Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ulangan Tengah Semester Mata Kuliah SPI
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu tanpa adanya halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad Saw. Yang
senantiasa kita harapkan syafaatnya kelak di hari akhir dan menuntun kita dijalan yang benar.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada bapak Sugeng Ali Mansur, M.Pd sebagai
dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan makalah ini pastinya masih banyak kekurangan dan kesalahan karena
keterbatasan. Maka dari itu diharapkan adanya kritik dan saran yang bisa membantu untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya.
ii
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
BAB II.................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3
PENUTUP ......................................................................................................................... 30
Kesimpulan ..................................................................................................................... 30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ajaran Islam adalah ajaran dasar yang diberikan kepada manusia untuk
dijadikan pedoman hidup di dunia, terdiri dari nilai-nilai dasar yang diberikan oleh
Allah SWT kepada semua manusia. Ajaran ini diberikan untuk diterapkan dalam
kehidupan masyarakat agar umat Islam dapat hidup dengan derajat mulia sebagai
manusia. Islam adalah agama terbaik dan paling dihormati di sisi Allah SWT.
Kepemimpinan Islam pada dasarnya berfungsi untuk mendorong, mendorong,
membimbing, dan mengarahkan manusia untuk beriman kepada Allah SWT, bukan
hanya melakukan hal-hal atau tindakan yang disukai Allah SWT.
Bagaimana ajaran Islam dapat memberi corak dan arah kepada pemimpin,
kepemimpinan Islam tercermin dalam kemampuannya untuk mengubah cara berpikir
yang menghambat dan mengidap sekelompok orang atau masyarakat.Salah satu
tanggung jawab pemimpin Islam adalah memberikan nasihat dan arahan kepada
kelompok jika diperlukan untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin harus melatih
individu dan kelompok yang mereka pimpin agar mereka dapat membantu diri mereka
sendiri, komunitas mereka, dan masyarakat secara keseluruhan. Kesuksesan suatu
organisasi bergantung pada kepemimpinannya. Karena itu, keberhasilan organisasi
bergantung pada kualitas pemimpinnya. Pemimpin yang sukses memiliki kemampuan
untuk mengelola organisasi, memengaruhi orang lain secara konstruktif, dan
menunjukkan cara terbaik untuk bekerja sama.
1
memberlakukan hukum Islam kepada seluruh kaum muslimin sebagai pengganti
kepemimpinan Rasulullah Saw.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana kepemimpinan zaman pra klasik?
2. Bagaimana kepemimpinan zaman klasik?
3. Apa saja karakteristik kepemimpinan Rasulullah Saw.?
4. Apa saja karakteristik kepemimpinan Khulafaurasiddin?
5. Apa saja karakteristik kepemimpinan Umayyah dan Abbasiyah?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasan pada makalah
ini adalah untuk menjelaskan:
1. Mengetahui sejarah kepemimpinan zaman pra klasik
2. Mengetahui Sejarah kepemimpinan zaman klasik
3. Mengetahui karakteristik kepemimpinan Rasulullah Saw.
4. Mengetahui karakteristik kepemimpinan Khulafaurasiddin
5. Mengetahui karakteristik kepemimpinan Umayyah dan Abbasiyah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Priode Pra Klasik
Kepemimpinan bukan sesuatu yang harus dinikmati, itu adalah tugas yang berat
dan amanah yang harus dipenuhi dengan sepenuh hati. 1 Istilah "khalifah" digunakan,
yang berarti seorang pemimpin yang bertanggung jawab untuk menggalakkan hal-hal
baik dan mencegah hal-hal buruk. Kata "kahalifah" pada dasarnya berarti wakil atau
pengganti. Pengertian amir (jamaknya umara), yang berarti penguasa, dan bagaimana
keempat Khulafaurrasyidin diangkat menjadi khalifah setelah nabi Muhammad SAW
wafat.2 Istilah lain yang digunakan adalah "Imam", yang berarti seorang pemimpin
yang menjalankan tugas-tugasnya berdasarkan petunjuk Allah. Surah Al-Anbiya', ayat
73, mengandung istilah ini. Dari perspektif Islam, kepemimpinan dapat didefinisikan
sebagai tindakan menuntun, membimbing, memandu, dan menunjukkan jalan yang
diridhoi oleh Allah SWT. Ini membedakan kepemimpinan lain karena kepemimpinan
Islam mengutamakan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam dan melakukannya dengan
harapan mendapatkan ridho Allah.3
1
Kurniawan and others, ‘Konsep Kepemimpinan Dalam Islam’, PRODU: Prokurasi Edukasi Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 2.1 (2020), 1–10.
2
Sakdiah, ‘KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM (KAJIAN HISTORIS FILOSOFIS ) SIFAT-SIFAT
RASULULLAH’, Jurnal Al-Bayan, 22.33 (2016), 29–49.
3
Muhammad Olifiansyah and others, ‘Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam’, At-Tajdid : Jurnal Pendidikan
Dan Pemikiran Islam, 4.01 (2020), 102.
3
bulan dalam kandungan ibundanya, Aminah. Namun, ada yang mengatakan
bahwa dia meninggal saat dia enam bulan dalam kandungan. 4
4
Nurkholis Kurniawan, ‘Profil Nabi Muhammad Saw Dan Nilai-Nilai Pendidikannya’, Berajah Journal, 104–10,
(2021).
5
MUhammad Afiq Zahara, "Silsilah Nasab Dari Nabi Muhammad Hingga Adam’’, (2019)
4
Pada usia 25 tahun Nabi Muhammad Saw. menikah dengan seorang
janda dari mekkah yang berusia 40 tahun yang bernama Khadijah. Setelah
menerima Wahyu pertama turun di gua Hira, yaitu surat Al-Alaq 1-5.
Kemudiain setelah beberapa lamanya turun wahyu Kembali yang
berbunyi, “Haiُorangُyang berselimut. Berdirilah dan beri peringatan dan akan
Tuhanmu besarkanlah. Bersihkanlah pakaianm. Jahuilah maksiat. Jangan
engkau memberi karena mengharapkan balasan. Dan karena tuhanmu
hendaklahُengkauُbersabar”.ُ(AlMuddastir:ُ1-6).
Nabi Muhammad Saw. adalah suri teladan Islam yang paling ideal
karena dia memiliki sifat-sifat yang dijaga dan dipertahankan oleh Allah. Dalam
surat Al-Ahzabُ ayatُ 21,ُ Allahُ mengatakan,ُ yangُ artinyaُ “Sungguhُ telahُ adaُ
pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebutُ Allah”.ُ Sifat-sifat yang disebut sebagai "sifat wajib Rasul" adalah
sifat-sifat yang mencerminkan sifat-sifat Nabi Muhammad saw. dalam
melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin umat manusia. Sifat-sifat ini terdiri
dari:
1. Shiddiq (Jujur)
Sewaktu mudanya,ُsemuaُorangُQuraisyُmenamakannyaُ“shiddiq”
danُ“amin”.ُBeliauُtidakُhanyaُberbicaraُmenggunakanُistilah-istilah, tapi
jua dengan perbuatan serta keteladanan. kata-kata beliau selalu konsisten.
tidak ada perbedaan antara kata dan perbuatan. sebagai pemimpin teladan
yang sebagai contoh ideal pemimpin, Rasulullah dikaruniai empat sifat
primer, yaitu: Shiddiq, amanah, Tablig dan Fathanah. Shiddiq berarti jujur
dalam perkataan dan perbuatan, amanah berarti dapat dianggap dalam
menjaga tanggung jawab. Sedangkan tablig berarti menyampaikan segala
macam kebaikan kepada rakyatnya serta fathonah berarti cerdas dalam
mengelola rakyat.
Dengan sifat jujur Rasulullah Saw. menjadi seorang pemimpin
kepercayaan bagi orang-orang yang hidup di masanya. Rasulullah selalu
memperlakukan semua orang dengan adil dan jujur. Beliau tidak hanya
berbicara dengan kata-kata, tetapi juga dengan perbuatan dan keteladanan.
5
Kata-kata beliau selalu konsisten. Tidak ada perbedaan antara kata dan
perbuatan.
2. Amanah (Dapat dipercaya)
Sebelum menjadi Rasul, beliau sudah diberi gelar al-Amin, yang
berarti dapat dipercaya. Sebagai pemimpin, Nabi Muhammad saw. sangat
memperhatikan kebutuhan dan keluhan orang. Dia juga memperhatikan
kekuatan masyarakat, mulai dari kekuatan alam hingga manusiawi. Pada
akhirnya, ini berkaitan dengan aktivitas dakwah yang dia lakukan terhadap
masyarakat, terutama dalam hal keimanan dan ketakwaan serta
profesionalisme dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
saat itu.
3. Tablig (Menyampaikan)
Nabi Muhammad ditunjukkan sebagai penyampai risalah Tuhan
ketika dia dipanggil menjadi Rasul ketika dia berusia empat puluh tahun.
Ternyata kunjungan Malaikat Jibril, yang memintanya membaca wahyu dari
Allah, juga menunjukkan bahwa dia akan menjadi Rasul Allah. Beliau tidak
dapat menunjukkan surat keputusan atau tanda lain sebagai bukti
kerasulannya.
Wahyu pertama yang turun pada tanggal 17 Ramadhan, surat Al-
Alaq ayat 1-5, adalah buktinya. Sejak saat itu, dia diangkat menjadi utusan
Allah. Tugasnya adalah menyeru, mengajak, dan memperingatkan orang
untuk hanya menyembah Allah. Dia juga harus memimpin dakwah (da'i)
orang ke jalan yang benar dan mencegah mereka bertindak sewenang-
wenang dengan mendustakan Allah. Sifat ketiga Rasul adalah tabligh, yang
memungkinkan imitasi. Dimulai dengan keluarganya, dia kemudian
berdakwah ke seluruh dunia.
4. Fathanah (Cerdas)
Nabi Muhammad Saw. yang dikaruniakan oleh Allah dengan
kemampuan luar biasa (genius abqariyah) dan kemampuan kepemimpinan
yang luar biasa. Beliau seorang pemimpin yang cerdas dan pandai melihat
peluang. Memang benar bahwa Nabi Muhammad berhasil memimpin
umatnya karena beliau diberi kecerdasan oleh Allah. Kecerdasan ini tidak
hanya diperlukan untuk memahami dan menjelaskan wahyu Allah, tetapi
6
juga diberikan karena keyakinan bahwa Allah telah menurunkan agama
Islam untuk semua orang dan sebagai rahmat bagi seluruh alam. 6
6
Sakdiah.
7
Iva Inayatul Ilahiyah and Muhammad Nur Salim, ‘Karakteristik Kepemimpinankhulafaar-Rasyidin’, EL-Islam,
1.1 (2019), 2–26.
7
diangkat sebagai pemimpin baru. Usul itu dianggap dapat menimbulkan
konflik, jadi Abu Bakar menolaknya.
8
berikutnya, dia mendapati seseorang telah mendahuluinya dan
mengurus perempuan tua dan buta itu. Akhirnya, karena penasaran,
Umar mendatangi orang itu lebih awal dan menemukan bahwa itu
adalah Abu Bakar, yang saat itu menjabat sebagai Khalifah.
b) Mengumpulka Al-Qur’an
Al-Qur'an akan hilang bersama mereka, seperti yang dikatakan
Zaid bin Tsabit, "Abu Bakar bercerita kepadaku bahwa Umar datang
kepadanya dan mengatakan, "sesungguhnya perang Yamamh telah
merenggut nyawa para penghafal Al-Qur'an. Aku khawatir akan lebih
banyak lagi para penghafal Al-Qur'an yang akan gugur dalam perang
berikutnya." Jadi, saya sarankan agar Anda meminta orang lain untuk
segera mengumpulkan Al-Qur'an. Umar menjawab, "Upaya tersebut
Demi Allah, merupakan sesuatu yang baik" ketika Abu Bakar bertanya,
"Bagaimana mungkin engkau melakukan sesuatu yang tidak pernah
dilakukan oleh Rasulullah Saw?" Setelah Umar berusaha keras untuk
meyakinkan Abu Bakar, akhirnya Allah Swt membuka hatinya untuk
itu. Dengan demikian, pandangan Abu Bakar serupa dengan Umar.
c) AbuُBakarُMemintaُPendapatُkepadaُAbdurrahmanُbinُ‘Aufُtentangُ
Umar
Setelah memanggil Abdurrahman bin Auf, Abu Bakar bertanya,
"Bagaimana pendapatmu tentang sosok Umar bin Khattab?"
Abdurrahman menjawab, "Kau tidak menanyakan sesuatu kecuali
engkau lebih tau daripada aku." Ketika Abu Bakar bertanya lagi, "Jika
aku tetap menanyakan?" Abdurrahman bin Auf menjawab, "Demi Allah
dia hamba yang paling pantas menjadi penggantimu."
d) Abu Bakar Melepas Pasukan Usamah
Abu Bakar mendatangi pasukan Usamah dan melepas mereka,
sedangkan Usamahُ menungguُ untanya.ُ “Wahaiُ khalifahُ Rasulullah,
Demi Allah, sebaiknya engkau yang naik ke atas unta ini, dan aku turun
berjalanُkaki,”ُkataُUsamahُkepadaُAbuُBakar.ُAbuُBakarُmenjawab,ُ
“DemiُAllah,ُakuُtidakُakanُnaikُkeُatasُuntaُini,ُdanُengkauُjugaُtidakُ
perluُ turunُ dariُ tungganganmu.”ُ Biarkanُ kakiku merasakan medan
jihad untuk sementara
9
e) Pemerintahan Abu Bakar Berdasarkan Syura
Sebagaimana Anda ketahui, perang terus berlangsung selama
masa Abu Bakar. Abu Bakar menegakkan hukum berdasarkan
musyawarah dengan pengikutnya dalam segala hal. Ia tidak
membedakan kelompok tertentu dari kelompok lain saat memilih atau
memberikan sesuatu. Ia tidak mengenal keagungan raja dan kemegahan
kekuasaan seperti yang dipahami oleh banyak orang di seluruh dunia
tentang keluarga raja dan penguasa. Mereka yang beragama Islam di
hadapannya memiliki kedudukan yang sama. Semua hak yang diberikan
kepada orang lain yang memeluk Islam sebanding dengan hak yang
diberikan kepada kaum muslimin secara keseluruhan.
f) Keberhasilan Abu Bakar dalam Membangun Pranata Sosial.
