Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah AWT. Telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dokumen
ini dari kecamatan Tatah Makmur. Ini kami susun berdasarkan hasil kegiatan dan
adpun desa sekecamatan Tatah Makmur mempunyai 13 ( Tiga belas) Desa.
Dalam penyusunan laporan ini kami sadari bahwa masih banyak
kekurangan, baik dari segi penyampaian data maupun dari penyusunan laporan
selanjutnya.
Akhirnya kami haturkan terima klasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam membuat laporan ini.
Demikian laporan ini kami buat agar maklum adanya dan atas perhatian
kami haturkan terimakasih

Tatah Makmur. 14 Desember 2015


TKSK Kec. Tatah Makmur

Rusmawardi
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi
Profil TKSK
BAB 1 PENDAHULUAN
a. Dasar pembuatan Profil
b. Maksud dan tujuan
c. Visi dan Misi TKSK
d. Program kerja TKSK
e. Laporan Kegiatan TKSK tahun 2015
BAB II PROFIL KECAMATAN
a. Sejarah Kecamatan
b. Demografi kecamatan
c. Keadaan sosial kecamatan
d. Keadaan ekonomi kecamatan
e. Sarana Prasarana
f. Pembagian wilayah kecamatan
g. Struktur Organisasi kecamatan
h. Peta Kecamatan
BAB.III
a. Landasan Tugas TKSK
b. Dasar hukum
c. Tujuan dan kedudukan TKSK
d. Prensip TKSK
e. Kegiatan TKSK
BAB.IV . PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS)
a. Kreteria PMKS 2015
b. Rekap Data PMKS Kec.Tatah Makmur
c. Data PMKS
d. Laporan Raskin dan Data Penerima Raskin
BAB.V. KARANG TARUNA
a. Latar belakang
b. Permasalahan
c. Tujuan Penulisan
d. Pengertian karang Taruna
e. Progan Kerja Karang Taruna
f. Struktur organisasi karang taruna
g. Problimatika Remaja
h. Tujuan Karang Taruna
i. Tugas dan fungsi karang taruna
j. Kesimpulan
k. Kesimpulan
l. Pandangan Penulis
m. Lampiran Data Karang Taruna Sekacamatan Tatah Makmur
BAB.IV . JAMINAN KESEHATAN NASIONAL ( JKN )
a. Latar Belakang Masalah
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
d. Manfaat
e. Apa Sebenar nya JKN itu
f. Bagai mana agar dapat Menjadi Peserta JKN
g. Apa saja Manfaan JKN
h. Prodoser dan tata laksana pelayanan kesehatan bagi peserta
jaminan nasional
i. Beberapa masalah jaminan kesehatan nasional di rumah sakit
j. Lampiran Data PBI JKN
BAB. V PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

a. Foto-Foto

PROFIL TKSK
Nama : Rusmawardi
Tempat Tanggal Lahir : Tatah Pandan 07 November 1983
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl.Pemangkih Tengah RT.02 RW.01 Kec.Tatah Makmur
Kab.Banjar Provinsi Kalimantan Selatan
Kode Pos 70654
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan Terakhhir : SLTA sedetajat
No Telpon : 0511 7151272 / 081348145667 / 087814498884
Email : mawardittm@yahoo.co.id
Tahun Pengangkatan : 2015
BAB.I

PENDAHULUAN

Pembangunan berkelanjutan (sustainable developmet) yang berapatisipasi


merupakan wujud pembanguan yang fundamental menyeluruh dan
berkesinambunagan, karena pada perinsipnya implemintasinya secara luas melalui
aspek kerjasama (kooperatif) dan pembinaan yang terus menerus menuju
masyarakat yang kuat, mandiri dan memiliki posisi tawar menawar dalam
persaingan secara kualitatif dan global.
Perubahan paradigma yang dirorentasikan harus lebih pada eksistensinya
dan peran serta pemuda pekerja sosisl masayarakat ( PSM ) atau karang Taruna
dalam keterlibatan pembangunan kemasyarakatan kepembangunan menyeluruh
secara langsung harus dapat refleksikan secara stimulus dan berkelanjutan.
Pembangunan entrepreneur merupakan basis ekonomi masyarakat yang
tidak pernah mengeluh baik dari segi pembinaan maupu problem financial,
sehingga life skill adalah tulang punggung perekonomian yang tetap esquis dan
patut dipertahankan guna menopang kehidupan masyarakat yang kecil secara
langsung.
Salah satu upaya bagaima pemberdayaan entreptureneur, wirasuasta, life
skill adalah menumbuhkan perkembangan peran serta individu maupun kelompok
untuk bergabung dan bekerja sama dalam kaitan mitra usaha, peran tersebut dapat
diakomodir dalam kelompok-kelompok untuk mengembangkan kegiatan mitara
usaha secara mandiri yang kemudian didukung dari berbagai pihak ( pemerintah,
akdemisi, pelaku ekonomi dam masyarakat ) baik dalam political action. Sehingga
eksistensinya mereka dapat dijadikan sesuai keinginan dan tujuan pembangunan
nasional secara hakiki.

A. DASAR PEMBUATAN PROFIL


Laporan hasil kegiatan penyandang masalah kesejahteraan social
masyarakat kecamatan Tatah Makmur, kabuaten Banjar, provinsi kalimantan
Tahun 2015

1. Intruksi dari Dinsos kabupaten Banjar agar membuat Propil


2. Hasil evaluasi kegiatan-kegiatan dilaksanakn selama tahun 2015 hasil
laporan Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK) Se Kecamatan Tatah
Makmur

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Maskud dan tujuan disampaikannya kegiatan Tenaga kesejahteraan social
kecamatan ( TKSK ) adalah
1. Untuk memberikan gambaran tentang pemerintahan perab serta
TKSK dalam mensukseskan program pemerintahan serta upaya
mewujudkan kebijakan pemerintah
2. Untuk memberikan gambar kebersihan, kendala dan permasalahan
yang dihadapi dalam pelaksanaan penyadang masalah
kesejahteraan sosilal.
C. VISI DAN MISI
Visi Tenaga Kerja Sosial Kecamatan ( TKSK )

Terwujudnya masyarakat yang kretif, inopatif, sejahtera dan mandiri


dengan dilandasi iman dan taqwa melalui pemberdayaan
masyarakat.

Misi Tenaga Kerja Sosial Kecamatan Kab.Banjar

 Menyiapkan rencana kerja


 Menginventarisir data PMKS dan PSKS
 Memberi motivasi kepada masyarakat sehingga meningkatnya
kepedulian masyarakat terhadap permasalahan sosial
 Meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat
 Meningkatnya pelayanan sosial melalui pemberdayaan PSKS

Strategi Pelaksanaan Tugas

 Pemberdayaan, yaitu pemberdayaan dan pemanfaatan sumber


daya yang ada di lingkungan sekitar
 Kemitraaan, yaitu jalinan kerjasama dengan pihak-pihak yang
peduli terhadap kesejahteraan sosial
 Partisipasi, yaitu sadarnya masyakarat akan kepedulian untuk
terciptanya kesejahteraan sosial
D. PROGAM KERJA TKSK

 Menyusun program kegiatan triwulan


 Sosialisasi peran dan pungsi TKSK
 Pengumpulan data PMKS dan PSKS
 Pengolahan data
 Penyusunan strategi penanganan PMKS dan pemberdayaan PSKS
 Penyusunan laporan Triwulan
 Penyusunan laporan Semester
 Penyusunan laporan Tahunan
BAB.II

PROFIL KECAMATAN

A. SEJARAH KECAMATAN
Kecamatan tatah makmur dulu nya adalah bagian dari kecamatan
kertak Hanyar seiring semakin padat nya penduduk pada tahu 2009 terjadi
pemekaran kecamatan kertak hanyar menjadi dua kecamatan yaitu
kecamatan Kertak Hanyar dan Kecamatan Tatah Makmur. Kecamatan
Tatah Makmur terdiri dari 13 Desa..
Asal kata Tatah Makmur,di karenakan Desa-desa di kecamatan Tatah
makmur sebagian besar Nama Desa nya menggunakan Tatah Maka di
ambillah Nama itu Menjadi Bagian Nama Kecamatan adapun arti dari
Tatah itu adalah bagian-bagian.

B. DEMOGRAFI KECAMATAN

Keadaan Geografis Desa.

 Batas Wilayah
- Sebelah Utara : Kecamatan Kota madya Banjar masin
dan Kertak hanyar
- Sebelah Timur : Kecamatan Kertak Hanyar
- Sebelah Selatan : Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh
- Sebelah Barat : Kecamatan Aluh-Aluh
 Luas Wilayah : 35.575 Ha
a. Tanah Sawah : 35.472 HA
b. Ketinggian di atas permukaan laut (rata-rata)
c. Tanah Pekarangan : 30 Ha /m2
d. Tanah Perkebunan : 40 Ha/m2
e. Sawah teririgasi : - Ha/m2
f. Sawah tadah hujan : 35.472 Ha
g. Luas lahan pemukiman : 39 Ha
h. h.Lain-lain : - Ha.
C. KEADAAN SOSIAL BUDAYA .

Warga Kec.Tatah Makmur terdiri dari beberapa Desa dan suku bangsa ada
Jawa, Banjar dan lain – lain , sebagian besar penduduk memeluk agama
Islam. dan lembaga keagamaan, dari berbagai suku bangsa salah satu aset
atau sumber daya manusia yang potensial yang masing – masing memiliki
keahlian yang dimiliki yang sekiranya dapat di sumbangkan untuk
pembangunan Kecamatan serta masih banyak kelompok kelompok
masyarakat yang melestarikan adat kebudayaan daerah dan keagamaan
yang masih dipertahan kan sampai sekarang .
DATA PENDUDUK KECAMATAN TATAH MAKMUR
Jumlah jumlah
No Desa LK PR
KK Penduduk
1 Pemangkih Tengah 633 2.241 1.134 1.107

2 Pemangkih Baru 223 920 505 415

3 Pemangkih Darat 307 1.066 512 554

4 Jaruju Laut 183 702 370 332

5 Tatah Jaruju 203 670 311 359

6 Tampang awang 407 1.425 713 712

7 Thaibah Raya 387 1.343 650 693

8 Tatah Layap 503 1.777 902 875

9 Layap Baru 244 920 447 473

10 Pandan Sari 191 654 325 329

11 Mekar Sari 224 839 403 436

12 Bangkal Tengah 110 406 197 209

13 Tatah Bangkal 214 848 407 441

JUMLAH 3.829 13.811 6.876 6.935

D. Perekonomian Kecamatan

1. Hapir sebagian besar Penduduk warga Kecamatan Tatah Makmur adalah


bercocok Tanam ,Ternak unggas, Pencari ikan disawah serta PNS, dan ada
juga yang berdangang .

1. Kependudukan.
Jumlah usia produktif lebih banyak dibanding dengan usia anak-anak dan
lansia. Perbandingan usia anak-anak, produktif, dan lansia adalah
sebagai berikut: anak anak : 20,06% Prodoktif : 54,93% Lansia : 15,32%.
Dari 13.811 jumlah penduduk yang berada pada kategori usia produktif
laki-laki dan perempuan jumlahnya lebih banyak Laki – laki .

2. Kesejahteraan
Jumlah KK Sedang mendominasi yaitu 18,93% dari total KK, KK pra
sejahtera 0,40% , KK sejahtera 5,90 % KK Kaya 0,98 %. dan KK Miskin
12,21 %. Dengan jumlah KK prasejahtera inilah maka Kecamatan Tatah
Makmur termasuk dalam Kecamatan yang masih tertinggal dalam hal
Pembangunan .

3. Tingkat Pendidikan
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama pendidikan 9 tahun
baru masih kurang beberapa tahun ini sehingga jumlah lulusan SD dan
SLTP mendominasi peringkat Pertama.

4. Mata Pencaharian
Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani dan buruh tani. hal
ini disebabkan karena sudah turun temurun sejak dulu bahwa masyarakat
adalah petani dan juga minimnya tingkat pendidikan menyebabkan
masyarakat tidak punya keahlian lain dan akhirnya tidak punya pilihan lain
selain menjadi Petani dan buruh tani.

5. Agama
Seluruh warga masyarakat Kecamatan Tatah Makmur adalah Muslim (
Islam )

E. PRASARANA DAN SARANA KECAMATAN

Tabel 2. Prasarana dan Sarana Desa

No Jenis Prasarana dan Sarana Desa Jumlah Keterangan

Kantor kec 1

Poskesmas 1
Kantor KB 1

Kantor Desa 13 Baru

Gedung SLTA 1

Gedung SLTP 2

Gedung SD 12

Gedung MI 5

Gedung TK 7

Masjid 6

Musholla 30 .

Pasar Desa 3

Polindes 11

PUskedes / PKM Pembantu -

Posyandu -

Bidan Desa 10

Dukun Bayi 4

Poskamling 15

Jembatan 47

Gedung TPA 7

F. Pembagian Wilayah Kecamatan

Kecamatan Tatah Makmur terdiri dari 13 Desa


yaitu
1. Pemangkih Tengah
2. Pemangkih Baru
3. Pemangkih Darat
4. Jaruju Laut
5. Tatah Jaruju
6. Tampang Awang
7. Thaibah Raya
8. Tatah Layap
9. Layap Baru
10.Pandan Sari
11.Mekar Sari
12.Bangkal Tengah
13.Tatah Bangkal
BAB.III LANDASAN TUGAN TKSK
a. Landasan Tugas TKSK
Salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesejahteraan sosial adalah
menumbuh kembangkan peran serta individu-kelompok untuk ikut membantu
mengatasi tingkat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan
menyelenggarakan kesejahteraan sosial di kecamatan-kecamatan yang kemudian
didukung dari berbagai pihak (pemerintah, akademisi, pelaku ekomomi dan
masyarakat) baik dalam political will atau political action. Sehingga eksistensi
mereka menjadi bagian secara penuh dapat dijalankan sesuai keinginan dan
tujuan pembangunan nasional secara hakiki. Karena itulah Kementerian Sosial
membentuk Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan sejak tahun 2009 yang
direkrut dari unsur PSM dan Karang Taruna untuk mengisi infrastuktur sosial di
wilayah kecamatan-kecamatan sejak Pekerja Sosial Kecamatan (PSK) tidak
didaya gunakan pada sejumlah Kabupaten/Kota.

b. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4437);
2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
(Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
RI Nomor 4967);
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali di ubah terakhir
dengan Peraturan Presiden RI Nomor 20 Tahun 2008;
4. Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 10 tahun 2005 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia
sebagaimana telah beberapa kali di ubah terakhir dengan Peraturan Presiden
RI Nomor 21 Tahun 2008;
5. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 82/HUK/2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Sosial RI;
c. Tujuan dan Kedudukan TKSK
1. Tujuan TKSK
A. Terhimpunnya data Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial di lingkup
Kecamatan.
B. Terkoordinasinya penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial di Kecamatan.
C. Terpantaunya penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial di Kecamatan.

2. Kedudukan TKSK
TKSK berkedudukan di Kecamatan Lokasi Karang Taruna dan PSM yang di
maksud dalam rangka turut mengoptimalkan pelaksanaan Pendampingan Sosial
dalam penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di tingkat
Kecamatan dan membantu Camat Kepala Wilayah menyelenggarakan
Kesejahteraan Sosial di Kecamatan.

d. Prinsip TKSK
1. Bekerja atas dasar tulus ikhlas dan sukarela.
2. Memiliki semangat untuk mengabdi.
3. Komitmen akan tanggung jawab.
4. Memiliki prakarsa.

e. Kegiatan TKSK
1. Menghimpun data Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial dan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial di Kecamatan.
2. Memantapkan kerjasama dengan camat dan pihak lain untuk melaksanakan
kesejahteraan sosial di kecamatan.
3. Melaksanakan penyuluhan dan bimbingan sosial.
4. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kesejahteraan sosial di kecamatan.
5. Membuat laporan dan menyampaikannya pada Camat Kepala Wilayah
setempat.

