Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DEGRADASI MORAL GENERASI MUDA PADA ERA PERKEMBANGAN IPTEK DI


INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas kuliah


Matakuliah Pengembangan Kepribadian: Pancasila

Dosen Pengampu :
I Nyoman Tri Esaputra, S.E, M.Pd.

Disusun oleh :
KELOMPOK 7
I Gusti Agung Arista Catra Pangestu; 2216021002
Kadek Kelvin Alit Juniantara; 2216021003
I Ketut Yodo Jantara Serangan Putra; 2216041027
Kadek Bayu Suprastya; 2216041028
Ni Putu Nathasa Sany Fridayanti; 2217041012
Rombel 46

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


TAHUN 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. i


BAB I .........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................................2
1.4 Manfaat .................................................................................................................................2
BAB II ........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN .........................................................................................................................3
2.1 Pentingnya Pendidikan Moral bagi Generasi Muda ................................................................3
2.2 Kasus-kasus Degradasi Moral yang Terjadi di Indonesia pada Era Perkembangan IPTEK .....4
2.3 Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK untuk Mencegah Degradasi Moral pada
Generasi Muda ............................................................................................................................6
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................................8
3.2 Saran .....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................9

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Moral merupakan kesepakatan kelompok atau masyarakat mengenai apa yang baik dan
yang tidak baik untuk dilakukan. Manusia adalah makhluk yang memiliki akal, segala
tindakan manusia baik itu perbuatan maupun perkataan harus dipertanggungjawabkan karena
senantiasa memiliki nilai. Apabila seseorang tidak dapat menyesuaikan diri dan tingkah
lakunya dengan nilai-nilai moral yang ada di masyarakat maka di manapun dia hidup, dia
tidak dapat diterima oleh masyarakat. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang
terdiri dari berbagai suku, ras dan bangsa dan merupakan salah satu negara yang memiliki
penduduk terbanyak di dunia dengan peringkat keempat setelah Tiongkok, India dan
Amerika, dengan angka penerus generasi yang terus meningkat. Generasi muda sangat
mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu bangsa negara, karena generasi muda
merupakan tolak ukur kemajuan suatu negara, generasi yang mempunyai pemikiran yang
lebih jauh untuk memajukan negaranya. Indonesia termasuk salah satu negara dengan nilai
dan norma-norma yang kental dalam kehidupan bermasyarakatnya. Hal tersebut perlahan
membangun moral dan karakter kebangsaan. Namun, semakin meluasnya era modern saat ini,
moral dan karakter bangsa Indonesia tersebut seakan-akan menghilang.
Era modern merupakan era di mana sebuah perkembangan sedang atau sudah banyak
terjadi, baik itu perkembangan kebudayaan, perkembangan pendidikan, dan juga
perkembangan teknologi yang merupakan dampak dari adanya globalisasi (Wijayanti, 2021).
Pesatnya perkembangan teknologi di abad 21 menciptakan tatanan kehidupan baru bagi
manusia modern. Perkembangan teknologi dan globalisasi secara langsung maupun tidak
langsung dapat mempengaruhi perkembangan moral remaja pada era milenial. Banyak hal
yang membuktikan bahwa di negara kita ini pendidikan moral sangatlah mengalami
kemunduran. Seperti contoh, mudahnya anak-anak di bawah umur untuk mengakses dan
menonton video porno, kurangnya rasa hormat anak-anak yang lebih muda kepada yang
lebih tua, perdagangan manusia yang marak terjadi, hingga pembegalan motor yang dapat
menimbulkan korban jiwa, atau yang sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita yaitu
melakukan segala cara untuk mendapatkan nilai yang baik saat ujian di sekolah, termasuk

