Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERKEMBANGAN MORAL
Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik Semester 1

Dosen Pengampu :
Seni Oktriani, M.Pd

KELOMPOK 3 (TIGA)
Disusun Oleh :
Khalid Abrar Aji : 2185201042
Ulya Qonita : 2185201057

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi (PJKR)

STKIP NU INDRAMAYU
Jl. Raya Kaplongan No.28, Kaplongan, Karangampel, Kabupaten Indramayu
Jawa Barat 45283
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, dan senantiasa


mengharapkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya. Tak lupa Shalawat dan salam
bagi junjungan Nabi Besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah
penulis masih diberi kesehatan dan umur sampai saat ini sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Perkembangan Moral Peserta Didik.
Dalam penyusunan makalah ini penulis sadar bahwa masih banyak
terdapat kekurangan dan mungkin jauh dari sempurna seperti dalam pepatah “ Tak
Ada Gading Yang Tak Retak” begitupun dengan makalah ini oleh karena itu kritik
dan saran dari para pembaca, sangat penulis harapkan untuk perbaikan dimasa
yang akan datang.
Demikian lah kami buat makalah ini untuk pegangan buat kita semua,
Semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Indramayu, 30 September 2021

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................
............................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................
............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
............................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................
................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................
................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................
................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
............................................................................................................................3
A. Pengertian Moral.....................................................................................
................................................................................................................3
B. Perkembangan Kesadaran Moralitas.......................................................
................................................................................................................4
C. Perkembangan Moral Anak Indonesia....................................................
................................................................................................................7
BAB III PENUTUP...........................................................................................
............................................................................................................................9
A. Kesimpulan.............................................................................................
................................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................
................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
...........................................................................................................................10

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan moral awalnya dipusatkan pada disiplin yaitu jenis
disiplin yang terbaik untuk mendidik anak yang mematuhi hukum, dan
pengaruh disiplin tersebut pada penyesuaian pribadi dan sosial. Secara
bertahap bergeser ke arah perkembangan moral kepola yang normal untuk
aspek perkembangan ini dan usia seorang anak dapat diharapkan bersikap
sesuai dengan cara yang disetujui masyarakat. Dengan adanya peningkatan
yang serius dalam kenakalan remaja, minat untuk mempelajari penyebab,
penanganan, dan pencegahan menjadi sasaran perhatian psikologi dan
sosiologi. Mula-mula minat ini terbatas pada penelitian remaja karena
sesungguhnya, anak-anak tidak dianggap “anak nakal” betapapun jauhnya
penyimpangan perilaku mereka dari standar yang disetujui masyarakat.
Dalam dua dasawarsa terakhir, studi psikologi mengenal
perkembangan moral telah dipacu oleh teori-teori yang didasarkan atas
hasil-hasil penelitian sehubungan dengan pola perkembangan moral pada
masa kanak-kanak dapat diramalkan. Teori terbaik dan yang paling
berpengaruh adalah teori Piaget dan teori Kohlberg.
Manusia sulit bersikap netral terhadap perkembangan moral.
Banyak orang tua kuatir bahwa anak-anak mereka bertumbuh tanpa nilai-
nilai tradisional. Para guru mengeluh bahwa murid-murid mereka tidak
sopan. Didalam makalah ini kita akan membahas tentang perkembangan
moral, pandangan Piaget tentang pertimbangan moral anak-anak
berkembang, hakikat perilaku moral anak-anak, dan perasaan anak-anak
menyubang bagi perkembangan moral mereka.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:

1
1. Apakah pengertian moral?
2. Bagaimana tahap – tahap perkembangan moral?
3. Bagaimana perkembangan moral pada anak?
4. Bagaimana perkembangan moral anak Indonesia?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah penulis ingin menjelaskan:
1. Pengertian moral.
2. Tahap – tahap perkembangan moral.
3. Perkembangan moral pada anak.
4. Perkembangan moral anak Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Moral
Moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam
bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke
manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif.
Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral
dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral
adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit
adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa
moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman
sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral
atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar
yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia
ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam
kehidupan bermasyarakat secara utuh.
Lalu, berbagai pengertian tentang moral banyak bermunculan, seperti yang
dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
a. Pengertian Moral Menurut W. J. S. Poerdarminta mengatakan bahwa ajaran
moral merupakan cerminan dari perbuatan baik, buruk dan perilaku..
b. Pengertian Moral Menurut Hurlock (1990): moral adalah tata cara,
kebiasaan, dan adat peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi
anggota suatu budaya.
c. Pengertian Moral Menurut Wantah (2005): Moral adalah sesuatu yang
berkaitan atau ada hubungannya dengan kemampuan menentukan benar
salah dan baik buruknya tingkah laku

