Anda di halaman 1dari 34

SEMARANG

Water Management Semarang


SIMPANG LIMA

AHMAD YANI
KOTA LAMA INTERNATIONAL
AIRPORT
PELABUHAN
TANJUNG EMAS

Water Management
Penurunan muka tanah/amblesan (land subsidence) di
Semarang
Kota Semarang
Penurunan Muka
Tanah/Amblesan (Land
Subsidence) di Kota
Semarang
Editor:
Sawarendro, M.Sc | Witteveen+Bos Indonesia
Monika. A.P, M.S | Witteveen+Bos Indonesia
B.A. Tirta, M.Sc | Witteveen+Bos Indonesia
Dr. Muhammad Helmi | Center for Coastal
Rehabilitation and Disaster
Mitigation Studies, Universitas
Diponegoro

Kontributor:
Daniel van der Maas | Ellipsis Earth Intelligence
Laura van den Berge | Ellipsis Earth Intelligence
Ir. Bambang M. Putra, M.T | Geologi dan Air Tanah, Dinas
Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Jawa Tengah
Ismet Adipradana | Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota
Semarang
Victor Coenen, M.Sc | Witteveen+Bos Raadgevende
ingenieurs B.V.

Desain dan visualisasi:


Defri Nur Arrifah, S.T. | Witteveen+Bos Indonesia
Anggita Krisnandini, M.A | Witteveen+Bos Indonesia

2 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang


Daftar Isi
Prakata 4

Kondisi umum Kota Semarang 7

Pengamatan Penurunan Muka Tanah 14

Latar Belakang Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang 19

Dampak Penurunan Muka Tanah 25

Potensi Skenario Dampak 27

Rekomendasi 31

Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang 3


Prakata
Booklet ini membahas penurunan muka tanah/amblesan
(land subsidence) di Kota Semarang. Topik yang diulas di
antaranya penyebab dan memprediksikan skenario masa
depan, dan mencari daftar solusi atas permasalahan
penurunan muka tanah di Kota Semarang. Diharapkan
kajian ini dapat bermanfaat bagi pemerintah Kota
Semarang untuk menjadi pedoman strategi kebijakan
pengelolaan air dan banjir serta sumber informasi dan
ilmu bagi masyarakat luas dan kalangan peneliti lainnya.

Kegiatan ini didukung penuh oleh Pemerintah Kota


Semarang dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah beserta
dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, seperti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang,
Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, dan Dinas Energi
dan Sumberdaya Mineral Provinsi Jawa Tengah. Mitra
konsorsium Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Ellipsis
Earth Intelligence (Ellipsis) juga turut berkontribusi dalam
kajian ini.

Kajian ini didukung oleh Rijksdienst voor Ondernemend


(RvO) Nederland melalui kegiatan ‘Water management
Semarang’ yang dianugerahkan kepada konsorsium
Witteveen+Bos. Analisis, kesimpulan, dan rekomendasi
yang dihasilkan tidak serta-merta mewakili pandangan
RvO.

4 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang


6 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang
Kondisi umum Kota Semarang
Pertumbuhan Kota Semarang
Populasi Semarang meningkat setiap tahun dengan laju pertumbuhan fluktuatif yang cenderung menurun. Berdasarkan data tahun
2003 hingga 2017, laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2003 pada angka 2.09% dan beranjak turun ke angka 0.5 hingga 1%
di dekade terakhir ini (BPS 2019, Disdukcapil 2020). Oleh karena itu, pertumbuhan kebutuhan air domestik juga dapat diprediksi
mengikuti tren serupa yang akan meningkat dengan laju pertumbuhan diindikasikan berjalan lambat.

Citra satelit Landsat 5 Kota Semarang pada tahun 1988 (atas) dan 2011 (bawah)

Citra satelit Landsat 5 tahun 1988 dan 2011 menggambarkan kondisi pertumbuhan Semarang. Pertumbuhan terlihat jelas di bagian
selatan Semarang, sepanjang Jl Majapahit dan Jl Siliwangi, dan juga di area sebelah timur Banjir Kanal Timur.

Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang 7


Kondisi Hidrogeologi Kota Semarang

Paleogeografi Jawa Tengah bagian utara, termasuk Semarang (dulu Bergota) pada fase Neogen (kiri) dan Kuarter (kanan) (Anwar et al 1994)

Peta Geologi Cekungan Airtanah Semarang Provinsi Jawa Tengah (Cahaya Persada
Consultant Engineering 2011)

8 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang


Perubahan Garis Pantai Kota Semarang Tahun 1741-2007 (DESDM 2020)

Stratigrafi Semarang terdiri dari empat lapisan. Dari lapisan teratas, Perubahan garis pantai juga tercatat sejak hampir 300 tahun
yaitu endapan permukaan, batuan sedimen, batuan vulkanik, dan yang lalu sehingga masih mengalami proses konsolidasi
batuan terobosan (Thaden et al 1975). Lapisan batuan sedimen, alami sehingga Semarang sangat rentan terhadap fenomena
batuan vulkanik, dan batuan terobosan yang tergolong kala penurunan muka tanah (lihat gambar).
Pleistosen, Pliosen, dan Miosen diasumsikan sebagai lapisan tidak
termampatkan. Endapan permukaan tergolong kala Holosen
yang diasumsikan sebagai lapisan termampatkan.

Pada fase Neogen (kala Miosen dan Pliosen), Gunung Muria


terletak terpencil dari Pulau Jawa dan dipisahkan oleh Selat Muria
(lihat gambar). Pada fase Kuarter (kala Pleistosen dan Holosen)
Selat Muria menyempit akibat endapan permukaan sepanjang
pesisir, lembah gunung, dan lembah sungai. Lapisan endapan
permukaan ini terdiri dari campuran tanah kelempungan, pasir
dan kerikil, dan pasir kelempungan yang bergantian. Lapisan
kepasiran terdapat di kedalaman yang berbeda-beda yang
berasal dari sungai kuno (Badan Geologi 1988).

Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang 9


Kondisi Hidrogeologi

Dalam suatu sistem cekungan airtanah terdapat lapisan akuifer dan akuitar.
Lapisan akuifer memiliki permeabilitas tinggi dan sebaliknya, akuitar memiliki
permeabilitas yang lebih rendah akibat campuran lanau/lempungnya
sehingga menjadi lapisan pengekang akuifer. Lapisan akuitar tidak selalu
kontinu, sehingga akuifer bisa ditemukan dalam kondisi terkekang atau tidak
terkekang. Di Semarang, terdapat akuifer terkekang dan tidak terkekang.
Untuk akuifer tidak terkekang, permukaan airtanah terletak di ~1-2 meter di
bawah permukaan khususnya di Semarang bagian timur. Beberapa akuifer
terkekang di Semarang dijelaskan sebagai berikut (WBI 2008, Putranto dan
Rüde 2011, Putranto dan Rüde 2016).

Alluvium aquifers (Akuifer sedimen permukaan)

Akuifer ini terletak di area pesisir dan dapat dibagi menjadi dua kelompok
berdasarkan karakteristik airtanahnya (konduktivitas elektrik dan fasies).
Akuifer ini dipisahkan oleh lapisan akuitar yang litologi utamanya berupa
sedimen lempung dengan tebal bervariasi. Akuifer ini terdapat di kedalaman
~30-90 meter di bawah permukaan pada Semarang bagian barat dan lebih
dari 90 m di bawah permukaan pada area Semarang bagian timur.

• Delta Garang Deposits Aquifer (Akuifer Deposit Delta Garang)


Delta Garang merupakan akuifer teratas, berada di kedalaman ~65
meter di bawah permukaan dengan ketebalan ~10 meter.
Akuifer ini dulu bersifat artesis, tetapi akibat pengambilan airtanah,
tinggi tekanan airtanah (groundwater head) menurun hingga
sekarang. Akuifer ini menampung air tawar.

• Coast Quarternary Deposit Aquifer (Akuifer Deposit Kuarter


Pesisir)
Akuifer ini berada di kedalaman ~85 meter di bawah permukaan
dengan ketebalan ~10 m. Akuifer ini menampung air asin.

Damar formation aquifer (Akuifer Formasi Damar)


Akuifer ini terdapat di bagian barat Semarang Utara dan bervariasi di
kedalaman ~30-100 meter di bawah permukaan. Litologi akuifer ini terdiri
dari pasir bertufa, pasir, dan batuan konglomerat.

Volcanic breccia aquifer (Akuifer breksi vulkanik)


Akuifer ini terdapat di area perbukitan dari Jatingaleh ke arah selatan Srondol
dan Gedawang. Litologi akuifer ini umumnya terdiri dari breksi, pasir bertufa,
pasir, dan batuan konglomerat.

10 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang


Penggunaan Airtanah

Sumur Pengambilan

Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (DPMTSP) merupakan OPD


yang berhak untuk mengeluarkan izin eksplorasi airtanah di Provinsi
Jawa Tengah. Sedangkan Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (DESDM)
Provinsi Jawa Tengah merupakan OPD yang bertanggungjawab untuk
mengeluarkan rekomendasi teknis bagi pemohon izin. Pemohon izin harus
memberi informasi, di antaranya, lokasi bor, tujuan pemasangan, dan debit
pengambilan kepada DESDM. Berdasarkan rekapitulasi tahun 2017-2019,
debit pengambilan tercatat bervariasi dari 2 m3/hari hingga mencapai 250
m3/hari. Data pengambilan airtanah di Kota Semarang dapat dilihat pada
gambar.

Data Pengambilan Air Tanah (DESDM 2020)

Berdasarkan informasi dari DESDM, hampir 96% pengambilan airtanah


digunakan untuk kepentingan industri dan sisanya untuk keperluan rumah
tangga/domestik (termasuk Pamsimas). Sumur pengambilan di akuifer
dalam umumnya digunakan untuk kebutuhan industri dan akuifer yang
lebih dangkal digunakan untuk keperluan domestik.

Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang 11


Lokasi sumur pemantauan airtanah di Semarang dibawah tupoksi DESDM dengan hasil pemantauan penurunan muka tanah dengan InSAR

Pemantauan muka airtanah

Pemantauan airtanah di Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi DESDM.
Informasi pemantauan dapat diakses dalam jaringan (online) di laman http://siat.esdm.jatengprov.go.id/.
Jumlah sumur pemantauan di Jawa Tengah ada 59 set dan 10 di antaranya berada di Semarang. Sumur-
sumur ini dalam proses perbaikan dan pemeliharaan sejak Agustus-September 2019. Biasanya, pembacaan
muka airtanah direkam secara otomatis. Saringan sumur pemantauan dipasang di kedalaman ~60-70 meter
di bawah permukaan yang merupakan lokasi terdapatnya akuifer Delta Garang.

12 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang


Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang 13
Pengamatan Penurunan Muka Tanah

Besar dan laju penurunan muka tanah di Semarang dalam kajian terdahulu (n.a.=tidak ditulis dengan
eksplisit; *peta dirilis oleh atau dengan kerjasama dengan Badan Geologi Kementerian Energi dan
Sumberdaya Mineral/KESDM)

Penelitian terdahulu terkait penurunan muka tanah


Penelitian dan kajian mengenai penurunan muka tanah di Semarang telah banyak dilakukan, sejak setidaknya
30 tahun lalu. Pengamatan laju penurunan muka tanah di Semarang dilakukan dengan berbagai metode,
seperti levelling, GPS, dan InSAR (lihat tabel). Beberapa nilai ini didapatkan dari peta eksisting sehingga nilai
yang tertulis adalah kelompok laju, bukan besaran laju yang tepat (e.g., >10 cm/tahun vs 13 cm/tahun).

14 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang


Pengukuran muka tanah terkini

Hasil pengamatan penurunan muka tanah di Semarang dengan InSAR (April 2016-Oktober 2019)

Pengamatan InSAR
Hasil pengamatan InSAR menunjukkan laju penurunan muka
Ellipsis mengolah data sumber terbuka (open source) dari
tanah yang sangat kecil di wilayah selatan dan barat daya
satelit Sentinel-1 milik Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk
hingga mencapai 13 cm/tahun di wilayah timur laut dan di
mengetahui besar penurunan muka tanah terkini di Semarang.
beberapa titik di utara Semarang (lihat gambar). Ellipsis dan
Data satelit sejak April 2016 hingga Oktober 2019 diolah
UNDIP melakukan pengukuran lapangan di beberapa lokasi
dengan perangkat lunak SNAP yang juga dikembangkan oleh
dengan GPS untuk keperluan verifikasi dan menunjukkan
ESA.

Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang 15


Tiga tren gerakan yang dapat diamati melalui
hasil pengolahan data InSAR (lihat gambar). Tipe
(2)
(1) menunjukkan penurunan terjal yang seakan-
akan membagi Semarang menjadi dua dataran;
(2) penurunan miring masing-masing dataran
tersebut; dan (3) deformasi lokal di wilayah timur
(1) laut. Hasil pengamatan InSAR menunjukkan
(2) kecenderungan penurunan muka tanah yang mirip
dengan stratigrafi endapan sedimen di Semarang.
(3) (3)
(3)

Tiga tren gerakan penurunan tanah tanah di Semarang

Lokasi Patok Badan Geologi KESDM dengan hasil pengamatan penurunan muka tanah dengan InSAR

16 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang


Perbandingan hasil observasi InSAR April 2016-Oktober 2018 dengan hasil observasi KESDM di bulan Oktober 2011-Agustus 2017

Pengukuran lapangan

Badan Geologi KESDM melakukan pengukuran lapangan diakibatkan oleh perbedaan metode, yaitu pengukuran titik
penurunan muka tanah dengan patok-patok yang dipasang di (point based) yang digunakan KESDM dan penginderaan jauh
berbagai lokasi di Semarang (lihat gambar) yang dilakukan sejak dengan InSAR yang juga mengintegrasikan level keragaman
Oktober 2011 hingga Agustus 2017. tertentu/koherensi.

KESDM menerbitkan peta penurunan muka tanah setiap tahun Perbandingan hasil observasi inSAR menunjukkan bahwa
dengan data tersebut. Perlu diperhatikan bahwa pemutakhiran hasil pengamatan melalui InSAR dapat menjangkau area yang
peta ini dilakukan berdasarkan frekuensi pengukuran sekali lebih luas di mana pada pengukuran lapangan memerlukan
dalam setahun. Sedangkan laju penurunan muka tanah melalui jauh lebih banyak patok untuk menjangkau area yang
pengamatan InSAR didasarkan data kumulatif April 2016 hingga sama. Walaupun begitu, kedua metode pengamatan saling
Oktober 2019. Data pengamatan serentak tahun 2016 dan 2017 melengkapi satu sama lain untuk mendapatkan informasi
dari pengukuran lapangan (KESDM) dan satelit (InSAR) kemudian laju penurunan muka tanah yang lebih akurat.
dibandingkan untuk keperluan validasi (lihat gambar). Apabila
keduanya dibandingkan secara kumulatif, secara umum hasil
kedua pengukuran ini saling bersesuaian. Selisih juga mungkin

Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang 17


Apa penyebab penurunan muka
tanah?

18 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang


Latar Belakang Penurunan Muka Tanah di
Kota Semarang

Penyebab Umum

Penurunan muka tanah adalah menurunnya permukaan tanah akibat pergerakan


material bumi. Penurunan muka tanah sangat umum terjadi dengan bermacam
penyebab seperti konsolidasi alami, pembebanan permukaan (timbunan, jalan,
gedung, dll), pengambilan airtanah, aktivitas tektonik, eksplorasi tambang,
dan pelapukan batu kapur. Namun, tidak semua penyebab tersebut relevan di
Semarang (lihat tabel).

Daftar penyebab penurunan muka tanah yang relevan di Semarang

Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang 19


(Atas) Jalur potongan B-B’; (bawah) Litologi potongan B-B’ dari boring log.

