Anda di halaman 1dari 11

TUGAS FILSAFAT MORAL

MORALITAS MANUSIA ZAMAN MILENIAL BERDASARKAN NILAI


INTRINSIK
Dosen Pembimbing : DR. Agustinus W. Dewantara, S.S., M.Hum

Disusun Oleh :

ETIKA HERAWATI
32318414

PRODI FARMASI DIPLOMA TIGA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA MADIUN
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat


Rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Moralitas Manusia Zaman Milenial Berdasarkan Nilai Intrinsik”. Dalam
penyusunan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. DR. Agustinus W. Dewantara, S.S., M.Hum selaku dosen pembimbing.
2. Orang tua yang selalu memberikan bantuan dan dorongan baik materil
maupun spiritual.
3. Teman teman yang selalu memberikan kritik dan sarannya.
4. Dan semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak
demi sempurnanya makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi
penulis maupun bagi pembaca.

Madiun, Juni 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ………………………………………………………………….i


Kata Pengantar ……………………………………………………………………ii
Daftar Isi …………………………………………………………………………iii
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………….2
1.3 Tujuan ………………………………………………………...........................2
1.4 Manfaat ……………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………3
.1 Pengertian Negara Dan Agama………………………………………………..3
2.2 Bangsa Indonesia Sebagai Negara Multikultural……………………………...4
2.3 Contoh Kasus……………………………………………………………..…...5
2.4 Penyelesaian Kasus……………………………………………………………6
BAB III PENUTUP………………………………..………………………...…..7
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….…...7
3.2 Saran…………………………………………………………………………..7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…….8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Moral, atau yang dalam kata lain bisa disebut sebagai etika, akhlak atau
susila adalah sebuah istilah untuk menyebut seseorang dalam sebuah tindakan
yang memiliki nilai positif. Dimana moral ini dimiliki oleh setiap manusia
yang sudah dibawanya sejak lahir. Dengan moral inilah manusia yang satu dan
yang lain bisa hidup berdampingan. Akan tetapi dari beberapa masyarakat
yang ada, masih tetap saja ada yang belum menyadari akan adanya moral
dalam dirinya. Disini seseorang yang tidak memiliki moral disebut sebagai
amoral (tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif bagi orang lain).
Moral dalam hal yang lebih eksplisit adalah sebuah hal yang berhubungan
dengan proses sosialisasi seseorang terhadap orang lain. Tanpa moral, tidak
akan mungkin seseorang mampu hidup berdampingan dengan orang lain.
Akan tetapi, dizaman yang serba maju ini, banyak orang yang mulai
kehilangan moral. Dalam hal ini ukuran moral tersebut adalah budaya dan
aturan-aturan dari masyarakat setempat. Dimana jika seseorang bertingkah
tidak sesuai dengan aturan dan budaya didaerah tersebut, maka seseorang
tersebut sudah bisa dikatakan tidak bermoral (amoral).
Sudah semakin marak ditemukan berbagai macam penyimpangan / kasus
yang berhubungan dengan moral. Kasus seperti ini kebanyakan disebabkan
karena pendidikan moral yang saat ini ada di Indonesia sangatlah kurang.
Dimana seharusnya moral ini harus diajarkan dan ditanamkan ke dalam diri
seseoramg sejak dini. Sehingga jika suatu hari ditemukan penyimpangan akan
dapat segera diluruskan dengan mudah.
Sedemikian pentingnya sebuah moral bagi seseorang untuk dapat hidup
bermasyarakat. Tanpa moral, seseorang akan menjadi bringas dan berimbas
keburukan pada dirinya sendiri. Pengucilan dan merandahkan harga diri
sendiri merupakan satu dari sekian banyak dampak buruk yang dapat terjadi
jika seseorang tak memiliki moral. Untuk itu, disini penulis akan mencoba

