PENDAHULUAN
perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. seperti telah ditegaskan dalam
1992 tentang pebankan, yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank dialokasikan berbagai bentuk
No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam-
meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
salah satu alasan terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran kredit adalah sifat
usaha bank sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit, dan
sumber dana bank berasal masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan
Pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan
1
keuntungan, tetapi risiko yang terbesar dalam bank juga bersumber dari pemberian
kredit. Oleh karena itu pemberian kredit harus diawasi dengan manajemen risiko yang
ketat.
Dari segi makro ekonomi, perubahan suku bunga akan berpengaruh terhadap
perubahan harga barang yang dikonsumsi masyarakat. Suku bunga merupakan faktor
yang penting dalam memberikan profitabilitas bagi perbankan dan perekonomian suatu
negara. Fluktuasi suku bunga kredit juga akan mempengaruhi permintaan akan kredit
tersebut. Misalkan dengan tingginya tingkat suku bunga kredit, hal ini akan sangat
meresahkan para pengusaha, yang dengan demikian akan dapat mengurangi permintaan
kredit para pengusaha kepada pihak perbankan karena dana yang ditawarkan sangat
mahal. Dalam situasi seperti ini, pemerintah menghimbau kepada pihak perbankan untuk
menurunkan tingkat suku bunga depositonya agar tingkat suku bunga kredit tidak terlalu
besar.
Tuntutan hidup yang lebih modern dan akibat kemajuan teknologi informasi,
kebutuhan masyarakat juga berubah. Berbagai aktifitas ekonomi dilakukan untuk dapat
hidup modern, berbagai cara ditempuh masyarakat. Salah satunya melalui pinjaman di
perbankan dalam bentuk kredit. Usaha yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan
bermodal besar yang berdampak pada sektor moneter adalah permohonan modal usaha
dan investasi akhirnya akan semakin meningkat. Permohonan modal tersebut mengarah
2
Untuk diketahui, suku bunga merupakan tolak ukur dari kegiatan perekonomian dari
suatu negara yang akan berimbas pada kegiatan perputaran arus keuangan perbankan,
Kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh bank Sentral, maka akan direspon oleh
para pelaku pasar dan para penanam modal untuk memanfaatkan moment tersebut guna
Seiring dengan itu, akan berdampak juga pada jumlah produksi yang bertambah dan
tenaga kerja yang juga akan semakin bertambah. Akibatnya ekspor bertambah dan
jumlah pengangguran menurun, sehingga devisa yang masuk ke negara tersebut semakin
Demikian pula sebaliknya, bila saja suku bunga menurun, produksi industri akan
setelah krisis 1997 dituding sebagai salah satu penyebab lambatnya pemulihan
ekonomi Indonesia dibandingkan negara Asia lainnya yang terkena krisis misalnya
tersebut, disamping juga untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu juga terkait dengan
regulasi perbankan yang menyatakan bahwa bank adalah sebagai lembaga yang
bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat, dan menyalurkannya kembali pada
masyarakat.
distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi,
kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan
Agent of Development.
Pada dasarnya kredit hanya satu macam saja bila dilihat dari pengertian yang
faktor dan unsur-unsur yang ada dalam pengertian kredit, maka diadakanlah
pembedaan-pembedaan kredit. Kredit yang diberikan baik oleh bank umum maupun
Secara umum jenis-jenis kredit adalah kredit dilihat dari segi kegunaan, atas dasar
tujuan penggunaan dananya oleh debitur, kredit dapat dibedakan menjadi kredit modal
kerja (KMK), kredit investasi, dan kredit konsumsi. Kredit dilihat dari segi sudut
jangka waktu yaitu, kredit jangka pendek (Short Term Loan), kredit jangka
menengah (Medium Term Loan), kredit jangka panjang (Long Term Loan). Kredit
dilihat dari segi sektor usaha yaitu, kredit pertanian, kredit peternakan, kredit industri,
kredit pertambangan, kredit pendidikan, kredit profesi, dan kredit perumahan serta
sektor-sektor lainnya. Kredit dilihat dari segi jaminan yaitu, kredit dengan jaminan dan
4
kredit tanpa jaminan. Kredit dilihat dari segi tujuan yaitu, kredit produktif, kredit
Suku bunga adalah harga yang harus dibayar bank atau peminjam lainnya
untuk memanfaatkan uang selama jangka waktu tertentu. Berdasarkan definisi tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa suku bunga itu merupakan balas jasa yang akan
diterima kemudian atas pengorbanan yang dilakukan atau dengan kata lain suku bunga
adalah harga dari penggunaan uang atau sebagai sewa penggunaan uang dalam jangka
waktu tertentu.
Besarnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besarnya bunga simpanan. Semakin
besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin besar pula bunga pinjaman
dan demikian pula sebaliknya. Disamping bunga simpanan, pengaruh besar kecilnya
bunga pinjaman juga dipengaruhi oleh keuntungan yang diambil, biaya operasi yang
dikeluarkan, cadangan resiko kredit macet, pajak serta pengaruh lainnya. Jadi
Penanaman modal merupakan salah satu bentuk investasi. Investasi dapat diartikan
menambah kemampuan memproduksi barang- barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian.
dana yang cukup besar. Sebab dengan tersedianya dana atau modal (utamanya modal
dalam negeri) dalam jumlah yang cukup untuk realisasi pembangunan dapat
investasi. Investasi akan mendorong permintaan barang modal dan penyerapan tenaga
pertumbuhan ekonomi.
penting karena komponen ini dalam kondisi tertentu dapat menentukan kemajuan
ekonomi dan suatu wilayah. Investasi sendiri merupakan upaya untuk mengakumulasi
modal dalam membiayai pembangunan. Investasi erat kaitannya dengan naik turunnya
kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, para ahli ekonomi memberikan porsi yang besar
Makin rendah tingkat bunga maka pengusaha pelaku bisnis akan lebih terdorong
untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil. Tingkat
Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga
keuntungan yang diharapakan dari investasi lebih besar dari pada tingkat bunga
6
yang harus dia bayar yang merupakan ongkos atas dana uang digunakan (cost of
capital). Semakin rendah tingkat bunga, maka investor akan lebih terdorong untuk
Dilandasi oleh berbagai hasil penelitian sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan
untuk melihat bagaimana pengaruh tingkat suku bunga kredit perbankan secara parsial
Sebagai referensi pengetahuan bagi mahasiswa dan masyarakat mengenai tingkat suku
bunga perbankan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Samuelson (1990), suku bunga adalah harga yang harus dibayar
bank atau peminjam lainnya untuk memanfaatkan uang selama jangka waktu tertentu.
Suku bunga merupakan salah satu sasaran kebijaksanaan moneter yang sangat besar
perekonomian.
Suku bunga adalah harga yang harus dibayar bank atau peminjam lainnya
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa suku bunga itu merupakan balas jasa
yang akan diterima kemudian atas pengorbanan yang dilakukan atau kata lain suku
bunga adalah harga dari penggunaan uang atau sebagai sewa penggunaan uang dalam
jangka waktu tertentu (Samuelson, 1990). Pada prinsipnya suku bunga adalah harga
atas penggunaan uang atau sebagai sewa atas penggunaan uang dalam jangka waktu
Setiap masyarakat yang melakukan interaksi dengan bank, baik interaksi dalam
bentuk simpanan, maupun pinjaman (kredit), akan selalu terkait dan dikenakan dengan
yang namanya bunga (Kasmir, 2004). Bagi masyarakat yang menanamkan dananya
pada bank, baik itu simpanan tabungan, deposito dan giro akan diberikan suku
bunga simpanan (dalam bentuk %). Suku bunga ini merupakan rangsangan dari bank
8
agar masyarakat mau menanamkan dananya pada bank. Semakin tinggi suku bunga
simpanan , maka masyarakat akan semakin giat untuk menanamkan dananya pada
keuntungan yang akan mereka peroleh dimasa yang akan datang dari bunga adalah
kecil.
Kasmir, (2008:135) mengatakan bahwa bunga bank dapat diartikan sebagai balas
jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang
membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus
dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan harga yang harus dibayar oleh
Suku bunga merupakan salah satu faktor yang cukup menarik bagi pemilik dana
untuk menyimpan uangnya pada suatu bank. Tingkat suku bunga yang diberikan
hendaknya dapat bersaing dengan tingkat suku bunga yang diberikan bank lain. Tingkat
suku bunga biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dari jumlah yang dipinjamkan
1. Bunga Simpanan
Adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang
menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar
bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh: jasa giro, bunga tabungan, dan bunga
deposito.
9
2. Bunga Pinjaman
Adalah bunga yang dibebankan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar
Suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman merupakan komponen utama faktor
biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus
tercipta pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama yang dilakukan oleh
pengusaha.
Menurut pengertian kaum Klasik, bunga adalah “harga” dari penggunaan leonable
funds. Terjemahan langsung dari istilah tersebut adalah “dana yang tersedia untuk
dipinjamkan”. Dalam teori Fisher mengenai Leonable Funds Theory, bahwa tingkat
suku bunga umum ditentukan oleh interaksi kompleks dari dua faktor, yaitu :
dengan dana tersebut. Permintaan ini berhubungan negatif dengan suku bunga
(kecuali dengan permintaan pemerintah yang sering tidak terpengaruh pada tingkat
suku bunga).
2. Yang mempengaruhi tingkat suku bunga adalah total penawaran dana dari
10
perusahaan-perusahaan pemerintah dan individu-individu. Penawaran berhubungan
positif dengan tingkat suku bunga, jika semua faktor ekonomi yang lain konstan.
Tingkat suku bunga dalam keseimbangan (artinya tidak adanya dorongan untuk
naik atau turun) akan tetapi apabila keinginan menabung masyarakat sama
bunga menurut kaum Klasik ditentukan oleh kekuatan tabungan dan investasi yang
I=f(r) S=(r) I=
S Dimana :
I = Investasi
S = Tabungan
Menurut Keynes bahwa tingkat suku bunga hanya merupakan fenomena moneter
yang mana pembentukannya terjadi dipasar uang. Dengan demikian, tabungan yang
dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung dari tinggi rendahnya tingkat suku
bunga terutama tergantung dari besar kecilnya pendapatan rumah tangga itu. Dalam
arti bahwa makin besar jumlah pendapatan maka makin besar uang yang bisa
ditabungkan.
penurunan, perubahan yang cukup besar dalam tingkat suku bunga tidak akan
menimbulkan pengaruh yang berarti atas jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh
11
rumah tangga.
perekonomian belum mencapai tingkat full employment . Oleh karena itu, produksi
dapat ditingkatkan tanpa mengubah tingkat upah maupun tingkat harga. Dengan
produksi nasional.
bukanlah faktor utama yang menentukan tingkat investasi, walaupun diakui bahwa
salah satu pertimbangan untuk melakukan investasi adalah tingkat bunga. Tingkat
investasi menurutnya lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lainnya selain tingkat
Menurut Hicks, bahwa suku bunga berada dalam keadaan keseimbangan pada
suatu perekonomian bila tingkat suku bunga itu memenuhi keseimbangan sektor
moneter dan sektor riil. Pandangan ini merupakan gabungan dari pendapat Klasik
dan Keynes, dimana kaum Klasik mengatakan bahwa bunga timbul karena uang adalah
produktif, artinya bila seseorang memiliki dana maka mereka dapat menambah alat
keuntungan.
Agar keuntungan yang diperoleh dapat maksimal, maka pihak manajemen bank
harus pandai dalam menentukan besar kecilnya komponen suku bunga. Menurut Kasmir
12
(2008:137-140), faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku
1. Kebutuhan Dana
Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan, yaitu seberapa besar
permohonan pinjaman meningkat, yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat
suku bunga simpanan akan pula meningkatkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya,
apabila dana yang ada dalam simpanan di bank banyak, sementara permohonan
pinjaman sedikit, maka bunga simpanan akan turun karena hal ini merupakan beban.
Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan target laba
merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar kecilnya suku bunga
pinjaman.
3. Kualitas Jaminan
Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga pinjaman. Semakin likuid jaminan
(mudah dicairkan) yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan
sebaliknya.
4. Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam menentukan baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank tidak
5. Jangka Waktu
Faktor jangka waktu sangat menentukan. Semakin panjang jangka waktu pinjaman,
akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko
13
macet di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya, jika pinjaman berjangka
6. Reputasi Perusahaan
Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga terutama untuk bunga
menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya
perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif
kecil.
Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika
dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan produk yang
lancar.
8. Hubungan Baik
Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan kepada seseorang atau
lembaga. Dalam praktiknya, bank menggolongkan nasabah antara nasabah utama dan
nasabah biasa. Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah
yang bersangkutan kepada bank. Nasabah yang memiliki hubungan baik dengan bank
9. Persaingan
Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana, sementara tingkat persaingan
dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka bank harus bersaing keras
dengan bank lainnya. Untuk bunga pinjaman, harus berada di bawah bunga pesaing
agar dana yang menumpuk dapat tersalurkan, meskipun margin laba mengecil.
14
10. Jaminan Pihak Ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung
segala risiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya apabila pihak yang
memberikan jaminan bonafide, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik,
maupun loyalitasnya terhadap bank, bunga yang dibebankan pun juga berbeda. Begitu
pun sebaliknya.
Kata kredit berasal dari bahasa latin credere yang artinya kepercayaan. Dalam
sebagai tiap-tiap perjanjian suatu jasa (prestasi) dan adanya balas jasa (kontra prestasi) di
melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji
pembayarannya akan dilakukan dan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang
suatu penyertaan uang atau tagihan atau dapat juga barang yang menimbulkan tagihan
tersebut pada pihak lain. Atau juga memberi pinjaman pada orang lain dengan harapan
akan memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok pinjaman tersebut yaitu berupa
15
pinjaman itu tepat pada waktunya. Dengan kata lain seseorang atau perusahaan yang
memperoleh kredit. Kredibilitas tersebut harus memenuhi lima syarat yang biasa dikenal
1. Character, yaitu sifat atau watak pribadi debitur untuk memperoleh kredit, misalnya
rentabilitas, dan soliditasnya.
Menurut Kasmir, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai
tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala bentuk
pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air pajak, uang kuliah dan
16
jasa keuangan, bahkan dinegara maju bank merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat
Verryn Stuart, Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan
kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya
dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat baru berupa uang
berbagai jenis jasa, sperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan
pengertian bank sebagai segala tempat transaksi valuta setempat, juga merupakan usaha
dalam bentuk trust, pemberian diskonto dan memperjualbelikan surat kuasa, draf,
rekening, dan sistem peminjaman; menerima diposito dan semua bentuk surat berharga;
harta maupun keselamatan pribadi dan memperdagangkan emas batangan, perak, uang,
dan rekening bank. Istilah “banker” dalam undang-undang Bill of Exchange Act 1882
dan Stamp Act, 1891, didefinisikan sebagai orang-orang yang hendak melakukan
perdagangan dalam dunia perbankan tanpa menimbulkan akibat apa pun terhadap para
keuangan yang sangat penting bagi kita, menciptakan beberapa uang dan mempunyai
are financial institution that accept money deposits and make loans. Included under the
17
term banks are firms such as comercial banks, savings and loan associations, mutual
dunia ini di samping ada bank konvensional berdiri pula bank syariah, yaitu bank yang
dalam opersionalnya di dasarkan pada Al-qur’an dan Hadist. Bank Syariah ini akan
Dari beberapa pengertian bank tersebut, bahwa bank dapat berfungsi sebagai
deposito, menciptakan uang dan jasa-jasa lainnya seperti tempat penyimpanan barang-
barang berharga. Disamping itu terdapat beberapa fungsi bank menurut para ahli di
18
3. Oliver G. Wood, Jr., mengatakan bahwa bank umum melaksankan lima fungsi utama
Dengan demikian bahwa bank adalah sebagai salah satu lembaga keungan yang
peranannya, maka bank bertindak sebagai salah satu bentuk lembaga keuangan yang
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya Adapun dalam memeberikan kredit, pembiayaan dan
jasa-jasa lainnya dilakukan dengan modal sendiri, atau dengan dana-dana yang
Kenaikan suku bunga sangatlah dikhawatirkan oleh para kreditur dan tingkat
penjualan perumahan yang semakin menurun karena membuat pajak pinjaman modal
dan kredit perumahan semakin meningkat, tanpa didukung dalam kelancaran produksi
Ada beberapa hal yang harus diwaspadai dalam menaikkan dan menurunkan suku
bunga yang semuanya harus berpihak pada kesejahteraan rakyat dalam negeri sebagai
prioritas utama.
