Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL ILMIAH POPUER

ANALISIS MORALITAS BANGSA TERKAIT ERA GLOBAL

DISUSUN OLEH

NAMA : ROSIDI

NIM : 042906162

MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KODE MATA PELAJARAN : MKDU4111

KELAS : 1 ( SATU )

SEMESTER : 1 ( SATU )

POKJAR : KBM SALUT-BALARAJA

JURUSAN MANAJEMEN UNVERSITAS TERBUKA KOTA SERANG

2020
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah-SWT yang Maha-Pengasih lagi Maha-Panyayang,


segala puji bagi Allah Tuhan semesta-alam. Sehingga artikel artikel ilmiah ini diberi judul
“Analisis Moralitas Bangsa Terkait era Globalisasi”.

Karya ilmiah ini disusun dengan usaha yang maksimal dan juga berkat bantuan dari
berbagai pihak. Pihak-pihak yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk
menyelesaikan artikel ilmiah ini. Oleh karena itu kami sampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan artikel
ini.

Maka dari itu kami menyadari masih banyak kekurangan dalam karya ilmiah yang
kami buat. Mungkin dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal lain yang tidak kami sadari.
Oleh karena itu kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai sarana
perbaikan karya ilmiah yang lebih baik.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR TABEL............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 2

BAB III PEMBAHASAN ........ ..................................................................... 4

3.1 Moralitas ...................................................................................... 4

3.2 Pengaruh Era Gelobal Pada Moral...................................................... 5

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 6

4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 6

4.2 Saran .................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ……………………….................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULIAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi yang ada di hadapan kita sebagai sebuah fakta yang tidak bisa
dipungkiri senantiasa terus berkembang. Semua pihak mau tidak mau harus menghadapinya,
sebab globalisasi telah mengubah seluruh dimensi kehidupan. Globalisasi memberikan
dampak positif dan negatif bagi setiap warga negara indonesia. namun, tidak setiap warga
negara menyikapi dampak negatif globalisasi dengan baik. Terjadinya penurunan kuwalitas
moral bangsa merupakan salah satu dampak negatif dari globalisasi. Adapun penurunan
kuwalitas moral bangsa dapat kita lihatbanyaknya bermunculan kasus-kasus yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai norma yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Globalisasi sudah
menembus semua penjuru dunia, bahkan sampai daerah terpencil sekalipun, masuk ke rumah-
rumah, membombardir dan menyerang pertahanan moral bangsa. Globalisai akan berdampak
positif manakala dipegang oleh orang yang memiliki karakter positif dan sebaliknya dampak
era globalisasi akan berpengaruh negatif apabila yang mengendalikan orang yang tidak
memiliki karakter yang positif. Lahirnya generasi instant atau generasi sekarang yang
langsung bisa menikmati keinginan tanpa proses perjuangan dan kerja keras, dekadensi
moral, konsumenrisme, bahkan permisifisme adalah merupakan sebagian dampak negatif
globalisasi.

Moralitas menjadi longgar, sesuatu yang dahulu dianggap tabu, sekarang menjadi
biasa-biasa saja, cara berpakaian, sikap dan tingka laku, berinteraksi dengan lawan jenis,
menikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan menikmati narkoba menjadi sebuah
kecenderungan dunia modern yang sulit ditanggulangi. Pergaulan bebas atau free sex dan
tawuran antar pelajar atau mahasiswa serta kriminalitas sosial lainya sudah sering menghiasi
media electronik dan media cetak.

Oleh karena itu, dalam hal ini pemerintah harus mengambil peranan penting dalam
membangun moralitas bangsa yang lebih baik lagi. Namun, tidak hanya pemerintah kitapun
sebagai generasi muda juga harus meningkatkan keimanan dan menanamkan pendidikan
moral pada diri kita yang berlandaskan pancasila. Maka dari itu, mari kita bersama
meningkatkan keimanan dengan menanamkan moral yang baik karena kita adalah generasi
muda harapan bangsa yang kelak akan memimpin bangsa.

1
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Moral berasal dari kata Latin mores yang artinya tata cara dalam kehidupan, adat
istiadat, kebiasaan. Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam
perilaku yang harus dipatuhi. Moral merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur
perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat. Moral
merupakan standard baik-buruk yang ditentukan bagi individu nilainilai sosial budaya dimana
individu sebagai anggota sosial. Moralitas merupakan aspek kepribadian yang diperlukan
seseorang dalam kaitannya dengan kehidupan sosial secara harmonis, adil, dan seimbang.
Perilaku moral diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang damai penuh keteraturan,
ketertiban, dan keharmonisan.

