Anda di halaman 1dari 20

An Introduction to Psycholinguistics : What Do Language Users Know? (Pengantar Psikolinguistik : Apa yang diketahui dari pemakai bahasa?

Resume Bab 1 Halaman 1-40 Buku The Handbook of Psycholinguistic

Oleh : Laila Maharani : 7517110820 Fartika Ifriqia : 7517110606

S-3 PAUD Universitas Negeri Jakarta 2011

KATA PENGANTAR Bahasa merupakan dasar dari keberadaan manusia, karena hidup tanpa kata-kata adalah suatu yang sulit untuk dibayangkan. Sebagai suatu ketrampilan yang luar biasa, maka berbicara, mendengar, membaca dan menulis merupakan aspek yang fundamental dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut juga sebagai perantara dan membantu memahami berbagai peristiwa di dunia, seni, dan sains. Buku ini akan menjelaskan secara sederhana bagaimana penggunaan bahasa sebagai proses yang rumit, sebagai contoh, pertanyaan, Tigers , akan direspon anak-anak (bayi) sebagai bagian dari kebun binatang dan berkata what s that? (apa itu)? Banyak misteri: bagaimana kata tersebut muncul secara cepat dari berbagai ribuan kata-kata dalam perbendaharaan kata-kata seseorang? Dibagian mana kata-kata disimpan di dalam otak kita? Bagaimana kita menyeleksi kata-kata yang benar? Jika kita membuat keseleo lidah atau kesalahan pemahaman the tigers , mengapa lebih suka berkata, lions, oops , ini berarti tigers , daripada chair atau seperti raven (gagak), nevermore ? Bagaimana ide kita menjadi kode suatu pesan? Demikian pula ketika mendengar kata-kata, that bench has just been painted (bangku ini sudah dicat), bagaimana kita menentukan arti pesan tersebut dan menyatakan secara tidak langsung faktanya, menyatakan kesulitan, atau duduk di bangku? Mengapa kadang-kadang, pembicara sengaja terlihat memilih kata-kata yang salah pada suatu situasi, seperti ketika orang tua memanggil our tiger dengan a big kitty ketika seorang pembicara muda (balita) berbicara suatu bahasa? Dari seorang pembicara melalui pesannya, berupa kata-kata yang dimengerti pendengarnya, melakukan komunikasi yang komunikatif dan adanya decoding. Pada bagian ini, secara garis besar membahas bidang psikolingustik. Apakah yang perlu diketahui disiplin ilmu psikolinguistik? Apakah studi psikolinguistik? Kami menyampaikan pengantar berbagai deskripsi yang akan dijelaskan lebih mendalam isue utama psikolinguistik yang dapat ditemukan pada bab 2 -10. Kami akan menjelaskan apa maknanya tentang produksi, pengertian, dan pemerolehan (akuisisi) bahasa. Apa faktanya suatu bahasa? Semua bagian bahasa manusia bersifat formal: antara lain terstruktur, dan symbol-simbol yang bersistem. Setiap bahasa manusia mempunyai aturan-aturan yang mempengaruhi penggunaan subsistem-subsistemnya.

Yang termasuk subsistem antara lain system ujaran, atau phonologi; aturan susunan kata atau morphologi; makna kata dan systemnya, leksikon dan semantic; aturan susunan kalimat, sintaksis; dan kaidah penggunaan bahasa yang sesuai dengan latarbelakang social, pragmatic. Setelah menggambarkan sketsa tipe-tipe pengetahuan pemakai bahasa, kita akan mendiskusikan mengapa para ahli psikolinguistik melakukan desain eksperimental yang kompleks untuk memahami bagaimana proses manusia berbahasa. Pendekatan eksperimental ini penting, karena kesadaran metalinguistic manusia (pengetahuan tentang bahasa) terbatas, dan secara tidak sadar memproses psychological yang mendasari penggunaan bahasa. Contohnya, kami tidak dapat menemukan penambahan kata-kata dalam leksikon, ketika mendengar kata cow (sapi) yang terpikirkan benda tersebut , tetapi kami dapat menemukan suatu eksperimen bahwa memberikan suatu pertanyaan tersebut dan jawaban lainnya melalui kamus. Berbagai diskusi mengenai proses berbahasa digunakan sebagai contoh yang diilustrasikan bagaimana penggunaannya, makna, dan pengucapan bahasa Inggris. Jelasnya, bahasa Inggris adalah salah satu bahasa dunia, dan bermacam-macam variasi model dalam proses berbahasa. Adanya perbedaan antara oral (bahasa lisan) dan bahasa tubuh (gesture) (atau sandi/simbol) memberikan perbedaan pada teori-teori berbahasa secara komprehensif, produksi, dan pemerolehannya (akuisisi). Pada bagian yang sama, terdapat perbedaan antara memproses bahasa lisan dengan perbuatan, membaca atau menulis dalam berbagai model. Akhirnya, kami akan meninjau kembali evolusi psikolingustik sebagai suatu disiplin ilmu yang merupakan pengembangan dari psikologi dan linguistic.

What is Psycholinguistics? (Apakah Psikolinguistik?) The domain of psycholinguistics inquiry (Kajian bidang psikolinguistik)

Linguistik adalah disiplin ilmu yang menggambarkan struktur bahasa, meliputi tata bahasa, sistem suara, dan kosa kata. Bidang psikolinguistik atau psikologi bahasa, membahas mengenai penemuan proses psikologi yang diperoleh dan digunakan manusia dalam berbahasa. Terdapat 3 (tiga) bagian besar psikolinguistik (Clark & Clark, 1977; Tanenhaus, 1989) :

1. Comprehension (komprehensif) : bagaimana manusia memahami bahasa lisan dan tulisan). Penelitian ini mendalami berbagai tingkatan proses komprehensif, termasuk menyelidiki bagaimana kode-kode pembicara (komunikator) yang diinterpretasikan oleh pendengar (komunikan) mengenai persepsi bicara/speech perception (bab 3), bagaimana menentukan makna kata (makna leksikal/lexical access, bab 4), bagaimana struktur tata bahasa dalam kalimat dianalisa untuk menghasilkan makna (memproses kalimat/sentence processing, bab 5), dan bagaimana percakapan-percakapan atau teksteksyang panjang diformulasikan dan dievaluasi secara tepat (discourse, bab 6). Bagaimana bahasa tulis diproses oleh semua bidang (bab 9). 2. Speech production (suara yang diucapkan) : Bagaimana manusia menghasilkan bahasa. Bagian ini mempelajari produksi bahasa secara komprehensif , mengontrol rangsangan berbahasa dan menganalisa pola-polanya secara akurat dan kesalahannya, tanggapan terhadap waktu, dan penilaian perilaku bagaimana pendengar memproses bahasa. Akan tetapi banyak kesulitan bagaimana konsep-konsep tersebut ditempatkan pada bentuk linguistik; proses yang sebagian besar tersembunyi dari observasi, dan berbagai macam respon ekspresi verbal pendengar (komunikan) ketika memperoleh rangsangan. Pada bab 7 mempelajari tentang proses menghasilkan kesalahan ucapan dari seorang pembicara (salah ucap atau keseleo lidah) dan melatih secara terusmenerus ritme yang berkaitan dengan pengucapan (fenomena yang tiada henti dan jeda, atau pengucapan yang kurang lancar). 3. Acquisition (akuisisi) : bagaimana masyarakat belajar berbahasa Bagian ini menjelaskan bagaimana anak-anak belajar bahasa pertama (psikolinguistik perkembangan). Akuisisi bahasa dibahas pada bab 8, dan bab 10 mensurvei apa yang kita ketahui tentang proses belajar bahasa lain (belajar bahasa asing). Psikolinguistik perkembanganmerupakan disiplin ilmu yang dipublikasikan melalui jurnal, teks, dan monograf, khususnya yang berkaitan dengan isu ini. Kajian bidang ini juga, menyelidiki neurologi sebagai fungsi dasar manusia berbahasa secara terus-menerus. Di manakah posisi pada bagian otak yang dapat memformulasikan dan mengerti bahasa? Bagaimana struktur anatomi yang mendasari perkembangan normal dan penggunaannya secara luas

keahlian berbahasa? Anatomi dan psikologikal dari penelitian neurolinguistik berkaitan dengan perilaku berbahasa. Bab 2 dijelaskan, mengenali langkah-langkah bagian utama otak manusia yang dihubungkan dengan kemampuan lingustik secara spesifik. Tujuan akhir dari kajian psikolinguistik ini adalah untuk pengembangan yang berkaitan dengan bagaimana terjadinya makna kata dan penggunaan bahasa yang kompeten dan bagaimana kemampuan belajar dengan cepat pada anakanak (young children/balita)? Ada banyak alasan mengapa dalam proses ini masih dijumpai bahasa merupakan salah satu sistem perilaku yang kompleks bagi manusia. Alat dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini terutama mempelajari keahlian berbahasa dalam interaksi yang komunikatif. Contohnya, metode penelitian untuk memahami struktur sintaksis pendengar dewasa bukan menjadi/karya yang baik atau mempelajari bahasa yang dimengerti anak-anak (balita/young children) atau proses menghasilkan ucapan oleh orang dewasa atau anakanak. Kapasitas model bermanfaat menemukan fakta-fakta dalam memahami bahasa yang dihasilkan dari orang dewasa dan dari akuisisi bahasa anak-anak.

Language (bahasa) What is language? (apakah bahasa?)

Seorang bayi menangis karena mengompol. Seekor lebah terbang menari-nari dari satu bunga ke bunga lainnya mencari nektar. Seekor kucing menggaruk-garuk pintu lemari makanan yang diperlihatkan ketika lapar. Seekor anjing menggonggong. Seekor burung parkit berkata pretty bird seakan-akan burung tersebut mengaca dalam cermin. Seorang anak berkata saya benci tahu, saya tidak mau memakannya . Yang manakah merupakan gambaran penggunaan bahasa? Banyak contoh-contoh di atas dari suatu pesan yang dikomunikasikan. Tetapi sebagian besar kita sependapat bahwa hanya contoh yang terakhir saja yang benar dari berbagai contoh penggunaan bahasa. Apakah yang membedakan bahasa manusia dari perbuatan-perbuatan komunikatif lainnya? Bahasa manusia dikategorikan oleh struktur yang hieraki. Kita mengartikan pesan dapat dianalisis menjadi unit-unit lebih kecil. Ucapan anak-anak adalah suatu kalimat yang berisi elemen-elemen terkecil yang berlainan sebagaimana kata-kata dan suaranya, dan dapat digabung kembali untuk membuat ucapan (contoh, I won t eat tofu. I hate it. )

Semua bahasa-bahasa manusia dikarakteristikkan oleh sifat strukturalnya. Sebaliknya, substruktur bayi menangis dan suara binatang sulit dianalisis. Meskipun beberapa substruktur muncul keberadaannya dalam lebah yang terbang menari-nari dan replikasi ucapan manusia pada burung, namun terdapat kurangnya pesan-pesan kreativitas yang tidak terbatas (infinite creativity) dari bahasa manusia. Kemampuan pengguna bahasa dapat dihasilkan dan dimengerti dari sejumlah kalimat-kalimat berbentuk tidak terbatas dalam bahasa. Semua bahasa manusia memperlihatkan tingkat yang lengkap dari pengalaman pendengarnya, sesuai dengan imajinasi seseorang. Burung parkit tidak bebas berdiskusi dengan Anda tentang cuaca, belum pernah uraian pesan dari kata-katanya dan berkata I m a pretty bird, atau you re not bird. Struktural sifat-sifat dari berbagai bahasa termasuk aturan-aturan bagi penggunaannya, bahasa adalah aturan yang ditentukan oleh sistem perilaku. Tidak ada cara yang benar atau salah dalam menyalak (menggonggong) atau menangis (meskipun berbagai variasi banyak yang mengganggu satu sama lain). Sebaliknya, seorang anak tidak mudah berkata sesuai dengan kaidah bahasa Inggris, contoh berkata, Tofu I like not, eat and it won t I. Bahasa Inggris, seperti bahasabahasa lainnya, mempunyai ketentuan kosa kata termasuk pemakaian kata-kata dalam kalimat. Ada aturan yang berubah-ubah sesuai dengan waktu, dalam kaidah tata bahasa, bahasa Inggris memerlukan kata keterangan. Contohnya, kata subjek didahului oleh kata kerja dan keterangan objek diikuti kata kerja (yang disebut S-VO/subject-verb-object/S-P-O/subjek-predikat-objek) meskipun tidak semua kalimat sesuai dengan urutan. Dalam kalimat-kalimat bahasa Inggris cenderung meletakkan kata subjek sebelum kata kerja, akan tetapi dapat saja kata kerja diletakkan dibagian pertama, diikuti oleh kata subjek, sebagaimana pola dalam bahasa Arab. Demikian pula kata keterangan digunakan untuk menggambarkan satu kesatuan, perbuatan, dan atribut dalam bahasa juga berubah-ubah. Kata-kata dalam suatu bahasa merupakan simbolsimbol mengganti/tiruan suatu benda (rangkaian suara dari kata tree/pohon) untuk yang lainnya (konsep pohon tinggi dengan cabang-cabang, kulit kayu, tumbang). Antara tata bahasa dan kosa kata dari berbagai bahasa keberadaan kaidahnya berubah-ubah tergantung pemakainya. Perubahan bahasa yang tidak terbatas dan yang terbatas sesuai dengan aturan linguistik yang mencerminkan kesadaran manusia secara alami (Chomsky, 1981). Karakteristik universal dari kesadaran dan persepsi manusia juga berdasarkan

kategori sintaktis semua bahasa seperti kata benda dan kata kerja (Greenberg, 1963). Sifat-sifat tersebut terdapat dalam semua bahasa disebut linguistic universals.

Is language species-specific?

Bertrand Russel berkata. Bukan suatu masalah bagaimana seekor anjing pandai menyalak, kita tidak dapat mengatakan secara jujur kepada orang lain bahwa orang tua kita miskin. Inilah salah satu bagian bahasa dari perilaku manusia yang unik. Kenyataannya semua manusia secara spontan belajar suatu bahasa tanpa instruksi dan relative cepat selama masa kanak-kanak, kecuali mereka mempunyai suatu kondisi yang tidak memungkinkan. Para peneliti tidak memisahkan dari komunikasi binatang, mencari informasi linguistic bahasa manusia. Seperti lebah, burung, ikan paus, lumba-lumba, dan nonprimata mempunyai kemampuan bertukar pesan. (Akmajian, Demers, Farmer & Harnish, 1955; Demers, 1989), kemampuannya seperti balita. Terdapat percobaan mengajarkan bahasa manusia pada binatang-binatang khususnya hewan primate yang beberapa kata diisyaratkan secara benar oleh kera (Terrace, 1979; Rumbaugh, 1977). Dari studi bahasa binatang dan dari mengajarkan bahasa manusia pada primateonobos dan simpanse menunjukkan adanya bakat komunikatif yang luar biasa (Savage-Rumbaugh & Lewin, 1994) Beberapa peneliti memutuskan bahwa hewan primate dapat mempelajari dengan menggunakan kosa kata dengan memanipulasi sintaksis sebaik anak usia 2 tahun (Akmajian, Demers, Farmer & harsnish, 1995; Pinker, 1994).

Distinguishing Between Language and Speech (Perbedaan antara bahasa dan ujaran) Beberapa pengarang mengatakan bahasa adalah suara (Dinnen, 1967), atau medium bahasa adalah suara (Bolinger & Sears, 1981), hal itu tidak benar. Banyak bahasabahasa di dunia ini diucapkan atau lisan, dan banyak individu berbicara berbeda dibandingkan membaca atau menulis. Beberapa bahasa manusia lainnya adalah disimbolkan atau isyarat (bahasa isyarat), salah satunya American Sign Language (ASL) mempunyai kesamaan dasar dalam linguistic yang ditemukan seperti bahasa lisan manusia.

What speakers and listeners know : a brief survey of linguistic

Lingustik adalah bahasa dalam berbagai aspek. Sebagai suatu ilmu, berkaitan dengan struktur kata yang khusus menurut suatu bahasa atau bahasa-bahasa lainnya. Para ahli linguistic menyampaikan data bahwa apa yang masyarakat bicarakan dan apa yang ditemukan oleh masyarakat dalam bahasa yang digunakannya. Linguistik merupakan deskripsi daripada preskripsi. Terdapat formulasi bahasa selama kita hidup yang dapat diterima atau diketahui.

Levels of language analysis (tingkatan analisis bahasa)

Seorang ahli psikolinguistik menyampaikan bagaimana manusia berkomunikasi dengan orang lain? Pengertian di atas tergantung pada beberapa hal : y y y y Bunyi (ucapan) suatu pesan secara terpisah dan dikenal. Kata-kata yang diidentifikasi dan dikumpulkan sesuai dengan maknanya. Struktur tata bahasa suatu pesan yang dianalisa melalui permainan kata. Hasil interpretasi suatu pesan yang dievaluasi menurut pengalaman masa lalu dan konteksnya.

Bahasa merupakan system yang kompleks berdasarkan analisa dari berbagai tingkatan. Bahasa manusia dianalisis berdasarkan phonologi (system bunyi), morpologi (aturan formasi kata), leksikon (kosa kata), sintaksis (kaidah dari kombinasi penggunaan tata bahasa), semantic (makna kata), dan pragmatic (kaidah berdasarkan interaksi social dan interpretasi dalam konteks) Kita lebih mudah mengapresiasi berbagai sistem interaksi yang kompleks yang berusaha mempertimbangkan melalui suatu bahasa yang tidak kita ketahui. Seseorang yang diujicoba berfungsi dalam budaya asing hanya menggunakan kamus asing bahasa Inggris dengan mengetahui akan mencegah keterbatasan daftar katakata dan maknanya. Di bawah kami akan menguji berbagai kemampuan khusus yang mendasari kemampuan berbahasa. Faktanya bahwa penggunaan dan pemahaman bahasa relatif cepat dan tugas yang bagi mereka mudah, berbagai aspek linguistik menguasai bawah sadar secara alami.

Phonology

Kata-kata suatu bahasa adalah dapat dibagi ke dalam rangkaian pengucapan, dan bagian dari penguasaan bahasa yang memahami pengucapan yang benar dari suatu bahasa, termasuk kombinasi kaidahnya. Studi bagaimana pengucapan suatu bahasa menurut fisik yang diucapkan dinamakan phonetik artikulasi (articulatory phonetics) dan akan dijelaskan pada bab 3. Sejumlah besar bunyi yang diucapkan tersedia dalam berbagai bahasa di dunia ini. Meskipun secara subtansial keanekaragaman bahasa-bahasa di dunia jumlah huruf konsonan antara 6 dan 95, dan jumlah huruf vokal antara 3 dan 46 pemakaian bahasa tunggal pengucapannnya kira-kira 23 huruf konsonan dan 9 huruf vokal (Maddieson, 1984). Bunyi yang tersendiri yang digunakan suatu bahasa disebut phonemes (phonem). Phonem memperihatkan perbedaan; mengubah satu huruf dengan huruf lainnya yang menjadikan suatu kata yang bermakna atau juga tidak bermakna. Kita terbiasa mencoba belajar sebagai bahasa kedua yang disebut phonemic inventory (bunyibunyi yang digunakan dalam berbahasa) berbeda satu sama yang lain. Pembicara suatu bahasa harus dapat menghasilkan perbedaan bunyi bahasa yang bermakna. Mereka juga harus mempelajari perbedan-perbedaan bunyi yang tidak bermakna. Perbedaan bunyi tidak dapat digunakan membedakan makna dalam bahasa Inggris di mana dua bunyi terpisah dari phonem-phonem disebut allophones (variasi dari phonem yang sama). Dapat melihat contoh-contoh pada gambar 1.1, 1.2, 1.3. hal 10-11. Proses membedakan phonem yang menghasilkan makna yang berarti dan juga mempelajari perbedaan phonem yang tidak bermakna merupakan salah satu keberhasilan dalam berbahasa.

Sequences of sounds : phonotatics (urutan bentuk bunyi : phonotatiks)

Phonologi adalah kumpulan bunyi-bunyi (phonem) yang banyak dalam suatu bahasa; termasuk di dalamnya aturan menggabungkannya ke dalam kata-kata. Penting diketahui bahwa kaidah dari gabungan bunyi-bunyi dalam suatu bahasa memberikan kepuasan jika berhasil dalam kompetisi pertunjukkan permainan kata atau cermat mengisi teka-teki silang. Sistem phonologi suatu bahasa juga termasuk kaidah-kaidah untuk menginterpretasikan sajak, atau intonasi dan pola tekanan. Dalam bahasa Inggris, sajak dapat mengisyaratkan perbedaan tata bahasa sebagaimana perbedaan antara

kalimat pernyataan dan kalimat tanya (you re going, vs You re going?). Prosody (sajak) dapat juga memuaskan ekspresi emotional dan menegaskan pada pokokpokok utama dalam berbicara.

The lexicon and semantics (leksikon dan semantik) Ketika seseorang bermaksud berkomunikasi dalam bahasa asing, biasanya mereka mencari kamus. Kamus menyediakan arti kata-kata yang disajikan dari suatu bahasa dan menyediakan konseplabel bagi pembicara dalam diskusi. Berbagai macam istilah yang ada di dalam kamus disebut leksikon. Kemampuan pembicara-pendengar yang dimiliki suatu bahasa sangat beragam dan leksikon yang menyulitkan mental secara alami merupakan ketertarikkan yang terbesar bagi ahli psikolingistik. Orang dewasa mengetahui sepuluh hingga ribuan makna kata-kata dalam bahasa ibu dan memudahkan pemahaman atau menjalankan tujuan komunikasi yang komunikatif. Semantiks adalah studi tentang makna katadan cara kata-kata digabungkan satu sama lain dalam leksikon mental kita. Juga termasuk studi tentang makna yang penting dalam linguistik kontemporer. Apakah makna kata tidak mudah dijelaskan. Bagaimana satu indifikasi suatu objek seperti kursi, tidak ada masalah, bagaimana macam-macam kursi-kursi tersebut dikonstruksikan (Bernstein, 1983)? Kapan suatu objek menerima label cup (cangkir), daripada glass/gelas (labov. 1973). Masalah yang sulit menjelaskan bagaimana masyarakat memahami perasaannya dengan mudah, dan konsep yang nyata seperti anjing atau perabotan, pada bab 4. Meskipun kesulitan untuk mencatat kumpulan makna kata, kita dapat dengan mudah mendefinisikannya, dan mencari di kamus. Banyak orang mempercayai bahwa menggunakan kata-kata yang mudah dalam menbuat kalimat sesuai dengan tata bahasa, adalah benar. Ahli linguistik mengelompokkan kata-kata seperti table, penguin, ecstatic berbeda dengan katakata seperti the, for, dan is. Kelompok kata-kata pertama disebut content word, dan kelompok kedua disebu function words. Content word mempunyai makna referensi yang mendalam dalam perasaan biasa, diidentifikasi dan dijelaskan. Function words menyajikan sesuai dengan fungsinya di dalam kalimat sehingga terhaji hubungan di antara content word menjadi lebih jelas.

Morphology : the study of word formation (morphologi : studi tentang formasi kata)

Di dalam berbagai bahasa kita dapat dengan mudah mengidentifikasi bagian-bagian maknanya dari bagian kata-kata secara terpisah. Sufiks termasuk gramatical morphemes. Dalam linguistik, morphem adalah suatu unit terkecil dari bahasa yang memberikan arti atau fungsi gramatical. Beberapa morphem berupa kata-kata yang lengkap. Ada perbedaan penyebutan morphem, yaitu morphem bebas, morphem terikat. Morphem terikat terbagi kedalam dua fungsi. Kata-kata dalam mophem terikat dapat mengubah makna kata atau bagian dari pembicaraan. Morphem yang menghasilkan makna baru atau mengubah susunan kata menurut tata bahasa disebut derivational morphems. Inflectional merphem digunakan dalam bahasa Inggris yang diindikasikan pada sejumlah kata benda, kata ganti empunya, kata kerja, dan kata kerja sebagai subjek.

Syntax : combining words to sentences (sintaks: gabungan kata-kata dalam kalimat)

Crystal (1987) mencatat bahwa 75% bahasa kata-kata didominasi S-V-O (bahasa Perancis, Inggris, dan Hebrew) atau S-O-V (Tibet dan Korea). Sebagian kecil bahasa mempunyai pola V-S-O (Arab dan Welsh), dan V-O-S (Malagasi). Kalimat dalam berbahasa yang dimulai dengan objek (O-V-S ) adalah jarang (Crystal, 1987) tetapi ada beberapa yang menggunakannya, seperti Hixkaryhasa, bahasa lisannya mencapai 400 orang yang berada di wilayah Brazil. Beberapa bahasa dunia mempunyai variabel kata perintah (contoh, Walpiri, Australia, atau Amerika Latin). Terdapat kombinasi kata-kata terbatas dalam kalimat dan kata-kata tidak terbatas di sejumlah kalimat. Beberapa tahun yang lalu, ahli linguistik dan ahli psikologi mengekspolorasi suatu aturan yang memungkinkan yang tidak ada batasnya dalam bahasa manusia sebagai kumpulan kaidah atau tata bahasa yang dapat diubah sebagian kecil dasar linguistik untuk kalimat-kalimat yang memungkinkan seorang pembicara-pendengar diperlukan untuk diucapkan atau dimengerti. Banyak aturanaturan mudah dipelajari yang diformulasikan sebagai suatu cara sehingga anak-anak dapat dengan mudah belajar dengan waktu yang pendek dan sedikit pelatihan.

Teori Sintaksis pada tahun 1960 : tata bahasa transformasional

Seperti Newmeyer (1986) mencatat deskripsi tata bahsa tahun 1960 memperlihatkan sedikit keberhasilan dalam mengatasi masalah kemampuan bahasa yang terbatas atau kalimat-kalimat yang muncul suatu makna yang sedikit berbeda kata-katanya. Salah satu pendekatan yang mendeskripsikan tata bahasa Inggris dikembangkan oleh ahli linguistik Noam Chomsky (1957, 1965). Chomsky menyatakan bahwa pengetahuan tata bahasa seseorangterdiri dari atauran-aturah dan prinsip-prinsip sistem abstrak yang menjadi bagian dari kompetensi ketatabahasaan pembicara. Dia membedakan teipe-tipe pengetahuan dari performance (kemampuan), yang dihubungkan dengan penggunaan bahasa yang aktual dalam situasi yang nyata (Chomsky 1965, h. 4). Berbagai model yang dibuat Chomsky menggambarkan kompetensi mental abstrak yang disebut tata bahasa transformational generative (TG), atau diketahui sebagai Standart Theory (Chomsky, 1965).

Syntactic theory in 1970 and 1980.

Teori sintaksis juga memungkinkan, karena, premis umum DTC adalah ujaran, tetapi teori tata bahasa tertentu digunakan untuk tidak menggambarkan ungkapan. Teori TG mengalami modifikasi yang subtansial sejak tahun 1970 dan 1980. Meskipun secara bersamaan teori-teori sintaks banyak saingannya (McCloskey, 1988), pengganti utamanya adalah Principles and Parameters Theory, yang dihubungkan pada Government and Binding (GB) Theory, rumusan awal muncul pada Lectures in Government and Binding (Chomsky, 1981). Meskipun mempertahankan gagasan dasar tata bahasa transformasional klasik, Ada sejumlah perbedaan di antaranya, Principles and Pramameters Theory (PPT) tidak semua relevan dengan isue-isue utama (Chomsky, 1981, 1986b; Haegeman, 1991; Napoli, 1993; Cook & Newson, 1996). Terdapat beberapa perbedaan antara Standart Theory dan PPT, tidak semuanya berhubungan dengan isue-isue utama yang didiskusikan pada bab terdahulu. Prinsip-prinsip dan teori parameter (PPT) membuat beberapa asumsi dasar berkaitan dengan kemampuan belajar. Salah satu masalah dengan tata bahasa transformasional (Transformational Grammar) adalah sangat banyak susunan

keterangan bahasa dan aturan-aturan konstruksi khusus pada anak-anak yang diperoleh dalam waktu singkat dengan data yang bervariasi. PPT, yang mengabaikan aturan-aturan transformasional, mencoba menyelesaikan masalah dengan mengurangi sejumlah aturan bagi pembelajar yang belajar dan yang sangat kuat menempatkan kembali prinsip-prinsip umum yang disebut Universal Grammar atau UG. UG membatasi sama sekali sejumlah hipotesis bahwa pembelajar bahasa harus memilih antara konstruksi tata bahasa.

Teori sintaksis pada tahun 1990

Teori sisntaksis tahun 1990 merupakan tren lanjutan yang dimulai dari model PPT tahun 1980 yang ditujukan untuk pemula, lebih ekonomis, dan generalisasi yang lebih kuat yang berperan penting pada masa Minimalist Program/MP (Marantz, 1995; Choomsky, 1995). Catatan singkat MP ditetapkan, meskipun relatif tugas kecil bagi ahli psikolinguistik memberikan catatan. Saat ini formulasi-formulasi tersebut dihilangkan pada tingkat d-structure dan s-structure dan hanya menyisakan Phonetic From (PF) dan Logicl From (LF) sebagai kerangka dari tingkat representasi sintaksis. Phonetic Form menunjukkan kepada tingkat representasi acoustic-articulatory (akustik-artikulatori), dan Logical Form berada p-ada tingkat interpretasi semantiks. Asal mula ekspresi khusus linguistik meliputi beberapa tingkat intermediate yang representasi. Hal-hal pokok dari leksikon juga melalui sistem komputerisasi yang dikonstruksikan pada gabungan representasi yang utama, LF dan PF (Chomsky, 1995). Hal lain dari perkembangan kerangka transformational, teori sistkasi yang terbaru juga dikarakteristikkan kepda pertumbuhan penting teori nontransformasional disebut Lexical-Functional Grammar (LFG), Head-driven Phrase Structure Grammar (HPSG), konstruksi tata bahasa (construction grammar), dan Role and Reference Grammar (RRG), dan lain-lain. Teori-teori lainnya terdapat perbedaan, mempunyai tingkatan tunggal representasi sintaksis, berkaitan dengan komponen transformasional sepenuhnya (disebut juga monostratal theories of syntax/ teoriteori monostratal sintaks). Teori-teori tersebut juga berbeda dari paradigma transformasional dalam tingkat yang berbeda dengan pertimbangan sebagai memproses atau mengoperasikan dengan leksikon.

Secara terperinci ditemukan oleh : LFG oleh Horn (1983) , HPSG oleh Pollard & Sag (1994), Construction grammar oleh Goldberg (1995), dan RRG oleh Folley & Van Valin (1984) dan Van Valin (1993). Teori-teori tata bahasa lainnya sangat berpengaruh terhadap bidang sintaks termasuk Optimality Theory (Prince & Smolensky, 1993), dan Relational Grammar (Perlmutter, 1983). Para ahli psikolog yang meneliti tentang pemrosesan sintaksis dapat memilih berbagai model tata bahasa ketika mendesain penelitiannya.

Pragmatigs and Discourse (pragmatis dan percakapan)

Kita menggunakan bahasa untuk menyampaikan informasi, perjanjian, permintaan, pertanyaan; bagaimana bahasa digunakan untuk menyelesaikan tujuan dasar di dunia ini disebut kajian pragmatis (Austin, 1962). Pragmatis menentukan pengucapan kata-kata dan interpretasi bahasa dalam situasi yang berbeda. Adanya aturan-aturan membuat kalimat-kalimat menurut tata bahasanya, petunjuk aturan linguistik sesuai dengan kegunaan bahasa dalam berbagai konteks. Modifikasi dalam percakapan kadang-kadang menunjukkan gangguan komunikatif yang mana maksud si pembicara tidak sesuai dengan interpretasi si pendengar (Tannen, 1990). Pengetahuan pragmatis juga termasuk kesadaran bagaimana kita memodifikasi percakapan ketika menyampaikan kepada kelompok pendengar yang berbeda-beda. Cara pengucapan dapat berbeda-beda konteksnya (=bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna), karakteristik (yang ditujukan pada) si pendengar, karakteristik pembicara, sesuai dengan media percakapannya (tulisan atau lisan, melalui telepon atau tatap muka). Pembicara khusus tersebut disebut register. Ucapan bayi, ucapan wisatawan, dan gaya yang digunakan perawat kepada pasiennya adalah register yang berbeda. Dijelaskan dalam bab 6.

Metalinguistic capacity : the ability to analyze our own Language (kapasitas metalinguistik : kemampuan menganilisis bahasa sendiri)

Pengertian metalinguistik menurut literatur adalah bahasa tentang bahasa . Hal ini sulit untuk menerangkan pengetahuan kita tentang bahasa. Kemampuan berbicara yang baik dan mudah dimengerti merupakan aspek-aspek pengetahuan linguistik

kita, yang mana kemampuan tersebut mencerminkan bahasa kita pemahaman bagaimana kita melakukan sesuatu menunjukkan aspek-aspek pengetahuan linguistik. Penggunaan bahasa adalah suatu langkah fenomena (peristiwa) yang cepat. Tugas para ahli psikolinguistik menjelaskan kesesuaian langkah timbulnya antara waktu yang diperlukan untuk menghasilkan atau memahami ucapan, dan waktu yang diperlukan untuk menjelaskan bagaimana menyelesaikannya! Sebagai contoh, kita dapat mengingat konstruksi kalimat sederhana dalam bahasa Inggris, yaitu tag question (Akmajian & Heny, 1980). Perbedaan antara linguistik dan kemampuan metalinguistik adalah antara mencegah/menghalangi dan menarik para ahli psikolinguistik dan memerlukan tehnik-teknik perkembangan eksperimental yang khusus diukur dan dijabarkan secara langsung berbagai cara orang-orang menghasilkan dan memahami bahasa. Ketika orang-orang berpikir mereka tahu bagaimana melakukan tugas linguistic, mereka tidak bisa disalahkan. Hal tersebut memungkinkan bahwa anda mengembangkan suatu aturan sebagai salah satu contoh perbedaan dari jawaban kita secara lengkap. Banyak orang mempunyai ketidaksulitan dalam menghasilkan phonem-phonem bahasanya., tetapi tidak dapat menghasilkan daftar phonem yang sederhana. Proses being metalinguistics juga terlihat banyak yang tidak praktis daripada proses bicara/lisan atau mendengar. Dikotomi ini pararel/sejalan pada banyak manusia lainnya yang berusaha keras.

Language diversity and language universals (keanekaragaman bahasa dan keuniversalan bahasa)

Dalam perspektif yang luas perilaku komunikatif manusia memberikan gambaran yang jelas. Sebagai catatan awal, perbedaan bahasa-bahasa yang sangat menyolok dalam konstruksinya: system ujaran berubah-ubah secara luas, aturan-aturan formasi kata dan leksikal diinventarisasi secara berbeda, dan unsure-unsur urutan aturannya kalimat-kalimat berbeda dari bahasa Inggris. Ketika memungkinkan kita akan mencoba mencatat bagaimana strategi memproses yang digunakan oleh pembicara yang berbeda bahasa terdengar lebih banyak kecenderungan secara universal dalam memproses linguistic atau strategi yang spesifik yang bisa dibatasi oleh bahasa khusus. Secara umum, banyak penelitian silang linguistic (crosslinguistic) yang mempengaruhi perkembangan psikolinguistik (cf. Slobin, 1985,

1992) daripada studi tentang pemahaman dan pengertian bahasa orang dewasa, meskipun berupaya meningkatkan bagian tersebut (cf. MacWhinney & Bates, 1989). Bermacam-macam penemuan besar pada bahasa manusia mendorong menyelidiki uantuk mendapatkan linguistic yang universal atau cirri-ciri yang konstan karakteristik bahasa, digunakan, dan pemerolehannya (akuisisi). Sebagai catatan pada bagian linguistic, a universal grammar (UG), adalah suatu system dari prinsipprinsip, kondisi/keadaan, dan aturan-aturan di mana bagian-bagian atau sifat-sifat semua bahasa manusia hal-hal pokok bahasa manusia (Chomsky, 1975, p. 29). UG tidak hanya sebagai koleksi yang mutlak bersifat teratur lintas bahasa. Juga menetapkan prinsip-prinsip yang membedakan realisasi dari bahasa ke bahasa. Sumbangan bahasa yang menggunakan sejumlah pilihan yang terbatas (parameter) yang dispesifikasi oleh prinsip. Ahli linguistik selanjutnya meneliti aturan-aturan sementara tata bahasa yang universal (Chomsky, 1986a). baru-baru ini, penelitian akuisisi bahasa anak dan penelitian bahasa kedua (second language) yang keduanya menjadi meningkat berkaitan dengan percobaan teori-teori tentang tata bahasa universal yang alami (Hyams, 1986; Cook & Newson, 1996), sebagai mata rantai hipotesis linguistic yang universal dan strategi yang terlihat pada pembelajaran bahasa.

Oral and signed language (bahasa lisan dan bahasa isyarat)

Satu cara berbahasa yang berbeda adalah ketika kita bicara/pendengar (oral/aural) atau encode (menyandi) secara manually (dengan tangan), termasuk ke dalam bahasa isyarat. Bahasa lisan adalah salah satu dari sekian banyaknya, tetapi banyak bahasa isyarat di dunia berbeda secara krusial pada phonologinya (yang mana bagian ini termasuk yang dibolehkan handshapes/tangan, pola gerak-gerik, dan penempatan isyarat di udara atau berhubungan dengan tubuh), leksikon, dan sintaks (Bellugi & Klima, 1979; Wilbur, 1989). Bahasa isyarat, American Sign Language (ASL) telah dipelajari secara terus-menerus. Kerusakan otak seringkali menghalangi berbicara dan menyandi sebagai salah satu cara berkomunikasi, mengusulkan representasi neurological ke dlam dua tipe bahasa, slips of the tongue/kesalahan lidah dan slips of the hand/kesalahan tangan) seperti kecenderungan kecil salah kata yang diucapkan oleh pembicara atau penyandi, jadi dukungan yang pasti dalam beberapa catatan memproses bahasa yang bermula dikembangkan hanya dari bahasa lisan.

Bagaimanapun, kita juga dapat bertanya apakah perbedaan yang disertai gerak isyarat dan bahasa lisan juga mengharuskan perbedaan strategi psikolinguistik. Meskipun isue ini akan dibicarakan hanya secara singkat, suatu besar bagian menarik dan penting untuk mengerti secara penuh kapasitas manusia utuk belajar, mengerti dan menghasilkan ditunjukkan sepenuhnya oleh bahasa-bahasa yang digunakan oleh bermacam-macam komunitas (Wilbur, 1989, Poizner, Klima, & Bellugi, 1987). Kesamaan-kesamaan antara bahasa yang disandikan dan bahasa yang diucapkan merupakan bagian penting diadakan penyelidikan ahli psikolinguistik.

Written language (bahasa tulisan)

Semua kebudayaan manusia mempunyai bahasa lisan atau bahasa manual/pedoman berbahasa (atau keduanya). Akan tetapi tidak semua bahasa-bahasa dihubungkan pada sistem penulisan (writing system), dan jelas sekali bahawa menulis lebih banyak berkembang dalam sejarah manusia daripada lisan. Bahasa tulisan karakteristiknya berubah-ubah secara luas, tetapi pengkategoriannya dapat dibuat/digambarkan (Crystal, 1987; Garman, 1990; Sampson, 1985). Unit terkecil atau membangun kembali (building block), syatem penulisan disebut grapheme. Banyak sistem penulisanmencerminkan sifat-sifat dari phonological bahasa lisan yang di-encode dan berdasarkan ujaran (sound-based). Sistem penulisan berdasarkan ujaran yang digunakan individu berupa simbol-simbol atau huruf-huruf, yang mewakili fonem-fonem suatu bahasa dikatakan alphabetic (alfabet). Sistem alfabet yang ideal termasuk one-to-one correspondence (persesuaian satu-persatu) antara fonem-fonem dalam bahasa dan sismbol-simbol (atau tulisan) yang digunakan keduanya dan cukup berbeda tulisan-tulisannya yang digambarkan semua fonem. Sistem tulisan dari beberapa bahasa mewakili suku kata dari fonem-fonem tersendiri. Sistem tersebut (contoh bahasa Kannada atau Hindi di India) disebut syllabaries. Bab 9, di sini menunjukkan bahwa para pembaca berdasarkan materi penulisan dari sound-based/ujaran dasar yang menurut persesuaian graphemephoneme (kumpulan grapheme atau bagian grapheme dengan pelafalan) untuk bacaan. Seringkali mengalami atau kata-kata tidak tentu ejaannya diproses secara berbeda. Banyak sistem penulisan bahasa di dunia ini tidak sesuai dengan sound-based. Beberapa sistem-sistem tersebut menghubungkan konsep-konsep linguistik (leksikal

dan tata bahasa) dengan simbol-simbol tulisan yang dinamakan ideographic atau logographic. Sistem penulisan ideografik menggunakan ideogram sebagai simbol ide atau konsep dari kata khusus, dan sistem logografik menggunakan logogram dalam menyajikan kata-kata. The evolution of psycholinguistic inquiry (evolusi kajian psikolinguistik)

Mengapa belajar bahasa? bahasa adalah cermin pemikiran yang mendalam dan perasaan yang berarti. Bahasa adalah hasil kecerdasan manusia, diciptakan beberapa individu yang semula dioperasikan jauh diluar jangkauan kemauan atau kesadaran. Chomsky, reflections on language/refleksi dalam bahasa (1975). Banyak pertanyaan yang memacu kajian mutakhir psikolinguistik sebagai perhatian para filosof, ahli linguistik, dan ilmuwan. Filosof Yunani Plato dalam cratylus dialogue, yang ditulis pada abad ke empat sebelum masehi, mempertimbangkan gambaran hubungan antara nama-nama dan sesuatu yang ada. Peserta dalam dialog ini berselisih, yang satu (seorang analogis) berdebat bahwa nama dari suatu objek secara alami merupakan bagian penting dan tidak dapat berubah-ubah. Menurut pandangan ini, kehatia-hatian etimologi akan mengungkapkan alasan nama-nama tersebut. Kelompok yang menentang anomalists dalam dialog Plato ini puas bahwa nama-nama berhubungan pada hanya penghubung saja melalui konvensi sosial, pandangan ini diadopsi oleh Aristoteles. Beberapa pandangan ahli psikolog Wilhelm Wundt (1832-1920) sebagai penemu psikolinguistik modern. Wundt mengembangkan awl mula teori ujaran yang dihasilkan dan dipandu yang menggunakan pengukuran-pengukuran eksperimental sebagai dasar penelitian psikolinguistik, yang disebut reaction time (RT). Bidang psikolinguistik relative muda. Beberapa peneli yang lahir pada awal tahun 1950 (Brown, 1970; Tanenhaus, 1989; Miller, 1990), ketika para ahli psikolingiustik dan linguistic bertemu mendiskusikan kelanjutan dari psikologi eksperimental yang diterapkan dari studi kemampuan dan pemahaman berbahasa. Psikologi selama tahun 1950 sangat kuat menentukan kaum behaviorist, atau teori pembelajaran, prinsip-prinsip ini menekankan pola perilaku berkelanjutan. Sedangkan ahli psikologi lainnya seperti Hull, Watson, dan Skinner berbeda pendapat, pandannya bahwa semua pembelajaran yang sukses dihasilkan oleh stimulus-response-reinforcement. Ahli behaviorist mencatat bahwa fungsi sintaksis berdasarkan kemungkinan transisional (atau ilmu statistik bahwa satu kata memungkinkan diikuti yang lainnya) dikemukakan oleh Osgood (1963), Jenkins dan Palermo (1964), dan Staats (1971). Skinner (1957) memformulasikan model perilaku fungsi bahasa menjadi bagian yang

controversial. Focus utama memprediksi kondisi-kondisi yang memperoleh penggunaan kata. Seperti Fodor, Bever, dan Garret (1974) meninjau secara terperinci, beberapa teori menunjukkan kesulitan dalam merencanakan hasil dan maknanya secara kompleks yang alami. Teori pembelajaran secara khusus membatasi sejumlah percobaan memproses frase-frase yang mengandung bagianbagian yang dihilangkan. Akhirnya, Bever, Fodor, dan Weksel (1965) memberi catatan, teori-teori berdasarkan kumpulan atau probabilitas transisional tidak meramalkan tingkat inisial pembelajaran bahasa pada anak-anak. Munculnya pandangan tata bahasa transformational generative (Chomsky, 1957; 1965) yang didramatisasikan mengubah studi tentang struktur bahasa dan mental representation (Fodor, Bever, & Garret, 1974; Newmeyer, 1986; Tanenhaus, 1989). Chomsky (1957) struktur sintaksis dan (1958) mengkritik Skinner (1957) perilaku verbal disebabkan antara ahli linguistic dan psikolog dalam cara baru pandangan bahasa.

The acquisition of language by children (akuisisi bahasa pada anak-anak) Kecepatan anak-anak memperoleh bahasa sangat mengagumkan sebagai pelajar dari orang tua beribu-ribu tahun yang lalu. Meskipun pertanyaan-pertanyaan tentang belajar bahasa pada anak secara alami dan berbagai metode studi yang digunakan bervariasi. Aliran nativisme berpihak secara alami dan berpendapat bahwa bahasa sebagai dasar pembawaan sejak lahir, bahwa kelahiran yang special, talenta manusia yang unik dapat meramalkan tata bahasa suatu bahasa tanpa instruksi atau koreksi. Stress karena penggantian pengasuhan dan tuntutan bahwa orang dewasa yang mengajarkan bahasa pada anak-anak digunakan cara khusus dengan bahasa yang sederhana yang diberikan umpan balik ketika mereka harus menggunakan bahasa yang baik atau yang kurang baik. Hal ini sebagai komponen penting bagi Chomsky pada awal penulisannya (1957, 1965) yang melandasi perputaran teori linguistic dan membatasi psikologi kaum behaviorist dalam mempelajari akuisisi bahasa pada anak-anak. Dia berargumentasi bahwa teori pembelajaran Skinner tidak termasuk akuisisi dari kenyataan berbahasa yang produktif. Studi tentang akuisisi bahasa anakanak (Berko, 1958, Brown, 1965, Braine, 1965) ternyata memperlihatkan bahwa anak-anak mengembangkan system grammatical secara cepat tetapi berbeda orang dewasa yang belajar tata bahasa pada tingkat awal, yang biasa diigunakan pandangan Chomsky. Chomsky juga membuat dua orang aliran nativisme menuntut bahwa terdapat kontroversi dalam bidang pengembangan bahasa anak-anak. Pertama disebut degeneracy problem (Berwick & Weinberg, 1984) yang mana struktur kalimat dalam berbahasa tidak sesuai dengan tata bahasa. Yang kedua

adalah negative evidence problem membuktikan bahwa anak-anak tidak dapat menerima instruksi yang jelas dari beberapa struktur yang tidak dibolehkan dalam bahasa dari kesalahan orang tua.

Anda mungkin juga menyukai