Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DEKADENSI MORAL

KENAKALAN PADA MASA REMAJA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2


1. Bela Santika Engling
2. Yurin Oktavia Sir

S1 FARMASI
STIKES DIRGAHAYU
SAMARINDA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
banyak nikmat. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sejarah akupuntur
dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dari teman
teman kelompok 2 yaitu Bela Santika Engling, Yurin Oktavia Sir, yang telah
berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, kelompok kami sebagai manusia bisa menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi.

Samarinda, 20 Mei 2022


Daftar Isi
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
BAB 1.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................................4

1.3 TUJUAN.........................................................................................................................4

BAB 2.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1 Pengertian Moral.......................................................................................................5

2.2 Pengertian Dekadensi Moral.....................................................................................9

2.3 Pengertian Kenakalan Remaja................................................................................10

2.4 Penyebab Kenakalan Remaja..................................................................................10

2.5 Penanganan terhadap kenakalan remaja..................................................................12

2.6 Contoh Kasus-Kasus...............................................................................................14

BAB 3.....................................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................................14
A. Kesimpulan.............................................................................................................14

B. Saran.......................................................................................................................15

Daftar Pustaka........................................................................................................................16
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Definisi moral secara etimologi yaitu “Moral” berasal dari Bahasa latin yakni
mos (jamak: mores) yang berarti kebiasaan atau adat. Kata “Mos”(mores) dalam
Bahasa latin sama dengan etos dalam Bahasa Yunani. Di dalam Bahasa Indonesia,
kata moral di terjemahkan dengan aturan kesusilaan ataupun istilah yang digunakan
untuk menentukan sebuah batas-batas dari sifat peran lain, kehendak, pendapat, atau
batasa perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik maupun burk.
Dekadensi Moral adalah suatu kondisi di mana individu dan kelompok
masyarakat tidak memetahuhi standar moral yang diterapkan dalam masyarakat
berkaitan dengan aktivitas.
Menurut Kartono, Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan
bentuk perilaku yang menyimpang” (Kartono,1998)

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang di maksud dengan moral?
2. Apa yang dimaksud dengan dekadensi moral?
3. Apa yang dimaksud dengan Kenakalan Remaja ?
4. Apa saja Penyebab dari kenakalan remaja?
5. Bagaimana cara penanganan kenakalan remaja ?
6. Apa saja contoh kasus-kasus dekadensi moral ?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui apa itu moral
2. Mengetahui apa itu dekadensi moral
3. Mengetahui apa itu kenakalan remaja
4. Mengetahui penyebab dari kenakalan remaja
5. Mengetahui cara penanganan kenakalan remaja
6. Mengetahui contoh kasus dekadensi moral yang ada

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Moral


Pengertian moral secara umum adalah suatu hukum tingkah laku yang diterapkan
kepada setiap individu untuk dapat bersosialiasi dengan benar sesama manusia agar
terjalin rasa hormat dan menghormati. Kata moral selalu mengacu pada baik dan
buruknya perbuatan manusia atau akhlak. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang
berhubungan dengan proses sosialisasi individu. Tanpa adanya moral manusia tidak
bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai
implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut
pandang yang sempit.

Moral bisa berupa perbuatan, tingkah laku atau ucapan seseorang dalam
berinteraksi dengan manusia lain. Jika yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan
nilai yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima, maka orang itu dinilai
memiliki moral yang baik, begitu pula sebaliknya. Moral merupakan produk dari
budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai
dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama, begitu pula dengan
standar moral agama yang bisa berbeda pula satu sama lain.

Pengertian Moral Menurut Para Ahli dan Secara Umum

Pengertian moral secara umum adalah suatu keyakinan tentang benar salah, baik
dan buruk, yang sesuai dengan kesepakatan sosial, yang mendasari tindakan atau
pemikiran. Jadi, moral sangat berhubungan dengan benar-salah, baik-buruk,
keyakinan, diri sendiri, dan lingkungan sosial.Moral juga dapat diartikan sebagai
suatu tindakan seseorang untuk menilai benar dalam cara hidup seseorang mengenai
apa yang baik dan apa yang buruk, yaitu pengetahuan dan wawasan yang menyangkut
budi pekerti manusia yang beradab.

