Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Internalisasi Suri Teladan Nabi Muhammad SAW Sebagai Usaha Dalam


Membangun Jiwa Kepemimpinan Kader HMI

Guna memenuhi persyaratan mengikuti Intermediate Training LK 2

HMI Cabang Singaraja 2021

Disusun oleh:
Muhammad Farhan Fauzan

Himpunan Mahasiswa Islam


Cabang Cianjur
Komisariat UNPI Cianjur
2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat Iman, Islam
dan Ihsan sehingga makalah dengan judul “Internalisasi Suri Teladan Nabi
Muhammad SAW Sebagai Usaha Dalam Membangun Jiwa Kepemimpinan Kader
HMI” Sebagai syarat untuk mengikuti Intermediate Training LK 2 Cabang
Singaraja 2021

Shalawat beriring salam tidak lupa saya curah limpahkan kepada junjungan
alam, sang kekasih, inisiator pencerah zaman Baginda Muhammad SAW. juga
kepada keluarga, dan para sahabatnya. Semoga kita mendapatkan syafa’atnya di
kemudian hari.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Kanda, dan Yunda HMI komisariat


UNPI cabang cianjur yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini, semoga
Allah SWT selalu memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya. Tanpa mereka,
penyusunan makalah ini tidak akan berjalan baik dan lancar.

Terimakasih pula saya haturkan kepada HMI Cabang Cianjur yang telah
mensupport kadernya untuk meneruskan jenjang training supaya menjadi kader
yang dapat bertanggug jawab untuk masyarakat kelak.

Masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, Maka dari itu
saran dan kritik sangat diharapkan guna menambah wawasan dan dapat
mengevaluasi diri.

Semoga makalah ini menjadi salah satu amal yang terus menerus
bermanfaat bagi masyarakat khususnya bagi pembaca. Aaamin

Cianjur, 18 Mei 2021

Muhammad Farhan Fauzan

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


Daftar isi ................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................1
Pendahuluan ............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................4
C. Tujuan ...................................................................................................4
BAB II .....................................................................................................................5
ISI ............................................................................................................................5
A. cara kepemimpinan Muhammad SAW yang memberikan suri teladan bagi
kader HMI ...................................................................................................5
1. Muhammad SAW; Nabi serta Rasul terakhir .......................................5
2. Model kepemimpinan ala Rasulullah SAW ..........................................8
B. Bagaimana kader HMI menginternalisasi cara kepemimpinan Nabi
Muhammad SAW .....................................................................................10
BAB III .................................................................................................................15
PENUTUP .............................................................................................................15
A. Kesimpulan .........................................................................................15
Daftar Pustaka ........................................................................................................16
Curricullum Vitae ..................................................................................................17

iii
BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Pemimpin merupakan seseorang yang memiliki kemampuan dalam


mempengaruhi orang lain atau khalayak, serta dapat dipercaya oleh masyarakat atau
orang yang dipimpin olehnya. Akan tetapi, setiap pemimpin memiliki gaya
kepemimpinannya masing-masing. Karena pada dasarnya pemimpin dan
kepemimpinan merupakan dua hal yang berbeda namun memiliki hubungan. Secara
bahasa, kepemimpinan berasal dari bahasa inggris yaitu leadership dari kata dasar
lead yang berarti pemimpin. Dalam bahasa Indonesia, Pemimpin sering diartikan
sebagai penghulu, pembimbing, ketua, kepala, dan sebagainya. Kepemimpinan
berkaitan erat dengan keterampilan seseorang dalam memimpin suatu masyarakat.
Oleh sebab itu, kepemimpinan bisa dimiliki oleh setiap orang yang bukan
“pemimpin”. 1

Dalam sejarah umat manusia, tidak sedikit tokoh pemimpin yang memiliki
pengaruh besar dalam membangun peradaban manusia, salah satu tokoh
revolusioner yang terkenal bagi umat Islam adalah Rasulullah SAW. Dalam
sejarahnya, Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama islam dengan penuh
perjuangan. Dimulai dari berdakwah secara sembunyi-sembunyi kepada orang-
orang terdekatnya. Hingga dakwah secara terang-terangan kepada umat manusia
yang hidup pada zaman itu. Nabi Muhammad SAW memiliki kharismatik yang
menarik. Dimulai dari kepribadiannya yang memiliki sifat-sifat kenabian; Shidiq
(benar), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (dapat menyampaikan), Fathanah
(pintar). Tidak dapat dipungkiri bahwa beliau merupakan pemimpin yang menjadi
suri tauladan bagi manusia khususnya bagi umat muslim. Nabi Muhammad lahir
dari kaum Quraisy yang merupakan kaum yang sangat disegani dan terhormat.
Beliau merupakan yatim ketika lahir, karena ayahanda nya yaitu Abdullah Bin
Abdul Muthallib menghembuskan nafas terakhir pada saat rasul masih berada di
dalam kandungan. Muhammad kecil tinggal bersama ibu dan kakeknya. Saat

1
Rivai, dkk, 2014, 2

1
Muhammad berumur 6 tahun, ibunya Aminah Binti Wahb wafat. Ibunya meninggal
di Abwa (sebuah tempat antara Mekkah dan Madinah).2

Rasulullah SAW dikenal dengan sebutan al-Amin, yaitu orang yang dapat di
percaya. Kehidupan Muhammad SAW sebelum kerasulannya telah menampakkan
diri sebagai orang yang berbudi pekerti luhur dengan sensitivitas moral yang luar
biasa.3 Muhammad seringkali menyendiri untuk berkhalwat (bertapa) di gua hiro
hingga pada akhirnya menerima wahyu pertama berupa surat al-Alaq ayat 1-5.
Beliau merupakan suri teladan bagi umat muslim. Dalam menyampaikan pesan,
Rasulullah SAW memulai dakwahnya secara sembunyi-sembunyi (QS Asy-
Syu’ara: 214). Karena pada masa itu, tidak sedikit yang menentang perintah beliau,
terutama dari kaum Quraisy.

Setelah memulai dakwah secara sembunyi-sembunyi kepada orang-orang


terdekatnya, yang merupakan pijakan dasar dalam perjuangan penyebaran agama
islam, beliau akhirnya melakukan dakwah secara terang-terangan sesuai firman
Allah SWT dalam al-Qur’an surat al-Hijr ayat 94 yang berbunyi: “Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”.

Dalam penyebaran agama islam yang mulai memasuki tahun ke tiga belas,
Muhammad SAW memutuskan untuk memerintahkan umat muslim untuk
melakukan perjalanan ke kota Yastrib (sekarang Madinah) atau bias akita sebut
dengan hijrah. Selepas kedatangan beliau di Yastrib, beliau di sambut dengan
hangat oleh kaum Anshor. Dengan adanya peristiwa hijrah, menjadi sebuah fase
baru dalam sejarah perkembangan islam. Muhammad SAW memulai perjalanannya
menjadi sosok pemimpin agama maupun negara. Sebuah amanah ganda yang dapat
ditanggung oleh Muhammad SAW. Kemudian, beliau mulai memulai dasar-dasar
kehidupan bermasyarakat seperti tidak ada status sosial atau keistimewaan suatu
kaum, membentuk konstitusi yang kekuasaan dan wewenangnya dimiliki oleh nabi.
Beliau tidak mengusir kaum Yahudi maupun Nasrani. Konstitusi atau kesepakatan
antara nabi dengan orang-orang beragama Yahudi dan Nasrani itu disebut dengan

2
Ibnu Hisyam, ‘Terjemah Sirah Nabawiyah’.
3
Tedi Priatna, ‘Profil Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW’, Artikel Ilmiah, 2010, 3.

2
piagam Madinah. Mereka mendapat jaminan keselamatan dan keamanan dengan
syarat sebagai warga negara, mereka memiliki kewajiban untuk menjaga dan
mempertahankan negeri itu.4

Selain dalam memimpin sebuah agama dan negara, beliau juga ikut andil dalam
barisan terdepan melawan kaum musyrik yang ingin memerangi Rasulullah SAW.
Dimulai dari perang Badar Kubro, Bani Qoinuqo, Uhud, dan lain-lain. Rasulullah
merupakan sosok pemimpin yang paripurna. Allah berfirman dalam al-Qur’an:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab: 21).

Himpinan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan salah satu organisasi


mahasiswa islam tertua di Indonesia yang diprakasai oleh Lafran Pane bersama 14
rekannya pada hari Rabu Pon, 14 Rabiulawal 1366 H atau bertepatan dengan 5
Februari 1947 M pukul 16.00 WIB di sebuah Sekolah Tinggi Islam STI (sekarang
Universitas Islam Indonesia UII) dalam mata kuliah ilmu tafsir yang diampu oleh
Prof. Yahya Husein. Sejak berdirinya HMI, tidak sedikit kader yang memiliki
kontribusi besar, baik untuk HMI itu sendiri maupun untuk negara Indonesia
seperti Nur Cholis Majid atau sering disapa Cak Nur dengan gagasannya Nilai-
nilai Dasar Perjuangan (NDP) yang biasa kita temui dalam Latihan kader 1 (Basic
Training). Adapula yang pernah menjabat di kursi pemerintahan seperti Jusuf Kala
yang menempati kursi wakil presiden beberapa periode, Anis Baswedan yang
bertanggung jawab mengemban amanah sebagai gubernur DKI Jakarta periode
2017-2022, Mahfud MD yang merupakan seorang Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopulham) Republik Indonesia, serta masih
banyak kader berkompeten yang mengharumkan nama HMI.

Tokoh-tokoh di atas lahir dari rahim HMI yang kemudian sekarang menjadi
Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang senantiasa

4
Abdullah Haidir and Shafiyyur-Rahman Mubarakfury, ‘Sejarah Hidup Dan Perjuangan
Rasulullah’, 1999, 74.

3
membimbing dan mengarahkan kader-kadernya untuk terus berinovasi dan
berekspresi supaya kader HMI menjadi kawah candradimuka.5

Akan tetapi seiring berkembangnya zaman, tidak sedikit kader HMI yang mulai
melenceng dari fitrahnya sebagai kader HMI. Tidak sedikit kader HMI yang
senantiasa membicarakan soal Tuhan, akan tetapi lupa akan perintah Tuhan itu
sendiri. Membicarakan perihal Filsafat dan kosmologi tetapi melupakan dirinya
sendiri sehingga melupakan tugas dan kewajibannya sebagai kader HMI. Kader
yang memiliki beribu relasi hingga tidak sedikit dari relasi itu, mereka berebut
kekuasaan, meminta proyekan dari senior-senior sampai kader baru di relakan.
Dualisme yang terjadi di Pengurus Besar (PB) HMI berambas kepada cabang-
cabang di seluruh Indonesia. Tidak salah jika Prof. Dr. H. Agussalim Sitompul
membuat sebuah buku berjudul “44 INDIKATOR KEMUNDURAN HMI”. Fase
kebangkitan kembali yang bermula dari 2006 masih menjadi label di tahun 2021
ini. Tentu kita tidak bisa menyalahkan HMI. Karena HMI merupakan sebuah benda
mati. Sebatas organisasi. Lantas, mengapa HMI tidak se-sexy dahulu?

Memahami dan meneladani suri teladan baginda Nabi Muhammad merupakan


salah satu refleksi untuk dapat diimplementasikan kepada setiap kader HMI, dengan
harapan agar kader di masa yang akan datang dapat dapat membuat sebuah fase
baru. Fase keemasan dimana HMI mendapatkan Kembali masa kejayaannya.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara kepemimpinan Nabi Muhammad yang memberikan suri
tauladan bagi kader HMI?
2. Bagaimana kader HMI menginternalisasi cara kepemimpinan nabi Muhammad
C. Tujuan
1. Memahami bagaimana gaya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
2. Mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
dengan kader Himpunan Mahasiswa Islam.

5
Andi Hasdiansyah, ‘PERAN KADER HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM DALAM
MEMBANGUN TRADISI ILMIAH DI DALAM KAMPUS (Studi Peran Kader Himpunan
Mahasiswa Islam Di Universitas Negeri Makassar)’, Jurnal Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah
(E-Plus), 2.2 (2017) <https://doi.org/10.30870/e-plus.v2i2.2955>.

4
BAB II

Pembahasan

A. Profil dan gaya kepemimpinan Nabi Muhammad

1. Profil Nabi Muhammad

Tiada sosok yang seharusnya kita teladani, karena pada hakikatnya ia


merupakan kekasih Allah, dia adalah an-Nuur, yang membawa zaman
kegelapan hingga terang benderang, meskipun dalam perjalanannya sedemikian
menyedihkan. Sosok tersebut adalah Muhammad bin Abdillah bin abdil
Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin
Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Murdikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin adnan
bin Udd bin Muqawwim bin Nahur bin Tairah bin Ya’rub bin Yaqub bin Nabil
bin Ismail bin Ibrahim ‘alaihis Salam.6 Muhammad merupakan sosok manusia
biasa yang amat sangat disayangi Allah SWT. Beliau lahir pada 12 Rabiul awal
tahun gajah bertepatan pada 20 April 571 M. Adapula yang mengatakan bahwa
beliau lahir pada 9 September 570 M.

Sebelum kedatangannya, situasi dunia pada saat itu bisa di sebut dengan
zaman jahiliyah. Dimana kelaliman dan kebodohan merebak seantero mekkah.
Kebiadaban masyarakat yang mengubur anak perempuan hidup-hidup, mabuk
dan perzinaan dimana-mana, penyimpangan sosial serta penyalahgunaan
kekuasaan. Kendati demikian, adapula ajaran-ajaran kebenaran dan kebaikan
yang telah disampaikan kepada rasul terdahulu. Kondisi Jazirah arab sebelum
islam hadir, terdapat sebuah kabilah yang berkuasa atas Ka’bah selama kurang
lebih 300 tahun. Mereka menyalahgunakan kekuasaan sehingga merekalah yang
pertamakali menaruh berhala-berhala di Ka’bah. Amr bin Luhay merupakan
perintis sekaligus pemimpin sebuah kabilah yang menyembah berhala pertama

