Anda di halaman 1dari 16

A.

Pengertian Ghazwul Fikri (GF)


Secara Bahasa
Ghazwul
Fikri
terdiri
dari
dua
suku
kata
yaituGhazwah dan Fikr. Ghazwah berarti serangan, serbuan
atau invansi. Sedangkan Fikr berarti pemikiran. Jadi, menurut
bahasa Ghazwul Fikriadalah serangan atau serbuan didalam
qital (perang) atau Ghazwul Fikri secara bahasa diartikan
sebagai invansi pemikiran.
Secara Istilah
Secara istilah, Ghazwul Fikri adalah penyerangan dengan
berbagai cara terhadap pemikiran umat islam guna merubah apa
yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan
darinya hal hal yang benar karena telah tercampur aduk
dengan hal hal yang tidak islami.
B. Makna Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri (GF))
Invansi / serangan pemikiran atau dalam bahasa arab
dinamakan ghazwul fikri dan dalam bahasa inggris disebut
dengan brain washing, thought control, menticide adalah istilah yang
menunjukkan kepada suatu program yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur oleh musuh musuh
islam untuk melakukan pendangkalan pemikiran dan cuci otak
kepada kaum muslimin. Hal ini mereka lakukan agar kaum muslimin
tunduk dan mengikuti cara hidup mereka sehingga melanggengkan
kepentingan mereka untuk menjajah / mengeksploitasi sumber daya
milik kaum muslimin.
C. Kelebihan Kelebihan Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri (GF))
Invansi pemikiran atau ghazwul fikri (GF) dilakukan oleh para
musuh islam dengan pertimbangan pertimbangan bahwa
dibandingkan dengan melakukan peperangan militer atau fisik,
maka ghazwul fikri (GF) memiliki kelebihan kelebihan sebagai
berikut :
Aspek

Biaya

Jangkauan

Perang Fisik

Ghazwul Fikri

Sangat mahal

Murah dan
dikembalikan

Terbatas di front

Sampai ke rumah rumah

Obyek

Obyek merasakan

Sama sekali tidak


merasa

Dampak

Mengadakanperlawanan

Menjadikan idola

Persenjataan

Senjata berat

Slogan, teori, iklan

D. Sejarah Ghazwul Fikri (GF)


Sejarah Ghazwul Fikri (GF) sudah ada setua umur manusia,
makhluk yang pertama kali melakukannya adalah iblis laknatullah
ketika berkata kepada Adam as., Sesungguhnya Allah melarang
kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi
malaikat dan tidak dapat hidup abadi. (Q.S.Al ARaaf:20)
Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah
tidak melarang kaliankarena itu akan bertentangan dengan
informasi yang telah diterima oleh Adam as., tetapi iblis mengemas
dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT. Sesuai dengan
keinginannya, yaitu dengan menambahkan alas an pelarangan Allah
yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam as tidak punya
pengetahuan tentang sebab tersebut. Demikianlah para murid
murid iblis dimasa kini selalu berusaha melakukan ghazwul
fikri dengan menyimpangkan fakta dan informasi yang ada sesuai
dengan maksud jahatnya. Setan melakukannya dengan cara yang
sangat halus dan licin. Akibatnya, hanya orang orang yang
dirahmati Allah SWT yang mampu mengetahuinya.
E. Bidang Bidang Yang di serang
1. Pendidikan
Pendidikan adalah aspek penting yang menentukan maju
atau mundurnya suatu bangsa. Oleh sebab itu, bidang pendidikan
merupakan target utama dari ghazwul fikri (GF). Ghazwul
fikri (GF) yang dilakukan dibidang pendidikan, diantaranya
dengan membuat sedikitnya porsi pendidikan agama di sekolah
sekolah umum (hanya 2 jam sepekan).
Hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki
oleh para siswa. Dengan lemahnya basis agama mereka, maka
terjadilah tawuran, seks bebas pelajar yang meningkatkan AIDS,
penyalahgunaan narkoba, vandalism, dan sebagaimananya. Ini
adalah dampak jangka pendek.
Sedangkan dampak jangka panjangnya lebih berbahaya,
yaitu rendahnya kualitas pemahaman agama para calon

