TINJAUAN LOKASI
1
Gambar 3.1 Peta Batas Administrasi Kabupaten Semarang
Sumber :(Badan Perencanaan, Penelitian, dan pengembangan
Daerah, 2019)
2
- wilayah datar dengan tingkat kemiringan kisaran 0 - 2% seluas
6.169 Ha.
3
pertahunnya. Data tersebut menunjukkan cukup pesatnya pertumbuhan
penduduk penganut agama Islam yang juga akan berpengaruh dengan
meningkatnya kebutuhan penduduk beragama islam tersebut akan
pendidikan untuk memperkuat pengetahuan tentang agama Islam
khususnya bagi penduduk usia pelajar.
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Semarang berdasarkan
agama diuraikan pada tabel berikut :
4
Gambar 3.3 Tabel Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Semarang
Berdasarkan Umur
Sumber : (BPS Kabupaten Semarang, 2019)
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa Kabupaten Semarang
memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang meningkat dari tahun ke
tahun. Baik secara umum hingga dari sudut pandang kelompok usia
sekolah dan penganut agama Islam. Hal demikian akan berdampak pada
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana pendidikan yang
memenuhi hal tersebut. Sarana pendidikan yang dimaksud yaitu
pendidikan dengan menganut sistem nasional dan dikombinasikan
dengan sistem keagamaan Islam sehingga seimbang antara pendidikan
akademis dan pendidikan agama.
5
a. penyediaan ruang wilayah dan prasarana wilayah sebagai penyangga
perekonomian utamanya dengan pengembangan kawasan untuk fungsi
permukiman perkotaan, industri, pertanian, pariwisata yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan;
b. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup;
c. pemerataan sarana dan prasarana permukiman, jasa pendukung dan
prasarana wilayah lainnya di seluruh wilayah; dan
d. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Strategi penyediaan ruang wilayah dan prasarana wilayah sebagai
penyangga perekonomian utamanya dengan pengembangan kawasan untuk
fungsi permukiman, industri, pertanian, pariwisata yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf
a, meliputi :
a. meningkatkan fungsi dan peran perkotaan Ungaran terutama bagian timur
sebagai pusat kegiatan ekonomi baru dan kawasan permukiman
pendukung kawasan metropolitan Daerah;
b. meningkatkan peran perkotaan Ambarawa sebagai pusat kegiatan bagi
wilayah sekitarnya;
c. meningkatkan fungsi perkotaan Suruh dan Tengaran sebagai pusat
kegiatan di Daerah bagian selatan;
d. mengembangkan kawasan industri di Pringapus, Bawen, Tengaran,
Susukan dan Kaliwungu sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
dengan memanfaatkan peluang pembangunan jalan tol Semarang-Solo;
e. meningkatkan pengelolaan kawasan cepat berkembang di sekitar koridor
jalan arteri primer Ungaran-Bawen sebagai kawasan strategis bagi
pertumbuhan ekonomi wilayah;
6
f. mempertahankan luasan lahan sawah beririgasi teknis sebagai lahan
pertanian pangan berkelanjutan sekaligus mewujudkan Daerah sebagai
salah satu lumbung padi di Provinsi Jawa Tengah;
g. mengembangkan kawasan pertanian produktif melalui sistem agropolitan
terutama di Kecamatan Sumowono, Bandungan, Jambu, Getasan, Suruh,
Susukan, Kaliwungu, Pabelan, Bringin dan Bancak didukung penyediaan
infrastruktur penunjang; dan
h. mengembangkan kawasan pariwisata berbasis budaya, alam dan
agrowisata terutama di Kecamatan Bandungan, Sumowono, Ambarawa,
Tuntang, Banyubiru, Ungaran Barat, Ungaran Timur dan Getasan.
7
SWP adalah pelayanan fasilitas umum, perdagangan dan jasa, pusat
pemerintahan skala Kabupaten serta permukiman perkotaan;
b. SWP–2 sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b diarahkan
mempunyai fungsi industri, pertanian, pariwisata, perdagangan dan jasa,
fasilitas umum, permukiman, perikanan, serta pertahanan dan keamanan
dengan fungsi pusat SWP adalah perdagangan dan jasa agribisnis; dan
c. SWP–3 sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c diarahkan
mempunyai fungsi industri, pertanian, pariwisata, dan perikanan, dengan
fungsi pusat SWP adalah pusat industri, agribisnis, perdagangan dan jasa,
serta pusat fasilitas umum penunjang agropolitan.