1
mencontek, mengabaikan nilai kejujuran (Haerani, 2020). Krisis moral yang dialami oleh
Indonesia saat ini merupakan efek negatif dari globalisasi, meskipun begitu kita tidak boleh
mengkambing hitamkan globalisasi (Budiarto, 2020). Efek dari globalisasi sendiri tidak
terus-menerus berdampak negatif, itu semua tergantung dari kita sendiri bagaimana
menyikapi dan membawa globalisasi menuju hal yang positif. Moral masyarakat dapat
mencerminkan kepribadian suatu negara. Indonesia memiliki filosofi Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa, sudah sepatutnya karakter bangsa Indonesia harus sesuai dengan
apa yang termakna dalam sila-sila Pancasila dan nilai-nilainya, yaitu: Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Permusyawaratan, dan Keadilan Sosial.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pentingnya pendidikan moral bagi generasi muda?
2. Apa saja kasus-kasus degradasi moral yang terjadi di Indonesia pada era perkembangan
IPTEK?
3. Bagaimana Pancasila sebagai paradigm pengembangan IPTEK untuk mencegah
kemerosotan moral pada generasi muda?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah disebutkan di atas, adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini.
1. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya pendidikan moral bagi generasi muda.
2. Untuk mengetahui kasus-kasus degradasi moral yang terjadi di Indonesia pada era
perkembangan IPTEK.
3. Untuk mengetahui bagaimana Pancasila sebagai paradigm pengembangan IPTEK untuk
mencegah degradasi moral pada generasi muda.
1.4 Manfaat
1. Bagi pembaca yaitu untuk menambah wawasan mengenai degradasi moral generasi muda
dalam era perkembangan IPTEK di Indonesia.
2. Bagi penulis yaitu melatih keterampilan dalam menyusun karya tulis dan dapat menjadi
bahan ajar bagi penyusun dalam mata kuliah pengembangan karakter Pancasila.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Pendidikan Moral bagi Generasi Muda


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 592), moral diartikan sebagai akhlak, budi
pekerti, atau susila. Moral adalah sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan
pada kesadaran bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik, sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya (Bambang Daroeso, 1986). Moral adalah
nilai di mana nilai-nilai tersebutlah yang menjadi harapan dan tujuan hidup manusia, contoh
sederhananya seperti disiplin, mandiri, jujur, bertoleransi, dan lain sebagainya. Dewasa ini
sedang marak terjadinya krisis-krisis moral. Krisis moral sendiri merupakan salah satu dari
krisis multi dimensi yang sedang menimpa kita di era yang penuh dengan perkembangan ini.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya krisis moral pada individu, di antaranya:
1. Faktor keluarga. Kenakalan remaja kebanyakan dilatarbelakangi lingkungan keluarga
karena sebagian besar anak pasti menghabiskan waktunya paling banyak di rumah
bersama keluarga.
2. Sekolah dan wawasan. Kenakalan remaja dapat ditimbulkan oleh kurangnya perhatian
dari guru, peraturan sekolah yang lemah, dan bimbingan konseling yang tidak berjalan
dengan baik, wawasan peserta didik yang terbatas serta tidak ditindaklanjuti.
3. Keyakinan yang menyimpang. Kurangnya iman, kurangnya agama, dan tidak takut akan
Tuhan dapat mengakibatkan krisis moral.
4. Budaya dan manusia. Masyarakat sekarang ini cenderung terlalu terbuka dengan budaya
asing, memakai pakaian yang tidak pantas, menjalani gaya hidup yang meniru negara
asing, dan melupakan budaya dan ciri khas Indonesia.
5. Penyimpangan teknologi. Penyalahgunaan teknologi dalam mengakses hal-hal yang
buruk, hacking, membuat komentar yang tidak pantas di media sosial, dan sebagainya.
Hal yang mendasari faktor-faktor tersebut ialah terabaikannya pendidikan moral pada
generasi-generasi muda. Di zaman sekarang ini, membekali generasi muda dengan IPTEK
atau ilmu pengetahuan dan teknologi saja belum lah efektif untuk melanjutkan bahkan
memajukan kehidupan bangsa, kita perlu mendapatkan suatu pendidikan yang absolut yaitu
pendidikan moral yang dapat membentuk kepribadian generasi penerus bangsa sehingga bisa

3
menjadi pribadi yang berakhlak baik jujur dan bertanggung jawab, mengingat di era yang
serba canggih ini di mana segala sesuatu bisa menyebar dengan cepat dan agar bangsa kita
tidak kehilangan jati dirinya. Adapun yang dimaksud dengan pendidikan moral, yaitu suatu
usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan ke-Tuhanan, nilai-
nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan
kewajiban; akhlak mulia, budi pekerti luhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung
jawab (Ahmad Nawawi, 2011). Pendidikan moral merupakan momok dasar yang harus
diajarkan kepada generasi sekarang ini. Jika kita meninggalkan pelajaran tentang nilai moral
yang kebanyakan sudah berubah, kita, sebagai suatu negara, beresiko kehilangan sepotong
kedamaian dari budaya kita (Pam Schiller & Tamera Bryant, 2002). Pendidikan moral
merupakan salah satu modal untuk memperbaiki kondisi bangsa dengan menanamkan sikap
jujur kepada pribadi generasi muda sekarang. Jika kita membicarakan mengenai pendidikan
moral, ditujukan tidak hanya kepada para pelajar saja akan tetapi tertuju kepada semua
kalangan masyarakat yang hidup berkelompok juga harus mengetahui apa itu pendidikan
moral. Pendidikan moral sangatlah penting dan sangat dibutuhkan di berbagai sisi kehidupan.
2.2 Kasus-kasus Degradasi Moral yang Terjadi di Indonesia pada Era Perkembangan IPTEK
Di tengah arus globalisasi, lingkungan pendidikan remaja, kini tidak lagi monoton dan
terbatas di dalam lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan. Anak bisa jadi berada di
dalam lingkungan sekolah, namun kini mereka punya akses untuk berhubungan, melihat
langsung dan bisa jadi terlibat dalam kehidupan lain di dunia lain dengan media teknologi
dan informasi. Kini lingkungan pendidikan mempunyai definisi yang lebih luas yaitu bukan
hanya di mana siswa/anak itu tinggal, namun mencakup juga di mana anak itu menemukan
dirinya sebagai seseorang yang berarti. Anak dengan mudahnya menemukan tempat, suasana
dan lingkungan yang berbeda dan kemudian mengidentifikasi menjadi suatu keadaan yang
cocok atau tidak cocok untuk dirinya. Di samping itu, perkembangan teknologi juga memiliki
dampak negatif khususnya bagi remaja, salah satunya yaitu dapat mempengaruhi
perkembangan moral remaja. Hal ini dapat terlihat pada meningkatnya pula tingkat kejahatan
yang dilakukan para remaja sehingga menyebabkan terjadinya degradasi moral yang sangat
tajam. Remaja terlena dengan kemajuan teknologi terutama handphone, internet, dan televisi.
Mereka sibuk di dunia maya tanpa peduli batasannya dan lingkungan sekitarnya. Hal ini

4
terjadi karena kemajuan teknologi yang terkoneksi dengan jaringan komunikasi internasional
sedemikian luasnya dengan batas-batas yang tidak begitu jelas (Setyoningsih, 2018).
Dengan lajunya arus masuk informasi dan berbagai kebudayaan luar yang tak terbendung
menimbulkan berbagai dampak positif dan negatif bagi moralitas bangsa. Dalam hal sosial
budaya, dampak positif yang ditimbulkan yaitu mengubah pola pikir masyarakat yang semula
kuno jadi modern dan membuat masyarakat mengenal keberagaman budaya di dunia
(multikulturalisme dunia), namun bila gagal memahami perkembangan IPTEK ini, akan
mengakibatkan terjadinya kenakalan remaja akibat meniru tayangan di dunia maya, dengan
tidak adanya kesadara terkait pentinya Pancasila sebagai paradigma dalam perkembangan
IPTEK ini akan menyebabkan remaja menerima dan menyerap dengan mudah hal negatif
dari perkembangan IPTEK tersebut (Ahmad, 2021). Pergaulan remaja menjadi sangat
mengkhawatirkan karena mencontoh gaya hidup dari film ataupun dari sosial media yang
banyak tidak mendidik namun dijadikan panutan. Pada rentang usia yang singkat ini, remaja
harus mampu untuk memenuhi tiga perkembangan tersebut. Jika tugas perkembangan
tersebut tidak terpenuhi dengan baik, maka akan timbul permasalahan yang menjadi
hambatan dalam perkembangan dirinya. Pada akhirnya untuk menyelesaikan masalah yang di
hadapi dengan cepat remaja cenderung melakukan berbagai tindak kejahatan seperti
penggunaan obat terlarang, minuman keras, pencurian, penganiayaan, kenakalan remaja,
pembunuhan, sex bebas.
Menurut data yang dihimpun dari SINDONEWS.com, dalam 2022 ini terjadi banyaknya
kasus-kasus degradasi moral akibat dari pengaruh perkembangan IPTEK. Di mana nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila tidak dilibatkan sebagai acuan dalam menerima
perkembangan tersebut. Trend viral yang sempat meresahkan di tahun 2022 ini adalah
kejadian di mana sekelompok remaja melakukan aksi cegat truk yang melintas demi sebuah
konten dan kejadian ini juga sudah menelan korban jiwa, selanjutnya ada pesta miras yang
dilakukan oleh siswa SMK, dan yang paling parah adalah kegiatan tawuran yang disertai
dengan penggunaan senjata tajam, dalam banyaknya kasus tawuran yang terjadi telah banyak
menimbulkan korban, salah satu pristiwa tawuran antar remaja di tahun 2022 ini terjadi di
Bekasi dengan mengakibatkan satu remaja 16 tahun tewas terbacok senjata tajam (Andre,
2022), bila dikaitkan dengan nilai-nilai Pancasila tentu saja hal tersebut sangat tidak
mencerminkan nilai persatuan dalam sila ke-3, dan tidak mencerminkan sila ke-4 yang

