Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : Muhammad Rizqi Utama

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 044419626

Tanggal Lahir : 20-08-2002

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4101/Pendidikan Agama Islam

Kode/Nama Program Studi : 74201/Ilmu Hukum

Kode/Nama UPBJJ : 16/UPBJJ-UT Pekanbaru

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu/22-06-2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Muhammad Rizqi Utama


NIM : 044419626
Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4101/Pendidikan Agama Islam
Fakultas : FHISIP
Program Studi : Ilmu Hukum
UPBJJ-UT : Pekanbaru

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Dumai, 22 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

Muhammad Rizqi Utama


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Islam adalah agama yang secara inheren menegaskan mengenai prinsip


kebebasan manusia yang di bawa sejak lahir. Tunjukkan bagaimana
prinsip-prinsip kebebasan manusia dalam Islam beserta ayat Al-Quran
yang mendukungnya?
Ada bermacam kebebasan menurut Bintu Syathi’ dalam tafsir Maqaal fiyl
Insaan; Diraasah Qur’aniyyah, di antaranya adalah kebebasan dalam arti
umum yang merupakan lawan kata dari perbudakan, kebebasan dalam
berakidah, kebebasan berpikir maupun berpendapat, dan kebebasan
berkehendak. Kebebasan pertama, yaitu kebebasan penghambaan adalah
kebebasan terendah. Karena kebebasan ini diberikan kepada seseorang
hanya karena dirinya terlahir sebagai manusia. Kemudian diikuti dengan
kebebasan berakidah atau berkeyakinan dan kebebasan berpikir, yang
keduanya merupakan nilai eksistensial kemanusiaan. Sedangkan
kebebasan berkehendak adalah unsur yang paling rumit. Ya, karena
kebebasan yang terakhir ini adalah kebebasan yang melatarbelakangi
manusia hingga mendapatkan amanah sebagai khalifah Allah di bumi.
Terkait dengan kebebasan penghambaan, Syathi’ terutama merujuk pada
surah Ali Imran ayat 79, “Tidak seyogyanya seseorang yang telah diberi
kitab oleh Allah serta hikmah dan kenabian, kemudian menyeru kepada
manusia: Jadilah kalian penyembahku dan bukan penyembah
Allah…”Tentang kebebasan berakidah, “Dan jika Tuhanmu menghendaki,
tentulah beriman semua manusia di bumi seluruhnya. Maka, apakah kamu
akan memaksa manusia supaya mereka semua menjadi
mukmin?” (Yunus, 29) dan, “Tidak ada paksaan dalam beragama;
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah!” (Al-
Baqarah: 256).
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Kebebasan akal dan berpendapat, “Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata:


Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan
orang-orang yang telah mati. Allah berfirman: Apakah kamu belum
percaya? Ibrahim menjawab: Tentu saja saya percaya, tetapi supaya hati
saya bertambah mantap.” (Al-Baqarah: 260) dan, “Sesungguhnya Aku
telah mengulang-ulang bagi manusia dalam Al-qur’an ini pelbagai
perumpamaan, dan manusia adalah makhluq yang paling banyak
membantah.” (Al-Kahfi: 54).
Kebebasan berkehendak, “Dan, seorang manusia tidak mendapatkan
selain apa-apa yang telah diupayakannya. Dan, berbagai upayanya itu
kelak akan diperlihatkan kepadanya. Kemudian akan diberi balasan
kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. Dan, kepada
Tuhanmulah segala sesuatu akan bermuara.” (An-Najm, 39-42).
Dalam tulisan singkat ini, ayat-ayat di atas hanyalah yang paling awal
diketengahkan oleh Syathi’ dalam setiap pembahasan saja. Namun hal itu
sudah lebih dari cukup sepertinya, karena bahkan membaca tulisan yang
sudah sesingkat ini pun barangkali kita hanya berminat untuk melongok
judulnya saja. Karena dengan begitu pun kita sudah sering merasa telah
memahami maksudnya bukan?
Terakhir, Syathi’ menegaskan secara ringkas bahwa kita tidak boleh
mengambil sebagian ayat Alqur’an dengan mengabaikan sebagian yang
lain, karena jika demikian maka setiap kelompok orang hanya akan
menggunakan ayat yang mendukung kelompoknya saja.
“Kita harus meneliti semua ayat Alqur’an yang terkait dengan kehendak (al-
iradah), hingga kita tahu bahwa kehendak Allah itu benar-benar berbeda
dengan kehendak makhluq. Kehendak kita memerlukan upaya dan pilihan
bebas. Adapun keterpaksaan, itu hanya berhubungan dengan penerimaan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