20 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang


Aktivitas tektonik Konsolidasi alami dan pembebanan
permukaan
Penelitian sebelumnya telah mendiskusikan kemungkinan
pengaruh dari aktivitas tektonik kepada penurunan muka Seperti yang diulas sebelumnya, Semarang rentan
tanah di Semarang. Andreas et al (2017) menunjukkan bahwa mengalami penurunan muka tanah akibat lokasinya yang
pengaruh sesar megathrust minim terhadap Pulau Jawa terletak di atas endapan sedimen. Informasi boring log di
karena terletak cukup jauh dari zona tumbukan sehingga Semarang dari studi lainnya (seperti Marsudi 2001 dan Sarah
pengaruh distribusi tegangan (stress) dan regangan (strain) et al 2011) kemudian dikumpulkan untuk mendapatkan
terbatas. gambaran litologi tanah di Polder Banger, di mana data
tanah cukup memadai.
Sesar permukaan kecil (shallow crustal faults) yang disebut
ada di Semarang juga dapat menghasilkan penurunan muka Potongan litologi sederhana yang sejajar hasil pengamatan
tanah. Namun keberadaan dan lokasi lintasan sesar tersebut InSAR kemudian ditaksir melalui data boring log yang ada
masih belum dapat dipastikan dan belum banyak dipelajari. (lihat gambar). Melalui potongan litologi tersebut ditemukan
Walaupun begitu, sesar yang lebih kecil akan menyimpan bahwa lapisan lempung menipis ke arah perbukitan/selatan
energi yang rendah sehingga potensi penurunan juga dan lapisan batuan di area ini bisa ditemukan di kedalaman
lebih rendah. Potensi penurunan muka tanah akibat sesar yang dangkal. Akuifer (lapisan kepasiran dan/atau kerikilan)
lokal lebih kecil dari penurunan yang diakibatkan oleh juga ditemukan bervariasi secara spasial dalam bentuk
sesar megathrust (Wardhana et al 2014). Oleh karena lensa-lensa di kedalaman ~20 meter di bawah permukaan
itu, penyelidikan penyebab penurunan muka tanah akan atau secara kontinu di kedalaman ~40-70 meter di bawah
difokuskan terhadap tiga penyebab relevan lainnya. permukaan.

Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang 21


Pengambilan Airtanah

Penurunan muka tanah akibat pengambilan airtanah dipicu Pengamatan penurunan muka airtanah menggunakan data
oleh penurunan muka airtanah/disipasi tekanan air pori yang pemantauan airtanah oleh DESDM di stasiun Anjasmoro,
mengakibatkan peningkatan tekanan efektif tanah. Namun yang terdekat dari lokasi Polder Banger (~6 km). Pengukuran
perlu diingat bahwa lapisan akuifer tidak sepenuhnya terdiri menunjukkan laju penurunan airtanah sebesar 0.4 m/tahun dengan
dari lapisan pasir, sehingga disipasi tekanan air pori juga tren linear. Angka laju ini akan digunakan dalam pemodelan
mengakibatkan penurunan konsolidasi. Disipasi tekanan air sebagai dampak pengambilan airtanah menerus di lapisan akuifer
pori dan penurunan konsolidasi di lapisan kelempungan pada dalam. Sedangkan penurunan muka airtanah di lapisan akuifer
umumnya membutuhkan waktu yang sangat lama, terutama dangkal menggunakan laju 0.1 m/tahun.
di lapisan tanah lunak yang sangat tebal seperti di Semarang.
Selain itu, ada juga pengaruh penurunan akibat kompaksi
material butiran pada akuifer yang berkontribusi terhadap
penurunan muka tanah.
Tinggi tekanan airtanah (mMSL)

0.4 m/tahun

Waktu pengukuran

Data pengukuran dari Stasiun Anjasmoro, dengan kemungkinan pemulihan musiman (seasonal recovery) dengan
pola menurun

22 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang


Pembahasan

Pemodelan metode elemen hingga 2 dimensi dengan Plaxis adalah 0.1 m/tahun dan 0.4 m/tahun untuk akuifer dangkal dan
digunakan untuk mengevaluasi efek secara berpasangan dalam. Sedangkan untuk efek pembebanan menggunakan 17,
dari fluktuasi muka airtanah (secara hidrogeologi) dan beban 34, dan 51 kPa yang setara dengan penimbunan setinggi 1, 2,
permukaan (secara geoteknik). Pemodelan ini mencoba untuk dan 3 meter.
menkuantifikasi perbandingan penyebab penurunan muka tanah
di Kota Semarang, terutama di kawasan Polder Banger. Data yang Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa efek pembebanan
digunakan untuk analisis berdasarkan data primer yang ada, seperti permukaan akan menghasilkan penurunan muka tanah yang
pemantauan airtanah dan hasil pengeboran dan uji laboratorium lebih besar. Pada kasus timbunan 1-m, perbandingan total
tanah. Lapisan tanah lunak, yang didominasi oleh lempung dan penurunan adalah 56% akibat pembebanan dan 44% akibat
lanau, dimodelkan dengan menggunakan soft soil creep (SSC) di pengambilan airtanah. Efek pembebanan permukaan akan lebih
mana komponen penurunan konsolidasi primer dan sekunder dominan pada timbunan yang besar. Pada kasus timbunan 3-m,
diperhitungkan secara bersamaan. Sementara itu, lapisan akuifer efek pembebanan dan konsolidasi alami adalah 62% dan 38%
yang dominan kepasiran dimodelkan dengan kondisi linear elastic akibat pengambilan airtanah.
di mana hanya komponen konsolidasi primer yang diperhitungkan.
Dari pemantauan yang ada, penurunan muka airtanah linear

Rangkuman analisis Plaxis

Dampak pengambilan airtanah juga sangat bergantung terhadap tipe tanah di lokasi sumur pengambilan. Berdasarkan hasil
pemodelan, walaupun penurunan muka airtanah di akuifer dangkal lebih kecil dibandingkan dengan akuifer dalam (0.1 vs 0.4 m/
tahun), jumlah penurunan tanah oleh pengambilan airtanah di akuifer dangkal lebih besar. Hal ini disebabkan karena lapisan tanah di
akuifer dangkal jauh lebih lunak dibandingkan tanah lapisan dalam, sehingga hanya 6-17% penurunan diakibatkan oleh pengambilan
dari akuifer dalam.

Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang 23


24 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang
Dampak Penurunan Muka
Tanah
Banyak dampak yang dirasakan oleh masyarakat Semarang telah didokumentasikan
dalam berbagai penelitian dan media massa. Selain gedung yang terbenam dengan
kentara, frekuensi serta area genangan banjir laut pasang (rob dalam Bahasa Jawa) juga
meningkat setiap tahun. Banjir rob merupakan dampak penurunan muka tanah yang
sering terjadi di kota-kota pesisir utara Pulau Jawa.

Genangan banjir juga menyebabkan kerusakan gedung dan infrastruktur lainnya,


seperti jalan, tanggul, dan jembatan. Kerusakan dapat berupa retak, miring, atau
penurunan diferensial yang menyebabkan beberapa fasilitas umum tidak lagi memenuhi
persyaratan fungsionalnya. Imbas ekonomi juga tinggi, tidak hanya akibat kegiatan
perbaikan dan rehabilitasi yang perlu dilakukan tetapi juga kerugian oleh terganggunya
kegiatan ekonomi.

Masyarakat di area tergenang juga harus mengungsi sementara atau permanen. Dampak
tidak langsung di antaranya adalah permasalahan sanitasi dan kesehatan oleh buruknya
drainase akibat kerusakan sistem drainase, intrusi air laut, serta hilangnya habitat rawa.

Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang 25


Apa dampak penurunan muka tanah
di masa yang akan datang?

26 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang


Potensi Skenario Dampak
Tanpa Intervensi
Penurunan muka tanah akan terus berlanjut apabila tidak ada upaya
intervensi. Potensi kawasan tergenang di Semarang divisualisasikan
menggunakan batas atas laju penurunan muka tanah hasil pengamatan
InSAR yang diekstrapolasi secara linear (lihat gambar). Besar penurunan
muka tanah ini dibandingkan terhadap model elevasi digital (DEM) yang
dirilis oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Permukaan laut diasumsikan
stagnan di 0 mMSL dan kenaikan muka air laut tidak dipertimbangkan
karena laju kenaikan muka air laut lebih kecil dari laju penurunan muka
tanah. Hasil menunjukkan bahwa area yang tergenang (i.e., elevasi
<0 mMSL) sebagian besar terjadi di timur laut Semarang, yang juga
bersesuaian dengan hasil pengamatan InSAR. Banyaknya lahan yang saat
ini tergenang air dapat dilihat dengan jelas di pesisir di mana garis pantai
terlihat mundur (dari garis putus-putus). Area pesisir yang tergenang di
Kabupaten Demak bahkan masuk lebih dalam ke daratan.