Membangun pranata sosial di bidang politik dan pertahanan
keamanan adalah bagian lain dari keberhasilan Abu Bakar. Kesuksesan
ini dapat dikaitkan dengan sikapnya yang terbuka, yang memungkinkan
para sahabatnya untuk berpartisipasi dalam diskusi tentang berbagai
masalah sebelum lembaga legislatif mengambil keputusan melalui
forum musyawarah. Hal ini mendorong para sahabat, khususnya, dan
umat Islam secara keseluruhan, untuk berpartisipasi aktif dalam
pelaksanaan keputusan yang telah dibuat. 8
b. Umar Bin Khattab
1) Biografi
Silsilahُ dariُ khalifahُ Umarُ meliputi:ُ “Umarُ binُ al-Haththab bin
Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah
binُAdiُbinُKa’abُbinُLu'ai”ُُ(IbnُKatsir,ُ209).ُSementara ibunya bernama
“Hantamahُ binُ Hisyamُ binُ al-Mughirah, kakak dari Abu Jahal bin
Hisyam”,ُ nasabُ Umarُ bertemuُ denganُ Rasulullahُ padaُ kakekُ ketujuh,ُ
sementara dari pihak ibunya bertemu dengan Rasulullah pada kakek
keenam. Tak diketahui kapan Umar dilahirkan, tetapi diketahui bahwa "Dia
dilahirkan tiga belas tahun sesudah kelahiran Rasulullah saw
Masuk Islamnya Umar ketika berumur 27 tahun, dan ini menjadi
bersejarah karena sebelumnya ia penentang keras agama baru yang dibawa
8
Rini, ‘Studi Komparatif Gaya Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq Dan Umar Bin Khattab’, 2018, 12–26.
10
Nabi Muhammad. Ia mendengar Khabbab bin Al Arut membaca saat ia
menuju rumah adiknya. Setelah tiba di rumah, Umar dengan cepat bertanya
kepada adiknya, Khabbab dan suami Fathimah. Ketika mereka menjawab,
"Kami tidak membaca apa-apa", Umar berkata, "Jangan berdusta! Aku
sudah tahu bahwa kalan menjadi pengikut Muhammad dan memeluk agama
yang diajarkannya." Kemudin Umar menampar Sa'id bin Zaid, suami
saudara perempuannya. Lalu Fathimah bangkit dan menahan Umar untuk
melindungi suaminya dari tamparannya.
Beberapa saat kemudian, Umar meminta buku yang mereka baca
sebelumnya kepada adiknya. Tapi adiknya menolak karena Umar bukan
seorang mukmin yang dianggap kotor. Setelah adiknya memintanya untuk
dikembalikan secara utuh dan mandi sebelum menerima kertas tersebut,
Umar akhirnya memenuhi persyaratan tersebut. Setelah itu, Umar membaca
kertas yang dimaksud, yang berisi sebagian dari surat Thaha. Dia
mengatakan, "Betapa indah dan mulianya perkataan ini!". Ketika Khabbab
mendengarnya, ia keluar dari kegelapan dan menghampirinya dan berkata,
"Wahai Umar! Demi Allah!" Saya benar-benar berharap bahwa dengan
dakwah Nabinya, Allah telah memilihmu. Terakhir, Umar membuat
keputusan bulat untuk menjadi Muslim dan menemui Nabi Muhammad
untuk menyatakan keislamannya.
Umar menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar "tepatnya pada hari
Selasa, 8 hari terakhir bulan Jumadits Tsani". Sistem pengangkatan Umar
berbeda dari sistem pengangkatan Abu Bakar karena Umar diangkat melalui
penunjukan oleh Abu Bakar.9
2) Karakteristik Kepemimpinan Umar Bin Khattab
a) Menerima Kritikan dari Rakyat
Umar bin Khattab sangat berhati-hati ketika dia diberi tugas. Ia
tidak berani melakukan kesalahan apa pun. Ia bahkan meminta semua
warganya untuk tidak segan-segan mengingatkan diri mereka sendiri
jika mereka melakukan kesalahan sekecil apapun. "Orang yang paling
aku sukai adalah orang yang menunjukkan keppadaku kekuranganku,"
adalah kalimat yang sering digunakan saat bergaul dan memimpin.
9
Rahmat Nasution, ‘Karakteristik Kepemimpinan Umar Ibn Khattab’, 2.1 (2018), 430–39.
11
b) Memimpin dengan Cinta
Saat Abu Bakar meninggal, Umar bin Khattab langsung
menjabat sebagai khalifah kedua. Dalam perjalanannya, Umar bin
Khattab seringkali menunjukkan dirinya sebagai seorang pemimpin
yang penuh cinta kasih, meskipun publik banyak khawatir tentang
karakternya yang keras. Dia tidak pernah merasa tamak terhadap
kekuasaan. Dia melihat posisi khalifah sebagai tantangan yang sulit
yang harus dihadapi dengan penuh semangat.
Meskipun menjadi khalifah dengan banyak kekuasaan, Umar
tidak pernah merasa kaya. Semua upayanya diberikan untuk
kemakmuran rakyatnya. Rakyat mencintainya dengan tulus karena dia
memimpin dengan cinta. Juluka istimewa yang diberikan kepada Umar
bin Khattab adalah Amirul Mukminin, yang berarti pemimpin dari
orang-orang yang beriman. Panggilan yang baik itu membuat Umar
senang.
c) Nasihat Umar bin Khattab Kepada Peminum Khamr
Umar bin Khattab mendengar bahwa seorang laki-laki berani
dari Syam selalu memimum khamr. Singkatnya, sang khalifah
memanggil sekretarisnya untuk menulis surat kepada si laki-laki. Ketika
surat itu sampai kepada Fulan, dia segera membacanya dan berkata,
"Tuhanku telah berjanji akan mengampuni dosaku dan
mengingatkankun akan azab (yang pedih)." Dia terus membacanya
hingga menangis, dan kemudian berhenti meminum khamr sepenuhnya
dan bertaubat hingga keislamannya menjadi lebih baik.
d) Umar dan Sejarah Tahun Hijriyah
Menurut Maimun bin Mahran, Umar bin Khattab menerima
dokumen yang bertuliskanُSya'ban.ُUmarُbinُ Khattabُberkata,ُ“Yangُ
dimaksud disini Sya'ban yang mana?, yang lalu, akan datang, atau
sekarang?”ُ Setelahُ itu,ُ Umarُ binُ Khattabُ mengumpulkanُ paraُ
sahabatnyaُdanُberkata,ُ“Tetapkanُtahunُuntukُmasyarakat,ُyangُbisaُ
mereka jadikanُsebagaiُacuan”.
