Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

“PEMERIKSAAN REFLEK BAYI”


Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu : Nengsih Yulianingsih. S.Kep., Ners., MPH.


Disusun Oleh :
1. Alfina Damayanti (2006031)
2. Muammar Syahid (2006045)
3. Sofy Puspita Sari (2006053)

PRODI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU
Jl. Lohbener Lama no.08, Lohbener, Indramayu, Lengok, Lohbener, Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat
Telp. (0234) 5746464
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Maternitas yang berjudul
Pemeriksaan Reflek Bayi.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah makalah untuk memenuhi tugas Ibu
Nengsih Yulianingsih. S.Kep., Ners., MPH pada mata kuliah Keperawatan Maternitas. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nengsih Yulianingsih. S.Kep., Ners., MPH selaku
dosen mata Keperawatan Maternitas yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Indramayu, 11 April 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................3
A. Pengertian Pemeriksaan Reflek Bayi................................................................................3
B. Macam-Macam Reflek Bayi..............................................................................................4
C. Gerak Reflek Bayi...............................................................................................................7
D. Fungsi Gerak Reflek Bayi..................................................................................................8
E. Reaksi Bayi..........................................................................................................................9
F. SOP Pemeriksaan Reflek Bayi........................................................................................10
BAB III.........................................................................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................................12
Kesimpulan...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tumbuh kembang tidak dapat dipisahkan dari proses maturasi jaringan terutama
otak sejak dari dalam kandungan, janin, sampai dengan usia lanjut. Perkembangan
merupakan pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks,
hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat. Perkembangan anak pada fase awal
meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial,
dan bahasa. Perkembangan fase awal ini akan menentukan perkembangan fase
selanjutnya. Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi
aspek lainnya (Chamidah, 2009). Kekurangan dari suatu perkembangan salah satunya
dipengaruhi oleh proses perkembangan awal. Proses perkembangan awal dimulai dengan
mekanisme reflek sebagai proses stimulasi dasar untuk proses maturasi otak, diantaranya
reflek primitif janin, reflek persalinan, reflek primitif setelah lahir dan natural reflek atau
long life reflex (Takarini, 2013). Bayi yang lahir dengan resiko tinggi menunjukkan
kecenderungan lebih sering tidak normal dalam hal perkembangan dan hilangnya respon
dari reflek primitif yang dimiliki, perlu digali lebih mendalam mengenai perbedaan
respon pada reflek primitif yang dimiliki bayi yang lahir dengan resiko tinggi dengan
bayi yang dilahirkan normal (Sohn et al, 2011).
Salah satu fase perkembangan awal pada bayi adalah aspek kemampuan motorik.
Terdapat hubungan yang kuat antara perkembangan motorik kasar dengan perkembangan
kognitif anak usia sekolah, terutama pada proses, kecepatan dan kemampuan daya ingat
atau memori (Piek et al, 2008). Perkembangan motorik menarik untuk diikuti karena
tidak hanya sekedar untuk daftar pemeriksaan perkembangan anak, perilaku motorik
berintegrasi dengan psikologi, selain juga karena berhubungan erat dengan kognitif dan
emosi (Adolph dan Berger, 2005). Perkembangan motorik kasar dimulai dari munculnya
reflek primitif yang bersifat sebagai perlindungan bagi bayi. Refleks ini akan tertutupi
oleh reflek postural. Menetapnya reflek primitif menunjukkan adanya gangguan
perkembangan susunan saraf pusat. Reflek primitif mempunyai pusat di medula spinalis
dan batang otak. Gerak yang terjadi bersifat cepat, difus, tidak produktif dan umum

1
(Mayza, 2013). Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Secara garis besar faktor-faktor tersebut ada 2 yaitu faktor dalam atau faktor
internal dan faktor luar atau faktor eksternal (Chamidah, 2009). Faktor endogen dapat
berupa faktor genetik, ras, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan kromosom. Faktor
eksogen dapat berupa faktor prenatal (Gizi, mekanis, toksin, infeksi, psikologi ibu,
kelainan imunologi), faktor persalinan, faktor pasca persalinan (gizi, kelainan kongenital,
lingkungan fisik dan kimia, sosial ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, obat-
obatan) (Andriana, 2011).

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pemeriksaan reflek bayi?
2. Macam-macam reflek bayi?
3. Gerak reflek bayi?
4. Fungsi gerak reflek bayi?
5. Reaksi bayi?
6. Bagaimana SOP Pemeriksaan reflek bayi?

C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian pemeriksaan reflek bayi
2. Untuk mengetahui macam-macam reflek bayi
3. Untuk memahami gerak reflek bayi
4. Untuk memahami reaksi bayi
5. Untuk memahami SOP pemeriksaan reflek bayi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemeriksaan Reflek Bayi


Pemeriksaan reflek bayi merupakan pemeriksaan gerakan yang dilakukan bayi,
sebagian besar aktivitas atau gerakan yang dilihat beberapa minggu pertama merupakan
refleks dari bayi yang baru lahir. Gerakan secara tiba-tiba pada bayi ini menandakan
adanya aktivitas di area saraf dan otak. Lama kelamaan, kondisi ini menjadi salah satu
proses dari perkembangan kognitif bayi. Dikutip dari Stanford Chidren’s Health,
beberapa gerakan refleks bahkan hanya dapat dilihat pada waktu tertentu. Bahkan, ada
kemungkinan nantinya akan hilang dengan sendirinya ketika sudah mencapai usia
tertentu sesuai dengan perkembangan bayi. Kondisi ini memang merupakan respon dari
stimulus yang diberikan. Misalnya, ketika memasukkan jari ke dalam mulut, secara tiba-
tiba ia akan melakukan gerakan mengisap.
Bayi baru lahir yang normal memiliki banyak refleks neurologis yang primitif.
Adanya atau tidak adanya reflek tersebut menunjukkan kematangan dan perkembangan
system syaraf yang baik. Perlambatan menghilangnya reflek primitif tertentu dapat
menjadi tanda dini adanya cerebralpalsy. Pemeriksaan reflek merupakan bagian dari
pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Refleks-refleks ini sebagai pertahanan diri. Gerakan ini
tak diajarkan, tapi ada dalam diri bayi secara biologis, bahkan mungkin sejak di
kandungan. Refleks ini perlu dirangsang agar kecerdasan dan kemampuan sosialnya
berkembang baik. Refleks bisa menjadi alat bagi ahli untuk mengindikasi ada tidaknya
suatu kelainan pada si bayi. Bila refleksnya tak muncul, bisa dikarenakan perkembangan
yang lambat pada otak atau ada kerusakan otak, misalnya, ada trauma di kepalanya ketika
lahir. Karena refleks-refleks tersebut ada dalam susunan saraf tepi otak. Suatu saat reflek-
reflek ini akan menghilang sesuai umurnya. Pengetahuan mengenai aneka refleks bayi
juga dapat menjadi patokan orang tua dalam mencermati perkembangan motorik dan
sensorik dari bayi. Refleks mengindikasikan adanya perkembangan otak. Kebanyakan
reflek yang diperlihatkan oleh bayi ketika lahir dengan sendirinya akan hilang dalam
beberapa bulan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Biasanya pada usia
3-6 bulan bayi sudah dapat melakukan aktivitasnya secara voulenter / sadar (bayi dapat

3
mengontrol gerakannya). Pada usia inilah sebagian besar reflek yang dimiliki bayi sudah
menghilang.