II. Pemberdayaan TKSK dalam Realita


Dalam melaksanakan peran dan tugasnya sebagai kepanjangan tangan dari Dinas
Sosial Kabupaten di kecamatan masing-masing, Peranan dan Kinerja TKSK di
beberapa daerah masih kurang mendapatkan tanggapan yang layak. Hal ini
terjadi karena kurangnya sosialisasi dari Kemensos sebagai pembentuk TKSK
kepada Dinas Social baik provinsi maupun kabupaten. Maka dari itu tidak heran
bila dalam pemberdayaan nya, TKSK yang dalam panduan Petunjuk Tekhnis
wajib terlibat dan wajib dilibatkan dalam berbagai program social, tapi dalam
kenyataan Dinas Social Kabupaten setempat banyak mengesampingkan TKSK
dalam berbagai kegiatan dan Pendampingan Program.

Lebih tidak mengherankan lagi bila di kecamatan masing-masing TKSK kurang


mendapatkan pengakuan akan tugas dan kewenangannya di kecamatan mereka.
Karena pengakuan dari Dinas Sosial Kabupaten yang notabene sebagai Instansi
yang diwakili TKSK pun kurang memberdayakan TKSK tersebut. Sementara
dilihat dari tugas dan kinerja TKSK di lapangan sama halnya dengan Unit
Pelaksana Tekhnis Daerah (UPTD).

BAB.IV .
PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS)
a. PENGERTIAN PMKS

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah Seseorang


keluarga atau kelompok masyarakat, yang karena suatu hambatan, kesulitan
atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya ,dan karenanya tidak
dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya
sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial)
secara memadai dan wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat
berupa kemiskinan, keterlantaran, kecatatan, ketunasosialan, keterbelakangan
atau keterasingan, dan kondisi atau perubahan lingkungan (secara mendadak)
yang kurang mendukung atau menguntungkan.

b. KRETERIA PMKS 2015


1. Anak balita terlantar
seorang anak berusia 5 (lima) tahun ke bawah yang ditelantarkan orang
tuanya dan / atau berada di dalam keluarga tidak mampu oleh orang tua
/ keluarga yang tidak memberikan pengasuhan, perawatan, pembinaan
dan perlindungan bagia anak sehingga hak-hak dasarnya semakin tidak
terpenuhi serta anak dieksploitasi untuk tujuan tertentu

KRITERIA
• Terlantar/tanpa asuhan yang layak
• Berasal dari keluarga sangat miskin /miskin
• Kehilangan hak asuh dari orang tua/keluarga
• Anak balita yang mengalami perlakuan salah dan ditelantarkan oleh orang
tua/keluarga
• Anak balita yang dieksploitasi secara ekonomi seperti anak balita yang
disalahgunakan oleh orang tua menjadi pengemis di jalanan dan anak
balita yang menderita gizi buruk atau kurang

2. Anak terlantar
seorang anak berusia 6 (enam) tahun sampai dengan 18 (delapan belas)
tahun, meliputi anak yang mengalami perlakuan salah dan ditelantarkan
oleh orang tua /keluarga atau anak kehilangan hak asuh dari orang
tua/keluarga.

KRITERIA
• Berasal dari keluarga fakir miskin
• Anak yang dilalaikan oleh orang tuanya
• Anak yang tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya
• Terlantar/tanpa asuhan yang layak
• Berasal dari keluarga sangat miskin /miskin
• Kehilangan hak asuh dari orang tua/keluarga
• Anak balita yang mengalami perlakuan salah dan ditelantarkan oleh orang
tua/keluarga
• Anak balita yang dieksploitasi secara ekonomi seperti anak balita yang
disalahgunakan oleh orang tua menjadi pengemis di jalanan dan anak
balita yang menderita gizi buruk atau kurang
3. Anak yang berhadapan dengan hokum
Orang yang telah berusia 12 (dua belas ) tahun tetapi belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun, meliputi anak yang disangka, didakwa,
atau dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana dan anak yang
menjadi korban tindak pidana atau yang melihat dan / atau mendengar
sendiri terjadinya suatu tindak pidana.

KRITERIA
• Disangka
• Didakwa; atau
• Dijatuhi pidana

4. Anak Jalanan

Anak yang rentan bekerja di jalanan, anak bekerja di jalanan, dan/atau


anak yang bekerja dan hidup di jalanan yang menghasilkan sebagian
besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari.

KRITERIA

• Menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan maupun

di tempat –tempat umum

• Mencari nafkah dan/atau berkeliaran di jalanan maupun di tempat-


tempat umum

5. Anak dengan kedisabilitasan (ADK)


seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun yang mempunyai
kelainan fisik atau mental yang dapat mengganggu atau merupakan
rintangan dan hambatan bagi dirinya untuk melakukan fungsi-fungsi
jasmani, rohani maupun sosialnya secara layak, yang terdiri dari anak
dengan disabilitas fisik, anak dengan disabilitas mental dan anak dengan
disabilitas fisik dan mental.

KRITERIA
• Anak dengan disabilitas fisik : tubuh, netra, rungu wicara
• Anak dengan disabilitas mental : mental retardasi dan eks-psikotik
• Anak dengan disabilitas fisik dan mental/disabilitas ganda
• Tidak mampu melaksanakan kehidupan sehari-hari

Anak Yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan atau diperlakukan salah


Anak yang terancam secara fisik dan non fisik karena tindak kekerasan,
diperlakukan salah atau tidak semestinya dalam lingkungan keluarga atau
lingkungan sosial terdekatnya, sehingga tidak terpenuhi kebutuhan
dasarnya dengan wajar baik secara jasmani, rohani maupun sosial.

KRITERIA
• Anak ( laki-laki/perempuan) di bawah 18 (delapan belas) tahun
• Sering mendapat perlakuan kasar dan kejam dan tindakan yang berakibat
secara fisik dan /atau psikologis
• Pernah dianiaya dan /atau diperkosa
• Dipaksa bekerja (tidak atas kemauannya)

6. Anak Yang Memerlukan Perlindungan Khusus


Anak yang berusia 6 (enam) tahun sampai dengan 18 (delapan belas)
tahun dalam situasi darurat, dari kelompok minoritas dan terisolasi,
dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, diperdagangkan, menjadi
korban penyalahgunaan narkotika, alcohol, psikotropika dan zat adiktif
lainnya (Napza), korban penculikan, penjualan, perdagangan, korban
kekerasan baik fisik dan/atau mental, yang menyandang disabilitas, dan
korban perlakuan salah dan penelantaran.

KRITERIA
• Berusia 6 (enam) tahun sampai dengan 18 (delapan belas ) tahun
• Dalam situasi darurat dan berada dalam lingkungan yang
buruk/diskriminasi
• Korban perdagangan manusia
• Korban kekerasan, baik fisik dan/atau mental dan seksual
• Korban eksploitasi ekonomi atau seksual
• Dari kelompok minoritas dan terisolasi, serta dari komunitas adat
terpencil
• Menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat
adiktif lainnya (NAPZA)
• Terinfeksi HIV/AIDS

7. Lanjut Usia Terlantar


Seseorang yang berusia 60 tahun (enam puluh) atau lebih, karena faktor-
faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

KRITERIA
• Mengalami hambatan untuk melakukan suatu aktifitas sehari-hari
• Mengalami hambatan dalam bekerja sehari-hari
• Tidak mampu memecahkan masalah secara memadai
• Penyandang disabilitas fisik : tubuh, netra, rungu wicara
• Penyandang disabilitas mental : mental retardasi dan eks-psikotik
• Penyandang disabilitas fisik dan mental/disabilitas ganda

8. Penyandang Disabilitas

fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam waktu lama dimana ketika
berhadapan dengan berbagai hambatan hal ini menyebabkan mereka
tidak dapat melakukan partisipasi penuh dan efektif dalam masyarakat
berdasarkan kesetaraan dengan yang lainnya.

9. Tuna Susila
Seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan sesama atau lawan
jenis secara berulang-ulang dan bergantian diluar perkawinan yang sah
dengan tujuan mendapatkan imbalan uang, materi atau jasa

KRITERIA
• Menjajakan diri di tempat umum, di lokasi atau tempat pelacuran seperti
rumah bordil, dan tempat terselubung seperti warung remang-remang,
hotel, mall dan diskotik
• Memperoleh imbalan uang, materi atau jasa

10. Gelandangan
Orang-orang yang hidup dalam keadaan yang tidak sesuai dengan norma
kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak
mempunyai pencaharian dan tempat tinggal yang tetap serta
mengembara di tempat umum

KRITERIA
• Tanpa Kartu Tanda Penduduk (KTP)
• Tanpa tempat tinggal yang pasti/tetap
• Tanpa penghasilan yang tetap
• Tanpa rencana hari depan anak-anaknya maupun dirinya

11. Pengemis
Orang-orang yang mendapat penghasilan meminta-minta di tempat
umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas
kasihan orang lain

KRITERIA
• Mata pencariannya tergantung pada belas kasihan orang lain
• Berpakaian kumuh dan compang camping
• Berada di tempat-tempat ramai/strategis
• Memperalat sesama untuk merangsang belas kasihan orang lain

12. Pemulung
Orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan cara memungut dan
mengumpulkan barang-barang bekas yang berada di berbagai tempat
pemukiman penduduk, pertokoan, dan/atau pasar-pasar yang bermaksud
untuk didaur ulang atau dijual kembali, sehingga memiliki nilai ekonomis.

KRITERIA
• Tidak mempunyai pekerjaan tetap
• Mengumpulkan barang bekas

13. Kelompok minoritas


Kelompok yang mengalami gangguan keberfungsian sosial akibat
diskriminasi dan marginalisasi yang diterimanya sehingga karena
keterbatasannya menyebabkan dirinya rentan mengalami masalah social,
seperti gay, waria, dan lesbian.

KRITERIA
• Gangguan keberfungsian sosial
• Diskriminasi
• Marginalisasi
• Berperilaku seks menyimpang

14. Bekas Warga Binaan Lembaga pemasyarakatan (BWBLK)


seseorang yang telah selesai menjalani masa pidananya sesuai dengan
keputusan pengadilan dan mengalami hambatan untuk menyesuaikan diri
kembali dalam kehidupan masyarakat, sehingga mendapat kesulitan
untuk mendapatkan pekerjaan atau melaksanakan kehidupannya secara
normal.

KRITERIA
• Seseorang (laki-laki/perempuan) berusia di atas 18 (delapan belas) tahun
• Telah selesai dan keluar dari lembaga pemasyarakatan karena masalah
pidana
• Kurang diterima/dijauhi atau diabaikan oleh keluarga dan masyarakat
• Sulit mendapatkan pekerjaan yang tetap
• Berperan sebagai kepala keluarga / pencari nafkah utama keluarga yang
tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya.

15. Orang dengan HIV / AIDS (ODHA)


seseorang yang telah dinyatakan terinfeksi HIV/AIDS dan membutuhkan
pelayanan sosial, perawatan kesehatan, dukungan, dan pengobatan
untuk mencapai kualitas hidup yang optimal

KRITERIA
• Seseorang (laki-laki/perempuan) berusia di atas 18 (delapan belas) tahun
• Telah terinfeksi HIV/AID

16. Korban Penyalahgunaan NAPZA
Seseorang yang menggunakan narkotika, psikotropika dan zat-zat adiktif
lainnya di luar pengobatan atau tanpa sepengetahuan dokter yang
berwenang

KRITERIA
• Seseorang (laki-laki/perempuan) yang pernah menyalahgunakan
Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan zat adiktif lainnya baik dilakukan
sekali, lebih dari sekali atau dalam taraf coba-coba
• Secara medic sudah dinyatakan bebas dari ketergantungan obat oleh
dokter yang berwenang
• Tidak dapat melaksanakan keberfungsian sosialnya

17. Korban Trafficking


seseorang yang mengalami penderitaan psikis, mental, fisik, seksual,
ekonomi dan/atau sosial yang diakibatkan tindak pidana perdagangan
orang.

KRITERIA
• Mengalami tidak kekerasan
• Mengalami eksploitasi seksual
• Mengalami penelantaran
• Mengalami pengusiran (deportasi)
• Ketidakmampuanmenyesuaikan diri di tempat kerja baru (Negara tempat
bekerja) sehingga mengakibatkan fungsi sosialnya terganggu.

18. Korban Tindak Kekerasan


Orang baik individu, keluarga,kelompok maupun kesatuan masyarakat
tertentu yang mengalami tindak kekerasan, baik sebagai akibat perlakuan
salah, eksploitasi, diskriminasi, dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya
ataupun dengan membiarkan orang berada dalam situasi berbahaya
sehingga menyebabkan fungsi sosialnya terganggu.

KRITERIA
• Mengalami perlakuan salah
• Mengalami penelantaran
• Mengalami tindak eksploitasi
• Mengalami perlakuan diskriminasi
• Dibiarkan dalam situasi berbahaya
19. Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PMBS)
Pekerja migran internal dan lintas negara yang mengalami masalah social,
baik dalam bentuk tindak kekerasan, penelantaran, mengalami musibah
(faktor alam dan social) maupun mengalami disharmoni social karena
ketidakmampuan menyesuaikan diri di Negara tempat bekerja sehingga
mengakibatkan fungsi sosialnya terganggu.

KRITERIA
• Pekerja migran domestik
• Pekerja migran lintas negara
• Eks pekerja migrant domestik dan lintas negara
• Eks pekerja domestik dan lintas Negara yang sakit, cacat, dan meninggal
dunia
• Pekerja migran tidak berdokumen (undocument)
• Pekerja migrant miskin
• Mengalami masalah social dalam bentuk :
• Tindak kekerasan
• Eksploitasi
• Penelantaran
• Pengusiran (deportasi)
• Ketidakmampuan menyesuaikan diri di tempat kerja baru (Negara tempat
bekerja) saehingga mengakibatkan fungsi sosialnya terganggu
• Mengalami trafficking

20. Korban Bencana Alam


Orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia
akibat bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor sehingga terganggu fungsi sosialnya.

KRITERIA
• Korban terluka atau meninggal
• Kerugian harta benda
• Dampak psikologis
• Terganggu dalam melaksanakan fungsi sosialnya

21. Korban bencana social


Orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia
akibat bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik social
antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.

KRITERIA
• Seseorang atau sekelompok orang yang mengalami korban jiwa
• Kerugian harta benda
• Dampak psikologis

22. Perempuan Rawan Sosial Ekonomi


Seorang perempuan dewasa menikah, belum menikah atau janda dan
tidak mempunyai penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari.

KRITERIA
• Perempuan berusia 18 (delapan belas) tahun sampai dengan 59 ( lima
puluh Sembilan) tahun
• Istri yang ditinggal suami tanpa kejelasan
• Menjadi pencari nafkah utama keluarga
• Berpenghasilan kurang atau tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup
layak

23. Fakir Miskin


Orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian
dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan
dirinya dan/atau keluarganya.

KRITERIA
• Tidak mempunyai sumber mata pencaharian
• Kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan
dirinya dan/atau keluarganya

24. Keluarga bermasalah sosial psikologis


Keluarga yang hubungan antar anggota keluarganya terutama antar
suami-istri , orang tua dengan anak kurang serasi, sehingga tugas-tugas
dan fungsi keluarga tidak dapat berjalan dengan wajar.

KRITERIA
• Suami atau istri sering tidak saling memperhatikan atau anggota keluarga
kurang berkomunikasi
• Suami dan istri sering bertengkar, hidup sendiri-sendiri walaupun masih
dalam ikatan keluarga
• Hubungan dengan tetangga kurang baik, sering bertengkar tidak mau
bergaul / berkomunikasi
• Kebutuhan anak baik jasmani, rohani maupun social kurang terpenuhi

25. Rumah tidak layak huni ( RTLH )


26. Komunitas Adat Terpencil (KAT)
kelompok social budaya yang bersifat local dan terpencar serta kurang
atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik social, ekonomi
maupun politik.

KRITERIA
• Bentuk komunitas relatif kecil, tertutup dan homogen
• Pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan
• Pada umumnya terpencil secara geografis dan relatif sulit terjangkau
• Pada umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi sub-sistem
• Peralatan dan teknologinya sederhana
• Ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat
relatif tinggi
• Terbatasnya akses pelayanan social ekonomi dan politik

Anda mungkin juga menyukai