BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia saat ini. Fenomena banjir merupakan fenomena saling terkait antara
disebabkan oleh curah hujan, tanah longsor, kualitas saluran air, topografi, dan
kualitas daerah aliran sungai (DAS). Faktor lain yang tidak kalah pentingnya
dalam menyumbang tragedi banjir di tanah air adalah perilaku atau budaya
masyarakat yang kurang kondusif yang tercermin dari aktivitas ekonomi, sosial,
politik dan seni serta aktivitas berlalulintas, baik di jalan raya maupun di air, yang
sungai-sungai induk ini mencapai 1,4 juta hektar. Dari berbagai kajian yang telah
tiga hal. pertama kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata
ruang dan berdampak pada perubahan alam. Kedua peristiwa alam seperti curah
hujan sangat tinggi, kenaikan permukaan air laut, badai, dan sebagainya. Ketiga
1
Kodoatie, R. J., and Sugiyanto. BANJIR: Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliannya
dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002, halaman 26
1
2
bahkan menelan korban jiwa. Banjir akan mengakibatkan kerugian yang semakin
Propinsi Jawa Tengah merupakan sebuah kota yang setiap tahun mengalami
pembangunan ini maka semakin banyak lahan yang tertutup jalan dan bangunan
lainnya, sehingga air yang meresap ke dalam tanah berkurang. Banjir dan rob (air
laut pasang) merupakan masalah yang sering melanda Kota Semarang. Kota
Semarang dengan kondisi topografi yang datar dan rendah di wilayah utara dan
banjir di Semarang. Pada musim penghujan, banjir lebih sering disebabkan oleh
banjir kiriman yang terjadi karena lahan hulunya menerima hujan besar yang
disebabkan oleh adanya air laut pasang yang lebih populer disebut rob. Banjir rob
2
Aditianata Banjir: Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliannya dalam Perspektif
Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014, halaman 95
2
3
adalah banjir akibat muka air laut sama dengan atau bahkan melebihi tinggi
elevasinya terhadap suatu daerah, sehingga pada waktu pasang terjadi genangan,
terhadap rob, karena rata-rata ketinggian muka air tanahnya tidak berbeda jauh
dengan permukaan air laut. Genangan ini tidak hanya terjadi pada saat musim
hujan, melainkan juga terjadi pada saat tidak turun hujan yaitu akibat rob atau
pasang air laut. Air pasang tersebut dapat menggenang akibat adanya kontak
dengan daratan melalui sungai atau saluran yang bermuara ke pantai. Dimensi
saluran yang tidak memadai untuk menampung debit air hujan, air buangan kota,
dan air pasang yang masuk ke sungai menyebabkan air melimpah ke daratan.
Beberapa wilayah di Kota Semarang yang seringkali tergenang Banjir dan Rob
Tabel 1.1
No Kelurahan Kecamatan
1 Bandar Harjo Semarang Utara
2 Kuningan Semarang Utara
3 Punggung Lor Semarang Utara
4 Dadapsari Semarang Utara
5 Tanjung Mas Semarang Utara
Sumber : DPU Kota Semarang, 2017
3
4
Semua daerah yang tergenang banjir akibat pasang air laut berada di
sepanjang tepi Banjir Kanal Barat, Banjir Kanal Timur, Kali Semarang, Kali Asin,
dan Kali Baru. Banjir akibat pasang air laut ini biasanya terjadi sepanjang tahun
Kelurahan Bandarharjo yang dilalui oleh dua sungai, yaitu Kali Semarang dan
Kali Baru. Berikut adalah beberapa wilayah di kota Semarang yang pada tahun
Tabel 1.2
Daerah Yang Terkena Banjir
Tahun 2017
Kejadian Daerah Ketinggian Air Korban Jiwa
7 Februari 2017 Ngalian 50-90 cm -
7 Februari 2017 Tugu 60-85 cm -
18 Juli 2017 Kampung Tambak 60-100 cm -
Rejo, Tanjung Mas
22 November 2017 Mangkang Wetan 50-100 cm -
Sumber : Kementrian Kesehatan, 2017
tahun 2017 masih terjadi banjir di beberapa wilayah meskipun tidak sampai
Semarang. Yang paling parah terjadi di Kampung Tambak Rejo Tanjung Mas
4
ketinggian air mencapai 100 cm.
pantai utara atau Pantura. Nama kelurahan tersebut sama posisi dengan pelabuhan
yang ada di Semarang, karena memang lokasinya yang sangat dekat dengan
3
DPU Kota Semarang
4
Kementrian Kesehatan, 2017
4
5
Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Kelurahan Tanjung Mas terbagi lagi menjadi
yang mengalir laut. Jumlah penduduk yang ada di wilayah Tanjung Mas ini
Kampung Tambak Rejo. Lokasi kampong Tambak Rejo berada sekitar satu
dikelilingi oleh perairan. Bagian utara berbatasan langsung dengan laut Jawa.
Pada sisi timur dibatasi dengan Banjir Kanal Timur dan Sungai
Banger. Sedangkan di sisi barat dibatasi oleh Sungai Mati (buntu). Data topografi
kawasan permukiman dan sisanya merupakan kawasan perairan seperti sungai dan
tambak.
dengan laut ini terdiri atas lima RT. Jumlah penduduk Kampung Tambak Rejo
adalah sekitar 416 jiwa, dengan rincian sebagai berikut jumlah penduduk RT 01
memang sangat dekat dengan laut. Bukan pada saat banjir saja yang membuat
kawasan ini terendam, air rob juga membuat kondisi pemukiman ini semakin
5
6
parah. Warga yang tinggal di tepian laut, juga harus menghadapi gelombang
penurunan tanah sehingga sangat rawan terkena rob dan abrasi. Dengan kondisi
Terjadinya serangkaian banjir dan rob dalam waktu relatif pendek dan
bencana. Selain itu, meskipun kebijakan non fisik yang umumnya mencakup
dan rob menurut Peraturan Walikota Semarang Nomor 7 Tahun 2006 Tentang
Semarang namun sejauh ini belum cukup efisien dalam menangani banjir di Kota
6
7
Berdasarkan beberapa kondisi Banjir & Rob di kawasan Tambak Rejo Semarang,
Semarang “
Banjir rob jika tidak ada penanganan yang signifikan dari pihak
pesisir Kota Semarang akan semakin besar dan meluas ke wilayah lain karena air
laut yang setiap tahun semakin naik ke wilayah daratan akan menyebabkan banjir
rob yang berasal dari bibir pantai. Untuk itu Pemerintah Kota Semarang
menetapkan kebijakan penanganan banjir rob sebagai salah satu prioritas utama
7
8
dalam menangani permukiman kumuh dapat menjadi salah satu tolak ukur untuk
kawasan Tambakrejo?
2. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam penanggulangan banjir dan rob di
kawasan Tambakrejo?
kawasan Tambakrejo
kawasan Tambakrejo
8
9
2 Hasil akhir yang diharapkan dapat memberikan realita mengenai banjir, dan
tinggal mereka.
1 Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan dalam mengkaji
9
10
bertambah terkait banjir dapat merubah prilaku yang merusak lingkungan dan
10
11
terjadi ketika curah hujan tinggi dan banjir kiriman yang berasal
11
12
implementasi kebijakan Rob oleh pemerintah Kota Tegal. Hal ini juga
kualitatif. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat dikaji mengenai
Tanjung Mas.
