Anda di halaman 1dari 4

REGISTER DALAM KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

Muhamad Rachman Kandijo/225110201111005


Program Studi Sastra Jepang
FIB Universitas Brawijaya

A. Latar Belakang
Psikolingustik merupakan teori antara psikologi dan linguistik. Teori tersebut sangat
berbeda tetapi teori tersebut berhubungan dalam meneliti bahasa sebagai objek formal. Sedangkan
kegiatan berbahasa bukan hanya secara mekanistik tetapi juga secara mentalistik. Di dalam kata
psikologi membahas ilmu yang mengkaji jiwa manusia yang bersifat abstrak sedangkan kata
linguistik membahas tentang bahasa sebagai objek kajian. Untuk itu teori psikolinguistik dapat
menguraikan proses – proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-
kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi dan kemampuan berbahasa tersebut bisa
diperoleh dari manusia.

Ilmu psikolinguistik juga mempelajari hakikat bahasa, struktur bahasa, bagaimana bahasa itu
diperoleh, bahasa itu bekarja dan bahasa itu berkembang. Di dalam konsep ini tampak bahwa
psikolinguistik dianggap sebagai cabang dari linguistik sedangkan linguistik dianggap sebagai cabang
dari psikologi. Sedangkan secara teoretis psikolinguistik memiliki tujuan utama untuk mencari satu
teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat
bahasa dan pemerolehannya.
Lalu, dalam prakteknya psikolinguistik dapat menerapkan pengetahuan linguistik dan psikologi pada
masalah – masalah dalam bahasa seperti penyakit bertutur (afasia, gagap, cedal dsb). Dengan
demikian, kerja sama antara psikologi dan linguistik setelah berlangsung belum cukup dalam
menerangkan hakikat bahasa tetapi membutuhkan bantuan ilmu bahasa yang lain seperti
neurofisiologi, neuropsikologis, neurolinguistik dsb. Maka meskipun digunakan istilah
psikolinguistik, bukan berarti hanya kedua bidang ilmu itu saja yang diterapkan tetapi juga hasil
penelitian dari ilmu – ilmu lain pun dimanfaatkan.

1. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, hal-hal yang perlu di pelajari adalah :

1. Bagaimana penjelasan mengenai bahasa dan berbahasa?


2. Apa penjelasan psikologi dalam linguistik dan linguistik dalam psikologi?
3. Apa gangguan berbahasa?

1. C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui arti dari bahasa dan berbahasa.


2. Dapat mengetahui tentang psikologi dalam linguistik dan linguistik dalam
psikologi.
3. Dapat mengetahui tentang gangguan-gangguan dalam berbahasa.

1. D. Manfaat Penulisan
1. Dapat memberikan sekilas pengetahuan dari ilmu psikolinguistik.
2. Dapat memberikan referensi dalam perkulihaan psikolinguistik.
3. Dapat memberikan pengalaman terhadap mahasiswa.
Bahasa dan Berbahasa

Menurut para pakar linguistik (Chaer), bahasa merupakan sistem lambang bunyi
yang bersifat arbiter karena sering digunakan oleh sekelompok masyarakat sebagai
alat berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Sedangkan berbahasa merupakan
proses penyampaian informasi dalam berkomunikasi. Maka dua bab tersebut
sangatlah berbeda. Ilmu yang menggunakan objek kajian bahasa adalah ilmu
psikologi, antropologi, etnologi, neurologi dan filologi. Selain memiliki fungsi sebagai
alat interaksi atau alat komunikasi dalam masyarakat melainkan juga memiliki di
bidang lain. Fungsi bahasa menurut Kinneavy ada lima fungsi, yaitu fungsi informasi,
fungsi eksplorasi, fungsi persuasi, fungsi ekspresi dan fungsi entertaimen.

Di dalam bahasa diperlukan proses berbahasa karena saling berhubungan. Berbahasa merupakan salah
stu perilaku dari kemampuan manusia dalam bercakap-cakap, berfikir, bersuara ataupun bersiul.
Untuk mendapatkan berbahasa yang berurutan perlu proses yang berupa proses produtif (enkode) dan
proses reseptif (dekode). Dalam proses enkode dimulai dari enkode sematik enkode gramatikal
enkode fonologi. Setelah itu, dilanjutkan dengan proses dekode fonologi gramatikal sematik.
Proses ini, terjadi karena adanya proses transmisi yang berupa pemindahan atau pengiriman kode-
kode yang terdiri dari atas ujaran manusia yang disebut kode bahasa. Untuk menggabungkan kedua
proses tersebut dapat menggunakan alat ucap penutur setelah itu transmisi arus ujar lalu disalurkan ke
telinga pendengar. Setelah tahap identifikasi dilalui maka sampailah pada tahap pemahaman sebagai
akhir dari suatu proses berbahasa.

Psikologi Dalam Linguistik


Pada teori psikologi dalam linguistik dapat dikaji dengan membanding-bandingkan tata bahasa.
Dalam aliran lain psikologi memberikan ilmu dasar ilmiah dengan cara mengkaji bahasa dengan
menggunakan struktur yang sudah diterapkan. Untuk menentukan struktur dalam suatu bahasa harus
dengan pemikiran manusia karena bahasa tercipta dari suatu gagasan atau ide dari manusia. Apabila
struktur tersebut terlaksana baik akan menimbulkan komunikasai yang baik pula karena hal tersebut
sangatlah berhubungan.
Dan sebaliknya linguistik dalam psikologi dapat dikaji dengan cara menafsirkan analisis linguistik
bahasa kanak – kanak berdasarkan prinsip – prinsip psikologi. Dengan cara ini, maka berdasarkan
prinsip – prinsip psikologi akan dapat ditentukan hubungan anatara kata – kata berupa nomina dan
adjektiva di pihak lain. Selain itu, bahasa adalah alat untuk melahirkan pikiran dan mulanya bahasa
lahir dalam bentuk gerak – gerik yang dipakai untuk melahirkan perasaan – perasaan yang kuat.

Setelah itu, terjadi pertukaran antara komponen en perasaan denagan en akal. Komponen tersebut
akan diatur oleh kesadaran menjadi alat pertukaraan pikiran yang kemudian tampil menjadi bahasa.
Bahasa terdapat ucapan dalam bentuk isyarat atau bunyi yang dapat dipahami dengan gerakan berupa
perasaan, konsep dan emosi.
Gangguan Berbahasa
Pada pembahasan diatas telah dikemukakan bahwa proses berbahasa dimulai dari enkode
semantik, enkode gramatika dan enkode fonologi. Dapat dikatakan berbahasa adalah proses
pengeluaran pikiran dan perasaan (dari otak) secara lisan dalam bentuk kata-kata. Manusia dikatakan
normal apabila fungsi otak dan alat berbicaranya normal tetapi mereka yang mengalami kelainan
fungsi otak dan alat berbicaranya akan terganggu dalam proses produktif dan rreseptif
Dalam gangguan berbahasa terbagi menjadi dua, yaitu gangguan akibat faktor medis dan faktor
lingkungan sosial. Menurut Sidharta gangguan berbahasa dibedakan tiga golongan, yaitu gangguan
berbicara, berbahasa dan berpikir. Dalam gangguan berbicara terdapat gangguan mekanisme berbicara
akibat kelainan yang seperti, pulmonal (paru-paru), laringal (pita suara), lingual (lidah) dan resonantal
(rongga mulut dan kerongkongan).
Selain itu, ada juga gangguan akibat multifaktorial yang terdiri dari, berbicara serampangan (cepat),
propulsif (kerusakan otak dan terjadi kaku), mutis (membisu). Adapun juga gangguan akibat
psikogenik yang menyebabkan seseorang memiliki kelainan seperti, berbicara manja, kemayu, gagap
dan latah. Gangguan tersebut tidak hanya karena terjadi kelainan tetapi ada juga yang keturunan dari
keluarga.
Dengan demikian, gangguan yang terjadi di dalam lingkungan sosial karena adanya aspek biologis
bahasanya normal dari lingkungan kehidupan manusia. Gangguan akibat lingkungan sosial dapat
menyebabkan seseorang terganggu dalam biologis manusia terutama kepada anak – anak. Apabila
anak – anak sudah merasa terasing akan mengakibatkan anak tersebut menjadi cari perhatian dengan
orang lain dan melakukan perilaku tercela. Dengan terjadinya tersebu anak akan menjadi
membangkang kepada orang tua dan akan mengikuti perilaku orang lain. Untuk itu, lingkungan sangat
berpengaruh terhadap biologis anak – anak karena dari lingkungan dapat membentuk karateristik
manusia.

HASIL PENGAMATAN

Di dalam bab ini akan membahas tentang seorang anak kecil yang memiliki kekurangan dalam
berbicara seperti cadel. Orang yang memiliki kekurangan berbicara seperti cadel disebabkan karena
ada gangguan pada lidah atau laringal. Penyakit ini disebut dengan penyakit Ankyloglossia yang
terjadi karena tali lidah pendek dan tebal dan menyebabkan bentuk lidah seperti jantung waktu
dijulurkan. Pada anak yang mempunyai penyakit Ankyloglossia waktu sudah beranjak dewasa akan
sulit mengucapkan huruf “R” dan “S” dalam berbicara. Selain itu, anak akan sulit mengunyah
makanan dan sulit mendapatkan asupan gizi yang kurang karena pergerakan lidah terbatas. Penyakit
ini bisa juga dari keturunan dari oarng tua atau waktu anak masih bayi mendengar orang tuanya
berbicara seperti cedal dan anak akan mengikuti kebiasaan orang tuanya waktu beranjak dewasa.

Anak yang saya amati adalah anak yang cedal karena faktor dari keturunan. Ia tidak bisa
mengucapkan “R” menjadi “L” dan “S” menjadi “T” dalam berbicara. Orang yang mendengarkan dia
berbicara sangat sulit karena berbeda dalam pengucapan seperti orang yang normal. Seharusnya,
waktu berumur 3-4 tahun anak diajarkan berbicara dengan mengucapkan semua konsonan yang baik
tetapi sulit karena perkembangan tubuh anak berbeda-beda. Selain itu, penyakit ini timbul beberapa
faktor penyebab, yaitu :
Faktor Kurangnya Koordinasi Bibir dan Lidah.
Faktor Kelainan Fisiologis.
Faktor Psikologis.
Faktor Lingkungan.
Untuk mencegah terjadinya kecadelan harus berlatih berbicara dengan benar dan jangan selalu
menghilangkan konsonan tertentu dalam berbicara. Dengan ini, anak akan merasa malu karena
berbeda dengan anak-anak lainnya dan ini konsentrasi anak pada saat bersekolah akan
terganggu.dalam masalah ini peran orang tua sangat penting karena harus bisa membangun
kepercayaan diri anak supaya tidak minder.

Anda mungkin juga menyukai