B. Macam-Macam Reflek Bayi


Beberapa reflek pada bayi baru lahir dapat dilakukan pemeriksaan yaitu:
1. Reflek Burning
Memberi rangsangan cahaya pada pupil mata bayi kearah kanan dan kiri secara
perlahan. Reaksi: pupil bayi mengikuti pergerakan sumber cahaya, tetapi jika  tidak
ada respon maka diduga ada kelainan pada syaraf otak, menunjukkan kebutaan.
2. Reflek Moro
Pemeriksaan refleks ini dengan cara membuat bayi terkejut oleh suara keras atau tiba-
tiba terjatuh beberapa cm, maka bayi akan menunjukkan refleks melebarkan tangan
dan jari-jarinya. Kemudian lengannya akan turun kembali dan mengepalkan jari-
jarinya. Jika tidak ada respon kemungkinan terjadi kerusakan sistem syaraf. Refleks
ini akan muncul saat berusia 2 bulan dan menghilang setelah usia 4 bulan. Refleks
yang menetap lebih dari 4 bulan menunjukkan kerusakan otak, respon tidak simetris
adanya fraktur klavikula atau cedera pleksus brakialis, tidak ada respon ekstremitas
bawah adanya dislokasi pinggul atau cedera medulla spinalis.
3. Reflek Rooting
Pemeriksaan refleks ini dengan cara menyentuh  pipi bayi, maka ia akan memutar
kepala menghadap datangnya rangsangan dan membuka mulut seolah-olah ingin
menemukan puting ibunya, tetapi jika bayi tidak ada respon dimungkinkan karena
bayi prematur atau ada kelainan syaraf sensorik. Refleks ini akan hilang setelah bayi
berusia 3-4 bulan.
4. Reflek Sucking
Pemeriksaan refleks ini dengan cara meletakkan jari atau benda lainnya ke dalam
mulut bayi, maka ia akan memberikan respons mengisap dan membuat gerakan ritmis
dengan mulut dan lidahnya. jika bayi merespon maka bayi langsung melakukan
gerakan menghisap, tetapi jika tidak ada respon maka terjadi kelainan saluran
pernafasan dan mulut termasuk langit-langit Refleks ini akan muncul saat bayi
berusia 2 bulan.

4
5. Reflek Swallowing
Pemeriksaan refleks ini dengan cara memberi minum pada bayi baik dengan spuit
maupun dengan sendok. Jika bayi menunjukkan respon  menelan dan umumnya
menyertai refleks menghisap tanpa menyebabkan bayi tersedak kini menunjukkan
refleks menelannya baik, tetapi jika tidak ada  respon kemungkinan  bayi prematur /
ada kelainan neurologis.
6. Reflek Tonic Neck
Ketika kedua tangan bayi diangkat, bayi akan berusaha mengangkat kepalanya. Menolehkan
kepala bayi dengan cepat ke satu sisi. Bayi melakukan perubahan posisi jika kepala
ditolehkan ke satu sisi, lengan dan tungkai ekstensi ke arah sisi putaran kepala dan
fleksi pada sisi yang berlawanan, normalnya refleks ini tidak terjadi setiap kepala
ditolehkan. Tampak kira-kira pada usia 2 bulan dan menghilang pada usia 6 bulan.
Tidak normal jika respons terjadi setiap kali kepala ditolehkan, jika menetap,
menunjukkan ada kerusakan serebral mayor (neuron motorik kasar). Berdasarkan
penelitian, reflek tonickneck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan
menyiapkan bayi untuk  mencapai gerak sadar.
7. Reflek Babinski
Pemeriksaan refleks ini dengan cara telapak kaki bayi dibelai atau disentuh dari tumit
hingga ke jarinya, maka jari-jari kakinya akan mengembang dan ibu jari memiliki
posisi yang lebih tinggi. Jika jari kaki mengembang dorsofleksi setelah usia 2 tahun,
merupakan tanda lesi ekstrapiramidal dan jika bayi tidak menunjukkan respon maka
perlu dilakukan pemeriksaan neurologis. Refleks ini akan hilang setelah bayi berusia
6 bulan.
8. Reflek Pamar
Pemeriksaan refleks ini dengan cara menyentuhkan sebuah benda seperti di telapak
tangan bayi, maka ia akan memegang erat dan kekuatannya akan meningkat ketika
benda tersebut ditarik keluar. Fleksi yang tidak simetris menunjukkan paralisis,