pemimpin bangsa dimasa depan.Ghazwul fikri (GF) lainnya


dibidang ini adalah pada teknis belajarnya yang campur baur
antara pria dan wanita yang jelas tidak sesuai dan banyak
menimbulkan pelanggaran terhadap syariat.
2. Sejarah
Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan
dengan semangat islam. Materi tentang sejarah dunia dan ilmu
pengetahuan telah ghazwul fikri (GF) habis habisan sehingga
hamper tidak ditemui sama sekali pemaparan tentang sejarah
para ilmuan islam dan sumbangannya dalam perkembangan ilmu
pengetahuan.
Dalam sejarah yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang
pada akhirnya membuat generasi muda menjadi silau dengan
tokoh tokoh kafir dan minder terhadap sejarahnya sendiri.
Ketika berbicara tentang sejarah islam, di benak mereka hanyalah
terbayang sejarah peperangan dengan pedang dan darah
sebagaimana yang selalu digambarkan dalam kaca mata barat.
Hal ini lebih diperparah dengan sejarah nasional dan
penamaan perguruan tinggi, gedung gedung, perlambangan,
penghargaan dan pusat ilmu lainnya dengan bahasa Hindu
Sanksekerta, sehinga semakin hilanglah mutiara kegemilangan
islam dihati para generasi muda.
3. Ekonomi
Ghazwul fikri (GF) yang terjadi dibidang ekonomi adalah
konsekuensi dari motto ekonomi yaitu, mencari keuntungan
sebesar besarnya dengan pengorbanan sekecil kecilnya.
Ketika motto ini ditelan habis habisan tanpa dilakukan filterisasi,
maka tidak lagi memperhatikan halal atau haram, yang penting
adalah bagaimana supaya untung sebesar besarnya.
Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi
kapitalisme, yaitu monopoli, riba dan pemihakan elit kepada para
konglomerat. Mengenai monopoli sudah tidak perlu dibahas lagi,
cukup jika dikatakan bahwa Amerika Serikat sendiri telah
diberlakukan UU anti trust (bagaimana di Indonesia?). Tentang
riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan pada tempatnya
jika dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan
berkembangnya bank tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa
Universita Al Azhar Mesir, kesepakatan para ulama islam dunia
membuktikan bahaya bunga bank dan haramnya dalam islam.

Tentang keberpihakan kepada para konglomerat, semoga dengan


perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki.
4. Ilmu Alam dan Sosial
Pada bidang ilmu ilmu alam, ghazwul fikriiterbesar yang
dilakukan adlah dengan dilakukannya sekularisasi antara ilmu
pengetahuan dengan ilmu agama. Bahaya lainnya adalah
penisbatan teori teori ilmu pengetahuan kepada para ilmuan
tanpa mengembalikannya kepada sang pemberi dan pemilik ilmu,
sehingga mengakibatkan kekaguman dan pujian hanya berhenti
pada diri para ilmuwan dan tidak bermuara kepada Allah SWT.
Hal lain adalah berkembangnya berbagai teori teori sesaat
yang sebenarnya belum diterima secara ilmiah, tetapi disebarkan
secara besar besaran oleh kelompok kelompok tertentu untuk
menimbulkan keraguan pada agama. Misalnya, teori tentang asal
usul makhluk hidup (the origins of species) dari Darwin (yang
sebenarnya merupakan kelanjutan dari penemuan Herbert
Spencer) yang sebenarnya masih ada the missing link yang
belum dapat menghubungkan antara manusia dank era, tapi
sudah diindoktrinasikan kemana mana. Atau, teori Libido
seksualnya Freud, yang menyatakan bahwa jika manusia tidak
dibebaskan sebebas bebasnya keinginan seksualnya akan
mengakibatkan terjadinya gangguan kejiwaan. Teori ini sudah
dibantah secara ilmiah dan pencetusnya sendiri (Freud) yang
terus menggembar gemborkan kebebasan seksual, ternyata
mati karena menderita penyakit kejiwaan (psikopath).
5. Bahasa
Ghazwul fikri (GF) dibidang bahasa adalah dengantidak
diajarkannya bahasa Al Quran di sekolah sekolah karena
menganggapnya tidak perlu. Hal yang nampaknya remeh ini
sebenarnya sanagt besar akibatnya dan menjadi bencana bagi
kaum muslimin Indonesia secara umum. Dengan tidak memahami
Al Quran, mayoritas kaum muslimin menjadi tidak mengerti apa
kandungan Al Quran, seperti firman Allah dalam surah Al
Baqarah:78 artinya Dan diantara mereka ada yang buta huruf,
tidak mengetahui Al Kitab (taurat), kecuali dongengan bohong
belaka dan mereka hanya menduga duga . Akibatnya, Al
Quran menjadi sekedar bacaan tanpa arti (Al Quran hanya
dinikmati iramanya seperti layaknya lagu lagu dan nyayian
belaka, yang akhirnya ditinggalkan seperti yang disebutkan dalam
surah Al Furqaan:30 yang artinya Berkata Rasul : Ya tuhanku,

sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran ini suatu yang


tidak diacuhkan dan surah Al Furqaan:31 yang artinya Dan
seperti itulah, setelah kami adakan bagi tiap tiap nabi, musuh
dari orang orang yang berdosa dan cukuplah Tuhanmu menjadi
pemberi petunjuk dan penolong.)
Dampak lain dari kebodohan terhadap bahasa Al Quran
adalah terputusnya hubungan kaum muslimin dengan
perbendaharaan ilmu ilmu keislaman yang telah disusun dan
dibukukan selama hamper 1000 tahun oleh para pakar dan
ilmuwan islam terdahulu yang jumlahnya mencapai jutaan judul
buku, mencakup bidang bidang akidah, tafsir, hadist, fiqih, sirah,
tarikh, ulumul quran, tazkiyyah dan sebagainya.
6. Hukum
Ghazwul fikri (GF) pada aspek hukum adalah penggunaan
acuan hukum warisan kolonial yang masih dipertahankan sebagai
hukum yang berlaku, reduksi, dan penghapusan hukum Allah
SWT dan Rasul Nya. Rasa takut dan alergi terhadap segala
yang berbau syariat islam merupakan keberhasilanghazwul
fikri (GF) dibidang ini. Penggambaran potong tangan bagi pencuri
dan rajam bagi penzina selalu ditonjolkan saat pembicaraan
pembicaraan tentang kemungkinan adopsi terhadap beberapa
hukum islam. Mereka melupakan bahwa hukum islam berpihak
(melindungi) korban kejahatan, sehingga hukuman keras
dijatuhkan kepada pelaku kejahatan agar perbuatannya tidak
terulang dan orang lain takut untuk berbuat yang sama.
Sebaliknya, hukum barat berpihak (melindungi) pelaku
kejahatan,
sehingga
dengan
hukuman
tersebut
memungkinkannya untuk mengulang lagi kejahatannya karena
ringannya hukuman tersebut. Laporan menunjukkan bahwa
tingkat perkosaan yang terjadi di Kanada selama sehari sama
dengan kejahatan yang sama di Kuwait selama 12 tahun,
bahkan pooling yang dilakukan di masyarakat Amerika Serikat
menunjukkan bahwa 1 dari 3 masyarakat Amerika Serikat
menyetujui dijatuhkannya hukuman mati untuk pemerkosa.
7. Pengiriman pelajar dan mahasiswa ke Luar Negeri
Ghazwul fikri (GF) dibidang ini terjadi dalam dua aspek, yaitu
: Brain drain dan Brain Washing. Brain drain adalah pelarian para
intelektual dari negara negara islam ke negara negara maju
karena insentif yang lebih besar dan fasilitas hidup yang lebih
mewah bagi para pekerja disana. Hal ini menyebabkan lambatnya

pembangunan di negara negara islam dan semakin cepatnya


kemajuan di negara negara barat.
Data penelitian tahun 1996 menyebutkan bahwa
perbandingan SDM bergelar doctor (S3) di Indonesia baru 60 per
sejuta penduduk, di Amerika Serikat dan Eropa antara 2500
3000 orang per sejuta, dan di Israel mencapai 16.000 per sejuta
penduduk.
Sementara brain washing (cuci otak) dialami oleh para
intelektual yang sebagian besar berangkat ke negara negara
barat tanpa dibekali dengan dasar dasar keislaman yang cukup.
Akibatnya, mereka pulang dengan membawa pola piker dan
perilaku yang bertentangan dengan nilai nilai islam. Bahkan
secara sadar atau tidak, mereka ikut andil dalam membantu
melanggengkan kepentingan barat dinegara mereka.
8. Media massa
Berbicara mengenai ghazwul fikri (GF) yang terjadi dalam
media massa, maka dapat dipilah pada aspek aspek sebagai
berikut :
Aspek kehadirannya
Terjadinya perubahan penjadwalan kegiatan sehari
hari dalam keluarga muslim, missal TV. Dulu selepas
maghrib, anak anak biasanya mengaji dan belajar agama.
Sekarang, selepas maghrib anak anak menonton acara
acara TV yang kebanyakan merusak dan tidak bermanfaat.
Sementara bagi para remaja dan orang tua dibandingkan
dating ke pengajian dan majlis majlis taklim, mereka lebih
senang menghabiskan waktunya dengan menonton TV.
Sebenarnya TV dapat menjadi srana dakwah yang
luar biasa (sesuai dengan teori komunikasi yang menyatkan
bahwa media audio visual memiliki pengaruh yang tertinggi
dalam membentuk kepribadian baik pada tingkat individu
maupun masyarakat) asal dikemas dan dirancang sesuai
dengan nilai nilai islam.
Aspek isinya
Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media
massa
yang
merupakan
produkghazwul
fikri (GF)
diantaranya adalah mengenai penokohan penokohan atau
orang orang yang diidolakan. Media massa yang ada tidak
berusaha ikut mendidik bangsa dan masyarakat dengan
menokohkan para ulama, ilmuwan, dan orang orang yang

dapat mendorong membangun bangsa agar mencapai


kemajuan IMTAK dan IPTEK sebagaimana yang digembar
gemborkan. Tetapi sebaliknya, justru tokoh yang terus
menerus diekspos dan ditampilkan adalah para selebriti
yang menjalankan gaya hidup borjuis, menghambur
hamburkan uang (tabdzir), jauh dari memiliki IPTEK apalagi
nilai nilai agama.
Hal ini jelas besar dampaknya pada generasi muda
dalam memilih dan menentukan gaya hidup, cita citanya
dan tentunya pada kualitas bangsa dan Negara. Rpoduk lain
darighazwul fikri (GF) yang menonjol dalam media TV,
misalnya porsi film film islami yang dapat dikatakan tidak
ada. Film yang diputar 90% adalah film bergaya barat,
sisanya adalah film nasional (yang juga bergaya barat), film
film mandarin, dan film film india.
F. Sasaran dilakukannya Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri (GF))
Sasaran dari ghazwul fikri (GF) adalah sebagai berikut :
1. Agar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap gaya,
perilaku dan pola pikir barat, seperti dalam Q.S. Al Israa:73 yang
artinya Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu
dari apa yang telah kami wahyukan kepadamu, agar kamu
membuat yang lain secara bohong terhadap kami, dan kalau
sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang
setia. Q.S. Al Israa:74 yang artinya Dan kalau kami tidak
memperkuatkan (hati)mu, niscaya kamu hampir condong sedikit
kepada mereka. Q.S. Al Israa:75yang artinya Kalau terjadi
demikian, benar benarlah kami akan rasakan kepadamu
(siksaan) berlipat lipat ganda didunia ini dan begitu (pula
siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan
mendapat seorang penolongpun terhadap kami. Dan Q.S.Al
Israa:76 yang artinya Dan sesungguhnya benar benar mereka
hamper membuatmu gelisah di negeri (mekah) untuk mengusirmu
daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu
mereka tidak tinggal sebentar saja.
2. Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya
adalah agar kaum muslimin mengikuti sebagian dari gaya,
perilaku dan pola pikir mereka. Sebagaimana disebutkan
dalam Q.S.Ad Dukhan:25yang artinya Alangkah banyaknya
taman dan mata air yang mereka tinggalkan. Dan Q.S.Ad