Karena penanggalan kalender Romawi sudah terlalu tua, ada
yang menentang ide itu. Perhitungan ini telah dilakukan sejak zaman
Dzul Al-Qarnain, atau sebelum tahun 1400 M. Ada yang mengusulkan
12
agar kalender Persia digunakan sebagai acuan. Selain itu, usulan ini
dibantah karena setiap raja yang naik tahta meninggalkan sejarah.
Mereka akhirnya mencapai kesepakatan tentang lamanya Rasulullah
Saw. tinggal bersama mereka. Mereka menemukan bahwa dia telah
tinggal di Madinah selama sepuluh tahun. Jadi, penanggalan kalender
Islam menghitung awal hijrah Rasulullah SAW pada tahun ke-16 setelah
hijrah.
e) Pengusiran Yahudi
Rasulullah pernah bersabda bahwa tidak akan berkumpul dua
agama di Jazira Arab. Sabda Nabi tersebut menjadi pegangan bagi Umar
bin Khattab untuk mengusir kaum Yahudi Khaibar dan Najran dari
Jazirah Arab. Akhirnya pada tahun 20 H, Umar bin Khattab
mengirimkanُ suratُ kepadaُ merekaُ yangُ berisi,ُ “sesungguhnyaُ Allahُ
telah mengizinkan aku untuk mengusir kalian, telah sampai kepadaku
berita bahwaُRasulullahُbersabda,ُ‘Tidakُakanُberkumpulُduaُagamaُdiُ
Jazirahُ Arab’.ُ Untukُ itu,ُ siapaُ yangُ pernahُ mendapatُ janjiُ dariُ
Rasulullah, silahkan datang kepadaku untuk aku penuhi. Siapa yang
tidak memiliki ikatan perjanjian dengan beliau, hendaklah bersiap untuk
meninggalkanُJazirahُArab”.
f) Shalat Tarawih Berjamaah
Umar bin Khattab melihat kaum muslimin saling berpencar
melaksanakan shalat tarawih suatu malam di bulan Ramadhan ketika dia
pergi ke masjid. Orang-orang tertentu shalat sendirian, sementara orang
lain mengikuti salah seorang imam. Setelah menyaksikan hal itu, Umar
bin Khattab berusaha mengumpulkan mereka untuk shalat berjamaah
denganُseorangُimam.ُ“DemiُAllah,ُseandainyaُkitaُkumpulkanُmerekaُ
padaُseorangُimam,ُituُlebihُbaik,”ُkataُUmarُbinُKhattab. Kemudian
dia memerintahkan Ubay bin Ka'ab untuk memimpin shalat tarawih
untuk mereka.
g) Futuhat ke Yarusalem Tanpa Kekerasan
13
Umar melakukan penaklukan ke yarussalamen dengan
kedamaian karena tanah Yarussalamen adalah tanah suci bagi kaum
muslimin. 10
c. Utsman bin Affan
1) Biografi
Ia bernama Utsman bin Affan bin Al-‘AshُbinُUmayyah,ُbinُAbdusُ
Syamsُ binُ Abdiُ Manafُ binُ Qushayُ binُ Kilabُ binُ Murrahُ binُ Ka’abُ binُ
Luay bin Ghalib, Al-Qurasyi Al-Umawi Al-Makki Al-Madani,ُAbuُ‘Amr.ُ
SelainُdikenalُdenganُAbuُ‘AmrُdiaُjugaُdipanggilُAbuُAbdullah dan Abu
Laila. Utsman bin Affan dilahirkan pada tahun keenam tahun Gajah. Ibunya
bernamaُ Arwaُ bintiُ Kuraizُ binُ Rabi’ahُ binُ Habibُ binُ Abduُ Syams.ُ
Sementaraُ nenekُ dariُ ibunyaُ bernamaُ Alُ Baidha’ُ bintiُ Abdulُ Muthalib,ُ
bibi Rasulullah SAW yakni saudari kembaran Abdullah, ayah Rasulullah
SAW, dan ia merupakan salah seorang yang menerima Islam di awal
perjalanan dakwah Islam.
Putri Rasulullah, Ruqayyah, adalah pasangan Utsman bin Affan.
Dia menikah sebelum Muhammad menjadi rasul. Karena Ruqayyah
meninggal saat perang Badar, Utsman bin Affan tidak pergi ke sana karena
harus merawat istrinya. Setelah itu, Rasulullah menikahkannya dengan
putrinya yang lain, Ummu Kalsum, yang meninggal pada tahun Sembilan
Hijriyah (Imam As-Suyuthy, 2010).11
2) Karakteristik Kepemimpinan Utsman bin Affan
Utsman diberi julukan Zunnuarain Walhijratain, yang berarti
cahaya, dan dia menjabat sebagai khalifah selama tiga belas tahun, dari
tahun 644 hingga 664 M. Utsman selalu berkonsultasi dengan rakyatnya
sebelum membuat keputusan dan menghormati mereka. Banyak
keberhasilan dicapai selama kepemimpinannya. Sebagai khalifah, Utsman
bin Affan melakukan hal-hal berikut:
Menaklukan daerah Arjan dan Persia
Menaklukan Khurasan dan Nashabur di Iran
Setiap hari Jumat, beliau akan memerdekakan seorang budak
10
Rini, ‘Studi Komparatif Gaya Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq Dan Umar Bin Khattab’, 2018, 12–26.
11
Arfah, ‘BIOGRAFI KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN’, (2008), 282.
