Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : Nandang Munandar


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043854748

Tanggal Lahir : 06/05/1991

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4101/Pendidikan Agama Islam

Kode/Nama Program Studi : 311 / Ilmu Hukum

Kode/Nama UPBJJ : 71 / Surabaya


Hari/Tanggal UAS THE : Rabu / 22 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU
pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran
akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan
kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama Mahasiswa : Nandang Munandar
NIM : 043854748
Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4101/Pendidikan Agama Islam
Fakultas : FHISIP
Program Studi : 311 / Ilmu Hukum
UPBJJ-UT : 71 / Surabaya

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari
aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan
mengakuinya sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS
THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan
dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian
hari terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab
dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Ponorogo, 18 Juni 2022


Yang Membuat Pernyataan,

NANDANG MUNANDAR
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Tunjukkan bagaimana prinsip-prinsip kebebasan manusia dalam Islam


beserta ayat Al-Quran yang mendukungnya?

Jawaban :

Manusia adalah makhluk yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala ciptakan untuk


menjadi khalifah di muka bumi ini. Setiap manusia tidak akan pernah lepas
dari takdir yang sudah Allah Subhanahu Wa Ta'ala tetapkan. Akan tetapi
karena dia tidak mengetahui takdir tersebut, maka manusia diberikan
kebebasan untuk melakukan apapun sesuka hatinya. Namun perlu diingat
bahwasanya setiap apapun yang kita lakukan ini akan ada balasannya baik
itu di dunia terlebih di akhirat kelak. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman
di dalam surat Fussilat ayat 41 yang artimya :

Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami,


mereka tidak tersembunyi dari Kami. Apakah orang-orang yang dilemparkan
ke dalam neraka yang lebih baik ataukah mereka yang datang dengan aman
sentosa pada hari Kiamat? Lakukanlah apa yang kamu kehendaki! Sungguh,
Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Kemudian pada surat Az Zalzalah ayat 7-8 Allah Berfirman:

٧-

Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan


melihat (balasan)nya,

٨-

dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan


melihat (balasan)nya.

Begitulah Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kebebasan yang


bertanggung jawab kepada seluruh manusia.

Selain itu dalam salah satu hadits Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam,
beliau pernah didatangi malaikat Jibril yang kemudian memberikan nasihat
yaitu:

Jibril Alaihissallam pernah datang menemui Nabi Shallallahu „alaihi wa


sallam seraya berkata, “Hai Muhammad! Hiduplah sesukamu, sesungguhnya
kematian pasti akan menjemputmu. Cintailah siapa saja yang engkau
senangi, sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengannya. Dan
beramallah semaumu, sesungguhnya engkau akan menuai
balasannya”. Kemudian Jibril berpesan, “Hai Muhammad, kemuliaan
seorang Mukmin terletak pada shalat malam dan kehormatannya adalah
pada saat ia tak lagi bergantung pada manusia.
2. Berikan penjelasan tentang peran dan fungsi ilmu terhadap iman dan amal
seseorang, disertai dengan menyebutkan ayat Al-Quran tentang larangan
orang yang taklid buta tanpa penalaran dan pemahaman yang benar
tentang keyakinannya hanya ikut-ikutan saja!

Jawaban :

llmu adalah pemimpin Amal, sebagaima disebutkan oleh Mu‟adz bin Jabal
radhiyallahu anhu (di dalam kitab Al Amru bil Ma‟ruf wan Nahyu „anil
Mungkar, hal. 15)

“Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang setelah
adanya ilmu.”

Kemudian Imam Bukhori rahimahullah mengatakan "Bab Ilmu sebelum


beramakl dan berkata" sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala di
dalam surat Muhammad ayat 19 yang berbunyi:

“Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak


disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu”

Selain itu jika kita melakukan sebuah amalan tanpa ilmunya (tidak ada
dalilnya) maka akan tertolak sebagaimana hadits Nabi Muhammad
Shalallahu Alaihi Wassalam yaitu:

“Siapa yang beramal tanpa dasar dari kami, maka amalan tersebut
tertolak.” (HR. Muslim, no. 1718)

Sehingga jelas dari beberapa dalil tersebut baik Al Quran, Hadits dan
perkataan sahabat bahwasanya Ilmu dulu baru amal. Dengan beramal
sesuai ilmunya maka akan menambah keimanan seseorang.

