Anda di halaman 1dari 16

PROYEKSI EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA: SUATU PENDEKATAN VECTOR

AUTOREGRESSIVE

The Projection of the Indonesia’s Export and Import: A Vector Autoregressive


Approach

Aditya Paramita Alhayat, Azis Muslim


1)2)
Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri, BPPP, Kementerian Perdagangan-RI,
Jl. M.I. Ridwan Rais No.5 Jakarta Pusat,
e-mail: Aditya.alhayat@kemendag.go.id

Naskah diterima: 10/07/2015 Naskah direvisi: 11/11/2015 Disetujui diterbitkan: 25/03/2016

Abstrak

Proyeksi ekspor dan impor Indonesia memiliki urgensi penting sebagai salah satu acuan untuk
merumuskan target pertumbuhan ekonomi nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN). Penelitian ini bertujuan untuk menyusun proyeksi ekspor dan
impor nasional periode 2015-2019 yang dilihat berdasarkan sektor migas dan non migas.
Dengan mempertimbangkan berbagai aspek ekonomi eksternal, Vector Autoregression
(VAR) digunakan untuk memberikan perkiraan besaran petumbuhan ekspor dan impor
di masa mendatang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di masa datang pertumbuhan
ekspor Indonesia masih dipengaruhi oleh Produk Domestik Bruto negara-negara mitra utama
sedangkan impor lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi domestik. Hasil proyeksi
VAR menunjukkan bahwa ekspor nasional pada 2015 turun sebesar 10,65% dan meningkat
sebesar 1,06% di tahun 2019, sedangkan impor nasional tahun 2015 turun sebesar 10,02%
dan meningkat sebesar 12,11% di tahun 2019. Apabila pemerintah ingin menetapkan target
ekspor lebih tinggi dari angka tersebut, maka usaha peningkatan ekspor harus ditopang
dengan perbaikan sisi penawaran, dan target impor yang lebih rendah dapat dicapai dengan
pengetatan konsumsi migas.

Kata kunci: Proyeksi, Ekspor, Impor, VAR

Abstract

Export and import projection is one of the important activities to determine the target of
economic growth in the National Medium-Term Development Plan (NMTDP). This study aims
to set out the projections of national exports and imports during 2015-2019 according to oil and
non-oil sectors. By considering some external factors, Vector Autoregression (VAR) is utilized
to forecast the future growth of export and import. The results showed that the future growth
of Indonesia’s export was determined by Gross Domestic Product of trading partners, while
the Indonesia’s import was influenced by domestic economic factors. The national export in
2015 was projected to decline by 10.65% and to increase by 1.06% in 2019, while the national
import was projected to decline by 10.02% in 2015 and increase by 12.11% in 2019. If the
government intends to set the export target higher than the projection, the improvement on
the supply side must be considered. Moreover, the lower import target could be achieved by
tightening the oil and gas consumption.

Keywords: Projection, Export, Import, VAR


JEL Classification: C53, F14, F17, C5

Proyeksi Ekspor Dan Impor...., Aditya Paramita Alhayat, Azis Muslim 87


PENDAHULUAN dan emerging market lainnya. Kondisi
tersebut menyebabkan turunnya harga
Sasaran pembangunan perdagangan komoditas dunia yang berimplikasi pada
luar negeri yang ingin dicapai dalam melambatnya nilai ekspor Indonesia
Rencana Pembangunan Jangka (Bappenas, 2010).
Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia Krisis yang terjadi di Amerika Serikat
periode 2010-2014 adalah tumbuhnya dan Uni Eropa memberikan dampak yang
ekspor non migas sebesar 7,0-8,0% signifikan terhadap kinerja perdagangan
pada 2010, dan kemudian secara Indonesia. Ekspor Indonesia pada 2012
bertahap meningkat menjadi sebesar mencapai USD 190,0 miliar atau turun
14,5-16,5% pada 2014 (Bappenas, 6,6% (year-on-year, yoy), terdiri dari
2010). Harapan meningkatnya ekspor migas USD 37,0 miliar (turun
pertumbuhan ekspor non migas bisa 10,9%) dan non migas USD 153,1 miliar
dilakukan mengingat semakin besarnya (turun 5,5%). Pada tahun selanjutnya di
jumlah permintaan dunia terhadap 2013, kondisi perekonomian dunia belum
produk non migas ditambah dengan memperlihatkan dukungan perbaikan
berbagai upaya untuk memperbaiki kinerja ekspor Indonesia. Realisasi
iklim investasi di dalam negeri, serta ekspor Indonesia periode Januari-
perbaikan infrastruktur yang diharapkan Desember 2013 mencapai USD 182,5
dapat meningkatkan kinerja ekspor non miliar atau menurun sebesar 3,9% (yoy)
migas. Selain itu, perluasan komoditas dari tahun lalu. Penurunan ini terjadi
non migas secara masif diharapkan karena tingginya penurunan ekspor
mampu meningkatkan kuantitas dan migas yang mengalami penurunan
kualitas serta keberagaman produk signifikan sebesar 11,75% atau hanya
ekspor non migas Indonesia. menjadi USD 32,63 miliar, sementara
Target ekspor Indonesia semula ekspor non migas juga mulai mengalami
diproyeksi tumbuh 13% pada 2012 penurunan sebesar 2,03%, menjadi
menjadi senilai USD 230 miliar. USD 149,9 miliar (BI, 2013). Pencapaian
Penetapan target ekspor tersebut kinerja ekspor tersebut, tentu saja,
didasari oleh kondisi kinerja ekspor sulit untuk mendukung tercapainya
Indonesia selama beberapa tahun target RPJMN 2010-2014. Hal ini
terakhir dan asumsi pertumbuhan harus menjadi bahan pertimbangan
ekonomi dunia pada 2012. Target dan pelajaran dalam rangka menyusun
ekspor yang telah disusun tersebut sulit RPJMN selanjutnya yaitu RPJM periode
untuk diwujudkan akibat melambatnya 2015-2019, sehingga target yang
pertumbuhan ekonomi dunia yang ditentukan tidak hanya dapat dicapai
dipicu oleh krisis Eropa dan belum namun juga mampu merefleksikan
pulihnya ekonomi Amerika Serikat, yang kondisi yang sebenarnya.
berdampak pada pertumbuhan ekonomi Di sisi lain, realisasi impor tahun
negara-negara lain termasuk negara 2013 yang turun 2,64% menjadi sebesar
berkembang seperti China, India, Brazil USD 186,63 miliar juga merupakan

88 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.10 NO.1, JULI 2016


salah satu akibat dari melemahnya Relatif lemahnya daya saing produk
permintaan dunia yang disebabkan agroindustri dan manufaktur Indonesia
krisis di Uni Eropa dan belum stabilnya yang disertai dengan kondisi ekonomi
perekonomian di Amerika Serikat (BI, eksternal seperti ketidakpastian ekonomi
2014). Kebutuhan impor khususnya global juga menyebabkan kerugian
barang modal menurun yang berakibat bagi ekonomi Indonesia melalui sektor
pada melemahnya kinerja ekspor. Di perdagangan internasional. Kondisi di
sisi lain, perkembangan investasi terus atas, tentu berlawanan dengan apa
mengalami peningkatan, serta jumlah yang telah dicanangkan dalam RPJMN
penduduk yang berkembang pesat 2010-2014.
akan mempengaruhi permintaan impor Kajian yang bertujuan membuat
Indonesia, terutama pada sektor migas target ekspor dan impor menjadi kegiatan
yang penting dan strategis di tahun 2014.
(BI, 2014).
Kajian ini diharapkan dapat berguna
Turunnya kemampuan ekspor yang
sebagai bahan naskah akademis bagi
disertai dengan pertumbuhan impor
penyusunan RPJMN 2015-2019 dan
yang pesat akan menempatkan neraca
diharapkan dapat menjadi referensi
perdagangan Indonesia pada posisi
bagi pemerintahan baru. Sesuai amanat
yang mengkhawatirkan. Hal tersebut
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
tentu tidak menguntungkan bagi
Perencanaan Pembangunan Nasional,
perekonomian nasional. Menurunnya Bappenas menyusun RPJMN dengan
kinerja ekspor Indonesia akan berpedoman pada UU No. 17 Tahun
berdampak pada produksi dan output 2007 tentang Rencana Pembangunan
industri dalam negeri yang selanjutnya Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
akan berdampak pada penyerapan 2005-2025 dan Visi Misi Presiden/Wakil
tenaga kerja. Hal ini menegaskan Presiden terpilih.
pentingnya akselerasi industri Sebagai langkah awal dalam
manufaktur Indonesia mengingat sektor rangka persiapan pelaksanakan
ini berkontribusi dominan terhadap total amanat tersebut, Bappenas (2010)
pembentukan nilai ekspor Indonesia. melakukan sebuah background study
Defisit neraca perdagangan yang melalui proses teknokratik sebelum
terjadi pada 2012-2013 semakin dikembangkan menjadi konsep awal
menambah kekhawatiran akan RPJMN. Background study Bappenas
hilangnya surplus perdagangan disusun melalui proses teknokratik,
Indonesia. Sepanjang tahun 2013, mengacu pada dokumen Rencana
neraca perdagangan Indonesia hampir Pembangunan Jangka Panjang
selalu mengalami defisit, kecuali pada Nasional (RPJPN) 2005-2025, dan
bulan Maret, Agustus, Oktober hingga didasari oleh data-data pencapaian
Desember. Keadaan yang tidak jauh riil yang telah ada sehingga prioritas-
lebih baik pun sudah terlihat hingga prioritas aktivitas pembangunannya
akhir tahun 2014 (Badan Pusat realistis yang menjamin kesinambungan
Statistik, 2015). pembangunan.

Proyeksi Ekspor Dan Impor...., Aditya Paramita Alhayat, Azis Muslim 89


Dengan adanya referensi ini, Teori permintaan ekspor bertujuan
pemerintah dapat menggunakannya untuk menentukan faktor-faktor yang
sebagai awal pijak dalam mempengaruhi permintaan ekspor suatu
mengembangkan visi dan misinya. negara (Rahmaddi, 2012).
Lebih penting lagi, kajian proyeksi Kegiatan mendatangkan barang
ekspor dan impor Indonesia diharapkan maupun jasa dari luar negeri dapat
dapat bermanfaat untuk meneropong dipandang sebagai suatu fungsi
trend ekspor dan impor untuk lima tahun permintaan. Oleh karena itu Indonesia
ke depan. yang juga melakukan impor baik
Ekspor suatu komoditi selain terhadap barang-barang maupun jasa-
untuk memenuhi permintaan dalam jasa yang dihasilkan oleh negara lain,
negeri, penawaran suatu komoditas pada dasarnya juga telah melakukan
juga dimaksudkan untuk memenuhi suatu permintaan terhadap barang dan
permintaan masyarakat luar negeri. jasa tersebut.
Penawaran ekspor suatu komoditi dari Dalam suatu teori permintaan
suatu negara merupakan selisih antara terdapat variabel-variabel yang
penawaran domestik dengan permintaan mempengaruhi impor sebagai fungsi
domestik. Di lain pihak, negara lain permintaan (Siddique,1997; Hameed,
membutuhkan komoditi tersebut sebagai 2012) yang meliputi: harga, tingkat
akibat dari kelebihan permintaan di pendapatan, nilai tukar mata uang asing,
negara tersebut. Berdasarkan uraian selera (taste) dan harga barang-barang
tersebut maka teori penawaran ekspor lain yang sejenis dan barang pelengkap
bertujuan untuk menentukan faktor- (substitusi dan komplementer).
faktor yang mempengaruhi penawaran Ada beberapa penelitian yang
ekspor suatu negara (Tokarick, 2014). membahas tentang proyeksi
Permintaan ekspor suatu komoditi perdagangan. Khan ( 2 0 11 )
merupakan hubungan yang menyeluruh membandingkan dan mencari model
antara kuantitas komoditi yang akan proyeksi yang paling tepat dengan error
dibeli konsumen selama periode tertentu paling minimum dalam memproyeksi
pada suatu tingkat harga. Permintaan impor di Bangladesh. Model proyeksi
pasar suatu komoditi merupakan yang digunakan adalah metode
penjumlahan secara horizontal dari seasonal Holts’ Winter, seasonal ARIMA,
permintaan-permintaan individu suatu dan VAR. Variabel yang digunakan
komoditi (Lipsey et all, 1995). dalam penelitian tersebut adalah total
Dilihat dari segi permintaan, impor total, total ekspor, selisih aset
kegiatan ekspor diasumsikan sebagai luar negeri (net foreign asset), kredit
fungsi permintaan pasar internasional dalam negeri, nilai tukar, tingkat inflasi.
terhadap suatu komoditi yang dihasilkan Dari hasil membandingkan diantara 3
oleh suatu negara. Permintan ekspor model, maka model VAR memberikan
adalah permintaan pasar internasional/ nilai eror proyeksi yang kecil dari semua
negara tertentu terhadap suatu komoditi. aspek penilaian error yang terdiri

90 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.10 NO.1, JULI 2016


dari Mean Error (ME), Mean Squared bahwa pertumbuhan ekonomi akan
Error (MSE), Mean Percentage Error mendorong peningkatan permintaan
(MPE), dan Mean Absolute Percentage impor di Pakistan sesuai teori Keynes;
Error (MAPE) sehingga model VAR namun, pengaruh harga relatif impor
merupakan model yang paling tepat negatif dan tidak signifikan, baik
untuk proyeksi impor Bangladesh. Hal dalam jangka panjang maupun dalam
tersebut tidak menjadi jaminan bahwa jangka pendek. Hal ini mencerminkan
model VAR akan memberikan hasil bahwa kebijakan substitusi impor yang
terbaik untuk penerapan di Indonesia. diadopsi oleh Pakistan sejak tahun 1950
Chani, Pervais, & Chaudhary tidak berhasil mencapai target dalam
(2011) melihat pengaruh komponen memproduksi substitusi impor.
pengeluaran terhadap impor di Moniruzzaman, Toy, & Hassan
Pakistan. Teknik yang digunakan untuk (2011) dengan teknik kointegrasi, Engle-
mengestimasi jangka panjang adalah Granger causality dan model Vector
Johansen Cointegration sedangkan Error Correction mencoba mengestimasi
dalam jangka pendek digunakan model penawaran ekspor. Pada
Vector Error Correction Model (VECM). penelitian mereka variabel-variabel
Sementara itu, Tokuo dan Hayato (2015) yang terdapat pada model penawaran
memperlihatkan faktor eksogen yaitu ekspor meliputi nilai riil ekspor, harga
shock harga dalam bentuk apresiasi relatif ekspor, GDP riil, struktur modal,
yen, shock permintaan ekspor, dan dan liberalisasi dalam bentuk dummy.
perubahan harga minyak sebagai Hasil penelitiannya secara empiris
faktor signifikan dalam menurunkan menunjukkan bahwa terjadi hubungan
ekspor Jepang. Penelitian mereka jangka panjang dan kausalitas antar
menggunakan Structural VAR sebagai variabel pada model. Analisis kointegrasi
alat analisisnya. juga menujukkan adanya kointegrasi
Dalam penelitian Chani, Pervais, diantara variable model.
& Chaudhary (2011) variabel yang Metode peramalan untuk data deret
digunakan sebagai variabel penjelas waktu produksi, konsumsi, ekspor,
dalam fungsi permintaan impor adalah impor, dan harga minyak bumi dengan
komponen dari GDP seperti pengeluaran analisis VAR telah digunakan pada
konsumsi, investasi, dan ekspor. Mereka penelitian yang dilakukan oleh Wahyuli
juga menggunakan variabel rasio harga (2007). Penelitiannya memperlihatkan
impor terhadap harga domestik. Hasil bahwa berdasarkan nilai MAPE untuk
penelitian tersebut menunjukkan bahwa model VECM dan ARIMA untuk semua
dalam jangka panjang dan jangka peubah, didapatkan hasil bahwa
pendek, semua komponen pengeluaran peramalan produksi, impor, dan harga
(pengeluaran konsumsi, investasi, dan untuk model VECM lebih akurat bila
ekspor) secara signifikan dan positif dibandingkan dengan model ARIMA
berpengaruh terhadap permintaan impor (peramalan individual). Hal ini terjadi
di Pakistan. Hal ini mengindikasikan karena nilai MAPE VECM untuk ketiga