14
Meresmikan mushaf Utsamani, yaitu kitab suci Alquran yang
digunakan oleh seluruh umat muslim di dunia
Mengangkat Amr bin Ash sebagai gubernur di Afrika Utara
Membantu rakyatnya untuk naik haji bahkan berkali kali
Memperluas masjid al-Haram dan masjid Nabawi
15
maka harus diambil pedoman pada dialek suku quraish, sebab al
quran ini diturunkan dengan lisan Quraish.
f) Memberikan hak kepada umat untuk mengoreksi pemimpin
Sebenarnya kekuasaan seorang khalifah bukanlah kekuasaan tanpa
batas seperti anti kritik, menang sendiri, dan lain lain. Sesungguhnya
kekuasaan khalifah dibatasi dengan dua Batasan. Pertama, tidak
bertentangan dengan Alquran dan sunnah. Kedua tidak bertentangan
dengan apa yang disepakati umat islam. Khalifah utsman tidak
melarang umatnya untuk mengoreksi kepemimpinannya. Adapun
kataُ beliauُ adalahُ “jikaُ berdasarkanُ kitabullahُ kalianُ melihatُ
kakikuُwajibُdiُborgol,ُmakaُborgollahُkakuku”.ُ
g) Melaksanakan musyawarah dalam kepemimpinannya Setiap
permasalahan yang terjadi, utsman selalu melakukan musyawarah
dengan para sahaban dan orang orang besar.
h) Menjunjung tinggi keadilan dan persamaan Dalam hukum islam,
seorang pemimpin harus bisa bersikap adil. Utsman bisa
menerapkan hal tersebut. Ada suatu ketika beliau sedang
memaharahi pembantunya sampai menjewer telinga pembantu
tersebut sampai kesakitan. Beliau akan tenang ketika beliau sudah
memanggil pembantu tersebut lalu menjewer telinga utsman.
i) Memperhatikan keadaan orang lain Khalifah Utsman sangat peduli
dan sangat memperhatikan rakyatnya. Utsman selalu mencari tahu
apa saja permasalahan mereka, apa yang mereka butuhan,
menanyakan mereka yang tidak ada, menyambut kedatangan
mereka, dan meanyakan keadaan orang orang yang sakit. Dan itu
adalah sosok pemimpin yang sebenarnya, karena seorang pemimpin
tidak hanya memperhatikan dirinya sendiri.
j) Menerapkan kebebasan Pada masa kepemimpinannya, kebebasan
merupakan prinsip dasar. selagi tidak bertetangan dengan ajaran
islam maka tidak ada larangan. Kebebasan tersebut seperti
16
kebebasan agama, kebebasan bergerak, terjaganya hak merasa aman,
kebebasan kepemilikan dan pendapat.12
d) Ali bin Abi Thalib
1) Biografi
Nama lengkapnya adalah Ali Ibn Abu Talib bin Abdul-Muttalib bin
Hashim, dan dia adalah sepupu Nabi Muhammad SAW. Dia berasal dari
keluarga Quraisy yang paling terhormat, keluarga Bani Hasyim, dan dia
memeluk Islam lebih awal dan pindah ke Madinah. Ayahnya, Abu Thalib,
adalah kepala suku Bani Hasyim, yang berarti menjaga Ka'bah. Pamanya
Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai Abu Thalib, yang berarti keturunan
Nabi Ismail a.s, putra Ibrahim (Alaihi Salam). Ali lahir di Mekah pada hari
Jumat, 13 Rajab, tiga puluh tahun setelah peristiwa Gajah, atau 17 Maret
599 M. Salah satu dari sepuluh orang yang dijanjikan akan masuk surga
adalah Ali Ibn Abu Thalib. 13
1) Karakteristik Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib
a) Tipe Demokratis Mulai Berkembangnya Paham Demokrasi
Kaum Khawarij mengembangkan dan menganut demokrasi ini.
Mereka berpendapat bahwa umat Islam harus memilih sendiri khalifah
atau imam. DemokratAli Bin Abu Thalib menerima kekhalifahan dan
ingin dibaiat. Namun, baiat harus dilakukan di Mesjid, di depan banyak
orang dan dengan kerelaan kaum muslimin. Kaum Muhajirin dan
Anshar mengikuti bai'at di Mesjid Nabawi, dan tidak ada yang menolak,
kecuali tujuh belas hingga dua puluh orang.
b) Tipe Karismatik
Di awal pemerintahannya, Khalifah Ali Bin Abi Thalib selalu
memperhatikan keadaan rakyatnya.membuat upaya untuk menyelidiki
apa-apa yang mengganggu, merusak, dan menyulitkan hidup mereka.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Khalifah Ali Bin Abi Thalib,
dibangun saluran air untuk mengairi lembah-lembah dan dibangun
banyak tempat pemandian umum di jalan-jalan yang dilalui kaum
muslim. Selain itu, dia sering berjalan-jalan di pasar dan
12
Syuryatman Desri and others, ‘Gaya Kepemimpinan Utsman Bin Affan Pada Masa Kepemimpinannya’, 3
(2023), 8255–62.
13
Nabila Putri, ‘Sejarah Dan Biografi Ali Bin Abi Talib’, 2018.
17
memperingatkan para pedagang agar tidak melakukan pekerjaan mereka
tanpa mengetahui fikih muamalah. Dia berkata, "Orang yang berdagang
dan tidak mengetahui fikih maka ia jatuh dalam riba, kemudian
melakukanُriba,ُdanُmelakukannyaُlagi”.
c) Tipe Milliteristik
Ali berusaha setiap saat untuk mengembalikan kebijaksanaan
khalifah Umar bin Khattab dalam bidang pemerintahan ini. Ia
melakukan banyak hal, seperti:
Membenahi dan menyusun arsip negara dengan tujuan untuk
mengamankan dan menyelamatkan dokumen-dokumen khalifah.
Membentuk kantor hajib (perbendaharaan).
Mendirikan kantor shahib al-Shurta (pasukan pengawal)
Mendirikan lembaga qadhi al-Mudhalim suatu unsur pengadilan
yang kedudukannya lebih tinggi dari qadhi (memutuskan hukum)
atau muhtasib (mengawasi hukum). Lembaga ini bertugas untuk
menyelesaikan perkaraperkara yang tidak dapat diputuskan oleh
qadhi atau penyelesaian perkara banding. Mengorganisir polisi
sekaligus menetapkan tugas-tugas mereka. Mengenai bidang
kemiliteran, kaum muslimin pada masa khalifah Ali telah berhasil
meluaskan wilayah kekuasaan Islam. Misalnya setelah
pemberontakan di Kabul dan Sistan ditumpas, orang Arab
mengandalkan penyerangan laut atas Konkan (pantai Bombay).
Negarawan yang juga ahli perang ini mendirikan pemukiman-
pemukiman militer di pebatasan Syiria. Sambil memperkuat
daerah perbatasan negaranya, ia juga membangun benteng-
benteng yang tangguh di Utara perbatasan Parsi. 14
Periode Pra Klasik Kepemimpinan Khulafaurasidin
14
Imam Ma’ruf, ‘KEPEMIMPINAN KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB’, September, 2016, 1–70.
