Anda di halaman 1dari 45

Ilmu Yang Bermanfaat

Dari sahabat Jabir bin Abdillah RA berkata,Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “ mintalah kepada Allah ilmu yang
bermanfaat dan mintalah perlindungan kepada Allah dari ilmu yang tidak bermanfaat”(HR.Ibn Majah),dan
dari Jabir RA berkata,Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda”ilmu itu ada dua,ilmu yang di dalam hati,maka itu adalah ilmu
yang bermanfaat,dan ilmu yang hanya ada di lisan,maka itu adalah hujjah Allah atas bani Adam(di takhrij
oleh Almundziri dalam targhib wa tarhib)

.Ma’na kosakata

Hujjah adalah petunjuk dan keterangan

.Penjelasan hadits

Islam telah memberikan perhatian yang cukup besar terhadap ilmu,dengan seluk beluk yang
mengajak kepada berfikir,melihat,dan mengambil pelajaran atau tadabbur,serta menggunakan
akal.Dengan itu Allah ‫ ﷻ‬berfirman “Apakah mereka tidak berfikir tidaklah teman kalian(Muhammad ‫)ﷺ‬
termasuk orang gila,tidak lah dia kecuali sebagai seorang pemberi peringatan yang nyata”,di ayat yang lain
Allah berfirman “Apakah mereka tidak melihat pada kerajaan langit dan bumi dan apa yang Allah ciptakan
dari sesuatu dan bisa jadi telah dekat ajal mereka,maka berita manalagi yang akan mereka percaya”?.Dan
Islam telah menjadikan ilmu sebagai jalan menuju surga,sebagaimana sabda Nabi ‫“ ﷺ‬barang siapa yang
menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu di dalamnya,maka Allah mudahkan baginya jalan menuju
surga”(HR.Tirmidzi).

Dan sebagaimana perhatian islam terhadap ilmu cukup besar,maka islam juga memberikan
perhatian yang besar pula terhadap ilmu yang menjadi sebab selamatnya pemiliknya di dua alam,dunia
dan akhirat.Karena tidak semua ilmu membawa pemiliknya kepada keutamaan serta ganjaran di sisi Allah
‫ﷻ‬.Akan tetapi di situ ada ilmu yang menyebabkan kesialan dan kerugian bagi pemiliknya. Yang pertama
dinamakan dengan ilmu yang bermanfaat dan yang kedua dinamakan dengat ilmu yang tidak
bermanfaat.Maka hendaknya bagi para penuntut ilmu mengetahui haqiqat dari ilmu yang bermanfaat
serta lawannya agar ia dapat membedakannya selama ia mencari ilmu sehingga ia berjalan pada jalan yang
benar yang sesuai dengan jalan yang ditempuh oleh para ulama dan orang-orang sholeh.Dan
penjelasannya akan datang setelah ini.
.Haqiqat Ilmu yang bermanfaat.

Berkata pemiilik Alhikam(nama kitab) memberikan sifat tentang ilmu yang bermanfaat dengan
ucapannya : Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang menyebar di dalam hati seperti cahaya,dan
menyingkap pembatas dari hati.Bisa jadi secara dzahir dari hikmah ini adalah memberikan pemahaman
bahwasannya ilmu secara dzatnya,ada yang bermanfaat dan ada yang tidak bermanfaat,padahal
sebenarnya tidaklah seperti itu.

Ilmu dari segi nya sendiri adalah memahami sesuatu atas dia sendiri,yaitu ia selalu bermanfaat dan
selalu disenangi dalam setiap kondisi.Contohnya seperti berikut, seseorang yag mendalami ilmu
kedokteran kemudian dia bekerja dalam bidang kedokteran, dia mengobati orang-orang yang sakit serta
memberikan mereka resep obat dan yang lainnya,maka tentu ini adalah ilmu yang bermanfaat,kemudian
maka apa sebenarnya yang diinginkan oleh Ibn Athaillah dalam pembagiannya terhadap ilmu yang
bermanfaat dan ilmu yang tidak bermananfaat

Dan jawabannya adalah bahwasanya pembagian ini bukan melihat pada ilmu dari segi
dzatnya,karena sesungguhnya ilmu semuanya bermanfaat,hanya saja ia ditinjau dari segi orang yang
membawanya,maka barang siapa yang maksud dari ilmu yang ia pelajari dan yang ia ajarkan sesuai
dengan timbangan syariat dan petunjuknya, maka dialah yang dimaksud dengan ilmu yang
bermanfaat,dan barang siapa yang tujuan dari ilmunya itu menyelisihi dengan timbangan syariat serta
petunjuknya ,maka inilah yang dimaksud dengan ilmu yang tidak bermanfaat.Dan adapun timbangan
syariat disini adalah tidak memandang kecuali kepada apa saja yang dapat mendekatkan hamba kepada
ma’rifatulallah ‫ ﷻ‬serta menambah hidayahnya,atau apalagi menghalanginya dari ma’rifatullah ataupun
tambah menjauhkannya dari hidayahnya.

Dan tambahan dalam hal ini adalah bahwasannya ilmu yang bermannfaat menurut para
khatib,adalah ilmu yang mampu mendekatkan dirimu kepada Allah ‫ ﷻ‬serta menyingkap tabir atau
pembatas yang membuat mu terlupa dari Allah ‫ﷻ‬,sekalipun engkau telah mendalami berbagai macam ilmu
apapun itu.Selama itu tidak membuatmu semakin takut kepada Allah ‫ ﷻ‬maka ini tidak dinamakan dengan
ilmu yang bermanfaat,sekalipun telah mendalami berbagai macam ilmu agama seperti fiqh,dan hadits dan
tafsir.Sebagaimana kata imam Ibn Athailah” sebaik-baik ilmu adalah yang memberikan rasa takut
bersamanya”,dan sebagaimana sabda Nabi ‫ﷺ‬,”barang siapa yang bertambah ilmunya tetapi tidak
bertambah hidayahnya,maka tidaklah bertambah kecuali bertambah jauh”.Dan sebagaimana yang telah di
sifati oleh Al-Quran kepada siapa yang digelari Alim,hendaknya ia bersifat dengan sifat takut,Allah
berfirman”sesungguhnya yang takut kepada Allah adalah dari hamba-hambanya yang berilmu”.

Dan termasuk hal yang sangat dikasihani adalah sesungguhhnya kita melihat terjadinya
kontradiksi di dalam kampus kita.Para mahasiswa mereka belajar ilmu-ilmu agama dan sebagian dari
mereka sebelumnya telah mempelajari ilmu agama di pondok-podok mereka sebelum mereka di terima
di unversitas,mereka memiliki ilmu tentang halal dan haram,akan tetapi kebanyakan dari mereka
terjerumus kedalam hal yang haram yang dimana mereka telah mengetahuinya,maka apakah ini adalah
ilmu yang tidak bermanfaat ? kami berikan kalian contoh : pertemanan antara para pemuda dan pemudi
yang haram tanpa adanya kedaruratan,yang tentu mereka mengerti bahwa pertemanan iu akan
menghasilkan perbuatan seperti menyentuh dan mencium yang bukan muhrimnya,bahkan samapai
terjerumus kedalam zina yang haram ? bukankah ini ilmu yang idak bermanfaat ?

Maka telah benar perkataan Abi farj ibn Al-Jauzi,dalam perbedaan dosa orang yang mengetahui dan
orang yang tidak mengetahui,beliau berkata “aku melihat sekelompok ahli ilmu,mereka berlapang-lapang
dan mereka mengira bahwasannya ilmu itu akan menjamin mereka sedangkan mereka tidak tahu
bahwasannya ilmu itu memusuhi mereka dan sesungguhnya diampuni orang-orang yang jahil dari 70 dosa
mereka sebelum diampuninya orang-orang yang berilmu,dan itu karena orang yang jahil tidak
ditunjukkan kebenaran,dan orang yang berilmu tidak beradab dengan ilmunya”.Berhati-hatilah kalian dari
adzab yang berlipat-lipat wahai para pemuda,maka telah berkata imam Ghazali dalam ihya
ulumuddin,”dan sesungguhnya adzab sorang alim berlipat ganda dikarenakan kemaksiatannya,karena dia
bermaksiat di atas ilmu”.Begitu pula yang telah diisyaratkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬dalam hadits riwayat thabrani
dalam Ashagiir dan Baihaqi dalam Syu’abul iman bahwasannya Nabi ‫ ﷺ‬bersabda”sesungguhnya adzab
yang paling keras bagi manusia pada hari kiamat adalah seorang yang berilmu akan tetapi tidak
bermanfaat ilmunya” Naudzubillah

Ingatlah oleh kalian wahai murid-murid,bahwa kemaksiatan para ahli ilmu dan kefasikannya
adalah petunjuk bahwa kita hidup di akhir zaman sebagaimana yang telah diisyaratkan oleh Nabi ‫ﷺ‬,dalam
sabdanya”akan terjadi pada akhir zaman para ahli ibadah yang bodoh dan para ulama yang fasiq”.Kita
memohon kepada Allah ‫ ﷻ‬ilmu yang bermanfaat serta amal yang diterima dan kita berlindung dari ilmu
yang tidak bermanfaat serta amalan yengg tertolak,Wallahu A’lam Bishawab.
Menjaga Waktu

Dari sahabat Abu Hurairah RA berkata,Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda” kebaikan islam seseorang adalah
meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya”,dan dalam hadits yang lain dari Ibn Abbas RA
berkata,Nabi ‫ ﷺ‬bersabda “2 nikmat yang manusia sering terlalaikan olehnya,nikmat sehat dan waktu
luang”.

.Ma’na-ma’na Mufrodat

Ya’niihi : yang bermanfaat baginya baik untuk waktu yang dekat maupun yang akan datang dari perbutan
dan perkataan.

Maghbuunun : Rugi

.Penjelasan Hadits

Islam telah memberikan perhatian yang besar terhadap pentingnya waktu,sehingga Allah ‫ﷻ‬sampai
bersumpah atas nama waktu seperti dalam surat Al-Ashr.Ini adalah dalil yang jelas bahwasannya
zaman,adalah tempat untuk mempersiapkan serta tempat berjalannya ujian yang apakah itu kita
termasuk mereka yang selamat atau mereka yang merugi.Manusia adalah penanggungjawab dari umur
yang digunakannya,sebagaimana sabda Nabi ‫ “ ﷺ‬tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari
kiamat hingga dia ditanya menegenai umurnya untuk apa dihabiskan,dan masa mudanya untuk apa di
gunakan,hartanya bagaimana dia peroleh dan dimana dia infaqan,dan ilmunya untuk apa diamalkan”.Maka
penuntut ilmu yang cerdas hendaknya menertibkan dan mengatur waktunya di kehidupan,sehingga dia
tidak kehilangan waktunya sekalipun satu detik.Serta hendaknya ia tidak menggunakan waktunya kepada
hal-hal yang tidak memberikan manfaat bagi dunia serta akhiratnya seperti bergadang semalaman dengan
ngopi,dan hal-hal yang melalaikan,serta ngobrol hingga tengah malam bahkan sampai shubuh bersama
teman-temannya(gua bgt buset -_-).Ini tidak bermnafaat sama sekali kecuali hanya menimbulkan
kerugian.

Berkata Alkarmani,”nikmat waktu luang serta nikmat sehat apabila tidak digunakan dengan
sesuai,maka pemiliknya akan merugi,seperti berdagang dengan dagangan yang buruk,dan tidak
mendapatkan keuntungan sedikitpun darinya.Maka sesungguhnya manusia apabila tidak melaksanakan
ketaatan ketika dia masih sehat maka ketika dia sudah sakit lebih utama,Ibn Jauzi berkata”maka barang
siapa yang yang menggunakan waktu luangnya dan masa sehatnya dengan berbuat ketaatan pada Allah ‫ﷻ‬
maka dia berbahagia.Dan siapa yang menggunakan keduanya dalam kemaksiatan kepada allah ‫ﷻ‬,maka
dia merugi.Karena waktu luang akan diikuti dengan kesibukan,dan kesehatan akan diikuti dengan
sakit,dan kalau saja itu telah tua,sebagaimana kata syair :
.Pemuda sangat menginginkan umur dan kekayaan yang panjang

.Maka apa yang kamu lihat yang telah dia lakukan demi hal itu

.Dia dikembalikan setelah masa stabil dan sehatnya

.Dia terjatuh ketika hendak berdiri dan ia di tandu(krn renta)

Dan berkata Imam Syafii,”aku telah berteman dengan para sufi,dan aku tidak mengambil pelajaran
apapun dari mereka kecuali 2 huruf,yang pertama adalah,waktu itu seperti pedang,apabila dia tidak kamu
potong maka dia akan memotongmu,dan beliau mennyebutkan lagi,dan dirimu apabila tidak engkau
sibukkan dalam kebaikan maka akan disibukkan oleh keburukan,waktumu adalah pedangmu,dan
kehidupanmu akan segera habis,yang tersisa darimu hanyalah pertanyaan di hadapan Alllah ‫ ﷻ‬tentang
umur dan kehidupan yang telah engkau gunakan”.Oleh karena itu ambillah segera waktumu dan
kesehatanmu dan kehidupanmu sebagaimana dalam hadits Nabi ‫”ﷺ‬Ambillah 5 perkara sebelum 5
perkara,masa mudamu sebelum masa tuamu,masa sehatmu sebelum masa sakitmu,masa kayamu sebelum
masa faqirmu,masa luangmu sebelum masa sempitmu,dan masa hidupmu sebelum matimu”.

Maka bagi kalian untuk mema’murkan waktu-waktu kalian dengan hal-hal yang baik,karena jikalau
kalian telah wafat,maka tidak ada waktu lagi bagi kalian,dan kematian wahai saudaraku datang tanpa ada
janjian,sesungguhnya dia adalaha sesuatu yang kedatangannyya telah tertulis di dalam buku,yang akan
mendatangimu secara tiba-tiba.Tidak ada seorangpun yanh mengetahui kapan akan berakhir
kehidupannya.Oleh karena itu ma’murkanlah waktu kalian dengan amal-amal yang sholeh sehingga
apabila telah datang ajal kalian sedangkan kalian dalam kondisi bagus amalan kalian,amiiin.Sebagaimana
kata syair :

.Ambillah waktu luang dengan keutamaan rukuk

.Maka bisa jadi kematianmu datang tiba-tiba

.Berapa banyak orang yang engkau lihat dia dalam kondisi sehat

.Lalu pergi dari jasadnya yang sehat dahulu dan ini aneh.

Renungkanlah wahai saudara-saudaraku,bagaimana jika kematian datang kepada kita dengan tiba-
tiba sedangkan kita dalam kondisi sedang bermaksiat,naudzubillaah.Kala kita sedang berkendara motor
dan di belakang kita pacar kita,dia perempuan yang bukan muhrim kita yang tidak halal bagi
kita,kemudian di tengah perjalanan terjadi tragedy kecelakaan yang menyebabkan kematian kita,dan kita
meninggal dalam keadaan bermaksiiat kepada tuhan kita,Allaaaaah,NAUDZUBILLAH.Renungkanlah
wahaii sadaraku!.
Keharaman Dzolim

Dari Abu dzar RA,dari Nabi ‫ ﷺ‬dari tuhannya ‫ﷻ‬,bahwasannya Allah berkata “Wahai hamba-hamba
ku sesunguhnya aku telah mengharamkan kedzaliman terhadap diriku,dan aku jadikannya diantara kalian
sebagai keharaman maka janganlah kalian saling mendzalimi”.Dan dari hadits yang lain,dari Jabir RA
bahwasannya Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda”Takutlah oleh kalian terhadapa kedzaliman,karena seungguhnya
kedzaliman adalah kegelapan pada hari kiamat,dan takutlah kalian kepada kikir,karena kikir telah
menghancurkan umat-umat sebelum kalian,membawa mereka kepada pertumpahan darah,serta
menghalalkan yang telah diharamkan diantara mereka”,

.Ma’na Kosakata

.Adzulmu : Meletakkan sesuatu kepada yang bukan tempatnya sesuai syariat,dan dikatakan juga dengan
mengganggu dengan perkataan atau perbuatan atau melampaui batas serta mengambil haq.

