Anda di halaman 1dari 22

Asuhan Kebidanan Tumbuh Kembang

diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Neonatu, Bayi Balita dan
Anak Pra Sekolah

Dosen Pengampu : Linda Ika Puspita. Ariati, M.Keb

Disusun Oleh :

Sela Anggraeni Septia Wulandari (200550013)

AKADEMI KEBIDANAN JEMBER

JL. Pangandaran no.42, Plinggan, Antirogo, Kec. Subersari,


Kabupaten Jember, Jawa Timur 68125

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Berjudul :

Asuhan Kebidanan Tumbuh Kembang

diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Neonatu, Bayi Balita
dan Anak Pra Sekolah

Telah diketahui dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing Dosen PJMK

Dini Eka , S.ST, M.Keb Linda Ika Puspita. Ariati, M.Keb

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Tumbuh Kembang”. Dalam penyusunan laporan ini, saya
mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Nurul Aini,M.Kes selaku Direktur akademi kebidanan Jember.

2. Sultanah Zahariah, M. Keb selaku Kaprodi Akademi Kebidanan Jember.

4. Dini Eka , S.ST , M.Keb selaku Dosen Pembimbing.

6. Semua dosen dan staf Akademi kebidanan jember.

7. Orang tua yang senantiasa selalu mendoakan dan mendukung kami.

Saya menyadari bahwa penyelesaian laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dalam segi pembahasan, penulisan dan penyusuna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritk dan saran dari dosen pembimbing, untuk menyempurkan
laporan ini..

3
Jember, 05 November 2021

Penyusun

4
DAFTAR ISI

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sehingga berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat mengambil kasus


kehamilan normal

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan terhadap
tumbuh kembang anak untuk mncapai tumbuh kembang yang
sesui usia.

1
1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu memahami pengertian tumbuh kembang.

2. Mahasiswa mampu memahami klasifikasi tumbuh kembang.

3. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala tumbuh


kembang.
4. Mahasiswa mampu memahami etiologi tumbuh kembang.

5. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan.

1.3 Ruang Lingkup

1.3.1 Sasaran
Sasaran dari penulisan laporan ini adalah seluruh pasien anak
ditempat PMB Bidan Anggraeni, Amd. Keb.

1.3.2 Tempat Praktek


Tempat praktek dari penulisan laporan ini adalah PMB Bidan
Anggraeni, Amd. Keb.

1.3.3 Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksaan praktek dari penulisan laporan ini adalah
mulai tanggal 23 Oktober - 5 November 2021

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi
Asuhan kebidanan ini dapat memberikan pemahaman bagi
mahasiswa D.III Kebidanan Akademi Kebidanan Jember
mengenai asuhan kebidanan sehingga denga adanya
penyusunan asuhan kebidanan di harapkan siswa dapat
meningkatkan kompetensinya, yang selanjutnya akan
meningkatkan mutu kualitas institusi Akademi Kebidanan
Jember, penyusunan asuhan laporan tumbuh kembang ini juga
akan memperkaya kepustakaan pada institusi Akademi
Kebidanan Jember

2
1.4.2 Bagi Lahan Praktek
Sebagai acuan untuk dapat meningkatkan pelayanan kebidanan
termasuk pada anak sesuai Standart Pelayanan Minimal Asuhan
Kebidanan.

1.4.3 Bagi Pasien


Klien mendapat Asuhan Kebidanan sesuai Standart Pelayanan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Tinjauan Teori

1.1.1 Pengertian tumbuh kembang


Menurut Soetjiningsih (2012), pertumbuhan (growth) berkaitan
dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran
berat (gram, kilogram) ukuran panjang (cm, meter), umur tulang
dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).

Sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya


kemampuan serta struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai
hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistem organ yang terorganisasi dan berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Dalam hal ini
perkembangan juga termasuk perkembangan emosi, intelektual dan
perilaku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan (Soetjiningsih,
2012).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa


pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik (kuantitas),
sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi
organ/individu yang merupakan hasil interaksi kematangan susunan
saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya
perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi
dan sosialisasi (kualitas). Kesemua fungsi tersebut berperan penting
dalam kehidupan manusia secara utuh.