1
untuk membahas sedikit tentang moral, kasus dan cara penyelesaiannya. Agar
kedapan dapat dijadikan sebagai sebuah pembelajaran bagi para pembaca
khususnya, dan bagi masyarakat umumnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam Paper “Moralitas Manusia Zaman
Milenial Berdasarkan Nilai Intrinsik” adalah sebagai berikut:
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Moralitas Intrinsik?
1.2.2 Bagaimanakah kondisi moral manusia saat ini berdasarkan nilai
intrinsik?
1.2.3 Bagaimana contoh kasus pelanggaran moral berdasarkan nilai
intrinsik?
1.2.4 Bagaimana cara penyelesaian kasus tersebut?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi Moralitas Intrinsik.
1.3.2 Untuk mengetahui kondisi moral manusia saat ini berdasarkan nilai
intrinsik.
1.3.3 Untuk mengetahui contoh kasus pelanggaran moral berdasarkan nilai
intrinsik.
1.3.4 Untuk mengetahui cara penyelesaian kasus tersebut.
1.4 Manfaat
Dengan ditulisnya paper ini diharapkan pembaca mampu mengembangkan
keilmuan “Moralitas Manusia Zaman Milenial Berdasarkan Nilai Intrinsik”
1.4.1 Bagi mahasiswa
Paper ini mampu memberikan informasi dan referensi, selain itu
mampu memberikan pengetahuan tentang Moralitas Manusia
Berdasarkan Nilai Intrinsik.
1.4.2 Bagi dosen
Paper ini dapat dijadikan refensi dalam mengajar mahasiswa.
1.4.3 Bagi masyarakat
Paper ini sebagai sumber pengetahuan bagi masyarakat secara
umum.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Moralitas Intrinsik


Moralitas Intrinsik berarti bahwa penilaian baik atau buruk atas
tindakan manusia difondasikan pada in se tindakannya, pada tindakannya
sebagai demikian.1 Sebagaimana telah dijelaskan secara singkat di atas
bahwa moral manusia itu pada dasarnya dapat dinilai dari dalam dirinya
sendiri. Dengan bermodal perasaan yang dimilikinya, manusia dapat
menentukan baik atau buruknya moral yang ada pada dalam dirinya.
Moralias intrinsik menegaskan kebenaran bahwa tatanan moral
manusia itu baik atau buruk, adil atau tidak, bukan karena ditentukan oleh
keputusan / pertimbangan manusia yang berkuasa atau instansi yang
berkuasa, melainkan oleh kesadaran kita dalam arti yang sedalam dalamnya
sebagai manusia.2 Dalam arti manusia itu sendirilah yang mampu menilai
apakah moral yang ada pada dirinya itu baik atau buruk.
Kebergantungan moral yang berdasarkan nilai intrinsik ini juga
memiliki kekurangan dan kelebihan. Kekurangannya adalah misalnya
seseorang sejak lahir berada pada lingkungan yang salah, maka pengaruh
lingkungan tersebut juga akan dapat membentuk moral yang dimiliki.
Begitu juga dengan kelebihannya, jika sejak lahir seseorang sudah di didik
untuk bermoral bagus, maka kedepannya juga akan menjadi pribadi yang
bermoral.
Tidak sedikit masyarakat di Indonesia ini kehilangan moral yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, pergaulan, pendidikan bahkan orang tua
sekalipun. Dan jika sudah mendarah daging, maka sikap amoral tersebut
akan sangat sulit sekali untuk di hilangkan. Salah satu cara untuk
menghindari hal tersebut adalah dengan menanamkan moral sejak dini.
Agar kelak seseorang dapat menjadi manusia yang benar-benar bermoral.
1
Agustinus W. Dewantara, 2017, Filsafat Moral “Pergumulan Etis Kesehatan Manusia”, PT
Kanisius, Yogyakarta, 51.
2
Ibid., 52.

