- M. Quraish Shihab
Nabi Muhammad Sebagai Induk Akhlak
Islam
Diutusnya Rasulullah SAW ke muka bumi membawa risalah paling
utama, yakni “innama bu'its tu li utamima makarimal akhlaq”, yang
intinya untuk perbaikan akhlak manusia. Oleh karena itu, sebagai pewaris
ajaran Nabi Muhammad SAW mengemban misi penting menerjemahkan
akhlak sebagai perilaku sehari-hari sebagaimana risalah kenabian. Kata
akhlak merupakan bentuk jamak dari kata al- khuluq, atau al-khulq, yang
secara etimologis berarti (1)tabiat, budi pekerti, (2)kebiasaan atau adat,
(3)keperwiraan, kesatriaan, kejantanan, (4) agama, dan (5)kemarahan (al-
gadab).
Nabi Muhammad Sebagai Induk Akhlak
Islam
Dalam konsep struktur ajaran Islam, akhlak menempati urutan kedua
setelah ajaran inti, yakni tauhid. Artinya, akhlak Islami seharusnya
dijiwai oleh makna laailaahaillallah. Sementara, syariah menempati
urutan ketiga dari inti tauhid demikian. Oleh karena itu, syariah dalam
Islam harus dijiwai tauhid sekaligus akhlak. Adapun masalah-masalah
kehidupan misalnya kebebasan dan sebagainya harus terikat atau dijiwai
syariat Islam. Perilaku umat Islam hendaknya sesuai syariat Islam, yang
berintikan akhlak dan berpusat pada tauhid. Dengan demikian, kita
memandang manusia bukan hanya soal jasmani, melainkan juga rohani
manusia berasal dari pancaran cahaya Allah.
Nabi Muhammad Sebagai Induk Akhlak
Islam
Akhlak Nabi Muhammad SAW disebut dengan induk akhlak Islam
karena bersumber dari Alquran dan Alquran datang dari Allah SWT.
Karena itu, akhlak Islam berbeda dengan akhlak ciptaan manusia
(wad'iyah). Akhlak Nabi Muhammad SAW adalah cerminan Alquran.
Bahkan, beliau sendiri adalah Alquran hidup yang hadir di tengah-tengah
umat manusia. Seperti dalam firman Allah Qur’an surat al-Ahzab ayat 21,
“sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan
kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
Nabi Muhammad Sebagai Induk Akhlak
Islam
Sifat yang pertama Sidiq, memiliki arti bahwa Rasulullah SAW selalu
benar (jujur) dalam ucapannya. Sifat yang kedua yaitu Amanah, memiliki
arti bahwa Rasulullah SAW selalu menjaga amanah yang diberikan
kepadanya. Sifat yang ketiga yaitu Fathonah, artinya bahwa Rasulullah
SAW tidak hanya memiliki intelektual semata tetapi juga cerdas dalam
emosional dan spiritualnya. Sifat yang keempat yaitu Tabligh, artinya
bahwa Rasulullah SAW selalu menyampaikan segala wahyu yang
diturunkan Allah SWT kepada umatnya. Seluruh perilaku Nabi
Muhammad SAW adalah pencerminan dari nilai-nilai luhur di dalam Al
Qur’an.
Kesimpulan
Akhlak Islam secara sederhana dapat diartikan sebagai
akhlak yang berdasarkan ajaran Islam atau akhlak yang bersifat
Islami. Akhlak Nabi Muhammad SAW disebut dengan induk
akhlak Islam karena bersumber dari Al Qur’an dan Al Qur’an
datang dari Allah SWT. Akhlak Nabi Muhammad SAW adalah
cerminan Al Qur’an, sebagai mana firman Allah dalam Al Qur’an
surat al-Ahzab ayat 21, “sesungguhnya telah ada pada diri
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang
yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah”. Akhlak dan sifat Nabi
Muhammad yang mendasar dapat diteladani yaitu sidiq (benar),
amanah (dapat dipercaya), fathonah (cerdas) dan tabligh
(menyampaikan).
Sekian
Terima Kasih