Menurut Merriam-Webster

Moral adalah mengenai atau berhubungan dengan apa yang benar dan salah
dalam perilaku manusia, dianggap benar dan baik oleh kebanyakan orang sesuai
dengan standar perilaku yang tepat pada kelompok atau masyarakat tersebut.

Menurut Kamus Psikologi

Pengertian moral adalah mengacu kepada akhlak yang sesuai dengan peraturan
sosial, atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.

Menurut Hurlock

Definisi moral adalah perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial.
Moral sendiri berarti tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral dikendalikan
konsep konsep moral atau peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi
anggota suatu budaya.

Menurut Dian Ibung

Moral adalah nilai (value) yang berlaku dalam suatu lingkungan sosial dan
mengatur tingkah laku seseorang.

Menurut Maria Assumpta

Arti moral adalah aturan-aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai
seorang manusia.

Menurut Sonny Keraf


Menurut Sonny keraf, moral dapat digunakan untuk mengukur kadar baik dan
buruknya sebuah tindakan manusia sebagai manusia, mungkin sebagai anggota
masyarakat atau sebagai manusia yang memiliki posisi tertentu atau pekerjaan
tertentu.

Menurut Zainuddin Saifullah Nainggolan

Pengertian moral adalah suatu tendensi rohani untuk melakukan seperangkat


standar dan norma yang mengatur perilaku seseorang dan masyarakat.

Menurut Chaplin (2006)

Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau
menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.

Menurut Wantah (2005)

Pengertian moral adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan
kemampuan menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku.

Menurut W. J. S. Poerdarminta

Definisi moral diartikan sebagai sebuah ajaran moral dari perbuatan baik dan
buruk dan perilaku.

Menurut Dewey

Dewey berpendapat bahwa masalah-masalah moral yang berkaitan dengan nilai-


nilai moral itu sendiri.

Menurut Baron dkk


Menurut Baron dkk, aturan-aturan moral yang terkait dengan pelarangan dan
mendiskusikan tindakan yang benar atau salah.

Menurut Magnis-Susino

Menurut Magnis-Susino, moral selalu mengacu pada baik orang miskin sebagai
manusia, sehingga aspek moral kehidupan manusia dalam hal kebaikan sebagai
manusia.

Menurut Shaffer

Pengertian moral merupakan kaidah norma yang dapat mengatur perilaku suatu
individu dalam menjalankan hubungan dan kerjasama di lingkungan masyarakat
berdasarkan aturan yang berlaku.

Menurut A. Mustafa

Moral diartikan sebagai penentuan dasar perilaku mana yang baik dan yang buruk
melalui pengamatan pada perbuatan manusia sejauh akal pikiran mereka.

Menurut Russel Swanburg

Arti moral merupakan pernyataan dari pemikiran yang berhubungan dengan


keantusiasan seseorang dalam bekerja dimana hal itu dapat merangsang perilaku
seseorang tersebut.

Menurut Gunarsa

Definisi moral menurut Gunarsa adalah seperangkat nilai-nilai berbagai perilaku


yang harus dipatuhi.

Menurut Imam Sukardi


Moral adalah kebaikan bahwa seorang pria dengan langkah-langkah yang
diadopsi oleh aksi bersama.

Menurut Wiwit Wahyuning (2003)

Menurut Wiwit Wahyuning, ketika seseorang berbicara tentang nilai moral pada
umumnya akan terdengar sebagai sikap dan perbuatan setiap inividu terhadap
kehidupan orang lain.

2.2 Pengertian Dekadensi Moral

Dekadensi moral adalah suatu kondisi di mana individu dan kelompok


masyarakat tidak mematuhi standar moral yang diterapkan dalam masyarakat
berkaitan dengan aktivitas yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah, benar
atau salah dalam kaitannya dengan pelaksanaan interaksi dengan orang lain dan
lingkungannya. Pribadi adalah kualitas, kekuatan mental atau moral,kepribadian
moral atau individu yang merupakan kepribadian tertentu yang menjadi dorongan dan
mobilisasi,dan membedakan individu dari individu lain.
Menurut Hurlock menjelaskan bahwa dekadensi moral adalah prosedur adat di
mana perilaku seseorang dikendalikan oleh konsep moral tertentu dan telah menjadi
kebiasaan bagi mereka sebagaimana harapan suatu komunitas atau kelompok sosial
tertentu (Hurlock,1993).

