ABSTRAK
ABSTRACT
Narcotics abuse is increasing in Indonesia of note in the National Narcotics Agency number of
addicts in Indonesia in 2012 more than 3.8 (three point eight) million people. This shows that
the abuse of narcotics addicts in Indonesia is increasing. On consideration of the judge at the
District Court Binjai on the testimony of experts (doctors) in the case of drugs, the judge did not
experience problems. Justice narcotics cases in the District Court Binjai in accordance with the
Law on Narcotics. Implementation of rehabilitation against the defendant, the judge decided to
rehab upon request of the defendant, prosecutor or lawyer. The defendant must show proof that
he is a user/addict with evidence a certificate from a doctor stating that the defendant is a drug
addict. The government policy in the context of criminal offenses prevention is not only the
determination of legal procedures alone, but more substantial in the law is to establish a
national legal system which is beneficial to the national interest. It is expected that it can press
the number of narcotics abuse.
125
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
dan Keluarganya, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), Beehavioural Sciences, (New York: The Bobbs
halaman 5 Company, Inc, 1969), halaman 1004
126
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
127
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
128
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
129
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
130
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
131
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
132
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
133
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
134
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
135
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
tentang Narkotika. Hal ini juga untuk memiliki, menyimpan, menguasai, atau
mencegah adanya kecendrungan yang menyediakan Narkotika Golongan I dalam
semakin meningkat baik secara kualitatif bentuk tanaman, dipidana dengan pidana
dengan korban yang meluas, terutama di penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
kalangan anak-anak, remaja, dan generasi paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana
muda pada umumnya. denda paling sedikit Rp 800.000.000,00
Selain itu, untuk melindungi (delapan ratus juta rupiah) dan paling
masyarakat dari bahaya penyalahgunaan banyak Rp 800.000.000,00 (delapan milyar
Narkotika dan mencegah serta memberantas rupiah). Dan juga dalam hal perbuatan
peredaran gelap Narkotika dan mencegah menanam, memelihara, memiliki,
serta memberantas peredaran Narkotika, menyimpan, menguasai, atau menyediakan
dalam Undang-Undang ini juga diatur Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman
mengenai Prekursor Narkotika karena sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Prekursor Narkotika merupakan zat atau beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau
bahan pemula atau bahan kimia yang dapat melebihi 5 (lima) batang pohon, pelaku
digunakan dalam pembuatan Narkotika. Di dipidana dengan pidana penjara seumur
dalam Undang-Undang ini juga dilampirkan hidup atau pidana penjara paling singkat 5
menganai Prekursor Narkotika dengan (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
melakukan penggolongan terhadap jenis- tahun dengan pidana denda maksimum
jenis Prekursor Narkotika. sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Selain itu, diatur pula mengenai ditambah 1/3 (sepertiga).
sanksi pidana bagi penyalahgunaan Selain itu juga diatur ketentuan
Prekursor Narkotika untuk pembuatan pidana di dalam Pasal 128 ayat (1), (2), (3)
Narkotika. Untuk menimbulkan efek jera dan (4), yang menyatakan ketentuan bagi
terhadap pelaku penyalahgunaan dan pecandu narkotika serta peran keluarga
peredaran gelap Narkotika, diatur mengenai dalam menanggulangi keluarganya yang
pemberatan sanksi pidana, baik dalam menjadi pecandu narkotika.
bentuk pidana minimum khusus, pidana Mengenai peran dokter diatur di
penjara 20 (dua puluh) tahun, pidana dalam Pasal 43 ayat (4) yaitu Penyerahan
penjara seumur hidup, maupun pidana mati. Narkotika oleh dokter hanya dapat
Pemberatan pidana tersebut dilakukan dilaksanakan untuk: a. menjalankan praktik
dengan mendasarkan pada golongan jenis, dokter dengan memberikan Narkotika
ukuran, dan jumlah Narkotika. melalui suntikan;b. menolong orang sakit
Undang-undang ini di dalamnya juga dalam keadaan darurat dengan memberikan
diatur peran serta masyarakat dalam usaha Narkotika melalui suntikan; atau c.