4
1.1.2 Klasifikasi tumbuh kembang
Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Berdasarkan
beberapa teori, maka proses tumbuh kembang anak dibagi menjadi
beberapa tahap (Depkes, 2006), yaitu:
1. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam
kandungan). Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
1) Masa zigot/mudigah, yaitu sejak saat konsepsi sampai
umur kehamilan 2 minggu.
2) Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai
8/12 minggu. Sel telur/ovum yang telah dibuahi dengan
cepat akan menjadi suatu organism, terjadi diferensiasi
yang berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ
dalam tubuh.
3) Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu
sampai akhir kehamilan.
2. Masa bayi (infancy) umur 0-11 bulan.
Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu:
a. Masa neonatal, umur 0-28 hari.
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan
terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulai
berfungsinya organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi
dua periode:
a. Masa neonatal dini, umur 0-7 hari.
b. Masa neonatal lanjut, umur 8-28 hari.
b. Masa post neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses
pematangan berlangsung secara terus-menerus terutama
meningkatnya fungsi sistem saraf. Selain itu untuk
menjamin berlangsungnya proses tumbuh kembang
optimal, bayi membutuhkan pemeliharaan kesehatan
yang baik termasuk mendapatkan ASI eksklusif selama 6
bulan, diperkenalkan pada makanan pendamping ASI

5
sesuai dengan umurnya, mendapatkan imunisasi sesuai
jadwal serta mendapatkan pola asuh yang sesuai. Masa
ini juga masa dimana kontak ibu dan bayi berlangsung
sangat erat, sehingga dalam masa ini pengaruh ibu dalam
mendidik anak sangat besar.
3. Masa anak toddler (umur 1-3 tahun).
Pada periode ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan
terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik kasar dan
motorik halus serta fungsi ekskresi. Setelah lahir sampai 3
tahun pertama kehidupannya (masa toddler), pertumbuhan
dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan terjadi
pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya
sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks.
Jumlah dan pengaturan hubungan antar sel saraf ini akan
sangat mempengaruhi kinerja otak mulai dari kemampuan
belajar berjalan, mengenal hurup hingga bersosialisasi. Pada
masa ini perkembangan kemampuan bicara dan bahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan
berikutnya. Perkembangan moral dan dasar-dasar kepribadian
anak juga dibentuk pada masa ini sehingga setiap
kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak
dideteksi dan ditangani dengan baik akan mengurangi
kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.
4. Masa anak pra sekolah (umur 3-6 tahun).
Pada masa ini pertumbuhan berlangsung stabil. Aktivitas
jasmani bertambah seiring dengan meningkatnya
keterampilan dan proses berfikir. Pada masa ini selain
lingkungan di dalam rumah, anak mulai diperkenalkan pada
lingkungan di luar rumah. Anak mulai senang bermain di luar
rumah dan menjalin pertemanan dengan anak lain. Pada masa
ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra

6
dan sistem reseptor penerima rangsangan serta proses memori
harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik.
5. Masa anak sekolah (6-12 tahun)
Pada masa ini pertumbuhan dan pertambahan berat badan
mulai melambat. Tinggi badan bertambah sedikitnya 5 cm
per tahun. Anak mulai masuk sekolah dan mempunyai teman
yang lebih banyak sehingga sosialisasinya lebih luas. Mereka
terlihat lebih mandiri. Mulai tertarik pada hubungan dengan
lawan jenis tetapi tidak terikat. Menunjukkan kesukaan dalam
berteman dan berkelompok dan bermain dalam kelompok
dengan jenis kelamin yang sama tetapi mulai bercampur.
6. Masa anak usia remaja (12-18 tahun)
Pada remaja awal pertumbuhan meningkat cepat dan
mencapai puncaknya. Karakteristik sekunder mulai tampak
seperti perubahan suara pada anak laki-laki dan pertumbuhan
payudara pada anak perempuan. Pada usia remaja tengah,
pertumbuhan melambat pada anak perempuan. Pada remaja
akhir, mereka sudah matang secara fisik dan struktur dan
pertumbuhan organ reproduksi sudah hampir komplit. Pada
usia ini identitas diri sangat penting termasuk didalamnya
citra diri dan citra tubuh. Pada usia ini anak sangat berfokus
pada diri sendiri, narsisme (kecintaan pada diri sendiri)
meningkat. Mampu memandang masalah secara
komprehensif. Mereka mulai menjalin hubungan dengan
lawan jenis dan status emosi biasanya lebih stabil terutama
pada usia remaja lanjut.

