Anda di halaman 1dari 18

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL MASA REMAJA SERTA

IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu : Dr. Umi Salamah, M. Pd. I

Kelompok : 7
Adzara Lutfi Hastuti (217726175)
Falacia Rahmadita (217726177)

PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’HAD ALY AL- HIKAM MALANG

2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan semesta alam beserta
isinya yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta izin sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah Karakteristik Perkembangan Sosial Masa Remaja serta
Implikasinya dalam pendidkan dengan tepat waktu. Makalah ini ditujukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah SWT membalasnya dengan kebaikan yang
berlipat ganda. Amiin.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat


kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna menjadi bahan perbaikan
di masa yang akan datang. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami penyusun dan umumnya bagi para
pembaca.

Malang, 22 Oktober 2023

Penyusun

II
P a g e |3

DAFTAR ISI

BAB I ................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ........................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 4


B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 4
C. TUJUAN MASALAH ....................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 6

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN SOSIAL ........................................... 6


B. KARAKTERISTIK UMUM PERKEMBANGAN REMAJA .................... 6
C. KARAKTERISTIK ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN REMAJA....... 8
D. TINGKAH LAKU SOSIAL PADA MASA REMAJA ............................... 9
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
SOSIAL........................................................................................................ 10
F. PENGARUH PERKEMBANGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAH LAKU
...................................................................................................................... 12
G. IMPLIKASI PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA DALAM
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ................................................... 13
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16

KESIMPULAN ........................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 18

III
P a g e |4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa remaja juga dikenal sebagai masa pencarian jati diri. Upaya mencari
jati diri seringkali dilakukan dengan menampilkan perilaku coba-coba, peniruan,
atau pengenalan. Ketika remaja gagal menemukan jati dirinya, ia mengalami
krisis identitas atau kebingungan identitas, sehingga dapat terbentuk sistem
kepribadian yang tidak mencerminkan keadaan dirinya yang sebenarnya. Emosi
yang tidak stabil dan tidak terkendali pada masa remaja dapat mempengaruhi
kehidupan pribadi dan sosialnya. Ia sering merasa tertekan atau menjadi agresif.
Pertengkaran dan pertengkaran seringkali muncul karena ketidakstabilan emosi.
Remaja yang berkepribadian baik, salah satu tugas perkembangan yang
harus dikuasainya adalah menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya dan
dengan orang dewasa selain guru dan orang tua. Remaja dapat mencapai hasil
akademik yang maksimal apabila dirinya diterima dan dikagumi oleh teman
sebayanya serta mampu menyelesaikan permasalahan sosial dengan baik bersama
orang dewasa, khususnya orang tua dan orang dewasa lainnya. Penting untuk
dipahami bahwa perkembangan sosial remaja perlu dipahami oleh para guru dan
penanggung jawab pendidikan, karena perkembangan sosial sangat penting bagi
perkembangan kepribadian dan keberhasilan prestasi belajar remaja.1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan sosial?
2. Apa saja karakteristik umum perkembangan remaja?
3. Apa saja karakteristik aspek-aspek perkembangan remaja?
4. Bagaimana tingkah laku sosial pada masa remaja?
5. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial?
6. Bagaimana pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku?
7. Bagaimanakah implikasi perkembangan sosial remaja dalam penyelenggaraan
pendidikan ?

1
Jannah, M. (2016). Remaja dan Tugas-tugas Perkembangannya dalam Islam. Psikoislamedia, 1

IV
P a g e |5

C. TUJUAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan makalah ini
yaitu :
1. Untuk mengkaji apa yang dimaksud dengan perkembangan sosial.
2. Untuk mengkaji karakteristik umum perkembangan remaja.
3. Untuk mengkaji karakteristik aspek-aspek perkembangan remaja.
4. Untuk mengkaji bagaimana tingkah laku sosial pada masa remaja.
5. Untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial.
6. Untuk mengkaji pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku
seseorang.
7. Untuk mengkaji implikasi perkembangan sosial terhadap penyelenggaraan
pendidikan.

