Anda di halaman 1dari 17

BAB III

TINJAUAN LOKASI

3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Semarang


3.1.1 Tinjauan Fisik Kawasan Kabupaten Semarang
a. Kondisi Geografis

Kabupaten Semarang secara geografis terletak pada


110°14’54,75’’ sampai dengan 110°39’3’’ Bujur Timur dan 7°3’57”
sampai dengan 7°30’ Lintang Selatan. Luas Kabupaten Semarang
secara keseluruhan sebesar 950,2067 km2 atau sekitar 2,92% dari luas
Provinsi Jawa Tengah, secara administratif terdiri 19 wilayah
Kecamatan, 208 Desa, dan 27 Kelurahan. (Bappeda Kabupaten
Semarang, 2010) Kabupaten Semarang diuntungkan secara geografis
mengingat posisinya yang strategis terletak diantara jalur penghubung
segitiga pusat perkembangan wilayah Jogjakarta, Solo, dan Semarang
(Joglosemar). Posisi strategis tersebut merupakan kekuatan yang dapat
dijadikan sebagai modal pembangunan daerah.
Luas wilayah Kabupaten Semarang seluruhnya kurang lebih
950,21km2, yang terbagi dalam 19 kecamatan dan 235 desa/kelurahan.
Wilayah terluas adalah kecamatan Pringapus 78,35km2 (8,25%) dan
terkecil adalah kecamatan Ambarawa 28,22km2 (2,97%). (BPS
Kabupaten Semarang, 2017)
Secara administratif letak geografis Kabupaten Semarang
berbatasan langsung dengan 8 kabupaten/kota, selain itu di tengah-
tengah wilayah Kabupaten Semarang terdapat kota Salatiga dan danau
Rawapening.

1
Gambar 3.1 Peta Batas Administrasi Kabupaten Semarang
Sumber :(Badan Perencanaan, Penelitian, dan pengembangan
Daerah, 2019)

Berikut merupakan Batas-batas wilayah kabupaten Semarang :


Barat : Kabupaten Kendal dan Kabupaten Temanggung
Selatan : Kabupaten Boyolali
Timur : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
Utara : Kota Semarang
b. Kondisi Topografi

Ketinggian wilayah Kabupaten Semarang berada pada kisaran


antara 318 - 1.450 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan
ketinggian terendah berada di Desa Candirejo Kecamatan Pringapus
dan tertinggi di Desa Batur Kecamatan Getasan. (Bappeda Kabupaten
Semarang, 2010) Keadaan Topografi wilayah Kabupaten Semarang
dapat diklasifikasikan ke dalam 4 (empat) kelompok, yaitu :

2
- wilayah datar dengan tingkat kemiringan kisaran 0 - 2% seluas
6.169 Ha.

- wilayah bergelombang dengan tingkat kemiringan kisaran 2 - 15%


seluas 57.659 Ha.
- wilayah curam dengan tingkat kemiringan kisaran 15 - 40% seluas
21.725 Ha.
- wilayah sangat curam dengan tingkat kemiringan >40% seluas
9.467,674 Ha.
c. Kondisi Klimatologis

Suhu udara rata-rata di wilayah Kabupaten Semarang bisa


dikatakan relatif sejuk. Hal ini memungkinkan karena jika ditilik
berdasarkan ketinggian wilayah dari permukaan laut, Kabupaten
Semarang berada pada ketinggian 318 meter dpl hingga 1450 dpl.
(BPS Kabupaten Semarang, 2017) Wilayah Kabupaten Semarang
memiliki iklim tropis dengan curah hujan rata-rata 2.383 mm/tahun,
suhu udara berkisar antara 18-32 derajat C, kecepatan angin 0,37-0,71
knot, dan kelembaban udara 38,5-98%. (Bappeda Kabupaten
Semarang, 2010)

3.1.2 Tinjauan Non-Fisik Kawasan Kabupaten Semarang


Jumlah penduduk Kabupaten Semarang pada tahun 2016
berdasarkan data proyeksi penduduk sebanyak 1.014.198 orang, jumlah
ini meningkat 52.777 orang atau 5,49% dibanding tahun 2015. Menurut
jenis kelamin, jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding
jumlah penduduk laki-laki, yakni 515.874 orang penduduk perempuan
dan 498.324 orang penduduk laki-laki. (BPS Kabupaten Semarang,
2017)
Hasil sensus penduduk BPS Kabupaten Semarang hingga tahun
2016 menunjukkan pertumbuhan penduduk berdasarkan pemeluk agama
untuk agama Islam mencapai jumlah hampir satu juta jiwa. Dengan
pertumbuhan semenjak 2011 hingga 2016 sebesar 5000 jiwa

3
pertahunnya. Data tersebut menunjukkan cukup pesatnya pertumbuhan
penduduk penganut agama Islam yang juga akan berpengaruh dengan
meningkatnya kebutuhan penduduk beragama islam tersebut akan
pendidikan untuk memperkuat pengetahuan tentang agama Islam
khususnya bagi penduduk usia pelajar.
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Semarang berdasarkan
agama diuraikan pada tabel berikut :

Gambar 3.2 Tabel Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Semarang


Berdasarkan Agama
Sumber : (BPS Kabupaten Semarang, 2019)
Penduduk Kabupaten Semarang pada kelompok umur pelajar
menengah yaitu usia 10 hingga 19 tahun memiliki jumlah yang besar dan
mengalami pertumbuhan tiap tahunnya. Tentunya dengan banyaknya
penduduk usia sekolah ini meningkatkan kebutuhan akan sarana
pendidikan yang layak untuk penduduk usia tersebut.

4
Gambar 3.3 Tabel Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Semarang
Berdasarkan Umur
Sumber : (BPS Kabupaten Semarang, 2019)
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa Kabupaten Semarang
memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang meningkat dari tahun ke
tahun. Baik secara umum hingga dari sudut pandang kelompok usia
sekolah dan penganut agama Islam. Hal demikian akan berdampak pada
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana pendidikan yang
memenuhi hal tersebut. Sarana pendidikan yang dimaksud yaitu
pendidikan dengan menganut sistem nasional dan dikombinasikan
dengan sistem keagamaan Islam sehingga seimbang antara pendidikan
akademis dan pendidikan agama.

3.2 Kebijakan Tata Ruang Wilayah kabupaten Semarang


Pada Perda Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Semarang terdapat Kebijakan penataan ruang wilayah
Pasal 4 ayat (2), meliputi :

5
a. penyediaan ruang wilayah dan prasarana wilayah sebagai penyangga
perekonomian utamanya dengan pengembangan kawasan untuk fungsi
permukiman perkotaan, industri, pertanian, pariwisata yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan;
b. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup;
c. pemerataan sarana dan prasarana permukiman, jasa pendukung dan
prasarana wilayah lainnya di seluruh wilayah; dan
d. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Strategi penyediaan ruang wilayah dan prasarana wilayah sebagai
penyangga perekonomian utamanya dengan pengembangan kawasan untuk
fungsi permukiman, industri, pertanian, pariwisata yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf
a, meliputi :
a. meningkatkan fungsi dan peran perkotaan Ungaran terutama bagian timur
sebagai pusat kegiatan ekonomi baru dan kawasan permukiman
pendukung kawasan metropolitan Daerah;
b. meningkatkan peran perkotaan Ambarawa sebagai pusat kegiatan bagi
wilayah sekitarnya;
c. meningkatkan fungsi perkotaan Suruh dan Tengaran sebagai pusat
kegiatan di Daerah bagian selatan;
d. mengembangkan kawasan industri di Pringapus, Bawen, Tengaran,
Susukan dan Kaliwungu sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
dengan memanfaatkan peluang pembangunan jalan tol Semarang-Solo;
e. meningkatkan pengelolaan kawasan cepat berkembang di sekitar koridor
jalan arteri primer Ungaran-Bawen sebagai kawasan strategis bagi
pertumbuhan ekonomi wilayah;

6
f. mempertahankan luasan lahan sawah beririgasi teknis sebagai lahan
pertanian pangan berkelanjutan sekaligus mewujudkan Daerah sebagai
salah satu lumbung padi di Provinsi Jawa Tengah;
g. mengembangkan kawasan pertanian produktif melalui sistem agropolitan
terutama di Kecamatan Sumowono, Bandungan, Jambu, Getasan, Suruh,
Susukan, Kaliwungu, Pabelan, Bringin dan Bancak didukung penyediaan
infrastruktur penunjang; dan
h. mengembangkan kawasan pariwisata berbasis budaya, alam dan
agrowisata terutama di Kecamatan Bandungan, Sumowono, Ambarawa,
Tuntang, Banyubiru, Ungaran Barat, Ungaran Timur dan Getasan.