akan akibat yang sesungguhnya memang sejalan dengan yang kita


kehendaki dan pilih—meskipun acap kali kita tidak bisa objektif terhadapnya.
Keputusan Allah yang adil dalam hal yang terkait dengan kepastian nasib kita,
senantiasa sejalan dengan pilihan kita sendiri sebelum menjadi ketentuan
yang tak bisa kita hindari. Tanpa kebebasan seperti ini maka sia-sialah
pengutusan para rasul , dan lenyaplah kemampuan manusia untuk menjaga
amanahnya sebagai khalifah Allah di bumi.”
2. Berikan penjelasan tentang peran dan fungsi ilmu terhadap iman dan amal
seseorang, disertai dengan menyebutkan ayat Al-Quran tentang larangan
orang yang taklid buta tanpa penalaran dan pemahaman yang benar
tentang keyakinannya hanya ikut-ikutan saja!
- llmu adalah pemimpin Amal, sebagaima disebutkan oleh Mu’adz bin Jabal
radhiyallahu anhu (di dalam kitab Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil
Mungkar, hal. 15)
 ‫ت َابِعه َوالعَ َمل العَ َم ِل إِ َمام العِلْم‬
“Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang setelah
adanya ilmu.”
Kemudian Imam Bukhori rahimahullah mengatakan "Bab Ilmu sebelum beramakl
dan berkata" sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala di dalam surat
Muhammad ayat 19 yang berbunyi:
 ‫ّللا ِإ َّل ِإلَهَ َل أَنَّه فَا ْعلَ ْم‬
َّ ‫ِلذَ ْنبِكَ َوا ْست َ ْغف ِْر‬
“Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak
disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu”
Selain itu jika kita melakukan sebuah amalan tanpa ilmunya (tidak ada dalilnya)
maka akan tertolak sebagaimana hadits Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi
Wassalam yaitu:
 َ ‫ع َملا‬
‫عمِ َل ْن‬ َ ‫ْس‬ َ ‫َرد فَه َو أ َ ْمرنَا‬
َ ‫علَ ْي ِه لَي‬
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

“Siapa yang beramal tanpa dasar dari kami, maka amalan tersebut
tertolak.” (HR. Muslim, no. 1718)
Sehingga jelas dari beberapa dalil tersebut baik Al Quran, Hadits dan
perkataan sahabat bahwasanya Ilmu dulu baru amal. Dengan beramal sesuai
ilmunya maka akan menambah keimanan seseorang.
- Larangan Taklid buta. Taklid buta yaitu hanya ikut-ikutan atau mengekor
terhadap satu amalan. Hal ini sangat dilarang karena hanya akan
menjerumuskan seseorang jika yang diikuti tersebut adalah sesuatu yang
salah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala mencela orang-orang musyrikin yang
mengikuti nenek moyang mereka sebagaimana di dalam Al Quran Surat Az
Zukhruf ayat 22 yang berunyi:
 ْ‫علَى آَبَا َءنَا َو َج ْدنَا ِإنَّا قَالوا بَل‬ َ ‫م ْهت َدو َن آَث َ ِار ِه ْم‬
َ ‫علَى َو ِإنَّا أ َّمة‬
“Mereka berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami
menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang
mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka.”
Kemudian di dalam surat At Taubah ayat 31 yang berbunyi:
َ َ‫ون مِ ْن أ َ ْربَاباا َور ْهبَانَه ْم أَحْ ب‬
 ‫اره ْم اتَّخَذوا‬ ِ َّ ‫إِ َّل إِلَهَ َل َواحِ داا إِلَ اها ِليَ ْعبدوا إِ َّل أمِروا َو َما َم ْريَ َم ابْنَ َو ْال َمسِي َح‬
ِ ‫ّللا د‬
َ َ‫ي ْش ِركون‬
‫ع َّما س ْب َحانَه ه َو‬
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai
Rabb selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera
Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan.”
Perlu kita ketahui bersama bahwasanya Agama Islam ini dibangun di atas
dalil. Kita diwajibkan menjalankan agama sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Allah dan Rasulnya. Kita diwajibkan menjauhi apa yang
dilarang oleh Allah dan Rasulnya, tidak boleh hanya ikut-ikutan saja.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3. Piagam Madinah menunjukkan pentingnya peran umat beragama dalam


