DAKWAH
MAKALAH
Di ajukan untuk Tugas Kompre
Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
MANAJEMEN DAKWAH
1444 H / 2023 M
1
KATA PENGANTAR
puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kepemimpinan Dalam
Dakwah ”
Desmita Putri
2
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kepemimpinan Dakwah ........................................................6
B. Sifat-sifat Kepemimpinan Dakwah.......................................................7
C. Kemampuan Pemimpin Dakwah .........................................................9
D. Ciri Ciri Kepemimpinan Dakwah yang Baik ......................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan dalam dakwah adalah sifat dan ciri tingkah laku
pemimpin yang mengandung kemampuan untuk mempengaruhi dan
mengarahkan daya kemampuan seseorang atau kelompok guna mencapai
tujuan dakwah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain pemimpin dakwah
adalah orang yang menggerakkan orang lain yang ada di sekitarnya untuk
mengikutinya dalam proses mencapai tujuan dakwah. Seorang pemimpin
dakwah harus harus berusaha mengembangkan motif-motif dalam diri sasaran
dakwah serta mengarahkan motif-motif tersebut kearah tujuan dakwah.
Seorang pemimpin dakwah harus memiliki sifat-sifat dan cirri-ciri dinamis
yang dapat mempengaruhi dan menggerakkan orang kea rah satu tujuan
sehingga terciptalah suatu dinamika di kalangan pengikutnya yang terarah dan
bertujuan. Selain cirri-ciri pemimpin secara umum islam menggariskan cirri
pemimpin yang paling esensial yaitu keimanan dan ketaatan kepada Allah.
Seorang pemimpin dituntut memiliki sifat-sifat kepemimpinan
penunjang lainnya seperti pengetahuan, kearifan, kesabaran, kesederhanaan
dan sifat terpuji lainnya, sehingga pada dirinya memang terdapat suatu
otoritas yang memungkinkan ia menjalankan kepemimpinann yang adil
tersebut. Setiap pemimpin sekurang-kurangnya memiliki tiga ciri yaitu
persepsi sosial, kemampuan berpikir abstrak dan keseimbangan
emosional. Kepemimpinan dakwah merupakan suatu kemampuan khusus
yang dimiliki oleh pelaksana dakwah untuk mempengaruhi perilaku orang
lain sesuai yang diinginkan oleh pelaksana dakwah. Tugas seorang pemimpin
dalam arti kepemimpinan dakwah betul-betul merupakan tugas yang sangat
besar dan mulia, dan tugas ini tidak dapat dipikul oleh semua orang, karena
selain tugasnya yang berat, juga tanggung jawab menggerakkan dan
memengaruhi orang lain secara suka rela. Tanggung jawab dunia dan
4
akhirat. Itulah salah satu masalah yang tidak semua orang mampu
melakukannya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan pemasalahan yang akan
dibahas yaitu:
a. Apa definisi Kepemimpinan Dakwah?
b. Bagaimana sifat-sifat Kepemimpinan Dakwah?
c. Bagaimana Kemampuan Kepemimpinan Dakwah?
d. Bagaimana Ciri Ciri Kepemimpinan Dakwah yang Baik ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui Definisi Kepemimpinan Dakwah
2. Mengetahui Sifat-sifat Kepemimpinan Dakwah
3. Mengetahui Kemampuan Kepemimpinan Dakwah
4. Mengetahui Ciri Ciri Kepemimpinan Dakwah yang Baik
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Antonio, Muhammad Syafii. tt. Muhammad SAW The Super Leader Super
Manager. Jakarta: Prenada Media. Hal 99
6
Sedangkan kepemimpinan dakwah adalah suatu sifat atau sikap
kepemimpinan yang dimiliki oleh seseorang yang menyampaikan dakwah
(Da’i) yang mendukung fungsinya untuk menghadapi publik dalam berbagai
kondisi dan situasi. Da’I dengan sifat dan sikapnya dalam kehidupan sehari-
hari dipandang sebagai pemimpin masyarakat. Oleh karena itu, boleh
dikatakan bahwa kepemimpinan dakwah merupakan syarat yang harus
dimiliki oleh seorang da’i. 2
2
Antonio, Muhammad Syafii. tt. Muhammad SAW The Super Leader Super
Manager. Jakarta: Prenada Media. Hal 99
3
Ardi,Didi Munadi. 2012. Psikologi Dakwah. Bandung: Mimbar Pustaka. Hal 103
7
2. Memberikan Teladan
Sebagai seorang pemimpin keagamaan, seorang pemimpin dakwah harus
memberikan teladan yang baik kepada umatnya, khususnya dalam
melaksanakan ritual-ritual keagamaan dan melaksanakan code of
conductkehidupan sosial masyarakat.