3.3 Sistem Perwilayahan Kabupaten Semarang


Sistem perwilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b
(Badan Perencanaan, Penelitian, dan pengembangan Daerah, 2011), meliputi :
a. SWP–1 yaitu kawasan yang ditetapkan menjadi bagian dari ibukota
Kabupaten serta kawasan sekitarnya yang termasuk dalam jangkauan
pelayanannya meliputi Kecamatan Ungaran Barat, Ungaran Timur,
Bergas, dan Pringapus dengan pusat pengembangan di perkotaan Ungaran;
b. SWP–2 yaitu kawasan yang menjadi wilayah pengaruh dari Kota
Ambarawa meliputi Kecamatan Ambarawa, Tuntang, Banyubiru,
Bandungan, Jambu, Bawen dan Sumowono dengan pusat pengembangan
di perkotaan Ambarawa; dan
c. SWP–3 yaitu kawasan yang berada di Daerah selatan meliputi Kecamatan
Suruh, Tengaran, Getasan, Susukan, Kaliwungu, Pabelan, Bancak dan
Bringin dengan pusat pengembangan di perkotaan Suruh dan Tengaran.
SWP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diarahkan mempunyai fungsi
utama sesuai dengan potensi wilayah masing-masing, yaitu :
a. SWP–1 sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a diarahkan
mempunyai fungsi industri, pertanian, pariwisata, pemerintahan,
perdagangan dan jasa, fasilitas umum, permukiman, dengan fungsi pusat

7
SWP adalah pelayanan fasilitas umum, perdagangan dan jasa, pusat
pemerintahan skala Kabupaten serta permukiman perkotaan;
b. SWP–2 sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b diarahkan
mempunyai fungsi industri, pertanian, pariwisata, perdagangan dan jasa,
fasilitas umum, permukiman, perikanan, serta pertahanan dan keamanan
dengan fungsi pusat SWP adalah perdagangan dan jasa agribisnis; dan
c. SWP–3 sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c diarahkan
mempunyai fungsi industri, pertanian, pariwisata, dan perikanan, dengan
fungsi pusat SWP adalah pusat industri, agribisnis, perdagangan dan jasa,
serta pusat fasilitas umum penunjang agropolitan.
Pemilihan objek lokasi nantinya lebih ditekankan pada wilayah – wilayah
dengan kriteria yang menyesuaikan dengan kebutuhan sebuah Pesantren
Modern untuk di daerah kabupaten, yaitu SWP-1 dan SWP-2. Lebih jelasnya
lokasi yang dipilih harus memiliki tingkat keramaian rendah untuk menunjang
kegiatan Pesantren Modern serta menciptakan suasana kondusif, memiliki
sumber air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, serta tapak
harus sesuai dengan fungsi lahan untuk pendidikan.
Untuk peraturan bangunan pelayanan pendidikan pada SWP-1 dan SWP-2
di lokasi sedang, memiliki ketentuan yaitu dengan KDB 45%-60% dengan
ketinggian bangunan maksimal 4 lantai, jarak dengan bangunan sekitarnya
minimal 4 meter, dan garis sempadan pagar terhadap jalan arteri primer dan
sekunder paling sedikit 12,5 meter dari as jalan, serta GSB paling sedikit 20,5
meter dari as jalan.

8
Gambar 3.4 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Semarang
Sumber : (Badan Perencanaan, Penelitian, dan pengembangan Daerah, 2019)

9
Gambar 3.5 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Semarang
Sumber : (Badan Perencanaan, Penelitian, dan pengembangan Daerah, 2019)

10
Gambar 3.6 Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Semarang
Sumber : (Badan Perencanaan, Penelitian, dan pengembangan Daerah, 2019)

11
3.4 Pesantren di Kabupaten Semarang
Berikut merupakan daftar pesantren yang ada di Kabupaten Semarang :

Nama Pondok Pesantren Alamat Kecamatan

PP. Darul Quddusis Salam KH. Jalal Suyuthi Tengaran


PP. Bina Insani Baran Susukan
PP. Darul Robbani Galangan Rt. 01/05 Susukan
PP. Nurul Furqon Talok Rt. 20/05 Susukan
PP. Al - Munawar Paseran Suruh
PP. Al Mahmudiyah Noloprayan Suruh
PP. An Nibros Al - Hasyim
Rekrosari Suruh
Assa
PP. Himalatil Qur'an Al
Ploso Suruh Suruh
Manshur
Jl. Raya Suruh Karanggede
PP. Tarbiyatul Muballighin Suruh
Reks
PP. Al - Ihsan Sraten Rt. 01 Rw. 03 Tuntang
PP. Al - Maskur Kalisari Jombor Rt. 01 Rw. 04 Tuntang
PP. Al Asyhar Ngentaksari Tuntang
PP. Al Fadlil Gudang Tuntang
Kauman Santren Rt. 01 Rw.
PP. Al Falah Tuntang
05
PP. Al Istianah Ngelosari Tuntang
PP. Al Khoiriyah Banjaran Tuntang
PP. Al Riyadloh Kesongo Tuntang
PP. An - Nur Jl. H. Nur Klego Tuntang
PP. Assalafiyah Gading Tuntang
PP. Edi Mancoro Bandungan Rt. 02 Rw. 01 Tuntang
PP. Kramat Sejambu Tuntang
PP. Miftakhul Ulum Susukan Tuntang
PP. Nurul Huda Colombo Lopait Tuntang
PP. Roudlatul Usyaagil Qur'an Rowopolo Tuntang