6
Hisyam.

5
kali di Hijaz. Amr bin Luhay berpergian menuju Syam menemukan sebuah
kabilah di daerah Balqa’ yang bernama kabilah Amaliq yang menyembah
berhala. Mereka berkata bahwa berhala tersebut dapat menolong mereka dengan
menurunkan hujan di daerah mereka. Setelah mendengar penjelasan tersebut,
Amr bin Luhay meminta satu buah berhala yang kemudian diberikan oleh
kabilah desebut. Berhala tersebut bernama Hubal. Lalu ia mambawanya ke
Mekkah untuk memberitahu kepada masyarakat untuk menyembah dan
memujanya.7

Rasulullah SAW lahir dengan keadaan yatim. Sehingga ia diasuh oleh


kakeknya yaitu Abdul Muthalib bersama dengan ibundanya sendiri, Aminah
Binti Wahab. Rasulullah sempat disapih oleh Halimah binti Abi Dzu’aib dari
suku Sa’ad bin Bakr. Muhammad kecil disusui oleh wanita perdesaan karena
adat kebiasaan masyarakat kota pada waktu itu. 8 Awalnya Halimah menolak
menyusui Muhammad karena beliau adalah seorang anak piatu yang tidak dapat
memberikan imbalan materi. Akan tetapi karena ia tidak menemukan bayi lain
yang dapat di susui, maka iapun akhirnya menerima bayi Muhammad. Dalam
perjalanannya menuju kampung halamannya, terdapat mukjizat yang dialami
oleh Halimah. Dimulai dari dirinya yang sebenarnya tidak dapat mengeluarkan
susu, sehingga anak-anaknya kehausan dan kelaparan. Ketika Ia menyusui
Muhammad, keluarlah susu tersebut hingga iapun dapat memberikannya kepada
anak-anaknya. Mukjizat Kembali ia rasakan ketika pulang menaiki keledai.
Halimah merupakan rombongan terakhir ketika pulang ke perdesaannya. Akan
tetapi keledai yang di tumpanginya sangatlah cepat sehingga bisa menyusul
rombongan yang ada di depannya.

Pada usia 5 tahun, Rasulullah SAW masih dalam perawatan Halimah. Di


perkampungan Bani Sa’ad yang asri dan tentram, Muhammad kecil menunjukan
tanda-tanda kenabiannya. Kala itu Muhammad SAW sedang bermain dengan
teman sepermainannya hingga sosok malaikat datang menghampiri dan
menyergapnya. Kemudian dadanya di belah dan mengambil segumpal darah

7
Mahdi Rizqullah Ahmad, Biografi Rasulullah: Sebuah Studi Analitis Berdasarkan Sumber-
Sumber Yang Otentik, 2008.
8
Haidir and Mubarakfury.

6
yang di cuci di bejana emas dengan air zam-zam. Teman sepermainannya yang
kaget melihat hal itu, kemudian melaporkan kepada Halimah. Setelah kejadian
tersebut, Halimah khawatir dan kemudian memulangkannya kepada ibunda
tercinta.

Pada usia 6 tahun, Muhammad kecil diajak oleh ibunya untuk berziarah ke
makam ayahnya di Yastrib. Akan tetapi sepulang dari Yastrib menuju Mekkah,
ibunya menderita sakit hingga pada akhirnya meninggal dunia. Tidak lama dari
kesedihan yang dialaminya, Abdul Muthalib yang mengasuh dirinya
sepeninggal ibunya meninggal pada saat Muhammad berusia 8 tahun yang
kemudian diasuh oleh pamannya yakni Abu Thalib.

Kehidupan untuk memenuhi kebutuhan hidup Rasulullah merupakan


kehidupan yang berat. Ia menggembalakan kambing untuk mendapatkan upah.
Muhammad SAW merupakan sosok yang pantang menyerah dan pekerja keras.
Pada usia 25 tahun beliau memulai berdagang dengan modal dari Khadijjah.
Khadijjah mempercayai Muhammad sebagai pedagang yang jujur, cerdas, budi
pekerti luhur dan dermawan. Dengan sifat yang dimiliki oleh Muhammad, ia
kemudian tertarik dan ingin menikahinya. Lantas iapun berbicara dengan
sahabatnya dan menyampaikan kepada pamannya. Pada usia 25 tahun Nabi
Muhammad SAW menikah dengan saudagar kaya Bernama Khadijjah.

Rasulullah SAW merupakan sosok yang senantiasa menyendiri. Beliau


tidak tertular dengan kebudayaan yang melekat pada masyarakat yang
menyembah berhala dan memakan daging hewan atas nama berhala. Beliau
lebih suka menyendiri dan merenungkan penciptaan alam semesta di sebuah
bukit bernama Hiro. Nabi Muhammad berkontemplasi selama 15 tahun pulang
pergi dari rumahnya menuju gua hiro. hingga pada akhirnya di umur 40 tahun
Allah Ta’ala menghendaki Muhammad untuk mempersiapkan sebuah misi
besar yang akan merubah sejarah umat manusia. Allah SWT mengangkat
dirinya sebagai Rasul dan penutup dari Nabi dan Rasul. Lantas Allah SWT
menurunkan wahyu pertama melalui perantara Jibril. Kala itu Jibril datang
kepadanya dan memeluknya dengan erat. Setiap pelukan Jibril berkata

7
“bacalah” yang kemudian di jawab oleh nabi “apa yang saya baca” sehingga
Jibril membacakan Surat al-Alaq:1-5.

