1. Dalam hubungan antara Presiden dengan MPR maka Presiden dan/atau wakil
Presiden dilantik oleh MPR dan hanya dapat diberhentikan oleh MPR dalam
masa jabatannya menurut UUD 1945.
2. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan DPR. Presiden
dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain. Presiden dalam membuat perjanjian internasional
harus dengan persetujuan DPR. Presiden memberikan amnesti dan abolisi
dengan memperhatikan pertimbangan DPR. Presiden berhak menetapkan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) dalam hal terjadi
kegentingan yang memaksa. Namun demikian, Perpu tersebut harus
mendapatkan persetujuan DPR dalam sidang berikutnya.
3. Menyangkut keanggotaan DPD maka keanggotaan DPD diresmikan oleh
Presiden.
4. Presiden meresmikan anggota BPK yang dipilih DPR. Untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
5. Dalam rangka pemberian atau penolakan grasi, Presiden memperoleh nasihat
hukum dari MA, serta memperoleh pertimbangan-pertimbangan dalam bidang
hukum dari MA, baik diminta maupun tidak diminta.