5
refleks menggenggam yang menetap menunjukkan gangguan serebral. Refleks ini
akan hilang saat bayi berusia 5 bulan.
9. Breathing Reflex, Refleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan nafas
secara berulang – ulang , fungsi : menyediakan O2 dan membuang CO2, permanen
dalam kehidupan
10. Eyeblink Reflex, Refleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata – fungsi :
melindungi mata dari cahaya dan benda – benda asing – permanen dalam kehidupan
jika bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan menutup atau dia akan
mengerjapkan matanya.
11. Puppilary Reflex, Refleks gerakan menyempitkan pupil mata terhadap cahaya terang,
membesarkan pupil mata terhadap terhadap lingkungan gelap. – fungsi : melindungi
dari cahaya terang, menyesuaikan terhadap suasana gelap.
12. Refleks Tonic labyrinthine / labirin, Pada posisi telentang, reflex ini dapat diamati
dengan mengangkat bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan
bertahan sesaat kemudian jatuh. Refleks ini akan hilang pada usia 6 bulan.
13. Refleks Merangkak ( crawling ) Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru
lahir, ia membentuk posisi merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk
kearah tubuhnya.
14. Refelks Berjalan dan melangkah ( stepping ) Jika ibu atau seseorang menggendong
bayi dengan posisi berdiri dan telapak kakinya menyentuh permukaan yang keras, ibu
/ orang tersebut akan melihat refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti melangkah
ke depan. Jika tulang keringnya menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat kakinya
seperti akan melangkahi benda tersebut. Refleks berjalan ini akan dan berbeda dengan
gerakkan berjalan normall, yang ia kuasai beberapa bulan berikutnya. Menurun
setelah 1 minggu dan akan lenyap sekitar 2 bulan.
15. Refleks Yawning, Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, iasanya
kemudian dan berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Refleks plantar ini
dapat periksa dengan menggosokkan sesuatu di telapak kakinya, maka jari – jari
kakinya akan melekuk secara erat.
16. Refleks Swimming, Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam ang
berisi air, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang. Refleks

6
ini akan menghilang pada usia empat sampai enam bulan. Refleks ini berfungsi untuk
membantu bayi bertahan jika ia tenggelam. Meskipun bayi akan mulai mengayuh dan
menendang seperti berenang, namun meletakkan bayi di air sangat beresiko. Bayi
akan menelan banyak air pada air saat itu.

C. Gerak Reflek Bayi


Refleks dalam KBBI adalah gerakan otomatis dan tidak dirancang terhadap
rangsangan dari luar yang diberikan suatu organ atau bagian tubuh yg terkena. Dengan
demikian refleks bisa diartikan sebagai gerakan yang tanpa disadari dilakukan karena
suatu kausalitas. Dan seorang bayi memiliki gerak refleks tersebut sebagai proses
adaptasi kondisi tersebut sesuai dengan teori belajar Piaget bahwa pada proses belajar
anak akan memerlukan adaptasi, adaptasi memerlukan keseimbangan antara dua proses
yang saling menunjang yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi dan akomodasi terjadi
sama-sama saling mengisi pada setiap individu yang menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Dan refleks ini bagian dari awal belajar bayi mengenal
lingkungannya.Perkembangan fisik bayi dalam dua tahun pertama kehidupan sangatlah
ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki kepala yang sangat besar bila dibandingkan
dengan bagian tubuh lain. Refleks pada bayi memiliki beberapa nama dan fungsi yang
berbeda pula, dari kepala sampai kaki. Pertama, refleks mencari (rooting-reflex), refleks
menghisap (sucking-reflex), refleks peluk (moro-reflex), refleks menggenggam
(grasping-reflex), dan refleks genggam kaki (babinski-reflex). Refleks-refleks tersebut
sangat penting, karena merupakan mekanisme pertahanan hidupnya. Biasanya refleks-
refleks tersebut akan menghilang ketika bayi berusia antara 3-4 bulan.
Pendapat serupa juga dijelaskan oleh Monks bahwa Anak yang baru dilahirkan
memiliki sejumlah refleks. Refleks ini merupakan dasar bagi bayi untuk mengadakan
reaksi dan tindakan yang aktif. Dalam buku ini juga dikemukakan bahwa beberapa
refleks ini akan menghilang dalam waktu tertentu dan disebut refleks anak menusu atau
refleks bayi. Ada pula yang tidak menghilang atau disebut refleks permanen. Termasuk
yang terakhir ini adalah refleks Achilles (kontraksi urat-urat daging bila urat Achilles
dipukul), refleks urat lutut atau refleks Patellair (kontraksi urat-urat daging bila ada
pukulan pada urat dibawah lutut) dan refleks pupil (mengecilnya pupil bila ada sinar
masuk.