3
2.2 Kondisi Moral Manusia Saat Ini Berdasarkan Nilai Intrinsik
Karakter intrinsik nilai moral tindakan manusia ialah itu yang
langsung menjadi milik dari tindakannya.3 Dimana saat ini dengan semakin
maraknya kasus yang didasari oleh perilaku amoral, maka dapa disimpulkan
bahwa kondisi moral di masyarakat sangatlah memprihatinkan. Terlepas
dari adat dan budaya yang ada, moral itu sendirilah yang kian mengikis hal
tersebut. Sehingga faktor negative dapat dengan mudah merasuk dan
meracuni moral menjadi amoral.
Masyarakat hendaknya menyikapi hal ini dengan serius. Dengan
tetap mempertahankan adat dan budaya untuk menjaga moral. Di sisi lain,
penanaman pribadi yang positif sejak dini juga tak kalah penting dalam
berperan memperbaiki moral yang terlanjur rusak.
Faktor terdekat yang kiranya menjadi penentu akan masa depan
moral generasi muda adalah orang tua. Dimana dari orang tualah pendidikan
seorang anak dimulai. Disitu juga sekaligus orang tua memulai
menanamkan moral kepada anak-anaknya. Terlepas dari lingkungan dan
pergaulan yang tak mampu dikendalikan, orang tua akan tetap mampu
memonitor perilaku anak-anaknya dengan berbagai macam hal positif yang
dilakukan.
Pada pemandangan sepintas kita bisa berkata bahwa proprietas
intrinsik tindakan manusia ialah kemungkinan suatu tindakan itu mengarah
secara langsung atau tak langsung pada kebahagiaan. 4 Hal tersebut bisa saja
benar terjadi jika memang dari awal manusia itu sendiri memiliki moral
yang baik. Namun akan terjadi hal sebaliknya jika moral yang dimiliki juga
buruk. Yang mana pada dasarnya semua manusia hidup untuk mencari
kebahagiaan. Dan salah satu faktor yang mampu membuat seseorang
bahagia adalah dengan dimilikinya moral yang baik.

3
Ibid., 51.
4
Ibid., 51.

4
2.3 Contoh Kasus Pelanggaran Moral Berdasarkan Nilai Intrinsik
Penganiayaan berujung maut terhadap guru seni rupa Ahmad Budi
Thajyanto itu dilakukan seorang murid SMAN 1 Torjun, HI. Peristiwa itu
terjadi Kamis (1/2/2018) sekitar pukul 13.00 WIB kemarin. Korban guru
seni rupa mengisi pelajaran melukis di halaman luar depan kelas XII.
Saat kegiatan belajar berlangsung, pelaku tak menggubris dan
menggangu teman lainnya. Korban menegur pelaku agar mengerjakan tugas
seperti temannya yang lain. Namun, teguran itu tetap tidak dihiraukan
pelaku. Korban kemudian menggoreskan cat ke pipi pelaku. Pelaku tidak
terima dan mengeluarkan kalimat tidak sopan. Karena tidak sopan, korban
memukul pelaku dengan kertas absen. Pukulan itu ditangkis pelaku dan
langsung menghantam mengenai pelipis kanan korban. Akibatnya, korban
tersungkur ke tanah dan berusaha dilerai siswa lain.
Usai kejadian itu seluruh siswa masuk kelas. Di dalam kelas, pelaku
sempat meminta maaf kepada korban disaksikan murid-murid yang lain. 
Setelah pelajaran usai, korban dan pelaku pulang ke rumahnya masing-
masing. Korban masih sempat bercerita kepada kepala sekolah tentang
kejadian pemukulan yang dilakukan muridnya. 
Setiba di rumah, korban langsung istirahat karena mengeluh pusing
dan sakit kepala. Sekitar pukul 15.00, korban dibawa ke Puskesmas Jrengik,
Kabupaten Sampang. Karena pihak Puskesmas tidak mampu menangani,
korban kemudian dirujuk ke rumah sakit Kabupaten Sampang. Korban
kembali dirujuk ke rumah sakit DR Soetomo, Surabaya. Pihak rumah sakit
kemudian menangani korban dan korban dinyatakan mengalami mati batang
otak (MBO), yang menyebabkan seluruh organ tubuhnya tidak berfungsi.
Sekitar pukul 21.40, korban dinyatakan meninggal dunia. Korban kemudian
langsung dibawa pulang dari RS Dr Soetomo Surabaya ke rumah duka di
Dusun Pliyang, Desa Tanggumong Kota di Sampang. 