5
dimana dalam menyelesaikan permasalahan tidak dilakukan dengan cara musyawarah
mufakat. Dengan perkembangan IPTEK yang semakin maju banyak kalangan usia yang
memanfaatkan berbagai jenis platform yang tersedia dalam perkembangan teknologi saat ini,
banyak konten-konten ispiratif dan mendidik yang diciptakan oleh banyaknya kreator juga
sebanding dengan banyaknya konten yang menyimpang dari nilai-nilai moral yang
terkandung dalam pancasila, contohnya pada awal tahun 2022 maraknya konten konten
prank atau leluconyang sebenarnya bertujuan untuk menghibur namun malah menimbulkan
penilaian negatif, sehingga berpotensi menimbulkan berbagai polemik dimasyarakat.
2.3 Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK untuk Mencegah Degradasi
Moral pada Generasi Muda
Pancasila merupakan sistem nilai yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
Nilai-nilai tersebut sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Nilai-nilai dasar yang
menjadi ciri warga negara yang juga berkembang dalam pemerintahan. Pancasila merupakan
pedoman bagi seluruh perilaku warga negara Indonesia agar Bangsa Indonesia memiliki
kepribadian dan identitas. Karakter bangsa Indonesia dapat ditemukan dalam kinerja
Pancasila sebagai cita-cita nasional. Pancasila wajib dijadikan pedoman utama dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa serta bernegara. Setiap sila sesuai Pancasila dapat
dijadikan menjadi tolak ukur baik buruknya, keabsahan bertindak, bertindak dan berperilaku
sesuai tuntutan. sebagai masyarakat negara Indonesia, perlu bertindak selaras dengan nilai-
nilai Pancasila. Bangsa Indonesia harus mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila, nilai
agama, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai demokrasi, dan nilai keadilan. Namun, saat
ini warga Indonesia khususnya remaja masih banyak yang belum mampu mengamalkan
nilai-nilai Pancasila tersebut dan lebih suka menyerap budaya asing yang diyakini lebih gaul
serta keren. Oleh karena itu, untuk mencegahnya, sekolah serta keluarga harus mampu
membimbing generasi muda untuk berperilaku sesuai menggunakan nilai-nilai Pancasila.
Selain itu, pada ranah pendidikan untuk mengatasi aneka macam kasus dekadensi yang saat
ini terjadi pada remaja, solusi dalam menjawab permasalahan tersebut yaitu: (1) Memastikan
bahwa pendidikan karakter ditanamkan pada anak usia dini dapat membantu mereka
mengembangkan kebiasaan yang baik dalam hidup, (2) Pemilihan teman serta lingkungan
yang tepat, (3) Mampu memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dengan baik dan benar. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) adalah hasil dari