.Assyuhhu : Pelit

.Penjelasan Hadits

Tuhan kita suci dari sifat dzaliim,dan itu adalah hal yang mustahil dalam haq dan dzat Allah
‫ﷻ‬,karena Allah tidaklah mendzolimi hambanya,kemudian Allah mengharamkan kedzaliman kepada
seluruh ciptaannya dengan firmannya”maka janganlah kalian saling mendzalimi”,yaitu tidak boleh kalian
mendzalimi satu sama lain,karena dzalim adalah hal yang telah diperingatkan dengan keras oleh Nabi ‫ﷺ‬
sebagaimana dalam sabda beliau sebagai wasiat bagi kita semua untuk meninggalkan
kedzaliman,sekalipun dalam hal yang sederhana,dan tidaklah balasan bagi perbuatan dzalim kecuali
neraka,Nabi ‫ ﷺ‬bersabda “siapa yang memutus haq seorang muslim dengan sumpahnya,maka Allah telah
mewajibkan baginya neraka,dan mengharamkan baginya surga,lalu ada seorang bertanya”wahai
Rasulullah,meskipun hanya sedikit ? beliau mejawab “meskipun hanya sebatang kayu araak(kayu siwak).”

Dan diantara bentuk berbahayanya kedzaliman adalah sebagai mana yang telah diisyaratkan oleh
hadits tersebut bahwasannya akan adanya balasan kedzaliman pada hari kiamat, hal itu karena
kedzaliman yang kita perbuat tidaklah kecuali hutang yang harus dilunasi pada hari kiamat,

Maka bagaimana jika kita datang pada hari kiamat sedangkan seratus ribu manusia atau lebih
mereka menagih hutang mereka yang berdeda-beda kepada kita,mulai dari yang dulu kita mengambil hata
mereka,menyakiti hati mereka,memfitnah,memukul ataupun kedzalimam-kedzaliman yang lain yang
telah kita kerjakan dahulu di dunia,lalu apa lagi yang tersisa dari kebaikan kita ?,kerana sesungguhnya
kedzaliman itu menghapus kebaikan pelakunya,sebagaimana yang dirirwayatkan oleh Albaihaqi dengan
sanad yang bagus dari enam atau tujuh sahabat Nabi ‫ﷺ‬, mereka berkata bahwasannya pada hari kiamat
seorang lelaki akan diangkat lembaran amalnya sehingga terlihat bahwa dia akan selamat,maka
senantiasa orang-orang yang dia dzalimi mengambil kebaikannya sampai tidak tersisa dari nya kecuali
satu kebaikan dan di bawakan kepadanya dari keburukan-keburukan mereka”yaitu mereka yang dia
dzalimi.

Dan diantara bahayanya pula adalah terlarangnya dari dikabulkan doanya,dan dari terhalanginya
hujan,serta dari pertolongan terhadap musuh,dan diriwayatkan dari thabrani dari Ibn Mas’ud
RA,sesugguhnya Nbai ‫ ﷺ‬berkata :”Janganlah kalian mendzalimi maka doa kalian tidak akan
dikabulkan,dan kalian minta air[hujan] maka kalian tidak akan di beri,dan kalian minta pertolongan kalian
tidak akan ditolong”.Dan berkata Sufya Atsauri” telah sampai kepadaku bahwasannya bani israil mereka
mengalami kekeringan selama 7 tahun hingga mereka makan bangkai dari tempat-tempat sampah,dan
mereka memakan anak-anak kecil,dengan itu mereka keluar ke atas gunung mereka menangis dan
memohon,maka Allah mewahyukan kepada Nabi mereka “seandaikan kalian berjalan kepadaku dengan
kaki-kaki kalian sampai lemas,dan kalian kalian mengankat tangan-tangan kalian kearah langit sehingga
kelu lidah kalian karena berdoa,maka sesunguhnya tidak aku kabulkan doa kalian,dan aku tidak mengasihi
karena tangisan kalian sampai kalian kembalikan haq kepada mereka yang terdzalimi !,maka mereka
melakukannya maka mereka diturunkan hujan pada hari mereka itu”.

Dan tidak berhaq mendapatkan syafaat musthafa ‫ ﷺ‬bagi para pelaku dzalim di akhirat
nanti,sebagaimana yang diriwayatkan oleh thabrani dalam kabiir nya,serta para perawinya tsiqah,dari Abi
umamah RA berkata,Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “2 golongan dari umatku yang tidak halal bagi mereka
syafaatku,imam yang dzalim dan curang dan setiap yang ghuluw dan melampaui batas”,adapun imam
yang dzalim terhadap yang dia pimpin maka tidak terangkat shalat mereka dari atas kepal-kepala mereka
walau satu jengkal,dari Nabi ‫ ﷺ‬bersabda “ 3 golongan yang tidak terangkat shalat mereka dari atas kepal-
kepala mereka walau sejengkal : seseorang yang mengimami suatu kaum sedangkan mereka membecinya
karena kedzalimannya,dan seorang istri yang tidur sedangkan suaminya dalam keadaan marah
kepadanya,dan dua saudara yag saling bertengkar[bermusuhan]”.

Berhati-hatilah kalian dengan doa orang yang terdzalimi wahai saudara-saudaraku,karena doa
mereka adalah mustajabah di sisi Allah ‫ﷻ‬, sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dan selain
nya dari kalangan muhaddits,dari Abu Hurairah RA berkata,Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “3 golongan yang tidak
tertolak doa mereka: orang yang berpuasa sampai berbuka,dan imam yang adil,dan doa orang yang
terdzalimi,allah angkat dia atas awan,dan dibuka baginya pintu-pintu langit,dan Allah berkata”akau akan
tetap menolongmu walau telah berlalu waktu”.

.
Hakikat Zuhud dan Keutamaanya

Telah disampaikan kepadaku dari Abu Ubaidah ibn Assafari berkata,telah disampaikan kepada kami dari
Ubbad berkata,telah disampaikan kepada kami dari Khalid ibn Amri Alquraisy,dari Sufyan Atsauri,dari Abi
Hazim,dari Sahl bin Sa’d Asa’idiy berkata “ datang kepada Nabi ‫ ﷺ‬seorang lelaki,maka dia berkata” ya
Rasulullah tunjukanlah kepadaku suatu amalan apabila ku kerjakan maka aku akan dicintai oleh Allah dan
aku akan dicintai oleh manusia,maka beliau ‫ ﷺ‬bersabda “ Zuhud lah engkau terhadap dunia maka kau
akan dicintai oleh Allah,dan zuhudlah terhadap apa yang dimiliki oleh manusia maka engkau akan di cintai
oleh manusia” (HR,Ibn Majah).

.Ma’na Kosakata

.Azzuhdu : Secara bahasa adalah menolaknya,berpaling darinya,dan meninggalkannya karena kehinaanya


atau karena memalukannya atau karena sedikitnya,dan zuhud terhadap sesuatu adalah
membencinya,dikatakan bahwa zuhud terhadap dunia yaitu meninggalkan kehalalanya karena takut
terhadap hisabnya dan meninggalkan keharamannya karena takut terhadap azdabnya,dan dalam isthilah
adalah ibaratkan memalingkan sesuatau yang dicintai kepada dia yang lebih baik dari pada nya,dan syarat
dia dicintai adalah karena ada hal-hal yang memang patut untuk dicintai,maka siapa yang membenci
sesuatu dan tidak mencintainya,dan tidak membutuhkannya maka tidak dinamakan dengan
zuhud,sebagaimana meninggalkan tanah maka tidak dinamakan zuhud,(krn memang tanah tidak
dicintai,serta tidak dibutuhkan).

.Penjelasan Hadits

Maka sabda Rasul ‫” ﷺ‬zuhudlah terhadapa dunia”,menunjukkan atas agungnya sikap zuhud di
dalam kehidupan manusia,bahkan derajatnya di atas derajat sikap wara’,karena sesungguhnya wara’
adalah meninggalkan hal yang ditakuti ke mudharatannya bagi kehidupan akhirat dari hal yang syubhat
atau hal yang haram.Adapun zuhud maka dia adalah meninggalkan hal yang tidak berbanfaat bagi
akhiratnya sekalipun itu halal.Dan zuhudlah terhadap dunia adalah meninggalkan hal yang tidak
bermanfaat bagi kehidupan akhiratnya dari perkara-perara dunia,maka akan dicintai Allah adalah balasan
bagi siapa yang zuhud terhadap dunia,dan dinamakan dunia karena kita hidup di dalamnya dalam dua
keadaan : yang pertama dunia berupa zaman,yaitu zaman di dunia lebih pendek daripada zaman ketika di
akhirat,dalilnya adalah firman Allah ‫ﷻ‬,”sesunnguhnya satu hari di sisi tuhanmu bagaikan seribu tahun
menurut perhitungan kalian”,dan kedua adalah dunia berupa martabat.

.Dan Zuhud Terbagi Dalam 3 Pembagian


Yang pertama adalah wajib bagi tiap muslim,dia adalah zuhud terhadapa hal yang haram,kedua
adalah zuhud terhadap hal yang dicinta,maka dia derajatnya tergantung dari kecintaan terhadap hal yang
di zuhudinya,dan dia adalah zuhud terhadap hal yang makruh atau dibenci,serta keutamaan-keutamaan
dari hal-hal yang mubah serta berusaha dalam keinginan-keinginan yang diperbolehkan.Dan yang ketiga
adalah zuhud yang mencakup 2 perkara tadi,mereka adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah,dan
dia terbagi menjadi 2 :

 Yang pertama adalah zuhud terhadapa dunia seluruhnya,akan tetapi bukan maksudnya
melepasnya keseluruhan dari genggamannya dan juga tidak mengeluarkannya semua dari
kehidupannya,akan tetapi adalah mengeluarkannya dari hatinya secara keseluruhan,,serta tidak
menoleh kepadanya dan tidak memberikannya tempat di dalam hatinya,sekalipun dunia berada di
genggamannya,maka zuhud bukanlah engkau meninggalkan dunia dari genggamanmu justru
malah ada di hatimu,akan tetapi engkau meninggalkan dunia dari hatimu dan dia ada di
genggamanmu,dan ini seperti keadaan para khulafa arrasyidin,maka Islam telah memberikan
gambaran kehidupan dunia ibarat dia adalah lading akhirat serta kendaraan menujunya,dan
sesungguhnya perumpamaan manusia di dalamnya seperti pengendara yang kemudian
beristirahat di bawah naungan pohon,lalu dia bersitirahat dan meninggalkannya.
 Dan pembagian kedua dari pembagian zuhudnya mereka yang berjuang di jalan Allah adalah zuhud
terhadap dirinya sendiri,dan dia adalah zuhud yang palin susah dan sulit,seperti meninggalkan
mengobrol,senda gurau,dan hal yang seperti itu,dan sabda beliau ‫“ ﷺ‬zuhudlah terhadap apa yang
dimiliki manusia”,yaitu janganlah engkau mengharapkan dari apa-apa yang mereka
miliki,janganlah engkau suka terhadap yang dimilki manusia,maka manusia akan menyukaimu,dan
termasuk pula dalam hal ini adalah meninggalkkan meminta kepada manusia,yaitu janganlah
engkau meminta sesuatu kepada manusia,karena jika engkau meminta kepada mereka maka
engkau akan memberatkan mereka,dan engkau akan rendah dihadapan mereka,Dengan perkataan
Nabi ‫ﷺ‬, “tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah” .

Dari hadits tadi,hendaknya bagi para penuntut ilmu untuk memikirkan apa yang akan terjadi di
kehidupan akhiratnya,sehingga dia zuhud terhadap perkara dunianya demi meraih akhiratnya tanpa
harus dia hidup dengan keadaan faqir dan hina,karena permata zuhud ada di hati bukan di tangan.Maka
apabila mahasiwa itu zuhud terhadap dunia maka dia akan selalu mema’murkan waktunya yang berkaitan
dengan perkara-perkara kehidupan akhirat yang beriringan dengan kehidupannya di dunia karena dia
adalah ladangnya akhirat.
Kebaikan-kebaikan Dalam kehidupan

Dari Abu Hurairah RA berkata,Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda : “wahai sekalian manusia, sesungguhnya


Allah baik dan tidak menerima kecuali dari yang baik,dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan
kepada kaum mu’min sebagaimana yang telah Allah perintahkan pula kepada para utusan-
utusannya,maka beliau membaca “wahai sekalian para Rosul,makanlah kalian dari yang baik-baik dan
kerjakanlah amal shalih,sesungguhnya akau mengetahui terhadap apa yang kalian kerjakan”.Dan beliau
membaca “Wahai orang-orang yang beriman makanlah kalian dari segala yang baik dari apa yang telah
kami rizkikan kepada kalian”.Kemudian beliau menyebutkan seorang lelaki yang melakukan perjalanan
yang panjang hingga rambutnya berdebu,dia mengangkat tangannya ke langit,dan berdoa “wahai
tuhanku,wahai tuhanku,sedangkan makanannya haram dan minumannya haram,dan pakaianyya
haram,dan dia dikenyangkan dari yang haram,maka bagaimana akan dikabulkan doanya”.(HR Muslim).

.Ma’na Kosakata

.Atthaiyyib : Perbuatan yang ikhhlas karena Allah ‫ﷻ‬,dan baiknya rizki adalah apa yang dihasilkan dari jalan
yang halal.

.Asy’atsa : Yaitu semerawut rambutnya karena kurangnya pemliharaan kepada memberikan minyak
kepada rambutnya serta kurangnya perhatian dari mesisirinya,

. Aghbara : Yaitu bagian dari tanah,menggambarkkan kurangnya perhatian terhadap penampilan dirirnya.

.Penjelasan Hadits

Terdapat keterkaitan antara ibadah kepada Allah ‫ﷻ‬,dengan makanan yang dimakan oleh seorang
hamba.Dan diantara syarat-syarat bathiniyyah diterimanya ibadah adalah jernihnya(halal) makanan yang
kita makan dari hal-hal yang haram dan hal-hal mutasyabihat.Karena ibadah kita adalah sebagai bukti yang
menunjukan kejujuran iman kita kepada Allah ‫ ﷻ‬yang kita diperintahkan untuk menyembahnya,dan dia
adalahh tuhan yang bersifat dengan sifat kesempurnaan dan keindahan,sesungguhnya dia indah dan
mencintai keindahan,sesungguhnya dia baik dan tidak menerima kecuali dari yang baik,dan permasalahan
yang terjadi di sekitar kita adalah kurangnya perhatian terhadap makanan yang kita makan,hendaknya
kita mengetahui dengan teliti dari apa dia dibuat,apakah dari unsur yang halal atau yang haram ?,karena
hal itu akan memberikan dampak kepada ibadah kita seperti di zaman sekarang.Perhatian terhadap
makanan sangatlah kurang,dan sugguh Nabi ‫ﷺ‬,telah memberikan isyarat kepada kita dalam haditsnya
yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam shaihnya, “ Akan datang zaman pada manusia, yang
tidak peduli dari apa yang dia ambil,apakah dari yang halal atau yang haram”.Berkata pemilik kitab
Azzubad mensifati siapa yang makan makanan yang haram dan dia beribadah,maka ibadahnya sia-
sia,beliau berkata rahimahulah :

.Dan ketaatan yang dibangun dari hal yang haram

.Bagaikan membangun bangunan di atas ombak.

Di sana terdapat bekas(dampak) dari makanan yang haram,yang wajib bagi para penutut ilmu untuk
mengetahuinya sebagai peringatan baginya,dan penjelasannya akan datang setelah ini :

Yang pertama : tidak terkabulnya doa sebagaimana sabda Rasulullah ‫ ﷺ‬kepada Sa’d bin abi
waqqash RA, “wahai sa’d baguskanlah makananmu,doamu akan terkabulkan”(,HR,Thabrani).dan dari
hadits ini saling beriringan dengan hadits sebelumnya yang menyebutkan seorang lelaki yang makan dan
minunm dari hal yang haram kemudian dia berdoa kepada Allah ‫ﷻ‬,maka bagaimana akan dikabulkan
doanya ?.Maka lihatlah semoga Allah merahmatimu,kepada dampak dari makanan yang haram kepada
terlarang dari dikabulkannya doa,lalu bagaimana keadaan manusia apabila telah terputus darinya dari
sebab-sebab langit,renungkanlah perkataan syair :

.Kita berdoa kepada tuhan dalam setiap kesukaran

.Kemudian kita melupakannya ketika telah disingkap dari kesukaran

.Maka bagaimana kita berharap dikabulkannya doa

.Sedangkan jalan-jalan nya telah kita nodai dengan dosa-dosa.