2. Gaya kepemimpinan Nabi Muhammad

Dengan diangkatnya Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul, maka


beliau memiliki tugas yang sangat berat. Disamping kecaman dari kaum kafir
Quraisy yang menentang ajaran yang disebarkan Muhammad, Beliau juga
mengemban amanah yang luar biasa berat. Dari pertentangan di Mekkah
tersebut, akhirnya Muhammad SAW bersama pengikutnya memutuskan untuk
hijrah ke Yastrib. Sesampainya disana, Beliau disambut dengan meriah oleh
kaum Anshor. Disana Muhammad menjadi kepala negara beserta mengemban
amanah dalam penyebaran agama islam. Beliau melahirkan piagam Madinah
yang menjadi bukti bahwa Muhammad SAW merupakan sosok yang pandai
dalam negosiasi dan konsolidasi. Nabi Muhammad merupakan seorang
negarawan yang memiliki kemampuan melihat sesuatu sebulum sesuatu itu
terjadi. Hal itu dikarenakan wahyu serta kejeniusannya. Beliau juga
menerapkan setiap wahyu yang diturunkan kepadanya dengan bijaksana. Dalam
bidang sosial, Muhammad merupakan sosok yang memiliki wawasan yang luas
dan sangat ahli dalam strategi yang akurat. Rasulullah juga merupakan orang
yang selektif dalam mencari seseorang penulis untuk membantunya menulis
tugas tugas kenegaraan.

Rasulullah SAW merupakan sosok leader yang selalu tampil di muka,


menampilkan keteladanan dan kharisma yang dapat mengarahkan,
membimbing dan menjadi panutan. Beliaupun merupakan seorang manajer
yang pandai mengatur pekerjaan dan dapat bekerja sama dengan baik.
Melakukan perencanaan, Memimpin dan mengendalikannya untuk mencapai
tujuan. 9 Tidak salah jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad bukan hanya
pemimpin agama, melainkan pemimpin sebuah negara, pemimpin umat,
komandan perang, seorang hakim, Suami yang adil, pemimpin yang bijaksana

9
Aly Kuswadi, ‘Al-Hikmah Way Kanan : Nilai-Nilai Edukatif Dalam Kepemimpinan Nabi
Muhammad SAW Educative Values in the Leadership of the Prophet Muhammad SAW Al-
Hikmah Way Kanan ’:

8
yang selalu mementingkan urusan ummatnya ketimbang dirinya sendiri. Cara
kepemimpinannya yang memberikan sikap dan moral yang teladan, menjadi
sebuah pelajaran untuk kita supaya menjadi sosok yang menjadi panutan secara
universal.

Nabi Muhamma saw. merupakan sosok yang sangat tangguh. Beliau besar
dengan sejarah yang kelam, namun tudak membuatnya gentar. Beliau
merupakan seorang peimpin yang amanah dan istiqomah. 10 Beliau tetap
menyampaikan dakwah untuk menyebarkan agama islam sehingga dalam suatu
Riwayat beliau sempat dilempari oleh batu dan kotoran hewan. Tapi dengan
keteguhan hatinya, beliau tetap sabar menghadapi kaumnya dan memaafkannya.

Selain itu, kepribadian dan akhlaq nabi Muhammad saw. merupakan


kepribadian yang terpuji. Beliau saangat santun kepada sesame manusia tanpa
memandang suku, agama, dan budaya seseorang. Sosok yang tolelir dan berhati
besar. Belum lagi terdapat sifat wajib Rasul yaitu: Shidiq, Amanah, Thabligh,
dan Fathonah yang menjadi tambahan bagi seorang Rasul. Kendati demikian
beliau merupakan manusia biasa yang dapat merasakan kesedihan, bahagia,
yang kemudian dengan sifat jaiz Rasul.

Rasulullah merupakan seorang pengusaha yang sukses sehingga pada masa


pernikahannya dengan khadijjah beliau memberikan mahar yang tinggi berupa
20 unta bakrah. Akan tetapi meskipun rasulullah memiliki harta kekayaan yang
begitu banyak, Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang
sederhana. Beliau mengajarkan kita untuk hidup sesuai kebutuhan dan tidak
berlebih-lebihan.

