Anda di halaman 1dari 6

KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN DAKWAH

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


“MANAJEMEN DAKWAH”

Dosen Pengampu:
Erly Syarrifurrizal

Disusun oleh Kelompok 11/ KPI A:


1. Ahmad Fadil Mufid (302220004)
2. Ananda Fikri Romadhon (302220012)

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONOROGO
TAHUN AJARAN
2024/2025
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan kemampuan pengetahuan kami dan juga dapat selesai
dengan tepat waktu. Sholawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari
zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah seperti sekarang ini.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak ....selaku dosen
pengampu mata kuliah ...., yang telah memberikan penugasan makalah ini,
sehingga dapat kami gunakan sebagai salah satu sumber pembelajaran dalam
mempelajari mata sosiologi dakwah.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Ponorogo, 18 February 2024

Kelompok 11

i
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi kepemimpinan dalam manajemen dakwah?
2. Bagaimana karakteristik kepemimpinan dakwah yang baik?
3. Bagaimana peran pemimpin dakwah dalam pengembangan sumber
daya manusia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi kepemimpinan dalam manajemen dakwah.
2. Untuk mngetahui karakteristik kepemimpinan dakwah yang baik.
3. Untuk mengetahui peran pemimpin dakwah dalam pengembangan
sumber daya manusia.

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan Dalam Manajemen Dakwah


B. Karakteristik Pemimpin Dakwah
Beberapa karakter yang harus dimiliki pemimpin dakwah antara lain:1
1) Tidak bergaya intruksional, maksudnya seorang pemimpin tidak serta
merta mengumpulkan massa lalu kemudian memberikan intruksi atau
memaksa sesuai dengan keinginannya. Seyogyanya kepemimpinan
yang terjalin di tengah masyarakat bersifat sosial, humanisme.
Kepemimpinan yang menggunakan intruksional hanya akan
menumbuhkan suasana penuh ketakutan, dan tentu hal itu tidak akan
berhasil.
2) Pendekatan ide kepemimpinan berfikir, seorang pemimpin yang baik
harus melakukan pendekatan yang benar terhadap sekitarnya.
1
Istina Rakhmawati, “Karakteristik Kepemimpinan Dalam Perpektif Manajemen
Dakwah,” Tadbir, Vol.01, No.02, 2016. 182-184

1
Pemimpin yang baik bisa menjadi motivator dan inspirator, sehingga
orang-orang yang dipimpinnya bergerak karena berfikir terlebih
dahulu, bukan karena intruksi.
3) Selalu berprasangka baik, seorang pemimpin harus bis menunjukkan
kebaikan audient bukan hanya melihat kelemahan/keburukan, sehingga
akan menimbulkan rasa percaya diri dan berfikir optimis.
4) Permudahlah jangan mempersulit, Rasulullah SAW ketika
menyebarkan dakwah tidak pernah memaksa, selalu mengingatkan
akan janji-janji Allah SWT. Seperti halnya pada saat perang Khandaq,
ketika Rasul meminta kepada sahabat untuk memata-matai musuh
untuk menggali informasi dan tidak ada yang meresponbeliau tidak
mencela sedikitpun, namun tetap mengingatkan dan terus
mengingatkan bahwa Allah akan memberikan kebaikan kepada hamba
ketika kita senantiasa melaksanakan perintah-Nya.
5) Memahami realitas manusia sebagai manusia, semua manusia tentunya
memiliki kelemahan, pemimpin seyogyanya harus selalu menasehati
serta memberikan suport yang terbaik.
6) Memberikan kenyamanan kepada yang dipimpin, seseorang pemimpin
yang baik, dimanapun tempatnya, kapanpun dia ditunggu-tunggu
sebagai tempat mencari solusi, tempat curhat, bukan sebaliknya yang
menimbulkan ketakutan. Memiliki empati kepada orang lain, mau
menerima masukan dari yang dipimpinnya.

Adapun karakter pemimpin dakwah yang ideal adalah sebagai berikut:2

1) Amanah, dapat dipercaya dalam suatu organisasi dakwah akan


memberikan rasa kenyamanan bagi para anggotanya serta dapat
membuahkan hasil sesuai dengan harapan.
2) Memiliki ilmu dan keahlian, tanpa adanya ilmu dan keahlian suatu
kepemimpinan atau organisasi tidak akan dapat terlaksana.

2
Ibid, 178 dan 179.

2
3) Memiliki kekuatan dan mampu merealisir, jika seorang pemimpin
mempunyai kekuatan maka ia akan mampu mengatasi segala problem
yang mungkin timbul.
4) Toleransi dan sabar.
5) Jujur dan adil.
6) Cerdik dan luas wawasan, hal ini dapat membawa kesuksesan bagi
sebuah organisasi yang dipimpin.
7) Musyawarah, dengan adanya musyawarah seluruh komponen akan
terlibat akhirnya dapat melahirkan sikap sense of bilongeing terhadap
oraganisasi yang dipimpin termasuk dalam konteks kepemimpinan
dakwah.

C. Peran Pemimpin Dakwah Dalam Pengembangan SDM


Kepribadian yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi
organisasi yang dijalaninya. Menurut Ichak Adizes yang dikutip oleh
Munir dan Wahyu Ilahi dalam buku “Manajemen Dakwah” seorang
pemimpin dalam menjalankan tugasnya memiliki tiga peran yakni, 1)
interpersonal role (hubungan antar pribadi); 2) informational role
(hubungan dengan informasi); 3) decisional role (berhubungan dengan
membuat keputusan). Oleh sebab itu pimpinan lembaga dakwah
mempunyai peran yang signifikan dalam pengembangan para da’i.3
Pemimpin dalam lembaga dakwah seyogyanya mampu menciptakan
sebuah perubahan dan inovasi dalam lembaganya agar bervariasi. Akan
tetapi, bukan berarti setiap pemimpin dakwah selalu melakukan inovasi,
hal ini kadang justru menghambat proses perubahan. Positif dan negatif
dari seorang pemimpin dakwah, akan berpengaruh terhadap proses
pengembangan para da’i itu sendiri. Beberapa cara yang dapat dilakukan
oleh pemimpin dakwah untuk mengembangkan skill para da’i, antara lain:
1) Memiliki waktu yang cukup untuk menyusun perencanaan dan
pelatihan.

3
M.Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), 239 dan 240.

3
2) Menghadiri program pelatihan dakwah.
3) Membuat kebijakan guna menghargai dan mengenali individu yang
ingin berkembang.
4) Menyediakan bantuan logistik dan resources, serta prasarana
penunjang lainnya.

Akan tetapi, hal yang paling urgent untuk menunjukkan komitmen


pengembangan da’i ialah dari pemimpin dakwah itu sendiri yang harus
menjadi role model/figur yang senantiasa berusaha belajar ilmu dan
keterampilan yang pada nantinya dibuktikan dengan sebuah aksi.4

BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

M.Munir dan Wahyu Ilahi. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana, 2006.


Rakhmawati, Istina. “Karakteristik Kepemimpinan Dalam Perpektif Manajemen
Dakwah.” Tadbir, Vol.01, No.02, 2016.

4
Ibid, 241.

Anda mungkin juga menyukai