Moral dibutuhkan pada kehidupan masyarakat dalam bersosialisasi. Individu


memandang individu atau kelompok lain berdasarkan moral. Mengenai perilaku, kesopanan,
bersikap baik merupakan beberapa sikap dari moral yang dipandang masyarakat.Moral dapat
memandang masyarakatnya memiliki nilai sosial yang baik atau buruk. Kepribadian sesorang
sangat erat kaitannya dalam kegiatan seharihari, moral diperlukan demi kehidupan yang
damai dan harmonis sesuai dengan aturan. Dapat dipahami bahwa moral adalah keseluruhan
aturan, kaidah atau hukum yang berbentuk perintah dan larangan yang mengatur perilaku
manusia dan masyarakat di mana manusia itu berada.Karena moral merupakan pengatur
perilaku individu dalam bersosialisasi dengan kelompok masyarakat.

Tokoh yang paling dikenal dalam kaitannya dengan pengkajian perkembangan moral
adalah Lawrence E. Kohlberg. Melalui Disertasinya yang sangat monumental yang berjudul
The Development of Modes of Moral Thinking and Choice in the Years 10 to 16 yang
diselsaikan di University of Chicago pada tahun 1958, dia melakukan penelitian empiris
lintas kelompok usia tentang cara pertimbangan moral tehadap 75 orang anak remaja yang
berasal dari daerah sekitar chicago.Anak-anak dibagi dalam tiga kelompok usia, yaitu
kelompok usia 10, 13, dan 16 tahun. Penelitiannya dilakukan dengan cara menghadapkan
pada subjek penelitian/responden kepada berbagai dilema moral dan selanjutnya mencatat
semua reaksi mereka. Dalam pandangan Kohlberg, sebagaiamana juga pandangan Jean Piaget
salah seorang yang sangat dikaguminya bahwa berdasarkan penelitiannya, tampak bahwa
anak-anak dan remaja menafsirkan segala tindakan dan perilakunya sesuai dengan struktur

2
mental mereka sendiri dan menilai hubungan sosial dan perbuatan tertentu baik atau buruk
seiring dengan tingkat perkembangan atau struktur moral mereka masing-masing.

Moral merupakan nilai perilaku yang harus dipatuhi, karena moral merupakan norma
yang mengatur baik-buruk individu dalam suatu masyarakat. Kepribadian sesorang sangat
erat kaitannya dalam kegiatan sehari-hari, moral diperlukan demi kehidupan yang damai dan
harmonis sesuai dengan aturan.

Menurut Soeparno (1992: 5) moral adalah ajaran atau prinsip dasar tentang nilai baik
dan buruk atas perbuatan dan perilaku dalam kehidupan manusia di dalam lingkungan
kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Moral mengandung makna
integritas pribadi manusia yaitu harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan yang
menjadi khalifah di muka bumi. Menurut al-Ghazali sebagaimana dikutip Muchson &
Samsuri (2013: 1) mengemukakan bahwa pengertian akhlak, sebagai padanan kata moral,
sebagai perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan
sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dalam diri yang dilakukan secara mudah dan
ringan, tanpa perlu dipikirkan dan direncanakan sebelumnya. Dari beberapa tinjauan diatas
dapat disimpulkan, moral adalah prinsip dasar tentang baik dan buruk sebagai manusia yang
menjadi watak atau tabiat yang menetap kuat dalam jiwa. Moral merupakan suatu kebutuhan
penting bagi setiap orang, terutama remaja, moral merupakan sebuah pedoman untuk
menemukan identitas diri seorang remaja, mengembangkan hubungan personal yang
harmonis, dan menghindari konflik-konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi
seorang remaja. Moralitas menurut Pratiwi (2005) yaitu sikap hati orang yang terungkap
dalam tindakan lahiriah. Yang berarti pula sikap dan perbuatan baik 17 yang betul-betul tanpa
pamrih.

Perkembangan nilai moral dan sikap individu sangat dipengaruhi oleh


lingkungan.Karena lingkungan dapat membentuk karakter seseorang, baik itu secara
psikologis, sosial, dan budaya. Jika suatu individu berada di lingkungan yang pergaulannya
baik, sopan, menghormati, maka karakter yang terbentuk pada individu tersebut akan baik
pula. Namun jika lingkungannya jahat, kasar, tidak memiliki sopan santun, maka karakter
yang terbentuk akan seperti itu.