V
P a g e |6

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN SOSIAL


Perkembangan sosial adalah kemampuan atau perilaku manusia dalam
berinteraksi dengan faktor sosialisasi masyarakat. Perkembangan sosial adalah
kegiatan manusia sejak lahir, hingga dewasa, hingga akhir hayatnya, ia akan terus
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya dengan memperhatikan norma-
norma masyarakat dan budaya masyarakatnya. Perkembangan sosial dimulai
sejak lahirnya manusia. Misalnya bayi menangis saat dilahirkan atau bayi
tersenyum saat disambut. Hal ini menunjukkan adanya interaksi sosial antara anak
dengan lingkungannya. Kecerdasan sosial penting sekali dimiliki oleh umat Islam.
kecerdasan sosial merupakan hal yang dituntut oleh agama, agar penghuninya
dapat berinteraksi dengan baik di masyarakat. Keterampilan yang diperlukan
untuk berinteraksi dalam masyarakat Muslim tentu saja merupakan syarat yang
diperlukan bagi umat Islam untuk menciptakan masyarakat Muslim yang kuat
dan bersatu, suatu kondisi yang tentunya diinginkan oleh agama Islam seperti
dalam hadis membandingkan Islam. agama. satu komunitas. Di sisi lain, Islam
tidak ingin umatnya bersifat individualistis dan memecah belah.2

B. KARAKTERISTIK UMUM PERKEMBANGAN REMAJA


Dengan beradaptasi dengan lingkungannya, remaja mulai memperhatikan
dan mengenali berbagai norma sosial yang berbeda dengan norma-norma yang
sebelumnya didalam keluarganya. Dengan cara ini remaja mulai memahami
norma-norma yang terkait dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak,
kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Berintegrasi dengan remaja lawan
jenis dianggap hal yang paling penting namun juga tersulit, karena selain harus
memperhatikan norma-norma sosial remaja, juga terdapat pemikiran tentang
perlunya memilih pasangan hidup. Kehidupan sosial pada masa remaja ditandai
dengan pentingnya fungsi emosional dan intelektual. Seorang remaja mungkin
akan mengalami sikap hubungan tertutup mengenai permasalahan yang dialami
remaja tersebut. Situasi atau peristiwa tersebut berarti anak telah mengalami krisis
identitas.3 Proses pembentukan identitas dan persepsi diri seseorang sangatlah

2
‘Ulwan, ‘Abdullāh Nasḥih. Pendidikan Anak Dalam Islam, terj. Arif Rahman Hakim, Solo,
Insan Kamil.
3
Chotidjah, Sitti. Pengetahuan tentang rokok, pusat kendali kesehatan eksternal dan perilaku merokok.
JurnalMakara, sosial Humaniora

VI
P a g e |7

kompleks. Banyak remaja yang sangat mengandalkan kelompoknya untuk


menemukan jati dirinya.
Masa remaja sering dipandang sebagai masa pencarian jati diri, yang
disebut juga sebagai identitas ego. Oleh karena itu, remaja seringkali
menunjukkan beberapa sikap, yaitu:
1. Khawatir
Remaja mempunyai banyak impian idealis yang ingin dicapainya di
masa depan. Namun karena kurangnya keterampilan, remaja masih belum
mampu mencapai hal tersebut. Seringkali impian Anda lebih besar daripada
kemampuan Anda. Perjuangan antara cita-citanya yang tinggi dan
kemampuannya yang tidak memadai menyebabkan mereka mengalami
perasaan cemas.
2. Konflik
Sebagai individu yang penuh ego, terkadang ingin berpisah dari orang
tuanya. Namun dengan kemampuan yang belum mandiri dan tidak berani
mengambil resiko, terkadang timbul konflik antara diri sendiri dan orang lain.
3. Mimpi
Banyak mimpi tapi tak jadi kenyataan. Banyak remaja yang
menerapkannya sambil melamun. Bentuk dunia imajiner mereka untuk
mencapai kepuasan. Namun tak selamanya menghayal merupakan hal negatif,
terkadang khayalan dapat melahirkan ide yang bersifat konstruktif.
4. Kegiatan kelompok
Kebanyakan remaja menemukan cara untuk melepaskan diri dari
kesulitan/depresi dengan menghabiskan waktu bersama teman-teman dan
melakukan aktivitas yang mereka sukai.
5. Keinginan untuk mencoba segalanya.
Secara umum rasa ingin tahu remaja sangat kuat. Remaja cenderung
ingin bertualang, mengeksplorasi berbagai hal, dan mencoba hal-hal yang
belum pernah mereka alami sebelumnya. Oleh karena itu, penting bagi
generasi muda untuk didukung untuk mengarahkan rasa ingin tahunya ke arah
kegiatan yang positif, kreatif, dan produktif.4