3
2. Perkembangan Kesadaran Moralitas
Tahapan Perkembangan Moral Anak Usia Dini menurut para ahli.
Pengertian moral adalah sesuatu yang berhubungan dengan penerapan nilai
dan norma yang berlaku di masyarakat, dalam perbuatan yang seharusnya
dilakukan dalam interaksi sosial. Menurut para ahli perkembangan anak di
bawah ini terdapat kesamaan dalam perkembangan moral anak usia dini.
A. Tahapan Perkembangan Moral Anak Menurut Piaget
Menurut Piaget dalam pengamatan dan wawancara pada anak usia 4-12
tahun menyimpulkan bahwa anak melewati dua tahap yang berbeda dalam
cara berpikir tentang moralitas yaitu:
a. Tahap Moralitas Heterogen
Anak usia 4-7 tahun menunjukkan moralitas heterogen, yaitu tahap
pertama dari perkembangan moral. Anak berpikir bahwa keadilan dan
peraturan adalah property dunia yang tidak bisa diubah dan dikontrol
oleh orang. Anak berpikir bahwa peraturan dibuat oleh orang dewasa
dan terdapat pembatasan-pembatasan dalam bertingkah laku. Pada masa
ini anak menilai kebenaran atau kebaikan tingkah laku berdasarkan
konsekuensinya, bukan niat dari orang yang melakukan. Anak juga
percaya bahwa aturan tidak bisa diubah atau diturunkan oleh sebuah
otoritas yang berkuasa. Anak berpikir bahwa mereka tidak berhak
membuat peraturan sendiri, melainkan dibuatkan aturan oleh orang
dewasa. Orang dewasa perlu memberikan kesempatan pada anak untuk
membuat peraturan, agar anak menyadari bahwa peraturan berasal dari
kesepakatan dan dapat diubah.
b. Tahap Moralitas Otonomi
Usia 7 – 10 tahun, anak berada dalam masa transisi dan menunjukkan
sebagian ciri-ciri dari tahap pertama perkembangan moral dan sebagian
ciri dari tahap kedua yaitu moralitas otonom. Anak mulai sadar bahwa
peraturan dan hukum dibuat oleh manusia, dan ketika menilai sebuah
perbuatan, anak akan mempertimbangkan niat dan konsekuensinya.

4
Moralitas akan muncul dengan adanya kerjasama atau hubungan timbal
balik antara anak dengan lingkungan dimana anak berada.
Pada masa ini anak percaya bahwa ketika meraka melakukan
pelanggaran, maka otomatis akan mendapatkan hukumannnya. Hal ini
seringkali membuat anak merasa khawatir dan takut berbuat salah.
Namun, ketika anak mulai berpikir secara heteronom, anak mulai
menyadari bahwa hukuman terjadi apabila ada bukti dalam melakukan
pelanggaran. Piaget yakin bahwa dengan semakin berkembang cara
berpikir anak, anak akan semakin memahami tentang persoalan-
persoalan social dan bentuk kerjasama yang ada didalam lingkungan
masyarakat.

