Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN MATA KULIAH RANCANGAN TATA RUANG

DESA PLERET, KEC. PLERET, KAB. BANTUL


Dosen Pengampu: Dr. Ir. HM. Nurcholis, M.Agr.

Disusun Oleh:
Wendy Krisnata 134160016
Hengki Saputro 134160017
Diyanti 134160038
Erika Dwi Wijayanti 134160016
Beta Putra Vebriawandaru 134160048
Novendra Avighana 134160084
Muh. Ichsan Kurniawan 134160119
Naufal Fadhilah Akmal 134160129
Aris Ramdani 134160198
Severius Catur Pasinggi 134160230
Rafika Fitri 134160244
Fahru Zaini 134160252
PAT-B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan tentang
“Rancangan Tata Ruang Dan Wilayah Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten
Bantul”. Laporan ini disusun sebagai tugas mata kuliah Rancangan Tata Ruang.
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian penyusunan makalah ini, khususnya kepada :
1. Dr. Ir. HM. Nurcholis. M.Agr, selaku dosen mata kuliah Rancangan Tata Ruang
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta
2. Rekan-rekan yang telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak
langsung
3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan makalah
Penyusun menyadari selama proses pembuatan hingga hasil akhir laporan jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, penyusun menerima kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar kedepannya penyusun dapat menyelesaikan tugas dengan lebih baik.

Yogyakarta, Mei 2019

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah hasil perencanaan tata ruang,
demikian yang dimaksud dalam Bab I, Pasal 1(4) Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Sehingga RTRW seharusnya menjadi
pilar utama sebagai pintu masuk awal dan utama (main entrance) dalam hal perencanaan
pembangunan sekaligus kekuatan perekonomian lokal. perencanaan tata ruang dilakukan
dengan mempertimbangkan azaz keserasian, keselarasan dan keseimbangan fungsi budi
daya dan fungsi lindung, dimensi waktu, teknologi, sosial budaya, serta fungsi pertahanan
keamanan; aspek pengelolaan secara terpadu berbagai sumber daya, fungsi dan estetika
lingkungan, serta kualitas ruang.
Perencanaan tata ruang juga mencakup perencanaan struktur dan pola
pemanfaatan ruang, meliputi tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara dan tata guna
sumber daya alam lainnya. Salah satu bentuk tata ruang seperti RTR Wilayah
Kabupaten/Kota, secara detail (rinci) berisikan tentang; (1) pengelolaan kawasan lindung
dan kawasan budidaya; (2) pengelolaan kawasan perdesaan, kawasan perkotaan dan
kawasan tertentu, (3) sistem kegiatan pembangunan dan sistem permukiman perdesaan
dan perkotaan; (4) sistem prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan, dan
prasarana pengelolaan lingkungan; (5) penatagunaan tanah, penatagunaan air,
penatagunaan sumber daya alam lainnya, serta memperhatikan keterpaduan dengan
sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Semua Sumberdaya Alam (SDA), sosial
dan lingkungan buatan dalam skala wilayah kabupaten/kota diatur dan ditata di RTR.
Perletakan kawasan lindung& budidaya direncanakan dan juga dirancang di RTR ini.
Karenanya, fungsi RTRW Kabupaten/Kota ini berdasarkan UU No. 24 tahun 1992
seharusnya menjadi pedoman untuk penetapan lokasi investasi serta menjadi dasar untuk
penerbitan perizinan lokasi pembangunan yang dilaksanakan pemerintah dan atau
masyarakat di kabupaten/kota tersebut.
B. Tujuan
1. Mengetahui informasi administratif desa Pleret, Pleret, Bantul
2. Mengetahui informasi sosial, potensi, infrastruktur, & ekonomi desa Pleret, Pleret,
Bantul
3. Mengetahui permasalahan desa & dapat memberi rekomendasi solusi desa Pleret,
Pleret, Bantul
ISI

A. Informasi Administratif
Kabupaten Bantul secara administratif terdiri dari 17 kecamatan, 75 desa dan 933
pedukuhan . Desa-desa di Kabupaten Bantul dibagi lagi berdasarkan statusnya menjadi
desa pedesaan (rural area) dan desa perkotaan (urban area).
Kecamatan Dlingo mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87 Km2. Sedangkan jumlah
desa dan pedukuhan yang terbanyak terdapat di Kecamatan Imogiri dengan delapan desa
dan 72 pedukuhan (tabel 1). Berdasarkan RDTRK dan Perda mengenai batas wilayah
kota, maka status desa dapat dipisahkan sebagai desa perdesaan dan perkotaan. Secara
umum jumlah desa yang termasuk dalam wilayah perkotaan sebanyak 41 desa, sedangkan
desa yang termasuk dalam kawasan perdesaan sebanyak 34 desa. Jarak kota-kota
kecamatan terhadap desa terjauh, ibukota kabupaten, dan ibukota propinsi adalah
Kecamatan Dlingo, sedangkan jarak Kecamatan terdekat dengan ibukota kabupaten
adalah Kecamatan Bantul dan jarak Kecamatan terdekat dengan ibukota propinsi adalah
Kecamatan Sewon dan Kasihan.
Desa Pleret adalah salah satu Desa di wilayah Kecamatan Pleret, Kabupaten
Bantul, Provinsi D.I. Yogyakarta. Desa Pleret terletak pada koordinat - 7.869495,
110.400206 dengan kode desa: 3402132002 dan kode pos 55791. Sebelah utara Desa
Pleret berbatasan langsung dengan Desa Jambidan, sebelah selatan berbatasan dengan
Desa Segoroyoso, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Wonokromo dan sebelah
timur berbatasan dengan Desa Bawuran. Orbitasi (jarak dari pusat pemerintahan) desa
Pleret, 1 km dari pusat pemerintahan kecamatan dan kota, 12 km dari ibukota kabupaten
dan 15 km dari ibukota provinsi. Desa Pleret memiliki luasan wilayah 425,1570 Ha
dengan jumlah tanah yang bersertifikat seluas 48,0065 Ha (4.103 sertifikat) dan luasan
tanah kas desa seluas 66,0125 Ha. Desa pleret terdiri dari 11 pedukuhan dan 79 RT,
pedukuhan tersebut antara lain Pedukuhan Gunungan, Trayeman, Kauman, Gunungkelir,
Kedaton, Pungkuran, Karet, Kerto, Kanggotan, Bedukan dan Keputren.
Batas Wilayah Desa Pleret adalah :
1. Luas Wilayah : 425,1570 Ha
2. Batas Wilayah:
a. Sebelah Utara : Desa Jambidan
b. Sebelah Selatan : Desa Segoroyoso
c. Sebelah Barat : Desa Wonokromo
d. Sebelah Timur : Desa Bawuran
3. Orbitasi (Jarak dari Pusat Pemerintahan)
a. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 1 Km
b. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota : 1 Km
c. Jarak dari kota/Ibukota Kabupaten : 12 Km
d. Jarak dari Ibukota Provinsi : 15 Km
4. Jumlah tanah bersertifikat : 4.013 buah 48.0065 Ha.
5. Luas tanah kas desa : 66,0125 Ha
Desa Pleret adalah salah satu Desa di wilayah Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul
yang terdiri dari 11 Pedukuhan dan 79 RT.
Pedukuhan Desa Pleret:
1. Dusun Gunungan
Luas Wilayah : 21 ha        
Batas Wilayah :          
  a. Utara : Desa Jambidan    
  b. Selatan : Dusun Trayema    
  c. Timur : Desa Jambidan    
  d. Barat : Desa Wirokerten    
Jarak            
Kecamatan :   1 km   Kabupaten : 12  km
Kelurahan :  2 km   Provinsi : 18  km
2. Dusun Trayeman
Luas Wilayah :        
Batas Wilayah :          
  a. Utara : Gunungan    
  b Selatan : Kauman    
.
  c. Timur : Bawuran    
  d Barat : Tambak Dolahan    
.
Jarak            
Kecamatan :   0,5 km   Kabupaten : 8  km
Kelurahan :  0,6 km   Provinsi : 15  km
3. Dusun Keputren
Luas Wilayah : 23.695 ha        
Batas Wilayah :          
  a. Utara : Kauman    
  b. Selatan : Karet    
  c. Timur : Kauman    
  d. Barat : Kerto    
Jarak            
Kecamatan :   0,5 km   Kabupaten :        km
Kelurahan :        km   Provinsi :        km
4. Dusun Bedukan
Luas Wilayah : 26.984 ha        
Batas Wilayah :          
  a. Utara : Tobratan    
  b. Selatan : Kanggotan&Kerto    
  c. Timur : Senden&Kauman    
  d. Barat : Sungai Gajah Wong    
Jarak            
Kecamatan :   0,5 km   Kabupaten :   13 km
Kelurahan :  0,3  km   Provinsi :   15 km
5. Dusun Pungkuran
Luas Wilayah : 35 Ha        
Batas Wilayah :          
  a. Utara : Kedaton    
  b Selatan : Dahromo    
.
  c. Timur : Gunungkelir    
  d Barat : Karet    
.
Jarak            
Kecamatan :    1  km   Kabupaten :   10  km
Kelurahan :   1   km   Provinsi :   12 km
6. Dusun Karet
Luas Wilayah : 32 Ha        
Batas Wilayah :          
  a. Utara : Keputren    
  b. Selatan : SungaiOpak    
  c. Timur : Pungkuran    
  d. Barat : Kerto    
Jarak            
Kecamatan :    1,5  km   Kabupaten :   12  km
Kelurahan :   1   km   Provinsi :   15 km
7. Dusun Kanggotan
Luas Wilayah :          
Batas Wilayah :          
  a. Utara : Bedukan    
  b Selatan : Wonokrom    
. o
  c. Timur : Kerto    
  d Barat : Wonokrom    
. o
Jarak            
Kecamatan :    1  km   Kabupaten :    5  km
Kelurahan : 0,5 km   Provinsi :   12 km
8. Dusun Kerto
Luas Wilayah :          
Batas Wilayah :          
  a. Utara : Bedukan    
  b. Selatan : Wonokromo    
  c. Timur : Keputren    
  d. Barat : Kanggotan    
Jarak            
Kecamatan :  0,5  km   Kabupaten :    5  km
Kelurahan :   0   km   Provinsi : 12 m
Gambar Peta Administrasi Desa Pleret
Sumber: Google Earth
B. Informasi Sosial
Desa Pleret sendiri memiliki jumlah TK sebanyak 2 sekolah, jumlah SD sebanyak
4 sekolah dan SMP Negeri sebanyak 1 sekolah. Selain pendidikan, fasilitas kesehatan
juga berperan dalam kesejahteraan masyarakat. Kesehatan merupakan salah satu
indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat. Di Desa Pleret sendiri
memiliki satu unit Puskesmas Pembantu (PUSTU), sedangkan untuk memantau tumbuh
kembang anak usia balita terdapat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang tersebar di
setiap pedukuhan. Desa Pleret juga memiliki satu unit Balai Pengobatan dan Rumah
Bersalin (BPRB), serta satu unit Rumah Sakit Umum Permata Husada.
Hampir seluruh intansi pemerintahan tingkat Kecamatan berada di wilayah Desa
Pleret. Instansi tersebut antara lain Polsek Pleret, Koramil Pleret, Puskesmas Pleret, SD
Keputren, SD Kauman, SD Kanggotan, SD Pungkuran, SMP N 2 Pleret, SMP
Muhammadiyah Pleret, Muhammadiyah Boarding School, SMA N 1 Pleret, dan SMA
Muhammadiyah Pleret.

Data Kependudukan
Data Kependudukan Berdasarkan Pendidikan

JUMLAH PENDUDUK
Srata III
Diploma
Diploma0% III
I/II
2%5%Belum Tidak
1%
Sekolah
21%

Tamat SMA
25% Belum Tamat
Sekolah
9%

Tamat SMP Tamat SD


15% 23%

Belum Tidak Sekolah Belum Tamat Sekolah Tamat SD Tamat SMP


Tamat SMA Diploma I/II Diploma III Srata I
Srata II Srata III

JENJANG PENDIDIKAN LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH


Belum Tidak Sekolah 1325 1401 2726
Belum Tamat Sekolah 620 547 1167
Tamat SD 1517 1549 3066
Tamat SMP 987 961 1948
Tamat SMA 1723 1570 3293
Diploma I/II 33 52 85
Diploma III 97 102 199
Srata I 300 327 627
Srata II 26 21 47
Srata III 4 2 6
Data Kependudukan Berdasarkan Pekerjaan
Data Kependudukan Berdasarkan Agama
Data Kependudukan Berdasarkan Jenis Kelamin

Data Kependudukan Berdasarkan Umur

JUMLAH
75>
65 - 69
55 - 59
45 - 49
35 - 39
25 - 30
15 - 19
5-9
<1
0 100 200 300 400 500 600 700

PEREMPUAN LAKI - LAKI

KELOMPOK UMUR LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH


<1 157 139 296
2-4 322 308 630
5-9 605 528 1133
10 - 14 550 471 1021
15 - 19 480 438 918
20 - 24 446 453 899
25 - 30 421 489 910
31 - 34 502 519 1021
35 - 39 583 533 1116
40 - 44 564 551 1115
45 - 49 467 449 916
50 - 54 391 454 845
55 - 59 359 361 720
60 - 64 281 266 547
65 - 69 180 180 360
70 - 74 135 146 281
75> 189 247 436
Total 6632 6879 13511
Cagar Budaya di Desa Pleret, Pleret, Bantul
1. Museum Purbakala Pleret - Sumur Gumuling

Museum Sejarah Purbakala Pleret ini didirikan pada tahun 2004 sebelum terjadi
gempa. Pada saat itu, bangunan museum hanya ada satu unit. Dengan luas sekitar  2.500
m2,  bangunan museum ini telah direnovasi dalam tiga tahap selama tiga tahun berturut-
turut.  Pada tahun 2007, dibangunlah gedung di sisi barat museum, setahun kemudian
gedung  pada sisi tengah museum ini dibangun dan  pada 2009 dilakukan renovasi
besar-besaran: pembangunan 4 gazebo, perbaikan sumur gumuling, tempat parkir dan
papan nama. Sampai dengan saat ini, Museum Sejarah Purbakala Pleret belum
diresmikan menjadi museum yang mandri. Untuk sementara museum masih dikelola
olah pihak Dinas Kebudayaan Provinsi DIY.
Museum Sejarah Purbakala Pleret berada di Dusun Kedaton, Desa Pleret,
Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Museum ini menyimpan benda-benda yang
terkait dengan berbagai peristiwa sejarah yang pernah ada di Pleret. Kecamatan Pleret
merupakan salah satu daerah di Kabupaten Bantul yang mempunyai peran historis
tinggi karena pernah menjadi tempat berdirinya Keraton Kerto dan Keraton Pleret.
Keberadaan tempat-tempat tersebut kini sudah tidak dapat dilihat lagi, namun sebagian
sisa bangunan masih terpendam di dalam tanah. Beberapa komponen bangunan yang
telah rusak tersebut, saat ini akhirnya tersebar di beberapa wilayah di sekitar bangunan
tempat museum berdiri.
Keberadaan Sumur Gumuling menjadi simbol adanya suatu peradaban yang pernah
berkembang di tempat itu karena adanya sumur tersebut menandakan lokasi bekas
berdirinya Keraton Pleret. Sumur tersebut berada di dalam area bangunan museum.
Dulunya sumur ini sudah tidak terawat dan terbengkalai, namun sekarang sumur ini
sudah dipugar dan masih berfungsi dengan baik.
Berbagai penemuan yang berkaitan dengan keberadaan Keraton Pleret adalah
ditemukannya berbagai macam batuan dan sisa-sisa bangunan keraton di sekitar tempat
didirikannya musem. Contoh benda peninggalan Keraton Pleret yaitu umpak (batuan
andesit yang dipakai sebagai landasan tiang); berbagai jenis arca bercorak Hindu;
antefik; berbagai benda logam, seperti talam, entong, uang logam china dan berbagai
peralatan rumah tangga berusia ratusan tahun yang sempat terpendam dan kini menjadi
koleksi Museum Purbakala Pleret.
2. Situs Masjid Kauman

Situs Kauman Pleret berada di Dusun Kauman, Desa Pleret, Kecamatan Pleret,
Kabupaten Bantul. Merupakan situs penggalian reruntuhan bekas Masjid Agung atau
Masjid Gedhe Kraton Pleret.
3. Lokasi Situs Masjid Kauman Pleret
Lokasi Situs Masjid Kauman Pleret ini terletak di Dusun Kauman, Kecamatan
Pleret, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Jarak dari Museum Purbakala Pleret ke Situs
Masjid Kauman Pleret Bantul hanya sekitar 700 meter, mengarah ke Timur lalu belok
ke kiri di Jalan Pleret, melewati perempatan, dan kemudian belok kiri lagi sekitar 70 m
dari perempatan itu. Situs ini berada di sebelah kanan jalan, di pekarangan samping
kanan sebuah masjid yang dibangun kemudian.
4. Situs Masjid Kauman Pleret
Masjid Kauman Pleret Bantul, atau Masjid Agung Pleret, didirikan
oleh Amangkurat I yang memerintah Kerajaan Mataram Islam pada 1646-
1677. Amangkurat I adalah anak Sultan Agung.
Bangunan darurat berpagar kayu sederhana beratap seng terlihat ketika memasuki
area Situs Masjid Kauman Pleret Bantul. Di bawahnya adalah area bekas ekskavasi
yang dilakukan oleh balai arkeologi setempat.
Situs ini merupakan bekas Masjid Ageng Keraton Pleret pada abad XVII. Berdasar
penelitian arkeologis yang diadakan tahun 2003-2009, ditemukan struktur bangunan
masjid berbahan batu putih dan bata, fragmen : keramik-gerabah-tulang binatang, dan
keris. Pada salah 1 bagian serat Babad Momana (karya Suryanegara, 1865) dan pada
Babad ing Sengkala disebutkan bahwa masjid ini dibangun tahun 1571J (taun Alip/1649
M) yaitu 2 tahun sejak kepindahan Susuhunan Amangkurat I ke Kraton Pleret pada
1647 M. Ada 23 umpak yang telah ditemukan di Situs Masjid Kauman Pleret ini, dari
seluruhnya 36 umpak yang diduga menjadi penopang bangunan masjid. Berdasar
temuan yang ada, Masjid Kauman Pleret diduga tidak memiliki serambi.
Salah satu lubang kotak ekskavasi memperlihatkan susunan batu bata yang sudah
berwarna tanah, serta ada semacam saluran air di sisi sebelah kanan lubang. Catatan
tentang kotak-kotak galian itu sepertinya sudah lengkap, jika membaca tulisan Tata
Ruang Masjid Kauman Pleret yang ditulis oleh Alifah dari Balai Arkeologi Yogyakarta.
Lubang-lubang ekskavasi di Situs Masjid Kauman Pleret Bantul rata-rata berpagar dan
ditutup dengan cungkup beratap seng.
Pada area ekskavasi Situs Masjid Kauman Pleret ini juga ditemukan saluran air
yang diduga berada di depan masjid, atau mengelilinginya, sebagaimana parit yang ada
di Masjid Besar Mataram Kotagede. Baiknya dibuat keterangan di setiap lubang galian
itu. Tak butuh biaya mahal untuk membuat dan meletakkannya di tepian lubang.
Menurut catatan Lons yang ditulis Leemans (1855), pada kunjungannnya tanggal 13
Agustus 1733 terlihat bahwa masjid yang sudah rusak tersebut berukuran besar,
berbentuk segi 4, mempunyai 3 pintu di sisi timur, serambi depan yang besar dan
dikelilingi tembok tebal dan tinggi.
5. Situs Umpak Kerto

Situs Kerto Pleret Bantul Jogja merupakan situs yang menjadi saksi bisu jejak
keberadaan Kerajaan Mataram yang pernah memiliki keraton di wilayah tersebut. Situs
Kerto Pleret yang menyimpan sisa-sisa peninggalan Keraton Mataram ini berada di
dalam kebun terbuka tanpa pagar. Tengara Cagar Budaya Situs Kerto Pleret Bantul
yang berada persis di tepi jalan. Tengara sudah terlihat mulai menua dan sedikit
tersembunyi diantara bayang pohon-pohon pisang. Sayangnya juga tidak terlihat ada
tengara atau poster lain di sekitar Situs Kerto yang memberi penjelasan kepada
pengunjung tentang latar belakang sejarah situs ini.
Peninggalan Keraton Mataram jaman Sultan Agung di Situs Kerto itu kini hanya
menyisakan sejumlah umpak batu andesit berukuran besar yang biasa digunakan
sebagai landasan pilar utama atau soko guru bangunan keraton. Umpak ini berada di
tempat terbuka, dan hanya beberapa meter dari bibir tebing pendek yang tampaknya
rawan longsor.
Umpak batu di Situs Kerto ini memiliki lubang di atasnya sebagai dudukan pilar,
serta ada ornamen daunan di setiap sisinya. Saya hanya bisa berangan bahwa mudah-
mudahan suatu ketika nanti dinas terkait dan masyarakat bisa merekonstruksi
peninggalan ini. Setidaknya membersihkan umpak, dan meletakkannya dalam sebuah
pendopo terbuka. Lekukan ornamen yang ada pada keempat sisi umpak di Situs Kerto
Pleret. Besarnya umpak batu andesit ini bisa menjadi gambaran besarnya pilar bangunan
keraton pada waktu itu. Mendapatkan kayu jati tua berukuran besar dan tinggi di masa
itu tentunya masih sangat mudah, tidak sebagaimana saat ini. Sayangnya pilar kayu tak
berumur lama.
6. Situs Benteng Mataram Islam, Kedaton

Kawasan Pleret merupakan kawasan yang memiliki kaitan erat dengan sejarah
perkembangan Mataram Islam di Indonesia. Kawasan ini pernah digunakan menjadi
ibukota pemerintahan setelah berpindah dari Keraton Mataram Kerta. Sisa-sisa kejayaan
Kerajaan Mataram Islam di kawasan ini masih sedikit terkuak mengingat baru sedikit
sekali puing-puing ditemukan. Salahsatunya adalah Situs Kedaton yang merupakan
salah satu peninggalan sejarah Kraton Pleret (Mataram Islam). Situs Kedaton Pleret
terletak di Dusun Kedaton, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Situs
Kedaton ini berupa bagian benteng keliling keraton (cepuri) bagian selatan.

7. Situs Makam Ratu Malang, Gunungkelir 

Makam Ratu Malang di atas bukit Gunung Kelir, sebelah timur Pedukuhan
Kedaton, Kecamatan Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki sejarah
menarik. Makam Ratu Malang dibangun selama kurang lebih tiga tahun, dari tahun
1665 sampai selesai pada tanggal 11 Juni 1668. Kompleks Situs Makam Ratu Malang
ini dibangun dari balok-balok batu putih untuk dinding dan tembok serta batu andesit
untuk nisan. Oleh Amangkurat I (raja Kesultanan Mataram yang memerintah tahun
1646-1677), tempat tersebut diberi nama Antaka Pura, yang berarti istana kematian atau
istana tempat menguburkan jenazah.
8. Lokasi Makam Ratu Malang
Makam Ratu Malang di atas bukit Gunung Kelir, sebelah timur Desa Kedaton,
Kecamatan Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di kompleks makam ini
terdapat 28 nisan, yang dikelompokkan dalam tiga lokasi. Sebanyak 19 nisan berada di
halaman depan, satu nisan berada di halaman belakang (nisan Ki Panjang Mas), dan
delapan nisan berada di halaman inti yang salah satunya merupakan nisan dari Ratu Mas
Malang. Makam Ratu Malang dibangun selama kurang lebih 3 tahun, yaitu dari tahun
1665 sampai selasai pada tanggal 11 Juni 1668. Kompleks Situs Makam Ratu
Malang ini dibangun dari balok-balok batu putih untuk dinding dan tembok serta batu
andesit untuk nisan.
Berdasarkan pengumpulan data dan informasi penunjang tentang Desa Pleret,
diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Berdasarkan Data Kependudukan, Data Jenis Kelamin, dan Data Agama
Desa Pleret memiliki jumlah penduduk (pada tahun 2017) sebanyak 13.046
jiwa, dengan jumlah Perempuan lebih banyak dibanding Laki – laki, walaupun
tidak berbeda jauh yaitu untuk perempuan sebanyak 6.573 jiwa dan laki – laki
sebanyak 6.473 jiwa. Mayoritas di Desa Pleret beragama Islam, ada juga yang
beragama Kristen, Katolik, dan Hindu.
Berdasarkan data diatas, mayoritas penduduk Desa Pleret beragama Islam
dikarenakan disana terdapat situs situs Mataram Islam yang pernah ada di desa
tersebut. Desa Pleret pernah dijadikan sebagai pusat pemerintahan Mataram Islam.
Selain itu, banyak pondok pesantren di daerah Desa Pleret. Maka dari itu
kebanyakan warga di Desa Pleret beragama Islam.
Kebanyakan bentuk rumah di Desa Pleret adalah perkampungan dengan rumah
berbentuk sederhana yang dibangun menggunakan batu bata, hanya sedikit ada
perumahan di sana, hal ini dikarenakan dari letak geografinya yang dilalui oleh
sesar opak. Rumah – rumah di Desa Pleret tergolong sederhana, masih banyak dari
warga yang masih menggunakan sumur timba dan juga rumah yang tidak berlantai
ubin.
2. Berdasarkan Budaya
Desa Pleret memiliki banyak sekali situs – situs bersejarah. Hal ini dikarenakan
Desa Pleret pernah dijadikan sebagai pusat pemerintahan kerajaan Mataram Islam.
Situs – situs yang ada di Desa Pleret meliputi Museum Purbakala Pleret - Sumur
Gumuling, Situs Masjid Kauman Pleret, Situs Umpak Kerto, Situs Benteng
Mataram Islam, dan Situs Makam Ratu Malang.
Situs – situs tersebut menandakan bahwa berpengaruh terhadap kebiasaan dan
budaya di Desa Pleret itu sendiri. Dapat dilihat pada makam – makam yang terdapat
di Desa Pleret semua masih menggunakan batu nisan. Hal ini menandakan
kepercayaan terhadap leluhur atau budaya masih sangat kental.
3. Berdasarkan Data Pendidikan dan Data Pekerjaan
Kebanyakan penduduk di Desa Pleret bekerja di bidang pertanian dan
perdagangan. Banyak yang bekerja sebagai buruh tani atau perkebunan, buruh
harian lepas, wiraswasta, dan karyawan swasta, tetapi juga masih banyak penduduk
Desa Pleret yang menjadi pengangguran. Jenjang pendidikan di Desa Pleret masih
tergolong minim, bisa dilihat dari data pendidikan (tahun 2017), masih banyak yang
belum sekolah dan hanya tamat SD, walaupun tetap ada yang sampai S1, S2, dan
S3 tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak. Dengan penghasilan rata – rata perbulan
sebesar Rp 700.000,00.
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan informasi pendukung, masyarakat
Desa Pleret di sisi barat banyak yang bekerja sebagai pedagang suku cadang sepeda
motor bekas. Hal tersebut dapat terlihat dari banyak yang membuka bengkel motor
dan ada pasar yang khusus menjual suku cadang motor bekas. Selain pedagang,
banyak yang bekerja sebagai pembuat batu bata, penjual makanan, petani, dan lain
lain. Saat melakukan survey lapangan, hanya sedikit yang terlihat di perkampungan
seperti orang yang sudah lanjut usia (usia tidak produktif) dan ibu rumah tangga
yang sedang mengasuh anak. Hal ini menandakan banyak penduduk (usia
produktif) di Desa Pleret yang beraktivitas baik sekolah atau bekerja. Tetapi di
beberapa rumah mereka membuka warung kecil seperti warung kelontong,
berjualan makanan ringan dan minuman yang biasanya di kelola oleh ibu rumah
tangga sekaligus mengasuh anak.
Dari hasil diatas, mayoritas pekerjaan masyarakat Desa Pleret adalah sebagai
buruh dan pedagang. Hal ini menandakan ketergantungan masyarakat Desa Pleret
pada pihak luar sangat tinggi. Meskipun potensi yang ada di Desa Pleret sangat
tinggi, tetapi kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan belum besar.
Rendahnya pendidikan disana menjadi salah satu faktor penyebab terkuat yang
mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi, tentunya hal ini berpengaruh pada
pengembangan potensi dan pemikiran inovatif yang masih sangat minim.
Sumberdaya alam belum dapat dimanfaatkan dengan baik dan maksimal oleh
masyarakat Desa Pleret. Situs – situs yang semakin kesini semakin sepi pengunjung
sehingga tidak dapat dijadikan sebagai salah satu mata pencaharian.
Untuk mengatasi masalah masalah diatas dapat dilakukan dengan cara atau
metode serta kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
1. Pemerintah Desa atau Pemerintah Kecamatan dapat melakukan atau membuat
program penyuluhan tentang tenaga kerja. Seperti kemampuan yang dapat
ditekuni atau dipelajari oleh masyarakat Desa Pleret dengan melihat potensi
yang ada di Desa Pleret itu sendiri sehingga dapat membantu menyediakan
peluang bisnis agar kondisi ekonomi dan meningkatkan pendapatan
masyarakat.
2. Menggalakkan program wajib belajar setidaknya bisa untuk mencari pekerjaan
yang layak. Alangkah lebih baik apabila Pemerintah membantu masyarakat di
Desa Pleret dengan memberi bantuan pendidikan berupa beasiswa. Agar taraf
pendidikan di Desa Pleret dapat meningkat dan lulusan – lulusannya mampu
membantu membangun Desa Pleret menjadi lebih maju dan lebih baik lagi.
3. Pemerintah bekerjasama dengan masyarakat terutama pelajar – pelajar untuk
membantu mensosialisasikan dan mem-publikasi-kan potensi – potensi yang
ada di Desa Pleret. Seperti pariwisata tentang situs – situs bersejarah yang ada
di desa pleret dan pasar suku cadang motor dapat diekspose ke luar. Sehingga
menarik minat wisatawan atau warga lainnya untuk datang ke Desa Pleret
tersebut.
4. Merenovasi dan membangun baru tempat – tempat yang bisa dijadikan sebagai
usaha atau tempat rekreasi, seperti pasar suku cadang, memberi bantuan ke
toko kelontong, industri batu – bata, pusat oleh – oleh khas Desa Pleret.
5. Pemerintah bekerja sama dengan masyarakat terutama para pembuat batu bata
untuk meningkatkan industri batu bata, supaya hasil dari batu bata tersebut
dapat dijual atau dikirim ke luar daerah, serta sebagai lapangan kerja baru.
6. Membantu mengembangkan kerajinan – kerajinan yang ada di Desa Pleret agar
dapat bersaing dengan produk – produk lainnya.
C. Sumberdaya Lahan
Sumber Daya Lahan adalah segala sesuatu yang bisa memberikan manfaat di
lingkungan fisik dimana meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi yang ada,
sebagai contoh adalah penebangan hutan dan penggunaan lahan baik di pertanian maupun
untuk bidang lainnya. Sumber Daya Lahan sendiri terbagi menjadi beberapa aspek
diantaranya yaitu, Peta Geologi, Peta Jenis Tanah, Peta Rawan Bencana, Peta Kemiringan
Lereng, dan Peta Kegunaan Lahan.
Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah
dengan tingkat kualitas berdasarkan skala. Peta geologi menggambarkan informasi
sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan
sumberdaya mineral serta energi. Peta jenis tanah adalah sebuah peta yang
menggambarkan variasi dan persebaran berbagai jenis tanah atau sifat-sifat tanah seperti
pH, tekstur, kadar organik, kedalaman, dan sebagainya di suatu area contoh data sekunder
yaitu kapasitas produksi tanah, laju degradasi, dan sebagainya. Peta rawan bencana
adalah peta yang menggambarkan konsisi suatu tempat yang yang rawan akan bencana
seperti gempa bumi, longsor, genangan, banjir, dan bahkan sunami. Peta kemiringan
lereng adalah peta yang menggambarkan bentuk dari variasi perubahan permukaan bumi
ecara gelobal, regional atau dikususkan dalam bentuk suatu wilayah tertentu, variabel
yang digunakan dalam mengidentifkasi kemiringan lereng. Peta penggunaan lahan adalah
peta yang menggambarkan informasi sebaran pemanfaatan lahan, penggunaan lahan
merupakan wujud nyata dari pengaruh aktivitas manusia terhadap sebagian fisik
permukaan bumi.

Data Desa Pleret


1. Peta geologi
Desa Pleret sendiri merupakan wilayah yang berada pada dominasi struktur
geologi Young Merapi Volcanic (Quartenary) bagian tengah. Satuan vulkanik merapi
muda terbentuk setelah terjadi pengendapan satuan vulkanik merapi tua, tersusun
atas breksi laharik. Material penyusunnya yang dominan adalah pasir dan debu
vulkanik. Disamping itu terdapat pula sisipan tuff, abu, breksi, aglomerat, dan
lelehan lava yang tidak terpisahkan. Dan Volcanic (Oligosen) pada bagian barat.
Struktur-struktur ini sudah berumur cukup tua (0,8-2,85 juta tahun yang lalu).
Secara struktural Kabupaten Bantul diapit oleh bukit patahan, yaitu lereng barat
Pegunungan Batur Agung (Batur Agung Ranges) pada bagian timur dan bagian Barat
berupa bekas laguna. Wilayah yang berada pada apitan bukit patahan ini disebut
dengan graben, maka wilayah Kabupaten Bantul dalam toponim geologi dan
geomorfologi disebut Graben Bantul. Graben ini terbentuk dari proses diatrofisme
tektonisme yang dipengaruhi oleh aktivitas gunung merapi dan gunung api tua.
Secara umum terdiri dari tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen,
dan endapan. Berdasarkan sifat batuannya dapat di perinci menjadi tujuh informasi
yaitu Formasi Yogyakarta (46%), Formasi Sentolo (18%), Formasi sambipitu (3%),
Formasi Semilir Nglanggran (24%), Formasi Wonosari (8%), dan Gumuk Pasir
(1%). Formasi adalah suatu susunan batuan yang mempunyai keseragaman ciri-ciri
Geologis yang nyata, baik terdiri dari satu macam jenis batuan, maupun perulangan
dari dua jenis batuan, atau lebih permukaan bumi atau terletak dibawah permukaan.
Geologi menunjukan kelompok-kelompok batuan yang berguna sebagai
indicator terdapatnya suatu lahan tambang. Untuk mengetahui jumlah cadangan
bahan galian dan prospek pengebangannya memerlukan penanganan lebih lanjut dari
dinas/instansi terkait.
2. Peta Jenis tanah
Berdasarkan peta yang telah dibuat melalui hasil survey, jenih tanah yang
tersebar di Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul meliputi jenis tanah
Regosol, Latosol, dan juga Kambisol. Dari 11 Padukuhan yang terdapat di Desa
Pleret, jenis tanah untuk padukah Bedukan, Kanggotan, Kerto didominasi oleh tamah
regosol, lalu untuk padukuhan Gunungan, Trayeman, Kauman, Keputren, Kedaton,
Pungkuran didominasi tanah Kambisol, untuk padakuhan Gunung Kelir terdapat
jenis tanah Latosol, dan untuk padukuhan Karet terdapat jenis tanah Regosol dan
Kambisol. Sehingga untuk desa Pleret jenis tanah yang mendominasi adalah tanah
Kambisol.
3. Peta rawan bencana
Permasalahan yanga ada di Desa Pleret adalah sebagai berikut:
a. Gempa Bumi
Selain memiliki potensi alam yang sangat memberikan keuntungan bagi
masyarakat yang tinggal di wilayah Kabupaten Bantul ini, wilayah Kabupaten
Bantul juga memiliki potensi bencana yang cukup tinggi. Berada pada apitan
bukit patahan (graben) bukan berarti aman, akan tetapi justru membahayakan.
Patahan merupakan hasil proses diatrofisme tektonisme dan memiliki energi
yang besar di bawahnya sehingga boleh dikatakan wilayah yang berada di
patahan seperti halnya Kabupaten Bantul, rentan terjadi gempa bumi.

b. Longsor
Bencana longsor diakibatkan proses gangguan keseimbangan lereng yang
menyebabkan bergeraknya masa tanah dan atau batuan ke tempat/daerah yang
lebih rendah. Bergeraknya masa tanah dapat dipicu dari cuah hujan, jenis tanah
dan gempa bumi. Di Kabupaten Bantul sendiri titik-titik rawan longsor ini cukup
banyak. Mengingat Kabupaten Bantul terletak pada apitan bukit. Disebelah
timur adalah bukit patahan batur agung yang memiliki potensi untuk terjadi
longsor jika keseimbangannya sudah hilang. Dan disebelah  barat juga terdapat
bukit dengan ketinggia  100-200 meter dpl yang tentu juga rawan terjadi longsor.
c. Genangan
Rawan genangan ini terjadi pada daerah dengan asal proses fluvio-marine,
dimana Kabupaten Bantul selatan pada bagian timurnya berupa lereng barat
Pegunungan Batur Agung (Batur Agung Ranges), di bagian Barat berupa bekas
laguna dan gumuk-gumuk pasir menduduki bagian Selatan yang berbatasan
dengan Samudera Hindia. Bagian Barat dan Selatan merupakan daerah dataran
aluvial pantai (coastal alluvial–plain) yang tersusun oleh endapan sungai
(endapan fluvial) dan endapan laut (endapan marine). Endapan fluvial
menduduki bagian utara dan bagian selatan berupa endapan marine.
d. Tsunami
Ancaman bencana lain yang ada di Wilayah Kabupaten Bantul adalah
ancaman tsunami. Wilayah selatan Kabupaten Bantul yang berbatsan langsung
dengan samudra Hindia yang sekaligus merupakan jalur the ring of
fire (pertemuan lempeng samudra dengan lempeng benua), tidak menutup
kemungkinan akan terjadi tsunami. Jika lempeng bumi yang berada di laut
samudra Hindia bergerak/terjadi gempa, maka tidak menutup kemungkinan bisa
terjadi tsunami. Wilayah-wialayah yang mungkin mendapatkan dampak akibat
tsunami (jika ini terjadi) adalah kawasan yang berbatasan langsung dengan laut
(sebagian Kecamatan Srandakan, Sanden, dan Kretek).
Ancaman bencana desa pleret secara keseluruhan adalah gempa bumi. Tingkat
kerawanan gempa termasuk kategori tinggi karena desa pleret berada pada patahan
sesar opak (pada sungai opak). Desa pleret termasuk kedalam kerusakan para pada
saat terjadi gempa bumi pada tahu 2006. Selain gempa bencana di desa pleret banjir
yang terjadi hampir setiap tahun karena di musim penghujan Desa Pleret mendapat
lmpahan air yang berlebih dari daerah hulu, sehingga sering mengakibatkan banjir di
lahan pertanian maupun permukiman penduduk.
4. Peta kemiringan lereng
Berdasarkan peta kemiringan lereng yang dibuat melalui hasil survey, tingkat
kemiringan lereng di Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, DIY yaitu
sebesar 0-2% dan ini tersebar di seluruh wilayah desa tersebut. Hal tersebut
menunjukkan bahwa Desa Pleret termasuk Kelas Kemiringan Lereng I (< 8%) yaitu
daerah dengan lereng datar. Daerah berlereng datar cenderung memiliki tingkat
bahaya erosi yang rendah karena pengikisan tanahnya sedikit dan menyebabkan
tanahnya bersolum dalam, kandungan bahan organiknya tinggi, serta infiltrasi
tanahnya baik sehingga tanah memiliki cadangan air yang lebih banyak dan baik
bagi pertumbuhan tanaman.
Kelas Kemiringan Lereng antara lain:
Kelas I      = < 8 %
Kelas II    = 8 – 15 %
Kelas III   = > 15 – 25 %
Kelas IV   = > 25 – 45 %
Kelas V    = > 45 %
Distribusi Penggunaan Lahan
Wilayah desa pleret memiliki luas 423,15 Ha yang terdiri dari tanah pertanian 50,08
%, tanah pekarangan dan pemukiman 43,04 %, jalan 2,08% lapangan 0,39%, dan lain-
lain 4,21%. Dari luas penggunaan tanah pekarangan dan pemukiman tersebut distribusi
pemanfaatannya adalah untuk tempat tinggal 80,5%, industri 0.9% perdagangan dan jasa
2,1%, perkantoran 2,3%, pasar 1,5% dan sekolahan 12,7%.
a. Kawasan pemukiman
Karakter pemukiman di Desa Pleret pada umumnya cukup padat dengan akses jalan
yang sempit dan belum memiliki pola yang jelas, terutama pada kawasan yang berada
di tengah blok pemukiman. Pemanfaatan pekarangan rumah warga pada umumnya
adalah di tanami pepohonan produktif dan buah. Selain itu, di sebagian besar kawasan
pekarangan dimanfaatkan untuk memelihara ternak dan kolam ikan terpadu.
b. Kawasan pertanian
Luas lahan pertanian di Desa Pleret adalah 211,92 Ha atau sekitar 50, 08% dari total
luas wilayah Desa Pleret. Karakter tanahnya kering dan sebagian berpasir. Lahan
pertanian yang mendapat irigasi semi teknis sekitar 80% dan sisanya adalah tanah
pertanian tadah hujan. Sebaran kawasan pertaniannya ada di Pedukuhan Gunungkelir,
Gunungan, Bedukan,, Keputren, Kedaton, Karet, Pugkuran dan Trayeman.

D. Infrastruktur
Infrastruktur adalah beberapa macam jenis berupa fasilitas sebagai penunjang
kehidupan manusia. Infrastruktur dibagi menjadi 2, yaitu infrastruktur fisik dan non-fisik.
Contoh dari infrastruktur fisik di antaranya adalah bandara, stasiun, gedung
pemerintahan, gedung sekolah dll. Sedangkan untuk infrastruktur non-fisik di antaranya
adalah air, listrik, pasokan energi dll.
1. Fasilitas Kesehatan
Desa Pleret memiliki beberapa fasilitas kesehatan yaitu 2 Puskesmas Pembantu,
Apotek Swasta, Rumah Sakit Umum. RS dan Puskesmas yang ada di Pleret sudah
cukup memadai untuk melayani masyarakat dengan keadaan gedung dan fasilitas yang
sudah cukup baik. Selain karena keberadaannya tepat dipinggir jalan utama membuat
RS mudah untuk diakses. Untuk keadaan klinik-klinik yang ada di Pleret cukup baik,
tetapi untuk posyandu, apotek dan puskesmas pembantu dari segi bangunan maupun
fasilitas masih kurang.
2. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan di Desa Pleret dari TK, SD, SMP, SMA maupun SMK sudah
cukup baik, bahkan diantaranya mayoritas berbasis agama, selain itu di Pleret juga
terdapat SLB. Namun, letak SLB yang tidak strategis membuat SLB tersebut cukup
sulit diakses.

3. Fasilitas Penunjang Ekonomi


a. Bank dan ATM
Sudah terdapat beberapa Bank di yaitu Bank BRI dan BPD DIY selain itu juga
sudah dapat ditemukan atm berbagai bank di beberapa titik di Desa Pleret.
b. Pasar-pasar dan Minimarket Lokal
Terdapat berbagai pasar di Pleret diantaranya beberapa pasar umum, pasar unggas
dan pasar hewan. Untuk swalayan yang terdapat di Pleret yaitu swalayan local
yang isinya sudah cukup murah bakan salah satunya terdapat ATM Centre.
c. KUD
Kondisi KUD di Desa Pleret kurang baik dilihat dari bangunannya sepertikurang
terurus.
4. Fasilitas Transportasi
a. Jembatan
Dapat ditemukan 3 jenis jembatan di Kec. Pleret yaitu jembatan beton/baja/batu
sebanyak 3 buah, jembatan besi 1 buah, dan jembatan kayu/bamboo 1 buah
b. Jalan
Jalan utama berupa jalan aspal yang dapat dilalui kendaraan roda 4, ada juga jalan
yang diperkeras dan jalan tanah.
c. Cagar Budaya
Terdapat museum dan situs sejarah dengan keadaan yang ada di Pleret baik dan
terawat, namun untuk akses ke Situs Pleret tidak semudah akses jalan Museum
dikarenakan Situs Pleret berada di jalan kecil.
d. Fasilitas Lain-lain
Di desa Pleret terdapat pula fasilitas lain seperti kantor pos, pos kamling,
perumahan, lapangan bola untuk olahraga, salemba, signal tower, saluran irigasi
dan saluran drainase.

E. Ekonomi
1. Prasarana Perekonomian
a. Koperasi
1) Koperasi Unit Desa (KUD) : 1 buah
2) Badan-badan Kredit : 2 buah
b. Jumlah Pasar Selapan/Umum
1) Umum : 3 buah
2) Hewan : 1 buah
3) Unggas/ Burung : 2 buah
c. Pasar bangunanpermanen/semi permanen : 3 buah
d. Bank : 3 buah
2. Pekerjaan
a. Petani Petani pemilik tanah : 16,915 orang Petani penggarap tanah : 3,526
orang Petani penggarap/ Penyekap : 3,147 orang Buruh Tani : 4,332
orang
b. Nelayan : orang
c. Pengusaha Sedang / Besar : orang
d. Pengrajin / Industri Kecil : 576 orang
e. Buruh Industri : 997 orang
f. Buruh Bangunan : 7,015 orang
g. Buruh Pertambangan : 57 orang
h. Buruh Perkebunan : 3,252 orang
i. Pedagang : 725 orang
j. Pengangkutan : 1,922 orang
k. Pegawai Negeri Sipil (PNS) : 716 orang
l. ABRI : 196 orang
m. Pensiunan ( PNS / ABRI) : orang
n. Peternak (sebagai usaha pokok/sambilan) : orang
F. Permasalahan
Berdasarkan analisa dari kelima informasi Desa Pleret, ditemukan 3 permasalahan
utama antara lain:
1. Posisi desa pada daerah yang rawan bencana alam.
2. Tingkat pendidikan, produktivitas, & kreativitas sumber daya manusia yang
rendah sehingga mempengaruhi ekonomi&sosial masyarakat.
3. Fasilitas infrastruktur yang kurang memadai.
Dari ketiga permasalahan tersebut, diukur skala prioritas permasalahan
berdasarkan aspek yang dirasakan banyak orang, sangat parah & mendesak,
menghambat peningkatan income, berpotensi menimbulkan kendala lain, dan sulit
dipecahkan sendiri. Maka, diperoleh poin 3 sebagai prioritas masalah, selanjutnya poin
1 kemudian poin 2. Dengan demikian dalam pemecahan masalah yang terlebih dahulu
harus diatasi adalah poin 3.
Solusi permasalahan yang ditawarkan untuk poin 3 adalah:
1. Pelatihan kreativitas masyarakat dan pengembangan UMKM
2. Pengembangan potensi sumberdaya alam&pariwisata
3. Peningkatan kehandalan sistem publikasi untuk memaksimalkan potensi desa
Solusi permasalahan yang ditawarkan untuk poin 1 adalah:
1. Perbaikan & pelebaran jalan
2. Perbaikan & pembangunan saluran irigasi
3. Pembuatan tempat pembuangan sementara & tempat pembuangan akhir
4. Renovasi gedung instansi pemerintah
5. Renovasi dan pengembangan daerah wisata
Solusi permasalahan yang ditawarkan untuk poin 2 adalah:
1. Pembuatan posko evakuasi bencana & titik kumpul
2. Pengadaan sirine tanda bahaya
3. Sosialisasi masyarakat & pelatihan tanggap bencana

KESIMPULAN

Berdasarkan isi pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan Pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Desa Pleret adalah salah satu Desa
di wilayah Kec. Pleret, Kab. Bantul, Prov. D.I.Y. Sebelah utara Desa Pleret berbatasan
langsung dengan Desa Jambidan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Segoroyoso,
sebelah selatan berbatasan dengan Desa Wonokromo dan sebelah timur berbatasan
dengan Desa Bawuran. Desa Pleret memiliki luasan wilayah 425,1570 Ha dengan jumlah
tanah yang bersertifikat seluas 48,0065 Ha (4.103 sertifikat) dan luasan tanah kas desa
seluas 66,0125 Ha. Desa pleret terdiri dari 11 pedukuhan dan 79 RT, pedukuhan tersebut
antara lain Pedukuhan Gunungan, Trayeman, Kauman, Gunungkelir, Kedaton,
Pungkuran, Karet, Kerto, Kanggotan, Bedukan dan Keputren.
2. Sumber Daya Lahan adalah segala sesuatu yang bisa memberikan manfaat di lingkungan
fisik dimana meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi yang ada, sebagai
contoh adalah penebangan hutan dan penggunaan lahan baik di pertanian maupun untuk
bidang lainnya. Sumber Daya Lahan sendiri terbagi menjadi beberapa aspek diantaranya
yaitu, Peta Geologi, Peta Jenis Tanah, Peta Rawan Bencana, Peta Kemiringan Lereng,
dan Peta Kegunaan Lahan. Pleret adalah desa di Kecamatan Pleret, Bantul, Daerah
Istimewa Yogjakarta, Indonesia. Wilayah desa pleret dibatasi 2 sungai yaitu Sungai Opak
dan Sungai Gajah Wong. Sungai-sungai yang cukup besar di wilayah Kabupaten Bantul.
Wilyah Desa Pleret merupkan daerah datar dengan ketinggian 50-100 meter diatas
permukaan laut. Kondisi potensial untuk iklim stabil dalam aspek pertanian dengan
mengacu pada dua musim, kemarau dan penghujan.
3. Terdapat 3 permasalahan utama di desa pleret, yaitu letak desa pada daerah rawan
bencana alam; tingkat pendidikan, produktivitas, & kreativitas sumber daya manusia
yang rendah sehingga mempengaruhi ekonomi&sosial masyarakat; fasilitas infrastruktur
yang kurang memadai. Dari ketiga permasalahan tersebut ditemukan prioritas
permasalahannya, kemudian diberi rekomendasi solusi berdasarkan tingkat prioritas dan
jenis permasalahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Flysh Geost. 2016. Jenis-jenis Dara Spasial SIG. Sumber:


https://www.geologinesia.com/2016/01/jenis-jenis-data-spasial-sig-sistem.html.

Website Desa Pleret. 2019. Sumber: http://pleret-bantul.desa.id/index.php/first. Diakses 13


Februari 2019.

https://www.bps.go.id/pencarian.html?searching=pleret&yt1=Cari

http://tanahair.indonesia.go.id/portal.

Anda mungkin juga menyukai