Anda di halaman 1dari 16

TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA

PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG


DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI ISSN: 1693-0819

TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA


PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH
ANGGOTA TNI

Ardyanto Imam W., Murih Ardi N.,


Pradwipta Brianaji I., Robertus Bima W. M.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan mengenai tindak


pidana penyalahgunaan Narkotika yang dilakukan oleh anggota TNI dan untuk
mengetahui pertimbangan hukum hakim militer dalam menangani tindak pidana
penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh anggota TNI dalam putusan
Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta Nomor: PUT/101- K/PM II-11/AU/IX /2011.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian hukum normatif untuk
memberikan gambaran atau pemaparan atas subyek dan obyek penelitian yang
berkaitan dengan tindak pidana penyalahgunaan Narkotika, khususnya dalam
Putusan nomor: PUT/101- K/PM II-11/AU/IX /2011. Penelitian hukum ini
berusaha untuk mengerti atau memahami gejala yang diteliti untuk kemudian
mengkaitkan atau menghubungkan bahan–bahan hukum yang relevan dan
menjadi acuan dalam penelitian hukum kepustakaan. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan dihasilkan kesimpulan bahwa pengaturan hukum
pidana di Indonesia mengenai tindak pidana penyalahgunaan Narkotika secara
khusus terdapat pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
serta bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam menjatuhkan Putusan nomor:
PUT/101-K/PM II-11/AU/IX/2011 terhadap terdakwa dengan menyatakan
terdakwa melanggar Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang narkotika.

Kata kunci: Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika, Militer (TNI), Putusan


Nomor: PUT/101-K/PM II-11/AU/IX/2011

Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page 1
TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI ISSN: 1693-0819

Abstract

This research aimed to find out the regulation concerning narcotic abuse
crime committed by the members of TNI (Indonesian National Army) and to find
out the legal rationale of military judge in dealing with the narcotic abuse crime
committed by the members of TNI in the II-11Military Court of Yogyakarta’s
Verdict Number: PUT/101-K/PM II-11/AU/IX/2011. In this research, the writer
employed a normative law research type to describe or to explain the subject or
object of research related to narcotic abuse crime, particularly in the verdict
number: PUT/101-K/PM II-11/AU/IX/2011. This law research tried to understand
and to conceive the phenomenon study and then to connect it to the relevant law
materials and to be the reference in legal library study. Considering the result of
research and discussion, it could be concluded that the penal code regulation in
Indonesia concerning the narcotic abuse crime particularly the one included in
the Law Number 35 of 2009 about Narcotic, and the Chamber of Judge’s
rationale in sentencing the verdict number: PUT/101-K/PM II-11/AU/IX/2011 to
the defendant by stating that the defendant had broken the Article 127 clause (1)
letter a of Law Number 35 of 2009 about Narcotic.

Keywords: Narcotic Abuse Crime, Military (TNI), verdict number: PUT/101-


K/PM II-11/AU/IX/2011

Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page 2
TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI ISSN: 1693-0819

A. PENDAHULUAN menyebutkan penyalahgunaan


Tindak pidana narkotika adalah penggunaan oleh
penyalahgunaan Narkotika seseorang di luar tujuan
merupakan masalah besar yang pengobatan dan atau ilmu
sedang menjadi trending topic pengobatan (Depsos, 2003) (Sri
sekaligus menjadi suatu Kuntari, 2011: 212, Jurnal PKS
keprihatinan bangsa Indonesia Vol. 10).
akhir-akhir ini. Tindak pidana Penyalahgunaan zat
penyalahgunaan narkotika tersebut berdampak pada rusaknya
tersebut semakin marak dan hubungan kekeluargaan,
bahkan para pelaku menurunkan kemampuan bekerja,
penyalahgunaan narkotika seolah- ketidakmampuan untuk
olah tidak tahu tentang adanya membedakan antara yang baik
sanksi pidana yang akan dan yang buruk, perubahan
menyertainya. perilaku menjadi anti sosial,
Penyalahgunaan narkoba merosotnya produktifitas kerja,
merupakan masalah yang gangguan kesehatan, gangguan
perkembangannya sangat kriminalitas dan tindak kekerasan
mengkhawatirkan dan berdampak lainnya baik kuantitatif maupun
terhadap keluarga dan lingkungan kualitatif dan juga akan
sosial. Beberapa ahli telah mengganggu ketahanan nasional
memberikan definisi tentang karena sifat-sifat yang merugikan
penyalahgunaan narkoba, Gardon tersebut, maka narkotika dan
(2000) mendefinisikan psikotropika diawasi baik secara
penyalahgunaan adalah seseorang nasional maupun internasional.
yang mempunyai masalah yang Pada dasarnya obat-obatan
secara langsung berhubungan tersebut merupakan bahan yang
dengan narkoba. Masalah tersebut digunakan dalam bidang
bisa muncul dalam ranah fisik, pengobatan maupun untuk
mental, emosional maupun pengembangan ilmu pengetahuan.
spiritual. Widjono, dkk (1981), Namun, ada efek lain dari
mendefinisikan penyalahgunaan Narkotika tersebut yaitu dapat
obat sebagai pemakaian obat menimbulkan ketergantungan,
secara terus menerus, atau menyebabkan penurunan atau
sesekali tetapi berlebihan dan perubahan kesadaran, hilangnya
tidak menurut petunjuk dokter rasa, menurangi sampai
atau praktek kedokteran. Hal ini menghilangkan rasa nyeri apabila
selaras dengan definisi dari digunakan tanpa pengawasan,
Kementerian Sosial yang pengendalian dan dosis yang tidak

Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page 3
TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI ISSN: 1693-0819

sesuai dengan anjuran dokter atau melindungi, dan memelihara


instansi kesehatan, sehingga keutuhan dan kedaulatan
sering kali obat-obatan atau negara,serta diharapkan mampu
Narkotika tersebut memberikan contoh kepada
disalahgunakan baik itu dilakukan masyarakat untuk melakukan
oleh individu maupun kelompok pencegahan dan pemberantasan
atau korporasi. serta tidak melakukan tindak
Penyalahgunaan Narkoba pidana penyalahgunaan
semakin sering terjadi di Narkotika, mengingat bahwa
masyarakat dan jenis-jenis Militer di Indonesia identik
Narkotika yang beredar pun dengan suatu institusi yang
semakin banyak macamnya. anggotanya sangat taat dan
Menurut Hari Sasangka, di era disiplin terhadap hukum yang
tujuh puluhan pecandu-pecandu berlaku.
narkoba (narkotika dan obat Anggota TNI yang
terlarang, termasuk psikotropika) melakukan tindak pidana
masih terbatas dikalangan remaja narkotika akan dijatuhi sanksi
dan anak-anak orang yang pidana sesuai dengan yang diatur
berpenghasilan besar. Sedangkan dalam Undang-undang Nomor 35
anak kelas menengah ke bawah Tahun 2009 tentang Narkotika
lebih banyak menggunakan apabila terbukti melakukan tindak
Narkotika yang termasuk dalam pidana penyalahgunaan
golongan obat keras. Obat-obatan Narkotika. Sesuai dengan Pasal 6
yang di konsumsi pada waktu itu KUHPM, terhadap anggota
obat keras yang termasuk dalam militer yang melakukan tindak
golongan obat tidur atau golongan pidana selain dijatuhi pidana
obat penenang (Hari Sasangka, pokok juga dapat dijatuhi pidana
2003:2). tambahan. Jenis pidana tambahan
Narkotika mampu tersebut berupa pemecatan dari
menyentuh dan merambah seluruh dinas militer, penurunan pangkat
lapisan masyarakat mulai dari dan pencabutan hak-hak tertentu.
pelajar, mahasiswa, kalangan Untuk pidana tambahan yang
profesional, selebritis, birokrat berupa pemecatan dinas dari
bahkan penegak hukum, maupun militer dan penurunan pangkat
oknum TNI yang merupakan tentunya tidak diatur dalam
komponen utama dalam sistem hukum pidana umum. Kedua jenis
pertahanan negara, dan pidana tambahan ini adalah murni
merupakan alat negara yang bersifat kemiliteran dan sekaligus
bertugas mempertahankan,

Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page 4
TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI ISSN: 1693-0819

merupakan pemberatan sebagaimana diatur dalam


pemidanaan bagi anggota militer. Undang-Undang Nomor 31 Tahun
Selain dijatuhi hukuman 1997 tentang Peradilan Militer.
pidana berdasarkan Undang- Seperti kasus yang ada
undang Narkotika, Pengadilan bahwa masalah peredaran dan
Militer yang menjatuhkan pidana penyalahgunaan narkotika di
tambahan seperti yang penulis lingkungan militer harus
uraikan diatas tentunya tergantung mendapat penangan yang serius,
pada hakim militer yang karena hal ini bisa menyebabkan
mengadili, karena hakim militer rusaknya moral prajurit militer
diberikan kebebasan dan dan merusak citra kesatuan. Oleh
kepercayaan penuh untuk karena itu kewaspadaan akan
menambahkan pidana tersebut peredaran narkotika harus lebih
atas dasar penelitian bahwa benar- ditingkatkan, sehingga
benar terpidana itu tidak layak penanggulangan terhadap tindak
untuk berdinas kembali sebagai pidana penyalahgunaan narkotika
anggota milliter (untuk pidana dapat dilakukan secara seefektif
tambahan yang berupa pemecatan dan seefisien mungkin. Khusus
dari dinas militer) atau benar- pada tahap aplikasi hukum
benar tidak layak lagi tetap berada terutama pengadilan, hakim dalam
dalam kepangkatannya yang memeriksa memutus tindak
semula (untuk pidana tambahan pidana penyalahgunaan narkotika
yang berupa penurunan pangkat). harus tegas menerapkan hukum
Hukum Indonesia yang berlaku, sehingga dengan
mengatur bahwa tidak ada keputusannya dapat berakibat,
seorang warga negara yang kebal maupun preventif, artinya dengan
terhadap hukum, meskipun tindak putusan hakim yang tegas dalam
pidana tersebut dilakukan oleh menerapkan sanksi pidana dapat
warga sipil maupun anggota TNI. memberikan efek jera dan
Apabila kejahatan dilakukan oleh gambaran bagi calon pelaku
warga sipil proses lainnya.
penyelesaiannya mengikuti Berdasarkan uraian diatas,
hukum acara pidana sipil yang maka penulis tertarik untuk
diatur dalam KUHAP. Apabila membuat penulisan hukum dalam
Anggota TNI melakukan suatu bentuk skripsi dengan judul :
Tindak Pidana, maka akan tetap “KAJIAN HUKUM PIDANA
dipidana tanpa ada keistimewaan TERHADAP TINDAK
apapun dan akan mengikuti PIDANA
hukum acara peradilan militer PENYALAHGUNAAN

Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page 5
TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI ISSN: 1693-0819

NARKOTIKA YANG Peradilan Militer, Undang-


DILAKUKAN OLEH Undang Nomor 35 Tahun 2009
ANGGOTA TNI (Studi Putusan tentang Narkotika, Putusan
NO:PUT/101- K/PM II- Pengadilan Militer II-11
11/AU/IX /2011)”. Yogyakarta Nomor: PUT/101-
K/PMII-11/AU/IX/2011.
B. METODE Sedangkan bahan hukum
Jenis penelitian yang sekunder meliputi Hasil Karya
digunakan dalam penulisan Ilmiah dan penelitian-penelitian
hukum ini adalah jenis penelitian yang relevan atau terkait dengan
hukum. Karena menurut Peter penelitian ini termasuk
Mahmud Marzuki, segala diantaranya skripsi, tesis, disertasi
penelitian yang berkaitan dengan maupun jurnal-jurnal hukum serta
hukum (legal research atau Kamus-kamus hukum dan buku
rechtsonderzoek) adalah selalu yang berkaitan dengan
normatif (Peter Mahmud permasalahan yang diteliti (Peter
Marzukii, 2013:55-56).Sifat dari Mahmud Marzuki, 2013 : 195-
penelitian yang dilakukan adalah 196). Teknik pengumpulan bahan
bersifat preskriptif dan terapan, hukum yang digunakan dalam
karena ilmu hukum mempunyai penelitian ini adalah studi
karakteristik sebagai ilmu yang kepustakaan, yaitu pengumpulan
bersifat preskriptif dan terapan bahan hukum dengan cara
(Peter Mahmud mengumpulkan, membaca,
Marzuki,2013:251). Pendekatan mempelajari dan mengutip dari
yang penulis gunakan dalam bahan-bahan hukum yang
penulisan hukum ini adalah meliputi peraturan perundang-
pendekatan kasus (case undangan, dokumen-dokumen
approach). Dalam penulisan resmi maupun literatur-literatur
hukum ini, menggunakan bahan yang erat kaitannya dengan
hukum primer dan bahan hukum permasalahan yang dibahas
sekunder. Sumber bahan hukum berdasarkan bahan hukum
primer diperoleh dari Kitab sekunder.Selain itu teknik analisis
Undang-Undang Hukum Pidana hukum yang dilakukan
(KUHP), Kitab Undang-Undang menggunakan silogisme deduksi
Hukum Pidana Militer (KUHPM), dengan menganalisis berdasarkan
Undang-Undang Nomor 48 Tahun premis mayor dan premis minor.
2009 Tentang Kekuasaan
Kehakiman, Undang-Undang C. PEMBAHASAN
Nomor 31 Tahun 1997 tentang 1. Pengertian tentang Militer

Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page 6
TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI ISSN: 1693-0819

Dalam lingkungan Prajurit Militer ditandai


Militer ada yang disebut dengan mempunyai Nomor
dengan Prajurit, Prajurit Registrasi Pusat (NRP),
adalah warga negara yang pangkat, jabatan, dan
memenuhi persyaratan yang kesatuan didalam
ditentukan dalam peraturan melaksanakan tugasnya
perundang-undangan dan sesuai dengan Matranya
diangkat oleh pejabat yang lengkap dengan tanda
berwenang untuk Pangkat, Lokasi Kesatuan
mengabdikan diri dalam dan Atribut lainnya.
usaha pembelaan negara 2. Pengertian Tindak Pidana
dengan menyandang senjata, Narkotika
dan rela berkorban jiwa raga Salah satu tindak
untuk negaranya, dan pidana yang diatur di luar
berperan serta dalam KUHP adalah tindak pidana
pembangunan nasional, dan narkotika. Narkotika
tunduk pada hukum yang merupakan zat atau obat yang
mengaturnya yaitu Hukum sangat bermanfaat dan
Militer. diperlukan untuk pengobatan
Militerisme di penyakit tertentu. Namun,
Indonesia yang didasarkan jika disalahgunakan atau
pada doktrin Sapta Marga dan digunakan tidak dengan
Sumpah Prajurit merupakan standar pengobatan maka
manifestasi ideologi dapat mengakibatkan bahaya
Pancasila yang harus yang lebih besar bagi
dipahami bahwa militer tidak kehidupan dan nilai-nilai
selalu melibatkan diri dalam budaya bangsa yang pada
kancah wilayah sipil akhirnya akan dapat
(Supriyadi, 2009). melemahkan ketahanan
Pengertian Militer di nasional.
Indonesia adalah kekuatan Tindak pidana
angkatan perang dari suatu Narkotika termasuk tindak
Negara yang diatur pidana khusus, dimana
berdasarkan peraturan ketentuan yang dipakai
perundang-undangan Pasal 1 termasuk diantaranya hukum
angka 20 Undang-Undang acaranya menggunakan
Nomor 34 Tahun 2004 ketentuan khusus. Disebut
tentang Tentara Nasional tindak pidana khusus, karena
Indonesia. Bahwa seorang tindak pidana narkoba tidak

Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page 7
TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI ISSN: 1693-0819

menggunakan KUHP sebagai 1 KUHPM menyatakan


pengaturannya, akan tetapi bahwa “untuk penerapan
menggunakan Undang- kitab undang-undang ini
Undang Nomor 35 tahun berlaku ketentuan-ketentuan
2009 tentang Narkotika. hukum pidana umum,
Tindak Pidana termasuk bab kesembilan dan
Narkotika diatur dalam Bab buku pertama kitab Undang-
XV Pasal 111 sampai dengan Undang Hukum Pidana,
Pasal 148 Undang-undang kecuali ada penyimpangan-
Nomor 35 tahun 2009 yang penyimpangan yang
merupakan ketentuan khusus, diterapkan dengan undang-
walaupun tidak disebutkan undang”, artinya bahwa
dengan tegas dalam Undang- aturan-aturan umum yang
undang Narkotika bahwa termasuk dalam Bab IX
tindak pidana yang diatur di KUHP yang pada umumnya
dalamnya adalah tindak berlaku dalam menggunakan
kejahatan, akan tetapi tidak KUHP Militer. Dalam Pasal 2
perlu disangksikan lagi KUHPM menyatakan bahwa
bahwa semua tindak pidana jika perbuatan yang dilakukan
di dalam undang-undang oleh seseorang yang tunduk
tersebut merupakan oleh kekuasaan badan-badan
kejahatan. peradilan militer tidak
3. KAJIAN HUKUM terdapat dalam KUHP
PIDANA TERHADAP Militer, maka dipakai
TINDAK PIDANA ketentuan-ketentuan yang
PENYALAHGUNAAN tersebar dalam KUHP umum.
NARKOTIKA YANG Dapat dipahami bahwa
DILAKUKAN OLEH perbuatan atau tindak pidana
ANGGOTA TNI yang dilakukan oleh seorang
Tindak pidana dengan militer tidak hanya berlaku
terdakwanya seorang anggota hukum pidana militer tetapi
militer, berlaku juga juga berlaku hukum pidana
ketentuan-ketentuan hukum umum, tergantung tindak
pidana umum meskipun bagi pidana yang dilakukan
mereka itu secara khusus terdapat didalam KUHP
berlaku hukum pidana umum saja atau KUHP
militer. Hukum pidana umum Militer atau terdapat pada
ini juga berlaku bagi mereka KUHP umum dan KUHP
anggota tentara, dalam Pasal Militer.

Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page 8
TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI ISSN: 1693-0819

Selain itu, Militer juga memahami isi Pasal 63 ayat


tunduk pada hukum diluar (2) KUHP bahwa “jika suatu
KUHPM termasuk Undang- perbuatan masuk dalam suatu
Undang Nomor 35 Tahun aturan pidana yang umum,
2009 Tentang Narkotika. diatur pula dalam aturan
Dalam KUHPM tidak pidana yang khusus, maka
mengatur secara tegas hanya yang khusus itulah
mengenai tindak pidana yang diterapkan” dan Pasal
penyalahgunaan narkotika, 103 KUHP bahwa
namun menurut hakim “ketentuan-ketentuan dalam
Pengadilan Militer Bab I sampai Bab VIII buku
penggunaan peraturan ini juga berlaku bagi
perundang-undangan diluar perbuatan-perbuatan yang
KUHPM untuk memutus oleh ketentuan perundang-
perkara Narkotika undangan lainnya diancam
berdasarkan Pasal 2 KUHP dengan pidana, kecuali jika
yang menyatakan bahwa oleh undang-undang
ketentuan pidana dalam ditentukan lain”, yang mana
perundang-undangan dari kedua Pasal tersebut
Republik Indonesia berlaku merupakan asas dan dasar
bagi setiap orang yang dalam hukum tindak pidana Khusus
daerah Republik Indonesia tersebut. Asas dan pengertian
melakukan suatu tindak yang terdapat didalam Buku I
pidana dengan tidak Ketentuan Umum KUHP
membedakan apakah berlaku untuk keseluruhan
pelakunya seorang warga hukum pidana positif yang
sipil atau seorang militer. terdapat dalam KUHP
Tindak pidana yang maupun hukum pidana Positif
dilakukan oleh seorang diluar ketentuan KUHP.
militer termasuk dalam tindak Keterkaitan tindak pidana
pidana khusus. Buku I khusus dengan Pasal 103
Ketentuan Umum KUHP KUHP yaitu terdapat titik
membahas Pasal 63 ayat (2) hubungan antara delik-delik
dan Pasal 103. Penulis khusus yang terdapat dalam
berusaha memahami KUHP dengan yang terdapat
mengenai pengertian dari diluar KUHP.
tindak pidana khusus. Pasal 103 KUHP
Pengertian tersebut dapat kita sering disebut sebagai pasal
pahami apabila kita telah jembatan bagi peraturan atau

Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page 9
TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI ISSN: 1693-0819

undang-undang yag mengatur jika suatu perbuatan masuk


Hukum pidana diluar KUHP. dalam aturan pidana yang
Pasal 103 KUHP berada pada umum tetapi juga diatur
buku I Aturan Umum KUHP, dalam aturan pidana yang
yang memuat istilah-istilah khusus, maka yang
yang sering digunakan dalam diterapkan dalam penjatuhan
hukum pidana. Pasal ini pidana adalah aturan pidana
menjembatani bahwa segala yang khusus.
istilah atau pengertian yang Berdasarkan Pasal 63
berada dalam bab I-VIII buku ayat (2) KUHP berlaku
satu KUHP dapat digunakan ketetentuan Asas Lex
apabila tidak diatur lain Spesialis Derogat Legi
dalam undang-undang atau Generali dimana asas tersebut
aturan-aturan yang mengatur belaku ketentuan yang
tentang hukum pidana diluar khusus. Apabila suatu aturan
KUHP. Terdapat diluar KUHP akan
pengecualian didalam Pasal menyimpang dari sistem
103 KUHP yaitu ketentuan umum yang diatur dalam
dalam undang-undang diluar KUHP, maka aturan di laur
KUHP menentukan lain atau KUHP seharusnya membuat
berbeda secara tegas aturan mengenai pemidanaan
pengecualian berlakunya khusus sesuai juga dengan
Pasal 103 KUHP dan undang- ketentuan dalam Pasal 103
undang lain menentukan KUHP.Tujuan pengaturan
secara diam-diam tindak pidana yang bersifat
pengecualian seluruh atau khusus adalah untuk mengisi
sebagian dari pasal 103 kekurangan atau kekosongan
KUHP tersebut. Selain Pasal hukum yang tidak tercakup
103 tersebut yang menjadi pengaturannya dalam KUHP,
dasar hukum dari berlakunya namun dengan pengertian
tindak pidana khusus juga bahwa pengaturan itu masih
terdapat dalam Pasal 63 ayat tetap dan berada dalam batas-
(2) KUHP. Dalam Buku I batas yang diperbolehkan
Ketentuan Umum KUHP oleh hukum pidana formil
Pasal 63 ayat (2) mengatur dan materiil. Dengan kata lain
mengenai perbarengan penerapan ketentuan pidana
(Concursus). Hal ini dapat khusus dimungkinkan
kita pahami bahwa maksud berdasarkan azas lex specialis
dari Pasal 63 ayat (2) bahwa derogate legi generali yang

Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page 10
TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI ISSN: 1693-0819

mengisyaratkan bahwa dipakai atau digunakan


ketentuan yang bersifat apabila KUHP tidak memberi
khusus akan lebih diutamakan pengaturan terhadap tindak
daripada ketentuan yang pidana yang terjadi secara
bersifat umum. tegas dan mendalam.
Berdasarkan Militer mempunyai
pemaparan di atas kasus kitab undang-undang sendiri
tindak pidana yang mengatur mengenai
penyalahgunaan narkotika militer yaitu Kitab Undang-
yang dilakukan oleh anggota Undang Hukum Pidana
militer menganut Asas Lex Militer (KUHPM) dan
Spesialis Derogat Legi seluruh anggota militer atau
Generalis. Dikatakan khusus angkatan bersenjata tundak
karena tindak pidana pada kitab undang-undang
penyalahgunaan narkotika tersebut. Dalam kasus ini
merupakan tindak pidana terdapat dua kekhususan yaitu
khusus yang diatur oleh bahwa tindak pidana yang
undang-undang yang khusus dilakukan merupakan tindak
yaitu Undang-Undang pidana khusus karena
Republik Indonesia Nomor pengaturannya juga khusus
35 Tahun 2009 tentang yaitu Undang-Undang
Narkotika. Undang-undang Republik Indonesia Nomor
tersebut yang digunakan 35 Tahun 2009 tentang
untuk menuntut terdakwa Narkotika dan bahwa pelaku
yang melakukan tindak tindak pidana merupakan
pidana penyalahgunaan seorang anggota militer
narkotika karena undang- dimana aturan yang
undang tersebut bersifat digunakan juga khusus yang
khusus dimana KUHP yang tercantum dalam KUHPM.
merupakan ketentuan yang Undang-undang tentang
bersifat umum tidak mengatur narkotika dijadikan rujukan
secara tegas dan mendalam dalam penjatuhan pidana
mengenai tindak pidana pokok bagi pelaku tindak
penyalahgunaan narkotika. pidana penyalahgunaan
Penggunaan undang-undang narkotika. Sanksi pidana bagi
tersebut secara tersirat anggota militer diatur dalam
didalam Pasal 103 KUHP KUHPM Pasal 6 yang berupa
disebutkan bahwa peraturan Pidana Pokok dan Pidana
yang lebih khusus dapat Tambahan. Dalam hal ini

Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page 11
TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI ISSN: 1693-0819

pidana tambahan bagi pemecatan dari dinas Militer


seorang anggota militer yang harus memperhatikan hal-
melakukan tindak pidana halsebagai berikut:
yaitu berupa Pemecatan dari a. Dapat dijatuhkan oleh
dinas militer, penurunan Hakim berbarengan
pangkat, dan juga pencabutan dengan penjatuhan
hak-hak tertentu. pidanapokok berupa
Pertimbangan hakim dalam pidana mati atau pidana
menjatuhkan pidana seumur hidup kepada
tambahan berupa pemecatan seorangMiliter.
atau penurunan pangkat dari b. Dapat dijatuhkan
militer berdasarkan tindak kepada seorang Militer
pidana yang dilakukan dan yang berdasarkan
juga dampak tindak pidana kejahatanyang
tersebut terhadap terdakwa dilakukan dijatuhi
masih dapat dikatakan layak pidana pokok penjara
sebagai Anggota Militer sementara
(TNI) atau tidak. yangdipandang tidak
Norma dasar bagi layak lagi tetap berada
Hakim Militer untuk dalam kalangan
menjatuhkan pidana Militer.Menurut SR.
tambahankepada Terdakwa Sianturi, SH yang
berupa pemecatan dari dinas dimaksud tidak layak
Militer dengan atau adalah tidakpantas atau
tanpapencabutan haknya sudah tidak ada atau
untuk memasuk Angkatan sangat kurang
Bersenjata adalah mempunyai sifat-
ketentuansebagaimana diatur sifatyang seharusnya
dalam Pasal 26 ayat (1) bagi seorang Militer,
KUHPM. Ketentuan Pasal bukan karena
26ayat (1) KUHPM mengatur yangbersangkutan tidak
bahwa pemecatan dari dinas mempunyai kecakapan
Militer (dengan atautanpa lagi untuk
pencabutan hak untuk menjalankandinas
memasuki Angkatan Militer. Jadi dengan
Bersenjata) harusdiperhatikan kata lain apabila yang
ketentuan Pasal 39 KUHPM, bersangkutan
sehingga ketentuan tetapdipertahankan
penjatuhanpidana tambahan dalam dinas Militer

Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page 12
TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI ISSN: 1693-0819

akan membawa dampak Hakim diberikan


yang tidakbaik sehingga kebebasan untuk menentukan
akan menggangu pidana, namun bukan berarti
pembinaan Kesatuan hakim secara sesuka hati
dikaitkandengan menjatuhkan pidana tanpa
pelanggaran atau tindak adanya dasar pertimbangan
pidana yang yang lengkap. Sehingga
dilakukannya. apabila pernyataan hakim
c. Penjatuhan pidana dianggap kurang
tambahan pemecatan pertimbangan atau belum
dari dinas Militer tidak lengkap, maka penjatuhan
hanyakarena yang pidana dapat dibatalkan oleh
bersangkutan Mahkamah Agung RI. Dalam
melakukan kejahatan putusan yang penulis analisis,
tertentu bahwa hakim lebih
melainkansetiap bentuk menggunakan pertimbangan
kejahatan. secara yuridis dibandingkan
Dengan demikian dengan yang secara non
apabila Hakim akan yuridis. Pertimbangan secara
menjatuhkan pidana yuridis adalah pertimbangan
tambahanpemecatan dalam hakim yang didasarkan pada
putusan perlu dicantumkan faktor-faktor yang terungkap
pasal 26 KUHPM dalam persidangan dan oleh
sebagaidasar penjatuhan undang-undang telah
pidana tambahan pemecatan, ditetapkan sebagai hal yang
namun ketentuan pasal harus dimuat didalam
26KUHPM bukan merupakan putusan. Intinya hakim dalam
unsur dari suatu tindak pidana penjatuhan pidana terhadap
yang harusdibuktikan oleh terdakwa yang terdapat dalam
Hakim, tetapi merupakan putusan, berdasarkan pada
ketentuan yang bersifat aturan yang mengatur
mutatis mutandis(diakui/sah mengenai suatu tindak pidana
dengan perubahan-perubahan tersebut dan juga mengenai
yang ada) yang seharusnya pembuktian apakah terdakwa
digunakan oleh Hakim dalam telah melakukan tindak
menjatuhkanpidana tambahan pidana tersebut sesuai bukti-
pemecatan dari dinas Militer bukti yang ada yang diajukan
(H. Imron Anwari. 2012: 10- didalam persidangan. Apabila
11)\. terdakwa tidak terbukti

Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page 13
TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI ISSN: 1693-0819

melakukan tindak pidana militer, didasarkan pada


dan/atau belum ada suatu Pasal 2 KUHP yang
aturan yang mengatur menyatakan bahwa
mengenai tindak pidana “ketentuan pidana dalam
tersebut, maka terdakwa akan perundang-undangan
dibebaskan oleh hakim dari Indonesia diterapkan bagi
sanksi pidana. setiap orang yang
melakukan sesuatu tindak
D. SIMPULAN DAN SARAN pidana di Indonesia”.
1. Simpulan Tanpa membedakan
Berdasarkan apakah pelaku tindak
pembahasan dari rumusan pidana tersebut
masalah yang penulis telah merupakan orang sipil
uraikan diatas, maka dapat dan/atau anggota militer.
ditarik kesimpulan sebagi Dalam pengaturan tindak
berikut: pidana penyalahgunaan
(1) Dalam pengaturan Narkotika yang
hukum pidananya militer dilakukan oleh seorang
harus tunduk pada anggota militer menganut
KUHPM, selain juga asas lex specialis derogat
tunduk pada hukum legi generalis. Artinya
pidana di luar KUHPM bahwa peraturan yang
termasuk Undang- lebih khusus akan
Undang Republik mengalahkan peraturan
Indonesia No. 35 Tahun yang umum yang dalam
2009 tentang Narkotika. hal ini adalah KUHP. Hal
Dalam hal ini KUHPM tersebut disebabkan
tindak mengatur secara karena tindak pidana
tegas mengenai tindak penyalahgunaan
pidana penyalahgunaan Narkotika tidak diatur
Narkotika. Namun dalam secara tegas didalam
pengadilan militer, KUHP ataupun KUHPM,
penggunaan peraturan tetapi diatur dalam
perundang-undangan undang-undang yang
diluar KUHP untuk khusus mengaturnya
memutus perkara yaitu Undang-Undang
penyalahgunaan Republik Indonesia No.
Narkotika yang 35 Tahun 2009 tentang
dilakukan oleh anggota Narkotika. Dalam

Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page 14
TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI ISSN: 1693-0819

penjatuhan pidana berupa lengkap. Sehingga


pidana pokok dan apabila pernyataan hakim
tambahan, pidana pokok dianggap kurang
didasarkan pada Pasal 10 pertimbangan atau belum
huruf a KUHP dan juga lengkap, maka
Pasal 6 huruf a KUHPM. penjatuhan pidana dapat
Sedangkan dalam pidana dibatalkan oleh
tambahan yang dalam hal Mahkamah Agung RI.
ini berupa pemecatan Dalam putusan yang
dari dinas Militer, Hakim penulis analisis, bahwa
dalam putusan perlu hakim lebih
dicantumkan pasal 26 menggunakan
KUHPM sebagai dasar pertimbangan secara
penjatuhan pidana yuridis dibandingkan
tambahan pemecatan, dengan yang secara non
namun ketentuan pasal yuridis. Pertimbangan
26 KUHPM bukan secara yuridis adalah
merupakan unsur dari pertimbangan hakim
suatu tindak pidana yang yang didasarkan pada
harus dibuktikan oleh faktor-faktor yang
Hakim, tetapi merupakan terungkap dalam
ketentuan yang bersifat persidangan dan oleh
mutatis mutandis undang-undang telah
(diakui/sah dengan ditetapkan sebagai hal
perubahan-perubahan yang harus dimuat
yang ada) yang didalam putusan.
seharusnya digunakan 2. SARAN
oleh Hakim dalam Berdasarkan
menjatuhkan pidana kesimpulan diatas penulis
tambahan pemecatan dari memberikan saran sebagai
dinas Militer. berikut :
(2) Hakim diberikan (1) Dibuat rancangan
kebebasan untuk KUHPM yang baru yang
menentukan pidana, lebih menegaskan
namun bukan berarti kedudukan militer di
hakim secara sesuka hati zaman yang modern ini
menjatuhkan pidana yang berkaitan dengan
tanpa adanya dasar kejahatan-kejahatan yang
pertimbangan yang juga lebih modern, agar

Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page 15
TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI ISSN: 1693-0819

tidak terjadi kekaburan kesadaran bagi anggota


didalam penegakan militer mengenai bahaya
hukum pidana militer. Narkotika. Di harapkan
(2) Diadakannya suatu dengan penyuluhan
penyuluhan mengenai tersebut dapat mencegah
bahaya penyalahgunaan terjadinya
psikotropika di dalam penyalahgunaan
intitusi militer itu sendiri, Narkotika oleh anggota
agar dapat meningkatkan militer.

E. DAFTAR PUSTAKA Revisi. Jakarta : Kencana


Prenada Media Group.
Hari Sasangka. 2003.
Putusan Pengadilan Militer
Narkotika dan
Yogyakarta Nomor
Psikotropika dalam
PUT/101-K/PMII-
Hukum Pidana.
11/AU/IX /2011
Bandung: Mandar Maju
Sri Kuntari. 2011. Menyingkap
H. Imron Anwari, SH, Spn,
Tabir Penyebab dan
Mkn. 2012. Penjatuhan
Dampak
Pidana Tambahan
Penyalahgunaan
Pemecatan Prajurit TNI
Narkoba. Jurnal PKS
dari Dinas Militer Dan
Vol. 10, No. 4: 409 - 425
Akibatnya. Rakernas
Supriyadi. 2009. Hubungan
2012 Manado: MA
Sipil – Militer Bagi
dengan Pengadilan
Kesejahteraan Rakyat
Tingkat Banding Seluruh
(Civil Society – Militairy
Indonesia (http://pt-
Relationships for Civil
bandung.go.id/uploads/9
Society Welfare). Spirit
_PAPARAN%20TUAD
Publik Volume 5 Nomor
A%20MILITER(1).pdfdi
1 ISSN. 1907 – 0489.
akses pada 8 Desember
Undang-Undang Nomor 48
2014)
Tahun 2009 Tentang
Kitab Undang-Undang Hukum
Kekuasaan Kehakiman
Pidana (KUHP)
Undang-Undang Nomor 31
Kitab Undang-Undang Hukum
Tahun 1997 tentang
Pidana Militer (KUHPM)
Peradilan Militer
Peter Mahmud Marzuki. 2013.
Undang-Undang Nomor 35
Penelitian Hukum Edisi
Tahun 2009 tentang
Narkotika

Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page 16

Anda mungkin juga menyukai