B. Tahapan Perkembangan Moral Anak Menurut Kohlberg


Selain Piaget, Kohlberg juga menekankan bahwa cara berpikir anak
tentang moral berkembang dalam beberapa tahapan. Kohlberg
menggambarkan 3 (tiga) tingkatan penalaran tentang moral, dan setiap
tingkatannya memiliki 2 (dua) tahapan, yaitu :
a. Moralitas Pra-konvensional
Penalaran prakonvensional adalah tingkatan terendah dari penalaran
moral, pada tingkat ini baik dan buruk diinterpretasikan melalui reward
(imbalan) dan punishment (hukuman) eksternal.
 Tahap satu, Moralitas Heteronom adalah tahap pertama pada
tingkatan penalaran prakonvensional. Pada tahap ini, anak
berorientasi pada kepatuhan dan hukuman, anak berpikir bahwa
mereka harus patuh dan takut terhadap hukuman. Moralitas dari
suatu tindakan dinilai atas dasar akibat fisiknya. Contoh : “Bersalah”
dicubit. Kakak membuat adik menangis, maka ibu memukul tangan
kakak (dalam batas-batas tertentu).
 Tahap kedua individualisme, tujuan instrumental, dan pertukaran.
Pada tahap ini, anak berpikir bahwa mementingkan diri sendiri
adalah benar dan hal ini juga berlaku untuk orang lain. Karena itu,

5
anak berpikir apapun yang mereka lakukan harus mendapatkan
imbalan atau pertukaran yang setara. Jika ia berbuat baik, maka
orang juga harus berbuat baik terhadap dirinya, anak menyesuaikan
terhadap harapan social untuk memperoleh penghargaan. Contoh :
berbuat benar ia dipuji “ pintar sekali”.
b. Moralitas Konvensional
Penalaran konvensioanal adalah tingkat kedua atau menengah dalam
tahapan Kohlberg. Pada tahapan ini, individu memberlakukan standar
tertentu , tetapi standar ini ditetapkan oleh orang lain, misalnya oleh
orang tua atau pemerintah. Moralitas atas dasar persesuaian dengan
peraturan untuk mendapatkan persetujuan orang lain dan untuk
mempertahankan hubungan baik dengan mereka.
 Tahap satu ekspektasi interpersonal, hubungan dengan orang lain,
pada tahap ini anak menghargai kepercayaan, perhatian, dan
kesetiaan terhadap orang lain sebagai dasar penilaian moral. Pada
tahap ini, seseorang menyesuaiakan dengan peraturan untuk
mendapatkan persetujuan orang lain dan untuk mempertahankan
hubungan baik dengan mereka. Contoh adalah mengembalikan
krayon ketempat semula sesudah digunakan (nilai moral = tanggung
jawab).
 Tahap kedua moralitas system social, pada tahap ini penilaian moral
didasari oleh pemahaman tentang keteraturan dimasyarakat, hukum,
keadilan, dan kewajiban.Seseorang yakin bahwa bila kelompok
social menerima peraturan yang sesuai bagi seluruh kelompok, maka
mereka harus berbuat sesuai dengan peraturan itu agar terhindar dari
keamanan dan ketidaksetujuan social. Contoh: Bersama-sama
membersihkan kelas, semua anggota kelompok wajib membawa alat
kebersihan (nilai moral = gotong royong).
c. Moralitas Pasca-konvensional
Penalaran pasca-konvensional merupakan tahapan tertinggi dalam
tahapan moral Kohlberg, pada tahap ini seseorang menyadari adanya

6
jalur moral alternative, dapat memberikan pilihan, dan memutuskan
bersama tentang peraturan, dan moralitas didasari pada prinsip-prinsip
yang diterima sendiri. Ini mengarah pada moralitas sesungguhnya, tidak
perlu disuruh karena merupakan kesadaran dari diri orang tersebut.
 Tahap satu hak individu, pada tahap ini individu menalar bahwa
nilai, hak, dan prinsip lebih utama. Seseorang perlu keluwesan dalam
adanya modifikasi dan perubahan standar moral apabila itu dapat
menguntungkan kelompok secara keseluruhan. Contoh pada tahun
ajaran baru sekolah memperkenankan orangtua menunggu anaknya
selama lebih kuarang satu minggu, setelah itu anak harus berani
ditinggal.
 Tahap kedua prinsip universal, pada tahap ini, seseorang
menyesuaikan dengan standar social dan cita-cita internal terutama
untuk menghindari rasa tidak puas dengan diri sendiri dan bukan
untuk menghindari kecaman social (orang yang tetap
mempertahankan moralitas tanpa takut dari kecaman orang lain).
Contohnya adalah anak secara sadar merapikan kamar tidurnya
segera setelah ia bangun tidur dengan harapan agar kamarnya terlihat
selalu dalam keadaaan rapih

