Anda di halaman 1dari 2

Hubungan Antar Lembaga Negara

HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA NEGARA


Dalam menyelenggarakan pemerintahan negara terjadi hubungan antarlembaga yang satu
dengan lembaga negara yang lainnya karena mereka merupakan suatu bagian dari suatu
sistem penyelenggaraan sistem kenegaraan yang lebih besar, yaitu Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Hubungan antarlembaga diatur dalam UUD 1945, UU No. 23 Tahun
1999, UU No. 22 Tahun 2003, UU No. 24 Tahun 2003, dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku lainnya yang terkait.

1. Dalam hubungan antara Presiden dengan MPR maka Presiden dan/atau wakil
Presiden dilantik oleh MPR dan hanya dapat diberhentikan oleh MPR dalam
masa jabatannya menurut UUD 1945.
2. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan DPR. Presiden
dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain. Presiden dalam membuat perjanjian internasional
harus dengan persetujuan DPR. Presiden memberikan amnesti dan abolisi
dengan memperhatikan pertimbangan DPR. Presiden berhak menetapkan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) dalam hal terjadi
kegentingan yang memaksa. Namun demikian, Perpu tersebut harus
mendapatkan persetujuan DPR dalam sidang berikutnya.
3. Menyangkut keanggotaan DPD maka keanggotaan DPD diresmikan oleh
Presiden.
4. Presiden meresmikan anggota BPK yang dipilih DPR. Untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
5. Dalam rangka pemberian atau penolakan grasi, Presiden memperoleh nasihat
hukum dari MA, serta memperoleh pertimbangan-pertimbangan dalam bidang
hukum dari MA, baik diminta maupun tidak diminta.

6. Presiden menetapkan anggota Hakim Konstitusi dengan Keppres dalam jangka


waktu paling lambat 7 hari kerja sejak pengajuan calon diterima oleh Presiden.
Putusan MK mengenai perselisihan hasil pemilu disampaikan kepada Presiden.
7. Dalam hubungan antara Presiden dengan BI maka Presiden dengan persetujuan
DPR mengusulkan dan mengangkat Gubernur BI dan Deputi Senior BI, serta
mengangkat Deputi Gubernur BI. Dalam hal calon Gubernur BI dan Deputi
Gubernur senior BI atau calon Deputi Gubernur BI tidak disetujui DPR,
Presiden atau Gubernur BI wajib mengajukan calon baru.
8. DPR mengajukan permintaan kepada MK untuk memeriksa. Mengadili, dan
memutus pendapatnya bahwa Presiden dan/atau wakil presiden telah melakukan
pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela, dan/atau pendapat bahwa
Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau wakil presiden.
9. Hubungan DPR dengan MA maka DPR mengajukan usulan dalam hal calon
Ketua dan wakil ketua MA. DPR memberikan persetujuan terhadap calon
hakim hakim agung yang diusulkan.
10. Anggota BPK, Gubernur BI, Deputi Senior BI dan Deputi Gubernur BI diambil
sumpah oleh MA
11. BPK dapat melakukan pemeriksaan khusus kepada BI atas permintaan DPR,
hasil laporan keuangan tahunan BI wajib disampaikan kepada BPK dan hasil
laporan dari BPK disampaikan kepada DPR
12. BPK menyampaikan hasil pemeriksaan keuangan negara kepada DPD

Anda mungkin juga menyukai