Intervensi
Skenario dengan intervensi dilakukan dengan mengasumsikan penggiatan
upaya konservasi airtanah dalam 20 tahun ke depan dan efektif
menghentikan penurunan muka airtanah pada tahun 2040 (skenario ‘do
something’). Hal ini sejalan dengan rencana PDAM untuk menjangkau
100% layanan air di Semarang pada tahun 2033 (mempertimbangkan
potensi keterlambatan).

Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang 27


Tanpa Intervensi

Kabupaten Demak

Area loss≈322.1 Ha

Area loss≈1416.9 Ha

Visualisasi potensi penggenangan yang terjadi (warna biru gelap) di Semarang pada: (atas) Tahun 2030 and (bawah) Tahun 2040. Warna corak biru menunjukkan
area yang telah tergenang

28 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang


Intervensi

Skenario penurunan airtanah yang digunakan pada model intervensi (‘do


something’) selain dengan pembebanan permukaan/timbunan

Rangkuman analisis

Hasil analisis menunjukkan bahwa penurunan muka tanah tidak Perlu diperhatikan bahwa analisis ini belum memperhitungkan
berhenti walau laju penurunan tanah berkurang seiring dengan pengaruh penurunan konsolidasi sekunder/rangkak dari
waktu. Penurunan konsolidasi akan terus berjalan akibat lapisan akuifer. Hal ini perlu diketahui karena berdasarkan
pembebanan permukaan dan peningkatan tekanan efektif hasil penyelidikan tanah, litologi akuifer adalah campuran
tanah pada akuitar. kelempungan dan/atau kelanauan.

Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang 29


Lalu apa yang perlu dilakukan?
30 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang
Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang ditawarkan adalah komponen Komponen non-teknis berupa arahan strategi kebijakan yang
aksi teknis dan non-teknis. Komponen teknis yang dimaksud direkomendasikan di antara lain, memprioritaskan koneksi
adalah untuk mempertimbangkan efek konsolidasi dari suatu PDAM di pesisir yang memiliki laju penurunan muka tanah
pembangunan/proses konstruksi, terutama di daerah baru agar terbesar; mengurangi dan menghentikan pengambilan
besar penurunan tanah akibat efek timbunan dan konsolidasi airtanah di pesisir; penegakan hukum dan Peraturan Daerah;
alami dapat diantisipasi dan dikurangi lebih awal saat proses melaksanakan pemantauan penurunan muka tanah yang
konstruksi. Derajat konsolidasi untuk pekerjaan tanah pada berkelanjutan secara mandiri; dan melaksanakan sosialisasi
umumnya disyaratkan sebesar 90% atau yang ditentukan dalam mengenai koneksi PDAM dan risiko penurunan muka tanah
dokumen desain (BSN 2017). ke industri dan masyarakat di pesisir.

Selanjutnya, laju penurunan muka airtanah akibat pengambilan


airtanah yang tidak dapat dikontrol seketika, perlu dipertimbangkan
dalam penentuan elevasi/level konstruksi selama periode layan
yang diinginkan. Rekomendasi yang sama juga berlaku untuk
kondisi konstruksi pada area terdampak yang telah dibangun agar
komponen yang perlu diperbaiki dapat diprediksi.

Ilustrasi level timbunan, handover, dan desain untuk keperluan desain

Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang 31


32 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang
40+ years in Indonesia

Park View Plaza, 6th floor


Jl. Taman Kemang no. 27
Kemang - Jakarta Selatan 12730
Indonesia

t +62 21 719 12 82
f +62 21 719 12 83
i www.witteveenbos.com
e indonesia@witteveenbos.com

Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang 33


34 Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang

Anda mungkin juga menyukai