4
Yusuf,Syamsu. Perkembangan sosial Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

VII
P a g e |8

C. KARAKTERISTIK ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN REMAJA


1. Penampilan
Ditandai dengan matangnya alat kelamin. Konsentrasi beberapa
hormon meningkat secara signifikan selama masa remaja, seperti testosteron
dan estradiol.
2. Aspek Intelektual,
Masa remaja telah mencapai tahap perkembangan berpikir operasional
formal, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Cara berpikir mulai memikirkan masa depan
b. Kemampuan berpikir Berpikir hipotetis
c. Kemampuan berpikir mengeksplorasi dan memperluas pemikiran
3. Aspek emosional
Masa remaja merupakan masa puncak emosi. Perkembangan alat
kelamin mempengaruhi perasaan/emosi baru yang belum pernah dirasakan
sebelumnya, seperti: hasrat, cinta, dll.
4. Aspek sosial
Pada periode ini kognisi sosial berkembang, khususnya kemampuan
memahami orang lain. Kemampuan ini mendorong remaja untuk menjalin
hubungan sosial dengan teman sebayanya. Masa ini juga ditandai dengan
berkembangnya sikap konformis, yaitu kecenderungan meniru dan mengikuti
pendapat, pandangan, kebiasaan, kesukaan, dan sebagainya.
5. Aspek kepribadian
masa remaja adalah masa perkembangan identitas. Identitas
merupakan inti dari pengalaman remaja, karena semua krisis normatif
sebelumnya berkontribusi terhadap perkembangan identitas ini.
mengemukakan bahwa masa remaja ditandai dengan berkembangnya sikap
ketergantungan orang tua terhadap kemandirian, minat terhadap seks,
kecenderungan berpikir/memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai estetika dan
masalah etika. Jika remaja tidak mengembangkan rasa identitasnya, maka ia
akan kehilangan arah, seperti kapal yang kehilangan kompasnya. Akibatnya,
mereka mungkin berperilaku menyimpang, melakukan kejahatan, atau
dipenjara.
6. Kesadaran beragama Pentingnya remaja memiliki landasan hidup yang kokoh,
khususnya nilai-nilai moral, terutama yang bersumber dari agama.5 Terkait

5
Yaumī, Muḥammad dkk. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Mul&ple Intelligence):
Mengiden&fikasi dan Mengembangkan Mul& Talenta Anak, Jakarta: Kencana

VIII
P a g e |9

dengan kehidupan beragama remaja, ternyata harus melalui proses yang cukup
panjang untuk mencapai kesadaran beragama yang diinginkan.6

D. TINGKAH LAKU SOSIAL PADA REMAJA


Masa remaja merupakan masa percobaan untuk memenuhi peran sosial
baru yang memerlukan perilaku sosial tertentu. Dalam suasana upaya untuk
memenuhi peran sosial baru dan perilaku sosial baru, remaja mungkin
menghadapi banyak kendala dan kegagalan. Ada banyak jenis perilaku sosial
tertentu yang perlu Anda pahami, yaitu:
1. Menarik lawan jenis. Perubahan dalam hubungan sosial itulah yang menandai
pubertas. Ketertarikan terhadap lawan jenis diekspresikan melalui gairah
dalam kelompok yang anggotanya heterogen, yaitu terdiri dari laki-laki dan
perempuan. Dahulu remaja lebih suka berada dalam kelompok yang anggota
kelompoknya homogen, khususnya beranggotakan perempuan, perempuan,
laki-laki. sama laki-laki.
2. Kemandirian dalam berperilaku sosial. Perilaku lain yang berkembang pada
masa remaja adalah perilaku sosial mandiri, artinya remaja memilih dan
menentukan sendiri dengan siapa ia akan berteman.
3. Grup yang bahagia. Hidup berkelompok merupakan suatu kebutuhan pada
masa remaja, yang meliputi:
a. Teman dekat. Kelompok ini muncul pada masa remaja atau pubertas dan
mencakup dua atau tiga teman dekat dengan kelainan yang sama. Dalam
kelompok terdapat rasa saling mendukung dalam menyelesaikan masalah,
ada rasa aman, namun tidak jarang terjadi pertengkaran, namun akan
rukun kembali.
b. Kelompok kecil. Teman-teman yang Anda pilih seringkali memiliki minat
dan pendapat yang sama dalam memahami permasalahan kehidupan.
tenaga kuda.
c. Kelompok besar. Kelompok ini didirikan sehubungan dengan
meningkatnya kegiatan pemuda seperti kegiatan hiburan, acara seni dan
olah raga, dll.
d. Kelompok terorganisir. Ini adalah kelompok pemuda yang diorganisir oleh
orang dewasa dengan tujuan mengembangkan pemuda. Kegiatan-kegiatan

