Disusun oleh:
Muhammad Farhan Fauzan
Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat Iman, Islam
dan Ihsan sehingga makalah dengan judul “Internalisasi Suri Teladan Nabi
Muhammad SAW Sebagai Usaha Dalam Membangun Jiwa Kepemimpinan Kader
HMI” Sebagai syarat untuk mengikuti Intermediate Training LK 2 Cabang
Singaraja 2021
Shalawat beriring salam tidak lupa saya curah limpahkan kepada junjungan
alam, sang kekasih, inisiator pencerah zaman Baginda Muhammad SAW. juga
kepada keluarga, dan para sahabatnya. Semoga kita mendapatkan syafa’atnya di
kemudian hari.
Terimakasih pula saya haturkan kepada HMI Cabang Cianjur yang telah
mensupport kadernya untuk meneruskan jenjang training supaya menjadi kader
yang dapat bertanggug jawab untuk masyarakat kelak.
Masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, Maka dari itu
saran dan kritik sangat diharapkan guna menambah wawasan dan dapat
mengevaluasi diri.
Semoga makalah ini menjadi salah satu amal yang terus menerus
bermanfaat bagi masyarakat khususnya bagi pembaca. Aaamin
ii
Daftar Isi
iii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Dalam sejarah umat manusia, tidak sedikit tokoh pemimpin yang memiliki
pengaruh besar dalam membangun peradaban manusia, salah satu tokoh
revolusioner yang terkenal bagi umat Islam adalah Rasulullah SAW. Dalam
sejarahnya, Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama islam dengan penuh
perjuangan. Dimulai dari berdakwah secara sembunyi-sembunyi kepada orang-
orang terdekatnya. Hingga dakwah secara terang-terangan kepada umat manusia
yang hidup pada zaman itu. Nabi Muhammad SAW memiliki kharismatik yang
menarik. Dimulai dari kepribadiannya yang memiliki sifat-sifat kenabian; Shidiq
(benar), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (dapat menyampaikan), Fathanah
(pintar). Tidak dapat dipungkiri bahwa beliau merupakan pemimpin yang menjadi
suri tauladan bagi manusia khususnya bagi umat muslim. Nabi Muhammad lahir
dari kaum Quraisy yang merupakan kaum yang sangat disegani dan terhormat.
Beliau merupakan yatim ketika lahir, karena ayahanda nya yaitu Abdullah Bin
Abdul Muthallib menghembuskan nafas terakhir pada saat rasul masih berada di
dalam kandungan. Muhammad kecil tinggal bersama ibu dan kakeknya. Saat
1
Rivai, dkk, 2014, 2
1
Muhammad berumur 6 tahun, ibunya Aminah Binti Wahb wafat. Ibunya meninggal
di Abwa (sebuah tempat antara Mekkah dan Madinah).2
Rasulullah SAW dikenal dengan sebutan al-Amin, yaitu orang yang dapat di
percaya. Kehidupan Muhammad SAW sebelum kerasulannya telah menampakkan
diri sebagai orang yang berbudi pekerti luhur dengan sensitivitas moral yang luar
biasa.3 Muhammad seringkali menyendiri untuk berkhalwat (bertapa) di gua hiro
hingga pada akhirnya menerima wahyu pertama berupa surat al-Alaq ayat 1-5.
Beliau merupakan suri teladan bagi umat muslim. Dalam menyampaikan pesan,
Rasulullah SAW memulai dakwahnya secara sembunyi-sembunyi (QS Asy-
Syu’ara: 214). Karena pada masa itu, tidak sedikit yang menentang perintah beliau,
terutama dari kaum Quraisy.
Dalam penyebaran agama islam yang mulai memasuki tahun ke tiga belas,
Muhammad SAW memutuskan untuk memerintahkan umat muslim untuk
melakukan perjalanan ke kota Yastrib (sekarang Madinah) atau bias akita sebut
dengan hijrah. Selepas kedatangan beliau di Yastrib, beliau di sambut dengan
hangat oleh kaum Anshor. Dengan adanya peristiwa hijrah, menjadi sebuah fase
baru dalam sejarah perkembangan islam. Muhammad SAW memulai perjalanannya
menjadi sosok pemimpin agama maupun negara. Sebuah amanah ganda yang dapat
ditanggung oleh Muhammad SAW. Kemudian, beliau mulai memulai dasar-dasar
kehidupan bermasyarakat seperti tidak ada status sosial atau keistimewaan suatu
kaum, membentuk konstitusi yang kekuasaan dan wewenangnya dimiliki oleh nabi.