7
Adapun yang termasuk refleks anak sementara adalah :
a. Refleks Moro : dalam gerak refleks ini akan mengembangkan tangan ke samping lebar-
lebar, melebarkan jari-jari atau mengembalikan tangannya dengan tarikan cepat seakan
ingin memeluk seseorang (dari itu direfleks ini juga disebut refleks peluk). Refleks ini
bisa ditimbulkan dengan memukul bantal dikedua samping kepala anak atau dengan
menepuknepuk tangan, artinya refleks ini timbul karena anak terkejut. Biasanya akan
mulai menghilang sekitar 4 bulan dan sesudah 6 bulan hanya dapat ditimbulkan dengan
susah payah.
b. Refleks Hisap : Refleks mencium-cium dan refleks hisap biasanya timbul bersama-sama
dengan merangsang pipi. refleks-refleks ini mempunyai fungsi eksploratif yang
menenangkan. Merupakan hal yang terkenal bahwa bayi pada bulan-bulan pertama ingin
menyelidiki keliling melalui daerah mulut.dari itu kedua refleks ini disebut refleks oral.
Kedua refleks ini akan menghilang sekitar 6 bulan.
c. Refleks Hisap : Refleks mencium-cium dan refleks hisap biasanya timbul bersama-sama
dengan merangsang pipi. refleks-refleks ini mempunyai fungsi eksploratif yang
menenangkan. Merupakan hal yang terkenal.
d. Refleks Genggam atau Refleks Darwin : bila kita membuat rangsang dengan
menggoreskan jari melalui bagian dalam lengan anak kearah tangan, tangan akan
membuka bila rangasang hamper sampai pada telapak tangan. Bila jari diletakkan pada
telapak tangan anak akan menutup telapak tangannya tadi.
e. Refleks Babinski : adalah semacam refleks genggam kaki. Bila ada rangsang pada
telapak kaki, ibu jari kaki akan bergerak ke atas dan jarijari lain membuka. Kedua refleks
ini akan menghilang pada sekitar 6 bulan. Ada pula salah satu refleks yaitu Refleks leher
(Tonic Neck Reflex/ TNR) Yaitu: Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus) pada
lengan dan tungkai sisi ketika bayi Anda menoleh ke salah satu sisi.

D. Fungsi Gerak Reflek Bayi


Kemampuan motorik bayi yang baru lahir adalah gerakan-gerakan motorik yang didesain
untuk pertahanan diri. Dan gerak refleks merupakan respon otomatis terhadap stimulus
tertentu. Beberapa gerak refleks yang dimiliki bayi memiliki fungsi untuk bertahan hidup.
Contohnya, rooting reflex, membantu bayi menemukan putting susu ibunya pada saat

8
proses pamberian ASI. Selanjutnya, jika gerak menelan tidak terjadi secara otomatis,
maka bayi tidak dapat bertahan hidup. Selain memiliki fungsi untuk bertahan hidup,
gerak refleks yang dimiliki bayi membantu pencapaian interaksi yang memuaskan antara
orangtua dengan bayi. Bayi yang mencari, dan berhasil menemukan putting susu ibunya,
menelan dengan mudah selama proses feeding, dan menggenggam saat tangannya
disentuh akan membuat orangtua atau pengasuh memberikan respon dengan penuh
perasaan dan merasa kompeten sebagai caregivers. Bahkan, refleks bisa menjadi tools
atau alat bagi ahli untuk mengindikasi ada-tidak suatu kelainan pada si bayi. Makanya,
begitu bayi lahir, dokter akan mendeteksi perkembangan awalnya dengan melihat refleks-
refleks. "Bila refleksnya tak muncul, bisa dikarenakan perkembangan yang lambat pada
otak atau ada kerusakan otak, misal, ada trauma di kepalanya ketika lahir. Karena
bagaimanapun, refleks-refleks berada dalam susunan saraf tepi otak.

E. Reaksi Bayi
Perbedaan reaksi atau refleks bayi baru lahir normal dan tidak normal, antara lain:
REFLEK CARA NORMAL ABNORMAL
Berkedip (Blink Mengetukkan jari Berkedip dijumpai pada tahun Tidak berkedip yang
Refleks) ke glabella pertama menujnjukkan
kebutaan
Mencari Gores sudut mulut Bayi memutar ke arah pipi Tidak ada reflex
(rooting) bayi garis tengah yang digoreskan. Reflex ini sehingga
bibir menghilang pada umur 3- 4 menunjukkan adanya
bulan. Tetapi bias menetap neurologi berat
hingga umur 12 bulan
khususnya selama tidur
Menghisap Berikan bayi botol Bayi menghisap dengan kuat Reflex yang lemah
(Sucking) dan dot atau jari dalam berespon terhadap atau tidak ada
kelingking stimulus, reflex ini menetap menunjukkan
pemeriksaan di selama masa bayi dan mungkin kelambataan
bibir bayi terjadi selama tidur perkembangan atau
keadaan neurologi
yang abnormal