Terdapat 3 hal yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW yang mampu
mewujudkan pemimpin yang sukses. 3 hal tersebut adalah pemimpin yang
holistic, pemimpin yang accepted, dan pemimpin yang proven.

a. Pemimpin Holistic

10
Ainal Mardhiah, ‘Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Peringatan Kelahiran Nabi Muhammad SAW’,
Jurnal MUDARRISUNA (Media Kajian Pendidikan Agama Islam), 3.2 (2014), hal.214.

9
pemimpinan yang dapat dikembangkan dalam berbagai bidang kehidupan.
pemimpinan ini mampu merasuki setiap individu melalui celah yang tanpa kita
sadari kita telah terpengaruhi oleh sosok pemimpin. Karenanya pemimpinan ini
biasanya dimulai dari memimpin diri sendiri (self development). Dengan
mengolah diri sendiri untuk menjadi sosok manusia yang baik, niscaya setiap
orang ingin menjadi sosok tersebut.

b. Pemimpin Accepted

Pemimpinan ini sedikit mirip dengan pemimpinan holistic. Bedanya cara


kepemimpinan ini merupakan suatu kepercayaan terhadap seseorang. Bisa
dikatakan bahwa pemimpinan ini adalah akibat dari pemimpinan holistic.

c. Pemimpin Proven

Pemimpin ini merupakan sosok yang berorientasi kepada bukti real bukan
hanya sebatas janji manis. Pemimpin ini telah terbukti dapat memberikan
perubahan kepada masyarakat dan di rasakan oleh setiap rakyatnya.

Ketiganya terdapat pada pribadi rasulullah saw. maka tidak asing lagi ketika
beliau dinobatkan menjadi salah satu figur yang dapat mengubah dunia.

B. Internalisasi gaya kepemimpinan nabi Muhammad

Internalisasi merupakan sebuah konsep superego yang dikembangkan


dalam kepribadian. Internalisasi merupakan penanaman sikap untuk mendalami
suatu suatu ajaran atau nilai-nilai kehidupan. Dalam menginternalisasi ssebuah
nilai, tentu diperlukan sebuah proses. Sebelumnya, perlu mengenal terlebih
dahulu hingga kemudian menghayatinya. Tidak dapat dipungkiri bahwa
terdapat suri teladan yang baik pada diri Rasulullah SAW. Sehingga apa yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad patut untuk di contoh. Internalisasi cara
kepemimpinan Nabi Muhammad sangat diperlukan bagi kader HMI.
Banyaknya permasalahan yang ada baik di internal maupun eksternal HMI
menunjukan degradasi HMI. Upaya internalisasi ini diperlukan untuk
mengembalikan marwah HMI kepada zaman keemasan dengan keadaan yang
berbeda. Tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat kekecewaan terhadap stagnasi
HMI pada masa yang semakin berkembang. Perpecahan yang terjadi pada

10
kongres ke XXXI membuat kader HMI bertanya-tanya dengan organisasi yang
sedang di kendarai. Manajerial organisasi yang ketinggalan zaman, tidak sesuai
dengan perkembangan zaman. Akibatnya, penyusunan program kerja,
pelaksanaan program kerja, pemantauan/evaluasi tidak berjalan sesuai dengan
prinsip-prinsip manajemen organisasi modern.11

Komunikasi yang baik antara pengurus diperlukan untuk revitalisasi


manajerial untuk mengokohkan permasalahan dari tingkat komisariat, korkom,
cabang, badko dan PB. Dengan begitu, diperlukan kader yang memiliki
semangat untuk mengembalikan Khittah perjuangan HMI. Karena pada
dasarnya seorang pemimpin memerlukan orang untuk dipimpin. Maka dari itu,
setiap kader HMI memiliki tanggung jawab yang sama untuk mewujudkan
kemajuan HMI. Pengembangan diri merupakan sebuah bentuk tanggung jawab
sebagai kader untuk dapat membenahi sebuah lingkungan. Oleh karena itu di
dalam hadist Nabi Saw. bersabda: “sesungguhnya setiap kalian adalah
pemimpin. Dan setiap pemimpin akan dimintai pertangungjawabannya” (HR.
Bukhari: 4789). Seorang pemimpin tidak hanya sekedar menjabat, akan tetapi
diperlukan kepemimpinan. Karena tidak sedikit orang yang menjabat akan
tetapi ia tidak menjalankan kepemimpinan. Kepemimpinan adalah keseluruhan
untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.12

Masalah pemimpin dan kepemimpinan merupakan masalah yang berbeda


dengan manajemen dan manajerial. Secara sederhana, konsep dari proses
manajemen adalah adalah: Planning; organizing and staffing; Controling and
problem solfing. Demikian terlihat berbeda dari inti kepemimpinan yaitu:13

1. Establish direction, membangun visi misi di masa mendatang, strategi


menghasilkan perubahan, dan kemajuan untuk mencapai visi misi
tersebut.