Beliau tidak mengusir kaum Yahudi maupun Nasrani. Konstitusi atau kesepakatan
antara nabi dengan orang-orang beragama Yahudi dan Nasrani itu disebut dengan
2
Ibnu Hisyam, ‘Terjemah Sirah Nabawiyah’.
3
Tedi Priatna, ‘Profil Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW’, Artikel Ilmiah, 2010, 3.
2
piagam Madinah. Mereka mendapat jaminan keselamatan dan keamanan dengan
syarat sebagai warga negara, mereka memiliki kewajiban untuk menjaga dan
mempertahankan negeri itu.4
Selain dalam memimpin sebuah agama dan negara, beliau juga ikut andil dalam
barisan terdepan melawan kaum musyrik yang ingin memerangi Rasulullah SAW.
Dimulai dari perang Badar Kubro, Bani Qoinuqo, Uhud, dan lain-lain. Rasulullah
merupakan sosok pemimpin yang paripurna. Allah berfirman dalam al-Qur’an:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab: 21).
Tokoh-tokoh di atas lahir dari rahim HMI yang kemudian sekarang menjadi
Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang senantiasa
4
Abdullah Haidir and Shafiyyur-Rahman Mubarakfury, ‘Sejarah Hidup Dan Perjuangan
Rasulullah’, 1999, 74.
3
membimbing dan mengarahkan kader-kadernya untuk terus berinovasi dan
berekspresi supaya kader HMI menjadi kawah candradimuka.5
Akan tetapi seiring berkembangnya zaman, tidak sedikit kader HMI yang mulai
melenceng dari fitrahnya sebagai kader HMI. Tidak sedikit kader HMI yang
senantiasa membicarakan soal Tuhan, akan tetapi lupa akan perintah Tuhan itu
sendiri. Membicarakan perihal Filsafat dan kosmologi tetapi melupakan dirinya
sendiri sehingga melupakan tugas dan kewajibannya sebagai kader HMI. Kader
yang memiliki beribu relasi hingga tidak sedikit dari relasi itu, mereka berebut
kekuasaan, meminta proyekan dari senior-senior sampai kader baru di relakan.
Dualisme yang terjadi di Pengurus Besar (PB) HMI berambas kepada cabang-
cabang di seluruh Indonesia. Tidak salah jika Prof. Dr. H. Agussalim Sitompul
membuat sebuah buku berjudul “44 INDIKATOR KEMUNDURAN HMI”. Fase
kebangkitan kembali yang bermula dari 2006 masih menjadi label di tahun 2021
ini. Tentu kita tidak bisa menyalahkan HMI. Karena HMI merupakan sebuah benda
mati. Sebatas organisasi. Lantas, mengapa HMI tidak se-sexy dahulu?
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara kepemimpinan Nabi Muhammad yang memberikan suri
tauladan bagi kader HMI?
2. Bagaimana kader HMI menginternalisasi cara kepemimpinan nabi Muhammad
C. Tujuan
1. Memahami bagaimana gaya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
2. Mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
dengan kader Himpunan Mahasiswa Islam.
5
Andi Hasdiansyah, ‘PERAN KADER HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM DALAM
MEMBANGUN TRADISI ILMIAH DI DALAM KAMPUS (Studi Peran Kader Himpunan
Mahasiswa Islam Di Universitas Negeri Makassar)’, Jurnal Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah
(E-Plus), 2.2 (2017) <https://doi.org/10.30870/e-plus.v2i2.2955>.
4
BAB II
Pembahasan
Sebelum kedatangannya, situasi dunia pada saat itu bisa di sebut dengan
zaman jahiliyah. Dimana kelaliman dan kebodohan merebak seantero mekkah.
Kebiadaban masyarakat yang mengubur anak perempuan hidup-hidup, mabuk
dan perzinaan dimana-mana, penyimpangan sosial serta penyalahgunaan
kekuasaan. Kendati demikian, adapula ajaran-ajaran kebenaran dan kebaikan
yang telah disampaikan kepada rasul terdahulu. Kondisi Jazirah arab sebelum
islam hadir, terdapat sebuah kabilah yang berkuasa atas Ka’bah selama kurang
lebih 300 tahun. Mereka menyalahgunakan kekuasaan sehingga merekalah yang
pertamakali menaruh berhala-berhala di Ka’bah. Amr bin Luhay merupakan
perintis sekaligus pemimpin sebuah kabilah yang menyembah berhala pertama
6
Hisyam.
5
kali di Hijaz. Amr bin Luhay berpergian menuju Syam menemukan sebuah
kabilah di daerah Balqa’ yang bernama kabilah Amaliq yang menyembah
berhala. Mereka berkata bahwa berhala tersebut dapat menolong mereka dengan
menurunkan hujan di daerah mereka. Setelah mendengar penjelasan tersebut,
Amr bin Luhay meminta satu buah berhala yang kemudian diberikan oleh
kabilah desebut. Berhala tersebut bernama Hubal. Lalu ia mambawanya ke
Mekkah untuk memberitahu kepada masyarakat untuk menyembah dan
memujanya.7
7
Mahdi Rizqullah Ahmad, Biografi Rasulullah: Sebuah Studi Analitis Berdasarkan Sumber-
Sumber Yang Otentik, 2008.
8
Haidir and Mubarakfury.
6
yang di cuci di bejana emas dengan air zam-zam. Teman sepermainannya yang
kaget melihat hal itu, kemudian melaporkan kepada Halimah. Setelah kejadian
tersebut, Halimah khawatir dan kemudian memulangkannya kepada ibunda
tercinta.
Pada usia 6 tahun, Muhammad kecil diajak oleh ibunya untuk berziarah ke
makam ayahnya di Yastrib. Akan tetapi sepulang dari Yastrib menuju Mekkah,
ibunya menderita sakit hingga pada akhirnya meninggal dunia. Tidak lama dari
kesedihan yang dialaminya, Abdul Muthalib yang mengasuh dirinya
sepeninggal ibunya meninggal pada saat Muhammad berusia 8 tahun yang
kemudian diasuh oleh pamannya yakni Abu Thalib.
7
“bacalah” yang kemudian di jawab oleh nabi “apa yang saya baca” sehingga
Jibril membacakan Surat al-Alaq:1-5.
9
Aly Kuswadi, ‘Al-Hikmah Way Kanan : Nilai-Nilai Edukatif Dalam Kepemimpinan Nabi
Muhammad SAW Educative Values in the Leadership of the Prophet Muhammad SAW Al-
Hikmah Way Kanan ’:
8
yang selalu mementingkan urusan ummatnya ketimbang dirinya sendiri. Cara
kepemimpinannya yang memberikan sikap dan moral yang teladan, menjadi
sebuah pelajaran untuk kita supaya menjadi sosok yang menjadi panutan secara
universal.
Nabi Muhamma saw. merupakan sosok yang sangat tangguh. Beliau besar
dengan sejarah yang kelam, namun tudak membuatnya gentar. Beliau
merupakan seorang peimpin yang amanah dan istiqomah. 10 Beliau tetap
menyampaikan dakwah untuk menyebarkan agama islam sehingga dalam suatu
Riwayat beliau sempat dilempari oleh batu dan kotoran hewan. Tapi dengan
keteguhan hatinya, beliau tetap sabar menghadapi kaumnya dan memaafkannya.
Terdapat 3 hal yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW yang mampu
mewujudkan pemimpin yang sukses. 3 hal tersebut adalah pemimpin yang
holistic, pemimpin yang accepted, dan pemimpin yang proven.
a. Pemimpin Holistic
10
Ainal Mardhiah, ‘Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Peringatan Kelahiran Nabi Muhammad SAW’,
Jurnal MUDARRISUNA (Media Kajian Pendidikan Agama Islam), 3.2 (2014), hal.214.
9
pemimpinan yang dapat dikembangkan dalam berbagai bidang kehidupan.
pemimpinan ini mampu merasuki setiap individu melalui celah yang tanpa kita
sadari kita telah terpengaruhi oleh sosok pemimpin. Karenanya pemimpinan ini
biasanya dimulai dari memimpin diri sendiri (self development). Dengan
mengolah diri sendiri untuk menjadi sosok manusia yang baik, niscaya setiap
orang ingin menjadi sosok tersebut.
b. Pemimpin Accepted
c. Pemimpin Proven
Pemimpin ini merupakan sosok yang berorientasi kepada bukti real bukan
hanya sebatas janji manis. Pemimpin ini telah terbukti dapat memberikan
perubahan kepada masyarakat dan di rasakan oleh setiap rakyatnya.