1.1.3 Tanda gejala tumbuh kembang


Pada gangguan tumbuh kembang terdapat tanda dan gejala yaitu
tidak mampu melakukan keterampilan atau perilaku sesuai usia
(fisik, bahasa, motorik, psikososial), pertumbuhan fisik terganggu,
tidak dapat melakukan perawatan diri sesuai usia, respon sosial
lambat, nafsu makan menurun, pola tidur terganggu dan lain-lain.

7
1.1.4 Etiologi tumbuh kembang
Penyebab dari gangguan tumbuh kembang menurut (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2016) yaitu : efek ketidakmampuan fisik,
keterbatasan lingkungan, pengabaian, terpisah dari orang tua atau
orang terdekat

1.1.5 Penata laksanaan tumbuh kembang


1. Selalu beritahu ibu setiap hasil dari pemeriksaan dan berikan
penjelasan yang mudah dimengerti ibu
2. Selalu puji apapun hasil akhir pada pemeriksaan untuk
memotifasi bayinya
3. Memberi tahu ibu cara menstimulasi anaknya sesuai dengan
usianya
Stimulasi pada anak umur 48-60 bulan (Kemenkes RI, 2012)
a.Kemampuan gerak kasar
1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan Dorong anak main bola,
lari,lompat dengan 1 kaki, lompat jauh, jalan diatas papan
sempit/permainan keiseimbangan tubuh, berayun–ayun dan
memanjat
2. Lomba karung Ambil karung/kain sarung yang cukup lebar
untuk menutup bagian bawah tubuh dan kedua kaki anak.
Tunjukkan pada anak dan teman temannya cara cara
memakai karung dan melompat-lompat, siapa yang paling
cepat /dulu sampai garis tujuan
3. Melompati tali Pada waktu anak bermain dengan teman
sebayanya, tunjuk 2 anak untuk memegang tali tali raffia
(panjang 1 meter), atur jarak dari 33 tanah, jangan sampai
terlalu tinggi. Tunjukan kepada anak cara melompati tali
dan bermain “kotak melompat‟
b. Kemampuan gerak halus
1. Stimulasi yang perlu

8
dilanjutkan Ajak anak bermain puzzle, menggambar,
menghitung, memilih dan mengelompokkan, memotong dan
menempelkan gambar
2. Menggambar
Ketika anak sedang menggambar, minta anak melengkapi
gambar tersebut, missal : menggambar baju pada gambar
orang, menggambar pohon, bunga, matahari, pagar pada
gambar rumah, dan sebagainya
a. Membandingkan besar/kecil,
banyak/sedikit,berat/ringan
Ajak anak bermain menyusun 3 buah piring berbeda
ukuran atau 3 gelas diisi air tidak sama. Mintak anak
menyusun piring/gelas tersebut dari yang ukuran
kecil/jumlah sedikit kebesar/banyak atau dari ringan
keberat .bila anak dapat menyusun ketiga benda itu,
tambahkan jumlahnya menjadi 4 atau lebih
b. Berkebun
Ajak anak menanam biji kacang tanah/kacang hijau
dikaleng /gelas aqua bekas yang telah diisi tanah. Bantu
anak menyirami tanaman tersebut setiap hari. Ajak
anak memperhatikan pertumbuhan dari hari ke hari.
Bicarakan bagaimana tanaman, binatang dan anakanak
tumbuh/bertambah besar.
c. Kemampuan bicara dan bahasa
1. Stimulasi yang dilanjutkan Buat anak mau bertanya dan
bercerita tentang apa yang dilihat dan didengar, dorong
anak sering melihat buku. Buat agar ia melihat anada
membaca buku
2. Mengenal huruf dan symbol Tuliskan benda-benda yang
ada diruangan pada kertas kecil. Kemudian temple kertas
tersebut pada setiap benda , misalnya: tuliskan meja
ditempel dimeja, tulisan buku, bunga, bantal dan sebaginya.

