Disusun Oleh :
ETIKA HERAWATI
32318414
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
untuk membahas sedikit tentang moral, kasus dan cara penyelesaiannya. Agar
kedapan dapat dijadikan sebagai sebuah pembelajaran bagi para pembaca
khususnya, dan bagi masyarakat umumnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam Paper “Moralitas Manusia Zaman
Milenial Berdasarkan Nilai Intrinsik” adalah sebagai berikut:
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Moralitas Intrinsik?
1.2.2 Bagaimanakah kondisi moral manusia saat ini berdasarkan nilai
intrinsik?
1.2.3 Bagaimana contoh kasus pelanggaran moral berdasarkan nilai
intrinsik?
1.2.4 Bagaimana cara penyelesaian kasus tersebut?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi Moralitas Intrinsik.
1.3.2 Untuk mengetahui kondisi moral manusia saat ini berdasarkan nilai
intrinsik.
1.3.3 Untuk mengetahui contoh kasus pelanggaran moral berdasarkan nilai
intrinsik.
1.3.4 Untuk mengetahui cara penyelesaian kasus tersebut.
1.4 Manfaat
Dengan ditulisnya paper ini diharapkan pembaca mampu mengembangkan
keilmuan “Moralitas Manusia Zaman Milenial Berdasarkan Nilai Intrinsik”
1.4.1 Bagi mahasiswa
Paper ini mampu memberikan informasi dan referensi, selain itu
mampu memberikan pengetahuan tentang Moralitas Manusia
Berdasarkan Nilai Intrinsik.
1.4.2 Bagi dosen
Paper ini dapat dijadikan refensi dalam mengajar mahasiswa.
1.4.3 Bagi masyarakat
Paper ini sebagai sumber pengetahuan bagi masyarakat secara
umum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Kondisi Moral Manusia Saat Ini Berdasarkan Nilai Intrinsik
Karakter intrinsik nilai moral tindakan manusia ialah itu yang
langsung menjadi milik dari tindakannya.3 Dimana saat ini dengan semakin
maraknya kasus yang didasari oleh perilaku amoral, maka dapa disimpulkan
bahwa kondisi moral di masyarakat sangatlah memprihatinkan. Terlepas
dari adat dan budaya yang ada, moral itu sendirilah yang kian mengikis hal
tersebut. Sehingga faktor negative dapat dengan mudah merasuk dan
meracuni moral menjadi amoral.
Masyarakat hendaknya menyikapi hal ini dengan serius. Dengan
tetap mempertahankan adat dan budaya untuk menjaga moral. Di sisi lain,
penanaman pribadi yang positif sejak dini juga tak kalah penting dalam
berperan memperbaiki moral yang terlanjur rusak.
Faktor terdekat yang kiranya menjadi penentu akan masa depan
moral generasi muda adalah orang tua. Dimana dari orang tualah pendidikan
seorang anak dimulai. Disitu juga sekaligus orang tua memulai
menanamkan moral kepada anak-anaknya. Terlepas dari lingkungan dan
pergaulan yang tak mampu dikendalikan, orang tua akan tetap mampu
memonitor perilaku anak-anaknya dengan berbagai macam hal positif yang
dilakukan.
Pada pemandangan sepintas kita bisa berkata bahwa proprietas
intrinsik tindakan manusia ialah kemungkinan suatu tindakan itu mengarah
secara langsung atau tak langsung pada kebahagiaan. 4 Hal tersebut bisa saja
benar terjadi jika memang dari awal manusia itu sendiri memiliki moral
yang baik. Namun akan terjadi hal sebaliknya jika moral yang dimiliki juga
buruk. Yang mana pada dasarnya semua manusia hidup untuk mencari
kebahagiaan. Dan salah satu faktor yang mampu membuat seseorang
bahagia adalah dengan dimilikinya moral yang baik.
3
Ibid., 51.
4
Ibid., 51.
4
2.3 Contoh Kasus Pelanggaran Moral Berdasarkan Nilai Intrinsik
Penganiayaan berujung maut terhadap guru seni rupa Ahmad Budi
Thajyanto itu dilakukan seorang murid SMAN 1 Torjun, HI. Peristiwa itu
terjadi Kamis (1/2/2018) sekitar pukul 13.00 WIB kemarin. Korban guru
seni rupa mengisi pelajaran melukis di halaman luar depan kelas XII.
Saat kegiatan belajar berlangsung, pelaku tak menggubris dan
menggangu teman lainnya. Korban menegur pelaku agar mengerjakan tugas
seperti temannya yang lain. Namun, teguran itu tetap tidak dihiraukan
pelaku. Korban kemudian menggoreskan cat ke pipi pelaku. Pelaku tidak
terima dan mengeluarkan kalimat tidak sopan. Karena tidak sopan, korban
memukul pelaku dengan kertas absen. Pukulan itu ditangkis pelaku dan
langsung menghantam mengenai pelipis kanan korban. Akibatnya, korban
tersungkur ke tanah dan berusaha dilerai siswa lain.
