Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PROBLEMATIKA AKHLAK DALAM KEHIDUPAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak Semester 4


Dosen Pengampu : Ahmad Azhari Nasir, S.H.I, M.S.I

Disusun Oleh :
Ananda Putri Mutia (191250000291)
Ayu Safitri (191250000292)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ JEPARA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

DAFTAR ISI
2

Table of Contents
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
2.1 Pengertian Problematika Akhlak....................................................................4
2. 2 Penyebab Problematika Akhlaq dalam kehidupan khususnya pada
kalangan Remaja..................................................................................................5
2.3 Upaya Pemecahan Problematika Akhlak dalam Kehidupan dengan Akhlak
Islami....................................................................................................................9
2.4 Bimbingan dan Fungsi Agama Terhadap Pemecahan Problematika Remaja15
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
3.1 Simpulan..................................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
3

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu. Shalawat serta salam tidak lupa kami limpahkan kepada bagi alam Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak dengan
judul “ Problematika Akhlak Dalam Kehidupan“ . Makalah ini menjelaskan
tentang permasalahan akhlak dalam kehidupan salah satunya yaitu pada kalangan
akhlaq remaja.
Makalah ini disusun semaksimal mungkin dengan kemampuan kami. Namun kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini
mohon kritik,saran, sertapesan dari semua yang membaca makalahh ini, terutama Bapak
Dosen yang mengajar yang saya harapkan sebagai bahan koreksi saya.

Jepara, 12 April 2021

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
4

1.1 Latar Belakang Masalah


Peran akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting secara
individu maupun sebagai anggota masyarakat. Sesungguhnya kemuliaan akhlaq
merupakan salah satu dari sifat para Nabi, orang-orang shidiq dan kalangan salihin.
Untuk membina manusia agar menjadi hamba Allah S.W.T yang saleh dengan
seluruh aspek kehidupannya, perbuatan, pikiran dan perasaannya adalah tujuan
diutusnya Nabi Muhammad SAW.
Kita menyadari bahwa mewujudkan manusia berkualitas berakhlak tersebut
sangatlah sulit dalam arti memerlukan committed dan kerja sama berbagai pihak
yang terlibat dalam pendidikan seperti sekolah, para orang tua dan masyarakat.
Tanpa itu semua mewujudkan akhlak mulia hanyalah sebuah cita-cita.
Committed berbagai pihak tersebut sangat dibutuhkan terlebih lagi dalam
menghadapi era globalisasi yang menyediakan keterbukaan berbagai informasi
dan teknologi. Yang semua itu suka atau tidak suka mengandung konsekuensi
dampak positif maupun negatif. Namun jika ditinjau dari kenyataan yang ada,
globalisasi lebih banyak dampak negatifnya.
Tak hanya itu, globalisasi sering dicap sebagai salah satu penyebab
kemerosotan akhlak umat manusia. Sikap kejujuran, keadilan, kebenaran,
keberanian telah terkalahkan oleh banyaknya penyelewengan-penyelewengan
yang dilakukan. Banyak terjadi perkelahian, tawuran pelajar, adanya
k e n a k a l a n r e m a j a dan masih banyak perbuatan-perbuatan tidak terpuji
lainnya. Anak bangsa telah kehilangan pegangan dan keteladanan dalam meniru
perilaku yang etis. Mereka kehilangan model orang dewasa yang dapat digugu
dan ditiru. Khususnya dalam permasalahan anak remaja saat ini. Masalah remaja
memang bukan masalah yang ringan dan merupakan hal yang menarik
untuk diperbincangkan. Namun masa remaja ini sering menjadi masalah
yang sangat sulit diatasi oleh remaja itu sendiri. Oleh karena itu masalah
remaja kini merupakan salah satu masalah yang dipersoalkan pemerintah,
masyarakat bahkan oleh agama. Terutama oleh orang tua remaja itu
sendiri. Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak dan orang
dewasa. Pada masa transisi ini, para remaja berada pada masa indepedency
dan dependency sehingga jiwanya masih labil, sehingga pada masa ini
5