Dukhan:26 yang artinya Dan kebun kebun serta tempat


tempat yang indah indah.
3. Pada tahap ini diharapkan kaum muslimin beriman pada
sebagiannya ayat ayat Al Quran dan Hadist Rasulullah SAW,
tetapi kafir terhadap sebagian yang lainnya. Sebagaimana
dalam Q.S.Al Baqarah:85yang artinya Kemudian kamu (bani
israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir
segolongan dari pada kamu dari kampong halaman. Kamu bantu
membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan
permusuhan tetapi jika mereka dating kepadamu sebagai
tawanan, kamu tebus mereka. Padahal mengusir itu (juga)
terlarang bagimu. Apakah kamu beriman pada sebagian Al
Kitab(taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah
balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu,
melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari
kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat,
Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.
4. Pada tahap akhir, mereka menginginkan agar generasi kaum
muslimin mengikuti syahwat dan meninggalkan shalat.
Sebagaimana
dalamQ.S.Maryam:59 yang
artinya
Maka
datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia
nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka
akan menemui kesesatan.
G. Tujuan Ghazwul Fikri (GF)
1. Menghambat kemajuan umat islam agar tetap menjadi pengekor
barat. Berbagai macam pendapat nyeleneh yang ditebarkan para
orientalis lewat media cetak dan elektronik berhasil menyita
perhatian umat islam dan mengetuk sebagian besar
potensinya,baik untuk melakukan kajian, bantahan dan pelurusan.
2. Menjauhkan umat islam dari Al Quran dan As Sunnah serta
ajaran ajarannya. Dengan keraguan raguan dan penyesatan
terhadap umat islam,ghazwul fikri (GF) menyeret orang orang
awam ke jurang yang memisahkan mereka dari keislaman Nya.
Bahkan ada sebagian yang keluar dari islam dan berpindah ke
agama lain.
3. Memurtadkan umat islam. Inilah yang digambarkan Al Quran
dalam Surah Al Baqarah:217 yang artinya Mereka tidak henti
hentinya
memerangi
kamu
sampai
mereka
(dapat)
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran),
seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad diantara

kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka
itulah sia sia amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.
H. Dampak Positif dan Negatif Gahzwul Fikri (GF)
Dampak Positif dari Ghazwul Fikri (GF)
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempermudah
memberikan pekerjaan pada manusia yang ada di Negara ini.
Dampak Negatif dari Ghazwul Fikri (GF)
- Perusakan akhlak umat islam terutama yang masih berusia
muda.
- Berusaha menggiring umat islam kepada kekafiran, khususnya
umat islam yang tipis pemahaman keislamannya.
- Menjauhkan umat islam dari agamanya dan mendekatkannya
pada kekafiran.a

dakwatuna.com Kesadaran terhadap adanya musuh


membuat kita semakin peka terhadap apa yang
sebenarnya terjadi dan saat itulah kita akan terbebas dari
tipu daya atau paling tidak kita mampu mengantisipasi tipu
daya yang mungkin terjadi pada diri kita yang akan
mencelakakan kita. Salah satu di antara permasalahan
yang paling penting untuk disadari oleh umat Islam
khususnya pada saat sekarang ini adalah tentang ghazwul
fikri (perang pemikiran) yakni suatu inovasi pemikiran atau
suatu gerakan yang sangat hebat dalam persoalan
pemikiran.
Perang pemikiran menyangkut berbagai aspek kehidupan
manusia. Tidak hanya mengenai masalah-masalah ilmu
pengetahuan, tapi juga seluruh dimensi kehidupan diawali
dengan pemikiran itu sendiri. Terutama persepsi yang
seringkali kita munculkan, seringkali kita dengar dari orangorang, itu jelas merupakan bagian dari proses yang sedang
digarap dalam proses Al Ghazwul Fikri.
Penting kita melihat bagaimana sebenarnya kondisi umat
Islam sekarang ini. Banyak sekali kemundurankemunduran, khususnya pada abad-abad terakhir ini.

Setelah umat Islam di masa-masa kejayaannya pertama di


masa Rasulullah saw, kemudian masa para sahabatnya.
Dilanjutkan para tabiin dan tabiin sampai 7 abad
berikutnya. Sampai kemudian dilanjutkan lagi dengan
peradaban di Andalus sebagai inspirasi
dari renaissance yang terjadi di barat. Renaissance dalam
Islam ada 2 yaitu:
1. Renaissance di timur yang seringkali oleh sejarawan
muslim dilihat dengan kebangkitan Islam, peradaban dan
ilmu pengetahuan di Baghdad.
2. Renaissance di barat yaitu dengan peradaban yang pernah
dimiliki oleh Islam yang berada di Andalus, sebagai
inspirator bagi berkembangnya ilmu pengetahuan bahkan
lahirnya pencerahan atau renaissance di Eropa.
Jika kita melihat pada kehebatan umat Islam saat itu, lalu
mengapa saat ini umat Islam justru mengalami anti klimaks
yang sangat merugikan umat Islam itu sendiri. Ini bukan
sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba, apalagi
mempermasalahkan Allah SWT dengan mengatakan
bahwa ini adalah takdir. Oleh karena itu penting sekali kita
mencoba mengevaluasi, merenungkan, mencari sebabsebab apa sajakah yang mengakibatkan kemunduran kaum
muslimin ini. Para ulama berhasil menemukan dan
merumuskan sebab-sebab kemunduran kaum muslimin ini
ditinjau dari 2 faktor.
1. Faktor Internal
a. Akibat jauhnya umat Islam dari Kitabullah dan As
Sunnah .
Kitabullah yang dulu pertama kali diajarkan oleh Allah SWT
kepada Rasul-Nya, yang kemudian Rasulullah SAW
mengajarkan kepada umatnya dengan sebaik-baik
pengajaran. Kitabullah yang telah mengangkat harkat
derajat manusia dari ke-jahiliyah-an yakni masyarakat yang
diliput dengan kebodohan. Dengan Kitabullah mereka
bangkit dengan memiliki persepsi yang baru tentang
kehidupan. Rasul membacakan ayat-ayat Allah kepada
para sahabatnya, sehingga membentuk skema berfikir dan
konsep diri yang mengakibatkan cara melihat para sahabat

