Anda di halaman 1dari 26

Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

Kota Semarang
2021

BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
4.1 Aspek Fisik
4.1.1 Kondisi Geografis Dan Administrasi
Menurut Kota Semarang dalam Angka 2020, Kota Semarang terletak
antara garis 6050’-7010’ Lintang Selatan dan garis 109035’-110050’ Bujur
Timur. Luas wilayah Kota Semarang tercatat 373,70 Km2. Secara
administratif Kota Semarang berbatasan dengan :
Sebelah Utara: Laut Jawa
Sebelah Selatan: Kabupaten Semarang
Sebelah Timur: Kabupaten Demak
Sebelah Barat: Kabupaten Kendal

ANGGA PRASETYA IV-1


21080118140072
Gambar 4.1 Peta Wilayah Administrasi Kota Semarang

Sumber: Analisis Penulis, 2021


Kota Semarang dengan luas wilayah sebesar 373,7 km 2 terdiri dari 16
kecamatan dan 177 kelurahan. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah
kecamatan Mijen (57,55 km2 ), diikuti oleh kecamaan Gunungpati dengan luas
wilayahnya sebesar 54,11 km2, sedangkan kecamatan yang terkecil
wilayahnya adalah Kecamatan Semarang Selatan (5,93 km2 ). Luas daerah per
Kecamatan di Kota Semarang Tahun 2020 diberikan pada tabel 3.1 berikut
Tabel 4.1 Luas Daerah Per Kecamatan di Kota Semarang Tahun 2020

Luas Daerah
No Kecamatan
(Km2)
1 Mijen 57,55
2 Gunungpati 54,11
3 Banyumanik 25,69
4 Gajahmungkur 9,07
5 Semarang Selatan 5,93
6 Candisari 6,54
7 Tembalang 44,20
8 Pedurungan 20,72
9 Genuk 27,39
10 Gayamsari 6,18
11 Semarang Timur 7,70
12 Semarang Utara 10,97
13 Semarang Tengah 6,14
14 Semarang Barat 21,74
15 Tugu 31,78
16 Ngalian 37,99
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2021
4.1.2 Kondisi Topografi
Menurut Kota Semarang dalam Angka 2020 secara umum kondisi
topografi Kota Semarang memiliki elevasi 0,75 – 253,00 meter dari
permukaan air laut. Wilayah dengan topografi tinggi adalah Gombel,
Gunungpati sebelah barat dan timur laut, Mijen bagian atas. Wilayah dengan
topografi rendah atau daerah dataran rendah meliputi Daerah pantai, Pusat
Keramaian, Simpang Lima, Candi Baru, Jatingaleh.
Menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kota Semarang Tahun 2005-2025, Keadaan Topografi wilayah Kota
Semarang dapat diklasifikasikan ke dalam 4 (empat) kelompok, yaitu
a) Lereng I (0-2%) meliputi Kecamatan Genuk, Pedurungan,
Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara dan Tugu, serta
sebagian wilayah Kecamatan Tembalang, Banyumanik dan
Mijen.
b) Lereng II (2-5%) meliputi Kecamatan Semarang Barat,
Semarang Selatan, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan
Ngaliyan
c) Lereng III (15-40%) meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan
Kali Kreo (Kecamatan Gunungpati), sebagian wilayah kecamatan
Mijen (daerah Wonoplumbon) dan sebagian wilayah Kecamatan
Banyumanik, serta Kecamatan Candisari.
d) Lereng IV (> 50%) meliputi sebagian wilayah Banyumanik
(sebelah tenggara), dan sebagian wilayah Kecamatan
Gunungpati, terutama disekitar Kaligarang dan Kali Kripik.
Gambar 4.2 Peta Topografi Kota Semarang
Sumber: Analisis Penulis, 2021
4.1.3 Kondisi Klimatologi
Menurut Kota Semarang dalam Angka, 2020, Curah hujan di wilayah
Kota Semarang Tahun 2016 cenderung fluktuatif. Tercatat rata-rata curah
hujan sebesar 202,00 mm, suhu udara sebesar 28 0C, kecepatan angin sebesar
6 km/jam dan kelembaban sebesar 76 mm. Data Klimatologi Kota Semarang
tahun 2018 diberikan pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Klimatologi Kota Semarang Tahun 2019

Jenis Satuan Angka


Curah Hujan rata-rata Mm 182
Suhu udara 0
C 29
Jenis Satuan Angka
Kecepatan angin km/jam 2
Kelembaban % 84,5
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, 2021
4.1.4 Kondisi Geologi
Menurut Thanden et al., (1996) dalam Wardhana, Harjono, &
Sudaryanto (2014) Geologi Kota Semarang didominasi oleh endapan alluvial
berumur Kuarter terutama yang menempati bagian utara. Di bagian Selatan
yang berupa tinggian didominasi oleh batuan vulkanik dan tampak beberapa
struktur patahan. Adapun stratigrafi yang melandasi Kota Semarang dijelaskan
secara singkat di bawah ini.
a. Aluvium
Merupakan endapan aluvium pantai, sungai dan danau. Endapan
pantai litologinya terdiri dari lempung, lanau dan pasir dan campuran
diantaranya mencapai ketebalan 50 m atau lebih. Berumur Holosen.
b. Seri Batuan Gunungapi Gajah Mungkur dan Kaligesik
Batuan gunungapi Gajah Mungkur berupa lava andesit
sedangkan batuan Gunungapi Kaligesik berupa lava basalt, berwarna
abu- abu kehitaman. Berumur Plietocene-Holocene
c. Formasi Jongkong
Breksi andesit hornblende augit dan aliran lava, sebelumnya
disebut batuan gunungapi Ungaran Lama. Breksi andesit berwarna
coklat kehitaman. Berumur Plietocene
d. Formasi Damar
Batuannya terdiri dari batu pasir tufaan, konglomerat, dan
breksivolkanik. Batu pasir tufaan berwarna kuning kecoklatan berbutir
halus-kasar. Berumur Plio-Pliestocene
e. Formasi Kaligetas
Batuannya terdiri dari breksi dan lahar dengan sisipan lava dan
tuf halus sampai kasar, setempat di bagian bawahnya ditemukan batu
lempung mengandung moluska dan batu pasir tufaan. Halus-sedang,
porositas sedang, Berumur Plio-Pliestocene
f. Formasi Kalibeng
Batuannya terdiri dari napal, batupasir tufaan dan batu gamping. Berumur
Miocene- Plieocene Perselingan batu lempung, napal, batu pasir tufaan,
konglomerat, breksi volkanik dan batu gamping.
Struktur geologi di daerah Semarang umumnya berupa sesar yang terdiri
dari sesar normal, sesar geser dan sesar naik. Sesar normal relatif berarah
barat- timur sebagian agak cembung ke arah utara, sesar geser berarah utara
selatan hingga barat laut-tenggara, sedangkan sesar normal relatif berarah
barat-timur. Sesar-sesar tersebut umumnya terjadi pada batuan Formasi Kerek,
Formasi Kalibening dan Formasi Damar yang berumur kuarter dan tersier.
Geseran- geseran intensif sering terlihat pada batuan napal dan batu lempung,
yang terlihat jelas pada Formasi Kalibiuk di daerah Manyaran dan Tinjomoyo.
Struktur sesar ini merupakan salah satu penyebab daerah tersebut mempunyai
jalur “lemah”, sehingga daerahnya mudah tererosi dan terjadi gerakan tanah.
4.1.5 Kondisi Hidrologi
Menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kota Semarang Tahun 2005-2025, di Kota Semarang mengalir 9 (sembilan)
sungai besar dan beberapa sungai kecil, adapun 9 sungai besar tersebut antara
lain sungai Banjir Kanal Timur, Banjir Kanal Barat, Kali Babon, Kali Kreo,
Kali Kripik, Kaligarang, Kali Semarang, Kali Bringin, dan Kali Plumbon.
Sedangkan penanganan drainase di Kota Semarang terbagi atas dua
karakteristik wilayah, yaitu penanganan daerah atas dan daerah bawah
Penanganan daerah atas terbagi ke dalam beberapa pelayanan DAS,
yaitu DAS Babon, DAS Banjir Kanal Timur, DAS Banjir Kanal Barat, DAS
Silandak/Siangker, DAS Bringin dan DAS Plumbon. Sementara bagian bawah
terbagi kedalam empat sistem drainase meliputi sistem Drainase Semarang
Timur, Sistem Drainase Semarang Tengah, Sistem Drainase Semarang Barat
dan Sistem Drainase Semarang Tugu.
Gambar 4.3 Peta Jaringan Sungai Kota Semarang
Sumber: Analisis Penulis, 2021
4.1.6 Hidrogeologi
Menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kota Semarang Tahun 2005-2025, Potensi sungai di Kota Semarang adalah
Kali Garang. Kali Garang bermata air di Gunung Ungaran, alur sungainya
memanjang ke arah utara hingga mencapai Pengndan tepatnya di daerah Tugu
Suharto, bertemu dengan aliran Kali Kreo dan Kali Kripik. Kali Garang
sebagai sungai utama pembentuk kota bawah yang mengalir
membelah lembah – lembah Gunung Ungaran mengikuti alur yang berbelok -
belok dengan aliran yang cukup deras.
Daerah Semarang secara umum dapat dibagi dua wilayah air bawah
tanah, yaitu wilayah air bawah tanah perbukitan dan wilayah air bawah tanah
dataran. Wilayah air bawah tanah perbukitan merupakan daerah perbukitan
bergelombang lemah sampai kuat yang ditutupi oleh sedimen tua dan batuan
gunung api lama. Produktifitas akuifer pada daerah ini tergolong
kecil khususnya pada daerah-daerah dengan timbulan terjal yang
mencerminkan batuan kompak dengan porositas dan permeabilitas rendah.
4.1.7 Tata Guna Lahan
Menurut Kota Semarang dalam Angka, 2020, ketinggian Kota
Semarang terletak antara 0,75 sampai dengan 348,00 diatas garis pantai
Sebagian besar wilayah Kota Semarang berupa dataran rendah dan sebagian
merupakan daerah pantai dan pegunungan. Luas wilayah Kota Semarang
tercatat 373,70 Km2. Luas yang ada, terdiri dari 39,56 Km2 (10,59 %) tanah
sawah dan 334,14 (89,41%) bukan lahan sawah. Menurut penggunaannya,
luas tanah sawah terbesar merupakan tanah sawah tadah hujan (53,12 %), dan
hanya sekitar 19,97 % nya saja yang dapat ditanami 2 (dua) kali. Lahan kering
sebagian besar digunakan untuk tanah pekarangan/tanah untuk bangunan dan
halaman sekitar, yaitu sebesar 42,17 % dari total lahan bukan sawah.
Gambar 4.4 Peta Tata Guna Lahan Kota Semarang

Sumber: Analisis Penulis, 2021


4.1 Aspek Sosial
4.1.1 Kependudukan
Menurut Kota Semarang dalam Angka, 2020, Berdasarkan hasil
registrasi penduduk tahun 2020, jumlah penduduk Kota Semarang tercatat
sebesar 1.814.110 jiwa dengan pertumbuhan penduduk selama tahun 2015
sebesar 0,65 %. Kondisi tersebut memberi arti bahwa pembangunan
kependudukan, khususnya usaha untuk menurunkan jumlah kelahiran,
memberikan hasil yang nyata.
Sekitar 71,55 % penduduk Kota Semarang berumur produktif (15-64
tahun), sehingga angka beban tanggungan, yaitu perbandingan antara
penduduk usia produktif dengan penduduk usia tidak produktif (0-14 dan 65 th
keatas) pada tahun 2015 sebesar 39,77 yang berarti 100 orang penduduk usia
produktif menanggung 40 orang penduduk usia tidak produktif.
Dalam kurun waktu 5 tahun (2014- 2020), kepadatan penduduk
cenderung naik seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Di sisi lain,
penyebaran penduduk di masing-masing kecamatan belum merata. Di wilayah
Kota Semarang, tercatat Kecamatan Gayamsari sebagai wilayah terpadat
dengan kepadatan penduduk sebesar 12,853 jiwa/km2, sedangkan kecamatan
Tugu merupakan wilayah yang kepadatannya paling rendah yaitu sebesar
1.008 jiwa/km2. Jumlah penduduk Kota Semarang secara terperinci dapat
dilihat seperti pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kota Semarang
Tahun 2020

Kepadatan
Luas Wilayah Penduduk
No Kecamatan penduduk
Km Jiwa Jiwa/km2
1 Mijen 57,55 76037 1321
2 Gunungpati 54,11 118760 2195
3 Banyumanik 25,69 164953 6421
4 Gajahmungkur 9,07 60679 6690
5 Semarang Selatan 5,93 70522 11892
6 Candisari 6,54 76857 11752
7 Tembalang 44,2 209504 4740
8 Pedurungan 20,72 214689 10361
9 Genuk 27,39 119010 4345
10 Gayamsari 6,18 83036 13436
11 Semarang Timur 7,7 75762 9839
12 Semarang Utara 10,97 119647 10907
13 Semarang Tengah 6,14 61102 9951
14 Semarang Barat 21,74 165048 7592
15 Tugu 31,78 33333 1049
16 Ngalian 37,99 165171 4348
Jumlah Total
2020 373,7 1 814110 4854
2019 373,7 1 729 428 4628
2018 373,7 1 701 172 4269
2017 373,7 1 584 906 4241
2016 373,7 1 572 105 4207
Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2021
Dari tabel diatas juga memperlihatkan sebuah indikasi akan adanya
peningkatan jumlah penduduk di tahun-tahun berikutnya.
4.1.2 Pendidikan
Menurut Kota Semarang dalam Angka, 2020, pembangunan pada
sektor Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia
yang cerdas dan terampil yang diikuti rasa percaya diri sendiri serta sikap dan
perilaku inovatif, disamping itu merupakan proses budaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang berlangsung seumur hidup
dan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Perkembangan tingkat partisipasi sekolah haruslah diimbangi dengan
penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai. Tabel
3.4. menyajikan gambaran yang jelas mengenai jumlah sekolah, ruang kelas,
murid dan guru selama tahun 2020 untuk seluruh tingkat pendidikan dari TK
hingga Perguruan Tinggi.
Tabel 4.4 Banyaknya Fasilitas Pendidikan di Kota Semarang Tahun 2020