Moro’s Ubah posisi dengan Lengan ekstensi, jari – jari Menujnjukkan


tiba – tiba atau mengembang, kepala menoleh adanya fraktur atau
pukul meja atau kebelakang cedera pada bagian
Kasur tubuhyang tertentu.
Menggenggam Telapak tangan di Jari – jari mengatup, Kelainan pada saraf

9
(palmer grasp) sentuh membentuk genggaman otak atau bila
menetap
Babinski Telapak kaki Jari – jari kaki akan membuka Kelainan pada saraf
digoyang atau di otak atau bila
sentuh menetap
Tonis neck Di telentangkan Memutar kepala bayi dalam Jika waktu lahir
posisi di lentangkak akan menunjukkan respon
tampak gerakkan berlawanan yang sterotip ( justru
arah antara kepala dan searah ) dan sangat
tubuhnya. Maksudnya, bila menonjol, pertanda
kepala menegak kearah kanan, ada kerusakkan otak
maka bagian tubuhnya seperti yang berat
bergerak kea rah sebaliknya
dengan kedua tangan biasanya.
Menggenggam. Posisinya akan
tampak seperti pemain anggar (
the pencer pose )
Steping Bila tubuhnya Kakinya akan menjejak – jejak Kelainan pada
diangkat dan seperti akan berjalan motorik kasar
diposisikan berdiri
di atas permukaan
lantai
Swimming Ditelungkupkan Secara otomatis tubuhnya akan Bayi premature atau
didalam air membuat gerakkan – gerakkan gangguan motorik
seolah berenang kasar

F. SOP Pemeriksaan Reflek Bayi

STANDARD OPERASIONAL PROSEDURE


PEMERIKSAAN REFLEKS BAYI
PENGERTIAN Refleks adalah respons otomatis terhadap
stimulus tertentu yang menjalar pada rute
lengkung refleks.
TUJUAN 1. Agar kecerdasan dan kemampuan
sosialnya berkembang baik.
2. Melihat ada tidaknya gangguan kondisi
impuls pada sistem saraf
3. Pertahanan diri
PERSIAPAN ALAT 1. Bayi
2. Perlak/Pengalas
3. Lampu Sorot

10
4. Handuk Kecil
5. Meja Kerja
6. KMS/Alat Tulis
7. Meja Pemeriksaan
PROSEDURE A.FASE ORIENTASI
1. Mengucapkan Salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedure
5. Menanyakan kesiapan pasien
B.FASE KERJA
1. Menjaga privasi klien
2. Mencuci tangan
3. Meletakkan bayi di meja pemeriksaan
datar
4. Refleks Burning
5. Refleks Moro
6. Refleks Rooting
7. Refleks Sucking
8. Refleks Swallowing
9. Refleks Tonic Neck
10. Refleks Babinski
11. Refleks Pamar
12. Rapikan Bayi
13. Cuci Tangan
14. Dokumentasi
C.FASE TERMINASI
1. Menjaga privasi klien
2. Rencana Tindak Lanjut
DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan,
tanggal dan jam pelaksanaan.
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan
objektif) di dalam catatan.
3. Bersihkan dan kembalikan peralatan yang
digunakan pada tempatnya.
4. Buka APD dan cuci tangan.
5. Dokumentasikan tindakan

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Perkembangan sistem saraf pusat pada bayi dapat dinilai dengan pemeriksaan 
otomatisme infantil, biasa disebut refleks primitif. Refleks-refleks ini berkembang selama dalam
kandungan, umumnya muncul setelah lahir, dan menghilang pada umur tertentu. Kelainan pada
reflek-reflek ini menandakan penyakit neurologis dan mengindikasikan investigasi lebih intensif.
Kelainan-kelainan tersebut dapat berupa tidak ada pada umur yangsesuai, tetap ada lebih lama
dari normalnya, asimetris, berhubungan dengan postur atau gerakan tertentu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Primitive Relex Profiles. Devolepmental Medicine & Child

13

Anda mungkin juga menyukai