12
PP. Roudlotul Huffadz Lopait Tuntang
PP. Bustanu Usysyaqil Qur'an Kepil Rt. 02/04 Banyubiru
PP. Bustanut Tholibin Krajan Rt 03/02 Tegaron Banyubiru
PP. Roudatul Furqan Jl. Mahakam RT. 02/07 Banyubiru
PP. Sabilul Huda Krajan Tegaron Banyubiru
PP. Al Iman Bantunganti Kebon Dalem Jambu
PP. Mambaussa'diyah Kaliwinong Jambu
PP. Al Iman Jl. Bantir No. 40 Sumawono
PP. An Najiyah Kemuning Pledokan Somowono
PP. Nurul Amin Jl. Kychotibanom 86 Somowono
PP. Kiai Putih Ngonto Candi Ambarawa
PP. LPP. Hidayatussibyan Jetak Ambarawa
PP. Ummul Quro' Gedangan RT. 04/06 Ambarawa
PP. Almas'udiyah Blater Jimbaran Bawen
PP. Nurul Hikmah Harjosari Bawen
PP. Al Hamidiyah Dukun Rt. 03/01 Bringin
PP. Al Ittihad Poncol, Popongan Bringin
PP. Bustanul Muta'allimin Brojodito Rt. 08/ Rw. 04 Pakis Bringin
PP. Miftahul Ulum Rembes Bringin
Pesantren Tahfidz Daarul
Keji-Suruhan Ungaran
Qur’an
PP. Al Hikmah Jl. Bangka No. 18 Ungaran
PP. Al Ikhlas Jl. Cempaka I RT 01 RW 05 Ungaran
PP. Al KAromah Jl. Ngori Gunung Tugel Ungaran
PP. Al Muhlisin Gundang Nyatnyono Ungaran
PP. Al Uqola Jl. Curug Lawe Kalisidi Ungaran
PP. At Thohiriyah Cemanggah Kidul Branjang Ungaran
PP. Mamba'ul Hisan Gogik RT. 04/01 Ungaran
PP. Roudlotul Hikmah Branjang Ungaran
PP. Al Falah Kauman Lor RT 03 RW I Pabelan
PP. Al Ittihad Semowo Pabelan
PP. Haji Abdurrohim Jl. K. Ibrahim Pabelan
PP. Roudlotut Tholibin Karangguli RT. 01 / 02 Pabelan

13
Dusun Duwet RT 01 RW 04
PP. Al Hidayat Pringapus
Klepu
PP. Manba'ul Qur'an Lakangan Wonoyoso Pringapus
PP. Al Falah Srumbung Jurang Bergas
PP. Al Musthofa Jl. Lemahabang Bandungan Bergas
PP. Darus Salam Jl. Syeh Penanggalan No. 5 Bergas
PP. LPP Hidayatussibyan Bergas Lor RT. 02/11 Bergas
PP. Nurul Musthofa Krajan Bergas
PP. Bustanul Usyaqil Quran Wonokerto Bancak
PP. Sirojul Anwar Boto Bancak
PP. Al Islah Pager Kaliwungu
PP. Darul Falah Kiringan Selatan Kaliwungu
Tabel 3.1 Daftar Pesantren di Kabupaten Semarang
Sumber : (PCNU Kabupaten Semarang, 2015)
Mayoritas pesantren yang ada di Kabupaten Semarang merupakan pesantren
salaf atau pesantren tradisional. Hanya terdapat tiga pesantren modern yaitu
Pesantren Modern Bina Insani (SMP-SMA), Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an
Jateng (Putra-SMP), dan Pesantren Darus Salam (SMK). Namun pesantren
modern dengan kurikulum nasional hanya satu yaitu Pesantren Tahfidz Daarul
Qur’an Jateng di Ungaran.

3.5 Kesimpulan, Batasan, dan Anggapan


3.5.1 Kesimpulan
Berdasarkan studi maupun data yang diperoleh, dan setelah dilakukan
analisa maka dapat disimpulkan, bahwa :
a. Pesantren merupakan suatu tempat dimana para santri belajar pada
seseorang kyai untuk memperdalam ilmu, utamanya ilmu-ilmu agama
yang diharapkan nantinya menjadi bekal bagi santri dalam menghadapi
kehidupan di dunia maupun akhirat dan juga tempat untuk melatih para
santri untuk siap dan mampu mandiri.

14
b. Pesantren modern banyak yang berlokasi di daerah yang cukup jauh dari
keramaian dengan salah satu alasannya agar terhindar dari hirukpikuk
keramaian sehingga penghuni lebih nyaman dalam beraktifitas di dalam
area pesantren tersebut. Namun meskipun berlokasi di tempat yang
cukup jauh tetap ditunjang dengan sarana prasarana yang sesuai untuk
sebuah pesantren modern. Lokasi yang jauh itu seringkali menjadi
hambatan bagi keluarga yang hendak menjenguk santri di asrama.
c. Kabupaten Semarang sudah memiliki beberapa pesantren modern yang
berada dekat dengan pedesaan maupun pusat kota dan lebih banyak di
antaranya merupakan pesantren salaf atau tradisional. Namun belum ada
pesantren modern yang berada di dalam pusat kota yang aksesnya lebih
mudah. Keberadaan pesantren modern di dalam kota dapat menjadi
ketertarikan tersendiri bagi orang tua santri yang ingin mengasramakan
anak-anak mereka namun tanpa terhalang jarak dan akses yang sulit serta
di kawasan yang lebih lengkap sarananya karena terletak di pusat kota.
d. Kurikulum yang digunakan dalam pesantren modern yaitu kurikulum
yang terintegrasi antara kurikulum Departemen Pendidikan dengan
kurikulum kepesantrenan yang disesuaikan dengan visi misi pesantren
modern tersebut.

3.5.2 Batasan
a. Lokasi perencanaan Pesantren berada di Kabupaten Semarang,
khususnya SWP-2 Kabupaten Semarang.
b. Lingkup kegiatan yang akan diwadahi adalah pendidikan pesantren dan
pendidikan umum serta kegiatan kegiatan yang berkaitan dengan
pendidikan tersebut.
c. Jenjang pendidikan Pesantren Modern yang direncanakan meliputi SMP
dan SMA.

15
d. Penentuan lokasi dan tapak yang digunakan dalam perencanaan dan
perancangan mengacu pada tata guna lahan dalam RTRW Kabupaten
Semarang tahun 2011-2031.
e. Standar dan persyaratan ruang mengacu pada studi literatur, studi
banding dan disesuaikan dengan kondisi tapak.
f. Berkaitan dengan pemisahan putra dan putri diterapkan secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung berarti betul betul tidak berada
satu area atau ruangan putra dan putri dalam hal ini pada kegiatan tempat
tinggal. Secara tidak langsung berarti dapat berada bersamaan di ruang
atau area yang sama namun dipisahkan dengan berjarak atau
menggunakan sekat dalam hal ini ditetapkan untuk kegiatan pendidikan,
kegiatan pertemuan umum, kegiatan dengan bangunan yang bersifat
umum seperti perpustakaan atau lapangan olahraga atau sarana
komersial.
g. Masalah struktur dan mekanikal elektrikal hanya dibahas secara
mendasar dan lebih ditekankan pada masalah desain arsitektur saja.
h. Tidak menyertai perhitungan biaya
i. Titik berat perencanaan dan perancangan adalah pada masalah-masalah
arsitektural, permasalahan dibidang ekonomi, politik dan dibidang lain di
luar bidang arsitektur tidak akan dibahas. Namun akan akan dibahas
seperlunya selama masih berkaitan dan mendukung masalah utama.

3.5.3 Anggapan
a. Tapak terpilih dianggap telah memenuhi syarat dan siap digunakan
sesuai dengan batas-batas yang ada. Dalam penyediaan pembebasan
tanah tidak terdapat masalah.
b. Jaringan utilitas kota dianggap tersedia dengan baik dan siap digunakan.

16
c. Studi kelayakan struktur dan daya dukung tanah dianggap telah
dilaksanakan dan dapat digunakan untuk rekomendasi proses
perencanaan dan perancangan selanjutnya.
d. Bangunan yang telah ada di site bila dimungkinkan dianggap tidak ada.
e. Aspek ekonomis dianggap diluar pembahasan perencanaan dan
perancangan tetapi dengan memperhatikan rasionalitas.
f. Dana untuk pembangunan Pesantren Modern yang direncanakan
dianggap telah tersedia dan sesuai dengan program perencanaan dan
perancangan.

17

Anda mungkin juga menyukai