pula, remaja sering mengalami berbagai problema baik problema fisik,


psikis maupun sosial. Sebagaimana yang dikatakan oleh Dr. Zakiah
Daradjat: “masalah remaja adalah suatu masalah yang sebenarnya menarik
untuk dibicarakan lebih-lebih pada akhirakhir ini di mana telah timbul
akibat negatif yang sangat mencemaskan yang akan membawa kehancuran
bagi remaja itu sendiri dan masyarakat pada umumnya”. Menurut Robert
D. Wirt dan Feter F. Briggs dalam makalahnya The Maening of
Delinguency mengatakan: There is evidence that juvenile delingcuency is
increasing both rate of delinguency behaviour. Maksudnya pada saat ini
delinguensi remaja, tidak saja meningkat jenis jumlahnya, tetapi juga
meningkat jenis perbuatannya. Baik yang berupa sosial delinguencinya
maupun individual delinguency. Kenakalan yang dilakukan oleh remaja
tersebut adalah menjurus kearah perbuatan yang bersifat negatif dan
destruktif, bahkan juga bersifat keriminal. Sehingga membawa dampak
negatif yang sangat merugikan masyarakat, nusa dan bangsa. Islam sebagai
agama yang universal yang meliputi semua aspek kehidupan mempuanyai
system nilai yang mengatur baik dan buruk suatu perbuatan yang
dinamakan dengan akhlak Islami. Sebagai tolok ukur perbuatan baik dan
buruk mestilah merujuk kepada ketentuan Allah SWT.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah


makalah ini adalah:

1. Apa pengertian Problematika Akhlak?


2. Apa yang menjadi penyebab munculnya Problematika Akhlaq dalam
kehidupan khususnya pada kalangan remaja ?
3. Bagaimana upaya pemecahan problematika akhlaq dengan akhlak
islami ?
6

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Problematika Akhlak


2. Untuk mengetahui penyebab munculnya Problematika Akhlaq dalam
kehidupan terutama dalam hal kenakalan remaja
3. Mengetahui lebih jauh tentang upaya pemecahan problematika akhlaq
dalam kehidupan dengan akhlak Islami
7

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Problematika Akhlak


a. Pengertian Problematika
Istilah problema atau problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu
"problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang
menimbulkan permasalahan. Definisi problema atau problematika adalah
suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat
menyelesaikan atau dapat diperlukan atau dengan kata lain dapat mengurangi
kesenjangan itu.
b. Pengertian Akhlaq
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong
oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang
baik.
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa
Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Cara membedakan
akhlak, moral, dan etika, yaitu dalam etika, untuk menentukan nilai
perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolok ukur akal pikiran
atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila menggunakan tolok ukur
norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung dalam
masyarakat (adat istiadat), dan dalam akhlak menggunakan ukuran Al
Qur’an dan Al Hadis untuk menentukan baik-buruknya.
Jadi, problematika akhlaq adalah berbagai persoalan-persoalan yang
dihadapi oleh individu maupun masyarakat yang mana antara harapan dan
kenyataan tidak sesuai yang berkaitan dengan tingkah laku seseorang.
8

2. 2 Penyebab Problematika Akhlaq dalam kehidupan khususnya pada


kalangan Remaja
Pada akhir-akhir ini banyak sekali terjadi adanya penyimpangan akhlaq
terutama pada kalangan remaja. Hal yang sering terjadi adalah pada
permasalahan kenakalan remaja yang sudah sangat memprihatinkan semua
pihak. Model kenakalan remaja juga bervariatif, tergantung kondisi lingkungan
masing-masing mereka berada. Jika kenakalan pada masa dulu hanya pada
tingkat etika dan moral, maka saat ini sudah pada tingkat kriminal dan fisik.
Remaja sesungguhnya menjadi tumpuan dan harapan bangsa di masa
mendatang, akan tetapi justru banyak hari-hari remaja diisi dengan kegiatan
tidak berguna, baik bagi dirinya maupun orang lain.

Ada tiga macam prinsip yang paling mendasar dalam ajaran Islam, yang
mesti tertanam dalam setiap pribadi muslim terutama untuk generasi muda
bangsa adalah aqidah, syari’ah, dan ihsan. Mengenai aqidah, aqidah
mendorong manusia untuk selalu mengesakan Allah, beribadah, dan berbuat
baik. Mengenai syariah, syari’ah memberikan kepada kita tuntunan mengenai
cara-cara beridah dan bermuamalah. Dan kemudian ihsan memberikan
tuntunan mengenai cara-cara berbuat baik dan menghindari perbuatan buruk
terhadap Allah dan terhadap makhluk-Nya.