3. Komunikasi yang Efektif
Dakwah adalah proses mengkomunikasikan pesan-pesan Ilahiyah kepada
orang lain. Agar pesan itu dapat disampaikan dan dipahami dengan baik, maka
diperlukan adanya penguasaan terhadap teknik berkomunikasi yang efektif.
Mehammad saw merupakan seorang komunikator yang efektif. Hal ini
ditandai oleh dapat diserapnya ucapan, perbuatan, dan persetujuan beliau oleh
para sahabat yang kemudian ditransmisikan secara turun temurun. Inilah yang
kemudian dikenal dengan hadits atau sunnah. Keahlian dan kelihaian beliau
dapat berkomunikasi telah menarik banyak manusia di zamannya untuk
mengikuti ajarannya. Begitu juga dengan orang-orang yang tidak pernah
bertemu dengannya yang beriman meskipun tidak mendengar langsung ajaran
Islam dari mulut beliau sendiri.
4. Dekat dengan Umatnya
Rasulullah saw adalah seorang penyeru yang sangat dekat dengan umatnya.
Beliau sering mengunjungi sahabat-sahabatnya, bermain dengan anak-anak
emreka. Beliau turun langsung melihat realitas kehidupan pengikutnya dan
orang-orang yang belum beriman dengannya. Beliau tidak sekedar ceramah
dari satu masjid ke masjid lain tetapi menyentuh langsung hati umatnya di
tempat mereka berada.
5. Pengkaderan dan Pendelegasian Wewenang
Rasulullah saw bersabda, “Allah SWT tidak mengangkat ilmu dengan
mencabut ilmu itu dari manusia. Melainkan Allah SWT mencabut ilmu melalui
wafatnya para ulama.” (HR Bukhari Muslim). Secara tidak langsung hadits
ini mengisyaratkan kesadaran beliau tentang perlunya menciptakan kader-
kader yang beliau isi dengan ilmu pengetahuan keagamaan yang akan
meneruskan dakwah beliau.
8
Pengkaderan ini beliau lakukan terhadap beberapa orang sahabat yang beliau
didik dalam ilmu keagamaan. Beliau juga mendelegasikan wewenang kepada
beberapa orang sahabat yang telah diberinya ilmu yang mencukupi untuk
menyampaikan dan mengajarkan ajaran Islam kepada mereka yang belum atau
baru saja memeluk Islam. Misalnya, beliau mengutus Mush’ab bin Umair ke
Madinah untuk menyiarkan Islam disana. Pembinaan dan pendelegasian
wewenang ini cukup efektif karena pada gilirannya mereka juga akan
membentuk kader mereka sendiri-sendiri sehingga ajaran Islam semakin luas
syiarnya. 4
4
Ardi,Didi Munadi. 2012. Psikologi Dakwah. Bandung: Mimbar Pustaka. Hal 103
9
organisasi serta menyelaraskan antara berbagai keputusan yang dikeluarkan
oleh berbagai organisasi yang secara keseluruhan bekerja untuk meaih tujuan
yang telah ditentukan. 5
5
Ardi,Didi Munadi. 2012. Psikologi Dakwah. Bandung: Mimbar Pustaka. Hal 103
10
3. Selalu berprasangka baik.
Aktivis dakwah tidak boleh diliputi prasangka buruk (su’uzhan), tetapi selalu
diwarnai prasangka baik (hushnuzhan). Jadi, pemimpin jangan hanya melihat
kesalahan atau kelemahan dari orang-orang di sekelilingnya, tetapi harus bisa
menunjukkan kebaikan mereka sehingga mereka selalu berpikir optimis dan
selanjutnya akan menimbulkan rasa percaya diri untuk bisa meraih
kesuksesan.