11
Agussalim Sitompul. 44 Indikator Kemunduran HMI, 2
12
Sedarmayanti, Manajemen sumber daya manusia, 249
13
Taher Tarmidzi, Menjadi Muslim Moderat, 42

11
2. Aligning people, menyatukan langkah dan gerak seseorang yang sedang
dipimpinnya. Memastikannya dengan komunikasi yang baik untuk
mengarahkan visi dan misi kepada mereka untuk mencapai suatu tujuan
3. Motivating and inspiring, memberikan semangat yang positif sehingga
dapat mendorong semangat orang yang dipimpin, serta menjadi
pemimpin yang disegani karena menginspirasi setiap orang.

Kepribadian Nabi Muhammad merupakan sosok yang memang sudah


sepantasnya untuk kita tiru. Beliau berdiri tanpa menginjak, mengajak tanpa
menggurui, sosok pepmimpin paripurna yang tidak sungkan untuk melakukan
sesuatu terlebih dahulu yang kemudian umatnya mengikutinya. Abu Hurairah
RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda “imam (pemimpin) diangkat tidak
lain kecuali untuk di teladani (HR. Muslim). Keteladanan membentuk tingkah
laku supaya mengantarkan kepribadian lain mengikuti apa yang dilakukan oleh
seorang pemimpin. Artinya cara kepemimpinan seorang pemimpin tersebut
mengutamakan pengaruh orang lain agar malakukan apa yang di lakukan
pemimpin tersebut. Dengan demikian, ketika pemimpin berusaha mengajak
orang untuk melakukan sesuatu, maka sesuatu itu harus dapat dipahami. Maka
Musyawarah menjadi jalan untuk dapat memahami sesuatu itu. Sebagaimana
firman Allah dalam al-Qur’an surat ali’Imron ayat 159 “Maka disebabkan
rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkan lah mereka, mohonkalah ampun bagi mereka,
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudia apabila
kamu membulatkan tekad, maka bertawakal lah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. Dengan
musyawarah, kita dapat mengemukakan setiap pendapat dari setiap individu.
Meskipun banyak perbedaan antar individu, dengan musyawarah kita dapat
mencapai suatu mufakat untuk mencapai satu tujuan. Bahkan di HMI jika tidak
menemukan titik tengah, mufakat digantikan dengan system voting. Meskipun
dalam pelaksanaannya voting merupakan keputusan akhir yang disarankan
untuk bermusyawarah terlebih dahulu.

12
Pada zaman serba digital ini, tidak ada solusi terbaik untuk menjadi
pemimpin yang ideal, akan tetapi jika kita sebagai kader HMI menginternalisasi
nilai-nilai kepemimpinan Nabi Muhammad saw. maka, kita dapat memahami
bahwa pemahaman tentang kemanusiaan merupakan kunci untuk menjadi
pemimpin yang baik. Hal ini disebabkan gaya kepemimpinan terus berkembang
dari masa ke masa. Kepemimpinan bukan hanya sebatas teori atau manajemen
organisasi semata, lebih dari itu, kepemimpinan perlu ditumbuh kembangkan
dengan cara menanamkan suri teladan rasul dan ditumbuhkembangkan melalui
mengalaman yang sistematis dan teratur. Pemimpin yang baik merupakan
pemimpin yang menjadi pendobrak di depan, penyemangat di tengah, dan
pendorong di belakang.

Gaya kepemimpinan ala rasul mengutamakan sikap rendah hati, jujur, adil,
bijaksana, dan tidak malu untuk memulai sesuatu terlebih dahulu. Pengamalan
dari pengalaman Nabi Muhammad saw.14 menjadi sosok pemimpin umat dan
pemimpin negara bis akita tekuni dengan cara bersikap baik kepada setiap
orang, berfikir hal-hal positf pada setiap kejadian, menjauhi kebohongan,
berkomunikasi dengan baik, rendah hati dan menjadi panutan untuk orang-
orang yang dipimpin. Menjadi sosok pemimpin seperti Rasulullah adalah hal
yang sangat mungkin dengan catatan kita sebagai kader HMI harus terus
bersikap terbuka, humanis dan terus mengembangkan diri lewat teori dan
pengalaman.

Keteladanan mejadi sesuatu hal yang penting dalam menjalankan roda


organisasi HMi. Karena keteladanan dapat membuahkan sosok pemimpin yang
disegani. Ia akan tercipta dari kepercayaan setiap kader HMI untuk membawa
bahtera organisasi menuju masa kejayaanya kembali. Adapun konflik yang
terjadi hingga saat ini merupakan sebuah proses menuju pendewasaan diri.
Egosentris setiap kader yang kemungkinan bermuara dari senior agar
mendapatkan jatah proyekan bukan menjadi halangan untuk setiap kader supaya
membenahi Himpunan tercinta. Baik disadari atau tidak, mengimplementasikan
kepribadian Nabi Muhammad merupakan sebuah bentuk perlawanan kepada

14
Asy-Syarqawi Abdurrohman, MUHAMMAD SANG TELADAN, 2005.

13
oknum-oknum dalam tubuh HMI. Dari sikap yang kita realisasikan di
kehidupan nyata akan membentuk sebuah ideologi yang menyatakan bahwa
sebuah konflik dapat diselesaikan secara baik-baik.