9
Minta anak menyebutkan tuliasan dikertas tersebut ajari
anak mengenali tanda-tanda disepanjang jalan.
3. Membaca majalah Kumpulkan majalah anak (bekas) atau
bila mungkin berlangganan majalah anak. Bacakan dan ajak
anak melihat majalah tersebut. Bila berlangganan lakukan
secara teratur setiap penerbitan majalah itu.
4. Mengunjungi perpustakaan Sesering mungkin bawa anak
menginjungi taman bacaan/perpustakaan anak-anak. Pinjam
buku yang menarik perhatikan anak bacakan untuk anak
5. Melengkapi kalimat Buat kalimat pertanyaan mengenai apa
yang anda dan anak lakukan bersama dan mintak anak
meneyelesaikannya. Misalnya sehabis mengajak anak
kekebun binatang, kemarin kami pergi ke 35 atau sehabis
mengajak anak makan mie bakso “makanan kesukaan adik
adalah”
6. Bercerita „ketika saya masih kecil‟‟ Anak senang
mendengar cerita tentang masa kecil orangtuanya dan
senang bercerita tentang “masa kecil anak” ceritakan masa
kecil anda dan selanjutnya minta anak menceritakan masa
kecilnya.
d. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan Berikan tugas rutin pada
anak dalam kegiatan dirumah , ajak anak membantu anda
didapur dan makan bersama keluarga, buat agar anak
bermain dengan teman sebayanya, ajak anak berbicara
tentang apa yang dirasakan anak, dan bersama-sama anak
buatlah rencana jalan-jalan sesering mungkin
2. Membentuk kemandirian Beri kesempatan pada anak
untuk mengunjungi tetangga dekat, temanatau saudara
tanpa ditemani anda. Selanjudnya minta anak bercerita
tenntang kunjungnya itu

10
3. Menggambar orang Tunjukkan pada anak cara
menggambar orang pada selembar kertas. Jelaskan ketika
anda menggambar mata, hidung, bibir dan baju
4. Mengikuti aturan permainan/petunujuk Ajak anak bermain
sekaligus belajar mengikuti aturan/petunjuk permainan.
Pada permainan, beri perintah kepada anak, misalnya
“berjalan 3 langkah besar kedepan atau berjalan mundur 5
langkah 36 jinjit”. Setiap kali akan menjakankan perintah
itu, minta anak mengatakan : “bolehkah saya
memulainya?”
5. Anjurkan ibu untuk rajin menstimulasi anak sesering
mungkin, penuh kesabaran, dan kasih sayang, bervariasi
dan sambil bermain dengan anak agar ia tidak bosan.
6. Intervensi pada anak dilakukan secara intensif setiap hari
sekitar 3- 4 jam, selama 2 minggu. Bila anak terlihat
senang dan tidak bosan, waktu intervensi dapat ditambah.
Bila anak menolak atau rewel, intervensi dihentikan
dahulu. Dilanjutkan apabila anak sudah dapat diintervensi
lagi.
7. Menganjurkan ibu untuk mengawasi perkembangan
anaknya.
8. Beritahu ibu menu bergizi seimbang untuk makanan
sehari-hari anak
9. Bila hasil evaluasi intervensi jawaban „‟YA‟‟ tetap 7 atau
8, maka kerjakan langkah-langkah berikut : teliti kembali
apakah ada masalah dengan :
a. Intensitas intervensi perkembangayang dilakukan
dirumah, apakah dilakukan secara intensif ?
b. Jenis kemampuan perkembangan anak yang
diintervensi, apakah sudah dilakukan secara tepat
dan benar ?

11
c. Cara memberikan intervensi, apakah sudah sesuai
dengan petunjuk dan nasehat dari tenaga kesehatan
?
d. Lakukan pemeriksaan fisik yang teliti, apakah ada
masalah gizi? Penyakit pada anak ? kelainan
organ-organ terkait ?
10. Apabila hasil intervensi yang ke-2 anak ada kemajuan
berikan pujian kepada orang tua dan anak, bila
kemampuan anak tidak mengalami kemajuan berarti ada
keterlambatan atau penyimpangan (P) pada tumbuh
kembang anak, dan anak perlu segera dirujuk kerumah
sakit yang memiliki tenaga dokter spesalis anak, kesehatan
jiwa, rehabilitasimedik, psikolog dan ahli terapi
(fisioterapis, terapis, bicara) dengan menuliskan jenis dan
jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak
halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian

2.1 Manajemen Konsep Asuhan Kebidanan (ASKEB Teori sesuai


Varney)

2.2.1 Pengkajian data subyektif dan obyektif


a. Data Subjektif
1) Usia
2) Alasan Kunjungan
3) Riwayat tumbuh kembang
4) Obat yang pernah di konsumsi
5) Riwayat kesehatan anak
Riwayat kesehatan anak meliputi berbagai penyakit yang
pernah dialami sebelum akan berpengaruh pada tumbuh
kembang selanjutnya
6) Riwayat kesehatan keluarga

12
Meliputi berbagai penyakit yang pernah di alami
sebelumnya akan berpotensi pada perkembangan tumbuh
kembang.
7) Pola kehidupan sehari hari

8) Riwayat psikososial, spiritual dan budaya


a. Psikosial :
b. Spiritual :
c. Budaya :
b. Data objektif
1) Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum :
Baik :tidak meringis kesakitan, penampilan rapi,
komonikasi dapat merespon, tidak pucat
Cukup :pasien dapat merespon, wajah pucat,
penampilan rapi
Kurang : pasienkurang dapat merespon pembicaraan
, wajah pucat, penampilan kurang baik (baju
robek kecelakaan )
b. Kesadaran :Composmentis, karna anak dapat merespon
seluruh pertanyaan yang di berikan

13
a. Composmentis, yaitu kondisi seseorang yang sadar
sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap
lingkungannya dan dapat menjawab pertanyaan yang
ditanyakan pemeriksa dengan baik.
b. Apatis, yaitu kondisi seseorang yang tampak segan dan
acuh tak acuh terhadap lingkungannya.
Delirium, yaitu kondisi seseorang yang mengalami
kekacauan gerakan, siklus tidur bangun yang terganggu
dan tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi serta
meronta-ronta
c. Somnolen yaitu kondisi seseorang yang mengantuk
namun masih dapat sadar bila dirangsang, tetapi bila
rangsang berhenti akan tertidur kembali.
d. Sopor, yaitu kondisi seseorang yang mengantuk yang
dalam, namun masih dapat dibangunkan dengan
rangsang yang kuat, misalnya rangsang nyeri, tetapi
tidak terbangun sempurna dan tidak dapat menjawab
pertanyaan dengan baik.
e. Semi-coma yaitu penurunan kesadaran yang tidak
memberikan respons terhadap pertanyaan, tidak dapat
dibangunkan sama sekali, respons terhadap rangsang
nyeri hanya sedikit, tetapi refleks kornea dan pupil
masih baik.
f. Coma, yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam,
memberikan respons terhadap pertanyaan, tidak ada
gerakan, dan tidak ada respons terhadap rangsang nyeri.
Pada pasien anak ini di katakan kesadaran nya baik jika
memiliki kesadaran di tingkat Composmentis.
2. Keadaan emosional
Stabil : keadaan di mana seseorang dapat menyesuaikan diri.
Sehingga apabila orang tersebut mendapat rangsangan

14
emosional dapat menyesuaikan diri tidak menunjukkan
ketegangan atau gangguan emosi
Cemas : perasaan gugup atau gelisah
Anak tidak memiliki keluhan cenderung stabil.
3. Antropometri
4. TTV
2) Pemeriksaan fisik
a. Wajah :.
b. Mata :
c. Mulut / gigi / lidah :
d. Jika mencumpai lidah kotor curiga adanya infeksi,
kebersihan mulut perlu menjadi perhatian selama
masa anak- anak.
b. Leher :
c. Payudara :
d. Abdomen :
e. Genetalia : observasi kebersiha, adakah tanda infeksi seperti
merah, gatal, bengkak, berbau tidak sedap.
f. Estremitas : Mengkaji adanya oedama pada tangan dan kaki
anak. Odema mencerminkan kondisi beberapa penyakit dan
kondisi yang dapat menyebabkan edema meliputi:
gagal jantung kongestif, penyakit liver, misalnya sirosis
infeksi, reaksi alergi yang parah, penyumbatan pembuluh
darah, penyakit ginjal, gangguan pada aliran cairan getah
bening (sistem limfatik), kekurangan protein atau malnutrisi
energi protein.
g. Pemeriksaan penunjang :

2.2.2 Interpretasi data

15
Masalah aktual : tergantung dari keluhan atau penyulit/ komplikasi
anak

Keuhan/penyulit/komplikas Masalah aktual


i
Anak

2.2.3 Diagnosa potensial :


Keluhan/penyulit/komplikasi Dignosa potensial
Anak

2.2.4 Antisipasi penanganan segera :


Keluhan/penyulit/komplikasi Antisipasi penanganan segera
Anak

2.2.5 Intervensi
Keluhan/penyulit/komplikas
Intervensi
i Anak

16
2.2.1 Implementasi

Keluhan/penyulit/komplikas Implementasi
i
Anak

2.2.2 Evaluasi
Keluhan/penyulit/komplikas
Evaluasi
i Anak

17

Anda mungkin juga menyukai