19
Dampak ekonomi dari sebuah perubahan suku bunganya diantaranya akan
ekonomi suatu negara. GDP merupakan indeks utama sistem akun nasional (Sistem of
National Accounts - SNA) yang dikarakteristik oleh hasil final dari kesatuan aktifitas
program ekonomi - penduduk, dan pengukuran biaya barang dan jasa, yang diproduksi
oleh kesatuan untuk penggunaan akhir. GDP adalah indeks utama, yang menunjukkan
kondisi ekonomi nasional. GDP adalah indikator produk manufaktur, yang berjumlah
Ini berarti, biaya barang dan jasa lanjutan, yang digunakan dalam produksi (seperti
pengangkutan udara, harga grosir, layanan komersil dan finansial, dan lain-lain) tidak
termasuk dalam GDP. Jika tidak, GDP akan mengandung akun berulang. Selain itu,
GDP adalah produk domestik, karena diproduksi oleh penduduk. Penduduk adalah
nasional dan kewarga negaraannya, yang memiliki suku bunga ekonomi dalam wilayah
ekonomi negara.
hidup manusia, pentingnya data ini terletak pada kemampuannya untuk memicu
Dampak yang harus diperhatikan dalam kebijakan naik-turunnya suku bunga apakah
semakin meningkatkan peluang usaha dan peluang kerja atau malah justru
Disisi lain, suku bunga adalah harga yang harus dibayar oleh pihak bank atau
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa suku bunga itu
merupakan balas jasa yang akan diterima kemudian atas pengorbanan yang dilakukan
atau kata lain suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau sebagai sewa
Pada prinsipnya suku bunga adalah harga atas penggunaan uang atau sebagai sewa atas
penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu, yang umumkan dalam 'persentase'.
Setiap masyarakat (atau investor) yang melakukan interaksi dengan bank, baik
interaksi dalam bentuk simpanan, maupun pinjaman (kredit), akan selalu terkait dan
dikenakan dengan yang namanya bunga. Bagi masyarakat (atau investor) yang
menanamkan dananya pada bank, baik itu simpanan tabungan, deposito dan giro akan
Suku bunga ini merupakan rangsangan dari bank agar masyarakat mau menanamkan
dananya pada bank. Semakin tinggi suku bunga simpanan, maka masyarakat akan
21
semakin giat untuk menanamkan dananya pada bank, dikarenakan harapan mereka
Dan begitu sebaliknya, semakin rendah suku bunga simpanan, maka minat masyarakat
tingkat keuntungan yang akan mereka peroleh dimasa yang akan datang dari bunga
2.5 Investasi
Investasi yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau
nasional dinamakan pembentukan modal dalam negeri (domestik) bruto, terjadi dari
tabungan dari sektor perusahaan yang digunakan oleh para pengusaha untuk membeli
barang-barang modal.
Ada beberapa pengertian lain dari investasi yaitu, menurut Winardi (1988),
untuk pembelian barang-barang atau jasa dengan tujuan merubah stok gudang atau
22
penyempurnaan struktur produksi, pemerataan pendapatan, pemanfaatan sumber daya
antara jumlah tabungan dari sektor rumah tangga dan jumlah investasi yang dilakukan
dengan jumlah investasi. Pada investasi, semakin tinggi tingkat bunga maka
golongan yaitu, (1) Investasi financial, merupakan hal pembelian atau pengalihan
surat berharga komersial) dalam dunia usaha atau peningkatan nilai surat-surat
berharga tersebut. (2) Investasi fisik/rill, merupakan hal membuat peralatan barang
modal baru atau tambahan pada barang modal, meliputi, (a) Investasi tetap (fixed
investment), dalam hal pembelian asset fisik berbagai jenis barang modal, yaitu
barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, bahan baku, suku cadang,
modal yang ada dalam perekonomian yang pendapatan nasional dan outputnya
(PMA).
efisiensi produktif bagi produksi dimasa depan. Proses penanaman modal ini
tetapi kesempatan kerja. Pembentukan atau penanaman modal dalam negeri ini
pula yang akan membawa kearah kemajuan teknologi, kemajuan teknologi pada
penanaman modal membantu usaha penyediaan mesin, alat dan perlengkapan bagi
Penanaman modal asing (PMA) sebagai salah satu jenis penanaman modal
24
memiliki peran yang sangat besar dalam pembangunan. Modal asing dapat
memasuki suatu negara dalam bentuk modal swasta dan modal negara. Modal asing
swasta dapat mengambil bentuk investasi langsung dan investasi tidk langsung
(Jhingan, 1994).