6
Abin, S.M. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

IX
P a g e | 10

tersebut dimaksudkan agar dapat memberikan manfaat bagi


perkembangan remaja itu sendiri dan masyarakat.
e. Kelompok geng. Kelompok ini terdiri dari remaja-remaja yang ditolak
atau tidak puas dalam kelompok-kelompok terorganisir, yang kemudian
berkumpul kembali menjadi kelompok-kelompok yang disebut geng.
Fungsi teman penting bagi remaja, terutama sebagai tempat berbagi
emosi, penderitaan dan kebahagiaan serta sebagai sarana belajar untuk
memecahkan masalah-masalah yang timbul akibat tugas-tugas
perkembangan yang harus mereka kuasai.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


SOSIAL
Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu :
keluarga, kematangan anak, keadaan ekonomi keluarga, tingkat pendidikan dan
kemampuan intelektual, termasuk termasuk emosi dan kecerdasan.7
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang mempengaruhi
berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosial. Dalam
keluarga berlaku norma-norma kehidupan berkeluarga, oleh karena itu pada
dasarnya keluargalah yang menentukan perilaku hidup anak. Proses
pendidikan untuk mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan
oleh keluarga. Faktor keluarga yang mempengaruhi perkembangan sosial
remaja:
a. Fungsi keluarga
Keluarga normal adalah keluarga yang mampu menjalankan
fungsinya sesuai dengan yang telah dijelaskan. Saling peduli dan menyayangi,
terbuka dan jujur, orang tua mau mendengarkan anaknya, menerima
perasaannya dan menghargai pendapatnya, serta saling “berbagi” masalah
atau pendapat diantara keluarga, mampu berjuang mengatasi kesulitan hidup,
menyesuaikan. bersama-sama orang tua melindungi (mengasuh) anaknya,
komunikasi antar anggota berjalan dengan baik, keluarga memenuhi
kebutuhan psikologis anak, menularkan nilai-nilai budaya dan mudah
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Apabila suatu keluarga tidak
dapat melaksanakan atau melaksanakan fungsi-fungsi tersebut di atas maka

7
Elizabeth. Psikologi Perkembangan, terj. Jakarta: Erlangga.

X
P a g e | 11

akan mengalami disfungsi yang akan merusak kekuatan keluarga (khususnya


perkembangan kepribadian anak).

b. Model hubungan keluarga


Meneliti hubungan antara karakteristik emosional dan model pemrosesan
keluarga dengan faktor struktural kepribadian Remaja. Khususnya sebagai
berikut:
1) Remaja memiliki “kekuatan ego” yang selalu erat kaitannya dengan
pengalamannya di lingkungan keluarga, sehingga terjalin rasa saling
percaya dan menerima.
2) Remaja memiliki “kekuatan superego” yang terkait erat dengan
keteraturan dan kohesi dalam kehidupan keluarga. tenaga kuda.
3) Remaja yang “ramah” dan “spontan” sangat terkait dengan lingkungan
keluarga yang demokratis.
4) Remaja yang bersikap bermusuhan dan memiliki perasaan gelisah atau
cemas terhadap dorongan – dorongan dari dalam, berkaitan dengan
keluarga yang otoriter.
c. Kelas Sosial dan Status Ekonomi
Orangtua dalam mengatur (mengelola/ memperlakukan) anak, yaitu
bahwa:
1) Kelas Bawah (Lower Class) cenderung lebih keras dalam “toilet
training” dan lebih sering menggunakan hukuman fisik, dibandingkan
dengan kelas menengah.
2) Kelas menengah (middle class) cenderung lebih mengawasi dan
terlibat sebagai orang tua.
3) Masyarakat kelas atas cenderung lebih banyak menghabiskan waktu
luangnya untuk aktivitas tertentu, memiliki latar belakang pendidikan
yang lebih bergengsi, dan umumnya senang mengembangkan
kepekaan estetikanya.
2. Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pendidikan bagi semua yang berhak atasnya. Pengaruh