Pemilihan objek lokasi nantinya lebih ditekankan pada wilayah – wilayah
dengan kriteria yang menyesuaikan dengan kebutuhan sebuah Pesantren
Modern untuk di daerah kabupaten, yaitu SWP-1 dan SWP-2. Lebih jelasnya
lokasi yang dipilih harus memiliki tingkat keramaian rendah untuk menunjang
kegiatan Pesantren Modern serta menciptakan suasana kondusif, memiliki
sumber air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, serta tapak
harus sesuai dengan fungsi lahan untuk pendidikan.
Untuk peraturan bangunan pelayanan pendidikan pada SWP-1 dan SWP-2
di lokasi sedang, memiliki ketentuan yaitu dengan KDB 45%-60% dengan
ketinggian bangunan maksimal 4 lantai, jarak dengan bangunan sekitarnya
minimal 4 meter, dan garis sempadan pagar terhadap jalan arteri primer dan
sekunder paling sedikit 12,5 meter dari as jalan, serta GSB paling sedikit 20,5
meter dari as jalan.
8
Gambar 3.4 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Semarang
Sumber : (Badan Perencanaan, Penelitian, dan pengembangan Daerah, 2019)
9
Gambar 3.5 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Semarang
Sumber : (Badan Perencanaan, Penelitian, dan pengembangan Daerah, 2019)
10
Gambar 3.6 Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Semarang
Sumber : (Badan Perencanaan, Penelitian, dan pengembangan Daerah, 2019)
11
3.4 Pesantren di Kabupaten Semarang
Berikut merupakan daftar pesantren yang ada di Kabupaten Semarang :
12
PP. Roudlotul Huffadz Lopait Tuntang
PP. Bustanu Usysyaqil Qur'an Kepil Rt. 02/04 Banyubiru
PP. Bustanut Tholibin Krajan Rt 03/02 Tegaron Banyubiru
PP. Roudatul Furqan Jl. Mahakam RT. 02/07 Banyubiru
PP. Sabilul Huda Krajan Tegaron Banyubiru
PP. Al Iman Bantunganti Kebon Dalem Jambu
PP. Mambaussa'diyah Kaliwinong Jambu
PP. Al Iman Jl. Bantir No. 40 Sumawono
PP. An Najiyah Kemuning Pledokan Somowono
PP. Nurul Amin Jl. Kychotibanom 86 Somowono
PP. Kiai Putih Ngonto Candi Ambarawa
PP. LPP. Hidayatussibyan Jetak Ambarawa
PP. Ummul Quro' Gedangan RT. 04/06 Ambarawa
PP. Almas'udiyah Blater Jimbaran Bawen
PP. Nurul Hikmah Harjosari Bawen
PP. Al Hamidiyah Dukun Rt. 03/01 Bringin
PP. Al Ittihad Poncol, Popongan Bringin
PP. Bustanul Muta'allimin Brojodito Rt. 08/ Rw. 04 Pakis Bringin
PP. Miftahul Ulum Rembes Bringin
Pesantren Tahfidz Daarul
Keji-Suruhan Ungaran
Qur’an
PP. Al Hikmah Jl. Bangka No. 18 Ungaran
PP. Al Ikhlas Jl. Cempaka I RT 01 RW 05 Ungaran
PP. Al KAromah Jl. Ngori Gunung Tugel Ungaran
PP. Al Muhlisin Gundang Nyatnyono Ungaran
PP. Al Uqola Jl. Curug Lawe Kalisidi Ungaran
PP. At Thohiriyah Cemanggah Kidul Branjang Ungaran
PP. Mamba'ul Hisan Gogik RT. 04/01 Ungaran
PP. Roudlotul Hikmah Branjang Ungaran
PP. Al Falah Kauman Lor RT 03 RW I Pabelan
PP. Al Ittihad Semowo Pabelan
PP. Haji Abdurrohim Jl. K. Ibrahim Pabelan
PP. Roudlotut Tholibin Karangguli RT. 01 / 02 Pabelan
13
Dusun Duwet RT 01 RW 04
PP. Al Hidayat Pringapus
Klepu
PP. Manba'ul Qur'an Lakangan Wonoyoso Pringapus
PP. Al Falah Srumbung Jurang Bergas
PP. Al Musthofa Jl. Lemahabang Bandungan Bergas
PP. Darus Salam Jl. Syeh Penanggalan No. 5 Bergas
PP. LPP Hidayatussibyan Bergas Lor RT. 02/11 Bergas
PP. Nurul Musthofa Krajan Bergas
PP. Bustanul Usyaqil Quran Wonokerto Bancak
PP. Sirojul Anwar Boto Bancak
PP. Al Islah Pager Kaliwungu
PP. Darul Falah Kiringan Selatan Kaliwungu
Tabel 3.1 Daftar Pesantren di Kabupaten Semarang
Sumber : (PCNU Kabupaten Semarang, 2015)
Mayoritas pesantren yang ada di Kabupaten Semarang merupakan pesantren
salaf atau pesantren tradisional. Hanya terdapat tiga pesantren modern yaitu
Pesantren Modern Bina Insani (SMP-SMA), Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an
Jateng (Putra-SMP), dan Pesantren Darus Salam (SMK). Namun pesantren
modern dengan kurikulum nasional hanya satu yaitu Pesantren Tahfidz Daarul
Qur’an Jateng di Ungaran.
