Disusun oleh:
PENDAHULUAN
Pengembangan wilayah merupakan upaya untuk memacu perkembangan sosial ekonomi,
mengurangi kesenjangan antar wilayah, dan menjaga kelestarian lingkungan hidup pada suatu wilayah.
Pengembangan wilayah di arahkan sebagai solusi dari ketimpangan antar wilayah sebagai tidak meratanya
pembangunan wilayah di suatu kota. Pengoptimalan fasilitas pelayan dilakukan untuk mengatasi ketidak
merataan pembangunan dengan menentukan hirarki wilayah magelang. Kebijakan perkembangan wilayah
sangat diperlukan karena kondisi fisik geografis, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat yang sangat
berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya, sehingga kebijakan pengembangan wilayah itu
sendiri harus disesuaian dengan kondisi, potensi, dan isu permasalahan di wilayah yang bersangkutan.
Agar terjadi pemerataan pelayanan sarana dan prasarana perkotaan pada suatu wilayah di lakukan
pembagian pusat pelayanan dalam kota. Sebaran pusat pelayanan hirarki susua dengan kelengkapan
fasilitas dan skala pelayanan. Upaya pengembangan wilayah di arahkan sebagai solusi dari ketimpangan
antar wilayah.
Kota secara geografis merupakan konsentrasi penduduk dan kegiatan usahanya pada lokasi yang
strategis secara ekonomi, sosial maupun fi sik. Seiring dengan perkembangan waktu, jumlah penduduk turut
mengalami perkembangan sehingga infrastruktur Kota juga berkembang mengikuti perkembangan
kebutuhan penduduk. Secara geografis Kabupaten Magelang terletak pada posisi 110001’51”- 110026’58”
Bujur Timur dan 7019’13”- 7042’16” Lintang Selatan.Dengan posisi ini, Kabupaten Magelang terletak di
tengah pulau Jawa, tepatnya di persilangan lalu lintas ekonomi dan wisata antara Semarang – Magelang–
Yogyakartadan Purworejo–Temanggung. Magelang temasuk kabupaten yang memiliki presentasi laju
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Akibat dari pertumbuhan jumlah penduduk kabupaten
Magelang, maka di perlukan juga peningkatan berbagai fasilitas yang tersedia sebagaimana faktor
pendorong pelayanan dan kegiatan ekonomi. Upaya pengembangan wilayah diarahkan sebagai solusi dari
ketimpangan antar wilayah. Ketimpangan antar wilayah terjadi dikarenakan ketidakmerataan
pembangunan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketimpangan tersebut, yaitu
dengan mengoptimalkan pusat-pusat pelayanan. Pusat pelayanan merupakan kota-kota yang menyajikan
barang dan jasa bagi masyarakat di wilayah sekelilingnya dengan membentuk suatu hirarki berdasarkan
jarak dan ambang batas penduduk (Pane 2013).
Hirarki Kota secara umum dapat dimengerti sebagai peringkat Kota berdasar suatu faktor penentu,
misalnya jumlah penduduk dan komposisi penggunaan lahan. Hammond (dalam Rafeal Murtomo: 1992)
menjelaskan bahwa hirarki Kota adalah suatu urutan peringkat Kota atas dasar ukuran peranan dan
fungsinya dalam kaitannya dengan kota-kota lainnya, dengan mengasumsikan pertumbuhan wilayah kota
tidak terjadi secara acak namun tumbuh dalam urutan yang logis sehingga baik ukuran maupun fungsinya
berkaitan dengan keteraturan menyeluruh. Dengan mengetahui hirarki suatu kota dapat dibuat
perencanaan yang lebih tepat sasaran dalam penyediaan fasilitas dan pelayanan publik. Melihat cukup
pentingnya perubahan hirarki kota, tulisan ini bermaksud melihat perubahan hirarki kota di Jawa Tengah
yaitu kabupaten magelang. Banyaknya fasilitas perkotaan cenderung berkaitan dengan besarnya kota
tersebut dan membentuk suatu hirarki berdasarkan jarak dan ambang batas penduduk. Sehingga
pembagian hirarki fasilitas pelayanan tersebut, mengakibatkan suatu kota (dengan hirarki pelayanan paling
tinggi) secara alami memiliki potensi daya tarik yang besar dan berpengaruh besar bagi daerah-daerah yang
kekuatannya lebih kecil, dimana kota tersebut mempunyai kemampuan menarik potensi, sumber daya dari
daerah lain dan kota dibawahnya.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan tentang pengembangan wilayah Kabupaten Deli
Serdang melalui pusat pusat pertumbuhan yang baru. tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengembangan wilayah melalui penentuan lokasi pusat pusat pertumbuhan di daerah kabupaten
Magelang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analisis skalogram untuk mengetahui lokasi pusat pusat
pertumbuhan berdasarkan ketersediaan sarana pendidikan, kesehatan, ekonomi dan komunikasi. Serta
Indeks Sentralisasi Marshal untuk menentukan bobot dari Infrastruktur tiap wilayah yang ada di Magelang.
Kondisi Fisik
Secara geografis Kabupaten Magelang terletak pada posisi 110001’51” dan 110026’58” Bujur
Timur dan antara 7019’13” dan 7042’16” Lintang Selatan. Secara administratif, Kabupaten Magelang di bagi
menjadi 21 kecamatan dan terdiri dari 372 desa/kelurahan.
Bagan 1PETA ADMINISTRASI MAGELANG
Kabupaten Magelang sebagai suatu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah terletak di antara beberapa
kabupaten dan kota, yaitu:
Wilayah Kabupaten Magelang secara umum merupakan dataran tinggi yang berbentuk ‘basin’
(cekungan) dengan dikelilingi gunung-gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Sumbing) dan
pegunungan Menoreh. Dua sungai besar mengalir di tengahnya, Sungai Progodan Sungai Elo, dengan
beberapa cabang anak sungai yang bermata air di lereng gunung-gunung tersebut. Topografi datar 8.599
Ha, bergelombang 44.784 Ha, curam 41.037 Ha dan sangat curam 14.155 Ha. Ketinggian wilayah antara
153-3.065 m diatas permukaan laut. Ketinggian rata-rata 360 m diatas permukaan laut.
Kependudukan
a. Jumlah Penduduk
Magelang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah dengan kepadatan penduduk
mencapai 1.085,37 jiwa/kilometer (km) persegi. Secara administrasi, Magelang terbagi menjadi
21 kecamatan dengan 367 desa dan 5 kelurahan.
Dilihat dari data di atas di dapatkan bahwa Mertoyudan merupakan kecamatan di Magelang
dengan jumlah penduduk terbanyak, yakni 113.569 jiwa (8,5%). Sebaliknya, Ngluwar
merupakan kecamatan dengan penduduk paling sedikit di Magelang, yakni 33.712 jiwa (2,5%).
Menurut jenis kelamin, sebanyak 676.218 jiwa (50.4 %) penduduk Magelang merupakan laki-
laki. Sementara, 665.720 (49,6%) penduduk di kabupaten tersebut berjenis kelamin
perempuan.
b. Proyeksi penduduk
Dari tabel tersebut di dapat bahwa metoyudan merupakan proyeksi tertinggi dengan nilai
proyeksi 131265,71 sedangkan proyeksi yang terkecil adalah Ngluwar dengan nilai proyeksi 38283,65.
Sedangkan untuk nilai total proyeksi 21 kecamatan memiliki nilai proyeksi 1578772,80.
Fasilitas Penduduk
Fasilitas/ sarana adalah bangunan atau ruang terbuka; istilah umum dipakai untuk menunjuk suatu
unsur penting aset pemerintah atau pemberian jasa pelayanan pd umumnya; jaringan dan/atau bangunan-
bangunan yang memberi pelayanan dengan fungsi tertentu kepada masyarakat maupun perorangan berupa
kemudahan kehidupan masyarakat dan pemerintah; menunjang kebutuhan masyarakat; di perkotaan lebih
rumit dan di luar kota lebih langka; misal bangunanbangunan kesehatan, peribadatan, pendidikan
pemerintahan, sarana transportasi umum
Pendidikan
• Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan
pendidikan dan berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.
1 MERTOYUDAN 54 10 6 3
2 GRABAG 63 10 6 1
3 SECANG 51 13 6 4
4 MUNTILAN 46 18 8 9
5 MUNGKID 45 11 4 2
6 SALAMAN 53 18 5 4
7 BOROBUDUR 46 9 3 3
8 BANDONGAN 46 10 2 2
9 KALIANGKRIK 46 7 3 1
10 KAJORAN 54 11 2 1
11 SAWANGAN 42 11 2 1
12 PAKIS 40 8 1 0
13 TEGALREJO 44 9 4 2
14 WINDUSARI 38 8 1 3
15 TEMPURAN 37 11 2 1
16 CANDIMULYO 39 5 2 1
17 SRUMBUNG 45 8 1 0
18 SALAM 35 9 1 5
19 DUKUN 36 10 2 1
20 NGABLAK 32 6 0 1
21 NGLUWAR 27 5 2 1
TOTAL 919 207 63 46
Dari tabel di atas di dapat bahwa fasilitas pendidikan SD berjumlah 919 sekolah,
SMP berjumlah 207, SMA berjumlah 63, dan SMK berjumlah 46.
Kesehatan
Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan,
meliputi rumah sakit, rumah sakit bersalin, Puskesmas dengan rawat inap, Puskesmas tanpa
rawat inap, Puskesmas pembantu, Poliklinik/balai pengobatan, Tempat praktek dokter, Rumah
bersalin, Tempat praktek bidan, Poskesdes (pos kesehatan desa), Polindes (pondok bersalin
desa), Apotek, Toko khusus obat/jamu. Selain itu juga ditanyakan terkait Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu).
KESEHATAN
No Kecamatan
RUMAH SAKIT POLIKLINIK PUSKESMAS APOTEK
1 MERTOYUDAN 0 1 2 4
2 GRABAG 0 1 1 2
3 SECANG 0 1 1 2
4 MUNTILAN 0 3 1 3
5 MUNGKID 0 0 1 2
6 SALAMAN 0 0 1 1
7 BOROBUDUR 2 3 2 6
8 BANDONGAN 1 2 2 5
9 KALIANGKRIK 0 0 2 2
10 KAJORAN 0 1 1 -
11 SAWANGAN 1 5 2 8
12 PAKIS 0 1 1 3
13 TEGALREJO 0 0 2 -
14 WINDUSARI 0 1 0 2
15 TEMPURAN 0 2 1 2
16 CANDIMULYO 0 0 1 -
17 SRUMBUNG 0 3 2 4
18 SALAM 1 2 1 1
19 DUKUN 0 0 1 1
20 NGABLAK 0 1 2 2
21 NGLUWAR 0 0 1 1
TOTAL 5 27 28 51
Dari tabel di atas Kabupaten Magelang memiliki 111 bangunan sarana kesehatan yang
terdiri dari Rumah sakit, Poliklinik, Puskesma, Apotik. Jumlah masing masing sarana
adalah Rumah sakit 5 bangunan, 27 Poliklinik< 28 puskesmas dan 51 apotik.
Peribadatan
Peribadatan adalah sarana untuk kebutuhan rohani yang harus ada karena banyak nya
agama yang ada agar dapat menunaikan ibdah pada setiap kepercayaan.
ANALISIS
Proyeksi Kebutuhan dan kebutuhan ruang/ lahan
➢ Pendidikan
Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa fasilitas sarana pendidikan “SD” di kabupaten
magelang yang memeiliki proyeksi kebutuhan fasilitas tertinggi adalah Mertoyudan dengan
kebutuhan yang di perlukan 105 namun ketersedian fasilitas yang ada hanya 54 sehingga
proyeksi tambahan yang di perlukan 51 dan luas kebutuhan ruang 102.025 m2. Dan
kebutuhan fasilitas yang paling kecil adalah kecamatan ngluwar dengan kebutuhan fasilitas
31 dengan ketersedian fasilitas 27 di ngluwar ini ketersedian fasilitas dengan kebutuhan
fasilitas tidak jauh berbeda hanya selisih 3 fasilitas saja dan kebuthan ruang yang paling
kecil diantara kecamatan lainya yaitu 7.254 m2 .
Pada fasilitas pendidikan SMP kabupaten magelang di dapat proyeksi kebutuhan
yang lebih kecil di banding fasilitas SD yangg jumlah proyeksi tambahan rata rata 3 – 17
fasilitas. Masih sama dengan TK Mertoyudan adalah kecamatan yang paling besar yang
memerlukan fasilitas tambahan, di mertoyudan kebutuhan fasilitas adalah 27 namun
ketersedian nya 10 sehinga memerlukan fasilitas tambahan 17 fasilitas dan kebutuhan
ruang nya 156.123 m2. Dan kecamatan yang paling kecil proyeksi kebutuhannya adalah
Ngluwar dengan 8 kebutuhan dan 5 fasilitas untuk ruang yang di perlukan 26.782 m2
Untuk SMA proyeksi tambahan yang di perlukan mulai dari 6 – 21 yang tidak jauh
berbeda dengan SMP . Di fasilitas SMA ini masih sama kecamatan yang memiliki
kebutuhan fasilitas tertingggi adalah Mertoyudan dan yang masih kecil adalah Ngluwar.
