didalam urusan agama ( HR Bukhori ). Imam Ahmad bin Hambal ra berkata : apabila
mereka itu bukan ahli hadist, maka saya tidak tau lagi siapakah mereka.
4. Disamping itu ilmu merupakan jalan untuk menuju surga,
Sebagaimana dari hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra berkata :
bahwa Rasulullah saw bersabda : barang siapa yang berjalan untuk mencari ilmu,
maka Allah swt akan memudahkannya jalan untuk menuju surga. ( HR Muslim )
5. Allah swt mengangkat derajat orang yang berilmu baik itu didunia dan diakhirat.
Dalam surah Al-Mujadalah: 11, Allah SWT berfirman Allah akan
mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat. Derajat yang diberikan Allah bisa berupa kemuliaan
status social, kedudukan, jabatan, harta, dan kelapangan hidup.
Beberapa keutamaan orang-orang yang berilmu lainnya yang ada dalam ayat-ayat
maupun hadist di antaranya adalah:
Dalam surah Az-Zumar: 9 dan Al-Hasyr:20, Allah membandingkan antara orang yang
mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui dan ahli surga dengan ahli neraka dengan
redaksi yang mirip. Hal ini menunjukkan bahwa beda derajat orang yang berilmu dengan
derajat orang yang tidak berilmu adalah sama dengan beda derajat ahli surga dengan ahli
neraka.
Dalam surah Al-Mulk: 2, Allah berfirman Yang menciptakan mati dan hidup untuk
menguji kamu siapa yang lebih baik amalnya. Ulama menjelaskan bahwa yang
dimaksud ahsanu amalan adalah yang paling ikhlas dan yang benar, yakni sesuai dengan
tuntutan Rasulullah SAW. Bagaimana mungkin seseorang bisa meraih hal ini tanpa ilmu?
Tidurnya orang yang berilmu lebih ditakuti daripada shalatnya orang yang tidak berilmu.
Hal ini bisa terjadi karena tidurnya orang yang berilmu pastilah bertujuan untuk istirahat
agar dia mampu beribadah lagi kemudian. Selain itu, orang yang mengamalkan ilmunya
akan tidur dengan mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah di dalamnya sehingga tidurnya
tersebut akan bernilai ibadah. Sedangkan, ibadahnya orang yang bodoh akan rawan
tahajjud).
Imam Bukhari berkata Ilmu itu sebelum berkata dan beramal.
Imam Al-Ghazali juga berkata Barangsiapa yang berilmu akan dapat membimbing
dirinya dan memanfaatkan ilmunya bagi orang lain, bagaikan matahari, selain menerangi
dirinya, juga menerangi orang lain. Dia bagaikan minyak kesturi yang harum dan
menyebarkan pesona keharumannya kepada orang yang berpapasan.
padaagamanya, dan harga dirinya ada pada akhlaknya.Bila akhlak menjadi parameter dari
harga diri seseorang, maka lebih-lebih terhadap ulama.Maka akhlak menjadi bagian yang
inheren dan instrinsik dengan dirinya. Dari permenungan Imam Mawardi, setidaknya ada
empat akhlak yang harus melekat dalam diri orang yang berilmu,yaitu (Dinihari, 2013) :
Pertama, tawadhu dan tidak ujub. Karena Nabi mengatakan: Sesungguhnya ujub itu
akanmemakan hasanah (kebaikan) sebagaimana api melalap kayu bakar. Seorang
ulama juga berujar: Barangsiapa yang takabur dan merasa tinggi dengan ilmunya,
Allah akanmerendahkannya, dan barangsiapa yang tawadhu (rendah hati) dengan
seolah-olah bodohtentangnya.
Keempat, bersifat mendidik dan lemah lembut. Seorang yang berilmu harus selalu
memberinasihat dan bimbingan dengan lemah lembut, memberikan kemudahankemudahan kepadamuridnya dan memotivasinya untuk giat belajar. Perbuatan ini
mendatangkan pahala besar baginya. (Makmun Nawawi).
sesuai.
Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari
sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami.
Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.
Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah
islamisasi ilmu pengetahuan. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan yang
tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang
dikembangkan manusia merupakan jalan untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri.
Sehingga IPTEK menurut Islam haruslah bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam
budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan manusia
meningkatkan derajat spiritialitas, martabat manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang
merusak alam semesta, bahkan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya.
Dari uraian di atas hakekat penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang
islami adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia
dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran IPTEK menurut Islam
adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermanfaat
apabila:
a. Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya.
b. Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik).
c. Dapat memberikan pedoman bagi sesama.
d. Dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat
dikatakan mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.
Kontribusi IPTEK dan Seni Terhadap Dakwah
Kontribusi adalah kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang di hasilkan
oleh perkembangan iptek moderen membuat orang mengagumi meniru gaya hidup peradaban
orang barat dengan dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif yang
diakibatkannya, bukan hanya bidang iptek saja tetapi dalam bidang seni
juga. Dalam
kontribusi iptek dan seni dalam dakwah islam banyak memberikan perkembangan di dalam
dakwahnya, misalnya pada jaman dahulu ketika para ulama di pulau jawa menyebarkan
ajaran agama Islam mereka menyebarkan dakwahnya melalui kesenian wayang yang isinya
tentang ajaran-ajaran agama Islam. Maka dengan adanya kesenian wayang ini digunakan
sebagai media dakwah Islam dan daya tarik masyarakat untuk menyaksikan kesenian wayang
tersebut. Pada saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat maju, di
buktikan dengan adanya penemuan-penemuan baru yang fungsinya untuk memudahkan
segala aktifias manusia, begitu juga kemudahan dalam derdakwah bagi para ulama
(Rosaliana, 2014).
Ada banyak hal yang sudah dihasilkan oleh teknologi untuk dakwah Islam sebagai
bagian dari integrasi itu sendiri, Al Quran digital, akses hadist shahih yang bisa dilakukan
dimana saja, silahturahmi yang tidak pernah putus karena sudah ada HP, jejaring sosial dan
sebagainya. Bahkan media pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan game
untuk memperdalam ilmu Islam itu sendiri (Rosaliana, 2014).
Contok-contoh kontribusi iptek dan seni bagi dakwah Islam
Arsitektur masjid yang indah membuat para jamaah senang dan nyaman beribadah.
Wayang sebagai media dakwah bagi Wali Songo.
Perkembangan busana muslim seperti jilbab.
Media dakwah di televisi, internet, koran, dan majalah.
Penggunaan internet, blog, dan situs Islami seperti suara Islam, Muslim,dll.
Al Quran dan Hadist dalam bentuk digital semuga mempermudah pencarian ayat,
Daftar Pustaka
Dinihari, Novia. 2013. Makalah Agama (Keutamaan Orang Beriman dan Berilmu).
http://noviadinihari.blogspot.com/2013/09/makalah-agamakeutamaan-orangberiman.html Diakses pada 14 Maret 2015 pukul 19:52 wib.
Mahdi Ghulsyani. 1995. Falsafat-Sains menurut Al-Quran. Bandung:Mizan.
Rosaliana,
Rima.
2014.
Makalah
Iptek
dan
Seni
dalam
http://www.academia.edu/7312056/Makalah_iptek_dan_seni_dalam_islam
Islam.
Diakses