Usai kejadian itu seluruh siswa masuk kelas. Di dalam kelas, pelaku
sempat meminta maaf kepada korban disaksikan murid-murid yang lain.
Setelah pelajaran usai, korban dan pelaku pulang ke rumahnya masing-
masing. Korban masih sempat bercerita kepada kepala sekolah tentang
kejadian pemukulan yang dilakukan muridnya.
Setiba di rumah, korban langsung istirahat karena mengeluh pusing
dan sakit kepala. Sekitar pukul 15.00, korban dibawa ke Puskesmas Jrengik,
Kabupaten Sampang. Karena pihak Puskesmas tidak mampu menangani,
korban kemudian dirujuk ke rumah sakit Kabupaten Sampang. Korban
kembali dirujuk ke rumah sakit DR Soetomo, Surabaya. Pihak rumah sakit
kemudian menangani korban dan korban dinyatakan mengalami mati batang
otak (MBO), yang menyebabkan seluruh organ tubuhnya tidak berfungsi.
Sekitar pukul 21.40, korban dinyatakan meninggal dunia. Korban kemudian
langsung dibawa pulang dari RS Dr Soetomo Surabaya ke rumah duka di
Dusun Pliyang, Desa Tanggumong Kota di Sampang.
5
2.4 Cara Penyelesaian Kasus
Pendidikan moral disekolah juga sangat penting, sebab disanalah
seseorang mendapatkan pendidikan kedua setelah dengan orang tua masing-
masing. Tugas seorang guru adalah menanamkan moral sebaik-baiknya
kepada para siswanya. Sedangkan untuk siswanya sendiri berkewajiban
untuk senantiasa mengamalkan apa yang sudah di ajarkan oleh gurunya.
Termasuk dalam hal menghormati guru sebagai pendidik mereka.
Dari kasus ini jelas terdapat penyimpangan moral yang dialami oleh
pelaku. Penyimpangan tersebut dapat disimpulkan terjadi karena faktor
lingkungan dan pergaulan. Yang mana membuat pelaku hilang kontrol dan
mengesampingkan moralnya. Sehingga berakibat meninggalnya seorang
guru.
Untuk masalah seperti ini, kiranya sekolah harus lebih meningkatkan
pendidikan moral terhadap para siswanya. Agar kejadian serupa tak terulang
lagi. Di samping itu, pantauan guru terhadap siswanya juga harus diperluan,
dalam arti bukan hanya disekolah saja, namun juga meliputi lingkungan dan
pergaulan. Yang mana hal tersebut dapat di kontrol oleh guru melalui
kegiatan-kegiatan mendidik yang di adakan oleh sekolah untuk siswa-siswa
yang belum memiliki moral yang baik.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Negara Indonesia adalah Negara yang terkenal dengan keberagaman
budaya, dimana dalam budaya tersebut tersimpan nilai-nilai moral yang
suci. Menanamkan moral sejak dini dan menjaganya hingga masa yang akan
datang adalah menjadi tugas individu masing-masing. Dengan tujuan untuk
tetap menjaga adat dan budaya secara umum, dan untuk menjaga pribadi
masing-masing secara khusus.
Terjaganya moral yang dimiliki setiap seeorang akan dapaat
melahirkan sebuah kebahagiaan. Dengan bermodal kebaikan hati, maka
segala sesuatu yang dilakukan pastilah akan sesuai dengan norma moral
yang berlaku, baik di masyarakat maaupun menurut diri sendiri (intrinsik).
Yang secara umum moral tersebut keseluruhannya sangat mempengaruhi
tindakan yang dilakukan oleh manusia.
Faktor orang tua, lingkungan dan pergaulan hendaknya menjadi
tolak ukur untuk menjadikan seseorang bermoral baik. Ketiga hal tersebut
sangat erat kaitannya dalam pembentukan moral seseorang. Oleh karena itu
jangan sampai diantara ketiganya tersebut ada kemungkinan bahwa
seseorang akan dapat berubah menjadi amoral karena satu sebab dari ketiga
faktor itu.
3.2 Saran
Orang tua dalam hal kaitanyya dengan moiral haruslah berperan aktif
mengontrol dan memonitoring anak-anaknya. Dengan tujuan agar terhjindar
dari perilaku amoral yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Terlebih jika akibatnya sampai menewaskan seseorang.
Disamping itu, pendidikan yang dijalani oleh anak pun juga harus
benar-benar mengcover tentang moral yang baik. Agar anak juga lebih
mudah untuk dikendalikan baik di lingkungan keluarga maupun di
lingkungan pergaulannya.
7
DAFTAR PUSTAKA