Pengertian penanaman modal asing adalah alat pembayaran luar negeri yang
tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan
modal asing yang dilakukan di Indonesia tidak hanya dalam bentuk uang yang
ditanamkan tetapi juga dalam bentuk mesin-mesin juga dalam bentuk keterampilan
teknik. Setiap keputusan investasi melibatkan lima unsur pokok yang dapat yang
apakah secara eksplisit atau implisit, disadari atau tidak, diolah secara sistematis
1. Kondisi Investor
2. Motif Investor
3. Media Investor
pengolahannya
5. Strategi Investasi
keseimbangan antara jumlah tabungan dari sektor rumah tangga dan jumlah
semakin tinggi tingkat bunga maka keinginan untuk melakukan investasi juga
Investment. Public Investment ini sering juga disebut sebagai investasi yang
otonom, yaitu investasi yang timbul bukan karena adanya pertambahan pendapatan.
adanya biaya yang tidak kecil sehingga pihak swasta tidak mampu memikulnya,
saluran irigasi tidak memberikan keuntungan yang langsung, tetapi rehabilitasi dan
dengan investasi fisik menciptakan aset baru yang akan meningkatkan kapasitas
besarnya pengharapan akan pendapatan yang akan diperoleh dari barang dan modal
tergantung pada tinggi rendahnya tingkat bunga, tetapi tergantung pada besar
kecilnya pendapatan yang diterima rumah tangga. Makin tinggi pendapatan yang
diterima oleh rumah tangga, makin besar pula investasi yang dilakukan.
Menurut Keynes, investasi hanya bergantung pada dua faktor, yaitu perkiraan
tingkat keuntungan yang tinggi yang diharapkan dari sebuah investasi dan tingkat
maksudnya investasi akan dilakukan apabila MEI lebih besar dari tingkat bunga.
Apabila tingkat bunga tinggi jumlah usaha yang tingkat pengembalian modalnya
MEI
0 Investasi
Selain kedua faktor di atas menurut keynes terdapat beberapa faktor penting
lainnya, seperti keadaan ekonomi pada masa kini, ramalan mengenai keadaan
dimasa yang akan datang, perubahan dan perkembangan teknologi yang terjadi
(Sukirno, 1981).
(laba) yang akan diperoleh dimasa yang akan datang dimana harus melebihi bunga
bisa juga terjadi bahwa pihak investor meningkat permintaannya akan dana
modal dan bersedia membayar dengan harga (tingkat bunga) yang terjadi.
tingkat suku bunga, perusahaan bisnis akan mengembangkan dan membayar pabrik
baru. Tetapi apabila tingkat suku bunga melebihi perkiraan tingkat pengembalian
tingkat bunga, memang tingkat bunga memegang peranan yang cukup menentukan
pengusaha adalah lebih kecil dari jumlah tabungan yang dilakukan rumah tangga
pada waktu dicapai penggunaan tenaga kerja penuh (full employment), oleh
karenanya permintaan agregat dalam perekonomian adalah lebih rendah dari pada
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Kekurangan dalam permintaan agregat ini
(Sukirno, 2008).
faktor produksi modal, artinya modal yang akan diinvestasikan dalam proses
lebih besar dari tingkat bunga dan investasi dalam suatu barang modal adalah
menguntungkan jika biaya sewa ditambah bunga lebih kecil dari pada hasil
29
pendapatan yang diharapkan dari investasi tersebut. Ada tiga hal yang perlu
akan digunakan untuk dua tujuan, yaitu ; (1) Mengganti alat-alat modal yang tidak
dapat dipergunakan lagi. (2) Untuk memperbanyak jumlah alat modal masyarakat.
penanaman modal yang dilakukan akan di dapat rasio modal produksi (capital
output ratio), yaitu suatu ratio yang menunjukkan pertambahan efektif kapasitas
berproduksi sebagai akibat adanya penanaman modal baru pada suatu tahun
tertentu.
Pengaruh dari suku bunga kredit terhadap investasi juga dijelaskan oleh pemikiran
ahli ekonomi klasik yang menyatakan bahwa investasi adalah fungsi dari tingkat bunga.
Makin tinggi tingkat bunga maka keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil,
30
dengan alasan seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila
keuntungan yang diharapkan lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayar sebagai
ongkos penggunaan dana (cost of capital). Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha
akan terdorong untuk melakukan investasi sebab biaya penggunaan dana juga makin
investasi yang diinginkan. Keynes mengatakan, bahwa masalah investasi baik ditinjau
dari segi penentuan jumlahnya maupun kesempatan untuk mengadakan investasi itu
dilakukan oleh investor, bila MEC yang diharapkan masih lebih besar atau tinggi dari
tingkat bunga yang berlaku. Jadi jelas pertimbangan Keynes untuk terlaksananya
investasi adalah factor efficiency marginal dari investasi itu sendiri. Efficiency
MEC. Kurva MEC ialah kurva yang menghubungkan titik-titik besarnya investasi pada
berbagai tingkat bunga. Kurva yang menghubungkan investasi yang diinginkan pada
berbagai tingkat bunga dimana harga investasi berubah apabila terjadi perubahan
Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin rendah tingkat bunga yang harus
dibayar, maka semakin banyak usaha yang dapat dilakukan pengusaha dengan
31
menguntungkan. Sebagai akibatnya semakin rendah tingkat bunga semakin banyak
secara lebih besar, suku bunga merupakan harga atau biaya yang harus dibayar dalam
meminjam uang untuk suatu periode tertentu dan ekspetasi keuntungan. Dengan
bunga dan produk domestik bruto terhadap investasi Di Indonesia tahun 1983-2000.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara suku bunga
terhadap investasi.
bunga tidak terlalu menjadi hambatan bagi para investor selama variasi naik turunnya
berada dalam batas kewajaran. Justru yang paling mempengaruhi adalah dari segi
perbankan, cadangan wajib minimum yang kecil memungkinkan dana-dana yang ada
32
2.8 Kerangka Pikir
jumlah output atau produk barang dan jasa serta adanya perbaikan atau perubahan
yang positif terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat baik dilingkup daerah
ada.
Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai fungsi atau peranan sebagai penyalur
dana kepada masyarakat dalam bentuk fasilitas kredit. Pemberian kredit oleh bank
merupakan tulang punggung kegiatan bank. Kredit yang diberikan oleh pihak bank
sangat penting terutama dalam hal investasi ke dunia usaha untuk meningkatkan
Dana yang dioperasikan bank secara aktif tidak lain adalah dana berasal dari
masyarakat yang dihimpun melalui giro, tabungan, dan deposito. Besar kecilnya
kredit yang disalurkan kepada debitur banyak dipengaruhi oleh dana dari pihak
ketiga.
Suku bunga yang tinggi akan menarik masyarakat untuk meyimpan kelebihan
33
Sehingga ketergantungan akan modal asing dapat dkurangi. Namun dalam investasi
modal investasi harus lebih tinggi dari pada tingkat bunga yang berlaku agar
Semakin tinggi suku bunga kredit semakin berkurang permintaan kredit dan
sebaliknya semakin rendah tingkat suku bunga kredit maka keinginan mendapatkan
perekonomian, bank melancarkan arus barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen.
Kerangka Pikir
INVESTASI
(Y)
2.9 Hipotesis
1. Diduga bahwa suku bunga kredit perbankan berpengaruh negatif dan signifikan
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
35
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yakni kegiatan penelitian dalam
usaha pencapaian kesimpulan atas hipotesis yang diajukan dengan melakukan analisis
data-data kuantitatif. Data kuantitaif adalah data-data yang disajikan dalam bentuk
angka-angka.
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
berbagai instansi terkait. Adapun instansi yang dimaksud adalah Badan Pusat Statistik
(BPS) Kota Baubau, Kantor Dinas Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal
Kota Baubau.
3. Data Total Investasi (PMA dan PMDN) Kota Baubau Tahun 2009-2013
data dari berbagai literatur guna memperoleh peralatan dasar teori-teori seperti
buku-buku ekonomi, majalah serta bacaan lain yang relevan dengan masalah yang
diteliti.
Model analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah model regresi berganda
36
variabel bebas (Suku bunga kredit X1 dan pendapatan perkapita X1) variabel terikat
Y = f (X1,X2)
Y = β0 + β1 X 1 + β2 X 2 + µ ............................ (1)
Dimana :
β0 = Konstanta
µ = Error term
Y = β0 X1 β1 X2 β2 eµ ............................ (2)
persamaan (2) dalam bentuk Ln, sehingga diperoleh persamaan estimasi sebagai
berikut:
37
Untuk mempersamakan pengertian istilah-istilah dan memudahkan dalam
pengumpulan dan analisis data, maka variabel-variabel yang didefinisikan atau diukur
1. Suku Bunga Kredit adalah harga dari penggunaan dana yang tersedia untuk
dipinjamkan dalam jangka waktu tertentu, tingkat bunga yang digunakan adalah
yang dibagi dengan jumlah penduduk masyarakat Kota Baubau tahun 2009-2013
3. Investasi adalah perkembangan total investasi (PMA dan PMDN) Tahun 2009-
38
BAB IV
4.1 Perkembangan Suku Bunga Kredit Perbankan di Kota Baubau Tahun 2009-
2013
Tingkat suku bunga kredit merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi
pengambilan kredit di Baubau. Hal ini menjadikan suku bunga menjadi acuan lembaga
masyarakat.
Tabel 4.1
Perkembangan Suku Bunga Kredit Perbankan di Kota Baubau Tahun 2009-2013
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa perkembangan tingkat suku bunga
kredit mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi penetapan tingkat suku bunga kredit. Salah satunya adalah tingkat
bunga perbankan dimana tingkat bunga perbankan yang ditetapkan oleh Bank
Sentral banyak dipengaruhi oleh kebijakan atau keputusan yang diambil oleh pejabat
negara yang melihat faktor-faktor perkembangan dan pertumbuhan ekonomi baik itu
secara makro maupun mikro salah satunya adalah mengatur jumlah uang beredar
39
39
masyarakat untuk menabung sehingga mengurangi tingkat konsumsi masyarakat dan
kredit usaha yang ditujukan untuk membuka lapangan kerja dan mengurangi
pengangguran.
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut, posisi suku bunga kredit perbankan antara
tahun 2009-2013 terus menunjukkan penurunan. Tahun 2009 suku bunga kredit
perbankan sebesar 18,53 persen, sementara tahun 2010 adalah 17,56 persen atau
mengalami penurunan sebesar 5,23 persen. Selanjutnya pada tahun 2011 tingkat
suku bunga kredit 17,51 persen atau mengalami penurunan sebesar 0,28 persen
Begitu pula pada tahun 2012 tingkat suku bunga kredit sebesar 15,92 persen atau
menurun sebesar 9,08 persen dari tahun 2009. Kemudian tahun 2013 suku bunga
kredit menjadi 14,34 persen atau penurunan 9,92 persen dari tahun 2012.
PDB adalah nilai total uang dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam satu
disuatu negara. Dimana perkembangan PDB dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi
di tiap daerahnya dalam hal ini perkembangan Produk Regional Bruto (PDRB).
Produk Domestik Regional Bruto merupakan total uang dari seluruh barang dan jasa
yang diproduksi dalam satu tahun di wilayah tertentu tanpa membedakan kepemilikan
Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan data dasar dan
40
40
utama dalam menyusun kerangka perencanaan pembangunan daerah, disamping
sebagai sumber informasi tentang bagaimana kondisi dan perekonomian secara makro
regional. Oleh karena itu, data series PDRB pada dasarnya tidak hanya bermanfaat
menjadi bahan untuk menentukan kebijakan baik bagi para pelaku pembangunan
Tabel 4.2
Perkembangan Pendapatan Perkapita Kota Baubau Atas Harga Konstan
Tahun 2009-2013 (Juta Rupiah)
PDRB (Harga Jumlah Pendapatan Pertumbuhan Pedapatan
Tahun Konstan) Penduduk Perkapita Perkapita (%)
2009 7.114.360,00 712.688 6.393.849,85 -
2010 7.633.905,00 730.384 6.753.371,19 5,62
2011 8.178.880,13 748.312 7.122.524,31 5,46
2012 8.882.254,69 760.011 7.657.043,50 7,50
2013 9.785.333,89 779.023 8.299.527,57 8,39
Pendapatan perkapita sendiri adalah nilai yang diambil dari Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) dibagi dengan jumlah penduduk pada suatu wilayah tertentu
dalam kurun waktu satu tahun. Pendapatan perkapita adalah data yang dipergunakan
untuk mengukur seberapa besar tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu daerah
tertentu serta seberapa besar perkembangan ekonomi yang timbul di wilayah tersebut.
tergantung pada potensi dan sumber daya yang dimiliki, berbagai kebijakan serta
upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah khususnya pemerintah Kota Baubau.
41
41
dicermati seberapa besar pendapatan perkapita di Kota Baubau.
tingkat pertumbuhan yang mengalami peningkatan. Dimana pada awal periode tahun
2009 jumlah pendapatan perkapita Kota Baubau sekitar Rp. 6.393.849,85 juta.
persen menjadi Rp. 6.753.371,19 juta. Pada tahun 2011 pendapatan perkapita
meningkat lagi menjadi Rp. 7.122.524,31 juta atau 5,46 persen. Pada tahun 2012
pendapatan perkapita meningkat yakni Rp. 7.657.043,50 juta atau sebesar 7,50
Pendapatan perkapita Kota Baubau relatif stabil, hal ini dikarenakan kondisi
Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan. Besarnya PMA dan PMDN
maupun untuk perluasan tenaga kerja. Investasi merupakan dana yang digunakan
42
42
untuk tujuan-tujuan produktif dan diharapkan akan memberikan hasil berupa balas
Tabel 4.3
Perkembangan Investasi di Kota Baubau Tahun 2009-2013
Tahun PMA (Rp) PMDN (Rp) Total
berfluktuasi dari tahun ketahun. Pada tahun 2009 investasi sebesar Rp.
24,61 persen, tahun 2011 investasi naik sebesar Rp. 88.917.126.005 atau 11,68
persen lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 investasi
meningkat sebesar Rp. 110.420.201.500 atau 24,18 persen dari tahun sebelumnya,
tahun 2013 investasi menurun sejumlah Rp. 96.753.753.000 atau 12,38 persen.
PMA dan PMDN perlu diupayakan lebih banyak lagi. Untuk meningkatkan PMA
dapat mendorong investor untuk berinvestasi lebih banyak lagi. Antara lain
Dengan demikian PMA dan PMDN dapat memberikan kontribusi yang lebih
43
43
besar dalam meningkatkan investasi di Kota Baubau dimasa mendatang yang
variabel yang dimaksudkan dalam penulisan ini, maka pada bagian ini akan dibahas
hubungan antara variabel dependent dan variabel independent serta untuk mengetahui
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode regresi berganda,
yang menjadi variabel terikat (dependent) adalah investasi (Y) sedangkan untuk
variabel bebasnya (independent) adalah suku bunga kredit (X1) dan pendapatan
perkapita (X2). Setelah melakukan pengolahan data regresi, maka diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.4
Uji Statistik
Variabel Coeficient Std.Error t-Statistik Sig
Constanta -12.455 9.362 -1.330 0.225
Suku Bunga
Pendapatan
R = 0.904 R2 =0.816
a. Uji R2
44
44
Kelayakan modal dapat diketahui dengan melihat nilai koefisien
determinasi (R2). Nilai yang ditemukan adalah 0.816 berarti 81,6 persen. Hal ini
(Investasi), sebesar 81,6 persen. Sisanya sebesar 18,4 persen ditentukan oleh
variabel atau faktor lainnya diluar model. Jika dilihat dari nilai koefisien
korelasi (R) model ini yaitu 0.904 berarti 90,4 persen. Hal ini dapat berarti
cukup kuat.
b. Uji-t
dilakukan uji-t dengan membandingkan thitung dengan ttabel, dengan df=7 dan
pada taraf nyata 0,05 (5%). Maka diperoleh ttabel 1.895 untuk t hitung suku
hitung > tabel maka suku bunga lebih besar dari pendapatan perkapita.
c. Uji F
penyebut dan df=2 untuk pembilang pada taraf nyata yang digunakan adalah 0,05
(5%). Sehingga Fhitung 15.568 . Ftabel 4.74 H0 diterima H1 ditolak. Hal ini
dependent (Investasi).
4.5 Pengaruh Suku Bunga Kredit Terhadap Investasi di Kota Baubau Tahun 2009-
2013
pengaruh suku bunga kredit terhadap investasi adalah positif dan signifikan,
dengan tingkat signifikansinya 0.018, dengan asumsi variabel lain tetap. Pengaruh
signifikan ini menunjukkan bahwa kenyataan yang ada disampel sama dengan
kenyataan dipopulasi.
Suku bunga kredit memiliki pengaruh yang positif. Hal ini berarti tidak sesuai
dengan teori yang menyatakan suku bunga memiliki pengaruh yang negatif
terhadap investasi. Dan dari hasil penelitian sebelumnya (Nurinayah, 2004) yang
melakukan suatu penelitian tentang pengaruh suku bunga dan PDB terhadap investasi
negatif antara suku bunga terhadap investasi. Hubungan antara suku bunga kredit dan
Gambar 4.5
Perbandingan Trend Suku Bunga Kredit Terhadap Investasi di
Kota
46
46
Baubau Tahun 2009-2013
Gambar 4.5 di atas menunjukkan hubungan antara suku bunga kredit dan
investasi. Suku bunga kredit tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap investasi.
Hal ini dapat dilihat ketika suku bunga kredit pada tahun 2009 sebesar 18,53 persen
dan pada tahun 2010 menjadi 17,56 persen namun investasi tetap meningkat
jumlah tabungan dari sektor rumah tangga dan jumlah investasi yang dilakukan
yang akan dilakukan dalam perekonomian. Pada investasi, semakin tinggi tingkat
bunga maka keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil (Nopirin, 1992).
2009-2013
Pendapatan perkapita memilki pengaruh yang besar terhadap investasi. Hal ini
47
47
dapat dilihat dari hasil pengujian statistik. Dimana pendapatan perkapita memiliki
dengan asumsi variabel lain tetap. Pengaruh yang sangat signifikan ini
populasi.
Hal ini berarti sesuai dengan teori dimana pendapatan perkapita memiliki
Pendapatan perkapita Kota Baubau relatif stabil, hai ini dikarenakan kondisi
Dengan demikian besar kecilnya tingkat PDRB suatu daerah sangat menentukan
besar kecilnya tabungan yang dihimpun oleh daerah tersebut, yang kemudian dapat
jumlah PDRB suatu daerah akan meningkat, jumlah pendapatan perkapita daerah juga
akan meningkat.
49
49
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
1. Suku Bunga Kredit menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
didukung oleh pandangan teoritis dari kaum Klasik bahwa suku bunga menentukan
Kota Baubau selama periode pengamatan. Hal ini terutama didukung oleh
terciptamya iklim investasi yang bagus dan baik, berarti pendapatan yang
5.2 Saran
dipertimbangkan :
investasi.
50
50
2. Pemerintah Kota Baubau diharapkan dapat meningkatkan PDRB, dimana
Kota Baubau. Hal ini dapat mendorong meningkatnya aktivitas perekonomian yang
3. Untuk studi berikutnya, diharapkan perlu untuk mengkaji faktor atau variabel
Boediono. 1998. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2 Ekonomi Makro. PT BPFE.
Yogyakarta
Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan (Edisi Kelima). PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Pass, Christopher, dkk. 1998. Kamus Lengkap Ekonomi (Edisi Kedua). Erlangga.
Jakarta
Pressman, Steven. 2000. Lima Puluh Pemikiran Ekonomi Dunia. PT. Raja Grafindo.
Jakarta
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional Edisis Revisi. PT Bumi Aksara. Jakarta
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Ed.6, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2002, hlm.23.
Thomas Mayer dkk, Money, Banking and The Economy, W.W. Norton & Company,
New York, London, 1987, hal.26.
O.P. Simorangkir, kamus Perbankan, Cet. II, Jakarta : Bina Aksara, 1989, hlm. 33.
LAMPIRAN 1
5
5
LAMPIRAN 2
ANOVA b
Total 16.198 9
a. Predictors: (Constant), Pendapatan Pekapita, Suku Bunga Kredit
Coefficients t
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
5
6