Anda di halaman 1dari 13

DEKADENSI MORAL DI KALANGAN MILENIAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Nasional Indonesia 1


Dosen pengampu Adita Taufik Widianto, M.Pd

Disusun oleh:
Defi Anggraeni (51181850)
Firdina Istiqomah (51181846)
Sapta Ayu Rohmania (51181845)
Septiana Mega S (51181857)

PROGRAM STUDI SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI
JUNI
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Dekadeni Moral di Kalangan Milenial. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Dosen pengampu demi perbaikan makalah di waktu
yang akan datang.

Banyuwangi, 2 Juni 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

2.1 Pengertian dari Dekadensi Moral di Kalangan Milenial.............................................3


2.2 Faktor penyebab timbulnya Dekadensi Moral............................................................3
2.3 Cara Menanggulangi Dekadensi Moral di Kalangan Milenial...................................6

BAB IV PENUTUP.............................................................................................................8

.1 Kesimpulan..................................................................................................................8
.2 Saran............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dekadensi diartikan sebagai
kemerosotan atau kemunduran dan moral menurut Hurlock (1993:74) adalah
tata cara kebiasaan adat dimana dalam perilaku dikendalikan oleh konsep-
konsep moral yang memuat peraturan yang telah menjadi kebiasaan bagi
anggota suatu budaya dan yang menentukan dalam perilaku yang diharapkan
oleh seluruh aspek anggota kelompok.
Dengan demikian, dekadensi moral merupakan suatu keadaan dimana
telah terjadi kemerosotan moral yang bermakna bahwa individu maupun
kelompok telah tidak menaati aturan serta tata cara yang berlaku di
masyarakat.
Dekadensi moral disebabkan oleh beberapa faktor seperti kemajuan
teknologi, memudarnya kualitas keimanan, pengaruh lingkungan, hilangnya
kejujuran, hilangnya rasa tanggung jawab, rendahnya disiplin.
Untuk mengatasi dekadensi moral tentu bukan hal yang mudah, segala
bentuk upaya harus dilakukan untuk meminimalisir dan mengantisipasi sejak
dini masalah Dekadensi Moral, yaitu: pengawasan dan perhatian orang tua,
memberikan pendidikan karakter pada anak sejak dini, penegakan hukum atas
pelaku kejahatan, meningkatkan pendidikan moral dan agama.
Dekadensi moral yang menghinggapi generasi muda akhir-akhir ini
kian memperhatikan. Dipungkiri atau tidak, dekadensi moral tersebut terlihat
jelas pada peristiwa tawuran antar pelajar, kekerasan di sekolah, praktik
mencontek saat ujian, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, dan lain-
lain.
Apabila kejadian-kejadian dalam dunia pendidikan tersebut tidak
terselesaikan, maka akan terjadi adalah bangsa ini miskin pemimpin yang

1
berintegritas kelak di kemudian hari. Berdasarkan fenomena-fenomena diatas,
penerapan pendidikan karakter menjadi penting untuk menangkal dekadensi
moral.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari Dekadensi Moral di Kalangan Milenial ?
1.2.2 Faktor apa sajakah yang menyebabkan Dekadensi Moral di Kalangan
Milenial ?
1.2.3 Bagaimana Cara Menanggulangi Dekadensi Moral di Kalangan Milenial ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian Dekadensi Moral di Kalangan Milenial.
1.3.2 Mengetahui faktor yang menyebabkan Dekadensi Moral di Kalangan
Milenial.
1.3.3 Mengetahui cara menanggulangi Dekadensi Moral di Kalangan Milenial.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dekadensi Moral


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dekadensi diartikan sebagai kemerosotan
atau kemunduran dan moral menurut Hurlock (1993: 74) adalah tata cara kebiasaan
dan adat dimana dalam perilaku dikendalikan oleh konsep-konsep moral yang memuat
peraturan yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dan yang
menentukan dalam perilaku yang diharapkan oleh seluruh anggota kelompok.
Dengan demikian, dekadensi moral merupakan suatu keadaan dimana telah
terjadi kemerosotan moral yang bermakna bahwa individu maupun kelompok telah
tidak menaati aturan serta tata cara yang berlaku di masyarakat. Guna memperjelas
mengenai definisi moral, Kohlberg (Mansur, 2006) mengungkapkan bahwa moral
menyangkut kegiatan-kegiatan manusia yang dipandang sebagai baik/buruk,
benar/salah, tepat/tidak tepat, atau menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam
hubungan dengan orang lain.

2.2 Faktor Penyebab Dekadensi Moral


Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan moral adalah sebagai berikut :
2.2.1 Kemajuan teknologi,
Dampak globalisasi teknologi memang dapat memberikan dampak positif tetapi
tidak dapat di pungkiri lagi bahwa hal ini juga dapat berdampak negatif bagi
kerusakan moral.
Perkembangan internet dan ponsel berteknologi tinggi terkadang dampaknya
sangat berbahaya bila tidak di gunakan oleh orang yang tepat. Misalnya : Video
porno yang semakin mudah di akses di ponsel dengan internet, mahasiwa sebagian
yang tidak sempat belajar ketika ujian menggunakan hp untuk internet atau
menanyakan kepada temannya lewat sms. Hal tersebut memang sangat memudahkan
tapi itu melatih adanya sifat ketidakjujuran kepada mahasiswa itu sendiri sehingga
menjadi awal dari kerusakan moral.

3
2.2.2 Memudarnya kualitas keimanan.
Sekuat apapun iman seseorang, terkadang mengalami naik turun. Ketika
tingkat keimanan seseorang menurun, potensi kesalahan terbuka. Hal ini sangat
berbahaya bagi moral, jika di biarkan tentu membuat kesalahan semakin kronis dan
akan menimbulkan kerusakan moral.

2.2.3 Pengaruh lingkungan


Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak
remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan
seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan
menjadi baik pula. Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya
yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke
dalamnya.
Faktor orang tua sangat ditekankan disini karena jika orang tua menjalankan
tugas dan tanggung jawab sebaik-baiknya dalam mendidik anak-anaknya, maka
kejadian ini bisa diminimalkan. Orang tua dianggap tidak menanamkan nilai-nilai
agama pada anaknya, tidak memberikan contoh yang baik, tidak adanya figur ayah
yang baik dalam pengasuhan anak, dan tidak atau kurangnya kasih sayang orang tua
kepada anaknya, serta buruknya komunikasi antara orang tua dan anak dianggap
sebagai penyebab terjerumusnya remaja pada pergaulan bebas dan seks bebas.
Jika orang tua mengamalkan nilai-nilai agama dalam keluarga dan
mengajarkan pada anaknya, kasih sayang dan waktu yang berkualitas bersama anak-
anaknya, keterlibatan seorang ayah dalam mendidik anaknya, serta adanya
komunikasi yang baik diharapkan remaja mampu menangkal segala godaan yang
datang dari luar.

2.2.4 Hilangnya kejujuran


Kejujuran seringkali sulit dilakukan karena bisa membuat seseorang
berkorban secara pribadi. Seseorang selalu tidak jujur dan lari dari kenyataan dan

4
kebenaran. Namun, seseorang bisa saja menunjukkan ketidakjujuran dengan cara
yang berbeda. Seseorang memilih untuk berbohong dari pada menanggung resiko
pribadi. Seseorang menunjukkan ketidakjujurannya dan terlalu sering menarik diri

2.2.5 Hilangnya Rasa Tanggung Jawab dan Rendahnya Kedisplinan


Tanggung jawab adalah sebuah perbuatan yang dilakukan oleh setiap individu
yang berdasarkan atas kewajiban maupun panggilan hati seseorang. Yaitu sikap yang
menunjukkan bahwa seseorang tersebut memiliki sifat kepedulian dan kejujuran yg
sangat tinggi.
Banyak yang mengatakan bahwa masa ini adalah masa pencarian identitas
diri. Ditandai dengan besarnya rasa ingin tahu dan mencoba hal-hal yang baru.
Karena masa remaja adalah masa peralihan, maka masa ini adalah masa yang sangat
sensitif. Artinya bila masa ini dilalui dengan penuh bimbingan yang baik dari orang
tua ataupun lingkungan, maka anak akan tumbuh menjadi anak yang penuh tanggung
jawab dan lurus. Sebaliknya bila pada masa ini anak di biarkan tanpa bimbingan yang
baik, maka bisa jadi mereka akan tumbuh menjadi nakal bahkan brutal.
Kedisplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses
dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Kedisplinan dalam proses pendidikan sangat
diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar
berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi siswa.
Faktor melemahnya kedisplinan seperti :
a. Diri sendiri, kita harus memiliki keinginan yang kuat untuk merubah sikap malas
kita menjadi lebih baik lagi dan bisa menerapkan nilai-nilai kedisplinan.
b. Keluarga, pihak keluarga dalam menerapkan kedisplinan juga mempunyai peran
penting, karena keluargapun berhak untuk mengatasi anak-anaknya untuk
memilih pergaulan.
c. Lingkungan, pergaulan lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh terhadap
anak-anak remaja. Masa-masa remaja dapat membuat kita salah tingkah, karen
akita berpikir kita sudah dewasa dari sebelumnya.

5
d. Teman, teman juga dapat mempengaruhi tingkat kediplinan siswa. Siswa dapat
menjadi anak yang baik atau menurut kepada peraturan yang telah ditetapkan oleh
bantuan teman-teman yang ada disekitarnya.

2.3 Cara Menganggulangi Dekadensi Moral di Kalangan Milenial


Mengatasi masalah dekadensi moral tentu bukan hal yang mudah, segala
bentuk upaya harus dilakukan bersama oleh segala pihak baik pemerintah, dan
seluruh masyarakat. Untuk itu ada beberapa hal yang bisa kita lakukan setidaknya
meminimalisir dan mengantisipasi sejak dini masalah Dekadensi Moral :
2.3.1 Pengawasan dan Perhatian Orang Tua
Orang tua memegang peranan penting dalam mendidik dan memberikan
pengarahan pada anak, untuk itu pengawasan orang tua terhadap pergaulan dan
aktivitas yang dilakukan oleh anak seperti melihat tayangan televisi yang kurang
mendidik, dan pengawasan dalam menggunakan internet harus diawasi dan
diarahkan oleh orang tua.

2.3.2 Memberikan Pendidikan Karakter pada Anak Sejak Dini


Dizaman yang serba canggih dan pencampuran budaya asing yang semakin
mudah masuk dalam kehidupan sehari-hari menuntut orang tua untuk lebih
meningkatkan pendidikan karakter sejak dini kepada anak.
Pendidikan karakter akan lebih mudah dilakukansejak anak berusia dini hal
ini berkaitan dengan tumbuh kembang anak terhadap pengenalan lingkungan
sekitar dan tentu menuntut bimbingan orang tua. Pendidikan karakter paling
mendasar adalah dengan menanamkan pemahaman nilai-nilai moral dan etika
seperti kejujuran, sopan santun, religius, toleransi, mandiri, gaya hidup sederhana,
mencintai budaya lokal, dan sebagainya. Dengan menanamkan pendidikan
karakter sejak dini maka generasi penerus bangsa akan memiliki karakter yang
jujur dan jauh dari tindak korupsi.

6
2.3.3 Penegakan Hukum Atas Pelaku Kejahatan
Hukum merupakan salah satu tonggak bangsa dalam memberantas Dekadensi
Moral, karena hukum memiliki fungsi dalam menegakkan dan melindungi
kepentingan manusia, menjaga ketertiban dan mengatur masyarakat untuk
mewujudkan keadilan sosial.
Jika hukum mudah dibeli maka kriminalitas dan korupsi akan terus merajalela
untuk itu, ketegasan hukum dalam memberikan hukuman yang berat dalam kasus
kriminal terutama tindak korupsi adalah hal yang penting dan harus dilakukanoleh
aparatur hukum.

2.3.4 Meningkatkan Pendidikan Moral dan Agama


Moral merupakan suatu kondisi pikiran, perasaan, ucapan dan perilaku
seseorang yang terkait dengan nilai baik dan buruk. Dengan kata lain moral tidak
memiliki keterikatan terhadap hal apapun diluar diri manusia, ia tumbuh secara
eksplisit dan memberikan aturan-aturan yang dipatuhi oleh diri sendiri dan terbentuk
berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat.
Sementara berbicara tentang moral erat kaitannya dengan pendidikan agama
sesuatu kepercayaan yang larir pada diri setiap manusia dan dianggap suci serta
menyangkut suatu kekuasaan yang diyakini lebih besar dari segalanya. Untuk itu
pendidikan aagama sangat penting diterapkan khususnya kepada anak sejak usia dini
dimana moral dan akhlak manusia diasah melalui pendidikan agama.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa Remaja adalah masa yang sangat rawan dimana mereka belajar mencari
jati diri yang sebenarnya. Di masa ini mereka memiliki rasa ingin tau yang tinggi
bahkan menyelidiki atau mencoba hal-hal yang negative. Dalam hal ini pendidikan
moral sangat penting sebagai pembentuk pribadi yang berakhlak mulia dalam
menghadapi berbagai dimensi kehidupan.

Sekarang kita harus menyadari bahwa pendidikan moral sangatlah penting,


tidak hanya untuk anak remaja saja namun berlaku untuk semua usia. Mengingat
banyaknya pengaruh budaya asing yang masuk di Negara kita ini, maka dari itu
perlunya kerja keras untuk menghadapi masalah yang sampai saat ini juga masih
perlu penanganan khusus.

3.2 Saran
Pada makalah ini terdapat banyak kekurangan, baik dari segi susunan kata,
penulisan dan lain sebagainya. Maka kami sebagai penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya atas kekurangan kami. Dan kami juga mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dan semoga dengan kritik dan saran yang di berikan bisa kami
jadikan pelajaran untuk  memperbaiki makalah kami kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dwi, Cahyo Edo.2017.Pendidikan Karakter Guna Menanggulangi Dekadensi Moral


yang Terjadi pada Siswa Sekolah Dasar:Jurnal Pendidikan Dasar.Volume 9:16-
26.file:///C:/Users/asus/Downloads/6150-12147-2-PB.pdf.

Ningrum, Diah.2015. Kemerosotan Moral Di Kalangan Remaja: Sebuah penelitian


Mengenai Parenting Styles dan Pengajaran Adab.Volume XXXVII:19-
30.file:///C:/Users/asus/Downloads/10491-21679-1-SM%20(3).pdf

Zakky.2018.Pengertian Tanggung Jawab.https://www.zonareferensi.com/pengertian-


tanggung-jawab/.Di akses pada tanggal 17 Juni 2019 pukul 15:00 WIB.

Rahmatillah.2018.Pengaruh Dekadensi Moral Terhadap Motivasi


Belajar.https://repository.ar-raniry.ac.id/4758/2/Rahmatillah.pdf.Di akses pada
tanggal 17 Juni 2019 pukul 15:00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai