Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN ANALISIS

PROYEKSI KEBUTUHAN FASILITAS DAN PENENTUAN HIRARKI WILAYAH DI


KABUPATEN MAGELANG

Disusun oleh:

Muhammad Hudzaifah Wibisono


NPM - 5201511118

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2020
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 3
Tujuan Penelitian .......................................................................................................................................... 4
Kondisi Fisik ................................................................................................................................................... 4
a. Bagan 1PETA ADMINISTRASI MAGELANG ........................................................................................ 5
b. Bagan 2PETA TOPO GRAFI ................................................................................................................ 6
c. Bagan 3PETA PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN MAGELANG ....................................................... 7
Kependudukan .............................................................................................................................................. 7
d. Jumlah Penduduk .............................................................................................................................. 7
e. Proyeksi penduduk............................................................................................................................ 8
Fasilitas Penduduk ........................................................................................................................................ 9
Pendidikan .............................................................................................................................................. 10
Kesehatan ............................................................................................................................................... 11
Peribadatan ............................................................................................................................................. 12
ANALISIS ...................................................................................................................................................... 13
Proyeksi Kebutuhan dan kebutuhan ruang/ lahan ................................................................................. 13
Kesehatan ............................................................................................................................................... 16
Analisis hirarki ............................................................................................................................................. 18
Skalogram................................................................................................................................................ 18
Menghitung Banyak Orde/Hirarki yang terbentuk : ............................................................................... 19
Kelas orde.................................................................................................................................................... 20
Bagan 4PETA ORDE ............................................................................................................................. 21
KESIMPULAN .............................................................................................................................................. 22
BAB 1

PENDAHULUAN
Pengembangan wilayah merupakan upaya untuk memacu perkembangan sosial ekonomi,
mengurangi kesenjangan antar wilayah, dan menjaga kelestarian lingkungan hidup pada suatu wilayah.
Pengembangan wilayah di arahkan sebagai solusi dari ketimpangan antar wilayah sebagai tidak meratanya
pembangunan wilayah di suatu kota. Pengoptimalan fasilitas pelayan dilakukan untuk mengatasi ketidak
merataan pembangunan dengan menentukan hirarki wilayah magelang. Kebijakan perkembangan wilayah
sangat diperlukan karena kondisi fisik geografis, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat yang sangat
berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya, sehingga kebijakan pengembangan wilayah itu
sendiri harus disesuaian dengan kondisi, potensi, dan isu permasalahan di wilayah yang bersangkutan.
Agar terjadi pemerataan pelayanan sarana dan prasarana perkotaan pada suatu wilayah di lakukan
pembagian pusat pelayanan dalam kota. Sebaran pusat pelayanan hirarki susua dengan kelengkapan
fasilitas dan skala pelayanan. Upaya pengembangan wilayah di arahkan sebagai solusi dari ketimpangan
antar wilayah.
Kota secara geografis merupakan konsentrasi penduduk dan kegiatan usahanya pada lokasi yang
strategis secara ekonomi, sosial maupun fi sik. Seiring dengan perkembangan waktu, jumlah penduduk turut
mengalami perkembangan sehingga infrastruktur Kota juga berkembang mengikuti perkembangan
kebutuhan penduduk. Secara geografis Kabupaten Magelang terletak pada posisi 110001’51”- 110026’58”
Bujur Timur dan 7019’13”- 7042’16” Lintang Selatan.Dengan posisi ini, Kabupaten Magelang terletak di
tengah pulau Jawa, tepatnya di persilangan lalu lintas ekonomi dan wisata antara Semarang – Magelang–
Yogyakartadan Purworejo–Temanggung. Magelang temasuk kabupaten yang memiliki presentasi laju
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Akibat dari pertumbuhan jumlah penduduk kabupaten
Magelang, maka di perlukan juga peningkatan berbagai fasilitas yang tersedia sebagaimana faktor
pendorong pelayanan dan kegiatan ekonomi. Upaya pengembangan wilayah diarahkan sebagai solusi dari
ketimpangan antar wilayah. Ketimpangan antar wilayah terjadi dikarenakan ketidakmerataan
pembangunan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketimpangan tersebut, yaitu
dengan mengoptimalkan pusat-pusat pelayanan. Pusat pelayanan merupakan kota-kota yang menyajikan
barang dan jasa bagi masyarakat di wilayah sekelilingnya dengan membentuk suatu hirarki berdasarkan
jarak dan ambang batas penduduk (Pane 2013).

Hirarki Kota secara umum dapat dimengerti sebagai peringkat Kota berdasar suatu faktor penentu,
misalnya jumlah penduduk dan komposisi penggunaan lahan. Hammond (dalam Rafeal Murtomo: 1992)
menjelaskan bahwa hirarki Kota adalah suatu urutan peringkat Kota atas dasar ukuran peranan dan
fungsinya dalam kaitannya dengan kota-kota lainnya, dengan mengasumsikan pertumbuhan wilayah kota
tidak terjadi secara acak namun tumbuh dalam urutan yang logis sehingga baik ukuran maupun fungsinya
berkaitan dengan keteraturan menyeluruh. Dengan mengetahui hirarki suatu kota dapat dibuat
perencanaan yang lebih tepat sasaran dalam penyediaan fasilitas dan pelayanan publik. Melihat cukup
pentingnya perubahan hirarki kota, tulisan ini bermaksud melihat perubahan hirarki kota di Jawa Tengah
yaitu kabupaten magelang. Banyaknya fasilitas perkotaan cenderung berkaitan dengan besarnya kota
tersebut dan membentuk suatu hirarki berdasarkan jarak dan ambang batas penduduk. Sehingga
pembagian hirarki fasilitas pelayanan tersebut, mengakibatkan suatu kota (dengan hirarki pelayanan paling
tinggi) secara alami memiliki potensi daya tarik yang besar dan berpengaruh besar bagi daerah-daerah yang
kekuatannya lebih kecil, dimana kota tersebut mempunyai kemampuan menarik potensi, sumber daya dari
daerah lain dan kota dibawahnya.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan tentang pengembangan wilayah Kabupaten Deli
Serdang melalui pusat pusat pertumbuhan yang baru. tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengembangan wilayah melalui penentuan lokasi pusat pusat pertumbuhan di daerah kabupaten
Magelang.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analisis skalogram untuk mengetahui lokasi pusat pusat
pertumbuhan berdasarkan ketersediaan sarana pendidikan, kesehatan, ekonomi dan komunikasi. Serta
Indeks Sentralisasi Marshal untuk menentukan bobot dari Infrastruktur tiap wilayah yang ada di Magelang.

Kondisi Fisik
Secara geografis Kabupaten Magelang terletak pada posisi 110001’51” dan 110026’58” Bujur
Timur dan antara 7019’13” dan 7042’16” Lintang Selatan. Secara administratif, Kabupaten Magelang di bagi
menjadi 21 kecamatan dan terdiri dari 372 desa/kelurahan.
Bagan 1PETA ADMINISTRASI MAGELANG

Kabupaten Magelang sebagai suatu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah terletak di antara beberapa
kabupaten dan kota, yaitu:

• Sebelah Utara : KabupatenTemanggung dan Kabupaten Semarang,

• Sebelah Timur : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali,

• Sebelah Selatan : Kabupaten Purworejo dan Provinsi DIY,

• Sebelah Barat : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo,

• sedangkan di tengahnya terdapat Kota Magelang.


Bagan 2PETA TOPO GRAFI

Wilayah Kabupaten Magelang secara umum merupakan dataran tinggi yang berbentuk ‘basin’
(cekungan) dengan dikelilingi gunung-gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Sumbing) dan
pegunungan Menoreh. Dua sungai besar mengalir di tengahnya, Sungai Progodan Sungai Elo, dengan
beberapa cabang anak sungai yang bermata air di lereng gunung-gunung tersebut. Topografi datar 8.599
Ha, bergelombang 44.784 Ha, curam 41.037 Ha dan sangat curam 14.155 Ha. Ketinggian wilayah antara
153-3.065 m diatas permukaan laut. Ketinggian rata-rata 360 m diatas permukaan laut.

NO KEMIRINGAN KLASIFIKASI WILAYAH


1 0 - 2% Datar Kecamatan, Mertoyudan, Secang, Windusari, Sawangan dan Salaman
(kurang lebih 1,5% dari luas wilayah).
2 2 - 15% Bergelombang Sebagian besar kecamatan (17 kecamatan) atau 55% dari seluruh
sampai wilayah.
berombak
3 15 - 40% Bergelombang Kecamatan Windusari, Kaliangkrik, Kajoran, Srumbung, sebagian
sampai berbukit Ngablak, Pakis, Sawangan dan sedikit di Kacamatan Dukun (meliputi
25,5% dari seluruh wilayah).

4 >40 % Berbukit sampai Kecamatan Windusari, Kaliangkrik, Srumbung, Ngablak, Pakis,


bergunung- Sawangan dan Dukun (18% dari luas wilayah)
gunung
Bagan 3PETA PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN MAGELANG

Kabupaten Magelang penggunaan lahan di Kabupaten Magelang mencakup luas 78.897 Ha


Lahan Pertanian, yang terdiri dari Lahan Sawah seluas 36.974 Ha dan Lahan kering seluas 41.923 Ha
Sementara itu, Lahan Bukan Pertanian mencakup area seluas 29.676 Ha, yang terdiri dari Rumah dan
Halaman Sekitarnya seluas 17.175 Ha, Hutan Negara seluas 7.874 Ha, danperuntukan Lahan lainnya
(Jalan, Sungai, Danau, Lahan Tandus, dan lain-lain) seluas 4.627 Ha. Sedangkan dilihat dari peta
penggunaan lahan kabupaten magelang, magelang terdiri dari hutan, permukiman,perkebunan, pertanian,
sawah, semak belukar, tanah kosong, tegalan dan tubuh air.

Kependudukan
a. Jumlah Penduduk

Magelang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah dengan kepadatan penduduk
mencapai 1.085,37 jiwa/kilometer (km) persegi. Secara administrasi, Magelang terbagi menjadi
21 kecamatan dengan 367 desa dan 5 kelurahan.

Laki-Laki Perempuan Total


Kode Kecamatan Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen
(Jiwa) (%) (Jiwa) (%) (Jiwa) (%)
330810 MERTOYUDAN 56.431 49.7 % 57.138 50.3 % 113.569 8.5 %
330818 GRABAG 48.923 50.6 % 47.679 49.4 % 96.602 7.2 %
330820 SECANG 41.985 50.3 % 41.560 49.7 % 83.545 6.2 %
330808 MUNTILAN 41.119 50.0 % 41.074 50.0 % 82.193 6.1 %
330809 MUNGKID 38.972 50.0 % 38.948 50.0 % 77.920 5.8 %
330801 SALAMAN 38.543 50.1 % 38.371 49.9 % 76.914 5.7 %
330802 BOROBUDUR 32.706 50.4 % 32.185 49.6 % 64.891 4.8 %
330814 BANDONGAN 32.085 51.1 % 30.756 48.9 % 62.841 4.7 %
330812 KAJORAN 31.584 50.7 % 30.716 49.3 % 62.300 4.6 %
330813 KALIANGKRIK 31.688 51.0 % 30.397 49.0 % 62.085 4.6 %
330807 SAWANGAN 30.442 50.3 % 30.086 49.7 % 60.528 4.5 %
330816 PAKIS 28.861 50.8 % 27.901 49.2 % 56.762 4.2 %
330819 TEGALREJO 27.927 50.5 % 27.348 49.5 % 55.275 4.1 %
330821 WINDUSARI 27.877 51.4 % 26.349 48.6 % 54.226 4.0 %
330811 TEMPURAN 27.126 50.7 % 26.405 49.3 % 53.531 4.0 %
330815 CANDIMULYO 26.384 50.6 % 25.809 49.4 % 52.193 3.9 %
330805 SRUMBUNG 25.091 50.0 % 25.056 50.0 % 50.147 3.7 %
330804 SALAM 24.842 50.0 % 24.889 50.0 % 49.731 3.7 %
330806 DUKUN 24.234 50.0 % 24.242 50.0 % 48.476 3.6 %
330817 NGABLAK 22.625 50.8 % 21.872 49.2 % 44.497 3.3 %
330803 NGLUWAR 16.773 49.8 % 16.939 50.2 % 33.712 2.5 %

Dilihat dari data di atas di dapatkan bahwa Mertoyudan merupakan kecamatan di Magelang
dengan jumlah penduduk terbanyak, yakni 113.569 jiwa (8,5%). Sebaliknya, Ngluwar
merupakan kecamatan dengan penduduk paling sedikit di Magelang, yakni 33.712 jiwa (2,5%).
Menurut jenis kelamin, sebanyak 676.218 jiwa (50.4 %) penduduk Magelang merupakan laki-
laki. Sementara, 665.720 (49,6%) penduduk di kabupaten tersebut berjenis kelamin
perempuan.

b. Proyeksi penduduk

Proyeksi penduduk merupakan suatu ringkasan yang menjelaskan cara menghitung


proyeksi penduduk menurut kelompok umur yang dimulai dari penjelasan sumber data yang
digunakan, evaluasi data, perapihan umur, penentuan asumsi, serta input dan output paket
program fivsin yang digunakan. Selain proyeksi penduduk menurut kelompok umur, pedoman
ini juga menyajikan cara menghitung proyeksi penduduk menurut umur tunggal dan kelompok
umur tertentu, proyeksi penduduk menurut daerah perkotaan/perdesaan, serta proyeksi
angkatan kerja.
Adapun formula yang digunakan dalam metode geometri yaitu :
• Pn=P0(1+r)^n
• Pn= Jumlah penduduk tahun yang akan diproyeksi
• P0= Jumlah penduduk tahun dasar
• r = Pertumbuhan Penduduk
• n = periode antara tahun dasar dan tahun n

No Kecamatan Jumlah (Jiwa) r proyeksi 10 tahun


2019 2020
1 MERTOYUDAN 113.569 115.074 0,01 131265,71
2 GRABAG 96.602 98.476 0,02 119336,48
3 SECANG 83.545 85.118 0,02 102572,49
4 MUNTILAN 82.193 83.103 0,01 92775,95
5 MUNGKID 77.920 78.608 0,01 85831,12
6 SALAMAN 76.914 77.947 0,01 89071,65
7 BOROBUDUR 64.891 66.025 0,02 78514,13
8 BANDONGAN 62.841 64.022 0,02 77124,21
9 KALIANGKRIK 62.300 63.287 0,02 74059,22
10 KAJORAN 62.085 63.208 0,02 75618,09
11 SAWANGAN 60.528 61.245 0,01 68899,14
12 PAKIS 56.762 57.883 0,02 70385,70
13 TEGALREJO 55.275 55.924 0,01 62848,22
14 WINDUSARI 54.226 55.422 0,02 68933,20
15 TEMPURAN 53.531 54.370 0,02 63518,33
16 CANDIMULYO 52.193 53.057 0,02 62524,03
17 SRUMBUNG 50.147 50.496 0,01 54122,42
18 SALAM 49.731 50.343 0,01 56892,90
19 DUKUN 48.476 48.898 0,01 53325,42
20 NGABLAK 44.497 45.200 0,02 52870,75
21 NGLUWAR 33.712 34.104 0,01 38283,65
Total 1.341.938 1.361.810 0,31 1578772,80

Dari tabel tersebut di dapat bahwa metoyudan merupakan proyeksi tertinggi dengan nilai
proyeksi 131265,71 sedangkan proyeksi yang terkecil adalah Ngluwar dengan nilai proyeksi 38283,65.
Sedangkan untuk nilai total proyeksi 21 kecamatan memiliki nilai proyeksi 1578772,80.

Fasilitas Penduduk
Fasilitas/ sarana adalah bangunan atau ruang terbuka; istilah umum dipakai untuk menunjuk suatu
unsur penting aset pemerintah atau pemberian jasa pelayanan pd umumnya; jaringan dan/atau bangunan-
bangunan yang memberi pelayanan dengan fungsi tertentu kepada masyarakat maupun perorangan berupa
kemudahan kehidupan masyarakat dan pemerintah; menunjang kebutuhan masyarakat; di perkotaan lebih
rumit dan di luar kota lebih langka; misal bangunanbangunan kesehatan, peribadatan, pendidikan
pemerintahan, sarana transportasi umum

Pendidikan

Pengertian sarana dan prasarana pendidikan menurut Tim Perumus Penyusun


Pedoman Pembukuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,
dibedakan sesuai dengan fungsinya, yaitu:

• Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan
pendidikan dan berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.

• Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang


jalannya proses pendidikan, seperti : halaman, kebun atau taman sekolah, jalan
menuju ke sekolah, tata tertib sekolah, dan sebagainya.

No Kecamatan SD SMP SMA SMK

1 MERTOYUDAN 54 10 6 3
2 GRABAG 63 10 6 1
3 SECANG 51 13 6 4
4 MUNTILAN 46 18 8 9
5 MUNGKID 45 11 4 2
6 SALAMAN 53 18 5 4
7 BOROBUDUR 46 9 3 3
8 BANDONGAN 46 10 2 2
9 KALIANGKRIK 46 7 3 1
10 KAJORAN 54 11 2 1
11 SAWANGAN 42 11 2 1
12 PAKIS 40 8 1 0
13 TEGALREJO 44 9 4 2
14 WINDUSARI 38 8 1 3
15 TEMPURAN 37 11 2 1
16 CANDIMULYO 39 5 2 1
17 SRUMBUNG 45 8 1 0
18 SALAM 35 9 1 5
19 DUKUN 36 10 2 1
20 NGABLAK 32 6 0 1
21 NGLUWAR 27 5 2 1
TOTAL 919 207 63 46

Dari tabel di atas di dapat bahwa fasilitas pendidikan SD berjumlah 919 sekolah,
SMP berjumlah 207, SMA berjumlah 63, dan SMK berjumlah 46.

Kesehatan

Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan,
meliputi rumah sakit, rumah sakit bersalin, Puskesmas dengan rawat inap, Puskesmas tanpa
rawat inap, Puskesmas pembantu, Poliklinik/balai pengobatan, Tempat praktek dokter, Rumah
bersalin, Tempat praktek bidan, Poskesdes (pos kesehatan desa), Polindes (pondok bersalin
desa), Apotek, Toko khusus obat/jamu. Selain itu juga ditanyakan terkait Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu).

KESEHATAN
No Kecamatan
RUMAH SAKIT POLIKLINIK PUSKESMAS APOTEK
1 MERTOYUDAN 0 1 2 4
2 GRABAG 0 1 1 2
3 SECANG 0 1 1 2
4 MUNTILAN 0 3 1 3
5 MUNGKID 0 0 1 2
6 SALAMAN 0 0 1 1
7 BOROBUDUR 2 3 2 6
8 BANDONGAN 1 2 2 5
9 KALIANGKRIK 0 0 2 2
10 KAJORAN 0 1 1 -
11 SAWANGAN 1 5 2 8
12 PAKIS 0 1 1 3
13 TEGALREJO 0 0 2 -
14 WINDUSARI 0 1 0 2
15 TEMPURAN 0 2 1 2
16 CANDIMULYO 0 0 1 -
17 SRUMBUNG 0 3 2 4
18 SALAM 1 2 1 1
19 DUKUN 0 0 1 1
20 NGABLAK 0 1 2 2
21 NGLUWAR 0 0 1 1
TOTAL 5 27 28 51

Dari tabel di atas Kabupaten Magelang memiliki 111 bangunan sarana kesehatan yang
terdiri dari Rumah sakit, Poliklinik, Puskesma, Apotik. Jumlah masing masing sarana
adalah Rumah sakit 5 bangunan, 27 Poliklinik< 28 puskesmas dan 51 apotik.

Peribadatan

Peribadatan adalah sarana untuk kebutuhan rohani yang harus ada karena banyak nya
agama yang ada agar dapat menunaikan ibdah pada setiap kepercayaan.

No Kecamatan MASJID MUSHOLA GEREJA PURA VIHARA KUIL

1 MERTOYUDAN 193 245 4 0 0 0


2 GRABAG 156 36 2 0 0 0
3 SECANG 83 110 0 0 0 0
4 MUNTILAN 100 70 6 0 0 0
5 MUNGKID 133 61 1 0 0 0
6 SALAMAN 143 62 1 0 0 0
7 BOROBUDUR 141 198 8 0 1 1

8 BANDONGAN 161 186 5 0 2 0


9 KALIANGKRIK 201 64 13 0 0 0
10 KAJORAN 111 126 3 0 0 0
11 SAWANGAN 178 157 20 1 1 0
12 PAKIS 119 140 1 0 0 0
13 TEGALREJO 175 232 0 0 0 0
14 WINDUSARI 158 188 0 0 0 0

15 TEMPURAN 111 283 0 0 0 0


16 CANDIMULYO 253 261 0 0 0 0
17 SRUMBUNG 197 268 2 0 0 0
18 SALAM 125 119 0 0 0 0
19 DUKUN 172 21 10 0 0 0
20 NGABLAK 219 283 2 0 1 0
21 NGLUWAR 108 150 6 0 0 0
Di tabel ini kita dapat di kabupaten Magelang ini memiliki agama yang beragam dapat di lihat bahwa
tempat peribadatan di kabupaten magelang ini yang ada berbagai macam seperti Masjid, Mushola, Gereja,
Pura, Vihara, Kuil. Dilihat lagi pada jumlah tempat peribadatan di Magelang iMasjid dan mushola adalah
jumlah yang paling banyak dengan jumlah 108 dan 150 bangunan sedangkan yang paling sedikit adalah
Pura dan Kuil yang hanya memiliki 1 bangunan saja. Maka kita dapat bahwa mayoritas penduduk di
kabupaten Magelang beragama Islam.

ANALISIS
Proyeksi Kebutuhan dan kebutuhan ruang/ lahan

➢ Pendidikan

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa fasilitas sarana pendidikan “SD” di kabupaten
magelang yang memeiliki proyeksi kebutuhan fasilitas tertinggi adalah Mertoyudan dengan
kebutuhan yang di perlukan 105 namun ketersedian fasilitas yang ada hanya 54 sehingga
proyeksi tambahan yang di perlukan 51 dan luas kebutuhan ruang 102.025 m2. Dan
kebutuhan fasilitas yang paling kecil adalah kecamatan ngluwar dengan kebutuhan fasilitas
31 dengan ketersedian fasilitas 27 di ngluwar ini ketersedian fasilitas dengan kebutuhan
fasilitas tidak jauh berbeda hanya selisih 3 fasilitas saja dan kebuthan ruang yang paling
kecil diantara kecamatan lainya yaitu 7.254 m2 .
Pada fasilitas pendidikan SMP kabupaten magelang di dapat proyeksi kebutuhan
yang lebih kecil di banding fasilitas SD yangg jumlah proyeksi tambahan rata rata 3 – 17
fasilitas. Masih sama dengan TK Mertoyudan adalah kecamatan yang paling besar yang
memerlukan fasilitas tambahan, di mertoyudan kebutuhan fasilitas adalah 27 namun
ketersedian nya 10 sehinga memerlukan fasilitas tambahan 17 fasilitas dan kebutuhan
ruang nya 156.123 m2. Dan kecamatan yang paling kecil proyeksi kebutuhannya adalah
Ngluwar dengan 8 kebutuhan dan 5 fasilitas untuk ruang yang di perlukan 26.782 m2
Untuk SMA proyeksi tambahan yang di perlukan mulai dari 6 – 21 yang tidak jauh
berbeda dengan SMP . Di fasilitas SMA ini masih sama kecamatan yang memiliki
kebutuhan fasilitas tertingggi adalah Mertoyudan dan yang masih kecil adalah Ngluwar.
Mertoyudan memiliki nilai proyeksi kebutuhan 27 dengan sedang ketersedianya hanya 6
sehingga membutuhkan proyeksi tambahan 21 dan kebutuhan ruang 26.683.779 m2.
Sedangkan Ngluwar yang terkecil memiliki nilai proyeksi kebutuhan 8 dengan proyeksi
ketersedian 2 dengan kebutuhan ruang 7.469.701 m2.

Yang terakhir adalah SMK dengan kebutuhan ruang minimal 1250000 sehingga
menghasilkan kebutuhan ruang beragam. Di mulai yang kebutuhan ruang lingkup
terbesar dengan nilai 30.433.779 m2 yaitu mertoyudan dan yang yang paling kecil adalah
Ngluwar dengan angka 8.719.701 m2.
Kesehatan

Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan


upaya kesehatan, meliputi rumah sakit, rumah sakit bersalin, Puskesmas dengan rawat
inap, Puskesmas tanpa rawat inap, Puskesmas pembantu, Poliklinik/balai pengobatan,
Tempat praktek dokter, Rumah bersalin, Tempat praktek bidan, Poskesdes (pos kesehatan
desa), Polindes (pondok bersalin desa), Apotek, Toko khusus obat/jamu. Selain itu juga
ditanyakan terkait Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

Dilihat dari data diatas kita di sajikan data Rumah Sakit dikabupaten Magelang,
dilihat dari data di atas kita dapatkan Kebutuhan Ruang paling tinggi dengan angka
26.253m2 yaitu kecamatan Mertoyudan.
Untuk poliklinik dapat dilihat rata rata daerah tidak memerlukan proyeksi tambahan.
Di karenakan merata nya poliklinik di setiap daerah. Dapat dilihat yang memerlukan
proyeksi tambahan yang tidak adanya poliklinik di kecamatan tersebut. Seperti Mungkid,
Salaman, Kaliangkrik, Tegalrejo, Candimulyo. Di samping itu proyeksi kebutuhan nya yang
memanglah kecil karena rata rata hanya memerlukan 1 fasilitas saja.
Untuk di puskesmas hanya ada 1 yang memerlukan fasilitas ini hanya lah
windusari. Yang tidak memiliki puskesmas sama sekali, sehingga memerlukan fasilitas
puskesmas karena tidak adanya puskesmas sama sekali.

Yang terakhir adalah apotek di apotek ini tidak ada yang memerlukan tambahan
fasilitas, karena semua daerah memiliki fasilitas ini.

Analisis hirarki

Skalogram

Metode skalogram digunakan untuk mengidenfikasi pusat pelayanan berdasarkan


jumlah dan jenis fasilitas yang dimilki sehingga dapat di tentukan hirarki pelayanan
suatu wilayah / penentuan orde kota. Wilayah dengan fasilitas yang paling lengkap
adalah pesat pelayanan sedangkan yang fasilitasnya kurang menjadi daerah belakang.
Untuk perhitungan nya menggunakan rumus :
COR = 1-(E/N x k)
= 1-(23/(61x4)
= 0,91 ( Valid )
E = Jumlah Kesalahan
N = Jumlah Fasilitas (objek)
K = Jumlah Kecamatan
*Nilai Coefisien of Reproducibility (COR) yang memenuhi standar reliabilitas untuk dianalisis bernilai
>= 0,90 - 1,00*

Menghitung Banyak Orde/Hirarki yang terbentuk :

a. Jumlah Orde = 1 + 3,3 Log n


Dimana n = Jumlah desa/Kecamatan
Perhitungan kelas interval
Banyak orde = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3log21
= 5.36332367262
= 5 orde

b.Range orde

Range orde = (nilai tertinggi - nilai terendah) / banyak orde

= (13 – 8 ) / 5 = 1
Kelas orde
No Kecamatan
Jumlah ORDE
1 MERTOYUDAN 10 II
Kelas Orde 2 GRABAG 9 III
Range Orde 3 SECANG 10 II
8–9 III 4 MUNTILAN 11 II
10 – 11 II 5 MUNGKID 10 II
12 - 13 I 6 SALAMAN 9 III
7 BOROBUDUR 13 I
8 BANDONGAN 12 I
9 KALIANGKRIK 9 III
10 KAJORAN 10 II
11 SAWANGAN 12 I
12 PAKIS 10 II
13 TEGALREJO 8 III
14 WINDUSARI 10 II
15 TEMPURAN 9 III
16 CANDIMULYO 8 III
17 SRUMBUNG 9 III
18 SALAM 11 II
19 DUKUN 9 III
20 NGABLAK 11 II
21 NGLUWAR 10 II
TOTAL 210

Pada tabel di atas kita dapat bahwa pada Orde I memiliki jumlah 3 kecamatan saja
karena jumlah orde yang timggi sedangkan untuk II di dapat 10 kecamatan dengan orde 10 -11
orde. Untuk orde III ada 8 kecamatan yang termasuk ke orde III dengan orde 8 – 9.
Bagan 4PETA ORDE
KESIMPULAN
Berdasarkan kesesuaian standarisasi pelayanan menurut SNI 03-1733-2004 tentang standar pelayanan
perkotaan,walaupun masih ada beberapa fasilitas yang sebagian besar fasilitas pelayanan di Kota Tegal
sudah memenuhi standar pelayanan. Walaupun masih ada beberapa fasilitas yang harus ditambahkan di
setiap kecamatan di Kota Tegal. Berdasarkan hasil analisis skolagram, orde/hirarki i yakni Kecamatan
Tegal Timur dan Tegal Barat sedangkan orde/hirarki III yakni Kecamatan Selatan dan Kecamatan
Margadana

Anda mungkin juga menyukai