Mertoyudan memiliki nilai proyeksi kebutuhan 27 dengan sedang ketersedianya hanya 6
sehingga membutuhkan proyeksi tambahan 21 dan kebutuhan ruang 26.683.779 m2.
Sedangkan Ngluwar yang terkecil memiliki nilai proyeksi kebutuhan 8 dengan proyeksi
ketersedian 2 dengan kebutuhan ruang 7.469.701 m2.
Yang terakhir adalah SMK dengan kebutuhan ruang minimal 1250000 sehingga
menghasilkan kebutuhan ruang beragam. Di mulai yang kebutuhan ruang lingkup
terbesar dengan nilai 30.433.779 m2 yaitu mertoyudan dan yang yang paling kecil adalah
Ngluwar dengan angka 8.719.701 m2.
Kesehatan
Dilihat dari data diatas kita di sajikan data Rumah Sakit dikabupaten Magelang,
dilihat dari data di atas kita dapatkan Kebutuhan Ruang paling tinggi dengan angka
26.253m2 yaitu kecamatan Mertoyudan.
Untuk poliklinik dapat dilihat rata rata daerah tidak memerlukan proyeksi tambahan.
Di karenakan merata nya poliklinik di setiap daerah. Dapat dilihat yang memerlukan
proyeksi tambahan yang tidak adanya poliklinik di kecamatan tersebut. Seperti Mungkid,
Salaman, Kaliangkrik, Tegalrejo, Candimulyo. Di samping itu proyeksi kebutuhan nya yang
memanglah kecil karena rata rata hanya memerlukan 1 fasilitas saja.
Untuk di puskesmas hanya ada 1 yang memerlukan fasilitas ini hanya lah
windusari. Yang tidak memiliki puskesmas sama sekali, sehingga memerlukan fasilitas
puskesmas karena tidak adanya puskesmas sama sekali.
Yang terakhir adalah apotek di apotek ini tidak ada yang memerlukan tambahan
fasilitas, karena semua daerah memiliki fasilitas ini.
Analisis hirarki
Skalogram
b.Range orde
= (13 – 8 ) / 5 = 1
Kelas orde
No Kecamatan
Jumlah ORDE
1 MERTOYUDAN 10 II
Kelas Orde 2 GRABAG 9 III
Range Orde 3 SECANG 10 II
8–9 III 4 MUNTILAN 11 II
10 – 11 II 5 MUNGKID 10 II
12 - 13 I 6 SALAMAN 9 III
7 BOROBUDUR 13 I
8 BANDONGAN 12 I
9 KALIANGKRIK 9 III
10 KAJORAN 10 II
11 SAWANGAN 12 I
12 PAKIS 10 II
13 TEGALREJO 8 III
14 WINDUSARI 10 II
15 TEMPURAN 9 III
16 CANDIMULYO 8 III
17 SRUMBUNG 9 III
18 SALAM 11 II
19 DUKUN 9 III
20 NGABLAK 11 II
21 NGLUWAR 10 II
TOTAL 210
Pada tabel di atas kita dapat bahwa pada Orde I memiliki jumlah 3 kecamatan saja
karena jumlah orde yang timggi sedangkan untuk II di dapat 10 kecamatan dengan orde 10 -11
orde. Untuk orde III ada 8 kecamatan yang termasuk ke orde III dengan orde 8 – 9.
Bagan 4PETA ORDE
KESIMPULAN
Berdasarkan kesesuaian standarisasi pelayanan menurut SNI 03-1733-2004 tentang standar pelayanan
perkotaan,walaupun masih ada beberapa fasilitas yang sebagian besar fasilitas pelayanan di Kota Tegal
sudah memenuhi standar pelayanan. Walaupun masih ada beberapa fasilitas yang harus ditambahkan di
setiap kecamatan di Kota Tegal. Berdasarkan hasil analisis skolagram, orde/hirarki i yakni Kecamatan
Tegal Timur dan Tegal Barat sedangkan orde/hirarki III yakni Kecamatan Selatan dan Kecamatan
Margadana