Anda di halaman 1dari 3

KARTU KREDIT SEBAGAI ALTERNATIF PEMBAYARAN DI ERA

GLOBALISASI
OLEH:
IKARINI DANI WIDIYANTI SH MH

Globalisasi saat ini menuntut setiap subyek hukum untuk ikut berubah. Selama
ini, dalam melaksanakan transaksi pembayaran, kita selalu menggunakan uang tunai
sebagai alat tukar dan alat bayar. Namun dalam perkembangannya, penggunaan alat
bayar berupa uang tunai tersebut ternyata dirasakan kurang praktis dan tidak
aman.Hal inilah yang kemudian mendorong adanya alternatif pembayaran lain berupa
credit card atau kartu kredit .
Apabila kita menilik sejarahnya,keberadaan kartu kredit tidak dimaksudkan
untuk menghapus secara total sistem pembayaran dengan menggunakan uang tunai
ataupun cek. Penggunaan kartu kredit akan dirasa sangat menguntungkan untuk
kegiatan pembayaran dengan jumlah pembayaran tingkat menengah . Untuk transaksi
ini, keberadaan kartu kredit dapat menggeser peranan uang tunai ataupun cek.
Sedangkan untuk pembayaran yang bukan tingkat menengah atau untuk transaksi
kecil, penggunaan kartu kredit belum populer. Hal ini disebabkan karena, orang
cenderung menggunakan uang tunai karena penggunaan uang tunai dirasa lebih
praktis, sementara untuk transaksi besar, pilihan jatuh pada alat bayar cek atau surat
berharga lainnya.
Di USA, kartu kredit pertama kali digunakan pada tahun 1920-an , yang
diberikan oleh Department Store besar kepada para pelanggannya untuk tujuan
mengidentifikasi pelanggannya yang ingin berbelanja tetapi dengan pembayaran
bulanan.Selanjutnya di era 1950-an , Bank of America menjadi pionir munculnya
kartu kredit antar bank, yang sekarang dikenal dengan kartu kredit Visa. Dan pada
akhirnya kartu kredit berkembang di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Apabila kartu kredit dikatakan sebagai alternatif pembayaran maka kita perlu
mengetahui pula keuntungan dan kerugian apabila kita memanfaatkan kartu kredit.
Adapun keuntungan yang didapat dari penggunaan kartu kredit adalah sebagai berikut
:
1. Bagi Pemegang Kartu (Card Holder)
Keuntungan yang dapat diterima berupa :
a. Lebih aman dan praktis, karena tidak perlu membawa uang tunai
dalam jumlah besar;
b. Leluasa, karena kartu kredit telah diterima sebagai alat pembayaran
hampir di seluruh kota di dunia ;
c. Sistem pembayaran yang fleksibel.Pembayaran atas tagihan dapat
diangsur (credit card) atau beberapa waktu (charge card);
d. Program Merchandishing, yaitu kesempatan membeli barang-barang
dengan mengangsur tanpa bunga;
e. Bantuan-bantuan perjalanan terutama ke luar negeri, misalnya
referensi, dokter, rumah sakit dan bantuan hukum;
f. Purchase protection plan, yaitu asuransi perlindungan pembelian
barang yang diberikan secara otomatis.(Dahlan Siamat,2001:415)
2. Bagi Penerbit (Issuer)
Keuntungan yang dapat diterima berupa :
a. Memperoleh uang pangkal;
b. Memperoleh iuran tahunan anggota;
c. Discount dari Merchant;
d. Pendapatan bunga;
e. Biaya administrasi atas penarikan uang tunai di ATM;
f. Pembayaran denda atas keterlambatan/penunggakan pembayaran (late
charge)
g. Interchange Fee, yaitu fee yang diterima oleh Acquirer (Servicing
Agent) atau pihak yang melakukan penagihan dan pembayaran antara
pihak issuer dan merchant dalam hal kartu kredit dilakukan dengan
cara Franchise.

3. Bagi Penjual (Merchant)


Keuntungan yang dapat diterima berupa:
a. Keamanan lebih terjamin, karena merchant tidak menerima atau
menyimpan uang tunai dari hasil penjualan;
b. Pembayaran atas hasil penjualan dijamin penerbit sepanjang merchant
memenuhi prosedur dan ketentuan yang ditetapkan oleh issuer;
c. Dapat meningkatkan turnover atau omzet penjualan;
d. Mengurangi beban dan menyederhanakan pembukuan;
e. Mencegah larinya nasabah ke pesaing lainnya yang memberi fasilitas
kemudahan berbelanja dengan menerima kartu
Di samping keuntungan-keuntungan di atas, penggunaan kartu kredit juga
mengandung resiko berupa kerugian, baik dilihat dari kepentingan pemegang kartu
(card holder) maupun dari kepentingan penerbit(issuer).Menurut Kasmir(2002:325),
kerugian bagi pemegang kartu (card holder) adalah:
a. Biasanya pemegang kartu cenderung agak boros dalam berbelanja. Hal ini
disebabkan oleh pemegang kartu merasa tidak mengeluarkan uang tunai untuk
berbelanja sehingga kadang-kadang ada hal-hak yang tidak perlu dibeli juga;
b. Sebagian merchant membebankan biaya tambahan untuk setiap melakukan
transaksi;
c. Adanya limit yang diberikan terkadang terlalu kecil.
Adapun kerugian bagi penerbit atau issuer dari penggunaan kartu kredit adalh
apabila terjadi kemacetan atau kesulitan menagih pembayaran oleh pemegang
kartu.Hal ini disebabkan persetujuan penerbitan kartu kredit biasanya tanpa jaminan
barang-barang sebagaimana layaknya kredit. Bahkan jaminan hanya dengan jaminan
bukti penghasilan saja untuk memperoleh kartu kredit.
Berdasarkan uraian di atas, memang perlu kearifan dalam memilih dan
menggunakan kartu kredit karena disamping adanya manfaat juga terdapat kerugian
yang potensial dialami oleh pemegang kartu. Sehingga kata kuncinya adalah tetap
berhati hati, dan berfikir dua kali agar keputusan yang diambil membawa
kemanfaatan positif.

Anda mungkin juga menyukai