- Larangan Taklid buta. Taklid buta yaitu hanya ikut-ikutan atau mengekor
terhadap satu amalan. Hal ini sangat dilarang karena hanya akan
menjerumuskan seseorang jika yang diikuti tersebut adalah sesuatu yang
salah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala mencela orang-orang musyrikin yang
mengikuti nenek moyang mereka sebagaimana di dalam Al Quran Surat Az
Zukhruf ayat 22 yang berunyi:

“Mereka berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami


menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang
mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka.”
Kemudian di dalam surat At Taubah ayat 31 yang Artinya:

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai


Rabb selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera
Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa
yang mereka persekutukan.”

3. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan umat beragama dalam


mewujudkan masyarakat madani tersebut?
Masyarakat madani adalah masyarakat yang berbudi luhur mengacu
kepada kehidupan masyarakat yang berkualitas dan beradab. Sedangkan
Peran yang harus dilakukan oleh seluruh umat beragama yang dimana
termasuk ke dalam masyarakat madani adalah Menciptakan sebuah bentuk
sikap yang dimana akan selalu saling memberikan pengertian yang dimana
berada dinata sesama umat beragama. Peran umat beragama dalam
mewujudkan masyarakat beradab dan sejahtera (masyarakat madani)
adalah menerapkan studi agama, menumbuhkan kesadaran pluralisme dan
menjaga perdamaian, bermusyawarah, dan bersikap adil.
Menumbuhkannya sikap saling pengertian antara sesama umat
beragama agar bisa terwujud masyarakat yang beradab dan sejahtera. Serta
melakukan usaha-usaha penumbuhan sikap-sikap demokratis, pluralis,
dan toleran kepada umat beragama sejak dini melalui pendidikan islam
mewajibkan umatnya untuk berdakwah, akan tetapi dakwah tersebut juga
harus disampaikan dengan cara yang baik dan manusiawi.Mengerahkan
energi bersama untuk mewujudkan cita-cita bersama memabangun
masyarakat madani.

4. Deskripsikan prinsip kebebasan dalam berekpresi, berpikir dan


menyatakan pendapat, beragama, musyawarah, dan berpindah tempat yang
dijelaskan dalam Al-Quran, serta sebutkan ayat Al-Quran yang menjelaskan
kelima prinsip kebebasan dalam Islam tersebut.

Jawaban :
Kebebasan berekspresi. Setiap orang berhak atas kebebasan berekspresi.
Hak ini termasuk kebebasan untuk menahan pendapat tanpa gangguan
dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan informasi dan ide
melalui media apa saja dan tanpa batasan apapun.

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya telah


jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu siapa yang
ingkar kepada Thâgūt dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan
Allah Maha endengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. 2 :256).
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil.(Q.S. 60:8).

Al-Qur‟an membolehkan umat Islam berteman dengan umat agama lain,


selama umat agama lain itu tak memusuhi dan tak mengusir dari tempat
tinggalnya. Sekiranya mereka melakukan permusuhan, maka wajar kalau
umat islam diperintahkan melakukan pertahanan diri.
Artinya: “Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang di antara kamu
dengan orang-orang yang pernah kamu musuhi di antara mereka. Allah
Mahakuasa. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (7) Allah tidak
melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari
kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
berlaku adil (8) Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan
mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan
agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang
lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan,
mereka itulah orang-orang yang zalim (9).” (QS. AlMumtahanah/60:7-9).

Secara eksplisit al-Qur‟an menegaskan bahwa siapa saja – Yahudi,


Nashrani, Shabi‟in, dll – yang menyatakan hanya beriman kepada Allah,
percaya pada Hari Akhir, dan melakukan amal saleh, tak akan pernah
disia-siakan oleh Allah. Mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal
atas keimanan dan jerih payahnya.
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi,
Şābi'īn dan orang-orang Nasrani, barangsiapa beriman kepada Allah, kepada
hari kemudian, dan berbuat kebajikan, maka tidak ada rasa khawatir
padanya dan mereka tidak bersedih hati”. (QS. Al-Maidah/5: 69)

Anda mungkin juga menyukai