Proyeksi Ekspor Dan Impor...., Aditya Paramita Alhayat, Azis Muslim 91


peubah tersebut lebih kecil dibandingkan VAR bebas dari berbagai batasan
nilai MAPE ARIMA. teori ekonomi yang sering ada, seperti
Berdasarkan beberapa penelitian variabel endogen dan eksogen palsu.
yang disebutkan di atas, kajian Metode VAR mengembangkan model
proyeksi ekspor dan impor Indonesia secara bersamaan dalam sistem
menggunakan VAR sebagai metode multivarian yang kompleks, sehingga
penelitian. Hal tersebut dilakukan karena dapat menangkap semua hubungan
tingkat akurasi proyeksi VAR relatif lebih antar variabel dalam persamaan.
baik dibanding metode lainnya pada Metode VAR adalah metode
penelitian-penelitian tersebut di atas. sederhana, dimana tidak perlu
menentukan mana variabel yang
METODE endogen dan mana yang eksogen.
Semua variabel pada model VAR
Kajian ini menggunakan metode dapat dianggap sebagai variabel
Vector Autoregressive (VAR) untuk endogen. Selain itu, estimasi VAR lebih
menghasilkan proyeksi ekspor dan sederhana karena metode umum OLS
impor Indonesia dalam jangka waktu dapat digunakan pada masing-masing
2015-2019. VAR merupakan suatu persamaan secara terpisah sehingga
sistem persamaan yang memperlihatkan prediksi estimasi yang diperoleh, lebih
setiap peubah sebagi fungsi linier dari baik dalam berbagai kasus, dibanding
konstanta dan nilai lag dari peubah itu dengan model simulataneous-equation
sendiri sebagai nilai lag dari peubah yang lebih rumit.
lain yang ada dalam sistem yang Model VAR tetap memiliki kelemahan
mengasumsikan bahwa semua variabel meskipun banyak kelebihan dalam
yang terdapat dalam model bersifat model ini (Nachrowi & Usman, 2006)
endogen (ditentukan di dalam model). diantaranya Model VAR lebih bersifat
Metode VAR adalah model yang ateoritic karena tidak memanfaatkan
ateoritis (tidak berlandaskan teori), teori. Karena tujuan utama model VAR
yang digunakan karena sering dijumpai adalah untuk proyeksi, maka model VAR
keadaan dimana teori ekonomi tidak tidak sesuai untuk analisis kebijakan
mampu secara tepat dan lengkap yang bersifat jangka panjang. Pemilihan
(spesifikasi) hubungan dinamis antar banyaknya lag yang digunakan sering
variabel. Dengan kata lain, model menimbulkan permasalahan. Semua
VAR tidak banyak bergantung pada variabel dalam VAR harus stasioner,
teori, melainkan perlu menentukan jika tidak maka harus ditransformasi.
variabel yang saling berinteraksi, serta Interpretasi koefisien yang didapat
banyaknya variabel jeda yang perlu berdasarkan model VAR tidak mudah.
diikutsertakan dalam model tersebut Dalam kajian ini, model VAR akan
(Nachrowi & Usman, 2006). digunakan untuk menyusun sistem
Terdapat beberapa kelebihan peramalan dari data deret waktu yang
metode VAR dibanding metode saling terkait dan untuk menganalisis
ekonometrik lainnya (Gujarati, 2004 efek (impact) dinamis dari keberadaan
dan Enders, 2008). Pertama, metode factor acak yang menggangu sistem

92 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.10 NO.1, JULI 2016


tersebut. Sistem persamaan yang yang dimiliki masing-masing variabel
memperlihatkan setiap peubah sebagai terhadap variabel lainnya.
fungsi linear dari konstanta dan nilai Dalam penelitian ini digunakan empat
beda kala (lag) peubah tersebut serta model ekspor dan impor yang masing-
lag peubah lain dalam sistem, atau masing persamaannya diilustrasikan
dengan kata lain VAR meliputi nilai lag dengan model VAR ordo 1 dalam bentuk
semua peubah respon dalam model. matrik berikut:
Penggunaan VAR seringkali digunakan
untuk memodelkan pergerakan peubah- Model VAR ekspor non migas
peubah ekonomi (Koop, 2013; Korobilis,
....(1)
2013).
Bentuk umum model VAR adalah
sebagai berikut: Model VAR ekspor migas

.... (2)

Persamaan tersebut disebut Vector


Autoregresive berordo 1 yang lazim Model VAR impor non migas
ditulis VAR(1). Jika peubah sebanyak M,
dengan observasi sebanyak t dan ordo .... (3)
p, maka model VAR (p) dapat ditulis
sebagai berikut: Model VAR impor migas

... (4)
A0 adalah vektor berukuran M x 1 dan
matriks A1 (i = 1, 2, ...p) masing-masing
berukuran M x M. Banyaknya parameter Dimana:
model yang harus diestimasi dari suatu XNM = Nilai ekspor non migas
model VAR (p) adalah M + M2p = M (1
XM = Nilai ekspor migas
+ Mp). Data dalam model VAR haruslah
MNM = Nilai impor non migas
data yang stasioner.
MM = Nilai impor migas
Dalam pemodelan VAR terdapat dua
hal utama yang perlu dispesifikasikan MRAW = Nilai impor bahan baku/
(Pindyck & Rubinfield, 1998) yaitu: penolong
variabel endogen (dan eksogen) yang GDPW = Nilai Produk Domestik Bruto
diyakini berinteraksi dalam suatu sistem (PDB) dunia1
dimasukkan dalam pemodelan; dan GDP10 = Nilai PDB negara utama tujuan
jumlah lag optimum yang diperlukan ekspor migas Indonesia2
untuk menangkap pengaruh-pengaruh GDPI = Nilai PDB Indonesia

1 PDB dunia diproksi dengan 20 negara tujuan ekspor non migas Indonesia, meliputi: Amerika Serikat, RRT,
Jepang, India, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Taiwan, Filipina, Belanda, Australia, Jerman,
Vietnam, Arab Saudi, Hongkong, UAE, Italia, Pakistan, dan Inggris. Pasar 20 negara tersebut merepresentasikan
82,4% dari tujuan ekspor non migas Indonesita tahun 2014.
2. Pasar utama ekspor migas Indonesia meliputi Jepang, Singapura, Korea Selatan, Malaysia, Taiwan, Australia,
RRT, Thailand, Amerika Serikat, dan Belanda. Pasar 10 negara tersebut merepresentasikan 99,6% dari tujuan
ekspor migas Indonesita tahun 2014.

Proyeksi Ekspor Dan Impor...., Aditya Paramita Alhayat, Azis Muslim 93


ER = Indeks nilai tukar Rupiah dari BPS, IMF World Economic Outlook
PNE = Indeks harga non energi Database dan International Financial
internasional Statistics (IFS) Browser, Bank for
PE = Indeks harga energi International Settlements (BIS), CEIC,
internasional serta World Bank dengan sampel mulai
PR = harga relatif impor (unit harga kuartal I-2004 hingga kuartal II-2015.
impor non migas dibagi indeks Terdapat beberapa langkah
harga produsen) dalam pemodelan VAR. Pertama,
POIL = Harga minyak mentah dunia masing-masing variabel dilakukan
DEV = Nilai cadangan devisa pengujian uji akar unit menggunakan
Indonesia Augmented Dickey-Fuller (ADF) dengan
MOB = Jumlah penjualan mobil memasukkan trend dan intercept.
t = periode ke-t Apabila seluruh variabel yang digunakan
εt = galat pada suatu persamaan ekspor/impor
stasioner pada level maka dilanjutkan
Persamaan (1) dan (2) merupakan dengan estimasi model VAR biasa
fungsi permintaan ekspor sedangkan (unrestricted VAR). Apabila variabel-
persamaan (2) dan (3) merupakan variabel tersebut stasioner pada turunan
fungsi permintaan impor. Secara pertama (first difference) maka tahap
umum, kinerja ekspor Indonesia selanjutnya dilakukan uji kointegrasi
dipengaruhi oleh pendapatan (PDB) pada data level dengan menggunakan
dunia, nilai tukar Rupiah, dan harga metode Johansen. Selanjutnya, apabila
internasional. Sementara itu, kinerja variabel-variabel yang digunakan dalam
impor dipengaruhi oleh pendapatan suatu persamaan terkointegrasi maka
domestik, nilai tukar Rupiah, harga estimasi dilakukan dengan menggunakan
produk impor, dan cadangan devisa. Vector Error Correction Model (VECM),
Berbagai variabel penjelas ini yang sedangkan apabila tidak terdapat
nantinya digunakan sebagai variabel kointegrasi maka estimasi dilakukan
endogen dalam metode VAR untuk menggunakan VAR dengan data yang
memproyeksikan pertumbuhan nilai telah dideferensiasi pada tingkat
ekspor dan impor berdasarkan sektor pertama. Sementara itu, pemilihan lag
migas dan non migas. Variabel eksogen optimal menggunakan Schwarz Criteria
yang digunakan adalah dummy krisis (SC). Spesifikasi lag optimal sangat
yang merupakan peristiwa krisis penting untuk memberikan daya prediksi
perekonomian global tahun 2009. yang terbaik. Adapun sistematika
Sementara itu, data yang digunakan pembentukan model VAR dapat dilihat
merupakan data sekunder yang berasal pada Gambar 1.

94 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.10 NO.1, JULI 2016


Data Runtut Waktu

Pengujian
Stasionaritas Data

Seluruh Data Seluruh Data Stasioner


Stasioner pada Turunan Pertama

VAR dalam Level Uji Kointegrasi


pada Level

Terdapat Tidak
Kointegrasi Terkointegrasi

VAR dalam
VECM
Turunan Pertama

Gambar 1. Prosedur Pembentukan model VAR


Sumber: disarikan dari Hill, Griffiths, & Lim (2012)

HASIL DAN PEMBAHASAN Jika melihat perkembangan ekspor


selama dua dekade (Tabel 2), terlihat
Kinerja Ekspor Indonesia bahwa telah terjadi perubahan struktur
Indonesia sebagai negara secara sektoral, dimana peranan ekspor
berkembang telah menjadikan instrumen migas semakin mengecil sementara
ekspor sebagai komponen pendorong peranan ekspor non migas semakin
besar. Pada tahun 1990, peranan ekspor
pendapatan nasional. Tidak hanya
migas masih di atas 40%, namun pada
itu, komponen ekspor bagi Indonesia
tahun 2013, peranan ekspor sektor
juga telah memperluas kesempatan
migas hanya sebesar 18%. Semakin
kerja, peningkatan penerimaan devisa
besarnya kontribusi ekspor sektor non
dan pengembangan teknologi. Sejak
migas sejalan dengan pembangunan
dua dekade terakhir, ekspor Indonesia sektor industri yang berkembang
cenderung tumbuh positif dengan rata- selama dua dekade terakhir. Lebih dari
rata 9,65% (1991-2013). Namun, gejolak 70% ekspor non migas didominasi oleh
ekonomi domestik dan eksternal pada ekspor hasil industri. Namun ekspor hasil
tahun 1998-1999 dan 2012-2013 turut industri yang masih berkembang belum
menggoncang kinerja ekspor Indonesia merupakan hasil industri yang berbasis
sehingga mengalami pertumbuhan teknologi tinggi, sehingga nilai tambah
yang negatif. yang diperoleh pun belum optimal.

Proyeksi Ekspor Dan Impor...., Aditya Paramita Alhayat, Azis Muslim 95


Tabel 2. Perkembangan Pangsa dan Pertumbuhan Ekspor Indonesia
Pangsa Pertumbuhan
Tahun
Migas Non Migas Migas Non Migas Total

1991 0,37 0,63 -1,59 24,95 13,50

1995 0,23 0,77 7,95 15,13 13,39

2000 0,23 0,77 46,71 22,85 27,66

2006 0,21 0,79 10,28 19,81 17,67

2007 0,19 0,81 4,14 15,61 13,20

2008 0,21 0,79 31,86 17,26 20,09

2009 0,16 0,84 -34,70 -9,64 -14,97

2010 0,18 0,82 47,43 33,08 35,42

2011 0,20 0,80 47,92 24,88 28,98

2012 0,19 0,81 -10,85 -5,54 -6,62

2013 0,18 0,82 -11,75 -2,04 -3,93

2014 0,17 0,83 -7,05 -2,64 -3,43


Sumber: Badan Pusat Statistik (2015), diolah

Kinerja Impor Indonesia signifikan yaitu pada 1998, dimana impor


Sebagai salah satu negara migas pada saat itu turun 32,37% dan
berpenduduk terbanyak di dunia (no 4 non migas turun 34,62%. Penurunan
terbanyak), Indonesia melakukan impor yang signifikan tersebut terjadi akibat
untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. krisis ekonomi yang melanda Indonesia
Perkembangan impor Indonesia cukup sehingga menyebabkan penurunan daya
berfluktuatif pada setiap tahunnya. Hal ini beli masyarakat secara luas; selain itu,
tergantung dari kebutuhan nasional untuk penurunan yang cukup besar juga terjadi
menggerakkan perekonomiannya, seperti pada 2009. Pada saat itu penurunan impor
untuk konsumsi ataupun produksi. lebih dikarenakan faktor gejolak ekonomi
Berdasarkan klasifikasi sektoral, impor eksternal yang berujung pada penurunan
dapat dibedakan menjadi impor migas dan permintaan produk-produk asal Indonesia.
non migas. Pada Tabel 3 terlihat bahwa Produk-produk Indonesia tersebut pada
sepanjang awal 1990 hingga saat ini, telah umumnya berbahan baku impor, apabila
terjadi fluktuasi dalam perkembangan impor permintaan produk tersebut menurun,
baik di sektor migas maupun non migas. maka akan menurunkan tingkat produksi di
Indonesia pernah mengalami penurunan domestik yang berimbas pada menurunnya
impor (migas dan non migas) yang sangat permintaan bahan baku impor.

96 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.10 NO.1, JULI 2016


Tabel 3. Pertumbuhan Impor Indonesia Berdasarkan Sektor

Tahun Migas Non Migas Tahun Migas Non Migas


1991 19,99 18,32 2003 16,63 0,71
1992 -9,02 6,84 2004 54,15 39,51
1993 2,25 3,97 2005 48,80 15,67
1994 12,89 12,91 2006 8,62 4,62
1995 22,95 27,36 2007 15,66 24,79
1996 23,52 4,28 2008 39,30 87,75
1997 9,14 -4,01 2009 -37,88 -21,08
1998 -32,37 -34,62 2010 44,42 39,05
1999 38,72 -17,67 2011 48,48 26,31
2000 63,52 35,30 2012 4,58 9,06
2001 -9,10 -7,29 2013 6,35 -5,21
2002 19,26 -2,85 2014 -3,99 -4,70
Sumber: Badan Pusat Statistik (2015), diolah

Model VAR Hasil uji statistik Augmented Dickey-


Fuller (ADF) yang mencakup intercept
Untuk menyederhanakan analisis, dan trend menunjukkan bahwa semua
semua data yang digunakan diubah variabel yang digunakan stasioner pada
dalam bentuk logaritma natural (ln). derajat pertama (Tabel 4).

Tabel 4. Hasil Uji ADF terhadap Variabel yang Digunakan


t-Statistik ADF
Variabel
Pada Level Turunan Pertama
LnXNM -1.982 -6.515***
LnXM -2.177 -5.058***
LnMNM -1.293 -6.312***
LnMM -3.685 -6.730***
LnMRAW -2.777 -5.303***
LnGDPW -1.929 -5.494***
LnGDP10 -1.711 -3.496*
LnGDPI -1.468 -3.450*
LnER -2.596 -5.365***
LnPNE -2.057 -5.175***
LnPE -3.470 -6.043***
LnPR -1.352 -7.449**
LnPOIL -3.468 -6.387***
LnDEV -1.737 -4.484***
LnMOB -2.690 -5.146***

Sumber: Hasil pengolahan Eviews 6


Keterangan: Stationer apabila nilai t-statistik ADF lebih kecil daripada nilai kritis McKinnon-nya; *** =
Stasioner pada derajat kepercayaan 1%; ** = Stasioner pada derajat kepercayaan 5%; * = Stasioner
pada derajat kepercayaan 10%.

Proyeksi Ekspor Dan Impor...., Aditya Paramita Alhayat, Azis Muslim 97


Dengan menggunakan SC diperoleh penyusun ekspor migas dan variabel-
lag optimal pada lag 1 (satu) untuk variabel penyusun impor non migas
persamaan ekspor non migas, impor tidak terkointegrasi, maka persamaan
non migas, dan impor migas. Sementara tersebut diestimasi dengan metode VAR
itu, pada persamaan ekspor migas menggunakan data turunan pertama.
diperoleh lag optimal pada lag 2 (dua). Masing-masing persamaan diestimasi
Variabel-variabel penyusun ekspor dengan variabel-variabel endogen
non migas dan penyusun impor migas
sebagaimana tercantum pada Tabel
terkointegrasi pada I(1) sehingga
5 dan dummy krisis sebagai variabel
metode VAR yang dipilih berupa
eksogen.
VECM. Dikarenakan variabel-variabel
Tabel 5. Spesifikasi Metode VAR Persamaan Ekspor dan Impor

Lag
No. Persamaan Variabel Kointegrasi Bentuk VAR
Optimal

LnXNM, lnGDPW,
Ekspor non
1 LnER, LnPNE, 1 Ya VECM
migas
LnMRAW

LnXM, lnGDP10, VAR turunan


2 Ekspor migas 2 Tidak
LnER, LnPE pertama

Impor non LnMNM, lnGDPI, VAR turunan


3 1 Tidak
migas LnER, LnPR, LnDEV pertama
LnMM, lnGDPI,
4 Impor migas LnER, LnPOIL, 1 Ya VECM
LnDEV, LnMOB
Studi ini menekankan pada ∆ln MNM = -0.088 ∆ln MNM(-1))+0.522 ...... (3)
estimasi ekspor dan impor, oleh karena ∆ln GDPI(-1)+0.483 ∆ln ER(-1)
itu, hasil yang ditampilkan hanya -0.085 ∆ln PR(-1)+0.623 ∆ln DEV
persamaan ekspor dan impor saja dan (-1)+0.005-0.036 KRISIS
tidak ditampilkan secara utuh dalam ∆ln MM = -0.659 ECT-0.476 ∆ln MM(-1) ...... (4)
sebagaimana model VAR dibentuk. -0.460 ∆ln GDPI(-1)-2.323
Adapun estimasi persamaan ekspor dan ∆ln ER(-1)+1.429 ∆ln POIL(-1)
impor adalah sebagai berikut: -0.116 ∆ln MOB(-1)+0.220
∆ln XNM = -0.414 ECT-0.148 ∆ln XNM(-1)...... (1) ∆ln DEV(-1)+0.012-0.049 KRISIS
+0.024 ∆ln ER(-1)+0.707 ∆ln PNE
(-1)-0.137 ∆ln MRAW(-1) - 3.839 Proyeksi Ekspor Indonesia
+ 0.418 ∆ln GDPWC Hasil estimasi proyeksi ekspor
∆ln XM = -0.543 ∆ln XMG(-1)-0.098 ...... (2) Indonesia dengan menggunakan metode
∆ln XMG(-2) - 0.898 ∆ln ER(-1) VAR ditunjukkan pada Tabel 6. Seperti
+ 0.829 ∆ln ER(-2) + 1.138 ∆ln PE yang telah diketahui, VAR merupakan
(-1)-0.167 ∆ln PE(-2)-0.103+0.221 model yang terdiri dari banyak variabel
KRISIS + 6.607 ∆ln GDPW10 atau juga bisa disebut multivariate. Suatu

98 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.10 NO.1, JULI 2016


variabel dalam perkembangan di masa 2015 diperkirakan akan turun 10,6%.
yang akan datang sangat dipengaruhi Penurunan ekspor diperkirakan masih
oleh berbagai variabel lainnya. berlanjut di 2016, sedangkan periode
Berdasarkan hasil estimasi pada 2017 hingga 2019 ekspor migas dan
model VAR, PDB negara tujuan utama non migas diperkirakan akan kembali
ekspor Indonesia merupakan variabel mengalami peningkatan, meskipun
yang paling mempengaruhi tingkat pertumbuhannya relatif kecil (Tabel 6).
ekspor. Oleh sebab itu, dalam analisis Apabila dibuat rata-rata,
proyeksi ekspor hingga 2019, variabel pertumbuhan ekspor non migas selama
PDB negara-negara mitra dijadikan 2015 hingga 2019 diperkirakan turun
basis variabel eksogen di dalam model 0,96% per tahun dikarenakan tajamnya
VAR. Selain PDB negera-negara mitra penurunan ekspor non migas di tahun
juga terdapat beberapa variabel yang 2015. Kondisi serupa terjadi pada
turut dimasukkan ke dalam model dan
ekspor migas yang secara rata-rata
ditempatkan sebagai variabel endogen.
diperkirakan turun 4,37% dikarenakan
Variabel PDB tersebut diproyeksi untuk
perkiraan penurunan ekspor migas yang
mendapatkan besaran perubahan
tajam di tahun 2015. Dengan demikian,
ekspor pada masa yang akan datang.
rata-rata pertumbuhan total ekspor
Proyeksi pertumbuhan PDB negara-
selama 2015 hingga 2019 diperkirakan
negara mitra dagang mengikuti proyeksi
akan mengalami penuruan 1,56%.
yang telah dilakukan oleh IMF yang
diperoleh dalam World Economic Puncak pertumbuhan tertinggi pada
Outlook Database, Oktober 2015. ekspor non migas diperkirakan akan
Hingga akhir 2015, ekspor non migas terjadi pada 2017, yaitu sebesar 1,63%.
diperkirakan akan turun (yoy) sebesar Sementara itu, puncak pertumbuhan
7,3%, demikian pula pada ekspor migas ekspor migas tertinggi terjadi pada tahun
yang juga akan turun sebesar 27,1%. 2019, dimana pertumbuhan ekspor yang
Sehingga ekspor total pada tahun terjadi diperkirakan sebesar 3,91%.

Tabel 6. Proyeksi Ekspor Migas dan Non Migas 2015-2019

Migas Non Migas Total


Tahun
Nilai Nilai Nilai
Pert (%) Pert (%) Pert (%)
(juta USD) (juta USD) (juta USD)

2015 21.883 -27,10 135.345 -7,27 157.228 -10,65

2016 21.580 -1,38 134.324 -0,75 155.904 -0,84

2017 21.839 1,20 136.515 1,63 158.353 1,57


2018 22.175 1,54 137.867 0,99 160.043 1,07
2019 23.043 3,91 138.693 0,60 161.736 1,06
Rata-rata
-4,37 -0,96 -1,56
(2015-2019)

Proyeksi Ekspor Dan Impor...., Aditya Paramita Alhayat, Azis Muslim 99


Proyeksi Impor Indonesia 7,35%, sementara impor migas
M e t o d e a n a l i s i s VA R j u g a diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi,
digunakan untuk menganalisis proyeksi dimana rata-rata mencapai 9,74%. Rata-
pertumbuhan impor. Berdasarkan hasil rata total impor Indonesia untuk periode
estimasi model, diperkirakan bahwa 2015-2019 diperkirakan akan mencapai
hingga akhir 2015 ini, impor non migas 7,85%. Puncak pertumbuhan tertinggi
mengalami penurunan sebesar 9,62%, pada impor non migas diperkirakan akan
sementara impor migas turun sebesar terjadi pada 2018, dimana pertumbuhan
11,28%. Hingga akhir 2015, impor total yang terjadi diperkirakan sebesar 12,7%.
Indonesia diperkirakan akan turun Sementara itu, puncak pertumbuhan
sebesar 10,02%. impor tertinggi pada sektor migas
Lebih lanjut, rata-rata pertumbuhan juga terjadi pada tahun 2016, dimana
impor sektor non migas selama 2015- pertumbuhan impor migas yang terjadi
2019 diperkirakan akan mencapai diperkirakan sebesar 33,03%.

Tabel 7. Proyeksi Impor Migas dan Non Migas Indonesia 2015-2019

Migas Non Migas Total


Tahun
Nilai Nilai Nilai
Pert (%) Pert (%) Pert (%)
(juta USD) (juta USD) (juta USD)
2015 38.559 -11,28 121.767 -9,62 160.326 -10,02
2016 51.296 33,03 131.833 8,27 183.129 14,22
2017 54.817 6,86 148.506 12,65 203.323 11,03
2018 60.145 9,72 167.411 12,73 227.555 11,92
2019 66.389 10,38 188.726 12,73 255.115 12,11
Rata-rata
9,74   7,35   7,85
(2015-2019)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI mencapai 7,8%. Dengan demikian,