Perguruan
No Kecamatan SD SMP SMA
Tinggi

1 Mijen 31 8 6
2 Gunungpati 36 9 8 1
3 Banyumanik 41 12 9 1
4 Gajahmungkur 21 8 11 3
5 Semarang Selatan 31 13 11 2
6 Candisari 26 10 9
7 Tembalang 35 12 14 3
8 Pedurungan 48 14 13 1
9 Genuk 24 9 10 1
10 Gayamsari 21 6 6
11 Semarang Timur 29 13 5 1
12 Semarang Utara 33 10 8
13 Semarang Tengah 34 21 18 4
14 Semarang Barat 49 22 20
15 Tugu 14 5 1
16 Ngalian 34 11 13
Jumlah Total 507 183 162 17
Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2021
4.1.3 Mata Pencaharian
Menurut Kota Semarang dalam Angka, 2020, Sejalan dengan laju
perkembangan dan pertumbuhan penduduk, untuk sektor tenaga kerja ini
diprioritaskan pada penciptaan perluasan dan pemerataan kesempatan kerja
serta perlindungan tenaga kerja. Menurut Badan Pusat Statistik, penduduk usia
kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur 10 tahun ke atas dan dibedakan
sebagai Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Angkatan Kerja adalah
penduduk yang bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan. Disisi lain, bukan
Angkatan Kerja, yaitu mereka yang kegiatan utamanya mengurus rumah
tangga, sekolah atau mereka yang tidak mampu melakukan kegiatan karena
usia tua atau alasan fisik (cacat).
Untuk tahun 2020, TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja), yaitu
perbandingan antara angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja sebesar
79,29
%. Sedangkan tingkat kesempatan kerja, yaitu perbandingan antara penduduk
yang bekerja dengan penduduk usia kerja pada tahun 2014 adalah sebesar
53,80
%. Dari data yang ada, mata pencaharian penduduk yang utama berturut-turut
adalah Jasa dan lainnya (11,86 %), Buruh Industri (25,65 %), Buruh Bangunan
(12,02 %), PNS/ABRI (13,76 %) serta Petani sendiri (3,95%).
4.1.4 Fasilitas Ibadah
Kementrian Agama Kota Semarang mencatat ada 3.391 tempat
peribadatan, 1134 diantaranya adalah masjid, 1932 langgar/mushola/surau,
287 gereja/kapel, dan 38 vihara/kuil/pura. Banyaknya Fasilitas ibadah di Kota
Seamrang berdasarkan data tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Banyaknya Tempat Ibadah di Kota Semarang Tahun 2020

Langgar/Mushol Gereja/ Vihara/Kuil/


No Kecamatan Masjid
a/Surau Kapel Pura

1 Mijen 69 140 15 1
2 Gunungpati 94 223 4 2
3 Banyumanik 116 121 33 1
4 Gajahmungkur 57 61 17 1
5 Semarang 59 53 21 2
6 Candisari 50 44 12 1
7 Tembalang 112 196 20 0
8 Pedurungan 123 204 17 3
9 Genuk 54 240 6 0
10 Gayamsari 54 62 8 0
Langgar/Mushol Gereja/ Vihara/Kuil/
No Kecamatan Masjid
a/Surau Kapel Pura

11 Semarang Timur 39 87 22 6
12 Semarang Utara 54 106 29 0
13 Semarang 28 71 18 17
14 Semarang Barat 111 87 50 4
15 Tugu 18 86 1 0
16 Ngalian 96 151 14 0
Jumlah Total
2019 1.134 1.932 287 38
2018 1.134 1.932 287 38
2017 1.131 1.931 287 38
2016 1.129 1.931 289 38
2015 1.129 1.931 289 38
Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2021
4.1.5 Fasilitas Kesehatan
Pembangunan kesehatan menyangkut aspek mendasar dalam
pembangunan manusia. Keberhasilan pembangunan kesehatan akan
berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Upaya pemerintah diantaranya menyediakan fasilitas kesehatan seperti
rumah sakit, puskesmas, dan puskesmas pembantu. Terlihat jumlah rumah
sakit pemerintah pada tahun 2019 sebanyak 18 buah, rumah sakit jiwa
sebanyak 1 buah, rumah sakit Ibu dan Anak sebanyak 5 buah , puskesmas
(perawatan/non perawatan) sebanyak 37 buah, puskesmas pembantu sebanyak
35 buah, puskesling sebanyak 37 buah, Kelurahan Pkmd sebanyak 177 buah,
Kelurahan Pkmd sebanyak 177 buah, Posyandu Yang Ada sebanyak 1575
buah, Posyandu Yang Aktif sebanyak 1219 buah, Kader Kesehatan Balita
Yang Ada sebanyak 11.665 buah, Kader Kesehatan Balita Yang Aktif
sebanyak 10.163 buah, dan apotik 413 buah. Banyaknya Fasilitas Kesehatan di
Kota Semarang tahun 2015- 2019 dpat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kota Semarang Tahun 2018-
2020

Tahun
No Uraian
2018 2019 2020
1 Prasarana / Sarana Kesehatan 1. Rumah Sakit Umum:
Tahun
No Uraian
2018 2019 2020
- Type A 1 1 1
- Type B 5 6 6
- Type C 9 9 9
- Type D 3 2 2
- Type E
2 Rumah Sakit Jiwa 1 1 1
3 Rumah Sakit Paru-Paru 0 0 0
4 Rumah Sakit Kusta 0 0 0
5 Rumah Sakit OP 1 0 0
6 Rumah Sakit Bedah Plastik 1 0 0
7 Rumah Sakit Bersalin 2 0 0
8 Rumah Sakit Ibu & Anak (RSIA) 3 5 5
9 Rumah Bersalin/Pondok Bersalin 0 0 0
10 Puskesmas Terdiri Dari: 37 37 37
1. Puskesmas Perawatan 11 11 11
1. Puskesmas Non Perawatan 26 26 26
12 Puskesmas Pembantu 35 35 35
13 Puskesling 37 37 37
14 Kelurahan Pkmd 177 177 177
15 Posyandu Yang Ada 1561 1575 1575
16 Posyandu Yang Aktif 1561 1219 1219
17 Kader Kesehatan Balita Yang Ada 11.386 11.665 11.665
18 Kader Kesehatan Balita Yang Aktif 9.950 10.163 10.163
19 Apotik 401 413 413
Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2021
4.2 Aspek Ekonomi
4.2.1 Fasilitas Perindustrian
Menurut Kota Semarang dalam Angka, 2020 Jumlah Industri di Kota
Semarang yang ada sebanyak 2.974 unit terdiri dari 1.158 industri besar dan
industri menengah 627 dan 1.816 industri kecil (formal). Selain itu masih ada
1.141 unit industri kecil non-formal (kerajinan rumah tangga) yang tidak
memiliki izin industri/tanda daftar industri. Sebagian besar dari industri-
industri tersebut terutama industri besar dan menengah (39%), serta industri
kecil baru (19%) sudah ditempatkan di kawasan-kawasan industri.
Total luas kawasan industri di Kota Semarang ada 9 lokasi, menempati
lahan seluas 1.326 Ha dengan jumlah unit usaha industri di kawasan industri
tersebut sebesar 733 unit perusahaan. Upaya dalam pengembangan industri di
Kota Semarang yang telah dilakukan melalui penyediaan kawasan,
infrastruktur dan fasilitasi perizinan.
4.2.2 Fasilitas Perdagangan
Kota Semarang dalam Angka 2020, Pasar adalah tempat dimana
penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan transaksi perdagangan. Jumlah
pasar desa di Kabupaten Tegal tercatat sebanyak 49 unit. Banyaknya Fasilitas
pedagangan dalam hal ini adalah pasar menurut jenisnya di Kota Semarang
Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Banyaknya Pasar Menurut Jenisnya Di Kota Semarang Tahun
2016-2020

Tahun
Jenis Pasar
2016 2017 2018 2019 2020
1. Dept. Store 10 10 10 10 10
2. Pasar Swalayan 52 53 53 53 53
3. Pusat Perbelanjaan 2 2 2 2 2
4. Pasar Umum 47 47 47 47 47

5. Pasar Hewan 1 1 1 1 1
6. Pasar Buah 1 1 1 1 1
7. Pasar Sepeda 1 1 1 1 1
8. Pasar Ikan 2 2 2 2 2
9. Lain-lain 3 3 3 3 3
Jumlah 119 120 120 120 120

Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2021


4.2.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kota Semarang dalam Angka 2020, ada dua sektor yang cukup besar
sumbangannya dalam PDRB atas dasar harga berlaku, yaitu sektor
perdagangan, hotel dan restoran; serta sektor industri pengolahan. Sumbangan
sektor perdagangan, hotel dan restoran sampai tahun 2018 cenderung naik yaitu
dari 28,01 % pada 2017 menjadi 28,43 % pada tahun 2018 dengan laju
pertumbuhan sebesar 10,03 %. Untuk sektor Industri pengolahan menyumbang
24,63 % pada tahun 2018 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yaitu 24,36 % dengan pertumbuhan 13,46 %. Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
2018 Tahun : 2017 – 2018 ( Juta Rupiah ) dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ;
Tabel 4.8 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan
Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2018 Tahun: 2017–2018 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha/ 2017 2018

A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.372,45 1.435,95

B. Pertambangan dan Penggalian 261,47 238,31

C. Industri Pengolahan 36.847,75 40.072,16


D. Pengadaan Listrik, Gas 136,63 160,24

E. Pengadaan Air 113,66 118,75

F. Konstruksi 36.287,62 39.243,98

G. Perdagangan besar dan eceran,reparasi


18.953,60 20.530,86
dan perawatan mobil dan sepeda motor

H. Transportasi dan Pergudangan 5.147,01 5.497,9


I. Penyediaan Akomodasi dan Makan minum 4.553,29 5.111,5

J. Informasi dan Komunikasi 9.847,13 10.285,92

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 5.933,48 6.697,18

L. Real Estate 3.697,26 3.996,90


Lapangan Usaha/ 2017 2018

M,N. Jasa Perusahaan 821,42 943,32

O. Administrasi Pemerintahan 4.438,24 4.773,91

P. Jasa Pendidikan 3.676,69 4.098,16

Q. Jasa Kesehatan dan Keg. Sosial 1.014,38 1.121,17

R,S,T. Jasa Lainnya 1.464,64 1.667,45


Produk Domestik Regional Bruto 134.206,72 145.993,68

Sumber: Kota Semarang dalam Angka, 2019


4.3 Kondisi Eksisting Pengelolaan Persampahan Kota Semarang
Kota Semarang dalam Angka 2019, Volume sampah rata-rata di Kota
Semarang yang ada dapat diperkirakan dengan mengetahui volume sampah
yang dihasilkan oleh masyarakat di setiap kecamatan. Pengelolaan
persampahan dapat dilihat pada volume sampah yang diproduksi dengan yang
terangkat. Dari data dapat dilihat bahwa kecamatan Pedurungan memproduksi
sampah terbesar dengan volume sampah sebesar 564,28 m3 per hari. Volume
sampah rata-rata per hari pada setiap kecamatan di Kota Semarang tahun 2018
dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9 Volume sampah Rata-Rata Per Hari tahun 2018

Produksi Terangkat
No Kecamatan
m3 m3
1 Mijen 177,94 154,63
2 Gunungpati 238,22 206,98
3 Banyumanik 405,68 358,31
4 Gajahmungkur 204,72 177,9
5 Semarang Selatan 269,56 234,19
6 Candisari 259,25 225,22
7 Tembalang 448,69 389,82
8 Pedurungan 564,28 490,27
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir 2021
Sampah Kota Semarang

Produksi Terangkat
No Kecamatan
m3 m3
9 Genuk 288,52 250,66
10 Gayamsari 236,89 205,81
11 Semarang Timur 258,05 224,18
12 Semarang Utara 413,13 358,92
13 Semarang Tengah 233,95 203,29
14 Semarang Barat 519,2 451,1
15 Tugu 96,67 83,99
16 Ngalian 384,11 333,74
Jumlah Total 4998,85 4349

ARYADHANI ARIHTA S. M VII-26


21080117120042

Anda mungkin juga menyukai