menciptakan sebuah tatanan sosial politik yang adil, terbuka, sejahtera dan
demokratis. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan umat beragama
dalam mewujudkan masyarakat madani tersebut? Ada 4 peran yang dapat
dilakukan oleh umat beragama dalam mewujudkan masyarakat madani,
yakni:
1) Menumbuhkan sikap saling pengertian antara sesama umat beragama.
Peran ini dapat dilaksanakan menciptakan dialog intensif. Dengan contoh,
mempertemukan para pemuka agama yang berbeda, dialog berfungsi
untuk menghilangkan rasa tidak percaya atau takut kepada sesama.
Nantinya, perdamaian akan tercapai dengan dialog yang telah dilakukan.
2) Melaksanakan studi-studi agama.
Mempelajari berbagai macam agama yang ada didunia maupun lokal
mempunyai beberapa tujuan diantaranya, menghayati ajaran agama
masing-masing, membangun suasana iman yang dialogis, menumbuhkan
etika pergaulan antar umat beragama, menumbuhkan kesadaran
pluralisme,dsb.
3) Melakukan usaha-usaha penumbuhan sikap-sikap demokratis,
pluralisme hingga toleransi kepada umat beragama sejak dini melalui
pendidikan. Manusia memiliki keharusan untuk melakukan pendakwaan
kepada sesamanya, terutama pendidikan dengan tujuan untuk
mencerdaskan masyarakat.
4) Mengerahkan energi bersama untuk mewujudkan cita-cita bersama
membangun masyarakat madani.
Masyarakat harus saling bekerjasama untuk mencapai cita-cita
masyarakat madani. yaitu masyarakat yang disemengati oleh nilai-nilai
ketuhanan untuk kebaikan sesama.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

4. Deskripsikan prinsip kebebasan dalam berekpresi, berpikir dan


menyatakan pendapat, beragama, musyawarah, dan berpindah tempat
yang dijelaskan dalam Al-Quran, serta sebutkan ayat Al-Quran yang
menjelaskan kelima prinsip kebebasan dalam Islam tersebut.
Kebebasan berekspresi, adalah kebebasan menyampaikan kehendak
mengenai hal apa saja melalui pernyataan maupun perbuatan. Kebebasan
berpendapat juga dijamin dengan adanya Lembaga musyawarah dengan
rakyat, yang dijelaskan dalam surat asy-Syura ayat 38.
Kebebasan Berfikir dan Mengemukakan Pendapat Dalam Islam,
kebebasan berfikir dan berpendapat sangat dihargai. Hal ini dapat dilihat
dari perjalanan historis Islam awal pada zaman Nabi dan sahabatnya, atau
dari ajaran-ajaran Islam itu sendiri. Sedang yang dimaksud dengan
kebebasan berpikir dan mengemukakan pendapat adalah adanya
kebebasan masingmasing individu untuk berfikir secara mandiri tentang
segala sesuatu yang ada di sekelilingnya, fenomena yang terlintas dalam
pikirannya dan berpegang pada hasil pemikirannya, serta
mengemukakannya dengan berbagai bentuk cara.
Kebebasan Beragama Sebagaimana diketahui bahwa ajaran agama
adalah ajaran yang benar. Meskipun demikian, agama tidak boleh untuk
dipaksakan kepada orang lain. Nabi Muhammad SAW. sendiri hanya
bertugas menyampaikan risalah dari Allah (muballigh), dan beliau tidak
berhak, bahkan tidak bisa, memaksa orang lain untuk percaya dan
mengikuti beliau, betapapun benarnya beliau dan ajarannya itu. Karena
persoalan agama merupakan masalah keyakinan, maka tidak seorang pun
boleh memaksakan suatu keyakinan terhadap orang lain. Untuk itu, Nabi
mempunyai prinsip toleransi beragama; yang secara teknis sering dikaitkan
dengan kemerdekaan dan kebebasan beragama (al-hurriyyah aldîniyyah).
BUUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Hal ini dijelaskan dalam al-Quran surat al-baqarah ayat 256, yang artinya: “Tidak
ada paksaan untuk memasuki) agama Islam, sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar dan jalan yang salah”.
Kebebasan Bermusyawarah. Musyawarah tidak hanya dianjurkan pada umat
Islam, bahkan secara tegas memerintahkan Rasulullah SAW untuk mengajak para
sahabat untuk bermusyawarah dalam banyak hal. Allah SWT berfirman, “Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”, (Q.S.
Ali Imran/3: 159).
Kebebasan Berpindah tempat dalah kebebasan yang memberikan individu untuk
memilih tempat tinggal atau berpindah dari daerah ke suatu daerah lainnya tanpa
adanya batasan selama tidak berada didalam pengawasan hukum, dengan
demikian individu tersebut berhak mencari suatu wilayah yang menurutunya baik
untuk kelangsungan kehidupan pribadi ataupun kehidupan berkeluarga Perintah
berhijrah juga tertulis dalam perintah Allah SWT, "Sesungguhnya orang-orang
yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berhijrah di jalan Allah, mereka itu
mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(QS al-Baqarah: 218).

Anda mungkin juga menyukai