Yang kedua : Terlarang dari diterimanya ibadah sebagaimana dalam hadits “apabila seorang keluar
untuk berhaji dengan nafkah yang baik,dan dia duduk diatas pelananya,maka dia bertalbiah,dan dia
dipanggil oleh yang memanggil dari langit,”Dipenuhi panggilanmu,dan kebahagiaanmu,bekalmu halal dan
kendaraanu halal dan hajimu mabrur.Dan sesorang keluar berhaji dengan nafkah yang buruk kemudian
dia duduk di pelananya maka dia bertalbiah,dan dia dipanggil oleh yang memanggil dari langit,”tidak
dipenuhi panggilanmu,dan kebahagiaanmu,bekalmu haram,dan nafkahmu haram,dan hajimu tidak
mabrur”.(HR,Tahbarani).Dan di dalam musnad “Tidaklah seorang hamba memperoleh hartanya dari hal
yang haram,maka kemudian dia berinfak darinya,maka dia diberkahi,dan dia bersedekah maka diterima
sedkahnya,dan tidaklah ditiinggal mati melainkan hanya akan lebih mendekatkan dirinya ke
naraka,sesungguhny Allah ‫ ﷻ‬tidak menghapus keburukan dengan keburukan,akan tetapi menghapus
keburukan dengan kebaikan,sesungguhnya kejelekkan tidak dapat menghapus kejelekkan”.(HR,Ahmad).

Yang ketiga : Rusaknya hati,Bersabda Nabi ‫ﷺ‬, “ Sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal
daging,apabila baik maka baik pula seluruh jasad nya,dan apabila rusak,maka rusak pula seluruh
jasadnya,sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati”.(HR,Bukhari Muslim),Berkata Imam Ibn Hajar
dalam bab peringatan terhadap keagungan hati dan anjuran untuk memperbaikinya serta isyarat untuk
mencari hasil yang memberikan dampak baginya,ditanya imam Ahmad bin Hanmbal, “Dengan apa hati
menjadi lembut ?,beliau menjawab dengan makanan yang halal.

.Latihan-latihan

1. Apa hubungan antara makanan yang haram dengan ibadah ? berikanlah dalilnya !
2. Apa yang akan didapatkan oleh seorang yang makan yang haram di duunia dan di akhirat ? Jelaskan
secukupnya !

Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua,Ketika Masih Hidup dan Sesudah Wafat

Dari Walid bin Aizari,bahwasannya dia mendengar Abu Amr Asyaibani berkata “ telah disampaikan
kepadaku dari penghuni kuburan ini,dan beliau menunjuk ke kuburan Abdullah, dia berkata “ aku bertanya
kepada Rasulullah ‫ﷺ‬,amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah ?,beliau bersabda : “Shalat tepat pada
waktunya”,akau bertanya kemudian apa ?,beliau bersabda : “kemudian berbakti kepada kedua orang tua”
,aku bertanya,” kemudian apa ? “,kemudian beliau bersabda “ kemudian jihad di jalan Allah ‫ﷻ‬,(HR.Muslim).

.Ma’na-Ma’na Mufrodat,

Shalat tepat pada waktunya adalah shalat yang sesuai dengan waktunya,dan yang lebih utama
adalah hadir sebelum waktunya,dan berbakti kepada kedua orang tua adalah berbuat baik kepada
keduanya.

.Penjelasan Hadits.

Hadits tadi menunjukkan bahwasanya berbakti kepada kedua orang tua adalah amalan yang
dicintai oleh Allah ‫ﷻ‬,bahkan dengan berbakti kepada keduanya menjadi sebab masuk ke dalam surga atau
neraka,sebagaimana yang terdapat dalam haduts Nabi ‫ﷺ‬,dari Abu Umamah,bahwasannya seseorang
berkata “ ya Rasulullah,apakah haq kedua orang tua atas anak mereka “,maka beliau bersabda “ keduanya
bisa jadi surga atau nerakamu”.Maka apabila sesorang diberi pilihan antara jihad dan berbakti kepada
kedua orang tua,maka berbakti kepada kedua orang tua lebih dahulu daripada jihad,sebagaimana dalam
hadits,” telah datang kepada Rasulullah ‫ﷺ‬,lelaki dan berkata “sesungguhnya aku ingin berjihad,tetapi aku
tidak mampu atasnya,maka beliau ‫ ﷺ‬bertanya “apakah ada dari kedua orang tuamu yang masih hidup ?”
dia berkata “ ibuku,” Rasul bersabda “ berjihadlah kepadanya,maka apabila engkau melakukannya maka
engkau seperti berhaji,berumrah dan berjihad”.Adapun berbakti kepada kedua orang tua maka tidak
terbatas hanya selama mereka masih hidup,dan penjelasannya sebagaimana yang akan datang :

.Berbakti Kepada Keduanya Ketika Masih Hidup

Hendaknya bagi setiap anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya,karena berbakti kepada
keduanya maka kebaikan-kebaikan akan mengikutinya,adapun berbakti kepada keduanya saat masih
hidup,seperti berkata baik kepada keduanya,sebagaimana firman Allah ‫ “ ﷻ‬maka apabila telah sampai usia
salah satu dari mereka atau keduanya,maka janganlah engkau katakan “ah” dan janganlah membentak
keduanya,dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia”,serta berdoa untuk
keduanya,sebagaimana yang telah diisyaratkan dalam Alquran “ dan merendahlah kepada keduanya
dengan penuh kasih sayang,dan katakanlah,wahai tuhanku kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka
mengasuhku ketika akau masih kecil” ,.Dan ketaatan kepada keduanya meliputi smua perkara kecuali
kemaksiatan,sebagaimana yang terdapat dalam hadits dari Abdullah ibn umar “ sesungguhnya aku
memiliki seorang istri,sedangkan Umar membencinya,maka Rasulullah ‫ ﷺ‬berkata “ Talaq lah dia !”. Maka
aku enggan.Maka datanglah Umar kepada Nabi ‫ ﷺ‬maka beliau ‫ ﷺ‬berkata kepadaku ” taatilah ayahmu !”.Dan
yang serupa dengan hadits ini banyak terjadi di zaman kita,dengan mudahnya kita mendapati anak-anak
lelaki berkelahi dengan ayah mereka dalam perkara memilih istri,dan yang terbaik bagi para penuntut
ilmu adalah lebih mengutamakan pilihan dari ayah mereka dari pada pilihan mereka,karena ketaatan
kepada keduanya adalah perkara yang tidak ada jalan keluar bagi kita kecuali kita
melaksanakannya,kecuali dalam perkara yang berhubungan dengan kemaksiatan kepada Allah ‫ﷻ‬.

Melihat dari kedudukan berbakti kepada kedua orang tua yang begitu agung,maka tentu ada faedah
serta keutamaan-keutamaan yang sangat banyak,diantaranya sebagaimana dalam hadits : disampaikan
kepada kami dari Hazm bin Abi Hazm Alqath’I aku mendengar Maimun bin Siyah,Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “
barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya,serta ditambahkan rizkinya,maka berbaktilah kepada
kedua orang tuanya!”,dan dalam hadits yang lain,dari Abdurrahman bin samurrah berkata “ telah keluar
Rasulullah ‫ ﷺ‬pada suatu hari,sedangkan kami sedang di masjid madinah,maka beliau berkata “ aku tekah
melihat lelaki dari kalangan umatku dia di datangi oleh malaikat maut,untuk menngambil ruhnya,maka
datang kebaikan dari berbaktinya kepada oarng tua,maka menolaknya dari kematian.

Dan sebagaimana berbakti kepada kedua orang tua yang memiliki keutamaan-keutamaan yang
sangat banyak,maka durhaka kepada keduanya juga memiliki dosa yang sangat besar,bahkan sampai Allah
segerakan adzab di dunia bagi mereka yang durhaka kepada keduanya,sebagai mana dalam
riwayat,bahwasannya Awwam bin Hausyab berkata “ aku pernah suatu kali turun di pekuburan,maka
ketika setelah ashar,kuburan tersebut terbelah,dan keluar dari dalamnya seorang lelaki yang kepalanya
keledai dan badanya manusia maka dia meringkik sebanyak 3 kali,kemudian kuburan itu tertutup
lagi,maka ada seorang wanita tua yang sedang menenun rambut atau kain,maka ada seorang perempuan
yang berkata kepadaku,”apakah kamu melihat wanita tua itu “?,aku berkata,”ada apa dengannya,dan
bagaimana kisahnya ?”,maka dia bercerita “lelaki tadi itu peminum khamr,maka etika dia sedang
beristirahat ibunya berkata kepadanya “wahai anakku,bertakwalah kepada Allah,sampai kapan kau terus
minum khamr ?”,maka dia berkata kepadanya : sesungguhnya engkau meringkik sebagaimana ringkikan
keledai “,maka ketika seteah ashar diapun meninggal,kuburannya terbelah setiap hari setelah ashar
kemudian dia meringkik 3 ringkikan kemudian kuburanya tertutup lagi”.

.Berbuat baik kepada keduanya setelah keduanya wafat.

Hubungan antara anak dan kedua orang tuanya tidak terputus setelah keduanya wafat,akan tetapi
haq keduanya masih ada pada anaknya,sebagaimana dalam hadits Nabi ‫ﷺ‬,dari Sa’d bin Ubaid,dari ayahnya
berkata,”seorang lelaki berkata “ Wahai Rasululah,apakah tersisa kebaikan dari kedua orang tuaku sesuatu
kebaikan yang dapat aku persembahkan bagi mereka sepeninggal mereka berdua ?”beliau menjawab “
iya,berupa 4 hal,berdoa untuk keduanya,memohonkan ampun untuk keduanya,melunasi janji-janji
mereka,dan memuliakan teman-teman mereka,dan menyambung silaturahim dari teman-teman mereka
yang sebelumnya engkau belum mengenal mereka,kemudian engkau kenal setelah mereka berdua
mengenalkanmu”.

Adapun doa seorang anak dan istghfarnya menjadi sebab terangkatnya derajat kedua orang tuanya
di akhirat kelak,sebagaimana yang Nabi ‫ ﷺ‬sabdakan dari Abu Hurairah RA,”bahwasannay Rasulullah ‫ﷺ‬
berkata “ sesungguhnya Alla ‫ ﷻ‬mengangkat derajat seorang hamba sholeh di dalam surga,maka dia
bertanya “ wahai tuhanku,apa sesungguhnya ini ?”,maka Allah berkata “ karena istighfar dari anak mu
untuk mu”.

Dan diantara bentuk kebaikan kepada keduanya sepeninggal mereka adalah bersedekah untuk
keduanya,sebagaimana dalam hadits Nabi ‫ ﷺ‬berkata “apabila salah seorang dari kalian ingin bersedekah
maka jadikanlah untuk kedua orang tuanya jikalau keduanya muslim,maka bagi keduanya mendapatkan
pahala tanpa mengurangi pahala anaknya sedikitun”.Dan dalam hadits yang lain,dari Ibn Abbas RA,
berkata “ sesungguhnya Sa’d bin Ubadah RA,telah wafat ibunya sedangkan dia tidak bersamanya,maka dia
berkata “ wahai Rasululah ‫ﷺ‬,sesungguhnya ibuku telah wafat, sedangkan aku tidak ada
disampingnya,maka apakah bermanfaat baginya jika aku bersedekah dengan sesuatu untuknya,beliau
berkata “ iya”,maka dia berkata “ maka ssungguhnya aku bersaksi kepadamu bahwasannya bangunanku
ini sedekah untuknya”.

Dan tambahan dalam hal itu,hendaknya bagi tiap anak agar berusaha mengerjakan kebaikan,dan
menjauhi segala keburukkan,apabila dia mencintai kedua orang tuanya yang telah wafat.Karena
sesungguhnya amal perbuatan seorang yang masih hidup akan Nampak kepada mereka yang mati,apabila
amal perbuatannya baik maka mereka akan mendapatkan kabar gembira dan mereka akan senang,dan
apabila amal perbuatannya buruk maka mereka akan sedih dan menangis,dan itu sebagaimana dalam
hadist Nabi ‫ﷺ‬,diriwayatkan dri Anas bin Malik bahwasannya dia berkata,bersabda Nabi ‫ﷺ‬, “sesungguhnya
amalan kalian akan ditampakkan kepada sanak saudara kalian dan keluarga kalian yang telah wafat,maka
apabila baik maka mereka akan mendapatkan kabar gembira dengannya,dan apabila selain itu maka
mereka berkata “ya Allah janganlah engkau wafatkan mereka sampai engkau memberi mereka hidayah
sebagaimana engkau memberi kami hidayah”.Waha para anak,,,, apakah termasuk kebahagiaan jika
engkau melihat kedua orang tuamu tersenyum karena amalan mu ?,dan termasuk durhaka kepada
keduanya jika engkau membuat keduanya bersedih karena amal mu ?, ingatlah wahai anak,keburukanmu
membuat keduanya bersedih dan tersakiti,apakah kamu tidak punya hati ?, Wallahulmusta’an.

.Latihan-Latihan

1. Apakah hakikat berbakti pada kedua orang tua ketika mereka masih hidup ? berikanlah contoh
yang terjadi di dalam kehidupan !
2. Bagaimana cara berbakti kepada keduanya setelah keduanya wafat ? sebutkan dan jelaskan !
3. Apakah istighfar seorang anak kepada kedua orang tuanya yang telah wafat sampai kepada mereka
?
Pertengahan Dalam Pakaian

Dari Muadz bin Anas RA,sesuungguhnya Rasulullah ‫ﷺ‬, bersabda “barang siapa yang meninggalkan
pakaian(yang bagus) karena rendah hati kepada Allah,sedangkan dia mampu,niscaya Allah akan
memanggilnya pada hari kiamat di atas sekian makhluk dan dia disuruh memilih jenis pakaian mana saja
yang hendak dia pakai”.(HR.Tirmidzi).

.Ma’na Kosakata

.Hulalul iiman : Apa-apa yang Allah ‫ ﷻ‬berikan kepada hambanya dari manisan(perhiasan) surga

.Penjelasan Hadits

Sebagaimana dari hadits tadi,Islam telah mengajarkan adab yang tampaknya mudah akan tetapi
memeberikan dampak yang cukup besar dalam masyarakat.Dan dari hadits yang pertama mengajarkan
kepada kita untuk meninggalkan pakaian yang bagus,yang mahal harganya,demi kezuhudan,atau demi
menjaga dari menyakiti hati orang lain,seperti di tengah sosial masyarakat.Dan hal itu berbeda jika
seandaikan hidup di tengah masyarakat yang mereka telah Allah berikan kenikmatan harta,mereka
mengenakan pakaian yang indah akan tetapi tidak mengandung unsur yang haram,maka jika hidup di
tengah mereka maka baginya untuk mengenakan juga pakaian yang indah,sebagai bentuk menampakkan
nikmat Allah ‫ ﷻ‬yang telah Allah berikan kepadanya.

Dan terlebih bagi para penuntut ilmu,hendaknya mereka mengenakan pakaian yang
sederhana,karena mereka datang dari latar belakang ekonomi yang berbeda-beda,sebagian mereka datang
dari ekonomi yang kaya,dan sebagian dengan tingkat ekonomi yang sedang,dan sebagian dari kalangan
faqir,dan tujuan itu semua untuk mensamakan kedudukan diantara mereka dari segi berpakaian dan tidak
ditemukan saling mengunggulkan harta yang meyebabkan menyakiti hati mereka.