Persoalan akhlak harus menjadi sifat utama dalam setiap individu, untuk
mendorong segala macam perbuatannya. Dan akan terganggu peradaban
manusia oleh keburukan moral manusia, sehingga harapannya untuk
mencapai kebahagian dalam hidupnya tidak akan tercapai.

Dari persoalan yang terjadi mengenai keburukan moral atau akhlak dalam
kehidupan terutama pada kalangan remaja, penulis menyimpulkan ada tiga
hal yang melatar belakangi terjadinya keburukan akhlak, diantaranya;

َّ ‫الر ْفقَةُ ال‬ 


1. ُ‫سيِّئَة‬ ِّ (Pergaulan bebas yang buruk)
9

Salah seorang sahabat nabi yang bernama ‘Alqamah sangat berhati-hati


terhadap pergaulannya dengan mengatakan, temanmu yang akhlaknya
buruk jangan dijadikan sahabatmu, sahabat yang baik adalah dapat
menasehati bila engkau melakukan perbuatan buruk. Bahkan dikatakan
bahwa jika ada musuh yang bisa mendekatkanmu kepada Allah, maka hal
itu lebih baik dari pada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah.

Pergaulan yang buruk dengan teman sebaya, sangatlah berbahaya


terhadap perkembangan akhlaknya. Begitu pentingnya memilih teman
pergaulan, maka Rasulullah SAW, sering mengingatkan dengan
mengatakan :

‫اَ ْل َم ْر ُء َعلَى ِد ْي ِن َخلِ ْيلِ ِه فَ ْليَ ْنظُ ُر أَ َح َد ُكم َمنْ يُ َخالِ ْل‬

“Agama yang dianut oleh seseorang dapat dilihat dari agama (yang
dianut) oleh teman pergaulannya, (sifat buruk seseorang dapat dicontoh
oleh temen sepermainannya). HR. Abu Daud.

2. ‫ت اللفِ ْك ِريَّ ِة‬ ُّ َ ‫اَلتَّأ‬   (akibat dari buku bacaan, tontonan dan pengaruh
َ َ‫ش[[ ُر بِالتِّي‬
ِ ‫[[ارا‬
pemikiran hedonime)

Kemudian, kemerosotan akhlak akibat dari buku bacaan, tontonan,


dan pemikian hedonime, sangat gampang merasuk ke dalam pergaulan
generasi muda. Pergaulannya dengan teman-temannya lebih tinggi
frekuensinya di bandingkan dengan pergaulan dengan orang tuanya di
rumah, ini menjadi pekerjaan yang berat bagi orang tua. Dari
pergaulannya di luar rumah ia mendapatkan buku bacaan, tontonan
negatif dan pemikiran hedonisme yang dapat mempengaruhi pemikiran, 
sikap, dan perilakunya.

3. ‫ضعْفُ التَّ ْن ِشأ َ ِة الت َّْربَ ِويَّ ِة‬


َ  ( Lemahnya tingkat pendidikan generasi mudanya )

Dan yang terakhir yaitu mengenai rendahnya pendidikan generasi


muda, menyebabkan rendahnya iman dan ibadah pada dirinya, kemudian
10

kecenderungan nafsunya tidak dapat dikendalikan lagi. Ia tidak lagi


memiliki rasa malu dan rasa sabar, kecuali hanya mampu menuruti
keinginannya. Di tambah dengan pergaulan yang bebas dan buku bacaan
dan tontonan yang buruk maka inilah yang menjadi landasan terjadinya
keburukan akhlak.

Dari ketiga hal tersebut maka akan menimbulkan sifat-sifat yang buruk
yang tentu akan merusak peradaban manusia yaitu sifat Al-Akhlaku al-
Madhmumah atau perbuatan buruk terhadap Tuhan, sesama manusia dan
makhluk makhluk yang lain. Maka itu akan membuat suatu kehancuran
akhlak dalam bermasyarakat dan persaudaraan, bahkan itu akan membuat
suatu kebinasaan dalam sebuah bangsa.