Sebagai seorang pemimpin, minimal untuk diri sendiri alangkah baiknya


kita menjadi teladan untuk orang lain. Ikut andil dalam gotong royong di
masyarakat, murah senyum dan menolong sesama, berperan aktif dalam
lingkungan masyarakat, menggelar aktivitas yang positif ditengah masyarakat,
menanamkan suri teladan Nabi Muhammad kepada diri sendiri dan
menyebarkannya kepada khalayak. Sehingga muncul kepercayaan dalam diri
setiap kader dan lingkungan sekitar.

Sebagai seorang pemimpin, kita mesti memberikan dukungan moral dan


semangat sebagai dukungan mental untuk setiap kader HMI ataupun lingkungan
masyarakat agar rasa kepercayaan tersebut bisa terus menerus bertahan dan
dapat memunculkan pemimpin lain dengan spirit yang sama, meski dengan gaya
kepemimpinan yang berbeda. Memahami dan menanamkan cara kepemimpinan
Nabi Muhammad diharapkan menjadi momentum untuk setiap kader HMI
untuk merevitalisasi organisasi dari tingkatan komisariat hingga ke PB. Dengan
adanya sikap kepemimpinan dalam setiap kader HMI diharapkan Himpunan
Mahasiswa Islam dapat kembali menjadi kawah candra dimuka dan membantu
negara dalam membangun Indonesia emas.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai organisasi mahasiswa islam tertua di Indonesia, Himpunan


Mahasiswa Islam mengalami perjalanan panjang sejak 1947. Masa kejayaan
yang pernah di raih oleh HMI pada kisaran tahun 1960-1980 bukan merupakan
sesuatu yang harus dibanggakan saat ini, karena apa yang kita alami saat ini
merupakan bentuk stagnasi organisasi HMI. Terdapat banyak konflik yang
dipicu baik dari eksternal maupun internal organisasi. Kejayaan dan kemajuan
HMI di masa lalu menjadi tantangan di masa kini supaya mendapatkannya
kembali dan lebih jaya dari masa lalu.

Maka dari itu, diperlukan sosok kader yang dapat memimpin dirinya sendiri
yang mampu mengubah pola yang organisasi supaya menjadikannya lebih baik.
Karena itu pemahaman dan penghahyatan suri teladan Nabi Muhammad bagi
kader HMI se-Nusantara merupakan bentuk perubahan supaya kader HMI dapat
sadar bahwa menjadi pemimpin diperlukan jiwa-jiwa patriotisme, rela
berkorban, dan bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan. Internalisasi gaya
kepemimpinan Nabi Muhammad menjadi sebuah jalan untuk dapat
menghadirkan sosok pemimpin yang dapat mengendarai roda organisasi HMI
untuk menghadirkan kembali masa kejayaan HMI untuk masa yang akan
datang.

15
Daftar Pustaka

Ahmad, Mahdi Rizqullah, Biografi Rasulullah: Sebuah Studi Analitis


Berdasarkan Sumber-Sumber Yang Otentik, 2008

Ainal Mardhiah, ‘Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Peringatan Kelahiran Nabi


Muhammad SAW’, Jurnal MUDARRISUNA (Media Kajian Pendidikan
Agama Islam), 3.2 (2014), hal.214

Asy-Syarqawi Abdurrohman, MUHAMMAD SANG TELADAN, 2005

Haidir, Abdullah, and Shafiyyur-Rahman Mubarakfury, ‘Sejarah Hidup Dan


Perjuangan Rasulullah’, 1999

Hisyam, Ibnu, ‘Terjemah Sirah Nabawiyah’

Kuswadi, Aly, ‘Al-Hikmah Way Kanan : Nilai-Nilai Edukatif Dalam


Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW Educative Values in the Leadership of
the Prophet Muhammad SAW Al-Hikmah Way Kanan ’:

Priatna, Tedi, ‘Profil Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW’, Artikel Ilmiah,


2010, 1–9

Rivai,dkk, 2014 Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi,

Cet kedua, Depok, Rajawali pers

Sitompul, Agussalim. 2008. 44 Indikator Kemunduran HMI Cet. Ketiga


Jakarta: CV Misaka Galiza

Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung, CV Refika


Aditama

Taher, Tarmizi. 2005. Menjadi Muslim Moderat: Beragama di tengah


peradaban global Cet. 1 Jakarta Selatan: CV Mizan Republika

16
17

Anda mungkin juga menyukai