4. Permudahlah, jangan mempersulit.
Buatlah segala sesuatu menjadi mudah, dan jangan dipersulit. Rasulullah saw.
ketika menyeru kepada manusia tidak pernah memaksa, tetapi selalu
mengingatkan pada janji-janji Allah. Pada saat Perang Khandaq, ketika
Beliau meminta-minta berulang-ulang kepada para Sahabat agar ada yang
memata-matai musuh untuk mencari informasi, dan tidak ada yang merespon,
Beliau tidak mencela para Sahabat, tetapi mengingatkan dan terus
mengingatkan bahwa Allah akan memberikan kebaikan kepada kita kalau kita
melakukan perintah-Nya. Akhirnya Beliau mengutus Huzaifah untuk tugas
spionase tersebut.
5. Memahami realitas manusia sebagai manusia.
Semua manusia punya kelemahan. Pemimpin harus selalu menasihati, jangan
pernah bosan. Abdurrahman bin Rawahah sebagai komandan perang tidak
pernah mengatakan kepada pasukannya, “Kalian kan para Sahabat, koktakut
berperang.” Namun, beliau mengingatkan, “Kita berjuang dengan kekuatan
iman kepada Allah dan bukan dengan kekuatan jumlah atau fisik.” Jadi,
pemimpin yang baik harus memiliki pengertian terhadap orang yang
dipimpinnya, lalu memotivasi dengan mengingatkan tentang ketaatan kepada
Allah. Dengan demikian, pemimpin tersebut akan mendapat banyak
kepercayaan dari orang-orang di sekelilingnya.
6. Memberikan kenyamanan kepada yang dipimpin.
Pemimpin yang baik, ketika berada dimanapun dia disukai, dicintai, bahkan
ditunggu-tunggu sebagai tempat curhat, mencari solusi; bukan sebaliknya,
menimbulkan ketakutan. Ia memiliki kemampuan empati kepada orang lain
11
dan mau mendengarkan masukan-masukan dari yang dipimpinnya. Ia pun
berusaha mencari tahu kesalahannya sebagai pemimpin dari orang lain. Ketika
ada kesalahan, justru mengingatkan bahwa kita masih memiliki banyak
kebaikan-kebaikan lain sehingga setiap kesalahan pasti ada jalan keluarnya,
dan memberikan keyakinan bahwa kita pasti bisa.
7. Kondisikan selalu hubungan sebuah tim.
Tujuan dakwah yang agung, yaitu melanjutkan kembali kehidupan Islam,
memerlukan sebuah kerjasama tim yang solid. Oleh karena itu, setiap
pemimpin perlu mengkondisikan hubungan tim dalam dakwahnya. 6
Diperlukan upaya pemetaan terhadap potensi dan kondisi yang ada pada setiap
individu dan di sekitarnya, kemudian merencanakan bersama apa yang bisa
dilakukan dengan potensi dan kondisi yang ada. Selayaknya sebuah tim,
kekurangan dari yang satu akan ditutupi oleh kelebihan dari yang lain.7
6
Muhyidin, Asep, Agus Ahmad Safe’i. 2002. Metode Pengembangan Dakwah. Bandung:
Pustaka Setia. Hal 36
7
Muhyidin, Asep, Agus Ahmad Safe’i. 2002. Metode Pengembangan Dakwah. Bandung:
Pustaka Setia. Hal 36
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikianlah sedikit uraian tentang kepemimpinan dakwah. Tentunya
tulisan ini masih sangat jauh untuk mengungkap secara detail dan sempurna
tentang kepemimpinan dakwah. Untuk itu penulis yakin makalah ini masih
membutuhkan banyak koreksi dan masukan. Sebagai penutup penulis
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan
datang.
13
DAFTAR PUSTAKA
C.
14
15