Akhlak buruk perorangan hanya berdampak negatif lebih kepada dirinya


sendiri, namun lain cerita jika itu menjadi akhlak buruk suatu bangsa maka
dampak negatifnya akan sangat luas. Dan suatu bangsa yang bermoral buruk,
akan merusak agamanya karena sering terjadi pelanggaran agama yang
dilakukan oleh masyarakatnya, sehingga agama hanya menjadi mainan
umatnya, Pada sejatinya agama harus difungsikan sebagai alat pengendali dan
pengontrol bagi perbuatan manusia.

Akhlak buruk juga mempengaruhi keamanan masyarakat seperti terjadinya


pencurian, pembunuhan dan lain sebagainya. Kehidupan masyarakat yang
seharusnya mewujudkan sikap saling menolong dan saling memanfaatkan
kemampuan masing-masing anggota msyarakat, tidak dapat terwujud,
lantaran terganggu oleh keburukan akhlak bangsa.

Penulis menyimpulkan bahwa tidak akan pernah ada rumah tangga yang
bahagia, bila anggota keluarga tersebut berakhlak buruk, begitupun tidak ada
sebuah bangsa yang hidup makmur dan sejahtera apabila bangsa tersebut
masyarakat di dalamnya berakhlak buruk begitupun pemimpinnya.
11

Islam datang untuk membina dan mendidik manusia bagai khalifah Allah
di bumi ini. Menanamkan perilaku baik, dilaksanakan di rumah tangga dan di
masyarakat. Ibnu Taymiyyah mengungkapkan, bahwa keburukan akhlak
seseorang karena hatinya kosong dari pendidikan dan ilmu pengetahuan, yang
disebut sebagai orang yang memiliki hati yang sakit atau mati. Oleh karena
itu pendidikan iman, ibadah dan pemberian ilmu pengetahuan agama harus
senantiasa ditekankan dari semenjak usia dini agar menjadi kebiasaan dan
menjadi sebuah akhlak yang baik.

Adapun bentuk-bentuk problematika akhlak pada kalangan remaja pada


umumnya adalah :

1) Kebut-kebutan di jalanan yang mengganggu keamanan lalu lintas dan


membahayakan jiwa serta orang lain
2) Membolos sekolah lalu bergelandangan sepanjang jalan dan kadang-
kadang pergi ke pasar untuk bermain game
3) Memakai dan menggunakan bahan narkotika bahkan hal yang mereka
anggap ringan yakni minuman keras.
4) Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain dengan taruhan, seperti
permainan domino, remi dan lain-lain.
5) Perkelahian antar geng, antar kelompok, antar sekolah, sehingga harus
melibatkan pihak yang berwajib.
Membahas masalah kenakalan remaja tentu masih banyak
bentuknya, apalagi bila dikaitkan dengan situasi dan kondisi tertentu, contoh
di atas adalah sebagian dari bentuk kenakalan remaja. Hal itu akan menjadi
makin banyak apabila nanti dikaitkan dengan situasi dan kondisi, seperti
keadaan di kota ataupun di pedesaan.
12

2.3 Upaya Pemecahan Problematika Akhlak dalam Kehidupan dengan


Akhlak Islami

1. Akhlak Islami Tiang Utama Pemecahan Problematika Akhlak khususnya


dalam Masalah Kenakalan Remaja
Menurut ajaran Islam berdasarkan praktek Rasulullah akhlak mulia adalah
faktor yang sangat penting dalam membina suatu umat atau membangun suatu
bangsa. Masalah akhlak merupakan masalah yang menjadi perhatian orang di
mana saja, baik dalam masyarakat yang maju maupun dalam masyarakat yang
sedang berkembang. Kerusakan akhlak seseorang dapat mengganggu
ketentraman orang lain. Jika dalam masyarakat banyak yang rusak akhlaknya¸
maka akan goncanglah keadaan masyarakat tersebut. Pemecahan problematika
remaja dengan akhlak Islami bertujuan untuk mengarahkan mereka agar pada
dirinya tumbuh akhlak yang mulia, sopan dalam berbicara dan berbuat, mulia
dalam tingkah laku, bijaksana dalam mengambil segala keputusan, beradab,
ikhlas, jujur dan suci. Apabila dalam diri remaja sudah tertanam akhlak Islami,
maka prilaku atau tindakan akan sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama,
bangsa dan masyarakat. Dengan demikian diharapkan mereka dapat
menghayati dan mengamalkan akhlak yang mulia ini, dengan penghayatan
yang mendalam dan berarti akhlak ini menjadi bagian dari pribadi (remaja) dan
tidak dapat dipisahkan lagi.