Dan sebenarnya,pertengahan tidak hanya dalam masalah berpakaian saja,akan tetapi dalam
banyak perkara-perkara manusia,seperti makan,minum,serta tempat tinggal yang harus melihat kondisi
sosial masyarakat yang dia hidup di sekitarnya,hanya saja ini bukanlah alasan untuk berlebihan dalam
pakaian yang gemerlap,yang mahal harganya.Ini adalah adab islam yang telah hilang diantara
manusia,dari menjaga menyakiti hati tetangga,maka adapaun jika hal tersebut selamat dari menganngu
hati orang lain maka tidak masalah dalam hal tersebut,dengan syarat tidak dihiasi dengan hal-hal yang
haram seperti dengan menggunakan perhiasan dari emas bagi lelaki.Dan sebagaimana terdapat dalam
hadits Abu Hanifah bahwasannya beliau memerintahkan kepada para ulama agar mereka mengenakan
pakaian yang mahal,sebagai bentuk mengagungkan terhadap ilmu,dimana beliau berkata “ besarkanlah
surban kalian”.dan begitu pula Imam Malik,beliau menggunakan pakaian yang bagus dan berwangian
dengan wewangian ketika beliau mengajarkan hadits kepada para muridnya,dan begitu pula hendaknya
bagi kita sebagai penuntut ilmu untuk mengenakan pakaian yang terbaik ketika menghadap kepada Allah
‫ ﷻ‬dalam beribadah,sebagaimana dalam hadits Nabi ‫ﷺ‬,”bahwasannya beliau mengenakan pakaian yang
terbagus pada 2 hari raya”.(HR.Ibn Jarir).

.Latihan-Latihan

1. Bagaimana cara hubungan sosial seorang kepada orang lain dalam masyarakat awam ?
2. Apakah faidah dari pertengahan dalam berpakaian?
3. Apakah gaya pakaian yang diikuti oleh para pemuda era ini dari para artis,sesuai dengan
pembelajaran islam ? jelaskan !
Mecintai Orang Sholeh

Dari Ali bin Abi Thalib RA berkata,Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “ tiga orang yang Allah pada haq mereka : Allah
tidak menjadikan sesorang yang memiliki bagian dalam Islam sebagaimana mereka yang tidak memiliki
bagian,tidaklah seseorang yang menjadikan Allah sebagai wali,kemudian Allah mewalikannya pada
selainnya,dan tidaklah seseorang mencintai suatu kaum kecuali akan dibangkitkan berssama mereka”.(HR
Thabrani).

Dari Anas RA,sesungguhnya seorang lelaki bertanya kepada Nabi ‫ ﷺ‬tetang hari kiamat,maka dia bertanya
“ kapan hari kiamat ?”,beliau menjawab “dan apa yang sudah kamu persiapkan?”,dia berkata “tidak ada
sesuatu pun,kecuali aku mencintai Allah dan Rasulnya ‫”ﷺ‬,maka beliau bersabda “engkau bersama orang
yang kau cintai”.Anas berkata “tidaklah kami merasa bahagia terhadap sesuatu melebihi bahagianya kami
dengan sabda Nabi ‫ﷺ‬, “engkau bersama orang yang kau cintai”,Anas berkata “maka sesungguhnya aku
mencintai Nabi ‫ ﷺ‬dan Abu Bakr,dan Umar,dan aku berharap aku bersama mereka karena cintaku kepada
mereka,meskipun aku tidak beramal seperti amalan mereka”.(HR Bukhari).

.Ma’na-Ma’na Mufrodat

.Sahmun : Bagian

.Yatawalla : Mengambil wali

.Husyiro : Mengumpulkan,antara sebagian dengan sebagian yang lainnya.

.Penjelasan Hadits.

.Cinta di dalam hadits di atas terbagi dalam 2 hal :

Bagian pertama adalah : kecintaan keagamaan,yaitu mencintai karena perkara agama dan
keyakinan(aqidah),maka barang siapa yang mencintai orang sholeh karena kesholehan mereka,dan
mencintai apa yang ada pada mereka berupa ketaqwaan dan agamanya,dan dia berharap kelak akan Allah
kumpulkan bersama mereka di dalam surganya,dan barang siapa yang mencintai oarng-orang kafir karena
kekafiran mereka dan keyakinan mereka,serta menjadikan mereka sebagai wali,maka itu juga adalah
sebab masuknya dia kedalam neraka bersama mereka.

Berkata Ibn Batthal : penjelasan dari ma’na ini adalah siapa yang mencintai orang-orang
sholeh,sesungguhnya dia mencintai mereka karena ketaatan mereka kepada Allah ‫ﷻ‬,dan cinta sendiri
adalah amalan hati,serta keyakinan kepadanya(hati),Allah memberikan balasan bagi yang meyakini
itu,dengan balasan orang-orang sholeh.Jadi niat adalah Asas,dan perbuatan adalah pengikutnya,dan Allah
memberikan keutamaan-keutamaannya kepada siapa yang dia kehendaki.

Dan berkata Al-hafidz Ibn Katsir dalam tafsir Firman Allah ‫“ ﷻ‬Apabila keduanya berusaha
kepadamu agar berbuat syirik kepadaku yang engkau tidak meiliki ilmu,maka janganlah engkau mentaati
keduanya”,yaitu apabila kedua orang tuamu meninginkan agar engkau mengiktu agama keduanya apabila
keduanya musyrik,maka janganlah engkau taat pada keduanya,dan bersabarlah atas agamamu,dan engkau
akan dikumpulkan bersama orang-orang sholeh,tidak dengan golongan orang tuamu,sekalipun keduanya
adalah manusia yang paling dekat denganmu di dunia,karena sesungguhnya seseorang akan dibangkitkan
pada hari kiamat bersama yang dia cintai,yaitu cinta dalam hal agama,dan karena ini Allah ‫ ﷻ‬berfirman
“dan orang-orang yang beriman akan kami masukkan bersama orang-orang sholeh”.

Dan Ibn Hajar Alhitami dalam haditsnya dari besarnya perkara mencintai orang dzalim dan orang
fasiq serta membenci orang-orang sholeh,jauhilah 2 pekara besar ini sebagaimana yang telah ditunjukkan
oleh hadits yang shahih “sesorang bersama yang dia cintai” ini memiliki pembagian,apabila dia mencintai
orang-orang fasiq karena kefasiqan mereka,dan membenci orang-orang sholeh karena kesholehan
mereka,dan yang jelah adalah bahawasanya mencintai orang fasiq adalah perkara yang besar sebagaimana
pelakunya,begitu pula dengan membenci orang sholeh,karena cinta kepada orang-orang fasiq dan
membenci orang sholeh menunjukan bahwa lepasya dia dari keislaman,dan karena benci dengan islam
adalah kekufuran,dan segala hal yang kembali(menuju) kepadanya maka dia adalah dosa-dosa besar.

Dan bentuk yang kedua adalah kecintaan yang mewajibkan peniruan dalam amal serta akhlaq,maka
siapa yang mencintai para ulama shaleh,dan dia meniru keshalihan serta ketaqwaan mereka maka dia
masuk surga dengan itu,dan barang siapa yang mencintai orang fasiq atau orang kafir serta beradat dan
mencintainya serta menyerupai dengan segala kondisi mereka dan kemaksiatan mereka maka dia
bersama mereka dalam adzab.

Adapun kecintaan duniawi yang menjadi penyebab kekerabatan,atau pertemanan,atau


kemaslahatan uang atau pasangan dan selainnya dari sebab-sebab dunia yang fana,maka bukanlah
menjadi sebab berkumpulnya dia bersama mereka di padang mahsyar,maka seorang muslim yang
mencintai ibunya yang non muslim karena kecintaan yang sudah fitrah,maka dia tidak dikumpulkan
bersamanya,dan non musliim yang mencintai temannya yang muslim maka dia tentu tidak akan di
kumpulkan bersamanya.dan beginilah segala bentuk kecintaan yang disebabkann dunia,tidak masuk ke
dalam ma’na hadits tersebut

Dan Zarqani berkata “sesorang bersama yang dia cintai”,di dalam surga dengan niat nya yang baik
sekalipun tanpa amalan,karena kecintaannya kepada mereka karena ketaatan mereka,dan kecintaan
adalah perkara hati,maka dia diberi ganjaranan dari apa yang yang telah di yakininya,karena
sesungguhnya niat adalah asas,dan amalan adalah pengikutnya maka tidak perlu bersama dalam derajat
yang sama,akan tetapi terangkatnya pembatas sehingga dapat melihat,karena tiap sesuatu berada pada
derajatnya.

Berkata sebagian ulama diantarnya adalah imam Sakhawi dalam syarh Zarqani dalam Mawahib :
dan ma’na dari hadits adalah apabila dia mencintai mereka maka dia beramal seperti amalan
mereka,berkata Hasan Bashri “ barang siapa yang mencintai suatu kaum maka dia mengikuti jejak
mereka,dan ketahuilah engkau tidak akan dapat menyussul orang-orang yang terpilih sampai engkau
mengikuti jejak mereka,dan mengambil petunjuk mereka,serta meniru sunnah-sunnah mereka,dan
engkau pagi dan sore di atas manhaj mereka,dengan keinginan menjadi seperti mereka.

Dan dengan itu kami mengingatkan para pemuda kepada dari keterkaitan kepada para actor serta
artis,dari kabar-kabar tentang mereka,kondisi mereka,dan hari-hari mereka,sesungguhnya itu semua
adalah ilusi dan khayalan yang tidaklah semuanya membawa kepada kerusakan dan keburukan,dan itu
adalah berakhlaq seperti akhlaq mereka,dan berbuat sebagaimana perbuatan mereka,maka sesungguhnya
diantara yang tampak dan yang tersembunyi terdapat ikatan yang tidak diketahui oleh seorang pun,dan
keadaan-keadaan yang Nampak mewajibkan kecintaan dalam bathin, dan seperti inilah sebaliknya.

Dan adapun kecintaan yang bermanfaat adalah cinta kepada orang-orang sholeh,orang-orang yang
sukses dan para penemu yang kembali kepada kemanfaatan kepada umat serta manusia
keseluruhan,kecintaan yang membawa kepada kemajuan serta keberhasilan di dunia maupun di akhirat
dengan izin Allah ‫ﷻ‬.

Berkata syaikh Islam Ibn Taymiyyah “dan hadits ini adalah benar,karena sebab kecintaan kepada
yang dicintai adalah perkara yang alami yang tidak ada selain itu,dan keberadaannya bersamanya
dikareakan kecintaannya padanya,,maka apabila kecintaanya pertengahan atau mendekati itu maka dia
bersamanya sesuai itu,dan apabila kecintaanya sempurna maka dia bersamanya seperti itu,dan kecintaan
yang sempurna mewajibkan bersamanya adanya kesepakatan dalam kecintaanya,apabila yang mencintai
mampu atasnya,maka ketika berlawanan antara kesepakatan dengan kemampuannya,terkadang
berkurang kecintaanya sesuai dengan kemampuanya itu,sekalipun ada,dan mencintai sesuatu dan
menginginkannya mengharuskan membenci lawannya,dan yang dibencinya beserta ilmu mengenainya.

.Latihan-Laihan

1. Apakah yang dimaksud dengan kecintaan kepada orang sholeh?


2. Apakah hikmah mencintai orang sholeh ?
Larangan Membahayakan dan Merugikan

Dari Abu Said Bin Sinan Alkhudriyyi RA,bahwasanya rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “janganlah membahayakan
dan merugikan”.Hadits Hasan riwayat Ibn Majjah dan Daruquthni dan selainnya,dan diriwayatkan dari
Malik dalam Muwattha’ secara mursal : dari Amr bin Yahya dari ayahnya dari Nabi ‫ﷺ‬,tidak ada Abu
Said,dan dia memiliki jalan yang saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya.

.Ma’na Mufrodat

.Dhoror : Sempit,mengganggu,keras

.Dhirar : Mudharat,merugikan.

.Penjelasan Hadits.

Qaidah-qaidah syariat Islam telah mengistimewakan meliputi seluruhnya dan luasnya


ma’nanya,ketika sesorang mengetahui seluk beluk hukum syariat dari sekian banyak masalah yang
Nampak di bawahnya,dan diantara banyaknya kaidah-kaidah yang agung itu,apa yang terdapat dalam
sabda Nabi ‫“ ﷺ‬janganlah membahayakan dan jangan merugikan”,maka sesungguhnya dari hadits yang
nampaknya pendek ini masuk di dalamnya dari hukum-hukum syariat,dan menjelaskan batas-batas
hukum-hukum yang telah di jelaskan oleh syariat sebagai jaminan bagi kebaikan hidup manusia,pada masa
yang segera dan yang akan datang.

Dan apabila kita kembali kepada lafadz hadits,maka akan kita temui bahwa adanya pengingkaran
pada dhoror yang pertama,kemudian dhoror yang kedua,dan ini membuat kita sadar dengan adanya
perbedaan antara ma’na dhoror dan ma’na dhiror,dan para ulama telah menjelaskan dengan panjang
seputar itu,dan gambaran yang paling dekat dengan kebenaran dari dua kalimat tersebut adalah :
bahwasanya pengingkaran terhadap dhoror sesungguhnya dimaksudkan tidak adanya kerugian atau
bahaya terhadap apa yang telah Allah syariatkan kepada hambanya,dan adapun pengingkaran dhiror
maka aku ingin melarang kaum mu’min dari perkara-perkara yang merugikan ataupun perbuatannya.Dan
dari sini maka sesungguhnya pengingkaran dhoror yang tentu menandakan agama islam menetapkan
ma’na-ma’na kasih sayang dan kemudahan,serta tidak membebani manusia sesuatu yang tidak
mampu,maka tidak mungkin engkau dapati dalam hukum-hukumnya perkara yang di dalam nya terdapat
keburukan,ataupun larangan sesuatu yang dapat merealisasikan kemaslahatan yang benar,dan apabila
engkau melihat kepada hal-hal yang diharamkan di dalam Alquran atau di dalam sunnah nabawiyah maka
engkau akan temui keburukan dan kerusakan di dalamnya,yang ini sesuai dengan firman Allah ‫“ ﷻ‬dan dia
mengharamkan kepada mereka segala yang buruk”, dan dari sisi lain maka sesungguhnya semua yang
terdapat dalam Alquran dan sunnah dari macam-macam perintah,maka aslinya perkara tersebut dapat
dilaksanakan,masuk juga di dalamnya hukum-hukum syariat yang dilakukan sesuai dengan
kemampuan,dan apabila ada kondisi dimana manusia dilarang dari melaksankan perintah-perintah
syariat,seprti dia sedang sakit,atau karena lemah,atau kondisi yang lainnya,maka di sini datanglah
keringanan dari Allah ‫ﷻ‬,seperti berbuka pada siang hari pada romadhan,dan keringanan jama’ dan qhosor
dalam shalat,dan banyak yang lain.

Karena hukuman pelaku kejahatan terhadap kejahatanya adalah satu jalan yang dapat
menghalangi manusia dari melanggar hukum-hukum Allah,serta merampas hak-hak orang lain,akan
tetapi kita katakan : sesunggguhnya hukum-hukum yang telah Allah ‫ ﷻ‬syariatkan, dia memiliki tujuan
keadilan dan pembelajaran,maka tidak masuk akal jika kita lebih mengutamakan kemaslahatan diri di atas
kemaslahatan orang banyak,dan tidak masuk akal juga jika kita memandang dengan pandangan kebaikan
kepada pelaku kejahatan,dan melupakan hak yang di dzalimi,oleh karena itu Alah ‫ ﷻ‬berfirman “Dan dalam
qisos itu ada kehidupan bagi kalian wahai orang-orang yang berakal,supaya kalian bertaqwa”.

Dan hadits di atas tidak dibatasi hanya pengingkaran dhoror saja dalam syariat,akan tetapi diikuti
pula dengan larangan perbuatan merugikan hamba sebagian mereka dengan sebagia yang lain,maka
sorang yang telah mukallaf dilarang dari segala bentuk perbuatan yang dapat merugikan orang lain,sama
saja apakah dia bermaksud membahayakan ataupun tidak.Dan ini adalah asas yang agung dari pondasi
agama,maka apabilla sesorang dapat mematuhi haq serta memelihara haq orang lain serta tidak berbuat
bahaya kepadanya,maka jiikalau perkaranya seperti itu maka pertengkaran diantara manusia akan
berkurang,maka akan tersebar diantara manusia asas-asas kasihsayang serta timbal balik diantara tiap
individu.

Maka adapaun manuusia jika dia melepas diri dari perbuatan seperti tadi,maka manusia hanya
akan melihat kepada maslahat dirinya sendiri dan tidak mempertimbangkan haq-haq orang lain,maka
dari sini akan menghasilkan bencana,serta menyebarnya egoisme dan kerusakan,dan ini adalah perkara
yang islam datang untuk mennyingkirkannya,Islam telah mengharamkan dhoror dengan segala
rupanya,dan segala bentuknya,bahkan keharaman dhoror kepada orang lain dari lahirnya sampai
meninggalnya mereka,bahkan setelah mereka wafat,maka haram seorang ibu membahayakan anaknya
sebagaimana firman Allah “janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya”.Dan haram
mengubah wasiat setelah diperdengarkan dan haram seorang pewasiat berbuat rugi dalam wasiatnya,dan
menjaga haq-haq orang yang telah wafat dengan tidak mencelanya,maka betapa agungnya syariat ini,dan
betapa indahnya agama ini.

.Latihan-Latihan

1. Apakah arti dhoror ?


2. Bagaimana kesesuaian islam tentangnya ?
Adab ketika Tidur dan Bangun Darinya

Dari Hudzaifah RA berkata jika Rasulullah ‫ ﷺ‬hendak pergi ke tempat tidurnya beliau berdoa “dengan
namamu ya Allah aku hidup dan dengan namamu aku mati”,dan apabila beliau bangun beliau berdoa
“segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah matinya kami,dan hanya kepadanya akan
dikembalikan”.(HR.Bukhari).

.Ma’na Mufrodat

.Awaa : Berpindah atau pergi,beranjak.

.Firasyihi : Tempat tidur

.Istaiqadha : Bangun tidur

.Annusyuur : Dikumpulkan

.Penjelasan Hadits

Tidur dan bangun darinya adalah ni’mat Allah ‫ ﷻ‬kepada kita,oleh karena itu Allah mensyariatkan
kepada kita doa-doa ketika tidur dan bangun darinya,makan minum,memulai dan menyudahinya,bahkan
hingga masuk ke dalam kamar mandi dan ketika mengenakan pakaian,semuanya itu bertujuan untuk
mema’murkan waktu-waktu kita dengan dzikir mengingat kepada Allah ‫ﷻ‬,dan seandainya Allah tidak
mensyariatkan itu kepada kita maka akan mengada-ngadakan,akan tetapi Allah mensyariatkan ini adalah
dengan tujuan agar ni’mat Allah bertambah kepada kita dengan menngerjakan keta’atan-keta’atan.

Maka dari hadits tersebut yang telah disebutkan oleh penulis dari sahabat Hudzaifah dan Abu Dzar
RA,bahwasannya Nabi ‫ﷺ‬,apabila hendak pergi ke tempat tidurnya beliau berdoa “dengan namamu ya
Allah aku hidup,dan aku mati” ,karena Allah ‫ ﷻ‬adalah dzat yang menghidupkan dan mematikan,maka dia
dzat yang menghidupkan yang mati bagi siapa yang dia kehendaki,dan mematikan siapa yang dia
kehendaki,maka engkau mengatakan “dengan namamu ya allah aku hidup dan mati”,yaitu aku mati di atas
namamu dan aku mati di atas namamu.

Dan hubungan dzikir ini dengan tidur adalah,bahwasannya tidur adalah bentuk dari
kematian,hanya saja tidur adalah kematian kecil sebagaimana firman Allah Ta’ala “dan dia dzat yang
menidurkan kamu pada malam hari dan dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang
hari.Kemudian dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah
ditetapkan,kemudian kepadanya tempat kamu kembali,lalu dia memberitahukan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan”.Dan firmannya “Allah memegang nyawa seseorang pada saat kematiannya,dan
nyawa seseoran yang belum mati ketika dia tidur”,dengan ini Nabi ‫ ﷺ‬apabila beliau bangun pada malam
hari baliau berdoa “maha suci Allah yang telah meghidupkan kami setelah kami mati,dan hanya kepadanya
tempat kembali”.Maka pujilah Allah yang telah menghidupkanmu setelah engkau mati,dan ingatlah
bahwasannya kebangkitan yaitu dari kubur dan keluarnya dari kubur untuk menghadap Allah ‫ﷻ‬,maka
ingatlah kebangkitanmu dari kematian kecilmu,dan kebangkitanmu dari kematianmu yang
sesungguhnya,dan katakanlah lagi “maha suci Allah yang telah meghidupkan kami setelah kami mati,dan
hanya kepadanya tempat kembali”,dan ini adalah dalil dari hikmah yang agung dari tidur tersebut yang
Allah jadikan sebagai istirahat bagi tubuh dari segala hal yang telah lalu,serta menjadi penyemangat bagi
tubuh untuk menghadapi yang akan datang dan dengan tidur pula mengingatkan kepada kehidupan
akhirat,engkau mengingat kebangkitanmu dari kuburmu sepeninggalmu lalu kembali hidup untuk
mengahadap Allah ‫ﷻ‬.

Dan ini menambah keimananmu kepada hari kebangkitan,dan iman kepada hari kebangkitan
adalah perkara yang sangat penting,seandainya manusia beriman bahwasannya kelak dia akan
dibangkitkan dan akan dibalas segala amal perbuatannya,dan dengan ini kita dapati bahwasanna Allah
‫ﷻ‬,menggabungkan keimanan dengan hari akhir dengan keimanan kepada Alla ‫ﷻ‬,sebagaimana firmannya
“Orang-orang yang beriman mereka beriman kepada Allah dan hari akhir.

Maka yang terpenting bahwasannya hendaknya bagi engkau apabila engkau hendak berangkat ke
tempat tidurmu katakanlah “dengan namamu ya allah aku hidup dan mati” dan apabila engaku bangun
darinya ucapkanlah ““maha suci Allah yang telah meghidupkan kami setelah kami mati,dan hanya
kepadanya tempat kembali”.

.Latihan-Latihan.

1. Tulislah doa apabila seorang hamba hendak pergi ke tempat tidur !


2. Apakah hikmah dari disyariatkannya doa ketika hendak tidur ?
Shalat Jama’ah

Dari Ibn Umar RA,bahwasannya Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “shalat jama’ah lebih utama dari shalat sendiri
dengan 27 derajat”.Mutaffaq Alaih.Dari Abi Hurairah RA berkata bahwasanya Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda
“Shalat nya seseorang dengan berrjamaah dilipat gandakan dari shalatnya di rumahnya atau di pasarnya
dengan 25 derajat,dan itu apabila dia berwudhu kemudian di memperbagus wudhunya,kemudian keluar
ke masjid tidaklah dia keluar kecuali utuk shalat,maka tidaklah dia melangkah kecuali diangkat derajatnya
dengannya,dan dihapuskan darinya kesalahan-kesalahan,maka apabila dia shalat malaikat senantiasa
berdoa atasnya selama dia di tempat shlatanya “Yaallah doakanlah dia,sayangilah dia,dan dia senatiasa
dalam shalat selama dia menanti waktu shalat.

.Ma’na-Ma’na Mufrodat

.Fadz : Sendiri

.Darajah : Derajat,tingkatan

.Dha’f : Melipat gandakan

.Penjelasan hadits

Para ulama telah sepakat bahwa shalat adalah ibadah yang paling utama,dan sebaik-baik
ketaatan.Dan pendapat yang paling benar adalah bahwasannya hukum shalat berjamaah adalah fardhu
kifayah,yang wajib ditampakkan diantara manusia,apabila dilarang menampakkannya maka mereka boleh
diperangi atasnya,sebagai mana yang terdapat dalam nash-nash pada bab Imamah,dan dalilnya adalah
hadits dari sahabat Abu Darda’ RA bahwasannya Nabi ‫ ﷺ‬bersabda “Tidaklah tiga orang berada dalam
suatu desa atau perkampungan badui,tidak didirikan shalat berjamaah diiantara mereka,maka mereka
dikuasai setan,hendaklah engkau berjamaah,sesungguhnya serigala hanya memakan kambing yang
memisahkan diri dari gerombolannya.

Dan Imam Nawawi telah berfatwa dalam Majmu’syarh Muhadzzab,berkata “yang benar adalah
fardhu kifayah,dan dia sebagaimana yang telah dinash oleh imam Syafii dalam kitabnya
Alimamah,sebagaimana yang telah disebutkan oleh penulis.Dan dia juga adalah perkataan para masyayikh
madzhab : Ibn Suraij,Abi Ishaq,dan jumhur teman-teman kami yang telah lalu,dan dishahihkan oleh banyak
penulis-penulis kitab,dan dia sebagaimana yang dikehendaki dari hadits-hadits shahih.

Hadits yang pertama : Dari Abdillah Ibn Amr RA,bahwasannya Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “shalat
jamaah lebih utama dari pada shalat sendiri dengan 27 derajat”,menunjukkan bahwa sah nya shalat
sekalipun sendirian,dan sesungguhnya shalat secara berjamaah bukanlah syarat,diantara bentuk dalilnya
adalah,bahwasannya lafadz afdhala memerllukan adanya keterlibtan secara asal,bersama dengan
perbandiangan diantara dua sisi,dan itu menunjukkan adanya keutamaan pada shalat sendiri,dan
seandaikan shalat sendiri tidak sah maka tentu tidak ada keutamaan di dalamnya berdasarkan hadits di
atas,dan tidak dikatakan bahwa terdapat bentuk af’ala tanpa adanya perserikatan secara asal :
sesungguhnya ini adalah jikalau ada kemungkinan.

Adapun perbandingan dengan adanya peningkatan jumlah maka harus memeiliki penjelasan,dan
harus ada disana jumlah yang ditentukan yang bertambah di atas jumlah yang lain,sebagaimana kita
katakan jumlah ini bertambah dari itu karena ini dan itu.Maka harus ada jumlah asli berapa,dan jumlah
akhir berapa,dan seperti ini.Dan bisa juga lebih jelas dari pada itu seperti yang diriwayatkan yang lain
“bertambah dari pada salatnya sendirian,atau dilipatgandakan”,maka itu menghendaki penetapan
sesuatu yang meningkat atasnya,dan jumlah yang berlipat,bolehlah mungkin yang mengatakan shalat
sendirian tanpa adanya udzur tidak sah,maka dia adalah madzhab dzhairiyyah,yang mengatakan bahwa
perbandingan terjadi antara shalat sendiri dengan udzur,dan shalat jamaah,maka inilah ma’na yang benar
untuk perbandingan di atas,dan tidak harus ada ma’na yang lebih banyak dari pada itu,dan jawaban dari
madzhab dzahiriyyah dalam hal ini adalah bahwasannya lafal alfadzu diketahui dengan adanya aliflam di
awalnya,maka dengan bentuk keumuman ini kami katakan bahwa perbandingan tersebut antara shalat
berjamaah dengan shalat sendirian,yang masuk juga di dalamnya shalat sendirian tanpa udzur.(dengan
demikian shalat sendirian tanpa udzur tetaplah sah).

.Latihan-Latihan

1. Apa hukum shalat berjamaah ?


2. Apa keutamaan shalat jamaah ?
Shalat Malam

Dari sahabat Abu Umamah dari Rosulullah ‫ ﷺ‬bahwasanya beliau bersabda “Hendaklah kalian
melaksanakan shalat malam,,karena sesungguhnya dia adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum
kalian,dan dia mendekatkan kalian kepada tuhan kalian,serta menghapuskan kejelak-kejelekan
kalian,serta mencegah dari perbuatan dosa”.

.Ma’na-Ma’na Mufrodat.

.Da aba : Adat,kebiasaan

.Qarbah :Apa-apa yang mendekatkan kepada Allah ‫ﷻ‬

.Mukaffirotun : Apa-apa yang meleburkan dosa

.Wa Manhatun : Mencegah

.Al Itsmu : Dosa,atau kesalahan yang mengharuskan pelakunya mendapatkan hukuman.

.Penjelasan Hadits.

Qiyamullail selalu mejadi kebiasaan orang-orang shaleh,dan semua orang sholeh mulai dari zaman
Nabi Adam hingga zaman Nabi kita ‫ ﷺ‬selalu mengerjakan qiyamullail,dan hendaklah kalian melaksanakan
qiyamullail untuk Allah ‫ﷻ‬,dan Allah menghapus keburukan-keburukan kalian dengan ampunan yang
sangat besar,dan menghapus sesuatu adalah menutupinya,Allah ‫ ﷻ‬menghapus keburukan-keburukan
kalian,dan itu dengan menutupinya,dan membatasinya dan menjadikannya lebur seperti debu.

Sehingga diantara keutamaan qiyamullail bahwasannya menyerupai orang-orang sholeh,dan


barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia bagian dari mereka,dan dia juga mendekatkan pada
Allah ‫ﷻ‬,dan dia juga menghapus segala keburukan,dan dia juga menjadi sebab jauh dari kemaksiatan,dan
shalat menghalangi dari perbuatan keji dan munkar,yaitu shalat wajib yang dikerjakan dengan benar dan
ikhlas karena Allah ‫ﷻ‬,dan tambahan dalam hal itu adalah : bahwasannya itu menghalangi dari dosa-
dosa.Dan dari hadits yang shahih juga dari apa yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Amr ibn A’bsyah
RA,bahwasannya dia mendengar Nabi ‫ ﷺ‬bersabda “Keadaan yang paling dekat antara seorang hamba
dengan Tuhannya adalah ketika pertengahan malam terakhir”.Maka Allah dekat dengan hambanya,dan dia
beristiwa’di atas arsy nya mendekat kepada hambanya sekehendaknya ‫ﷻ‬,maka Allah mendekatkan
hambanya kepadanya,dan dia dzat yang dekat dengan hambanya,mendengarnya,melihtanya,dan
memberinya dan mengasihinya ‫ﷻ‬,maka dia beriqrar dengan waktu mustajab.Di dalamnya Allah ‫ﷻ‬
mengabulkan doa dengan kekuasaanya,kasih sayangnya ‫ﷻ‬.Dekat dengan nya adalah ketika shalat pada
pertengahan malam terakhir.

Telah datang dalam hadits yang shahih,bahwasannya Nabi ‫ﷺ‬,bersabda “maka apabila engkau bisa
menjadi seperti mereka yang mengingat Allah pada waktu itu maka jadilah seperti mereka !”,dan
dzikirullah lebih umum dari shalat malam,maka bisa jadi engkau mampu melaksanakan shalat,dan bisa
jadi engkau sakit pada waktu ini dan tidur di atas tempat tidurmu,sedangkan engaku memilki kebiasaan
melaksanakan shalat malam,maka apabila engkau berada di atas tempat tidurmu pada waktu itu kamu
bangun pada malam hari dan berdzikir mengingat Allah dengan lisan mu.Dan hadist ini tidak membatasi
hanya sebatas shalat ataupun amalan yang lain,akan tetapi lebih umum dari pada itu,seperti dzikir,mengaji
dll.Maka dzikrullah ada dalam shalat begitu pula doa dan istighfar,maka engkau pada waktu ini di
sepertiga malam terakhir adalah waktu paling dekatmu dengan tuhanmu,dan waktu paling dekat antara
Allah dengan mu.maka bersemengatlah untuknya,dan bersama dengan itu berkata Abdullah Alawi
Alhaddad “sesungguhnya qiyamullail adalah sesuatu paling sulit atas diri sendiri terlebih lagi setelah
tidur,akan tetapi menjadi mudah dengan kebiasaan dan terus menerus serta kesungguhan dalam
memulainya pertama kali.

Dan diantara sebab yang memudahkan manusia untuk bagun malam,sebagaimana yang dinukildari
Imam Ghazali adanya syarat yang Nampak dan syarat yang tidak Nampak ,maka adapun syarat yang
nampak adalah hendaknya tidak memperbanyak makan dan minum,dan agar tida terlalu lelah dalam
bekerja dan hendaknya tidak meninggalkan istirahat pada siang hari dan selainnya.Dan adapun syarat
yang tidak Nampak adalah selamatnya hati dari benci kepada sesame muslim,serta rasa takut yang harus
ada dalam hati serta tidak meperpanjang angan-angan,dan hendaknya mengetahui keutamaan qiyamullail
dari ayat-ayat,serta khabar dan atsar.Dan oleh karena qiyamullail itu melatih diri untuk brolahraga jiwa
dan bersungguh-sungguh dalam beramal sholeh.