kepada dirinya berbeda dengan cara melihat waktu dulu


sebelum mereka menjadi muslim. Mereka tidak pernah
berfikir akan mampu mengalahkan Romawi dan Persia,
tetapi dengan Islam mereka memiliki konsep diri yang baru
dan kepercayaan diri yang tinggi bahwa mereka akan
menjadi bangsa besar bahkan mampu menenggelamkan
Romawi dan Persia dan itu sudah terbukti.
Jauhnya umat Islam dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya
merupakan salah satu yang mengakibatkan umat Islam kini
mempunyai konsep diri yang buruk sekali. Seringkali kita
menghambat diri kita dari kemajuan yang seharusnya kita
capai dengan misalnya mengatakan tidak mungkin
menyaingi mereka (musuh-musuh Islam). Menjauhkan
umat Islam dari bahasa Al Quran adalah akibat yang timbul
dari perang pemikiran ini. Seringkali kita mempunyai
persepsi bahwa belajar bahasa Al Quran (bahasa Arab) itu
sulit.
b. Adanya ketidakpercayaan umat kepada Islam.
Akibat persepsi umat Islam sendiri tentang Islam yang tidak
jelas karena bukan Islam yang dipelajari dan dipahami dari
Al Quran dan Hadits. Dan orang-orang yang benar-benar
menguasai tentang itu sangat sedikit akibatnya adalah
ketika nilai-nilai yang sesungguhnya cukup kaya dalam
Quran dan Sunnah tidak lagi dimiliki oleh umat Islam, pada
saat itulah umat Islam kekurangan dan kehilangan nilai.
Maka yang terjadi adalah munculnya kekalahan internal.
c. Taklid (ikut-ikutan).
Karena umat tidak punya nilai, tidak memiliki prinsip-prinsip
yang sangat berharga sebagaimana yang ada di dalam Al
Quran dan As Sunnah, akhirnya yang mereka lakukan
adalah mencari nilai dari orang lain. Kalau sudah demikian
yang terjadi, maka mereka akan mengikuti apa saja sesuai
dengan kebiasaan orang lain. Akibatnya adalah ikut-ikutan.
Ini yang pernah diantisipasi oleh Rasulullah SAW, dalam
haditsnya Sungguh kalian akan mengikuti cara-cara
Sunan, gaya-gaya orang-orang sebelum kalian satu
jengkal, satu hasta, satu depa, secara bertahap sehingga
sampai mereka memasuki lubang biawak sekalipun kalian