2. Upaya Pemecahan dan Penanggulangan Problematika Akhlak Kenakalan


Remaja
Masalah yang muncul dewasa ini adalah berkurangnya nilai-nilai moral di
mata generasi muda. Mereka dihadapkan pada kontradiksi dan pengalaman
moral, yang menyebabkan mereka bingung untuk memilih mana yang baik
untuk mereka. Hal ini nampak jelas pada mereka yang hidup di kota-kota
besar, yang mencoba mengembangkan diri ke arah kehidupan yang di sangka
maju dan modern dimana berkecamuk aneka ragam kebudayaan yang masuk
seolah tanpa adanya filternisasi di dalamnya.
13

Sikap orang dewasa yang mengejar kemajuan lahiriyah tanpa mengindahkan


nilai-nilai moral yang bersumber pada agama (akhlak Islami) yang dianutnya
akan menyebabkan generasi muda yang kebingungan bergaul. Mereka akan
mempertanyakan konsep nilai-nilai moral yang diajarkan baik di sekolah
maupun di pengajian. Mereka akan melihat betapa berbedanya apa yang ada di
masyarakat dengan apa yang dipelajarinya dipelajarinya.
Pemecahan adalah suatu keputusan atau jawaban dalam memecahkan
sesuatu permasalahan baik dalam kehidupan, lingkungan dan sebagainya.
Untuk mendekatkan masalah remaja atau kenakalan remaja pada suatu
pemecahan yang tepat, maka hendaknya ditinjau terlebih dahulu dari
subyeknya, kemudian baru pada bentuk dan sifat perbuatannya. Oleh karena itu
remaja itu harus dipandang:
1. Sebagai individu yang masih dalam masa transisi meningkat dewasa.
2. Sebagai individu yang memerlukan dan berhak mendapatkan bantuan
dalam masa perkembangannya.
3. Sebagai individu yang menderita atau setidak-tidaknya mengalami kelainan
perkembangan.
4. Sebagai individu yang mengalami kesulitan dan kegagalan dalam proses
pendidikan dalam pembinaan.
5. Sebagai individu yang menjadi korban daripada perubahan-perubahan
sosial, terutama akibat perkembangan teknologi yang kurang tepat
penggunaannya.
Adapun sifat-sifat yang melekat pada diri remaja umumnya adalah dengan ciri-
ciri sebagai berikut:
"Memiliki energi dan fisik yang lengkap dan kuat, kurang pengalaman,
memiliki identifikasi khayal yang kuat, mengalami masa rekonstruksi, suka
memberikan reaksi terhadap suatu tantangan, suka memberikan reaksi terhadap
suatu keadaan, kecenderungan melawan otoritas, memiliki potensi yang hebat,
mudah mengalami frustasi, punya keinginan perhatian dan penghargaan serta
peranan dalam masyarakat dan memiliki berbagai macam bentuk dorongan".
14

Setelah diketahui tentang keadaan remaja dan sifat-sifatnya serta beberapa


faktor dan penyebab timbulnya problema remaja dan khususnya kenakalan
remaja, maka perlu diadakan penanggulangan, pemecahan masalah atau jalan
keluarnya. Untuk menghindari membengkaknya problema yang dihadapi oleh
remaja, maka perlu sekali diadakan pencegahan yang terarah.
Demikian juga dalam menghadapi kenakalan remaja perlu adanya tindakan-
tindakan, yaitu:
1. Tindakan Preventif, yakni segala tindakan yang bertujuan mencegah
timbulnya kenakalan-kenakalan.
a. Usaha yang sifatnya preventif dapat dilakukan melalui pencegahan
timbulnya kenakalan remaja secara umum.
1) Usaha mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja.
2) Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para
remaja. Kesulitan-kesulitan manakah yang biasanya menjadi sebab
timbulnya penyaluran dalam bentuk kenakalan.
3) Usaha pembinaan remaja, meliputi:
a. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan
persoalan yang dihadapinya.
b. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan
pengetahuan dan keterampilan, melainkan pendidikan mental dan
pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etika.
c. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal
demi perkembangan pribadi yang wajar.
d. Usaha memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial
keluarga maupum masyarakat di mana terjadi banyak kenakalan
remaja.
Dengan usaha pembinaan yang terarah para remaja mengembangkan
diri dengan baik sehingga keseimbangan diri akak dicapai di mana
tercipta hubungan yang serasiantara aspek rasio dan aspek emosi.
Pikiran yang sehat akan mengarahkan mereka ke perbuatan yang
15

pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam


menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.

b. Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus yang dilakukan oleh


para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan
mental di rumah tentunya merupakan tanggung jawab orang tua dan anggota
keluarga lainnya yang sudah dewasa. Di sekolah pendidikan mental ini
khususnya dilakukan oleh guru, guru pembimbing atau psikolog sekolah
bersama para pendidik lainnya. Juga terlihat sarana pendidikan lainnya yang
mengambil peranan penting dalam pembentukan pribadi yang wajar dengan
mental yang sehat dan kuat.
Sebagai langkah selanjutnya "Pemberian bimbingan terhadap para remaja
dengan tujuan menambah pengertian para remaja mengenai:
1) Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan dalam hubungan dengan
orang lain.
2) Penyesuaian diri mengenal dan menerima tuntunan dan menyesuaikan
diri dengan tuntunan tersebut.
3) Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja kearah pembatasan antara diri
pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai
sosial, moral dan etik.

Adapun bimbingan yang diberikan dapat dilakukan dengan dua pendekatan.

a. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi


pada si remaja itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan
si remaja dan membantu mengatasinya.
b. Pendekatan melalui kelompok di mana ia sudah merupakan anggota
kumpulan atau kelompok kecil tersebut:
1) Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat
bermanfaat.
2) Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan
merangsang hubungan sosial yang baik.
16

3) Mengadakan perkumpulan/kelompok diskusi dengan memberikan


kesempatan mengemukakan pendapat/pandangan dan para remaja
memberikan pengarahan yang positif.
4) Dengan melakukan permainan bersama dan bekerja dalam kelompok
di pupuk solidaritas dan persekutuan dengan Pembimbing.

2. Tindakan Represif, yakni tindakan untuk menindas dan menahan


kenakalan remaja seringan mungkin atau menghalangi timbulnya peristiwa
kenakalan yang lebih hebat

Selanjutnya ialah usaha-usaha atau tindakan represif. Tindakan ini


diartikan, semua tindakan secara hukum yang ditujukan kepada remaja yang
melakukan kenakalan yang melanggar hukum, atau orang yang secara
langsung membantunya, atau menjadi penyebab sehingga remaja itu
melanggar hukum.
Adapun ruang lingkup tindakan represif meliputi:

a. Razia terhadap tempat-tempat atau barang-barang yang dapat dijadikan


tempat atau alat berbuat nakal oleh para remaja.

b. Penyidikan atau pengutusan dan pemeriksaan terhadap remaja yang


berbuat nakal.

c. Penahanan sementara untuk kepentingan pemerisaan dan perlindungan


bagi remaja.

d. Penuntunan dan peradilan terhadap perkara yang melanggar hukum.


Setiap tindakan oleh yang berwenang secara hukum supaya bersifat
mendidik dan menolong remaja agar mereka menyadari akan
perbuatannya yang keliru itu.
17

Selanjutnya mereka kembali memperoleh harga diri, sehingga mereka


bukan saja menolong dirinya sendiri, tetapi juga menolong para petugas
untuk mencari jalan dan cara-cara pemecahan problema remaja. Disini
selalu digunakan pendekatan yang bersifat psychologis dan peadagogis.

Prinsip utama dalam semua proses penindakan secara hukum, supaya


diperhatikan:

1) Perlakuan terhadap remaja harus bersifat khusus, artinya berbeda


dengan perlakuan terhadap orang-orang dewasa atau juga terhadap
anak-anak.
2) Setiap tindakan tidak bersifat menghukum, tidak merupakan balas
dendam, tetapi hendaklah bertujuan untuk menolong, mendidik dan
melindungi atas dasar rasa kasih sayang dan bersifat kekeluargaan
seperti ayah terhadap anaknya sendiri.
3) Hak-hak remaja sebagai individu yang sedang tumbuh dan
berkembang meningkat dewasa harus diperhatikan dengan sungguh-
sungguh.

Kalau di sekolah atau di lingkungan sekolah, maka kepala sekolahlah


yang berwenang dalam pelaksanaan hukuman terhadap pelanggaran tata
tertib sekolah. Dalam beberapa hal gurupun berhak bertindak, misalnya
dalam pelanggaran tata tertib kelas, ulangan atau waktu ujian, akan tetapi
hukuman yang berat seperti skorsing atau pengeluaran dari sekolah
merupakan wewenang Kepala Sekolah. Guru dan para pembimbing hanya
bertugas menyampaikan data-data mengenai pelanggaran maupun akibat-
akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam membentuk
memberikan peringatan secara lisan maupun secara tertulis kepada pelajar
dan orang tua\ walinya. Juga melakukan pengawasan khusus oleh Kepala
Sekolah dan team guru atau pembimbing dan melarang sekolah untuk
sementara waktu atau seterusnya, tergantung kepada pelanggaran tata
tertib sekolah yang telah ditentukan.
18

3. Tindakan Kuratif, yakni memperbaiki akibat perbuatan nakal, terutama


individu yang telah melakukan perbuatan tersebut.

Selajutnya ialah usaha atau tindakan secara kuratif dan rehabilitasi, yaitu
setelah usaha dan tindakan yang lain dilaksanakan. Tindakan ini merupakan
pembinaan khusus untuk memecahkan dan menaggulangi problema
kenakalan remaja. Pembinaan khusus memberikan kesan yang baik, bahwa
seorang remaja itu diperbaiki dan diberikan dorongan, kesempatan dan
fasilitas untuk menjadi baik kembali sesudah melakukan sesuatu yang
dianggap tidak wajar atau tercela. Pembinaan khusus diartikan sebagai
kelanjutan usaha atau daya upaya untuk memperbaiki kembali sikap dan
tingkah laku remaja yang melakukan kenakalan dengan tujuan agar remaja
tersebut dapat kembali memperoleh kedudukan yang layak ditengah-tengah
pergaulan sosial dan berfungsi secara wajar.

2.4 Bimbingan dan Fungsi Agama Terhadap Pemecahan Problematika


Remaja

Bimbingan secara harfiyah adalah “menunjukkan, memberi jalan, atau


menuntun” orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya di masa
kini dan masa mendatang. Sedangkan secara istilah “Bimbingan” merupakan
terjemahan dari kata bahasa inggris GUIDANCE yang berasal dari kata kerja
“to guide” yang berarti “menunjukkan”. Telah dimaklumi bahwa agama itu
berfungsi sebagai penyelamat, pembimbing, pendidik (edukatif), pengawas,
pemersatu dan pengubah (trasformatif). Sehingga agama itu dapat mengatasi
segala macam problema remaja dan kenakalan remaja.

Prof. Dr. Zakiah Daradjat dalam bukunya yang berjudul Peranan Agama
dalam Kesehatan Mental, membagi fungsi agama dalam kehidupan menjadi
tiga bagian, di antaranya:
19

1. Agama memberikan bimbingan dalam hidup


Pengendali utama kehidupan manusia adalah kepribadian yang
mencangkup segala unsur-unsur pengalaman, pendidikan dan keyakinan
yang didapatnya sejak kecil. Agama yang ditanamkan sejak kecil kepada
anak-anak sehingga merupakan bagian dari unsur-unsur kepribadian, akan
cepat bertindak menjadi pengendali dalam menghadapi segala keinginan-
keinginan dan dorongan-dorongan yang timbul karena keyakinan terhadap
agama yang menjadi bagian dari kepribadian itu, akan mengatur sikap dan
tingkah laku seseorang secara otomatis dari dalam.
2. Agama adalah penolong dalam kesukaran
Kesukaran yang paling sering dihadapi orang adalah adalah kekecewaan.
Apabila kekecewaan terlalu sering dihadapi dalam hidup ini, pesimis akan
apatis dalam hidupnya, kekecewaan-kekecewaan yang dialaminya itu akan
sangat mengelisahkan batinnya. Lain halnya dengan orang yang benar-
benar menjalankan agamanya. Setiap kekecewaan yang menimpanya tidak
akan memukul jiwanya. Ia tidak akan putus asa, tapi ia akan
menghadapinya dengan tenang. Dengan cepat ia akan ingat dengan Tuhan
dan menerima kekecewaan itu dengan sabar dan tenang.
3. Agama menentramkan batin
Belakangan ini banyak persoalan anak-anak yang sedang dalam usia
remaja banyak tumbuh dengan segala persoalan dan kesukarannya. Bagi
jiwa yang sedang gelisah, agama akan memberi jalan dan siraman
penenang hati. Tidak sedikit kita mendengar orang yang kebingungan
dalam hidupnya selama ia belum beragama, tetapi setelah mengenal dan
menjalankan agama, ketenangan jiwa akan datang.

Dengan ringkas dapat dikatakan, bahwa agama sangat perlu dalam


kehidupan manusia, baik bagi orang tua, maupun bagi anak-anak (remaja).
Khusus bagi remaja, agama merupakan bibit terbaik yang diperlukan dalam
pembinaan kepribadiannya. Anak yang tidak pernah pernah mendapatkan
20

pendidikan agama di waktu kecilnya, tidak akan merasakan kebutuhan


terhadap agama di kala dewasa nanti.

Demikian pula problem yang terdapat pada remaja, dapat diketahui


melalui prilakunya. Kalau problem itu bersumber pada kejiwaan seseorang,
maka dengan mudah untuk mengatasinya yaitu melalui kejiwaan pula. Begitu
pula mengenai kebaikan, berzikir, berdo’a, serta memohon dan mendekatkan
diri kepada Allah serta bertaubat

Oleh karena itu, pendidikan agama sangat penting, terutama dalam


memecahkan problema remaja, akhlak, seks dan perkembangan pribadi dan
sosial remaja. Problema-problema tersebut secara prinsipil harus approach
secara paedagogis, bukan secara kriminologis, karena penyelesain problema
itu harus bisa membawa keuntungan bagi pribadi remaja sebagai anggota
masyarakat dan warga Negara yang baik.
Demikian juga bagi remaja yang kurang mendapatkan pendidikan agama
sejak sampai masa remaja, maka mereka akan gelisah dalam menghadapi
problema remaja dan akan mudah untuk melakukan pelanggaran agama dan
norma susila.
21

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari materi yang sudah disampaikan, maka dapat ditarik kesimpulan


bahwa Problematika akhlak dalam kehidupan saat ini, terutama pada
kalangan remaja dapat disebabkan beberapa hal. Mulai dari akibat
pergaulan, tontonan dan juga lemahnya tingkat pendidikan. Kemudian,
untuk mengatasi problematika akhlak dapat dilakukan dengan melalui
pembinaan agama, pemberian pemahaman agama, pemberian nasihat,
kerjasama dengan lingkungan sekitar, penerapan pembiasaan hingga
pemberian motivasi.

3.2 Saran

a. Perlu adanya bimbingan yang lebih mendalam terhadap generasi muda-


mudi saat ini agar memiliki akhlak yang lebih baik.
b. Diperlukan pembelajaran mengenai akhlaq baik itu dalam lingkungan
keluarga maupun di lingkungan masyarakat luar.
c. Peran utama orang tua sangatlah diperlukan untuk membimbing anak
remaja sehingga terhindar dari kenakalan remaja.
22

DAFTAR PUSTAKA

Fatmawaty, Riryn. 2017. “Memahami Psikologi Remaja.” Jurnal Reforma


2(1):55–65.

Modern, Filsafat Barat. n.d. “Urgensi Akhlak Tasawuf Dalam Kehidupan


Masyarakat Modern.” 149–63.

S, Salman Yoga. 2018. “Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia Dan.”


Jurnal Al-Bayan 24(1):29–46.

SUMARA, DADAN SUMARA, SAHADI HUMAEDI, and MEILANNY


BUDIARTI SANTOSO. 2017. “Kenakalan Remaja Dan Penanganannya.”
Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat 4(2).

Anda mungkin juga menyukai