.Latihan-Latihan

1. Kapankah waktu-waktu mustajabah ? dan kenapa ?


2. Apa kebiasaan orang sholeh pada pertengahan malam ?
Kecintaan Terhadap Orang Lain

Dari Anas ibn Malik RA pembantu Rasulullah ‫ﷺ‬,bahwasannya Nabi ‫ ﷺ‬bersabda “tidak sempurna iman
seseorang sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinyasendiri”(HR.Bukhari).

.Penjelasan Hadits

Islam begitu perhatian dalam pembelajarannya dan syariat-syariatnya atas peraturan-peraturan


berkaitan degan hubungan antara manusia dan Allah ‫ﷻ‬,sehingga mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat,dan dalam kondisi yang sama islam mengatur hubungan antara sebagian dengan sebagian yang
lain,sehingga menimbulkan kecintaan didalam masyarakat muslim,hal itu dapat terealisasi apabila tiap
individu memeperhatikan maslahat dari saudaranya,sebagai mana perhatiannya atas maslahat
dirinya,dan apabila seperti itu maka akan terjadi keterikatan islam yang kuat antar sesama serta asas-asas
kehidupan yang teguh.

Dan demi tujuan ini,Nabi ‫ ﷺ‬telah memberikan petunjuk kepada aturan-aturn serta solidaritas antar
sesama,maka beliau bersabda “tidak sempurna iman seseorang sehingga dia mencintai saudaranya
sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri”.Maka ini menjelasakan diantara bentuk-bentuk cabang-
cabang keimanan di dalam hati,adalah seorang muslim mencintai muslim yang lain agar mendapatkan
kebaikan sebagaimana dirinya juga ingin mendapatkan kebaikan,mendapatkan ni’mat-ni’mat yang
halal,hilangnya kebencian,dan itu,menyempurnakan iman di dalam hati.

Dan apabila kita merenungi hadits tadi,sesungguhnya ini adalah bentuk realisasi keimanan di
dalam hati,yang dengannya menuntut kesetaraan dalam interaksi,serta akhlaq yang mulia terhadap orang
lain,dan senang bersosialisasi dengan sesama.Dan ini mengharuskan pelakunya untuk bersabar dari
gangguan manusia serta mengabaikanya,dan memaafkan siapa yang telah berbuat buruk padanya,dan
cukup dari selain itu,bahkan dia ikut terlibat bersama saudara-saudaranya dalam kesenangan dan
kesedihan mereka,serta menengok seorang yang sakit dari mereka,dan membantu yang sedang
membutuhkan,serta memelihara anak yatim,para janda,serta tidak henti-hentinya mempersembahkan
kebaikan kepada orang lain,dengan menunjukkan wajah yang gembira,lapangnya hati,dan bersihnya hati.

Sebagaimana dia mencintai agar mausia bahagia di dunia,maka diapun juga mencintai mereka agar
bahagia di hari kiamat,maka dengan ini dia terus berusaha mengajak manusia,dan menujukkan kepada
petunjuk,sebagaimana firman Allah ‫“ ﷻ‬dan perkataan siapa yang lebih bagus dari yang mengajak kepada
Allah dan beramal sholeh dan berkata sesungguhnya aku adalah orang-orang beriman”.

Dan luasnya ma’na hadits,mencakup kecintaan kebaikan pada nonmuslim,maka dia mencintai agar
mereka juga mendapatkan kebaikan,serta mendapatkan karunia Allah berupa keimanan,dan agar mereka
diselamatkan dari kegelapan syirik dan kemaksiatan,dan yang menunjukkan ma’na seperti ini adalah
riwayat yang telah datang dari Tirmidzi dalam hadits ini adalah sabda Nabi ‫“ ﷺ‬dan dia mencintai apa yang
ada pada manusia sebagimana dia mencintai keislaman yang ada pada dirinya”.

Dan bagi kita dalam diri Rasulullah ‫ ﷺ‬terdapat sebaik-baik contoh dalam mencintai kebaikan untuk
orang lain.Maka beliau ‫ ﷺ‬tidak pernah menyimpan tenaga beliau kecuali untuk menasehati orang lain,dan
menuntun mereka kepada kebaikan dunia dan akhirat,diriwayatkan oleh imam Muslim bahwsannya Nabi
‫ ﷺ‬berkata kepada Abu Dzar RA, “Wahai Abu Dzar sesungguhnya aku melihatmu sorang yang lemah,dan
aku mencintai apa untukmu sebagaimana aku mencintai apa yang untukku,janganlah enkau memimpin
dua orang,dan janganlah engakau menguasai harta anak-anak yatim”.

Adapun salafusshaalih maka mereka membawa amanah di bahu-bahu mereka masing-masing,dan


ini adalah wasiat dari kenabian,mereka adalah sebaik-baik contoh bagi kita dalam melaksanakannya.Maka
adalah Ibn Abbas RA berkata : maka ketika Muhammda Ibn Wasi’ hendak menjual keledainya,berkata
seorang lelaki kepadanya “apakah engkau ridho untukku ? maka beliau menjawab “kalau aku tidak ridho
pada mu,aku tidak menjualnya”.Dan ini adalah contoh yang menunjukkan atas kehebatan iman yang telah
sampai kepada mera dan dengan tahap-tahap nya terdapat buah bagi kita,sunguh ini adalah kedudukan
yang mulia.

Dan diantara pentingnya hadits ini adalah,dia juga membenci apa bagi saudaranya seperti
membenci apa bagi dirinya, dan ini menuntunnya kepada meninggalkaan sifat-sifat trecela,seperti hasad
dan dendam,benci terhadap orang lain,egois,rakus,dan yang lainnya dari sifat-sifat tercela,yang dibencinya
untuk dipraktikkan diantara manusia.

Maka kesimpulannya adalah bahwasannya diantara buah hasil dari mengamalkan hadits yang
agung tadi adalah terjadi di umat ini budi pekerti luhur,tiap individu berperilaku lembut dengan penuh
kecintaan,sehingga batu-bata persudaraan terikat dengan kokoh seperti satu tubuh yang kuat,yang tidak
tergoncangkan dengan berbagai macam tragedy,maka dengan ini umat islam berhak mendapatkan
kebahagian,dan ini adalah kondisi yang selalu kita impikan untuk terjadi di atas bumi,Allah maha benar
dan penunjuk kejalan yang benar.

.Latihan-Latihan.

1. Tulislah hadits cinta terhadap orang lain !


2. Kenapa islam menganjurkan tiap muslim mencintai sesama ?
Menjauhi Marah

Dari Abu Hurairah RA,bahwasannya seseorang bertanya kepada Nabi ‫“ ﷺ‬berikanlah aku nasihat !”,beliau
bersabda “Janganlah engkau marah,maka dia bertanya lagi,dan beliau bersabda “janganlah engakau
marah”(HR.Bukhari).

.Ma’na-Ma’na Mufrodat

.Taghdhob : Marah

.Penjelasan Hadits.

Allah ‫ ﷻ‬telah menciptakan Adam alaihissalam dari tanah bumi dengan berbagai macam
bentuknya,ada yang putih dan hitam,ada yang baik dan jahat,ada yang kasar dan lembut,maka dengan itu
anak keturrunanya memiliki tabiat yang bervariasi.serta konsumsi yang berebda juga.Maka ada yang
cocok bagi sebagian dan tidak cocok bagi sebagian,dan berangkat dari hal ini,Nabi ‫ ﷺ‬melakukannya dalam
nasihat nya kepada manusia,beliau memberikan nasihat yang sesuai dan cocok bagi yang bertanya dan
membantunya dalam memprbaiki akhlaq diri serta mensucikannya.

Maka adalah mereka para sahabat Rasululla ‫ﷺ‬,mereka saling berlomba kepada Nabi ‫ﷺ‬,untuk
mendapatkan nasihat-nasihat yang global dan arahan kepada petunjuk,diantara mereka adalah sahabat
Abu Darda’ RA,sebagaimana yang telah datang dalam berbagai riwayat,maka beliau dengan diri yang
kehausan untuk bertemu dengan guru yang agung ‫ﷺ‬,dia bertanya sebuah wasiat yang terkumpul darinya
sebab-sebab kebahagiaan dunia dan akhirat,maka Nabi ‫ ﷺ‬tidak menambah dengannya kecuali beliau
bersabada “janganlah kamu marah !”.

Dan ini adalah kalimat yang ringkas,Nabi ‫ ﷺ‬memberi isyarat kepada bahaya serta keburukan dan
celaan terhadap sifat ini,karena marah mengumpulkan segala bentuk kejelekan,dan sumber segala
bencana,serta berapa banyak mengoyak dirinya dari sholat(ibadah),serta memutus hubungan
silaturahim,dan menyalakan api permusuhan,dan perbuatannya menyebabkan banyak sekali perilaku-
perilaku yang membuat menyesal pelakunya pada hari tidak bermanfaatnya penyesalan (kiamat).

Sesunguhnya marah itu rasa yang mendidih di dalam hati,serta menimbulkan semangat dalam
perasaan,yang mengalir ke seluruh badan,maka engkau lihat pelakunya memerah wajahnya,matanya
menampakkan kejahatan,serta jauh dari ketenangan,dia beralih kepada wujud lain yang berbeda dari
wujudnya ketika tenang,bagaikan gunung berapi yang memberontak yang meleparkan lava pada setiap
orang.

Dan dengan ini Nabi ‫ ﷺ‬memperbanyak doa “Ya Allah aku memohon kepadamu kalimat yang benar
ketika marah maupun ridha”(HR.Ahmad).Karena marah,apabila telah menimpa sorang hamba,maka akan
menghalanginya dari perkataan yang benar,atau menerima kebenaran,dan para salafushaalih telah
memberikan peringatan yang keras terhadap sifat yang memalukan ini,maka adalah sahabat Ali bin Abi
Thalib berkata “hasil pertama dari kemarahan adalah gila,dan yang terakhir adalah penyesalan,dan
mungkin sebab kerusakan adalah karena marah”.

Berkata Urwah bin Zubair RA,sebagaimana yang tertulis di dalam kitab Al-hikam “wahai dawud
jauhilah olehmu dahsyatnya marah,karena dahsyatnya marah dapat merusak hati seorang hakim”.(karena
syarat sorang hakim dalam memutuskan perkara tidak boleh marah,dan berbagai macam syarat yg
lain),dan sebagaimana yang ditemukan dari kisah para hakim berkata kepada anaknya “wahai anakku,
aqal tidak akan berfungsi ketika marah sebagaimana tidak berfungsinya angin di dalam tungku api yang
mendidih,maka manusia yang paling sedikit marahnya adalah manusia yang paling berakal diantara
mereka”.

Dan diantara sifat yang Allah ‫ ﷻ‬puji diantara hamba-hambanya yang beriman dalam
kitabnya,sebagaimana dalam firmannya “orang-orang yang mereka berinfaq pada kondisi lapang maupun
sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain,dan Allah
mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan”.Dari ayat ini memberikan isyarat bahwasannya manusia
terbagi dalam tiga tingkatan,maka diantara mereka ada yang menahan amarah,serta menghentikannya
sampai pada batasnya,dan mereka ada yang memaafkan siapa yang telah berbuat buruk kepadanya,dan
diantara mereka ada yang membalas keburukan mereka dengan kebaikannya.

Dan ini mengarahkan kita kepada pertanyaan penting : apa saja perantara yang membatasi dari
sifat marah serta menolong hamba untuk mengendalikan diri ketika itu ?.Sungguh syariat telah
memberikan obat yang bermanfaat terhadap hal itu sebagaimana dari seluk beluk dari nash-nash,dan di
diringkas sebagaimana berikut :

Yang pertama : berlindung kepada Allah ‫ ﷻ‬dengan doa,karena sesungguhnya jiwa ini ada di sisi
Allah ‫ﷻ‬,dan dia adalah dzat yang menolong dalam mensucikannya,Allah ‫ ﷻ‬berfirman “Dan berkata tuhan
mu berdoalah kepadaku,aku akan kabulkan untukmu”.

Yang kedua : Berlindung kepada Allah ‫ ﷻ‬dari setan yang terkutuk,karena dialah yang membawa
bara api kemarahan di dalam hati,Allah ‫ ﷻ‬berfirman “Dan jika setan mengganggumu dengan suatau
godaan,maka mohonlah perlindungan kepada Allah ‫ﷻ‬,sungguh dialah yang maha mendengar dan maha
mengetahui”.

Dan sungguhh Nabi ‫ ﷺ‬pernah melewati dua orang yang sedang bertikai,maka oarng pertama
darinya memerah wajahnya,serta pipinya membengkak,maka Nabi ‫ ﷺ‬bersabda “Aku berlindung kepada
Allah dari setan yang terkutuk,telah pergi apa yang telah dia dapati”.Dan kepada orang yang marah
,hendaknya dia memperbanyak dzikir kepada Allah ‫ ﷻ‬dan istighfar,karena sesungguhnya itu membantu
menenangkan hati serta menghilangkan goncangan marah.
Yang ketiga : Mengharapkan apa yang ada di sisi Allah dari pahala yang agung yang telah Allaah ‫ﷻ‬
siapkan bagi siapa saja yang menahan amarahnya,maka dari itu sebagimana yang telah diriwayatkan oleh
Abu Dawud dengan sanad yang hasan,bahwasannya Nabi ‫ ﷺ‬bersabda “ barang siapa yang dapat menahan
amarahnya sedangkan dia mampu untuk melampiaskannya.Maka Allah akan memanggilnya di hadapan
orang-orang dihari kiamat.Sehingga dia disuruh memilih bidadari mana yang dia sukai”.

Yang ke empat : Menahan dari ucapan,serta merubah posisi tubuhnya,maka dia duduk jika dia
sedang berdiri,dan berbaring jika dia duduk,sebagaimana sabda Nabi ‫”ﷺ‬Apabila seorang diantar kalian
marah maka dan dia berdiri maka hendaknya dia duduk,maka apabila hilang marahnya jika tidak maka
hendaknya dia berbaring”.(HR.Abu Dawud).

Yang ke lima : Menjauhi dari semua penyebab marah serta memikirkan penyebab yang akan
kembali kepadanya,

Yang ke enam : Melatih diri untuk bersikap tenang dalam mengatasi permasalahan dalam urusan
dunia maupun agama.

.Latihan-Latihan.

1. Sebutkan perantara-perantara yang membatasi dari kemarahan,serta membantu seorang hamba


untuk menahan dirinya pada kondisi sepertii itu !
2. Tulislah Doa ketika marah !
Jujur dan Larangan Berbohong

Dari sahabat Abdullah ibn Mas’ud RA berkata,Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “hendaklah kalian jujur,karena jujur
menunjukkan kepada surga,seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur sehingga dia
ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang jujur,dan jauhilah oleh kalian dusta,karena dusta itu menunjukkan
kepada keburukan,dan keburukan itu menunjukkan kepada neraka.Seseorang senantiasa berdusta dan
berusaha untuk selalu berdusta sehingga dia di tulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta”.(HR.Muslim).

.Ma’na-Ma’na Mufrodat.

.Asshdiqu : Jujur,benar

.Albbirr : Kebaikan

.Yataharra : Berusaha,bersungguh-sungguh

.Alfujur : Kefasiqan,perilaku maksiat

.Penjelasan Hadits

Sesungguhnya agama kita agama islam adalah agama yang jujur,maka islam tidak menerima
pengikutnya yang berbohong sebagaimana dalam hadits,bahwasannya Rasulullah ‫ ﷺ‬ditanya “apakah
orang mu’min penakut “?,bliau menjawab “ iya”,dia berkata “apakah orang mu’min pelit ?”,beliau
menjawab “iya”,dia bertanya lagi “apakah orang mu’min pembohong ?”beliau menjawab “tidak”.Serta
sabda beliau ‫“ ﷺ‬sebesar-besar khianat adalah engkau berbicara kepada teman mu sebuah pembicaraan,dia
berlaku jujur padamu dan engkau berbohong padanya”.