Ketiganya terdapat pada pribadi rasulullah saw. maka tidak asing lagi ketika
beliau dinobatkan menjadi salah satu figur yang dapat mengubah dunia.
10
kongres ke XXXI membuat kader HMI bertanya-tanya dengan organisasi yang
sedang di kendarai. Manajerial organisasi yang ketinggalan zaman, tidak sesuai
dengan perkembangan zaman. Akibatnya, penyusunan program kerja,
pelaksanaan program kerja, pemantauan/evaluasi tidak berjalan sesuai dengan
prinsip-prinsip manajemen organisasi modern.11
11
Agussalim Sitompul. 44 Indikator Kemunduran HMI, 2
12
Sedarmayanti, Manajemen sumber daya manusia, 249
13
Taher Tarmidzi, Menjadi Muslim Moderat, 42
11
2. Aligning people, menyatukan langkah dan gerak seseorang yang sedang
dipimpinnya. Memastikannya dengan komunikasi yang baik untuk
mengarahkan visi dan misi kepada mereka untuk mencapai suatu tujuan
3. Motivating and inspiring, memberikan semangat yang positif sehingga
dapat mendorong semangat orang yang dipimpin, serta menjadi
pemimpin yang disegani karena menginspirasi setiap orang.
12
Pada zaman serba digital ini, tidak ada solusi terbaik untuk menjadi
pemimpin yang ideal, akan tetapi jika kita sebagai kader HMI menginternalisasi
nilai-nilai kepemimpinan Nabi Muhammad saw. maka, kita dapat memahami
bahwa pemahaman tentang kemanusiaan merupakan kunci untuk menjadi
pemimpin yang baik. Hal ini disebabkan gaya kepemimpinan terus berkembang
dari masa ke masa. Kepemimpinan bukan hanya sebatas teori atau manajemen
organisasi semata, lebih dari itu, kepemimpinan perlu ditumbuh kembangkan
dengan cara menanamkan suri teladan rasul dan ditumbuhkembangkan melalui
mengalaman yang sistematis dan teratur. Pemimpin yang baik merupakan
pemimpin yang menjadi pendobrak di depan, penyemangat di tengah, dan
pendorong di belakang.
Gaya kepemimpinan ala rasul mengutamakan sikap rendah hati, jujur, adil,
bijaksana, dan tidak malu untuk memulai sesuatu terlebih dahulu. Pengamalan
dari pengalaman Nabi Muhammad saw.14 menjadi sosok pemimpin umat dan
pemimpin negara bis akita tekuni dengan cara bersikap baik kepada setiap
orang, berfikir hal-hal positf pada setiap kejadian, menjauhi kebohongan,
berkomunikasi dengan baik, rendah hati dan menjadi panutan untuk orang-
orang yang dipimpin. Menjadi sosok pemimpin seperti Rasulullah adalah hal
yang sangat mungkin dengan catatan kita sebagai kader HMI harus terus
bersikap terbuka, humanis dan terus mengembangkan diri lewat teori dan
pengalaman.
14
Asy-Syarqawi Abdurrohman, MUHAMMAD SANG TELADAN, 2005.
13
oknum-oknum dalam tubuh HMI. Dari sikap yang kita realisasikan di
kehidupan nyata akan membentuk sebuah ideologi yang menyatakan bahwa
sebuah konflik dapat diselesaikan secara baik-baik.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maka dari itu, diperlukan sosok kader yang dapat memimpin dirinya sendiri
yang mampu mengubah pola yang organisasi supaya menjadikannya lebih baik.
Karena itu pemahaman dan penghahyatan suri teladan Nabi Muhammad bagi
kader HMI se-Nusantara merupakan bentuk perubahan supaya kader HMI dapat
sadar bahwa menjadi pemimpin diperlukan jiwa-jiwa patriotisme, rela
berkorban, dan bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan. Internalisasi gaya
kepemimpinan Nabi Muhammad menjadi sebuah jalan untuk dapat
menghadirkan sosok pemimpin yang dapat mengendarai roda organisasi HMI
untuk menghadirkan kembali masa kejayaan HMI untuk masa yang akan
datang.
15
Daftar Pustaka
16
17