1 A. Islam telah mengatakan untuk berbuaik baik kepada sesama manusia maupun
lingkungan disekelilingnya termasuk lingkungan kerja, terdapat pada surat Ali imran ayat 159
:
َفِبَم ا َر ْح َم ٍة ِّم َن ِهّٰللا ِلْنَت َلُهْم ۚ َو َلْو ُكْنَت َفًّظا َغ ِلْيَظ اْلَقْلِب اَل ْنَفُّض ْو ا ِم ْن َح ْو ِلَك ۖ َفا ْعُف َع ْنُهْم َو ا ْسَتْغ ِفْر َلُهْم َو َش اِو ْر ُهْم
ِفى اَاْل ْم ِر ۚ َفِا َذ ا َع َز ْم َت َفَتَو َّك ْل َع َلى ِهّٰللا ۗ ِاَّن َهّٰللا ُيِح ُّب اْلُم َتَو ِّك ِلْيَن
Yang artinya : Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun
untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila
engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah
mencintai orang yang bertawakal."
Dari ayat tersebut kita belajar etika dalam berprofresi agar bisa menciptakan suasana yang
nyaman bagu semua orang yang akan berinteraksi dengan kita (Hasmawati, 2015)
2. A. Pada masa kepemimpinan Harun al-Rasyid dan al-Ma‟mun sangat memperhatikan ilmu
pengetahuan yang ditandai dengan penerjemahan buku-buku yang berbahasa Yunani dan
Bizantium ke dalam bahasa Arab, bahkan khalifah al-Ma‟mun telah mendirikan Bait al-
Hikmah yang mengkaji cabang-cabang ilmu kedokteran, fisika, geografi, astronomi, optik,
sejarah, dan filsafat (Gunawan S. 2019). Tidak hanya dibidang ilmu-ilmu umum, tetapi pada
periode ini ilmu-ilmu keagamaan dalam Islam juga mulai disusun dengan rapi, maka dalam
bidang penyusunan hadis dikenal nama imam Bukhari dan Muslim, bidang fikih dikenal
nama imam Abu Hanifah dan imam Malik bin Anas, di bidang tafsir dikenal nama imam ath-
Thabari, bidang sejarah dikenal nama Ibnu Hisyam, bidang tasawuf terdapat nama Abu Yazid
al-Busthami, Husain bin Mansur al-Hallaj dan bidang-bidang lainnya. Perhatian terhadap
ilmu pengetahuan ini, terus berlangsung hingga ke masa kebangkitan umat Islam yang
ditandai dengan bermunculannya berbagai tokoh Muslim melakukan pembaharuan pemikiran
Islam atau modernisasi dalam Islam untuk kejayaan umat Islam, salah satu tokoh pemaharu
tersebut diantaranya adalah Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dan Jamaluddin al-Afghani di
Mesir, Sir Sayyid Ahmad Khan di India, dan lainnya. Sebenarnya ide pembaharuan itu tidak
hanya terjadi di luar negeri tetapi juga termasuk di Indonesia yang dikembangkan oleh K.H.
Ahmad Dahlan dari organisasi Muhammadiyah dan K.H. Hasyim Asy‟ari dari organisasi
Nadhatul Ulama (NU) dengan mengembangkan qawaidul fikhiyah.
Gustave Lebon seorang orientalis Barat mengatakan bahwa orang-orang Arablah yang
membuat kita memiliki peradaban selama lebih kurang 6 (enam) abad, memang kemajuan
peradaban kita saat ini. tidak lepas dari kerja keras para ilmuwan dan cendekiawan Muslim,
bahkan mereka para ilmuwan Muslim sering dijuluki sebagai pelopor lahirnya peradaban
dunia, sebab mereka telah mampu mengembangkan peradaban Yunani kuno kepada
peradaban yang lebih elegan dan maju. Tidak hanya itu, mereka juga mengembangkan pola
pikir dan kecerdasan insan manusia sehingga menemukan berbagai macam ilmu pengetahuan
dalam berbagai bidang, maka tidak mengherankan apabila banyak kalangan ilmuwan Barat
yang mengatakan bahwa ilmuwan Muslim memegang peranan penting bahkan merupakan
donatur kemajuan peradaban dunia. Misalnya pada abad ke 12 dan ke 13, di bidang filsafat
dan sains banyak karya ilmuwan-ilmuwan Muslim yang diterjemahkan kedalam bahasa Barat
termasuk ke dalam bahasa Spanyol sehingga masyarakat Barat semakin cerdas, sebab pada
masa ini para ilmuwan Muslim sangat menguasai seputar metode dan teori-teori penelitian
dan eksperimen membuat ilmu pengetahuan sangat berkembang pesat saat ini.