18
B. Periode Klasik
1. Periode Klasik Kepemimpinan Umayyah dan Abbasyiah
a. Dinasti Umayyah
Dari tahun 661 M hingga 750 M, dinasti Umayyah adalah pemerintahan
Islam yang dipimpin oleh keluarga Umayyah. Setelah Ali ibn Abi Thalib
meninggal, sebagian orang Islam membai'at Hasan, salah satu anak Ali, untuk
menjadi Khalifah. Namun, jabatan itu tidak bertahan lama karena Hasan tidak
mau melanjutkan konflik dengan Bani Umayyah (juga dikenal sebagai
Mu'awiyah). Ia melakukan perdamaian dengan Mu'awiyah dan memberinya
komando. Dengan demikian, Mu'awiyah menjadi satu-satunya penguasa dalam
komunitas muslim saat itu. Dinasti Bani Umayah berasal dari nama kakek Abu
Sufyan, Umayah bin Abd AlSyam. Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad
Sbi Thalib adalah saudara segenerasi mereka. Karena itu, Ali bin Abi Thalib d
an Mu’awiyah bin Abi Sufyan berasal dari generasi yang sama. Dinasti Bani
Umayah berasal dari nama kakek Abu Sufyan, Umayah bin Abd AlSyam.
Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad Saw, dan Ali bin Abi Thalib adalah
saudara segenerasi mereka. Ali bin Abi Thalib berasal dari Bani Hasyim, dan
Mu'awiyah berasal dari Bani Umayah, keduanya adalah keturunan yang sangat
berpengaruh di Quraisy. 15
Selain menjadi pendiri Dinasti Umayyyah, Muawiyah juga menjadi
Khalifah pertama. Sebagian besar sejarawan membencinya bukan hanya karena
peristiwa perang Siffin dengan Khalifah Ali, tetapi juga karena ia mengubah
sistem pemilihan demokrasi menjadi monarki turun-temurun yang diwariskan.
Dalam peristiwa tahkim itu, rencana Muawiyah menipu khalifah Ali, yang pada
akhirnya mengakibatkan kekalahan politik. karena Muawwiyah memiliki
kesempatan untuk menobatkan dirinya sebagai raja dan khalifah.16
Sifat dan tipu muslihat Muawiyah bin Abi Sufyan sudah terkenal. Dia
pernah disebut sebagai amir "Al-Bahar" dan merupakan kepala angkatan perang
yang pertama kali mengelola angkatan laut. Dia panjang akal, cerdik cendikia
lagi bijaksana, luas pengetahuan dan siasatnya, terutama dalam hal urusan
15
Ely Zainudin, ‘Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umayyah’, Jurnal Intelegensia, 3.2 (2015).
16
Fauzi and Siti Aminatul Jannah, ‘Peradaban Islam; Kejayaan Dan Kemundurannya’, Al-Ibrah, 6.2 (2021), 1–26.
19
dunia, dan juga pandai mengatur pekerjaan dan ahli hikmah. Meskipun
pekerjaannya bertentangan dengan ajaran Islam, Muawiyah bin Abi Sufyan
menggunakan taktik penipuan saat membangun Daulah Bani Umayyah.
Melakukan kejahatan tidak mengganggunya. Abu Sufyan ini baru memeluk
Islam dan tunduk kepada Nabi Muhammad saat Fathu Makkah, jadi
pembunuhan biasa. Nabi Muhammad saw. tetap memerankan Abu Sufyan
sebagai pemimpin Makkah bahkan setelah itu.
Setelah seluruh penduduk Makkah ketakutan, Nabi Muhammad berkata,
"Barang siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka ia akan selamat", yang
berarti bahwa Abu Sufyan tetap menjadi pemimpin Makkah meskipun tunduk
pada kepemimpinan Nabi Muhammad. Pada masa kepemimpinan Rasulullah
dan Khulafaur Rasyidin, Bani Umayah tidak lagi menjadi pemimpin bangsa
Arab. Kemampuan dan keahlian menentukan proses pengangkatan pemimpin.
Meskipun ia berasal dari keluarga Bani Umayyah, Usman bin Affan
tidak pernah menyebut dirinya Bani Umayyah. Begitu juga, Umar bin Khattab
mengangkat Mu'awiyah bin Abi Sufyan sebagai gubernur Syiria karena
kemampuannya. Ketika Bani Umayyah memiliki kekuatan yang signifikan,
mereka memiliki niat untuk memimpin kemabali. Mereka membuat kekuatan
dan merebut kekhalifahan Islam dengan berbagai cara. Akhirnya, upaya ini
berhasil setelah Hasan bin Ali meninggalkan posisinya sebagai khalifah dan
menyerahkannyaُkepadaُMu’awiyahُbinُAbiُSufyan,ُatauُAmulُJama'ah. 17
Didirikan oleh Muawiyyah Ibn Abi Sufyan, Dinasti Bani Umayyah
berkuasa selama 90 tahun dari 41 H/661 H hingga 132 M/750 M. Selain itu, dia
adalah khalifah pertama dari empat belas khalifah Bani Umayyah. Karena jasa-
jasanya yang luar biasa, namanya disejajarkan dengan Khulafa alRashidun,
bahkan kesalahannya yang mengkhianati prinsip pemilihan kepala negara oleh
rakyat dapat dilupakan. Di antara empat belas khalifah Bani Umayyah, beberapa
memiliki kekuasaan yang kuat, sedangkan yang lain memiliki kekuasaan yang
lemah. Khalifah Bani Umayyah termasuk:
1) Muawiyyah Ibn Abi Sufyan (661-680 M)
2) Yazid Ibn Muawiyyah (681-683 M)
17
Dr. Fuji Rahmadi P, ‘Dinasti Umayyah (Kajian Sejarah Dan Kemajuannya)’, Analisis: Jurnal Studi Keislaman,
III.2 (2018), 669–76.
20
3) Muawiyyah Ibn Yazid (683-684 M)
4) Marwan Ibn al-Hakam (684-685 M)
5) Abdul Malik Ibn Marwan (685-705M)
6) Al-WalidُIbnُ‘AbdulُMalikُ(705-715 M)
7) SulaimanُIbnُ‘AbdulُMalikُ(715-717 M)
8) UmarُIbnُ‘AbdulُAzizُ(717-720 M)
9) YazidُIbnُ‘Abdul Malik Ibn Marwan (720-724 M)
10) HisyamُIbnُ‘AbdulُMalikُ(724-743 M)
11) Al-WalidُIbnُYazidُIbnُ‘AbdulُMalikُ(743-744 M)
12) Yazid an-Naqis Ibn al-WAlid (744 M)
13) Ibrahim Ibn al-WAlidُIbnُ‘AbdulُMalikُ(744ُM)
14) Marwan Ibn Muhammad (745-750 M).18
18
B A Rahman, ‘Hedonisme Dan Pengaruhnya Terhadap Khalifah Bani Umayyah’, 2018.