XI
P a g e | 12

perilaku remaja terjadi ketika remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di


sekolah mulai usia empat tahun.8

3. Pengaruh rekan kerja


Teman merupakan salah satu lingkungan yang paling menentukan.
Sebab interaksi keseharian remaja cenderung terutama dengan teman
sebayanya. Jika teman sebayanya berperilaku buruk, remaja akan mengikuti
teladan teman sebayanya.

4. Kedewasaan anak
Sosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Diikutsertakan
dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain memerlukan
kematangan intelektual dan emosional. Selain itu, kemampuan berbahasa juga
menentukan hal itu.
5. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status
kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan
memandang anak dari keluarganya secara keseluruhan. Secara tidak langsung
dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan
memperhitungkan baik atau tidak keluarganya.
6. Kapasitas Mental dan Emosi
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti
kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang
mempunyai kemampuan intelektual tinggi akan mempunyai kemampuan
berbahasa yang baik. Oleh karena itu, kemampuan intelektual yang tinggi,
kemampuan berbahasa yang baik dan pengendalian emosi yang seimbang
sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial seorang anak. Saling
pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan ciri utama
kehidupan bermasyarakat dan hal ini dapat dengan mudah dicapai oleh remaja
yang mampu secara intelektual besar.

F. PENGARUH PERKEMBANGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAH


LAKU SESEORANG.
Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan
orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah

8
Baihaqī. (2002). Pendidikan Agama dalam Keluarga, Bandung: Remaja Rosdakarya.

XII
P a g e | 13

kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil
pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang
menyembunyikannya atau merahasiakannya. Pikiran anak sering dipengaruhi
oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan
orang lain, termasuk kepada orang tuanya.
Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan
mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana
yang semestinya menurut alam pikirannya.
Selain itu, sering terlihat pengaruh egois, antara lain:
1. Cita-cita dan cita-cita yang baik, terlalu fokus pada pikiran sendiri, tidak
memikirkan akibat selanjutnya dan tidak memperhitungkan kesulitan praktis
yang mungkin menghambat penyelesaian masalah. masalah.
2. Kemampuan berpikir dari sudut pandang sendiri, tanpa memperhitungkan
pendapat orang lain. Melalui banyak pengalaman dan penghayatan terhadap
kenyataan serta menghadapi pendapat orang lain, sikap ego berangsur-angsur
berkurang dan pada akhir masa remaja rasa ego sudah sangat kecil sehingga
mereka dapat rukun satu sama lain.9

G. IMPLIKASI PERKEMBANGAN SOSIAL DALAM PENDIDIKAN


Remaja yang sedang dalam tahap penelitian dan ingin mendefinisikan jati
dirinya mempunyai sikap melebih-lebihkan dirinya atau sebaliknya. Mereka
belum sepenuhnya memahami standar sosial yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat. Keduanya dapat menyebabkan hubungan sosial menjadi kurang
harmonis karena sulit menerima norma-norma yang sesuai dengan kondisi
kelompok atau masyarakat.
Sikap menantang dan kecanggungan dalam situasi sosial akan merugikan
kedua belah pihak. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengembangkan
hubungan sosial remaja, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
1. Lingkungan Keluarga
Orang tua hendaknya menghargai kedewasaan remaja dengan
memberikan kebebasan untuk dibimbing dalam mengambil keputusan dan
tanggung jawabnya sendiri. Lingkungan hidup keluarga yang memberikan
kesempatan maksimal bagi tumbuh kembang anak dapat membantu anak
merasa bebas dalam mengungkapkan perasaannya. Dengan cara ini, remaja
akan merasa dihargai, diterima, dicintai, dan dihormati sebagai pribadi oleh