5
2.4 Cara Penyelesaian Kasus
Pendidikan moral disekolah juga sangat penting, sebab disanalah
seseorang mendapatkan pendidikan kedua setelah dengan orang tua masing-
masing. Tugas seorang guru adalah menanamkan moral sebaik-baiknya
kepada para siswanya. Sedangkan untuk siswanya sendiri berkewajiban
untuk senantiasa mengamalkan apa yang sudah di ajarkan oleh gurunya.
Termasuk dalam hal menghormati guru sebagai pendidik mereka.
Dari kasus ini jelas terdapat penyimpangan moral yang dialami oleh
pelaku. Penyimpangan tersebut dapat disimpulkan terjadi karena faktor
lingkungan dan pergaulan. Yang mana membuat pelaku hilang kontrol dan
mengesampingkan moralnya. Sehingga berakibat meninggalnya seorang
guru.
Untuk masalah seperti ini, kiranya sekolah harus lebih meningkatkan
pendidikan moral terhadap para siswanya. Agar kejadian serupa tak terulang
lagi. Di samping itu, pantauan guru terhadap siswanya juga harus diperluan,
dalam arti bukan hanya disekolah saja, namun juga meliputi lingkungan dan
pergaulan. Yang mana hal tersebut dapat di kontrol oleh guru melalui
kegiatan-kegiatan mendidik yang di adakan oleh sekolah untuk siswa-siswa
yang belum memiliki moral yang baik.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Negara Indonesia adalah Negara yang terkenal dengan keberagaman
budaya, dimana dalam budaya tersebut tersimpan nilai-nilai moral yang
suci. Menanamkan moral sejak dini dan menjaganya hingga masa yang akan
datang adalah menjadi tugas individu masing-masing. Dengan tujuan untuk
tetap menjaga adat dan budaya secara umum, dan untuk menjaga pribadi
masing-masing secara khusus.
Terjaganya moral yang dimiliki setiap seeorang akan dapaat
melahirkan sebuah kebahagiaan. Dengan bermodal kebaikan hati, maka
segala sesuatu yang dilakukan pastilah akan sesuai dengan norma moral
yang berlaku, baik di masyarakat maaupun menurut diri sendiri (intrinsik).
Yang secara umum moral tersebut keseluruhannya sangat mempengaruhi
tindakan yang dilakukan oleh manusia.
Faktor orang tua, lingkungan dan pergaulan hendaknya menjadi
tolak ukur untuk menjadikan seseorang bermoral baik. Ketiga hal tersebut
sangat erat kaitannya dalam pembentukan moral seseorang. Oleh karena itu
jangan sampai diantara ketiganya tersebut ada kemungkinan bahwa
seseorang akan dapat berubah menjadi amoral karena satu sebab dari ketiga
faktor itu.
3.2 Saran
Orang tua dalam hal kaitanyya dengan moiral haruslah berperan aktif
mengontrol dan memonitoring anak-anaknya. Dengan tujuan agar terhjindar
dari perilaku amoral yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Terlebih jika akibatnya sampai menewaskan seseorang.
Disamping itu, pendidikan yang dijalani oleh anak pun juga harus
benar-benar mengcover tentang moral yang baik. Agar anak juga lebih
mudah untuk dikendalikan baik di lingkungan keluarga maupun di
lingkungan pergaulannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara ,Agustinus W, 2017, Filsafat Moral “Pergumulan Etis Kesehatan


Manusia” PT Kanisius, Yogyakarta.

Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup


Manusia).

Dewantara, W. A. (2017). filsafat Moral. Daerah Istimewa Yogyakarta: penerbit


PT Kanisius. ISSBN, 978-979.

Anda mungkin juga menyukai