pencegahan dan pemberantasan menjalankan tugas di daerah terpencil yang
penyalahgunaan Narkotika dan Prekursor tidak ada apotek. Dari ketentuan tersebut,
Narkotika termasuk pemberian penghargaan dokter yang dijadikan saksi ahli merupakan
bagi anggota masyarakat yang berjasa dalam dokter yang memiliki keahlian mengenai
upaya pencegahan dan pemberantasan narkotika, sehingga keterangan dokter
penyalahgunaan Narkotika dan Prekursor tersebut dijadikan pertimbangan oleh
Narkotika. Penghargaan tersebut diberikan Majelis Hakim.
kepada penegak hukum dan masyarakat Hakim wajib memperhatikan hal-hal
yang telah berjasa dalam upaya pencegahan yang menjadi pertimbangan. Hal tersebut
dan pemberantasan penyalahgunaan dan dijelaskan dalam Pasal 127 Ayat (2) :
peredaran gelap Narkotika dan Prekursor “Dalam memutuskan perkara
Narkotika. sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Ketentuan pidana dalam Undang- hakim wajib memperhatikan ketentuan
Undang ini diatur dalam Pasal 111 sampai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54,
dengan Pasal 128. Adapun di dalam Pasal Pasal 55, dan Pasal 103”.
111 ayat (1) dan (2). Dinyatakan Pada Pasal 54 disebutkan :
bahwasanya setiap orang tanpa hak atau Pecandu Narkotika dan Korban
melawan hukum menanam, memelihara, penyalahgunaan Narkotika wajib
136
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
menjalani rehabilitasi medis dan berapa jumlah barang bukti bagi para
rehabilitasi sosial. pecandu yang di sarankan untuk rehabilitasi.
Sedangkan Pada Pasal 55 disebutkan bahwa :
(1) Orang tua atau wali dari Pecandu 5. Surat Edaran Nomor 07 Tahun 2009
Narkotika yang belum cukup umur Tentang Menempatkan Pemakai
wajib melaporkan kepada pusat Narkoba Ke Dalam Terapi dan
kesehatan masyarakat, rumah sakit, Rehabilitasi.
dan/atau lembaga rehabilitasi medis Lahirnya Surat Edaran ini di latar
dan rehabilitasi sosial yang ditujuk belakangi bahwa sebagian besar dari
oleh Pemerintah untuk mendapatkan Narapidana dan tahanan kasus narkoba
pengobatan dan/atau perawatan adalah termasuk kategori pemakai atau
melalui rehabilitasi medis dan bahkan sebagai korban yang jika dilihat dari
rehabilitasi sosial. aspek kesehatan mereka sesungguhnya
(2) Pecandu Narkotika yang sudah cukup orang-orang yang menderita sakit, oleh
umur wajib melaporkan diri atau karena itu memenjarakan yang
dilaporkan oleh keluarganyakepada bersangkutan bukanlah langkah yang tepat
pusat kesehatan masyarakat, rumah karena telah mengabaikan kepentingan
sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi perawatan dan pengobatan.
medis dan rehabilitasi sosial yang Surat edaran ini adalah
ditunjuk oleh Pemerintah untuk penyempurnaan dari Surat Edaran
mendapatkan pengobatan dan/atau Mahkamah Agung Nomor 07 Tahun 2009
perawatan melalui rehabilitasi medis tentang Menempatkan Pemakai Narkoba Ke
dan rehabilitasi sosial. Dalam Terapi dan Rehabilitasi. Surat edaran
(3) Ketentuan mengenai pelaksanaan ini telah mengakomodir hak pecandu
wajib lapor sebagaimana dimaksud narkotika yang seharusnya memang di
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur rehabilitasi.
dengan Peraturan Pemerintah. Kelemahan dari Surat Edaran
Pada pasal 103 disebutkan : Mahkamah Agung ini adalah SEMA ini tidak
(1) Hakim yang memeriksa perkara menjadi acuan para Hakim dalam
pecandu Narkotika dapat : memutuskan perkara tindak pidana
a. Memutuskan untuk memerintahkan penyalahgunaan narkotika.
yang bersangkutan menjalani Kelemahan lainnya adalah dalam
pengobatan dan/ atau perawatan, implementasi rehabilitasinya, contohnya
apabila pecandu Narkotika tersebut tidak ada panti rehabilitasi milik pemerintah
terbukti bersalah melakukan tindak daerah. Sehingga tidak ada anggaran untuk
pidana Narkotika atau melaksanakan rehabiltasi terhadap para
b. Menetapkan untuk memerintahkan pecandu. Hal tersebut makin diperparah atas
yang bersangkutan menjalani ketidaktahuan masyarakat mengenai Surat
pengobatan dan / atau perawatan, Edaran ini dan masyarakat juga belum
apabila pecandu Narkotika tersebut mengerti bahwasanya para pecandu
tidak terbukti bersalah melakukan haruslah diobati dengan cara rehabilitasi.
tindak pidana Narkotika.
(2) masa menjalani pengobatan dan/ atau 6. Surat Edaran Mahkamah Agung No.
perawatan bagi para pecandu 04 Tahun 2010 tentang Penempatan
Narkotika sebagaimana dimaksud Penyalahgunaan dan Pecandu
dalam ayat (1) huruf a diperhitungkan Narkotika ke dalam Lembaga
sebagai masa menjalani hukuman.25 Rehabilitasi Medis dan Rehabilitasi.
Kelemahan dari Undang-Undang ini Setelah diterbitkannya Undang-
ialah tidak diaturnya ketentuan mengenai Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun
2009. Pada tanggal 7 april 2010 Mahkamah
Agung kembali mengeluarkan Surat Edaran
25 Lihat undang-undang RI, Nomor 35 Nomor 04 tahun 2010 tentang penempatan
Tahun 2009 penyalahgunaan, korban penyalahgunaan
137
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
dan pecandu narkotika ke dalam lembaga diakses secara gratis yaitu di panti
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. rehabilitasi Lido Bogor dan Badoka
Makasar.27
III. Kendala Dalam Peran Keterangan
Ahli Terhadap Penyalahguna IV. Pertimbangan Hakim atas
Narkotika. Keterangan Ahli.
selaku Hakim di Pengadilan Negeri Binjai, pada Kepala Klinik Program Terapi Rumatan Metadon
tanggal 18 Februari 2013 di Rs. H. Adam Malik, pada tanggal 10 April 2013
138
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
Sekitar pukul 14.000 WIB atau setidak- mana perbuatan itu ada dengan sendirinya
tidaknya pada waktu dalam bulan juni 2011 pelakunya sudah dapat ditentukan
bertempat di jl.Gatot Subroto Kel. Limau pula.menimbang bahwa dipihak lain
Mungkur Kec. Binjai Barat, ataupun disalah mengatakan barang siapa adalah insur dari
satu tempat yang termasuk dalam daerah suatu pasal yang didakwakan o1eh karena
hukum pengadilan Negeri Binjai, terdakwa hal tersebut berhubungan dengan
secara tanpa hak atau melawan hukum telah kemampuan bertanggungjawab dari pelaku
memiliki atau menyimpan, menguasai atau dan untuk menghindari terjadinya salah
menyediakan Narkotika Gol. I bukan orang (error in persona).
tanaman berupa 2 (dua) paket Hakim lebih berpendapat bahwa
/bungkus kecil s abu -sabu yang barang siapa adalah unsur dalam pasal yang
dibungkus dengan plastik warna putih didakwakan sehingga perlu untuk
dengan berat 0,06 (nol koma nol enam) dibuktikan sepanjang mengenai bahwa
gram, I (satu) buah bong yang terbuat Bari orang yang diajukan kepersidangan adalah
botol plastik warna putih, I (satu) buah pipet orang yang dimaksud oleh penuntut umum
kaca bertutup karet dot, 4 (empat) buah dalam dakwaannya.
pipet plastik. Dipersidangan telah dihadapkan
b. Analisis Hukum Muhammad Ridwan Als Ridwan sebagai
Pada dunia hukum, terdapat 4 teori terdakwa dalam perkara ini, yang
Pembuktian, yaitu :30 identitassnya telah diperiksa dan sesuai
1. Pembuktian berdasarkan keyakinan hakim dengan surat dakwaan, maka dengan
belaka (conviction intime) demikian unsur ini telah terpenuhi.
2. Pembuktian Menurut Undang-Undang Menurut Majelis Hakim dengan telah
yang Positif (Positief wettelijk bewijs ditemukannya shabu-shabu pada diri
theorie / formele bewijstheorie) terdakwa tidak mempunyai izin untuk
3. Pembuktian Menurut Undang-Undang memiliki atau menggunakan shabu-shabu
yang Negatif (Negatief Wettelijk bewijs dari pejabat yang berwenang untuk itu maka
theorie) perbuatan terdakwa adalah perbuatan tanpa
4. Pembuktian Berdasarkan Keyakinan dan melawan hukum, maka dengan demikian
Hakim atas Alasan Logis (conviction unsur tanpa hak dan melawan hukum ini
raisonne/ Vrije bewijstheorie). telah terpenuhi.
Jaksa Penuntut Umum telah Di persidangan tidak terungkap
menyusun dakwaannya dalam bentuk fakta-fakta bahwa terdakwa terlibat dalam
subsideritas maka Majelis hakim akan penjualan shabu-shabu, maka unsur ini tidak
terlebih dahulu dakwaan primer yakni terbukti.
melanggar Pasal 112 ayat (1) UU RI No.35 Secara keseluruhan terdakwa harus
tahun 2009 tentang Narkotika yang unsur- dinyatakan tidak terbukti melakukan tindak
unsurnya adalah sebagai berikut : pidana sebagaimana yang didakwa dalam
1. Barang siapa dakwaan primer dan terdakwa harus
2. Tanpa hak dan melawan hukum ; dibebaskan dari dakwanan primer dimaksud
3. Memiliki, menyimpan atau menguasai o1eh karena salah satu unsur dari dakwaan
atau menyediakan narkotika Golongan I primer tidak terbukti.
bukan dalam bentuk tanaman. Berdasarkan hal di atas, oleh karena
Pendapat yang menyatakan barang dakwaan primer tidak terbukti maka
siapa bukanlah unsur dari pasal yang selanjutnya majelis hakim akan
didakwakan mendasarkan pada pengertian mempertimbangkan dakwaan subsider.
bahwa barang siapa adalah bagian dari Semua unsur yang didakwakan oleh
perbuatan itu sendiri dengan kata lain bila penuntut umum dalam dakwaan subsider
telah terbukti, dan selama persidangan tidak
30 Martiman Prodjohamidjojo, dikemukakan adanya alasan pemaaf
Pembahasan Hukum Acara Pidana Dalam Teori pembenaran pada diri dan perbuatan
dan Praktek, op.cit. hlm. 133-134, http:// terdakwa maka Terdakwa haruslah
staff.ui.ac.id/, (diakses 20 November 2012) dinyatakan telah terbukti secara sah dan
139
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
140
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
kepala dan lain-lain, dengan demikian tidak Gusta-Medan (Sibolangit Centre). Bahwa saat
semua pecandu Narkoba atau pemakai menjalani Pengobatan dan Rehabilitasi
Narkoba adalah merupakan korban bukan tersebut keluhan terdakwa adalah sesak
merupakan pelaku kejahatan, maka unsur ini napas, batuk, cemas, sakit kepala dan lain-
telah terpenuhi dan terbukti menurut lain.
hukum. Hal tersebut diatas sesuai dengan
teori pembuktian yaitu pembuktian menurut
3. Pendapat Hukum Undang-Undang yang Negatif (Negatief
Putusan yang dikeluarkan Majelis Wettelijk bewijs theorie). Hakim hanya boleh
Hakim di dalam persidangan ini adalah menjatuhkan pidana bila sedikitnya telah
memerintahkan terdakwa untuk menjalani terdapat alat bukti yang telah ditentukan
Pengobatan dan atau perawatan melalui Undang-Undang dan ditambah keyakinan
Rehabilitasi medis dan rehabilitasi social di hakim yang diperoleh dari adanya alat-alat
Sibolangit Centre for Drug Addict selama I bukti tersebut. Wettelijk berarti : sistem ini
(satu) tahun adalah tepat. berdasarkan Undang-Undang. Negatief
Mengingat fakta hukum di dalam berarti : meskipun dalam suatu perkara
persidangan yang menerangkan bahwa telah terdapat cukup bukti sesuai Undang-
terdakwa adalah pemakai bukan pengedar. Undang, hakim belum boleh menjatuhkan
Seperti dijelaskan berikut ini sekitar bulan pidana sebelum ia memperoleh keyakinan
Juli 2011 atas saran Dr klinik Pengayoman tentang kesalahan terdakwa.
(Dr. Saharjo) Tanjung Gusta Medan terdakwa Seperti dijelaskan sebelumnya, jadi
akan menjalani rehabilitasi di Sibolangit meskipun terdakwa terbukti menggunakan
centre namun belum terlaksana sudah narkotika, tetapi dengan fakta hukum yang
tertangkap. ada yaitu menerangkan bahwa terdakwa
Sebelumnya terdakwa pernah merupakan pecandu bukan pengedar,
menjalani “Pengobatan dan Rehabilitasi sehingga Hakim dapat memberikan putusan
sekitar bulan Maret 2011 sekitar 4 kali rehabilitasi kepada terdakwa.
berturut-turut di Klinik Pengayoman
Dr.Saharjo Tanjung Gusta-Medan (Sibolangit VI. Penutup
Centre). Saat menjalani Pengobatan dan Berdasarkan uraian di atas, maka
Rehabilitasi tersebut keluhan terdakwa dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
adalah sesak napas, batuk, cemas, sakit 1. Kajian hukum tentang tindak pidana
kepala dan lain-lain. narkotika diatur di dalam Undang-
Adapun setelah menjalani Undang Nomor 35 Tahun 2009,
pengobatan, Diagnosis terdakwa adalah sebagaimana diatur pada Pasal 103
Syndroma Ketergantungan Zat (ganja) dan disebutkan : (1) Hakim Yang memeriksa
idealnya terdakwa harus menjalani perkara pecandu Narkotika dapat : a.
pengobatan selama 12 kali berturut-turut Memutuskan untuk memerintahkan
tetapi ternyata pengobatan yang dijalani oleh yang bersangkutan menjalani
terdakwa belum tuntas; pengobatan dan/ atau perawatan,
Terdakwa juga menderita apabila pecandu Narkotika tersebut
“REKREASIONALIS SYNDROMA” dimana terbukti bersalah melakukan tindak
terdakwa akan sewaktu-waktu kembali pidana Narkotika atau; b. Menetapkan
kecanduan menghisap ganja untuk itu saran untuk memerintahkan yang
dan anjuran dokter adalah terdakwa harus di bersangkutan menjalani pengobatan
Rehabilitasi di Rumah Sakit Ketergantungan dan / atau perawatan, apabila pecandu
Obat (RSKB) atau di Sibolangit Centre; Narkotika tersebut tidak terbukti
Berdasarkan fakta yang terungkap bersalah melakukan tindak pidana
dipersidangan terdakwa Narkotika. (2) masa menjalani
Syaiful Bahri Ipul pernah menjalani pengobatan dan/ atau perawatan bagi
“Pengobatan dan Rehabilitasi sekitar bulan para pecandu Narkotika sebagaimana
Maret 2011 sekitar 4 kali berturut-turut di dimaksud dalam ayat (1) huruf a
Klinik Pengayoman Dr.Sahaijo Tanjung diperhitungkan sebagai masa menjalani
141
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
142
Jurnal Mercatoria Vol. 7 No. 2/Desember 2014 ISSN No:1979-8652
Lawrencce, M.F., 1969, Law and the Asshiddiqie, J., Penegakan Hukum, diakses
Beehavioural Sciences, The Bobbs pada tanggal 22 Januari 2013,
Company, Inc, New York http//www.docudesk.com/,
Martono, L.H. & Satya J., 2006, Membantu Diakses 12 November 2012,
Pemulihan Pecandu Narkoba dan http//www.bnn.co.id/,
Keluarganya, Balai Pustaka, Jakarta Diakses 20 November 2012, http://
Mulyadi, M., 2008, Criminal Policy, staff.ui.ac.id/,
Pendekatan Integral Penal Policy Wawancara dengan Endra Hermawan,
dan Non Penal Policy dalam selaku Hakim di Pengadilan Negeri
Penanggulangan Kejahatan Binjai, pada tanggal 18 Februari
Kekerasan, Pustaka Bangsa Press, 2013.
Medan Wawancara dengan Dr.Citra, selaku Kepala
Nainggolan, M., Elvi Z., dan Saparuddin, Klinik Program Terapi Rumatan
(2010), Peranan Hakim dalam Metadon di Rs. H. Adam Malik, pada
Memberikan Perlindungan Hukum tanggal 10 April 2013.
terhadap Anak Korban Wawancara dengan Rudy Leo Ptra Sihotang,
Penyalahgunaan Narkotika (Studi selaku Kasi Diseminasi BNN
Pengadilan Negeri Lubuk Pakam), Provinsi Sumatera Utara, pada
tanggal 11 April 2013.
Mercatoria, 3 (2): 116-132
143