamalah e) Masalah hukum publik, dan f) Masalah akhlak.

Ali Yafie menyebutkn lima pokok teori da’wah, 28 yaitu: a) Masalah kehidupan, b)
Masalah manusia, c) Masalah harta benda, d) Masalah ilmu pengetahuan,dan e) Masalah
akidah.

Ahmad yani 29 membatasi materi da’wah dengan enam pola pembahasanyang


senantiasa dipahami oleh para da’i dengan sebaik-baiknya agar pembahasan-pembahasan
penting dalam materi dakwah disebut dapat dikemas dengan sistematika yang baik.
Keenam pola tersebut adalah:

1) Problem Soving (Pemecahan Masalah)


Pola ini adalah upaya menganalisa persoalan yang dihadapi masyarakat dan
melalui da’wah dicobacarikan jalan keluar yang tepat, pola ini ibarat seorang dokter
mendiagnosa pasiennya sebelum memberikan obat yang tepat. Dalam pola ini sekurang-
kurangnya ada tiga muatan yang harus diperhatikan. Pertama, mengungkapkan fakta dan
data tentang “penyakit masyarakat” dan akibat negatif yang ditimbulkan. Kedua,
mengungkapkan penyebab-penyebab dari “penyakit masyarakat”, baik yang dianalisis
dari fakta dan data empiris maupun dari Nash al-Qur’an dan Hadits, serta pendapat para
ulama atau para pakar. Ketiga, mencarikan obat atau jalan keluar dari “penyakit
masyarakat” yang tepat dan sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
2) Pertanyaan dan Jawaban
Pola ini dimaksudkan untuk menjawab persoalan-persoalan penting yang
perlu diketahui oleh masyarakat dalam upaya membentukpemahaman yang utuh tentang
suatu masalah, sehingga membentuk sikap dan prilaku yang Islami.

___________________
26
Lihat surat al-Maidah: 54 dan 92, al-‘Araf: 62, an-Nahl:35, an-Nuur:54, al-Ankabut:18
27
Ahmad Yani, Bekal Menjadi Khatib dan Mubaligh, (Jakarta: Al-Qalam, 2005), hlm. 43
28
Ali Yafie, Dakwah Dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, (Jakarta: Makalah Seminar,
1992), hlm.10
29
Ahmad Yani, Bekal...., hlm. 44-48
3) Pendekatan Tematik dari Ayat dan Hadits
Pola ini dimaksudkan untuk mengkaji persoalan-persoalan agama atau
kemasyarakatan dari teks kandungan al-Qur’an dan Hadits, agar masyarakat dapat
membumikan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-harinya.
4) Mensistematiskan Ayat dan Hadits
Karena al-Qur’an dan hadis masih bersifat mujmal, kiranya banyak kalangan
masyarakat terutama masyarakat awam sulit memahami atau memaknai suatu keterangan
al-Qur’an dan hadis, untuk para da’i selayaknya menguraikan makna ayat dan hadits
tersebut dengan sistematis dengan bahasa yang mudah dimengerti.
5) Memilih Hadits yang bernomor
Banyak hadits dengan ungkapan sistematis melalui penyebutan angka yang
terkandung di dalamnya sehingga kita dapt membahasnya secara mudah. Banyak hal
menarik dalam hadits-hadits seperti itu, disamping itu sudah sistematis, pesan yang
dikandungnya juga banyak menyentuh persoalan keseharian.
6) Menanggapi Masalah Aktual dari Perspektif Islam
Islam adalah up to date berlaku pada setiap zaman, artinya Islam tidak pernah
ketinggalan zaman. Karena itu ateri dakwah seyogyanya senantiasa peka terhadap
masalah kekinian (aktual)yang berkembang ditengah-tengah masyarakat. Kemudian
mencoba mengkritisi dari perspektif Islam.
Sehingga tidak salah, dewasa ini materi da’wah yang disajikan cenderung
dikaitkan dengan kehidupan kemasyarakatan atau kejadian yang aktual, hal ini tercermin
dari beberapa hal diantaranya yaitu:
1. Bagaimana ide-ide agama dipaparkan sehingga dapat mengembangkan gairah
generasi muda untuk mengetahui hakikatnya melalui partisipasi positif
mereka.
2. Sehubungan dengan ditujukan kepada masyarakat luas yang sedang
membangun, khususnya di bidang sosial, ekonomi dan budaya.
3. Studi tentang dasar-dasar pokok berbagai agama yang menjadi sumber pokok
sebagai agama yang dapat menjadi landasan bersama demi mewujudkan
kerjasama antar pemeluk agama tanpa mengabaikan identitas masing-masing.
4. Mengkritisi isu-isu global seperti HAM, Demokrasi dan masalah Gender
5. Mengangkat persoalan kedudukan wanita dalam ranah publik atau
kepemimpinan.

Berdasarkan luasnya ajaran islam di atas, maka disinilah dibutuhkan keterampilan


dan kecerdasan seorang da’i untuk memilih dan menentukan materi da’wah yang sesuai
kondisi masyarakat yang dihadapinya. Apabila da’wah tidak sejalan dengan
perkembangan dan tingkat pengetahuan masyarakatnya maka biaanya da’wah tersebut
akan menuai kegagalan.

Anda mungkin juga menyukai