3. Perkembangan Moral Anak Indonesia


Anak Indonesia memiliki perkembangan moral yang tidak jauh berbeda
dengan anak di dunia pada umumnya. Faktor-faktor pembentuk munculnya
perbedaan moral manusia diantaranya kenyataan hidup, tantangan yang
dihadapi, dan harapan yang dicita-cita oleh komunitas manusia itu sendiri.
Bangsa Indonesia telah mengalami kemunduran menyangkut persoalan
kejujuran, kebenaran, dan keadilan. Sehingga bangsa ini butuh kembali
menanamkan nilai-nilai moral yang dimiliki bangsa ini. Kemerosotan moral
generasi muda, perlu penanganan yang lebih intensif dimana kita perlu
menanamkan nilai moral sedini mungkin. Kemerosotan moral yang dialami
bila tidak diberikan perhatian khusus akan berakibat buruk bagi generasi

7
mendatang. Pendidikan moral merupakan salah satu pendekatan yang
dianggap sebagai gerakan utama dalam penanaman nilai moral pada anak.
Pendidikan moral perlu menjadi prioritas dalam kehidupan. Adanya
panutan nilai, moral, dan norma dalam diri manusia dan kehidupan akan
sangat menentukan totalitas diri individu atau jati diri manusia, lingkungan
sosial, dan kehidupan individu. Oleh karena itu, pendidikan nilai yang
mengarah pada pembentukan moral yang sesuai dengan norma-norma
kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia utuh
dalam konteks sosialnya. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak terjadi
masalah dalam penanaman moral pada anak. Era globalisasi telah membuat
kehidupan mengalami perubahan yang signifikan, bahkan terjadi degradasi
moral dan sosial budaya dalam masyarakat. Untuk itu, perlu adanya
pendidikan moral dalam usaha penanaman nilai moral pada anak.
Masalah yang paling penting dalam pendidikan moral bagi anak Indonesia
adalah bagaimana upaya kita sebagai seorang pendidik agar setiap perbedaan
yang muncul dapat kita arahkan menjadi suatu materi pendewasaan sikap dan
perilaku anak dalam sosialisasinya. Tidak ada salahnya kita sisipkan
pendidikan multikultur kepada anak usia dini sesuai dengan tingkat dan
pemahaman mereka.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, Moral
merupakan tingkah laku manusia yang berdasarkan atas baik-buruk
dengan landasan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Spiritual
merupakan kepercayaan peserta didik terhadap suatu keyakinan yang
didasarkan pada adat istiadat maupun ketuhanan.
Dari kasus yang sudah dijelaskan diatas, peran orang tua, guru dan
lingkungan sangat menunjang perkembangan moral anak. Selain itu
kebiasaan yang diajarkan pada anak juga berpengaruh dalam
perkembangan moralnya. Jika anak biasa diajarkan baik maka mereka
akan sulit terpengaruh dengan lingkungan yang buruk bahkan walau
mereka mempunyai sifat bawaan yang buruk, mereka akan berusaha
merubahnya.

B. Saran
Peran orang tua, guru dan lingkungan sangat menunjang
perkembangan moral anak. Selain itu kebiasaan yang diajarkan pada anak
juga berpengaruh dalam perkembangan moralnya. Semoga makalah ini
dapat menjadi referensi bagi semua pihak untuk moral anak agar moral
anak bangs menjadi lebih baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Jean Piaget, 2002. Tingkat Perkembangan Kognitif. Jakarta, Gramedia.

Kohlberg, Lawrence. 1995. Tahap-tahap Perkembangan Moral. Diterjemahkan


oleh Drs. John de Santo & Drs. Agus Cremers SVD. Yogyakarta: Kanisius

http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-moral-dan-tahap-
perkembangannya.html

Dra. Maria J Wantah, 2005. Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral


Pada Anak Usia Dini. Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional RI.

10

Anda mungkin juga menyukai