Dan sebagaimana yang diketahui bahwasannya jujur termasuk sifat yang mulia dan agung,dia
adalah akhlak islam yang indah dan pakain ketaqwaan yang indah,maka sungguh agama kita agama islam
yang lurus telah mengajak kepada akhlaq yang mulia,dimana Alla ‫ ﷻ‬memuji Nabinya ‫ ﷺ‬dengaan firmannya
“dan sungguh engkau Muhammad di atas akhlaq yang luhur”,maka Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬datang untuk
membawa manusia kepada kebaikan,dimana beliau mengajak kepada kebaikan dan menjauhi
kehinaan,sebagaimana beliau mengambil tangan-tangan mereka kepada dari jalan kegelapan ke jalan yan
terang benderang,dan dari ketakutan kepada keberanian,dan dari sifat kikir ke sifat dermawan dan
mulia,dan dari kehinaan ke kemuliaan,dan dari kedzaliman ke keadilan,dan dari khianat ke amanah,dan
dari bohong ke kejujuran,dana beliau ‫ ﷺ‬dikenal kejujurannya sebelum beliau diutus menjadi Nabi ‫ﷺ‬.Maka
semakin beliau berpegang dengan sifat-sifat tersebut,sehingga beliau disaksikan hingga oleh musus-
musuh beliau ‫ﷺ‬,begitu pula para Nabi dan Rasul,sebagaimana Allah berfirman tentang kekasihnya Ibrahim
“dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim dala kitab(Al-Qur’an),sesungguhnya dia seorang yang
sangat mencintai kebenaran dan seorang Nabi”.Dan Allah juga berfirman yentang Nabi nya Ismail “dan
ceritakanlah wahai Muhammad kisah Ismail dalam kitab,dia benar-benar seorang yang benar
janjinya,seorang rasul dan nabi”.Dan Allah juga berfirman tentang Nabinya Idris “dan ceritakanlah
(Muhammad) kisah Idris dalam kitab(Al-Qur’an),sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai
kebenaran dan seorang Nabi”.Dan Allah ‫ ﷻ‬juga berfirman “Almasih putera Maryam hanyalah seorang
rasul,sebelumnya telah berlalu beberapa Rasul.Dan ibunya adalah seorang yang berpegang teguh kepada
kebenaran”.yaitu ibunda Maryam berpegang teguh dengan sifat jujur,menjaga diri,suci pada setiap
perkataanya,dan perbuatannya,dan perilakunya.

Sesungguhnya kebaikan semuanya berada dalam kejujuran sebagimana sabda Nabi ‫ﷺ‬
“berusahalah untuk jujur,sekalipun engkau melihat terdapat kehancuran didalammnya,maka
sesungguhnya itu adalah kemanangan di dalammnya dan jauhilah bohong,sekalipun engkau melihat
kemenangan di dalamnya,maka sesungguhnya itu adalah kehancuran di dalammnya.”

Olh karena itu Nabi ‫ ﷺ‬telah menunjukkan kepada kita wajibnya mendidik keidupan anak-anak
dengan kejujuran sampai mereka meniru hal itu,maka barang siapa yang menyerupai sesuatu maka dia
telah menyerupainya,sebagaimana dari Ummu Abdullah Ibn Amir Ibn Rabi’ah RA,beliau sedang
memanggil anaknya,dan Rasulullah ‫ ﷺ‬sedang berada di rumahnya,maka dia berkata kepada anaknya
“datanglah kemari aku akan memberimu sesuatu”maka Nabi ‫ ﷺ‬berkata “apa yang ingin kamu berikan
padanya ?,dia menjawab aku akan memberinya kurma”,maka Nabi ‫ ﷺ‬berkata “seungguhnya engkau jika
tidak memberinya maka engkau tertulis berbohong”.

Yang diriwayatkan oleh Imam Albukhari bahwasannya dia keluar untuk meminta hadits dari
seorang,maka beliau melihat dia telah melepaskan kudanya,dan lelaaki itu memberikan isyarat kepadanya
dengan sehelai pakain seakan-akan di dalamnya terdapat gandum,maka kuda itu datang maka lelaki itu
menarik kain itu kembali,maka Imam Bukhari berkata “apakah ada gandum bersamamu” ? maka lelaki itu
berkata “tidak,akan tetatpi aku hanya menirukannya”.Maka Imam Bukhari berkata “aku tidak mengambil
hadits kepada orang yang berdusta sekalipun terhadap hewan ternak”.

Dan telah dijelaskan bahwasannya Allah ‫ ﷻ‬bersama orang-orang yang jujur,maka jujur dalam jual
beli menjadi sebab-sebab kebaikan dan keberkahan sebagaimana dalam sabda Nabi ‫“ ﷺ‬pedagang yang
jujur dan terpercaya bersama para nabi dan para syuhada’”,dan sabdanya “dua orang yang bertransaksi
jual beli belum berpisah,maka apabila keduanya jujur dan jelas di dilamnya maka akan diberkahi dalam
transaksi keduanya(pembeli dan penjual),dan apabila keduanya menyembunyikan sesuatu dan keduanya
saling berdusta maka bisa jadi keduanya melakukan riba,serta dihapus keberkahan transaksi mereka”.
Dan Nabi ‫ ﷺ‬telah memperingatkan dari perilaku dusta,sekalipun itu senda gurau, sebagaimana dalam
sabda beliau “Aku menjamin dengan rumah di tenga surga,bagi siapa yang meninggalkan dusta sekalipun
bercanda”.
Dan Nabi ‫ ﷺ‬telah menganjurkan kita terhadap pentingnya menjaga 6 halyang menuntun kita
kepada kebahagiaan dunia dan akhirat,maka Nabi ‫ ﷺ‬bersabda “jujurlah kalian ketika berbicara,dan
penuhilah jika kalian berjanji,dan laksanakan apabila kalian diberi amanah,dan jagalah kemaluan
kalian,dan jagalah pandangan kalian,dan tahanlah tangan-tangan kalian”.Ini lah agama kita,maka wajib
bagi kita untuk beradab dengan akhlaq-akhlaqnya,karena itu adalah hal rahasia dari kemenangan kita di
dunia dan di hari kiamat,serta shalawat dan salam kepada baginda kita Nabi Muhammad ‫ﷺ‬,dan
keluarganya serta para sahaabat-sahabatnya.

.Latihan-Latihan,

1. Apakah ma’na jujur ?


2. Apakah pentingnya jujur ?
Perintah Kepada Kebaikan dan Mencegah Dari Kemunkaran

Dari Abu Sa’id Alkhudriy RA berkata “aku mendengar Nabi ‫ ﷺ‬bersabda “Barang siapa diantara kalian yang
melihat kemunkaran maka ubahlaah dia dengan tangannya,maka apabila tidak mampu maka dengan
lisannya,maka apabila tidak bisa maka dengan hatinya,dan itu adalah selemah-lemahnya
iman.(HR.Muslim).

.Ma’na Mufrodat.

.Munkaron : kejelekan,keburukan,menyalahi peraturan,menyalahi syariat

.Penjelasan Hadits.

Keterikatan kebaikan pada umat ini adalah ikatan yang sangat kokoh dengan ajakannya kepada
kebenaran,dan penjagaanya terhadapa agama,serta memerangi kebathilan.Dan bahwa mendirikannya
wajib harus tercapai di muka bumi,serta meninggikan bendera tauhid,serta menegakkan hukum-hukum
syariat Allah dan agamanya.Dan ini lah yang membedakan umat islam dengan umat-umat yang lain,serta
menjadikannya memiliki kedudukan dari apa-apa yang selainnya,karena itu Allah ‫ ﷻ‬memuji dalam
kitabnya Allah berfirman “Kalian adalah sebaik-baik ummat,yang diutus untuk umat manusia,kalian
mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran,dan kalian beriman kepada Allah ‫”ﷻ‬.

Dan tambahan dalam hal itu bawasannya dalam melaksanakan kewajiban rabbaniy ini adalah
sebagai perlindungan terhadap kapal masyarakat dari tenggelamnya.serta melindungi bentengnya dari
retakan,serta melindungi kepribadiannya dari kebubaran,serta tetap menjaga kemuliaanya,serta sebab
dari pertolongan terhadap musuh dan kedudukan di muka bumi,dan keselamatan dari adzab Allah dan
hukumanya.

Dan bahaya serta pentingnya perkara ini adalah,kita harus mengetahui karakter dari mengajak
kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran,serta mengetahui syarat-syaratnya serta
permasalahaan yang terikat dengannya,maka dari sini datanglah hadits tersebut sebagai penunjuk arah
demi mewujudkan kepentingan tersebut,serta menjelaskan kepada kita bagaiamana berinteraksi bersama
para pelaku kemunkaraan ketika melihatnya.

Sungguh hadits ini telah menjelaskan kepada,bahwasannya menolak kemunkaran terbagi dalam
tiga tingkatan : merubah dengan tangan,dan merubah dengan ucapan,dan merubah dengan hati,dan ini
adalah tingkatan yang berkaitan dengan karakter kemunkaran serta macam-macamnya,serta tabiat dari
pelakunya,maka dari bentuk kemunkaran-kemunkaran ada yang dapat dirubah langsung dengan
tangan,dan apabila seseorang tidak mampu merubahnya dengan tangannya maka menggunakan
ucapannya,dan ketiga jika tidak mungkin mengubahnya kecuali hanya dengan hati maka cukup.
Maka wajib mengingkari kemunkaran dengan tangan dalam segala kondisi yang memungkinkan
serta mencegahnya tidak menimbulkan kemunkaran yang lebih besar,dan wajib atasnya bagi pemimpin
untuk merubah kemunkaran apabila terjadi di masyarakatnya,dan wajib pula bagi ayah terhadap
keluarganya,dan guru di sekolahnya,serta karyawan di pekerjaanya,dan apabila salah seorang mengurangi
kewajiban ini maka dia telah menghilangkan(meninggalkan) amanah,dan barang siapa yang
meninggalkan amanah maka dia telah berdosa,dan oleh karena itu datang sangat banyak dari nash-nash
yang memperingatkan kaum mu’min atas kewajiban mendirikannya dengan segenap tanggung jawab
mereka secara keseluruhan,dan yang termasuk kedalam menolak kemunkaran adalah sebagai mana yang
diriwayatkan oleh Imm Bukhari dan muslim dari Abdulah ibn Umar RA,bahwasannya beliau mendengar
Nabi ‫ ﷺ‬bersabda “setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya terhadap apa yang
dipimpinnya”,dan seorang wanita terhadap rumah suaminya dia penanggung jawab serta bertanggung
jawab terhadap yang dipimpinnya,serta pembantu sebagai penanggung jawab dari harta majikannya,
setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya terhadapa yang dipimpinnya.

Maka apabila dia lemah dalam mencegah dengan tangan,maka dia beralih mencegahnya dengan
ucapaannya,sebagaimana dalam hadits di atas,maka dia mengingatkan pelaku maksiat,serrta menakut-
nakutinya dengan hukumannya,dengan ucapan yang sesuai dengan karakter dari kemaksiataan tersebut
dan karakter dari pelakunya.

Dan apabila dia lemah dalam mencegah dengan perbuatan dan ucapan maka paling sedikit menolak
kemunkaranya dengan hati,dan ini adalah tingkatan yang ketiga,dan dia adalah kewajiban bagi setiap
individu,dan tidak ada alasan(udzur) seseorang untuk meninggalkannya,karena ini hanyalah
permasalahan hati yang tidak menampakkan penolakkanya berupa perbuatan,atau lemah dalam
melaksanakannya,sebagimana apa yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib RA “sesungguhnya sebab yang
pertamakali memenangkan jihad adalah : jihad dengan tangan kalian,kemudia jihad dengan ucapan
kalian,kemudian jihad dengan hati kalian,maka siapa yang hatinya tidak tahu bahwa itu kebaikan,dan tidak
mengetahui bahwa itu kemunkaran maka hatinya telah terbalik”.

Dan apabila umat ini menghilangkan kewajiban ini secara keseluruhan,serta lalai dalam
mengamalkannya,mereka terancam dengan turunnya hukuman tuhan atasnya,serta berhak mendapatkan
marah serta murka dari Allah ‫ﷻ‬.

Dan apabila kita perhatikan kondisi umat-umat terdahulu,ditemukan bahwasannya sisa-sisa


mereka karena mereka tergadaikan dengan melaksanakan amanah ini,(kehidupan mereka tergadaikan
krn tidak melaksanakan amanah,sehingga mereka terkena adzab,dan hanya tersisa peninggalan
mereka),dan telah datang dari Al-Qur’an menyebutkan suatu kabar dari umat-umat tersebut,dan yang
paling jelas adalah umat bani Israil yang Allah telah berfirman tentangnya “orang-orang kafir dari bani
Israil telah dilaknat melalui ucapan Dawud dan Isa putera Maryam,yang demikian itu karena mereka
durhaka dan melampaui batas,mereak tidak saling mencegah perbuatan munkar yang selalu mereka
perbuat.Sungguh sangat buruk apa yang mereka perbuat.

Dan memperkuat dari perhatian terhadap kewajiban ini adalah,apabila manusia telah terbiasa
melakukan kemunkaran,serta luntur dari hati-hati mereka rasa benci terhadapnya,kemudian tersebar dan
mengalir diantara mereka,dan tenggelamnya kapal masyarkat,dan hancurnya benteng-benteng
mereka,dan dalam kondisi seperti itu Rasulullah ‫ ﷺ‬telah memberikan perumpamaan yang sangat bagus
yang menjelaskan haqiqat ini,dari sahabat Nu’man bin Basyir RA,bahwasannya Nabi ‫ ﷺ‬bersabda
“perumpamaan orang yang menegakkan huku-hukum Allah dan orang yang terjerumus di
dalamnya,seperti suatu kaum yang berundi dalam sebuah kapal,ada sebagian lain di atas dan sebagian lain
di bawah,dan mereka yang berada di bawah apabila hendak meminta air mereka akan melewati mereka
yang di atasnya,maka mereka berkata “seandainya kita membuat lubang demi nasib kita,sebuah
lubang,sehingga kita tidak mengganggu bagian yang di atas kita”,seandaikan mereka meninggalkan
perbuatan yang mereka inginkan,maka mereka akan hancur semua,dan apabila mereka
mengambil(menahan) tangan-tangan mereka maka mereka akan selamat semua”.(HR.Bukhari)

Sesungguhnya kewajiban ini adalah tanggung jawab bersama,dan setiap individu dari ummat ini
dengan pinta untuk melaksanakaan amanah ini sesuai dengan kemampuan mereka,dan kebaikan di
ummat ini sangatlah banyak,disamping itu kita juga membutuhkan tambahan dari kesungguhan yang
berkah berupa menjaga keutuhan umat ini,dan merubah tanpa harus menggoyang bangunannya,dan
tanpa menggoncang pondasi-pondasinya..

.Latihan-Latihan.

1. Apa yang dimaksud dengan kemunkaraan dalam hadits yang lalu ?


2. Sebutkan apa yang harus dikerjakan ketika melihat kemunkaran di dalam kampus yang diberkahi
ini ?
Perintah Melaksanakan Amanah

Dari Abu Hurairah RA berkata,Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “lakasanakanlah amanah kepada yang


mempercayaimu,dan janganlah mengkhianati siap yang mengkhianatimu”.(HR.Abu Dawud).

.Ma’na-Ma’na Mufrodat.

.Addi : Laksanakanlah

.Al-Amanah : Janji,Tanggung jawab,lawan dari khianat

.Takhun : Khianat,tidak amanah

.Penjelasan Hadits

Sabda Rasulullah ‫“ ﷺ‬laksanakanlah” menunjukkan kewajiban dalam kewajiban,dan tugas yang


diminta tolong menolong dalam melaksanakannya,berkata Raghib “dia adalah memenuhi apa yang wajib
melaksanakannya dan melunasinya,yaitu amanah adalah setiap haq yang mewajibkanmu untuk
melunasinya dan menjaganya,maka barang siapa yang mengurangi haq dari haqnya atau haqnya makhluk
maka dia telah melakukan pengurangan.