9
Hurlock. Tingkah laku sosial pada priode remaja. Perkembangan anak

XIII
P a g e | 14

orang tuanya dan anggota keluarga lainnya. Dalam konteks bimbingan orang
tua terhadap remaja, Hoffman (1989) mengemukakan tiga jenis model orang
tua, yaitu10:
a. Model orang tua yang membangun cinta (induktif)
Hal ini berkaitan dengan model orang tua yang diterapkan
oleh orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan selalu
memberikan penjelasan yang jelas dan memberi makna pada setiap
keputusan dan perilaku anak-anaknya.
b. Gaya Orang Tua Menegaskan Kewibawaan (power assertion)
Ini adalah model orang tua yang diterapkan orang tua
dalam mendidik anaknya dengan selalu memaksa anaknya untuk
menuruti kemauannya meskipun anak tersebut tidak dapat
diterima.
c. Pola Asuh Penarikan Kasih Sayang (withdrawal of love)
Ini adalah pola asuh yang diterapkan orang tua dalam
membesarkan anaknya dengan cara menarik kasih sayang untuk
sementara ketika anak tidak menuruti keinginan orang tuanya,
namun jika anak mau menurutinya. apa yang diinginkan orang
tuanya. Orang tua saat itu ingin cintanya terbalas seperti dulu.
Dalam konteks perkembangan kepribadian remaja, termasuk
perkembangan hubungan sosial, model pengasuhan yang
dikemukakan oleh Hoffman (1989) adalah model orang tua yang
membangun cinta (sentuhan). Artinya, setiap keputusan yang
diambil orang tua terhadap anak remajanya atau perlakuan orang
tua terhadap anak di bawah umur harus selalu disertai penjelasan
atau alasan yang masuk akal. Dengan cara ini remaja akan mampu
mengembangkan pemikirannya sehingga dapat memutuskan
apakah akan mengikuti keputusan atau perlakuan orang tuanya
atau tidak
2. Lingkungan Sekolah
Dengan mengembangkan hubungan sosial di kalangan remaja, guru
juga harus mampu mengembangkan proses pendidikan yang demokratis. Guru
harus berupaya semaksimal mungkin agar pembelajaran yang diberikan selalu

10
Sunarto & Hartono. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

XIV
P a g e | 15

cukup menarik bagi anak, karena tidak jarang anak menganggap pembelajaran
yang diberikan guru tidak bermanfaat. Tugas guru tidak hanya mengajar
tetapi juga mendidik. Artinya, selain memberikan pembelajaran dengan tujuan
untuk menyampaikan ilmu kepada peserta didik, perlu pula dikembangkan
peserta didik menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab. Dengan cara ini,
perkembangan hubungan sosial remaja dapat berkembang secara optimal.

3. Lingkungan Masyarakat
Perlu dikembangkan pembentukan kelompok sosial bagi remaja untuk
mendorong mereka ke arah perilaku yang bermanfaat. Perlu diadakan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat secara berkala agar dapat mengetahui lebih jauh bagaimana
remaja berintegrasi satu sama lain dan dengan masyarakat.

XV
P a g e | 16

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Perkembangan sosial adalah kemampuan atau perilaku manusia dalam


berinteraksi dengan faktor sosialisasi masyarakat. Misalnya bayi menangis saat
dilahirkan atau bayi tersenyum saat disambut. Hal ini menunjukkan adanya
interaksi sosial antara anak dengan lingkungannya. Keterampilan yang diperlukan
untuk berinteraksi dalam masyarakat Muslim tentu saja merupakan syarat yang
diperlukan bagi umat Islam untuk menciptakan masyarakat Muslim yang kuat dan
bersatu, suatu kondisi yang tentunya diinginkan oleh agama Islam seperti dalam
hadis membandingkan Islam. agama. satu komunitas.
2. Masa remaja sering dipandang sebagai masa pencarian jati diri, yang disebut juga
sebagai identitas ego. Remaja mempunyai banyak impian idealis yang ingin
dicapainya di masa depan. Namun karena kurangnya keterampilan, remaja masih
belum mampu mencapai hal tersebut. Seringkali impian Anda lebih besar daripada
kemampuan Anda. Perjuangan antara cita-citanya yang tinggi dan kemampuannya
yang tidak memadai menyebabkan mereka mengalami perasaan cemas.
Kebanyakan remaja menemukan cara untuk melepaskan diri dari
kesulitan/depresi dengan menghabiskan waktu bersama teman-teman dan
melakukan aktivitas yang mereka sukai untuk mencoba segalanya. Secara umum
rasa ingin tahu remaja sangat kuat.
3. Konsentrasi beberapa hormon meningkat secara signifikan selama masa remaja,
seperti testosteron dan estradiol. Cara berpikir mulai memikirkan masa depan.
Masa remaja merupakan masa puncak emosi. Masa ini juga ditandai dengan
berkembangnya sikap konformis, yaitu kecenderungan meniru dan mengikuti
pendapat, pandangan, kebiasaan, kesukaan, dan sebagainya. Kepribadian masa
remaja adalah masa perkembangan identitas. mengemukakan bahwa masa remaja
ditandai dengan berkembangnya sikap ketergantungan orang tua terhadap
kemandirian, minat terhadap seks, kecenderungan berpikir/memperhatikan diri
sendiri, nilai-nilai estetika dan masalah etika.
4. Masa remaja merupakan masa percobaan untuk memenuhi peran sosial baru yang
memerlukan perilaku sosial tertentu. Dalam suasana upaya untuk memenuhi peran
sosial baru dan perilaku sosial baru, remaja mungkin menghadapi banyak kendala
dan kegagalan. Perubahan dalam hubungan sosial itulah yang menandai pubertas.
Dalam berperilaku sosial. Perilaku lain yang berkembang pada masa remaja

XVI
P a g e | 17

adalah perilaku sosial mandiri, artinya remaja memilih dan menentukan sendiri
dengan siapa ia akan berteman.
5. Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu : keluarga,
kematangan anak, keadaan ekonomi keluarga, tingkat pendidikan dan
kemampuan intelektual, termasuk termasuk emosi dan kecerdasan. Dalam
keluarga berlaku norma-norma kehidupan berkeluarga, oleh karena itu pada
dasarnya keluargalah yang menentukan perilaku hidup anak. Faktor keluarga yang
mempengaruhi perkembangan sosial remaja. Fungsi keluarga Keluarga normal
adalah keluarga yang mampu menjalankan fungsinya sesuai dengan yang telah
dijelaskan.
6. Berpikir dari sudut pandang sendiri, tanpa memperhitungkan pendapat orang lain.
7. Remaja yang sedang dalam tahap penelitian dan ingin mendefinisikan jati dirinya
mempunyai sikap melebih-lebihkan dirinya atau sebaliknya. Keduanya dapat
menyebabkan hubungan sosial menjadi kurang harmonis karena sulit menerima
norma-norma yang sesuai dengan kondisi kelompok atau masyarakat. Oleh karena
itu, perlu dilakukan upaya untuk mengembangkan hubungan sosial remaja, mulai
dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

XVII
P a g e | 18

DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth. (2013). Psikologi Perkembangan, terj. Jakarta: Erlangga.

Hurlock. 2015. Tingkah laku sosial pada priode remaja. Perkembangan anak

Yaumī, Muḥammad dkk, (2013). Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple


Intelligence): Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multi Talenta Anak, Jakarta:
Kencana, 2013

Ulwan, ‘Abdullāh Nasḥih. (2013). Pendidikan Anak Dalam Islam, terj. Arif Rahman
Hakim, Solo, Insan Kamil.

Chotidjah, Sitti (2012). Pengetahuan tentang rokok, pusat kendali kesehatan eksternal dan
perilaku merokok. JurnalMakara, sosial Humaniora, Vol.16 No.1, Juli 2012.

Yusuf L.N., Syamsu. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rajawali Pers.

Purwanto, K. K. (2020). Tahap-tahap Perkembang Manusia (Perkembangan Masa


Remaja)

Ajhuri, K. F. (2019). Psikologi Perkembangan Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. Penebar Media Pustaka

Fatmawaty, R. (2017). Memahami Psikologi Remaja. Jurnal Reforma, VI.

Herlina. (2013). Mengatasi Masalah Anak dan Remaja melalui Buku. Pustaka Cendekia
Utama.

Jannah, M. (2016). Remaja dan Tugas-tugas Perkembangannya dalam Islam.


Psikoislamedia, 1

XVIII

Anda mungkin juga menyukai