KEBIJAKAN neraca perdagangan Indonesia tahun
Proyeksi ekspor Indonesia yang 2015-2019 diproyeksikan mengalami
dilakukan dengan pendekatan VAR, defisit.
menunjukkan bahwa ke depan Faktor eksternal turut mempengaruhi
pertumbuhan ekspor Indonesia juga perkembangan ekspor Indonesia,
masih dipengaruhi oleh PDB negara- dengan kata lain ekspor Indonesia
negara mitra utama. Meskipun masih bergantung pada kondisi
perekonomian dunia pada 2015-2019 permintaan dunia. Kekuatan dari sisi
diproyeksikan tumbuh rata-rata 3% per permintaan lebih dominan berpengaruh
tahun, namun pertumbuhan ekspor daripada kekuatan dari sisi penawaran.
Indonesia di tahun 2019 diperkirakan Peningkatan ekspor Indonesia di masa
hanya mencapai 1,56%. Sementara itu, mendatang juga harus didorong oleh
rata-rata pertumbuhan impor Indonesia kekuatan sisi penawaran. Beberapa hal
untuk periode 2015-2019 diperkirakan seperti memperkuat daya saing produk,

100 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.10 NO.1, JULI 2016


memperluas pasar dan diversifikasi Import Demand in Pakistan: The Role
produk dapat meningkatkan ekspor of Expenditure Components. Theoritical
Indonesia dari sisi penawaran. and Applied Economics Volume XVIII,
Tingkat impor lebih dipengaruhi oleh No. 8 (561), pp 93-110.
beberapa faktor ekonomi domestik.
Enders, W. (2008). Applied Econometric
Terlihat bahwa perbaikan ekonomi dan
Time Series. John Wiley & Sons.
nilai tukar rupiah memberikan kontribusi
dalam kemampuan domestik memenuhi Gujarati, D. N. (2004). Basic econometrics.
kebutuhan akan barang impor. Tata McGraw-Hill Education.

Hameed, A. A. A., & F.M. Arshad. (2012).


UCAPAN TERIMA KASIH
An Empirical Analysis of the Import
Demand for Palm Oil in the Five Leading
Pada kesempatan ini penulis
Importing Countries. International
mengucapkan terima kasih untuk
Review of Business Research Papers,
beberapa pihak yang membantu
8(7), 94-103.
terealisasinya tulisan ini. Pertama,
peneliti Institute for Development of Hill, R. C., Griffiths, W. E., dan Lim, G. C.
Economics and finance (INDEF) yang (2012). Principles of Econometrics.
memberikan masukan pada penyusunan Fourth Edition, International Student
naskah awal dan kedua, Pusat Data Version. New York: John Wiley and
dan Informasi Perdagangan (Pusdatin), Sons.
Kementerian Perdagangan yang telah
Khan, T. (2011). Identifying an Appropriate
memberikan bantuan penyediaan data
Forecasting Model for Forecasting Total
perdagangan.
Import of Bangladesh. International
Journal of Trade, Economics and
DAFTAR PUSTAKA
Finance, Vol.2, No.3
Badan Pusat Statistik. (2015). Data Ekspor
Koop, G. M. (2013). Forecasting with
Impor. Diunduh tanggal 9 November
2015 dari http://www.bps.go.id/all_ medium and large Bayesian VARs.
newtemplate.php#accordion-daftar- Journal of Applied Econometrics, 28(2),
subjek2 177–203.

Bappenas. (2010). Buku Rencana Korobilis, D. (2013). VAR forecasting using


Pembangunan Jangka Menengah Bayesian variable selection. Journal of
Nasional 2010 – 2014. Jakarta: Applied Econometrics, 28(2), 204–230
Bappenas. Lipsey et all. (1995). Pengantar Mikro-
BI. (2013). Laporan Perekonomian Indonesia ekonomi. Jilid 2. Jaka Wasana dan
Tahun 2012. Jakarta. Kirbrandoko [Penerjemah] Binarupa
Aksara, Jakarta.
BI. (2014). Laporan Perekonomian Indonesia
Tahun 2013. Jakarta. Moniruzzaman, M., M.M. Toy, dan A.B.M.
R. Hassan. (2011). The Export Supply
Chani, M. F., Z. Pervaiz, Z. dan A.R.
Model of Bangladesh: An Application
Chaudhary. (2011). Determination of

Proyeksi Ekspor Dan Impor...., Aditya Paramita Alhayat, Azis Muslim 101
of Cointegration and Vector Error
Tokarick, S. (2014). A method for calculating
Correction Approaches. International
export supply and import demand
Journal of Economics and Financial
elasticities. The Journal of International
Issues, 1(4), 163–171.
Trade & Economic Development, 23(7),
Nachrowi, D. dan H. Usman. (2006). 1059-1087
Pendekatan Populer dan Praktis
Tokuo, I. dan N. Hayato. (2015). Impact of
Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi
Exchange Rate Shocks on Japanese
dan Keuangan. Jakarta: Lembaga
Exports: Quantitative assessment using
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
a structural VAR model. Research
Indonesia.
Institute of Economy, Trade and
Pindyck, R. S., dan D.L. Rubinfeld. (1998). Industry (RIETI) Discussion Paper
Econometric models and economic Series No. 15-E-029. Diunduh tanggal
forecasts (Vol. 4). Boston: Irwin/ 10 November 2015 dari http://www.rieti.
McGraw-Hill. go.jp/jp/publications/dp/15e029.pdf
Rahmaddi, R., dan M. Ichihashi. (2012). How Wahyuli, A. (2007). Analisis VAR (Vector
Do Foreign and Domestic Demand Affect Autoregressive) untuk Mekanisme
Exports Performance? An Econometric Pemodelan Produksi, Konsumsi,
Investigation of Indonesia’s Exports. Ekspor, Impor, dan Harga Minyak
Modern Economy,2012, 3, 32-42. Bumi. Skripsi. Departemen Statistika,
Siddique, M.A.B. (1997). Estimation of an Fakultas Matematika dan Ilmu
Import Demand Function for Indonesia: Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
1971-93. International Congress on Bogor. Diunduh tanggal 10 November
Modelling and Simulation 97, Perth, 3, 2015 dari http://repository.ipb.ac.id/
pp. 1361-1366 handle/123456789/33078

102 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.10 NO.1, JULI 2016

Anda mungkin juga menyukai