PAPER NAME
12 Pages 147.2KB
Oct 13, 2022 10:34 PM GMT+7 Oct 13, 2022 10:35 PM GMT+7
Summary
BAHASA PRODUKSI DAN PEMAHAMAN
ARTIKEL
Disusun Oleh:
Kelompok 06
14
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER
A. Latar Belakang
1
Rohmani Nur Indah, Teori-Teori Psikolingustik, (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim, 2018) , 2.
210
Rohmani Nur Indah, Proses Pemerolehan Bahasa: Dari Kemampuan Hingga Kekurangmampuan Berbahasa.
Ligua, 3 (1) (2008),4.
1
B. Masalah atau Topik Bahasan
C. Tujuan Penulisan
Jika diihat dari latar belakang dan topik bahasan maka tujuan menulis artikel ini
dikhususkan sebagai edukasi serta menambah wawasan tentang ilmu pemahaman
Bahasa dan produksi.
2
TEKS UTAMA
3
menganalisis ucapan, mengidentifikasinya sebagai perkata atau berkalimat, dan
beberapa ide yang terkandung dalam kalimat 3
Dalam pemahaman konsep bahasa, tidak lepas dari peranan memori (ingatan)
2
seseorang. Penyimpanan Ini tidak memiliki tempat khusus di otak. Jika terjadi kelainan
memori dilakukan oleh bagian hemisfer kiri, terutama korteks prefrontal, korteks
cingulate anterior, dan gyrus parahippocampal. Di sisi lain, pengambilan memori dari
belahan kanan dilakukan di tiga area yang serupa. Pola tersebut dikenal sebagai HERA-
Hesmispheric Encoding/Retrival Asymmetry. Terdapat 3 jenis memori (ingatan):
Pertama, memori pengalaman adalah memori masa lalu. Yang kedua adalah memori
konseptual, yang digunakan untuk membuat konsep berdasarkan fakta input. Ketiga,
memori kata adalah memori yang menghafal konsep-konsep dalam bentuk bunyinya
(Indah, 2017).
Pemahaman bahasa terdiri dari beberapa komponen. pahami dulu
Pidato di mana input sensorik terdiri dari komponen fonetik, fonetik, dan fonologis
(Treraiman. 2003). Input diproses di kepala pendengar. Yang kedua adalah pemahaman
Kosa kata Pendengar mengaitkan leksikon yang diterima dengan leksikon yang
disimpan dalam memori (ingatan) nya (Marsien-Wilson,1990 dalam forteneau dkk,
1998). 4
Semantik dan sintaksis tentang kata juga ditampilkan, jika relevan. Proses yang
ketiga yaitu pemahaman kalimat. Di sini pendengar menguraikan dan mengasosiasikan
2
kalimat didasarkan pada konteks linguistiknya. Terkait Informasi yang relevan
disimpan secara permanen dalam memori (Frazier, 1987 dalam Fonteneau dkk, 1998).
Pemahaman akhir adalah wacana yang dimana menggabungkan hasil semua
interpretasi kalimat ke dalam struktur wacana secara keseluruhan. Di sini juga
pendengar mencoba memahami wacana dengan melengkapi pesan pembicara (Singer,
1994 dalam Fonteneau dkk, 1998).5
3
Sebagian objek pemikiran manusia tentang bagaimana manusia dapat
berbahasa. Menurut para ahli, ada banyak bentuk pembelajaran bahasa yang berbeda.
Berdasarkan dari pendapat mereka yang bertentangan, akan tetapi saling melengkapi
dan memperkuat. Menurut para ahli, teori belajar bahasa sangat beragam dan menarik.
3
Rohmani Nur Indah, 2008, …….4.
4
Ibid., 5.
5
Ibid.
4
Kaitannya Ada banyak teori pembelajaran bahasa yang dapat dicantumkan
dalam bab-bab tentang behaviorisme, naturalisme, kognitivisme, fungsionalisme,
konstruktivisme, humanisme, dan teori sibernetik. Teori ini memiliki pengaruh yang
sangat kuat pada linguistik. Sebelum mendalami teori belajar bahasa, terlebih dahulu
3
kita harus mengkaji konsep teori. McLauglin (Hadley: 43, 1993) menyatakan bahwa
fungsi teori adalah untuk memahami dan mengorganisasikan data tentang pengalaman
6
Ibid.
5
2
Sintaksis, yaitu merancang pada struktur seperti hal nya bagaimana akan
berbentuk menjadi sebuah kalimat.
2
Leksikal, memilih kata yang pas atau sesuai untuk di gunakan, jika muncul
satu saja kata maka nantinya akan diikuti oleh informasi kata lain meliputi
relasinya.
2
Fonologis, yaitu jika informasi yang mempunyai sifat abstrak tersebut
terangkum lalu dirubah kedalam bentuk bunyi.
Fonetis, sudah dipersiapkan fitur yang harusnya dipilih agar penutur bisa
mengatur wujud artikulasi nya.
Dalam produksi bahasa bisa saja terjadi kesalahan yang terjadi secara tidak sengaja
ataupun menyimpang dari target linguistik nya. Dan penyebab dari terjadinya kesalahan
2
tersebut sangatlah beragam paling banyak yang dikaitkan dengan rasa gelisah, gugup, lelah,
bahkan tidak fokus, juga terkadang fikiran dalam bawah sadar juga ikut muncul tanpa
disengaja. Dari beberapa kasus yang ada dikarenakan gangguan dari serebral otak. Trauma
neurologis juga bisa mempengaruhi adanya kesalahan.
a. Level semantik: artinya makna dari apa yang diucapkan atau disiplin linguistic
yang mengkaji sistem makna, yang dikaji adalah makna dalam semantik dari
banyak segi, yang paling utama adalah teori atau aliran yang berbeda beda.
6
b. Level sintaktik: struktur ketatabahasaan dari kata kata yang diucapkan
c. Level morfologis: morfem morfem dalam rencana kalimat
d. Level fonologis: fonem fonem dalam rencana kalimat
Disaat kita merencanakan apa yang akan kita katakan maka terbentuklah
represntasi yang dibangun pada saat bersamaan nya disetiap level. Level diatas
tersebut terjadi pada saat yang sama dan bekerja secara bersamaan disetiap level,
a. Terdapat beberapa kaidah kaidah kategoris yang sudah ditetapkan pada tiap tiap
levelnya
b. Kaidah kaidah itu menentukan bagian yang pas disetiap level tersebut. Contoh:
sudah tepatkah kata benda atau kata kerja yang kita gunakan
c. Ada suatu “leksikon” didalam bentuk suatu jaringan tersebut
d. Dalam konsep, kata, morfem, dan fonem ada simpul yang berbeda dalam
jaringan tersebut
e. Jika suatu simpul di aktivasi maka simpul itu menyebarkan aktivasi ke yang lain
nya (simpul) tetapi hanya untuk yang bisa terkoneksi, jika tidak terkoneksi maka
tidak akan terjadi penyebaran aktivasi terhadap simpul yang lain nya.
f. Aktivasi simpul kembali ke nol sesudah terpilih untuk menghindar supaya
simpul itu tidak langsung dipilih kembali.
a. Memiliki ciri ciri yang berurutan dan cakupan serangkaian tahap tahap prosenya
b. Pada setiap tahap memiliki tingkat representasi kenikan nya sendiri
c. Representasinya adalah konsep leksikon, lema, morfem, kata kata fonologis,
dan skor gestural fanetik
d. 3 tingkat dalam jaringan: leksikal, lema, dan bentuk kata
e. Aktivasinya hanya bergerak ke depan
7
3. Teori-teori pengenalan kata lisan
C. Model TRACE
Faktor esensial dalam pemerolehan bahasa adalah faktor syaraf, yang mana memiliki
1
hubungan antara otak manusia dengan bahasa. Landasan neurologis bahasa ini yang mampu
menjawab bahwa manusia memiliki kemampuan berbahasa, tetapi hewan tidak.
Setiap anak yang normal dalam tahun petama hingga kira-kira umur 5 tahun
4
pertumbuhan, pikirannya akan belajar B1 atau bahasa ibu. Selanjutnya pada masa pubertas
(sekitar 12‐14 tahun) hingga menginjak dewasa (sekitar 18‐20 tahun), anak itu akan tetap
8
belajar B1. Sesudah pubertas keterampilan bahasa anak tidak banyak kemajuan, namun dalam
beberapa situasi, umpamanya dalam kosakata, ketika seorang anak mempelajari bahasa ibu
atau bahasa pertama secara terus menerus dalam hidupnya, pemerolehan bahasa pertama akan
1
dianggap bahasa yang utama bagi anak karena bahasa ini merupakan bahasa yang paling kuat
pengetahuan dan penggunaannya.
Ketika seorang anak sedang memperoleh bahasa pertamanya, terjadi dua proses, yaitu
proses kompetensi dan proses performasi. Kedua proses ini merupakan dua proses yang
berlainan. Dalam proses kompetensi, proses penguasaan tata bahasa berlangsung secara tidak
disadari. Proses ini merupakan syarat untuk terjadinya proses kinerja yang menyangkut proses
pemaham dan proses memproduksi ucapan. Selanjutnya adalah proses pemahaman, yang mana
melibatkan kemampuan dalam mempersepsikan kalimat yang didengar. Sedangkan proses
memproduksi ujaran menjadi kemapuan linguistik selanjutnya.
9
Anak yang baru lahir mengawali pemerolehan bahasa melalui suara tangisnya yang
merupakan bentuk respon terhadap stimulus dari lingkungannya. Selanjutnya anak akan terus
1
menyimpan stimulus bahasa pada memorinya. Anak akan lebih cepat menguasai bahasa jika ia
memperoleh bahasa dalam masa emas atau periode ideal (critical age) yaitu usia 6‐15 tahun.
1
Menurut Lanneberg (dalam Subyakto, 1992) pada masa emas otak manusia masih
sangat elastis sehingga memungkinkan seorang anak memperoleh bahasa pertama dengan
1
mudah dan cepat.7 Kematangan kognitif seseorang terjadi pada usia pubertas, yang mana saat
selesainya fungsi‐fungsi otak tertentu, khususnya fungsi verbal yang menjadi mantap di bagian
otak sebelah kiri. Hal inilah yang disebut lateralisasi. Pada masa kritis seseorang lateralisasi
7
yang membuat proses pemerolehan bahasa secara alamiah akan berkurang hingga akhirnya
hilang sama sekali.
7
Tri Budianingsih, “Peran Neurolinguistik dalam Pengajaran Bahasa”, Jurnal Al-Azhar Indonesia Seni
Humaniora, September 2015, 144.
9
12
PENUTUP
A. Kesimpulan
2
Dari paparan di atas maka simpulkan Memahami bahasa merupakan bagian dari
proses berbahasa. Artinya, alat, bahan, dan prosedur yang terkandung dalam pikiran
manusia yang digunakan untuk memahami dan menghasilkan bahasa. Jadi ini erat
kaitannya dengan persepsi bahasa manusia. Pengenalan ucapan mengacu pada
11
kemampuan manusia untuk menganalisis ucapan, mengidentifikasinya sebagai kata
atau kalimat, dan menangkap ide yang terkandung dalam kalimat.
Meskipun bahasa bisa menggunakan tulisan atau lisan, namun bagi sebagian
besar orang wicara ialah cara utama kita untuk mengkomunikasikan keyakinan,
gagasan atau pemikiran serta niat-niat kita. Walaupun tidak diragukan bahwa
komunikasi nonverbal mempunyai peran penting didalam komunikasi, akan tetapi kita
akan konsentrasi pada bahasa lisan dan produksinya dalam bagian ini. Teori aktivasi
menyebar (spreading activation theory) tentang bagaimana memproduksi wicara. Teori
ini berdasarkan prinsip koneksionis, juga beranggapan bahwasanya wicara tersebut
bekerja dalam empat level.
1
Faktor yang penting dalam menguasai bahasa adalah faktor neurologis, yakni
kaitan antara otak manusia dengan bahasa. Landasan neurologis bahasa inilah yang
mampu menjawab bahwa manusia memiliki kemampuan berbahasa, sedangkan hewan
tidak.
B. Saran
Semoga dengan adanya artikel ini bisa membuat pembaca lebih faham
mengenai pengertian dan pemahaman bahasa serta faktor dan tahapan studi Bahasa.
10
DAFTAR PUSTAKA
Indah, Rohmani N. (2018). Teori-teori Psikolinguistik. Malang: UIN Maulana Malik Ibrohim.
11
Similarity Report
TOP SOURCES
The sources with the highest number of matches within the submission. Overlapping sources will not be
displayed.
docplayer.info
1 8%
Internet
repository.uin-malang.ac.id
2 7%
Internet
media.neliti.com
3 4%
Internet
ejournal.unisbablitar.ac.id
4 1%
Internet
digilibadmin.unismuh.ac.id
6 <1%
Internet
ejournal.uin-malang.ac.id
7 <1%
Internet
repository.iainpare.ac.id
8 <1%
Internet
Sources overview
Similarity Report
es.scribd.com
9 <1%
Internet
qowikoplak.blogspot.com
10 <1%
Internet
text-id.123dok.com
11 <1%
Internet
burhanhito.blogspot.com
12 <1%
Internet
defrin-dwi-fpsi12.web.unair.ac.id
13 <1%
Internet
coursehero.com
14 <1%
Internet
Sources overview