14
b. Pesantren modern banyak yang berlokasi di daerah yang cukup jauh dari
keramaian dengan salah satu alasannya agar terhindar dari hirukpikuk
keramaian sehingga penghuni lebih nyaman dalam beraktifitas di dalam
area pesantren tersebut. Namun meskipun berlokasi di tempat yang
cukup jauh tetap ditunjang dengan sarana prasarana yang sesuai untuk
sebuah pesantren modern. Lokasi yang jauh itu seringkali menjadi
hambatan bagi keluarga yang hendak menjenguk santri di asrama.
c. Kabupaten Semarang sudah memiliki beberapa pesantren modern yang
berada dekat dengan pedesaan maupun pusat kota dan lebih banyak di
antaranya merupakan pesantren salaf atau tradisional. Namun belum ada
pesantren modern yang berada di dalam pusat kota yang aksesnya lebih
mudah. Keberadaan pesantren modern di dalam kota dapat menjadi
ketertarikan tersendiri bagi orang tua santri yang ingin mengasramakan
anak-anak mereka namun tanpa terhalang jarak dan akses yang sulit serta
di kawasan yang lebih lengkap sarananya karena terletak di pusat kota.
d. Kurikulum yang digunakan dalam pesantren modern yaitu kurikulum
yang terintegrasi antara kurikulum Departemen Pendidikan dengan
kurikulum kepesantrenan yang disesuaikan dengan visi misi pesantren
modern tersebut.
3.5.2 Batasan
a. Lokasi perencanaan Pesantren berada di Kabupaten Semarang,
khususnya SWP-2 Kabupaten Semarang.
b. Lingkup kegiatan yang akan diwadahi adalah pendidikan pesantren dan
pendidikan umum serta kegiatan kegiatan yang berkaitan dengan
pendidikan tersebut.
c. Jenjang pendidikan Pesantren Modern yang direncanakan meliputi SMP
dan SMA.
15
d. Penentuan lokasi dan tapak yang digunakan dalam perencanaan dan
perancangan mengacu pada tata guna lahan dalam RTRW Kabupaten
Semarang tahun 2011-2031.
e. Standar dan persyaratan ruang mengacu pada studi literatur, studi
banding dan disesuaikan dengan kondisi tapak.
f. Berkaitan dengan pemisahan putra dan putri diterapkan secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung berarti betul betul tidak berada
satu area atau ruangan putra dan putri dalam hal ini pada kegiatan tempat
tinggal. Secara tidak langsung berarti dapat berada bersamaan di ruang
atau area yang sama namun dipisahkan dengan berjarak atau
menggunakan sekat dalam hal ini ditetapkan untuk kegiatan pendidikan,
kegiatan pertemuan umum, kegiatan dengan bangunan yang bersifat
umum seperti perpustakaan atau lapangan olahraga atau sarana
komersial.
g. Masalah struktur dan mekanikal elektrikal hanya dibahas secara
mendasar dan lebih ditekankan pada masalah desain arsitektur saja.
h. Tidak menyertai perhitungan biaya
i. Titik berat perencanaan dan perancangan adalah pada masalah-masalah
arsitektural, permasalahan dibidang ekonomi, politik dan dibidang lain di
luar bidang arsitektur tidak akan dibahas. Namun akan akan dibahas
seperlunya selama masih berkaitan dan mendukung masalah utama.
3.5.3 Anggapan
a. Tapak terpilih dianggap telah memenuhi syarat dan siap digunakan
sesuai dengan batas-batas yang ada. Dalam penyediaan pembebasan
tanah tidak terdapat masalah.
b. Jaringan utilitas kota dianggap tersedia dengan baik dan siap digunakan.
16
c. Studi kelayakan struktur dan daya dukung tanah dianggap telah
dilaksanakan dan dapat digunakan untuk rekomendasi proses
perencanaan dan perancangan selanjutnya.
d. Bangunan yang telah ada di site bila dimungkinkan dianggap tidak ada.
e. Aspek ekonomis dianggap diluar pembahasan perencanaan dan
perancangan tetapi dengan memperhatikan rasionalitas.
f. Dana untuk pembangunan Pesantren Modern yang direncanakan
dianggap telah tersedia dan sesuai dengan program perencanaan dan
perancangan.
17