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Moralitas

Moralitas atau moral, diambil dari bahasa Latin mos (jamak, mores) yang berarti
kebiasaan, adat. Sementara moralitas secara lughowi juga berasal dari kata mos bahasa Latin
(jamak, mores) yang berarti kebiasaan, adat istiadat. Kata ’bermoral’ mengacu pada
bagaimana suatu masyarakat yang berbudaya berperilaku. Dan kata moralitas juga
merupakan kata sifat latin moralis, mempunyai arti sama dengan moral hanya ada nada lebih
abstrak. Kata moral dan moralitas memiliki arti yang sama, maka dalam pengertiannya lebih
ditekankan pada penggunaan moralitas, karena sifatnya yang abstrak. Moralitas adalah sifat
moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.1 Senada
dengan pengertian tersebut, W.Poespoprodjo mendefinisikan moralitas sebagai ”kualitas
dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau
buruk. Moralitas mencakup tentang baik buruknya perbuatan manusia

Baron, dkk mengatakan, sebagaimana dikutip oleh Asri Budiningsih, bahwa moral
adalah hal-hal yang berhubungan dengan larangan dan tindakan yang membicarakan salah
atau benar. Ada beberapa istilah yang sering digunakan secara bergantian untuk menunjukkan
maksud yang sama, istilah moral, akhlak, karakter, etika, budi pekerti dan susila. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, “moral” diartikan sebagai keadaan baik dan buruk yang
diterima secara umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti dan susila. Moral
juga berarti kondisi mental yang terungkap dalam bentuk perbuatan. Selain itu moral berarti
sebagai ajaran Kesusilaan. Dengan demikian, pengertian moral dapat dipahami dengan
mengklasifikasikannya sebagai berikut :

1. Moral sebagai ajaran kesusilaan, berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan
tuntutan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dan meningalkan perbuatan jelek
yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku dalam suatu masyarakat.

2. Moral sebagai aturan, berarti ketentuan yang digunakan oleh masyarakat untuk
menilai perbuatan seseorang apakah termasuk baik atau buruk.

3. Moral sebagai gejala kejiwaan yang timbul dalam bentuk perbuatan, seperti berani,
jujur, sabar, gairah dan sebagainya.

4
3.2 Pengaruh Era gelobal pada Moralitas

Arus modernisasi dan globalisasi itu mempunyai banyak nilai positif dan negatifnya:
Segi positifnya, informasi yang didapat menjadi lebih cepat dan akurat daripada masa-masa
sebelumnya yang kebanyakan masih menggunakan cara-cara manual. Selain itu, semua orang
juga merasa senang apabila ikut serta terhadap perkembangan zaman. Mereka tidak mau
dikatakan ketinggalan zaman. Malah orang yang tidak mengikuti era globalisasi ini seringkali
diejek oleh teman sejawatnya.

Sisi negatif dari arus modernisasi dan globalisasi pun juga tak kalah sedikitnya,
fasilitas-fasilitas yang ada di era globalisasi ini sebagian besar disalahgunakan oleh para
penggunanya. Contoh, internet sekarang ini sering dijadikan arena untuk mencari situs-situs
porno, handphone digunakan untuk menyimpan data-data yang tidak mendidik moral
seseorang, dan lain-lain.

Hal yang sangat mengkhawatirkan adalah para penikmat ’aksesoris-aksesoris’ era


modernisasi ini kebanyakan melakukan hal-hal yang sebagaimana diungkapkan di atas. Yang
membuat hati semua masyarakat Indonesia miris lagi, objeknya adalah para remaja, sang
penerus bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Para remaja bukannya ’disibukkan’
untuk menuntut ilmu dalam meneruskan pembangunan bangsa ke depan, melainkan
disibukkan dengan menikmati ’hiburan-hiburan’ yang tersaji pada era globalisasi sekarang
ini, seperti handphone, televisi, dan lain-lain. Bahkan, ’hiburan-hiburan’ yang bersifat negatif
pun mereka terima dan nikmati. Mereka tidak sadar bahwa hal itu akan memorak-porandakan
negara ini dalam waktu beberapa saat lagi.