akan mengikutinya. Para sahabat bertanya, Yahudi dan


Nasrani?. Jawab Rasul, Siapa lagi kalau bukan mereka.
Antisipasi ini nampaknya sudah terasa di masa sekarang.
Penyebabnya adalah umat ini telah kehilangan nilai, prinsip
dan tidak punya paradigma dalam hidup serta konsep
hidup tidak jelas. Padahal dalam Quran dan Sunnah
sangat kaya dengan seluruh prinsip kehidupan manusia.
d. Tafriqoh (terjadinya perpecahan di kalangan umat).
Banyaknya organisasi-organisasi dan partai-partai umat
Islam yang diakibatkan karena umat sekarang ini tidak
punya nilai konsep persatuan dan
kesatuan fikrah pemikiran, dan aqidah. Semua terpecah
dengan mengikuti pahamnya masing-masing. Akibatnya
mereka pun tertinggal dari berbagai macam gelombang
kontemporer yang terus berkembang. Seringkali umat
Islam tertinggal dalam perkembangan dunia.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2010/01/04/
5183/perang-pemikiran-ghazwul-fikri-bagian-ke1/#ixzz2jgr3XzWD
Follow
us: @dakwatuna
on
Twitter | dakwatunacom on Facebook
dakwatuna.com Jika kita melihat pada kehebatan umat
Islam saat itu, lalu mengapa saat ini umat Islam justru
mengalami anti klimaks yang sangat merugikan umat Islam
itu sendiri. Ini bukan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba,
apalagi mempermasalahkan Allah SWT dengan
mengatakan bahwa ini adalah takdir. Oleh karena itu
penting sekali kita mencoba mengevaluasi, merenungkan,
mencari sebab-sebab apa sajakah yang mengakibatkan
kemunduran kaum muslimin ini. Para ulama berhasil
menemukan dan merumuskan sebab-sebab kemunduran
kaum muslimin ini ditinjau dari 2 faktor.
2. Faktor Eksternal
a. Berasal dari musuh utama umat manusia yaitu
syaitan dan iblis.

Kecemburuan iblis terhadap Adam sangat besar sekali dan


dia tidak suka dengan prestasi dan kelebihan yang telah
Allah berikan kepada Adam as. Ketika Adam dan istrinya
diperintahkan oleh Allah untuk menempati surga dengan
fasilitas yang mewah dan sempurna. Makanlah sesuai
dengan kehendakmu tetapi Allah menguji Adam dan
janganlah engkau dekati pohon ini, lalu kamu nanti
termasuk orang-orang yang zhalim. Saat itulah kesempatan
syaitan masuk untuk melakukan sebuah proses untuk
menyesatkan Adam dengan cara was-was memberikan ide
yang membuat Adam ragu dengan targetnya adalah agar
kehormatan keduanya itu terlepas.
Di antara bentuk penyesatan yang dilakukan oleh syaitan
juga adalah pembentukan opini. Kata syaitan, tidaklah
Tuhan kamu berdua melarang kamu dari pohon ini kecuali
kamu bakal menjadi malaikat atau kamu akan termasuk
orang-orang yang kekal. Keduanya akhirnya terjebak
tertipu oleh rayuan iblis itu. Target yang dikehendaki iblis
itupun terwujud. Kemudian nabi Adam dan istrinya
memetiki dedaunan surga untuk dibuat pakaian untuk
menutupi kehormatan. Saat itulah Allah memanggil
keduanya, bukanlah Aku larang kalian berdua dari pohon
itu dan Aku katakan bahwa syaitan adalah musuh yang
nyata. Ini merupakan akar ghazwul fikri, bahwa syaitan itu
merupakan pengganggu pertama untuk senantiasa
menciptakan opini yang menyesatkan dan dia pun
mencoba mendidik syaitan-syaitan di kalangan manusia
untuk menyesatkan manusia dengan cara seperti itu. Dan
perlu dipastikan bahwa kemampuan syaitan hanya sebatas
memberikan ide dan gagasan, mengajak dan propaganda,
tidak lebih dari itu. Seperti dalam surat 14 ayat 22,
bagaimana pengakuan syaitan kelak di hari kiamat, syaitan
hanya mengajak dan Allah telah memberikan peringatan.
b. Adanya pertempuran antara haq dan bathil yaitu
keimanan dan kekufuran.
Salah satu pelajaran berharga bagi umat Islam adalah
Perang Salib, yang menggunakan berbagai dimensi
pertempuran, politik, ekonomi, dan perang di tataran

keagamaan. Musuh-musuh Islam menggunakan berbagai


macam cara, mereka itu dari berbagai macam kelompok
yaitu orang-orang yang tidak beragama, atheis, Yahudi,
musyrikin, nasrani dan munafik. Ulama menyatakan:
apapun jenisnya kekufuran itu merupakan satu pokok
ajaran. Mereka bersatu padu untuk membangun satu
kesepakatan dan konspirasi yang selanjutnya mereka
menggunakan berbagai macam sarana:
Sarana informasi, ide, dan gagasan pemikiran sampai
kepada tingkat pemojokan, istilah saja yang memojokkan
umat Islam sudah cukup banyak, contoh: fundamentalisme.
Berbagai macam cetakan, buku, majalah, media cetak,
dikuasai oleh mereka.
Berusaha membangun image yang mewah dalam
kehidupan ini, berbagai kemewahan senantiasa ditawarkan
dalam kehidupan manusia sehingga kita semakin cinta
dunia dan melupakan akhirat.
Berbagai klub, organisasi, kelompok-kelompok, diciptakan
dengan berbagai aspek dan dimensi terutama dalam
bidang entertainment, termasuk juga olahraga yang
seharusnya untuk menyehatkan fisik, kini telah disulap
menjadi komoditi yang menyita berbagai macam perhatian
manusia. Bahkan banyak di antara manusia yang berani
mengorbankan puluhan juta, ratusan bahkan milyaran
rupiah demi hobi dalam olahraga, contoh: golf, automotif.
Walau semua olahraga, tetapi kalau hampir menyita
kekayaan manusia sementara meninggalkan aspek-aspek
yang sangat prioritas dalam kehidupan manusia yaitu
membantu kesejahteraan orang-orang yang miskin yang
sudah dilupakan.
Pada akhirnya dengan seluruh sarana itu umat Islam
digiring menjadi kelompok yang tertindas, kelompok yang
selanjutnya mereka dengan sangat gampang dijadikan
sebagai kelompok bawah. Pada saat umat ini merasakan
titik bawah dalam kehidupan, kehilangan kepercayaan diri,
saat itulah mereka punya peluang untuk dimurtadkan
sehingga untuk menjadi orang-orang yang murtad. Perang
pemikiran ternyata merupakan langkah pertama yang

utama dalam pertempuran antara haq dan bathil. Oleh


karena itu umat Islam penting untuk mengantisipasi yang
pertama kali dengan kecerdasan intelektual. Banyak teoriteori sekarang ini yang menjauh dari nilai-nilai Islam, teori
yang terkait dengan kemanusiaan, seperti ekonomi politik,
sosial budaya atau psikologi. Karena kita tidak memiliki
kekuatan prinsip nilai-nilai Islam, tidak memiliki paradigma
teori yang bersumberkan dari Al Quran dan Sunnah
Rasulullah saw, pada akhirnya kita semua mengikuti
seluruh teori-teori itu tanpa sedikit pun kita menyeleksi,
akibatnya persepsi kita berubah. Cara berfikir kita juga
berubah, umat Islam tidak lagi mencerminkan cara berfikir
yang islami, sehingga emosi umat Islam pun tidak memiliki
emosi yang islami.
Al Ghazwul fikri banyak sekali aspeknya dan itu bisa dibaca
dan dikembangkan nanti dalam sejumlah buku. Karena
orang-orang sangat menekuni aspek ini sehingga lahirlah
apa yang disebut Al Musytasyrikun (kelompok orientalis)
sampai di antara mereka dalam proses ghazwul fikri
menghafal Al Quran, mempelajari sejumlah hadits-hadits
nabi saw, bahkan menghafal ribuan hadits. Mereka bukan
saja menghafal Al Quran juga menguasai tafsir-tafsir Al
Quranul karim. Bertahun-tahun mereka belajar, kursus
bahasa Arab, hanya karena untuk melicinkan kemenangan
mereka di tataran pemikiran ini. Kalau sudah itu yang
terjadi apalagi alasan umat Islam untuk tidak mendalami
nilai-nilai Islam.
Seharusnya kitalah yang memiliki kemampuan serta
keinginan kuat seperti itu. Semakin kita memiliki nilai-nilai
yang terkandung di dalam Al Quran, semakin kita dekat
dengan Kitabullah dan sunnah Rasul saw, untuk prinsipprinsip itu akan kembali kita kuasai. Pada akhirnya
kepercayaan diri umat ini akan mengangkat diri kita tidak
lagi merasa menjadi orang-orang yang lemah. Tetapi kita
berhasil bangkit dengan keunggulan dan kompetensi yang
kita miliki. Kelebihan-kelebihan yang telah Allah anugerahi
dengan anugerah Al Quran dan sunnah Rasulullah saw,
pada saat itulah kita akan menghadapi berbagai jenis

pertempuran apapun yang direkayasa dan direncanakan


orang lain. Umat ini akan siap menghadapi dengan
sebenar-benar siap. Insya Allah. []
Tamat

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2010/01/11/
5295/perang-pemikiran-ghazwul-fikri-bagian-ke2/#ixzz2jgrwnlZc
Follow
us: @dakwatuna
on
Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai