Oleh :
Arianto Setyo Nugroho
F1312015
S1 AKUNTANSI TRANSFER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
201
BAB I
PENDAHULUAN
Uang adalah alat tukar untuk mendapatkan suatu barang yang diinginkan, uang juga
merupakan suatu kebutuhan yang dimana berfungsi sebegai alat untuk menjangkau semua
Pada kenyataannya, transaksi mendunia tanpa uang tunai mulai menjadi tran sejak
ditemukannya kartu plastik (plastic card) atau kartu pintar (smart card) seiring perkembangan
ekonomi dan budaya masyarakat yang meninggalkan kebiasaan memakai uang tunai (cashless
society). Walaupin secara realitas kondisi Indonesia masih didominasi masyarakat yang
tergolong cash society atau lebih suka menggunakan uang tunai. Bisnis kartu kredit yang kian
merak ternyata juga menggoda sebagian pelaku perbankan syariah. Meski menimbulkan pro dan
kontra ditengah hiruk piuknya dunia konsumtif, kredit macet dan beban utang berkelanjutan.
Dalam dunia bisnis saat ini tidak bisa dipungkiri, kita hidup dan menikmati sistem
kapitalissme global. Dan sistem kapitalisme global ini di pegang oleh tanga-tangan perusahaan
multinasiaonal, dengan sumber daya yang didasarkan dengan mekanisne pasar, kemudian
diakuinya hak milik individu. Dan jaringn perbankan global merupakan jantungnya. Dalam
sistem perbankan global ini, bunga (interest) ibarat darahnya perekonomian. Sehingga krisis
ekonomi yang disebabkan bunga perbankan tersebut dapat memporak-porandakan sistem dan
seluruh sandi-sandi perekonomian khususnya yang melanda Indonesia dan negara Asia lainnya.
[1]
Kartu kredit banyak tersedia dan digunakan terutama oleh kalangan menengah keatas,
meskipun sebagian besar ada yang dianggap belum layak menggunakannya. Sehingga hal ini
memunculkan beragam masalah yang justru menyulitkan si pengguna. Hai ini bisa terlihat dari
kredit macet yang dihadapi kalangan perbankan akibat ulah pemilik kartu kredit, kasus ini
desebabkan karena seleksi pemegang kartu kredit yang tidak ketat sehingga setiap orang dapat
Kerawanan kartu kredit terletak pada pembebanan bunga, jika pemegang kartu tidak
mampu membayar pada saat jatuh tempo. Maka akan menimbulkan penggandaan bunga yang
berlipat dan terpuruk dalam perangkap kapitalisme global. Peristiwa ini terjadi pada nasabah
bank konvensional.
Bank Indonesia (BI) mencatat nilai kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kartu
kerdit mencapai Rp.1,52 triliun atau turun 32,89 dan dibandingkan periode yang sama pada
tahun sebelumnya yang mencapai Rp.2,02 triliun. Sedangkan selama tahun 2011 sampai dengan
32,97 juta transaksi dengan total nominal mencapai Rp.27,28 triliun. Kartu kredit yang beredar
saat ini jumlahnya sudah mencapai sekitar 13,8 juta kartu. Kasus ini dapat disimpulkan bahwa
orang-orang lebih memilih kartu kredit sebagai alat transaksinya dari pada pembayaran secara
Kartu kerdit memeng merupakan salah satu bisnis yang mengiurkan bagi perbankan.
Selain pasarannya yang masih terbuka lebar, uang yang bisa di katong dari usaha ini juga
lummayan besar, dibanding dengan produk pinjaman lainnya. Persentasi keuntungan yang besar
itu membuat perbankan menjadi amat agresif memasarkan kartu ktedit, hingga terkesan kurang
berhati-hati.
Seiring dengan maraknya bunga (interest) yang membuat perekonomian dan perbankan
menjadi krisis yang berkelanjutan, maka perbankan syariah mulai banyak bermunculan dengan
menawarkan produk-produk perbankan yang didasari oleh syariah, dan salah satu produk yang
disahkan MUI pada tahun 2006 adalah kartu kredit syariah yang ditunggu-tunggu oleh para
Kartu kredit syariah pertama didunia diluncurkan oleh AmBank Malaysia (Arab-Bank
Malaysia Bank Berhad) dengan nama Al-Taslif Credit Card pada tahun 1996 dengan sekema
“Bai Bitsaman Ajil” (jual beli dengan bayar tangguh). Kemudian langkah pembuatan kertu kredit
berbasis syariah ini diikuti oleh bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) pada pertengahan tahun
2002 denagn nama Bank Islam Card dan Arab Bangking Corporatioan (ABC) Islamic Bank
Bahrain pada akhir 2002, serta As Shamil Bank dan Tadamon Islamic Bank.
Bisnis kartu kredit di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam
beberapa tahun terakhir di tahun 2008. Jumlah kartu yang beredar saat itu telah mengalami lebih
dari 10 juta kartu yang diterbikkan oleh 21 bank dan lembaga pembiayaan. Dan bertepatan
dengan Festival Ekonomi Syariah (FES) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, BNI
Syariah telah meluncurkan salah satu jenis pembiayaan yang berbasis syariah yaitu BNI Hasanah
Dasar yang dipakai dalam penerbitan BNI Hasanah Card adalah fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN) No.54/DSN-MUI/X/2006 mengenai Syariah Card dan surat persetujuan dari
Bank Indonesia No.10/337/DPbs tangal 11-03-2008.b Sesuai dengan fatwa DSN No.54/DSN-
MUI/X/2006 Syariah Card didefinisikan sebagai kartu yang berfungsi sebagai Kartu Kredit yang
hubungan hukum antara para pihak berdasarkan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam fatwa.
[3]
drastis selama Agustus 2011. Anak usaha PT BNI tersebut mencatat kenaikan transaksi sebesar
35 persen dari bulan- bulan biasanya. Menurut Direktur Bisnis BNI Syariah, Bambang
Widjanarko, total transaksi tumbuh menjadi Rp 54 miliar. “Pada bulan biasanya transaksi hanya
sekitar Rp 40 miliar,”[4]
Selain BNI Syariah, Bank Danamon mengeluarkan Kartu Kredit Syariah yaitu Dirham
Card. Menurut Direktur Utama Bank Danamon “Peluncuran Dirham Card bertujuan untuk
melengkapi rangkaian produk kartu yang kami tawarkan kepada para nasabah Bank Danamon,”
pada tanggal 18 juli 2007. Dirham Card ini diluncurkan berdasarkan fatwa No 54/DSN-
MUI/IX/2006 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan surat BI no
Hasanah Card menawarkannya jika pembayaran telat dilakukan pada saat jatuh tempo
maka hanya dikenakan denda terhadap nasbahnya kemudian nasabah akan diperiksa untuk
kelanjutan penbayaran yang belum bisa dibayarkannya. Dari denda inilah yang membedakan
Tetapi dalam penerapan akuntasi terhadap denda tersebut belum ada pengaturan atau
PSAK yang berlaku di indonesia. Oleh karenanya pencatatan antar bank masih terdapat
Oleh sebab itu penulis ingin mengadakan analis penerapan akuntasi terhadapat denda
yang terdapat pada hasanah Card, dengan menulis skripsi ini yang berjudul “PERLAKUAN
AKUNTANSI TERHADAP DENDA PADA KARTU KREDIT SYARIAH (HASANAH
CARD)”
2. Rumusan Masalah
1. Bagaiman pengakuan denda pada Kartu Kredit Syariah (Hasanad Card)?
2. Bagaimana perlakuan akuntansi terhadap denda pada Kartu Kredit Syariah (Hasanah Card)?
3. Batasan Masalah
Dari berbagai masalah yang terjadi pada perbankan yang menawarkan kartu kredit,
penulis akam membatasi penelitian ini agar tidak mengalami kerancuan yaitu pada permasalahan
perlakuan akuntansi terhadap denda pada saat jatuh tempo dan pengakuan denda Kartu Kredit
Syariah (Hasanah Card) pada BNI Syariah Cabang Wolter Mongin Sidi, Jakarta Selatan.
1. Untuk mengetahui perhitungn akuntansi terhadap denda yang dikenakan pada nasabah Kartu
Kredit Syariah
2. Untuk mengetahui pengakunan denda yang di peroleh bank dari keterlambatan pembayanran
1. Menambah wawasan penulis dalam perlakuan akuntansi terhadap denda dan pengakuan denda
yang dikenakan pada nasabah Kartu Kredit Syariah oleh bank syariah
2. Bagi lembaga bisnis yang melakukan pendanaan dengan katru kredit dapat membedakan dan
memilih Kartu Kredit Syariah yang dapat menghasilkan keuntungn lebih besar karna
3. Bagi nasabah yang akan menggunakan kartu kredit dapat memahami jelas bahwa Kartu Kredit
Syariah benar-benar tidak menggunakan riba hanya memberikan sangsi denda pada nasabah
LANDASAN TEORI
Secara bahasa kartu kredit berasal dari kata ‘bithaqah’ yaitu yang digunakan dari
potongan kertas kecil atau dari bahan lain, diatasnya ditulis penjelasan yang berkaitan dengan
Kartu kredit yaitu kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya kemudian dapat
digunakan oleh pembawanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang serta
Kartu kredit adalah alat pembayaran yang bisa digunakan dalam membayar suatu
transaksi. Dengan katru kredit, maka pemilik dapat melakukan transaksi kemudian
pembayarannya akan ditalangi terlebih dahulu oleh bank penerbit kartu, kemudian pemilik kartu
Sistem kartu kredit adalah suatu jenis pengelesaian transaksi ritel (retail) dan sistem
kredit, yang namanya berasala dari kartu kredit plastik yang diterditkan kepada pengguna sistem
tersebut. Sebuah kartu kredit berbeda dengan kartu debit dimana penerbit kartu kredit
Kartu Kredit Syariah adalah alat pembayaran yang diterbitkan oleh pihak Bank Syariah
dengan perhitungn berdasarkan dengan prosedur Bank Syariah dan setiap transaksinya tidak
2. Bank
Pengertian bank menurut UU No.7 tahun 1992 adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyeluruh kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup banyak. Dalam UU No.10 tahun 1998 disebutkan bahwa Bank Umum
merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dala lalu lintas pembayaran.[8]
Dalam istilah lainnya bank disebut sebagai Intermediary yang mempunyai arti bank
sebagai lembaga peraturan antara pihak yang kelebikan uang dengan pihak yang kekurangn
uang. Karena bank memiliki tiga fungsi umum yaitu menerima simpanan, menyalurkan dan
Bank Syariah juga memiliki fungsi yang sama, kemudian dalam menjalankan usahanya
Bank Syariah tidak dapat dipisahkan dengan ketentuan-ketentuan syariah yang mengatur
operasionalnya, ketentuan-ketentuan ini akan dijadikan sebagai pijakan atau landasan prinsip
Prifil PT. BNI Syariah yaitu terpicu dari timpaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan
ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip syariah dengan tiga pilarnya yaitu adil,
transparan dam maslahat mampu menjawab kebutukan masyarakat terhadap sistem perbankan
yang adil. Dengan berlandaskan pada UU No.10 tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000
didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan lima kantor cabang di Yogyakarta, Malang,
Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di kantor cabang BNI
Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 750 outlet yang tersebar diseluruh
memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawasan Syariah (DPS)
yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin. Semua produk BNI Syariah telah melalui
Di dalam Corporat Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat
temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tenggal 19
Juni 2010 dengan beroperasinyaBNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi
waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang
kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang komitmen Pemerintah
terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan
Dalam beroperasinya BNI Syariah memiliki visi yaitu menjadi Bnak Syariah pilihan
masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja. Dengan musi yang di usungnya adalah
memberikan kontibusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungn,
memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah, memberikan nilai
investasi yang optimal bagi investor, menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan
untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagi perwujudan ibadah, dan menjadi acuan tata
Kerentuan kartu kredit ini merujuk pada dalil-dalil Al-Quran dan Hadits, yaitu
diantaranya :
Firman Allah SWT : “Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji. Dua ratus
lima puluh dua hewan ternak, dihalalkan bagimu, kecuali yang akan disubutkan kepadamu,
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah).
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Maidah :
1)
Firman Allah SWT : “Mereka menjawab, “Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang
dapat mengembalikannya akan memperoleh(bahan makanan seberat) beban unta, dan aku jamin
Firman Allah SWT : “Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang
miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang memboros itu adalah saudara setan dan
Firman Allah SWT : “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melaikan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karna gila. Yang demikian itu katena mereka
berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka
apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghunu meraka, mereka kekal didalamnya.” (QS.
Al-Baqarah : 275)
Firman Allah SWT : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan
yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Firman Allah SWT : “Wahai orang-orang yang beriman, bila kamu melakukan hutang
piutang untuk waktu yang ditentukan hendaklah kamu menuliskannya dan hendaklah seorang
penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar janganlah penulis menolak untuk
menuliskannya sebagainmana Allah telah mengajarkan kepadanya. Maka hendaklah dia
menuliskan. Dan hendaklah orang yang berhutang itu mendiktekan dan hendaklah dia bertakwa
kepada Allah Tuhan-nya dan janganlah dia mengurangi sedikitpun daripadanya. Jika orang yang
berhutang itu kurang akalnya atau lemah atau tidak mampu mendiktekan sendiri maka hendaklah
walinya mendiktekannya dengan benar dan persaksikanlah dengan dua orang saksi lakilaki
diantara kamu juka tidak ada duaoranga lakilaki maka seorang laki-laki dan dua orang
perempuan diantara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi agar jika yang seorang lupa
maka yang seorang lagi mengingatkannya dan janganlah saksi-saksi itu menolah apabila
dipanggil dan janganlah kamu bosan menuliskannya untuk batas waktunya baik kecil maupun
besar. Yang demikian itu lebih adil disisi Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian dan lebih
mendekatkan kamu kepada ketidak raguan, kecuali jika hal itu merupakan perdagangan tunai
yang kamu jalankan diantara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak
menuliskannya. Dan ambillah saksi apabila kamu berjual beli dan janganlah menulis dipersulit
dan begitu juga saksi jika kamu melakukan yang demukian maka sungguh hal itu suatu kefasikan
pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepada mu dan Allah
Firman Allah SWT : “Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesulitan, maka berilah
tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih
Sabda Nabi SAW : “Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali
perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin
terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
‘Tidak’. Maka, beliau menshalatkannya. Kemudian dihadapkan lagi jenazah lain, Rasulullah pun
‘Shalatkanlah temanmu itu’ (beliau sendiri tidak mau menshalatkannya). Lalu Abu Qatadah
berkata, ‘Saya menjamin utangnya, ya Rasulullah’. Maka Rasulullah pun menshalatkan jenazah
tentang Sanksi atas Nasabah Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran, d. No. 19/DSN
Contoh Kasus :
Limit kartu gold Rp 10 juta, dimana monthly fee nya Rp 295.000,- tgl 1 juli melakukan
transaksi belanja sebesar Rp 1 juta, dimana ditanggih pada tanggal 18 juli dan jatuh tempo
tanggal 8 agustus 2010, dimana pada tanggal 5 agustus 2010 melakukan pembayaran sebesar Rp
500 ribu, maka outstanding (sisa hutang yang belum dibayar) adalah Rp 500.000,-
para pemilik Hasanah Card. Ada empat kelompok yang diberikan tawaran menarik melalui
Hasanah Card yaitu Griya iB Hasanah, iB Hasanah Card, Umrah I’Tikaf iB Hasanah Card dan
Seperti diinformasikan dalam situs baru BNI Syariah bahwa untuk produk Griya iB
Hasanah Card akan diberikan promo DP 10% biaya administrasi 0,5% dimana syarat dan
ketentuan berlaku antara lain Pre-approved Hasanah Card Max. Pembiayaan Rp. 100 juta dan
free asuransi kebakaran untuk 1 tahun pertama diperpanjang hingga 31 Mart 2011.
Opportunity Jadilah Business Owner dengan cicilan 0% sampai dengan 12 bulan bersama iB
Sedangkan untuk Umrah I’tikaf iB Hasanah Card akan berlaku hingga Juni 2011 untuk
Promo lain yang tidak kalah serunya adalah BNI Syariah memberikan promo discoun
15% untuk setiap pembelian buku dengan Hasanah Card untuk pembelian di Periplus Book Store
Setelah mengeluarkan situs baru, Bank Umun Syariah kesepuluh di Indonesia ini terus
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan data ptimer dan data skunder, yaitu:
Data primer adalah data yang diambil langsung dari narasumber, yaitu diperoleh langsung
dari PT. BNI Syariah Cabang Wolter Mongin Sidi, Jakarta Selatan melalui akunting perusahaan
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) yaitu data yang diambil
dar internet, majalah, buku dan lain sebagainya. Data sekunder ini bertujuan sebagai pelengkap
Penelitian ini akan dilakukan pada Bank BNI Syariah Cabang Wolter Mongin Sidi,
Jakarta Salatan. Sedangkan waktu penelitian akan dimulai dari bulan Desember 2011 hingga
Maret 2012.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi
pustaka yaitu :
1. Wawancara
Teknik wawancara adalah metode pengumpulan data secara langsung dengan berbincang-
bincang dengan pihak terkait yaitu akunting perusahaan. Dan teknik wawancara yang dipakai
2. Observasi
Teknik observasi adalah metode pengumpulan data dengan meneliti secara langsung
tentang perhitungan akuntansi Kartu Kredit Syariah dan perhitungan pengakuan denda terhadap
Taknik study pustaka adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menggali
dasar-dasar teori perhitungan akuntansi dan makna-makna yang terkait terhadap denda pada
Metode analisi data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan kualitatif, yaitu metode
yang dilakukan dengan cara dianalisa sehingga memberikan gambaran yang jelas untuk
pemecahan masalah khususnya perhitungn akuntansi terhadap denda pada Kartu Kredit Syariah
(Hasanah Card) dan pengakuan denda yang bekenakan pada nasabah pada waktu jatuh tempo.
[1] http///:www.google.co.id/magazine_ekonomi/menyiasati-kapitalisme-global.pdf/
[2] http://indonews.org/kredit-macet-di-kartu-kredit-turun/
[3] http://www.bni.co.id/Syariah/BNIHasanahCard/BNIHasanahCard/tabid/376/Default.aspx
[4] http://zonaekis.com/transaksi-hasanah-card-bni-syariah-alami-kenaikan/
[5]http://safruddin.wordpress.com/2007/08/04/dirham-card-kartu-kredit-syariah-pertama-di-indonesia/
[6] http://www.perencanakeuangan.com/files/ReferensiKartuKredit.html
[7]http:///D:/MatKul/Semester%205/metolit/Kartu%20kredit%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,
%20ensiklopedia%20bebas.htm
[8] http://www.tugaskuliah.info/2010/07/pengertian-bank-syariah.html
[9]http://www.bnisyariah.co.id/bnis.do?q=534a5248&a=61626f75745f626e695f73796172696168:73656a61726168
[10]http://www.bnisyariah.co.id/bnis.do?
q=564d&a=61[10]626f75745f626e695f73796172696168:766973695f6d697369
[11]file:///D:/MatKul/Semester%205/metolit/Landasan%20Hukum%20Kartu%20Kredit
%20Syariah%20%C2%AB%20eSharianomics.htm
Diposkan 30th December 2011 oleh sumayyah abdullah
0
Add a comment
Sumayyah Abdullah
Beranda
Jan
22
Sumi Sumayyah