Berkata Al-Qurthubi “amanah memiliki jumlah yang sangat banyak,akan tetapi induknya adalah
seprerti titipan,barang temuan,hutang,dan pinjaman,dan sabda beliau ‫ﷺ‬ “kepada yang
mempercayaimu”,maka menjaganya adalah bentuk dari kesempurnaan iman,maka apabila berkurang
maka sifat amanah akan berkurang,dan apabila bertambah maka akan bertambha pula.

Dan berkata Annawawi “yang tampak bahwasannya yang dimaksud dengan amanah adalah tugas
yang Allah ‫ ﷻ‬tugaskan kepada hamba-hambanya,dan janji yang Allah ambil atas mereka.Dan itu
sebagaimana firman Allah “sesungguhnya kami telah menawarkan amanat kepada langit,bumi dan
gunung-gunung,tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan khawatir tidak akan
melaksanakanya,lalu dipikullah amanat itu oleh manusia.Sungguh manusia itu sangat dzalim dan sangat
bodoh”. Dan yang terakhir adalah amanat terjadi pada ketaatan,ibadah,barang titipan,kepercayaan dan
keamanan.Berkata Fakhrrurraazzi “dia adalah tugas,dinamakan dengan amanah adalah karena baranng
siapa yang menguranginya maka bagi nya hukuman,dan siapa yang melunasinya maka bagi kemuliaan”.

Dan ketika tiap-tiap jiwa tertarik untuk berkhianat serta menghindari dari melaksanakan
amanat,maka lama-kelamaan akan membolehkannya bersama mereka yang tidak melaksanakan,oleh
karena itu Nabi dengan sabdanya “dan janganlah mengkianatai siapa yang mengkhianatimu”. Yaitu
janganlah engkau memeperlakukannya sebagaimana perlakuannya,dan jangan membalas
pengkhianatannya dengan pengkhianatanmu,maka engkau akan jadi sepertinya.

Dan yang dimaksud apabila sahabtamu mengkhianatimu maka jangaan kamu balas dengan balasan
khianat kepadanya,sekalipun itu baik dan diperbolehkan,akan tetapi balaslah dengan kebaikan yang dia
adalah memaafkan dan membalas dengan yang lebih baik,dan ini sebagaimana yang dikatakan Atthibbiy
Ahsan. Dan ini masalah yang terus berulang diucapan para ulama fuqaha. Dan mereka memiliki beberapa
pendapat:

Yang pertama : janganlah engkau mengkhianati siapa ynag mengkhianatimu mutlaq,dan ini
menurut yang paling tampak dari hadits tadi.

Yang kedua : Khianatilah siapa yang mengkhianatimu,sebagaimana perkataan Syafiie,dan dia yang
paling masyhur,juga imam Malik,dan mereka menjawab bahwa hadits ini tidak teguh. Dan ma’nanya
adalah “janganlah kamu mengambil haqnya,aku akan menambahkannya untukmu.Atau dia hanya isyarat
kepada ksempurnaan sebagaimana yang telah lewat

Yang ketiga : siapa yang mempercayaimu lalu dia mengkhianatimu maka janganlah kamu ganti
mengkhianatinya,sekalipun tidak ada di kekuasaanmu namun cukup ambillah apa yang menjadi
haqmu,kata imam Malik.

Yang keempat :apabila itu termasuk dari jenis haqmu maka ambillah jika tidak maka tidak
usah,sebagaimana kata Abu Hanifah,dan berkata Ibn Arabiy “dan yang benar darinya adalah bolehnya
mengambil haq dari hartamu dari miliknya,atau dari jenis yang lain jika engkau adil,

Dan sebab dari hadits ini adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam Ibn Ishaq dalam
musnadnya “bahwasannya seorang lelaki telah berzina dengan wanitaa lain

.Latihan-Latihan

1. Apakah maksud dari menunaikan amanah dari hadits yang lalu ?,dan berikanlah contoh-contoh
dalam kehidupan sehari-hari !
2. Apakah hukum khianat ? dan apa yang kita lakukan jika kita dikhianati oleh tamn-teman kita di
kampus ?
Larangan Memutus Silaturahim

Dari Jabir RA ibn Muth’im RA,bahwasannya Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “tidak masuk surga orang yang
memutus silatrahim”.(HR.Bukhari Muslim).

.Ma’na-Ma’na Mufrodat

.Aljannatu : Surga,taman

.Qaathi’ : Pemutus

.Arrahim : Kerabat,teman.

.Penjelasan Hadits

Bahwasannya Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda ““tidak masuk surga orang yang memutus silaturahim”.Hadits
ini menjelaskan 2 penjelasan : yang pertama : membawanya kepada siapa yang menghalalkan memutus
tali kekerabatan tanpa sebab,dan tanpa adanya ilmu terhadap keharamannya,maka ini adalah kafir kekal
di dalam neraka dan tidak masuk surga selamanya,dan kedua ma’nanya adalah tidak masuk surga saat
pertama kali bersama orang-orang yang telah mendahului,akan tetapi dihukum terlebih dahulu dengan
mengakhirkannya sesuai dengan kehendak Alllah ‫ﷻ‬.

Dan kekerabatan yang disambung ataupun yang diputus serta berbuat baik kepada nya
mengandung ma’na dari banyak ma’na,dan bukanlah berupa bentuk,akan tetapi kekerabatan dan nasab
yang mengumpulkan di dalam nya kasih sayang oran tua,serta menyambung antara sebagian kerabat
dengan sebagian kerabat yang lain,maka itu dinamakan menyambung kekerabatan.Dan maksudnya ialah
agungnya silaturahim dan keutamaan dari menyambungnya,dan besarnya dosa yang memutusnya.Oleh
karena ini kenapa dikatakan pasti berbuat durhaka.dan memutus adalah merobek,seakan dia memutus
penyebab silaturahim,Dan haqiqat silaturahim adalah kasih sayang.

Berkata Qadhi bin ‘Iyadh “dan tidak ada keraguan bahwa menyambung silaturahim adalah wajib
secara keseluruhan,dan memutusnya adalah kemaksiatan yang sangat besar,akan tetapi silaturahim
memiliki beberapa derajat sebagian lebih tinggi derajatnya dari pada sebagian yang lain,dan yang paling
bawah adalah bersilaturahim dengan meninggalkan pindah daerah,dan menyambungnya dengan
berbicara walaupun tanpa salam.Dan itu berbeda tergantung kondisi dan kebutuhan,maka ada
diantaranya yang wajib dan ada yang sunnah,jika dia menyambung sebagian silaturahim dan belum
mencapai tujuannya maka tidak dinamakan memutus silaturahim,dan seandainya dia mengurangi dari
apa yang dia mampu atsanya,maka dia tidak di namakan menyambung silaturahim.

Dan para ulama berbeda pendapat terhadap batas silaturahim yang wajib untuk disambung,maka
dikatakan adalah semua kerabat yang terlarang yaitu yang dilarang untuk dinikahi dari kerabat lelaki
maupun perempuan,maka dalam hal ini tidak masuk anak-anak dari saudara lelaki ayah,dan anak-anak
dari saudara lelaki ibu,dan perkataan ini juga membutuhkan larangan dari hubungan antara seseorang
dengan saudari perempuan ayah,dan saudari perempuan ibu dalam nikah dan selainnya tetapi itu boleh
kepada(menikahi)anak—anak perempuan saudari lelaki ayah dan anak-anak perempuan saudara lelaki
ibu. Dan juga dikatakan paman yaitu di seluruh kekerabatan dalam warisan yang menyamai mereka yang
terlarang dinikahi dan selainnya.

Dan dalam hadits yang lain dari sahabatt Anas bin Malik RA berkata Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “siapa
yang suka dilapangkan rizkinya dan diakhirkan(dipanjangkn) usianya maka hendaklah dia menyambung
silaturahim”.(HR.Bukhari)

Dan penjelasan hadits ini adalah “dilapangkan rizkinya”, yaitu meluaskan dan
memperbanyaknya,dan dikatakan keberkahandi dalamnya, “diakhirkan”,yaitu di akhirkan,dan pengaruh
ajal karena dia adalah pengikut dari kehidupan dan mengakhirkan ajal di dalamnya terdapat pertanyaan
yang tidak asing.Dan sesungguhnya ajal dan rizqi sudah tetap,tidak bertambah dan tidak berkurang
sebagaimana firman Allah ‫“ ﷻ‬dan bagi setiap umat memiliki ajal,maka apabila telah datang ajal mereka
tidak dapat diakhirkan sesaat pun dan tidak dapat dimajukan”.

Dan para ulama menjawab dengan jawaban yang benar adalah bahwasannya yang dimaksud dari
hadits tersebut adalah tambahan keberkahan dalam umurnya dan bimbingan kepada ketaatan dan
membangun waktunya memanfaatkannya dalam perkara akhirat dan menjaganya dari kerugian dan
sebagainya.

Dan yang kedua adalah sesungguhnya tampak dihadapan malaikat di laul mahfudz dan
sebagainya,maka tampak di hadapan mereka di laul mahfudz bahwasannya uumurnya 60 tahun kecuali
apabila dia menyambung silaturahim,maka apabila dia menyambung silaturahim maka bertambah 40
tahun,dan Allah ‫ ﷻ‬telah mengetahui apa yang terjadi baginya dan dia adalah ma’na dari firman Allah ‫ﷻ‬
“Allah menghapus dan menetapkan apa yang dia kehendaki,dan di sisinya yerdapat Ummul Kitab(Laul
Mahfudz). Dan berkenan dengan itu ilmunya dan tidak lah didahului dengan takdirnya,dan tidak juga
bertambah,bahkan dia mustahil,

Dan yang ketiga bahwa yang dimaksud dengan tetap adalah mengingat,dan disebut-sebut nama nya
yang indah setelah wafatnya seakan dia belum wafat,sebagaimana yang dijelaskan oleh imam Nawawi
dalam syarh Muslim.

Dan ringkasan nya bahwa islam menganjurkan kepada kita agar kita tidak memutus
silaturahim,bahkan memerintahkan agar kita menyyambungnya dalam segala waktu,maka akan terjadi
antar kita dan yang kita sambung silaturahimnya rasa kasih sayang,kekeluargaan yang terus menerus,yang
menjadikan lapang nya rizqi,dan dipanjangkannya umur dan ajal.
Larangan Meminun Arak

Dari Ibn Abbas RA berkata,Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “jauhilah oleh kalian khamr,karena sesungguhnya dia
adalah kunci dari segala keburukkan”.(HR.Hakim)

Dari Ibn Umar RA,berkata Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “setiap yang memabukkan adalah khamr,dan semua
khamr adalah haram,dan siapa yang meminum khamr di dunia maka dia meninggal dan dia candu
terhadapnya,maka dia tidak meminumnya kelak di akhirat(HR.Bukhari).

.Ma’na Mufrodat

.Ijhtanibuu : Jauhilah

.Miftaahun : Kunci untuk membuka

.Yudminuha : Kecanduan,terus menerus

.Penjelasan Hadits

Dari ibn Abbas RA,berkata Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “Jauhilah arak”asalnya adalah khamr apabila dia
ditutupi(difermentasi) maka dia dinamakan adonan dari anggur apabila telah mengeras,karenanya
menutupi akal.Dan dia haram mutlaq dan banyaknya memabukkan,sekalipun dia tidak memabukkan
walaupun sedikit,(tetap haram),bahkan Syafii dan Ahmad dan Malik mensifatinya seperi itu,maka menurut
mereka khamr adalah semua yang memabukkan,yaitu apa saja yang sifat-sifatnya memabukkan,maka
keharaaman mencakup pula unsurdidalamnya sepertibahannya, prosesnya, menjualnya, membelinya,
membawa, memegang, melihat, dan sebagainya.

Dan yang dimaksud dengan menjauhinya,adalah menjauhinya karena dari bahaya-bahaya yang ada
padanya dari bahaya bagi badan dan sikap dan jwa dan ruhiyah.Maka tidak cocok bagi seorang muslim
untuk mendekatinya karena dia adalah kejelekkan dan sumber dari setiap keburukan. Dan
pengharamannya adalah mencakup menjauhinya dengan segala bentuk jalan. Dan jalan untuk menutup
celah dari memakainya dengan segala sesuatu yang memungkinkan,dan tidak ragu bahwasannya antar
menutup celah dari mengkonsumsinya dan antara memakainya terdapat banyak perselisihan dan
pertentangan. Dan dia juga berbahaya bagi otak yang dimana otak adalah markas dari aqal meurut para
dokter dan para fuqaha’dan para ahl kalam.
Berkata Baqrat ibn Ibrklis “kerugian khamr terhadap apa yang ada pada kepala sangatlah
berbahaya,karena dia sangat cepat naiknya dan bercampur dengan yang ada di badan sehingga dengan
itu dia berbahaya bagi fikiran, “dan sesungguhnya dia adalah kunci dari segala keburukan”, dia menutup
dan membuat hilang fikiran serta menjadikannya mudah terjerumus di dalam hal yang dilarang dan
menyebabkan penyakit-penyakit,Wallahua’lam.

Dari Ibn Umar RA berkata Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “Setiap yang memabukkan adalah khmar”,yaitu
segala yang menghalangi fikiran dan menutupnya.Yaitu karena khamradalah sebuah nama bagi segala
halyang di dalamnya hal-hal yang memabukkan sama saja apakh itu dari anggur,atau madu,atau
infuse,atau kismis atau kurma, atau selainnya.Dan mereka berdalil dengan sabda Nabi ‫“ ﷺ‬semua”
menunjukkan atas keharaman segala yang memabukkan sekalipun tanpa harus meminumnya,maka
masuk di dalamnya adalah rokok,bius,dan selainnya,dari macam-macam obat-obatan. Dan telah
menetapkan Imam Nawawi bahwasannya itu memabukkan. Dan telah menetapkan pula sebagian yang
lainnya bahwasannya dia hanyalah obat-obatan.

Dan sabda beliau ‫ﷺ‬, “dan siapa yang meminum khamr di dunia maka dia meninggal dan dia candu
terhadapnya”,yaitu dia candu dan wajib baginya untuk terus-menerus meminumnya dan mustahil
baginnya. Dan sabdanya ‫ﷺ‬, “maka dia tidak meminumnya kelak di akhirat”. Yaitu dia tidak masuk surge
kkarena khamr adalah minuman penduduk surga,maka apabila dia meminumnya dia tidak
memasukinya,atau dia memasukinya,dan diharamkan baginya meminumnya,dengan dicabut darinya
kemuliaan.

Dan berkata almarhuum Abdul Hamid Kasyak “bahwasannya meminum arak memiliki kebaikan
dan bahaya,diantaranya dicabutnya cahaya iman,dan berhak mendapatkan la’nat,dan tertolak dari rahmat
Allah ‫ﷻ‬,serta mendapatkan kekhawatiran dan kesedihan,serta sempitnya rizqi,serta adzab Allah bagi yang
meminumnya dan hukumannya seperti hukuman mereka yang menyembah berhala,dan Allah
mengumpulkannya pada hari kiamat kehausan,dan Allah tidak menerima ibadah nya selama 40
pagi(hari),dan berhak mendapatkan kehinaan dari yang kecil maupun yang besar,dari yang mulia dan dari
yang hina,dan berhak untuk di hukum had(cambuk),dan halal mendapatka kemarahan dari Allah ‫ﷻ‬,dan
sekalipun dia wafat dalam kondisi seperti ini haram baginya mendapatkan rahmat Allah ‫ ﷻ‬dan
ganjarannya,dan apabila dia wafat dalam kondisi mabuk,dia akan diazdab oleh Allah ‫ ﷻ‬dengan
mabuknya,diadzab di dalam kubur agar merasakan pahitnya perbuatannya,dan tidaklah meminumnya
kecuali siapa yang tidak beriman pada Allah dan tidak mengharapkan pertemuan dengan Allah ‫ﷻ‬,kami
melarangmu dari bahayanya bagi badan dan harta serta keluarga

Anda mungkin juga menyukai