21
dihadapi oleh golongan khawarij dan syiah, seperti yang disebutkan
sebelumnya. Umar II menyelesaikan peperangan dengan gerakan
dakwah atau syiar islam; strategi ini berhasil menyelesaikan konflik
antar golongan. Umar II juga menarik simpati dari penganut agama lain
karena pendekatan persuasivenya, yang dikenal sebagai syiar ditandai
dengan banyaknya orang yang tidak beragama Islam berbondong-
bondong menjadi muslim. Umar II menerapkan teori diplomasi dalam
beberapa kebijakan berikut:
1) Pengkodifikasian Hadist
Pengkodifikasian hadist secara resmi dimulai selama
pemerintahan Umar Bin Abdul Aziz, yang memerintahkan para
gubernur untuk mengumpulkan hadist yang ada di daerah mereka
masing-masing.
2) Berkomunikasi dengan Ulama
Sebagai pemimpin pemerintahan, Umar bin Abdul Aziz
tidak segan untuk meminta pendapat para ulama karena dia tahu
betapa pentingnya pendapat dan fatwa para ulama, mengingat betapa
mulianya Rasulullah dipandang oleh para ulama. Umar II
menjalankan pemerintahannya berdasarkan agama, yang
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara agama dan negara.
3) Pajak
menghentikan kaum nasrani dari pemungutan pajak, yang
mengakibatkan banyak orang nasrani berbondong-bondong beralih
ke Islam.
4) Memadamkan sengketa antar suku arab
5) Mendamaikan kaum khawarij yang anarkis
22
Cara dia memimpin dan gaya hidupnya yang sederhana
adalah bukti bahwa dia telah dilahirkan dengan dasar ilmu
pengetahuan dan nilai moral yang kuat, yang ditunjukkan oleh
semua kebijakan yang dia buat, meskipun kreatif, namun cukup
berhasil. Khalifah Umar II sangat disukai oleh orang-orang Islam
dan Nasrani karena dia menggunakan teori diplomasi dan soft power
untuk menyelesaikan masalah bani umayyah. Ini disebabkan fakta
bahwa dia adalah pemimpin yang tenang dan memperhatikan
kesejahteraan umum..19
19
Fahadi, “Karakteristik Kepemimpinan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz”, diakses pada tanggal 19 November
2023. https://www.kompasiana.com/igelmuhammad/5da2fc87097f3662311cf762/karakteristik-
kepemimpinan-khalifah-umar-bin-abdul-aziz-di-era-daulah-umayyah-penerapan-konsep-diplomasi-dan-soft-
power?page=all#section1
23
keluarga dan kerabat Rasulullah saw. harus memegang khilafah setelah wafat.
Selama Dinasti Umayyah, Bani Abbas berusaha merebut kekuasaan. Ini mulai
terjadi selama pemerintahan khalifah Umar bin Abdul Aziz (717–720 M).
Khalifah itu terkenal sebagai liberal dan memberikan toleransi kepada kegiatan
keluarga Syi'ah. Saudara-saudara dari Bani Abbas, seperti Ali bin Abdullah bin
Abbas, Muhammad, dan Ibrahim al-Imam, mendahului gerakan ini, meskipun
masing-masing dari mereka mengalami kegagalan.
Setelah membunuh seluruh Bani Umayyah, termasuk khalifah Marwan
II yang saat itu berkuasa, Abu Abbas mengambil alih gerakan anti-
pemerintahan itu. Bani Abbasiyah percaya bahwa Bani Umayyah tidak berhak
atas kekhalifahan Islam karena mereka berasal dari cabang Bani Hasyim, yang
secara nasab lebih dekat dengan Nabi Muhammad. Mereka juga percaya bahwa
Bani Umayyah dipaksa untuk mengambil alih khalifah melalui tragedi perang
siffin. Akibatnya, mereka melakukan gerakan yang luar biasa untuk melawan
Bani Umayyah dan membentuk Dinasti Abbasyiah. Darah mengalir saat Dinasti
Abbasyiah mengambil alih kekuasaan Dinasti Umayyah.
Meskipun kedua dinasti ini beragama Islam, pergantian kekuasaan
terjadi selama sejarah Islam. Dalam sejarah, menjelang akhir Bani Umayyah I,
muncul Bani Abbasyiah, yang menyebabkan banyak masalah, termasuk:
1) Penindasan yang terus menerus terhadap pengikut Ali dan Bani Hasyim
pada umumnya.
2) Merendahkan kaum Muslimin yang bukan Bangsa Arab sehingga mereka
tidak diberi kesempatan dalam pemerintahan.
3) Pelanggaran terhadap Ajaran Islam dan hak-hak asasi manusia dengan cara
terang-terangan.
Oleh karena itu, masuk akal bagi Bani Hasyim untuk mencari solusi
dengan memulai kampanye rahasia untuk mengalahkan Bani Umayyah.
Perubahan ini mencakup:
24
Fokus mereka adalah Khurasan. Setelah upaya ini, Bani Umayyah
runtuh pada tahun 132 H./750 M. dengan pembunuhan Marwan ibn
Muhammad, khalifah terakhir mereka. Abdullah ibn Muhammad, yang diberi
gelar Abu al-Abbas al-Saffah, menjadi khalifah pertama Daulah Abbasyiah dari
132 hingga 136 H./750 hingga 754 M.
25
3) Bani Saljuk
Khalifah al-Muktadi (1075-1048 M.)
Khalifah al-Mustazhir (1074-1118 M.)
Khalifah al-Mustasid (1118-1135 M.)20
Ilmu kedokteran
Sekolah tinggi kedokteran Yundisapur dan Harran menunjukkan bahwa
ilmu kedokteran telah ada sejak zaman Bani Umayyah. Dinasti
Abbasiyah melahirkan banyak dokter terkenal, seperti
1) Hunain Ibnu Ishaq (804-874 M), yang terkenal sebagai dokter yang
ahli di mata dan penerjemah buku dari bahasa asing ke bahasa Arab.
2) Ar-Razi (809-1036 M), yang terkenal sebagai dokter yang ahli di
cacar dan campak.Ia menjabat sebagai direktur rumah sakit
20
Darmawati, ‘SEPAK TERJANG DEMOKRASI DALAM MASYARAKAT ISLAM’, 8 (2013), 46–64.
26
Baghdad. Al-Ahwi adalah buku yang dia tulis tentang ilmu
kedokteran.
3) Karya Ibnu Sina, Al-Qanun Fi At-Tibb, yang ditulis antara tahun 980
dan 1036 M, digunakan sebagai pedoman bagi universitas di Eropa
dan negara-negara Islam.
4) Ibnu Rusyd (520-595 M) adalah dokter pertama yang menyelidiki
penyakit cacar dan pembuluh darah.
Ilmu tafsir
Pada masa ini, ulama tafsir yang paling terkenal termasuk Ibnu Jarir
al-Thabari (wafat 310 H) dengan karyanya jami' al-bayan fi tafsir Al-Qur'an,
Al-Baidhawi dengan karyanya Ma'alim altanzil, al-Zakhsyari dengan
karyanya al-kassyaf, dan Ar-Razi (865-925 M) dengan karyanya alTafsir al-
Kabir.
