RESENSI BUKU
Disusun oleh
Jauhar Rafiqa Yusufina
IX C
10
Ada gelombang dahsyat yang menimpa ummat Islam sedunia, yaitu gelombang
budaya jahiliyah yang merusak akhlaq dan aqidah manusia yang disebarkan lewat
televisi dan media lainnya. Gelombang itu pada hakekatnya lebih ganas dibanding
senjata-senjata nuklir yang sering dipersoalkan secara internasional. Hanya saja
gelombang dahsyat itu karena sasarannya merusak akhlaq dan aqidah, sedang yang
paling menjunjung tinggi akhlaq dan aqidah itu adalah Islam, maka yang paling
prihatin dan menjadi sasaran adalah ummat Islam. Hingga, sekalipun gelombang
dahsyat itu telah melanda seluruh dunia, namun pembicaraan hanya sampai pada
tarap keluhan para ulama dan Muslimin yang teguh imannya, serta sebagian ilmuwan
yang obyektif.
Keutamaan ilmu
Khutbah 1
Saudara-saudara kaum muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Menurut ayat tersebut, Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman
dan berilmu pengetahuan beberapa tingkat. Oleh karenanya Allah menyuruh
manusia berpikir menggali ilmu pengetahuan, membentuk majelis ta’lim, membaca
ayat-ayat Allah, baik ayat yang tertulis maupun yang tercipta yaitu segala sesuatu
yang diciptakan Allah misalnya langit, bumi, gunung, bintang, dll.
Khalifah Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa ada sepuluh kelebihan ilmu
dibanding harta, yaitu:
1. Ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan dari Fir’aun,
Qarun, dan lain-lain.
2. Orang yang berilmu banyak mempunyai teman, sedangkan orang yang berharta
mempunyai banyak lawan.
3. Ilmu apabila diberikan kepada orang lain akan bertambah sedangkan harta bila
diberikan akan berkurang.
4. Ilmu apabila disimpan tidak akan habis, sedangkan harta bila disimpan akan
usang dan lapuk.
5. Ilmu tidak memerlukan tempat, sementara harta memerlukan tempat.
Dan lain-lain
Nasihat yang disampaikan Ali tersebut menegaskan kepada kita bahwa ilmu lebih
mulia dari pada harta, dalam mencari harta kita boleh jadi merugi, akan tetapi
sejauh mana pun kita mencari ilmu tidak akan pernah ada istilah merugi.
Kaum muslimin sidang Jum’at yang berbahagia,
“(Orang yang berpikir itu) selalu ingat kepada Allah di kala mereka berdiri, duduk,
dan berbaring, seraya memikirkan kejadian langit dan bumi, lalu mereka berkata,
‘Tidak sia-sia Engkau ciptakan ini ya Allah, Maha Suci Engkau, dan lindungilah
kami dari api neraka.’”
KHUTBAH 2
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Apa yang baru saja saya sampaikan dalam Khutbah yang pertama adalah sebuah
contoh bahwa dengan mencari ilmu maka keimanan kita kepada Allah, iman
kepada Malaikat, kepada ayat-ayat Al-Qur’an, kepada para Rasul, kepada hari
akhir, dan iman kepada takdir insya Allah akan bertambah.
TAKWA DAN KEUTAMAANNYA
Khutbah 1 :
Jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Para ulama telah menjelaskan definisi takwa dengan berbagai ungkapan
yang berbeda-beda namun semuanya kembali pada maksud yang sama. Yaitu agar
seseorang membuat penghalang yang membentengi dan menjaga dirinya dari
terkena kemarahan dan azab Allah. Sesuatu yang akan menjadi penghalang serta
menjaga seseorang dari terkena azab Allah, tidak lain adalah dengan menjalankan
perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Hadirin rahimakumullah,
Termasuk bagian yang paling penting dari bentuk ketakwaan seseorang adalah at-
tafaqquh fiddin, yaitu bersungguh-sungguh dalam mempelajari agama Allah.
Kewajiban menuntut ilmu ini sangat erat kaitannya dengan takwa. Dengan
bersemangat dalam menuntut ilmu seseorang akan mengetahui perintah-perintah
Allah dan larangan-larangan-Nya. Sehingga dengan demikian dia akan benar-benar
tepat dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-
Nya.
Khutbah 2 :
Jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa mewujudkan takwa di dalam kehidupan kita dan marilah kita
senantiasa mengingat bahwa bertakwa kepada Allah adalah sumber segala
kebaikan dan kunci untuk memperoleh kebahagiaan serta bekal yang sangat
berguna untuk kehidupan dunia dan akhirat. Allah berfirman:
“Maka berbekallah kalian dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan
bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal.” (Al-Baqarah:197)
Allah juga menyebutkan dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa di sisi Rabb mereka (disediakan)
surga yang penuh dengan kenikmatan.” (Al-Qalam: 34)
Hadirin rahimakumullah,
Termasuk buah dari bertakwa kepada Allah adalah bahwa orang-orang yang
bertakwa akan dikaruniai furqan, yaitu pertolongan dari Allah l baik berupa ilmu atau
yang lainnya, sehingga dengannya seseorang akan mengetahui mana yang benar
dan mana yang salah, serta mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya bagi
dirinya.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
“Wahai orang-orang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, maka Allah akan
memberikan kepada kalian furqan dan Allah akan menghilangkan diri-diri kalian dari
kesalahan-kesalahan kalian dan mengampuni (dosa-dosa) kalian dan Allah
mempunyai karunia yang besar.” (Al-Anfal: 29)
Orang yang bertakwa juga akan diselamatkan oleh Allah dari berbagai bahaya dan
akan diberi jalan keluar dari setiap kesempitan yang menimpanya. Disamping itu
juga akan dimudahkan berbagai urusannya serta diberi rezeki di luar dugaannya dari
arah yang dia tidak sangka-sangka.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman Allah l:
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan
keluar dan akan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (Ath-
Thalaq: 2-3)
Begitu pula dalam firman-Nya:
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya
kemudahan dalam urusannya.” (Ath-Thalaq: 4)
Hadirin rahimakumullah,
Dari ayat-ayat tersebut, kita mengetahui betapa butuhnya kita akan takwa. Karena
setiap orang tentu menginginkan jalan keluar dari masalah-masalah yang
dihadapinya. Terlebih permasalahannya menyangkut agama atau akhiratnya, karena
masalah ini akan berkaitan dengan selamat dan tidaknya seseorang dari siksa kubur
serta kejadian berikutnya saat berada di padang mahsyar sampai kemudian
berujung pada selamat dan tidaknya dirinya dari terkena pedihnya siksa api neraka.