Bagi para produsen, kelompok usia remaja adalah salah satu pasar bisnis yang sangat
potensial karena pola konsumsi seseorang itu terbentuk pada saat usia remaja. Di samping itu,
remaja juga sangat mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan
cenderung boros dalam menggunakan sesuatu yang dimilikinya, misalnya uang atau harta
benda. Sifat-sifat di atas itulah yang dimanfaatkan oleh para produsen untuk memasuki ‘pasar
remaja’. Jadi sering sekali kita lihat di televisi-televisi bahwa intensitas acara remaja itu lebih
banyak daripada acara kalangan usia lain. Salah satu karakter yang khas di kalangan remaja
adalah identifikasi (peniruan dan penyeragaman) dalam suatu kelompok. Untuk itu, mereka
biasanya membutuhkan panutan untuk dijadikan contoh. Saat ini, kita harus mengakui bahwa
remaja masa kini miskin figur panutan yang bisa dijadikan contoh. Betapa tidak, di satu sisi
mereka sangat membutuhkan seseorang yang dapat dijadikan panutan, sedangkan di sisi lain

5
mereka disuguhi panutan-panutan yang berlaku negatif yang sering tampil di layar-layar
televisi, misalnya pemain sinetron yang sering memerankan adegan berpacaran, berpegangan
tangan antar lawan jenis, dan lain-lain.

Kuatnya pengaruh tontonan televisi terhadap perilaku seseorang telah dibuktikan


lewat penelitian ilmiah. Seperti diungkapkan oleh American Psychological Association
(APA) pada tahun 1995 bahwa tayangan yang bermutu akan memengaruhi seseorang untuk
berperilaku baik. Sedangkan tayangan yang kurang bermutu akan mendorong seseorang
untuk berperilaku buruk. Bahkan, penelitian itu menyimpulkan bahwa hampir semua perilaku
buruk yang dilakukan orang adalah hasil dari pelajaran yang mereka terima dari media
semenjak usia anak-anak.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa globalisasi memiliki dampak positif
maupun negatif. Oleh karena itu, kita harus bisa mengambil manfaat yang positif dan
menghindari dampak negatif dari globalisasi. Globalisasi secara langsung maupun tidak
langsung dapat mempengaruhi perkembangan moral. Seseorang dapat berperilaku buruk
akibat penggunaan teknologi yang tidak pada tempatnya. Efek dari Globalisasi tersebut dapat
kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Meleburnya norma dan nilai di masyarakat akibat
Globalisasi membuat generasi muda tidak lagi mengindahkan aturan. Tindakan dan perilaku
masyarakat yang arogan, mengikuti mode/trend, bergaya hidup mewah/boros, merupakan
contoh nyata dari adanya globalisasi.

Semestinya, dengan adanya globalisasi akan mampu menjadikan hidup manusia lebih
mudah, cepat, efisien, dan hemat. Namun, penggunaan teknologi yang tidak diimbangi
dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitas justru akan menimbulkan masalah. Oleh
karena itu, masayarakat harus dididik dan dilatih agar benar-benar siap menghadapi arus
Globalisasi yang memang tidak dapat dihindari. Dalam hal pemanfaatan produk globalisasi,
kesiapan mental dan moral manusia merupakan modal yang sangat penting. Banyak kasus
penyalahgunaan teknologi disebabkan karena rendahnya moral dan mental manusia.

6
Untuk mencegah agar Globalisasi tidak berdampak buruk bagi manusia, perlu adanya aturan-
aturan norma yang dapat membentengi diri. Salah satunya adalah norma agama yang mampu
mengajarkan para pemeluknya untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhi maksiat.
Disamping itu, norma kesusilaan dan kesopanan juga diperlukan untuk memberikan batasan
prilaku masyarakat sehingga dapat dikendalikan.

4.1 Saran

Dalam mengimplementasikan pemikiran para tokoh diatas tentang moralitas perlu


adanya penelitian lebih lanjut mengenai teknologi yang berkembang saat ini . Karena
perkembangan teknologi yang semakin maju harus diikuti dengan pendidikan moral yang
semakin maju juga sehingga menimbulkan korelasi yang positif di antara keduanya.

DAFTAR PUSTAKA

Asri Budiningsih, (2004), Pembelajaran Moral, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Asmaran As, ,( 1992 ) Pengantar Studi Akhlak cet.1, Jakarta:Rajawali Press.

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori,( 2012) Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Lasiyo.dkk. (2020). Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Tim Penyusunan Kamus Pusat dan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud,
(1994) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta.:Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai