Anda di halaman 1dari 16

Kaitan antara memori, pikiran, dan bahasa dalam

proses pemerolehan dan produksi bahasa


Nama Anggota
Nur Hamidah Hasbi Fikrul Hak
(192110038) (192110072)

Sri Purwaningrat Dwi Febriyanti


(192110039) (192110067)

Muafifah Rini Puji Lestari


(192110041) (192110052)

Meylina Dwi Pratiwi Dwika Wuri Cahyani


(192110043) (192110051)
materi 1
MEMORI
Memori ialah proses mental yang meliputi pengkodean,
penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan
pengetahuan yang semuanya terpusat dalam otak.beberapa
definisi memori menurut para ahli: (Slameto, 2010: 111),
”Ingatan adalah penarikan kembali informasi yang pernah
diperoleh sebelumnya.” Definisi ini masih sangat sederhana
karena hanya menekankan pada kemampuan seseorang untuk
memunculkan kembali informasi yang telah diperolehnya di
masa lalu, dengan kata lain ingatan adalah memunculkan
kembali pengalaman masa lalu.
Jenis memori :
1. Memori semantik. Memori ini menyimpan tentang
pengertian suatu obyek yang diketahui seseorang baik
berupa kata, konsep, peraturan, maupun ide-ide
abstrak.
2. Memori episodikMemori inilah yang menyimpan
informasi tentang peristiwa-peristiwa masa lalu,
sehingga seseorang dapat mengingat kembali kejadian-
kejadian yang pernah dialaminya.
3. Memori prosedural Procedural memory menunjukkan
pada ”knowing how” (Khadijah 2011:140). Ketika
seorang anak mampu membuka dan melepas baju,
maka anak tersebut telah menggunakan memori
prosedural.
Materi 2 PIKIRAN
Berpikir berarti menggunakan akal untuk memikirkan sesuatu. Maksudin
(2016, hal. 34) mengemukakan bahwa berpikir adalah manusia, karena
manusia yang tidak berpikir akan kehilangan eksistensi kemanusiannya
dalam kehidupan ini. Selanjutnya Maksudin (2016, hal. 34) juga
mengemukakan bahwa di dalam berpikir manusia memerlukan peta
pemikiran dan peta pemikiran adalah bahasa.. Bagaimanapun juga
seseorang akan kesulitan mengelola bahasa untuk berpikir dan
menghasilkan konsep pemikirannya bila memiliki kendala dalam
bahasanya.
Teori berpikir merujuk pada kemampuan untuk merepresentasi,
mengonsepsi, dan alasan tentang keberadaan mental. Dalam tahapan yang
sepenuhnya matang, teori pikiran adalah kerangka konseptual pada ranah
tertentu yang memperlakukan persepsi masukan tertentu sebagai perantara,
tindakan yang disengaja, kepercayaan, dan sebagainya.
Dengan demikian, kemampuan seseorang untuk merepresentasi
dan mengonsepsi tersebut menjadi bukti bahwa seseorang
memiliki kemampuan untuk berpikir. kemampuan berpikir
manusia didukung dengan adanya bahasa sebagai alat untuk
berpikirnya. Bahasa dijadikan bahan untuk membentuk sebuah
konsep dalam pikiran seseorang dan kemudian direpresentasikan
dalam bentuk bahasa.
Keterkaitan antara berbahasa dengan berpikir juga dikemukakan
oleh Suriasumantri (2010, hal. 173) bahwa manusia dapat
berpikir dengan baik karena dia mempunyai bahasa. tanpa
bahasa maka manusia tidak akan dapat berpikir secara rumit dan
abstrak seperti yang dilakukan dalam kegiatan ilmiah. Demikian
pula, tanpa bahasa maka seseorang tidak dapat
mengomunikasikan pengetahuannya kepada orang lain.
BAHASA
materi 3

Bahasa adalah satu sistem, sama dengan sistem-sistem

lain, yang sekaligus bersifat sistematis dan bersifat

sistemis. Jadi, Bahasa itu bukan merupakan satu sistem

tunggal melainkan dibangun oleh sejumlah subsistem

(subsistem fonologi, sintaksis, dan leksikon).


Bahasa adalah sarana dan merupakan aspek penting dalam
menjalani kehidupan manusiawi. Menurut Chaer dan Agustina
(2010, hal. 14), bahasa itu bersifat manusiawi, artinya bahasa
sebagai alat komunikasi verbal hanya dimiliki manusia.
Berbahasa berarti aktivitas menggunakan suatu bahasa. Seperti
yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa bahasa merupakan
suatu alat yang dimiliki oleh manusia yang digunakan untuk
berkomunikasi, mengekspresikan diri, dan mengaktualisasi diri.
• Dengan demikian, kompetensi berbahasa seseorang menentukan terhadap keterampilan
berbahasa produktif orang tersebut. Misalnya, ketika seseorang berbahasa, biasanya
kompetensi orang berbahasa tersebut dapat dilihat dari kejelasan pengungkapannya
melalui bahasa ujar atau tulis. Bagi orang lain, ketika seseorang berbahasa, hal itu
menjadi sebuah jalan untuk mengetahui kompetensi orang tersebut dalam berbahasa.
Dengan adanya ujaran ataupun tulisan, mitra tutur dapat mengerti dan memahami apa
yang ingin disampaikan oleh penutur. Sampainya informasi yang dikemukakan oleh
penutur kepada mitra tutur tentu juga dipengaruhi oleh kompetensi berbahasa yang
dimiliki oleh mitra tuturnya. Adanya konsep kompetensi dan performa seseorang dalam
berbahasa juga menjadi jalan supaya seseorang dapat mengetahui pemikiran orang lain
melalui bahasanya. Karena bagaimanapun juga bahasa menjadi sarana untuk untuk
berpikir, misalnya bahasa sebagai sarana dalam berpikir ilmiah.
Materi 4 Proses Pemerolehan dan Produksi Bahasa
1. Proses pemerolehan dan produksi bahasa bisa berupa berbicara ataupun menulis.
Saat berbicara, penutur bisa memproduksi 150 kata per menit. Ini artinya penutur
menghasilkan tiga kata perdetik dari koleksi kosakatanya yang rata-rata sekitar 30,000
kata. Dari semuanya itu penutur juga bisa menghasilkan setidaknya 1 kesalahan per
1000 kata
(Field, 2004).

Dalam produksi bahasa erat kaitannya dengan keraguan dan jeda, ini berhubungan dengan
bagaimana merencanaka produksi bahasa. Jeda umumnya muncul pada akhir klausa
(Field, 2004). Karena itu dalam merancang bicara dibutuhkan tahapan berikut:
 konseptual, meliputi proses mengenali proposisi abstrak yang akan disampaikan.
 sintaksis, dengan merancang pada struktur seperti bagaimana akan dibentuk
menjadi kalimat.
 leksikal, dimana dipilih kata-kata yang paling sesuai untuk digunakan. Ketika muncul
satu kata maka akan diikuti informasi kata yang lain baik itu meliputi relasinya, kata
lain yang umumnya menyertai, informasi fonologis dan morfologisnya.
 fonologis, setelah informasi yang bersifat abstrak tersebut terangkum lalu diubah ke dalam bentuk
bunyi
 fonetis, di sini dipersiapkan fitur yang dipilih sehingga penutu bisa mengatur wujud artikulasinya
(Field, 2004).

Produksi Bahasa
Pada proses bicara diperlukan:
(1) perencanaan ke depan pada level wacana, ini bertujuan misalnya untuk menentukan mana pesan
yang lebih penting dan perlu fokus intonasinya,
(2) masa berpikir, dimana pada saat yang sama juga merencanakan klausa selanjutnya untuk
menyambung dengan klausa yang sedang diartikulasikan.
(3) Mekanisme monitoring yang menjadi pengendali agar penutur dapat memeriksa sendiri apakah
tutur yang dihasilkan sesuai atau kurang jelas (Field, 2004).
Proses Pemerolehan dan Produksi Bahasa
2. Pemerolehan Bahasa menurut nativisme didukung adanya piranti
atau peralatan pemerolehan bahasa (LAD). Hal ini diungkapkan
oleh Chomsky sebagai implikasi hipotesis nurani dengan adanya
kenyataan bahwa anak tidak perlu menghafal pola kalimat tetapi
dengan melakukan proses internalize dalam memperoleh
penguasaan kaidah bahasa. (Indah, 2017e).
Pemerolehan Bahasa terjadi apabila anak yang belum pernah
belajar bahasa apapun mulai belajar bahasa untuk pertama kali. Jika
memperoleh satu bahasa disebut ekabahasawan (monolingual), jika
memperoleh dua bahasa sekaligus disebut dwibahasawan
(bilingual) dan jika lebih dari dua bahasa secara berurutan disebut
gandabahasawan (multilingual).
Proses Pemerolehan dan Produksi Bahasa
Dalam kedwibahasaan dapat muncul alih kode dan campur kode.
Alih kode yaitu proses mengganti bahasa yang digunakan oleh seseorang
yang bilingual. Terjadinya alih kode yaitu karena ketika penutur sedang
berbicara dalam pikirannya terlintas suatu alasan yang dapat diterima lawan
bicaranya. Campur kode, yaitu menggunakan dua atau lebih bahasa atau
ragam bahasa yang dipakai umpamanya jika penutur ingin menunjukkan
kemahirannya menggunakan kosakata bahasa asing tertentu.

Pemerolehan dwibahasa pada anak prasekolah terkait dengan proses


tumbuh kembang anak normal. Dalam hal ini semua anak mampu
mempelajari dua bahasa. Dengan mengetahui bahasa orangtuanya, dapat
dikenali komponen identitas budaya anak dan rasa memiliki anak pada
bahasanya.
Materi 5 K A I T A N “M E R E K A S E M U A”

Menurut kelompok kami kaitan antara memori,


pikiran, dan bahasa dalam proses pemerolehan
dan produksi bahasa, ialah otak adalah sumber
dari terbentuknya memori dan pikiran baik
dalam (proses) menangkap informasi dari
membaca dan menyimak melalui indra lainnya
seperti telinga dan mata. Tentunya otak dan
indra yang stabil pula akan memberi rangsang
dan emosi yang tepat.
SESI TANYA JAWAB

PERTANYAAN:
1.
2.
TERIMA KA
SIH

Anda mungkin juga menyukai