Jadi yang dimaksud dengan dekadensi moral adalah kondisi di mana individu
dalam suatu kelompok masyarakat tidak mematuhi aturan atau norma yang telah
diterapkan dan berlaku yang terwujud dalam perilaku atau interaksi dengan orang
lain dan lingkungannya.

Nilai-nilai yang ditanamkan dan dikembangkan Indonesia adalah sebagai


berikut :
1. Agama
Sikap dan perilaku yang patuh menjalankan ajaran agama yang mereka patuhi,
serta toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama-agama lain, dan hidup
harmonis di antara komunitas-komunitas agama.
2. Jujur
Perilaku yang berusaha menjadikan dirinya orang yang selalu bisa dipercaya
dalam segala aspek
3. Toleransi
Sikap menghormati perbedaan dalam agama, etnis, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
.Perilaku terstruktur sesuai dengan berbagai peraturan dan ketentuan.
5. Kerja Keras.
Upaya serius untuk mengatasi berbagai kendala dalam pembelajaran dan
tugas, dan menyelesaikannya sebanyak mungkin.

2.3 Pengertian Kenakalan Remaja


Menurut Kartono, Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan
bentuk perilaku yang menyimpang" (Kartono,1998)
Santrock ,"Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja
yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."

2.4 Penyebab Kenakalan Remaja


Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai
faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor
eksternal,antara lain

1. Faktor Internal

a. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua
bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya.
b. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat
diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’.
Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut,
namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.

c. Ketidak mampuan penyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan yang baik


dan kreatif.
Hal bisa terjadi jika mereka terlalu hidup manja dengan semua fasilitas yang diberikan
keluarga sehingga mereka tidak bisa menyusuaikan lingkungan diluar rumah dan kita
memiliki perlakukan tidak baik terhadap minat sosial yang minim dan cenderung
menciptakan gaya hidup yang terabaikan. Mereka hanya sedikit memiliki rasa percaya
diri dan membuat perkiraan yang terlalu jauh yang berkaitan dengan masalah-masalah
utama dalam hidup. Mereka tidak percaya pada orang lain dan tidak mampu bekerja
sama untuk kebaikan bersama. Mereka melihat masyarakat sebagai musuh, merasa
terasing dari orang lain, dan mengalami rasa iri yang kuat terhadap keberhasilan orang
lain. Anak-anak yang terabaikan punya banyak karakteristik seperti anak-anak manja,
tetapi secara umum mereka lebih mudah curiga dan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk membahayakan orang lain.

d. Kebebasan yang berlebihan


Hal ini terjadi bila Ada orang tua yang dalam mendidik anak mereka menerapkan pola
asuh yang demokratis yang berlebihan sehingga anak menjadi yang keras kepala dan
sering memaksakan kehendaknya kepada orang tua dan pola asuh seperti ini akan
berakibat buruk pada anak.

2. Faktor Eksternal

a. Lingkungan Keluarga
Faktor-faktor kenakalan remaja juga dapat dating dari lingkungan keluarga, yakni
a) Broken home; struktur keluarga yang tak lengkap, seperti ada yang meninggal
dunia, bercerai atau ada yang tidak bisa hadir di tengah keluarga dalam rentang waktu
yang cukup panjang.
b) Quasi broken home; kedua orang tua yang terlalu sibuk dengan tugas dan
pekerjaannya, sehingga kesempatan memperhatikan anak sangatlah kurang.

b. Pengaruh dari lingkungan sekitar


Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya.
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika
dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk.

c. Pengaruh dari lingkungan sekolah


Faktor-faktor kenakalan remaja juga terjadi bila Perkembangan iptek dan kemodernan
tata kehidupan, telah memberi pengarus pada akselarasi perubahan sosial, yang
ditandai dengan berbagai peristiwa yang dapat menimbulkan ketegangan jiwa, seperti
persaingan perekonomian, ketenaga kerjaan, berita media massa, ketimpangan sosial
dan lain-lain.
Ketegangan-ketegangan yang terjadi di masyarakat, akan banyak mempengaruhi
kejiwaan para remaja, seperti adanya yang merasa rendah diri atau direndahkan, dan
sebagainya yang mengundang lahirnya tindakan-tindakan deliquent.

2.5 Penanganan terhadap kenakalan remaja

Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik
bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan
penanggulangan kenakalan remaja dapat dibagi dalam :

A. Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui
cara mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja dan mengetahui kesulitan-
kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja
yang biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
1. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan
yang dihadapinya.
2. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan
keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran
agama, budi pekerti dan etiket.
3. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi
perkembangan pribadi yang wajar.
4. Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.

Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para


pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah
dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para
pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan
mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan
tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.

B. Tindakan Represif

Usaha menindak pelanggaran normanorma sosial dan moral dapat dilakukan


dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya
sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku
tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak
lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang
melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.

C. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi

Hal ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan


dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan
pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering
ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja akan berdampak kepada diri
remaja itu sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat. Solusi dalam menanggulangi
kenakalan remaja dapat dibagi ke dalam tindakan preventif, tindakan represif, dan
tindakan kuratif dan rehabilitasi. Adapun solusi internal bagi seorang remaja dalam
mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah
atau diatasi dengan prinsip keteladanan
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama
3. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua
memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul,
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika
ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan

2.6 Contoh Kasus-Kasus


Sebagaimana terdapat banyak kasus yang termasuk di dekadensi moral di Indonesia
terdapat beberapa kasus yakni,

1. Kasus pemukulan siswa terhadap guru menyebabkan kematian oleh siswa


SMAN 1 Torjun di Sampang, Madura. Hanya karena dia tidak mau mematuhi
instruksi yang diberikan oleh gurunya, seseorang memukul kepala gurunya
tepat di pelipis kanannya hingga jatuh.
2. Kasus pencurian helm di SMN 1 Gunung Putri ,Bogor. Pada akhirnya
terungkap bahwa pelaku pencurian adalah siswa kelas 2 SMP 1 Gunung
Putri yang ditangkap melalui CCTV. Penangkapan ini berasal dari banyak
keluhan dari siswa SMP 1 yang dilaporkan sering kehilangan helm.
3. Kasus video bullying siswa sekolah menengah pertama. Kejadian ini dialami
oleh seorang siswi di SMP Pangkalpinang 3 Bangka. Video yang berdurasi 2
hingga 3 menit itu berisi tayangan seorang siswi yang dipaksa bersujud dan
mencium kaki teman sekolahnya setelah perbedaan cara mereka ditendang
dan dipukuli kemudian direkam.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian moral secara umum adalah suatu hukum tingkah laku yang
diterapkan kepada setiap individu untuk dapat bersosialiasi dengan benar sesama
manusia agar terjalin rasa hormat dan menghormati. Moral secara ekplisit adalah hal-
hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu. Moral bisa berupa
perbuatan, tingkah laku atau ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia
lain. Jika yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima, maka orang itu dinilai memiliki moral yang
baik, begitu pula sebaliknya. Dekadensi moral adalah suatu kondisi di mana individu
dan kelompok masyarakat tidak mematuhi standar moral yang diterapkan dalam
masyarakat berkaitan dengan aktivitas yang dianggap baik atau buruk, benar atau
salah, benar atau salah dalam kaitannya dengan pelaksanaan interaksi dengan orang
lain dan lingkungannya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja.
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat
diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Hal
bisa terjadi jika mereka terlalu hidup manja dengan semua fasilitas yang diberikan
keluarga sehingga mereka tidak bisa menyusuaikan lingkungan diluar rumah dan kita
memiliki perlakukan tidak baik terhadap minat sosial yang minim dan cenderung
menciptakan gaya hidup yang terabaikan. Mereka hanya sedikit memiliki rasa percaya
diri dan membuat perkiraan yang terlalu jauh yang berkaitan dengan masalah-masalah
utama dalam hidup. Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku
dan watak remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk.

B. Saran
Dalam dekadensi moral, Faktor lingkungan adalah faktor yang paling
memengaruhi terjadinya kenakalan remaja, penulis berharap lingkungan seperti orang
tua dan guru mengawasi remaja, serta lakukan penyuluhan tentang dampak dari
kenakalan remaja, dengan kepedulian dari lingkungan sekitar mereka bisa
mengarahkan diri mereka kearah positif dan terhindar dari hal tersebut.

Daftar Pustaka

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak (Jakarta : Erlangga, 1993) h. 74

Kartini Kartono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1998)

Sumara, D. S., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2017). Kenakalan remaja dan
penanganannya. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, 4(2).

Thomas Lickona, Mendidik Untuk Membentuk Karakter (Jakarta : Remaja


Rosdakarya,2013) hal. 20

Anda mungkin juga menyukai