6
upaya manusia yang meliputi aspek akal, rasa, dan kehendak dalam meningkatkan
kesejahteraan dan martabat manusia. Pancasila memberikan dasar-dasar nilai bagi
pengembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan manusia yaitu harus didasarkan pada moral
ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Adapun beberapa makna Pancasila dalam
pembangunan IPTEK yaitu:
- Sila ketuhanan yang maha esa memberikaan arti bahwa IPTEK tidak hanya
memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan dan diciptakan, namun juga
dipertimbangkan maksud-maksudnya dan akibatnya, apakah merugikan manusia dan
alam sekitarnya.
- Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memberikan dasar moralitas bahwa dalam
pengembangan IPTEK haruslah bersikap beradab, pengembangan IPTEK yang
merugikan tidak akan mewujudkan tujuan sebenarnya yaitu kesejahteraan.
- Sila persatuan Indonesia memberikan arti bahwa pengembangan IPTEK hendaknya
dapat menumbuhkan rasa nasionalisme, sehingga pengembangan IPTEK dapat
memunculkan persatuan.
- Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis, artinya setiap
individu bebas dalam melakukan pengembangan IPTEK. Para pengembang IPTEK
harus bersikap terbuka, artinya terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun
dibandingkan dengan teori lainnya.
- Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, memberikan arti bahwa
pengembangan IPTEK harus menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan
kemanusiaan.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salah satu dampak negatif dari adanya globalisasi khususnya dalam segi budaya adalah
penurunan atau degradasi moral yang mengakibatkan terjadinya krisis-krisis moral di
kalangan generasi muda saat ini. Degradasi moral adalah sebuah penurunan sikap dan
perilaku positif. Moral memang bukan hanya perlu diperhatikan di kalangan generasi muda
seperti remaja dan anak-anak melainkan seluruh kalangan masyarakat, namun perlu diingat
bahwa generasi muda saat ini lah yang akan menjadi penerus bangsa. Pengembangan dan
penguasaan dalam IPTEK merupakan salah satu syarat menuju terwujudnya kehidupan
masyarakat bangsa yang maju dan modern. Pancasila adalah ideologi yang bersifat fleksibel,
sehingga bisa menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK di zaman sekarang ini. Pancasila
sebagai ideologi bangsa harus dijadikan sebagai acuan yang mengakomodir dan
mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan memahami
Pancasila dan juga nilai-nilainya khususnya sebagai pedoman dasar dalam pengembangan
IPTEK bangsa Indonesia tidak akan kehilangan identitas atau jati dirinya.
3.2 Saran
Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia haruslah dapat diamalkan dengan baik oleh
kita sebagai masyarakat Indonesia, khususnya sebagai dasar dalam kehidupan bermoral di
lingkungan masyarakat agar bisa memanfaatkan perkembangan IPTEK yang ada di era
globalisasi ini dan bukan malah terpengaruh dampak negatifnya. Kita semua memiliki
tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai moral ini untuk para generasi
penerus bangsa.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anjarwati, W. 2020. Minimnya Nilai Moral di Kalangan Masyarakat pada Masa Modern.
Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.
Bomans Wadu, L. dkk. 2019. Pengintegrasian Nilai Moral Melalui Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan di SMP. Jurnal Inspirasi Pendidikan. Vol 9(1).
Budiarto, G. 2020. Indonesia dalam Pusaran Globalisasi dan Pengaruhnya Terhadap Krisis
Morall dan Karakter. Jurnal PAMATOR: Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyol, Vol.
13(1), 50-56.
Haerani, 2020. Essay: Pentingnya Pendidikan Moral untuk Generasi Penerus Bangsa.
Kompasiana.
https://www.kompasiana.com/haerani57924/5feb01d98ede4871c937e843/essay-
pentingnya-pendidikan-moral-untuk-generasi-penerus-bangsa . Diakses pada tanggal 3
Oktober 2022.
Hermawan, D. 2019. Dampak Globalisasi Terhadap Moralitas Remaja. Jurnal Serunai Pancasila
dan Kewarganegaraan, Vol. 8(1), 88-93.
Machmud, H. 2014. Urgensi Pendidikan Moral dalam membentuk Kepribadian Anak. Jurnal Al-
Ta’dib, Vol. 7(2), 75-84.
Nadwa, 2013. Antisipasi Degradasi Moral di Era Global. Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7(2),
322-334.
Nawawi, D. 2011. Pentingnya Pendidikan Nilai Moral bagi Generasi Penerus. INSANIA: Jurnal
Pemikiran Alternatif Kependidikan. Vol. 16(2).
Setyoningsih Dwi, Y. 2018. Tantangan Konselor di Era Milenial dalam Mencegah Degradasi
Moral Remaja. Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling, 2(1), 134-
145.
Wijayanti, I. 2021. Kemerosotan Nilai Moral yang Terjadi pada Generasi Muda di Era Modern.
Universitas Lambung Mangkurat. DOI https://doi.org/10.31235/osf.io/w9m4x

Anda mungkin juga menyukai