Ilmu hadis
Ulama yang terkenal ialah Imam Bukhari (W.256 H) ia telah mampu
mangumpulkan sebanyak 7257 Hadist dan setelah diteliti terdapat 4000
hadist Shahih dari yang telah berhasil dikumpulkan oleh imam Bukhari yang
disusun dalam kitabnya Shahih Bukhari. Imam Muslim ( W. 251 H) terkenal
sebagai seorang ulama hadist dengan bukunya Shahih Muslim, buku
karangan imam Bukhari dan Muslim diatas lebih berpengaruh bagi umat
Islam dari pada buku-buku hadist lainnya, seperti Sunan Abu Daud oleh
Abu Daud ( W.257 H) sunan Al- Turmizi oleh imam AlTurmizi(W.287 H)
Sunan Al-Nasa'i oleh Al-Nasa'i ( W.303 H) dan sunan Ibnu-Majah oleh
Imam Ibnu Majah ( W.275 H) keenam buku hadist tersebut lebih dikenal
dengan sebutan AlKutub Al-Sittah.
Ilmu kalam
Muncul Imam Abu Hanifah (810-150 H) yang lebih cendrung
memakai akal (rasio) dan Ijtihad, Imam Malik Bin Anas (93-179 H) yang
lebih cendrung memakai hadist dan menjauhi sampai batas tertentu
pemakaian Rasio, Imam Syafi'i (150-204 H) yang berusaha
mengkompromikan aliran Ahl al Ra'yi, dengan Ahl al-Hadist dalam Fiqh,
dan Imam Ahmad bin Hambal (164-241 H) yang merupakan tokoh aliran
Fiqh yang keras, ketat dan kurang luwes dari aliran-aliaran fiqh yang
27
lainnya. Buku karang mereka masih dapat kita temukan sampai sekarang
yaitu al-muawatta, alumm, al-risalah, dan sebagainya.
Ilmu tasawwuf
Imam Al-Ghazali sebagai seorang ulama sufi pada masa Daulah
Bani Abbasiyah meninggalkan karyanya yang masih beredar sampai
sekarang yaitu buku Ihya' AlDin, yang terdiri dari lima jilid. Al-Hallaj (858-
922 M) menulis buku tentang Tashawuf yang berjudul Al-Thawasshin, Al-
Thusi menulis buku al-lam'u fi al-Tashawuf, Al-Qusyairi (W. 465 H)
dengan bukunya al-risalat al-Qusyairiyat fi il'm al-Tashawuf
Ilmu matematika
Ulama ahli matematika islam yang terkenal adalah Al-Khawarizmi,
adalah seorang pengarang kitab Al-Jabar wal Muqabalah (ilmu hitung) dan
penemu angka Nol. Tokoh lainnya adalah Abu Al-Wafa Muhammad Bin
Muhammad Bin Ismail Bin Al-Abbas terkenal sebagi ahli ilmu matematika.
Ilmu farmasi
Ulama ahli farmasi pada masa Bani Abbasiyah adalah Ibnu Baithar,
karyanya yang terkenal adalah Al-Mughni (berisi tentang obat-obatan),
jami' al-mufradat al-adawiyah (berisi tentang obat-obatan dan makanan
bergizi). 21
21
Abdul Muid, ‘Peradaban Islam Pada Zaman Dinasti Bani Abbasiyah’, 2020.
28
Kota Baghdad digunakan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan
politik, ekonomi, social dan kebudayaan.
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu yang sangat penting dan mulia.
Kebebasan berfikir sebagai hak asasi manusia yang diakui sepenuhnya.
Para Menteri turunan Persia diberi kekuasaan penuh untuk menjalankan
tugasnya dalam pemerintahan.
22
Fashihuddin, “karakteristik Umum Sistem Pemerintahan Dinasti Abbasyiah”, 2020.
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam banyak hal, Rasulullah SAW adalah tokoh demokratis. Dia mengadopsi
pendapat para sahabatnya dan memperoleh arahan dari Allah. Selain itu, umat Islam
menunjukkan sikap penuh penghargaan dan diplomatik terhadap pihak lawan selama
masa kepemimpinan Rasulullah. Kemudian, sifat demokratis mewarnai kepemimpinan
Khulafaur Rasyidin, terutama Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan
Ali bin Abi Thalib. Dalam kepemimpinan mereka, mereka menunjukkan demokrasi.
Kebijakan Dinasti Bani Umayyah cenderung berpusat pada upaya memperluas wilayah
kekuasaan. Pertumpahan darah mewarnai transisi kekuasaan dari Dinasti Umayyah ke
Dinasti Abbasiyah. Fokus utama Dinasti Bani Abbasiyah adalah untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Pemikiran ekonomi Islam
mengalami kemajuan pesat selama masa pemerintahan ini, yang disebut sebagai era
keemasan peradaban Islam. Hasilnya menunjukkan bahwa kepemimpinan umat Islam
dari Rasulullah hingga Dinasti Abbasiyah memiliki banyak ciri, termasuk kebijakan
demokratis dan penekanan pada kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam.
30
DAFTAR PUSTAKA
Desri, Syuryatman, and Nadra Nadila , Erizal Nazaruddin, Shohibul Ikhsan, Alfurqan
SyadiqُHutasuhut,ُ‘Gaya Kepemimpinan Utsman Bin Affan Pada Masa
Kepemimpinannya’, 3 (2023), 8255–62
Kurniawan, Kurniawan, Defri Nof Putra, Afdal Zikri, and Nurkamelia Mukhtar AH,
‘Konsep Kepemimpinan Dalam Islam’, PRODU: Prokurasi Edukasi Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 2.1 (2020), 1–10 <https://doi.org/10.15548/p-
prokurasi.v2i1.2244>
31
MuhammadُDzulfiqar,ُ‘Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam’, At-Tajdid :
Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran Islam, 4.01 (2020), 102
<https://doi.org/10.24127/att.v4i01.1205>
Rini,ُ‘Studi Komparatif Gaya Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq Dan Umar Bin
Khattab’,ُPaper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 2018,
12–26
Zahara, MUhammad Afiq, ‘Silsilah Nasab Dari Nabi Muhammad Hingga Adam’
Fahadi, “Karakteristik Kepemimpinan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz”, diakses pada
tanggal 19 November 2023.
https://www.kompasiana.com/igelmuhammad/5da2fc87097f3662311cf762/kar
akteristik-kepemimpinan-khalifah-umar-bin-abdul-aziz-di-era-daulah-
umayyah-penerapan-konsep-diplomasi-dan-soft-power?page=all#section1
1
Fashihuddin,ُ“karakteristik Umum Sistem Pemerintahan Dinasti Abbasyiah”, 2020.
32