12
13
dilihat dari asal katanya, kata partisipasi berasal dari kata bahasa Ingrris
dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau
Supriadi (2001; 114) bahwa partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat
penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan, dan jasa. Partisipasi dapat
juga berabti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan
Ada dua jenis definisi partisipasi yang beredar dalam masyarakat, yaitu :
5
Jalal, Fasli dan Dedi Supriadi, Reformasi Pendidikan Dalam Konteks. Otonomi Daerah,
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2001 halaman 102
6
H.A.R. Tilaar. Kekuasaandan Pendidikan: Kajian Menejemen Pendidikan. Nasional dalam
Pusaran Kekuasaan. Jakarta: Rinika Cipta, 2009 halaman 159
13
14
biaya pembangunan tetapi juga dan tidaknya hak rakyat untuk menentukan arah
dan tujuan proyek yang akan dibangun di wilayah mereka. Ukuran lain yang
dipakai oleh definisi ini dalam mengukur tinggi rendahnya partisipasi rakyat
adalah ada tidaknya kemauan rakyat untuk secara mandiri melestarikan dan
Menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999) partisipasi bisa diartikan sebagai
dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan
7
Loekman Soetrisno,. Menuju Partisipasi Masyarakat. Yogyakarta: Kanisius, 1995 hlm 67
14
15
orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan
tanggungjawab bersama. 8
proyek-proyek pembangunan;
4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa
8
Ach. Wazir Ws., et al., ed. Panduan Penguatan Menejemen Lembaga Swadaya Masyarakat.
Jakarta: Sekretariat Bina Desa dengan dukungan AusAID melalui Indonesia HIV/AIDS
and STD Prevention and Care Project. (1991) hal 91
9
Isbandi Rukminto Adi. (2007). Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: dari
Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI Press.(2007) hal 27
10
Mikkelsen, Britha. (1999). Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya
Pemberdayaan: sebuah buku pegangan bagi para praktisi lapangan. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.(1999) hal 64
15
16
dampak sosial;
harus menciptakan peran serta yang maksimal dengan tujuan agar semua orang
dalam masyarakat tersebut dapat dilibatkan secara akif pada proses dan kegiatan
11
masyarakat. . Menurut Cohen dan Uphoff (1979) membagi partsisipasi ke
pada tahap ini digolongkan menjadi tiga yaitu partisipasi dalam bentuk
anggota proyek.
3. Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini
11
Nasdian, F. T. Pengembangan Masyarakat (Community Development). Bagian Sosiologi
pedesaan dan Pengembangan Masyarakat, 2006 halaman 23
16
17
sasaran.
derajat wewenang dan tnggung jawab yang dapat dilihat dalam proses
pengambilan keputusan.
partisipasi yang diberikan dalam bentuk nyata (memliki wujud) dan juga bentuk
partisipasi yang diberikan dalam bentuk tidak nyata (abstrak). Bentuk partisipasi
yang nyata misalnya adalah partisipasi buah pikiran, pengambilan keputusan dan
12
Adi, Isbandi Rukminto. 2007. Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: Dari
Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI. Press (Jurnal)
17
18
tidak dipaksakan yang diberikan oleh sebagian atau seluruh masyarakat untuk
13
Abe, Alexander, “Perencanaan Daerah Partisipatif”, Pondok. Edukatif, Solo, 2002 : 39
18
19
paniti
dan berbagi hasilhasil pembangunan secara adil. Cohen dan Uphoff (1979)
dilaksanakan
14
Soetrisno, Loekman. Menuju Partisipasi Masyarakat. Yogyakarta: Kanisius, 1995 : 79
15
Dritasto, Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan. Kebersihan Kota Medan.
Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera.2005
19
20
partisipasi masyarakat pada dasarnya dapat kita sebut juga sebagai tingkatan
20
21
Tabel 1.3
Tipe Partisipasi
No. Tipologi Karakteristik
1. Partisipasi pasif/ (a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara
manipulatif diberitahu apa yang sedang atau telah
terjadi;(b) Pengumuman sepihak oleh
manajemen atau pelaksana proyek tanpa
memperhatikan tanggapan masyarakat;
(c) Informasi yang dipertukarkan terbatas pada
kalangan profesional di luar kelompok sasaran.
2. Partisipasi dengan cara (a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara
memberikan informasi menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian
seperti dalam kuesioner atau
sejenisnya;(b) Masyarakat tidak punya
kesempatan untuk terlibat dan mempengaruhi
proses penyelesaian; (c) Akurasi hasil
penelitian tidak dibahas bersama masyarakat.
3. Partisipasi melalui (a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara
konsultasi berkonsultasi;(b) Orang luar mendengarkan dan
membangun pandangan-pandangannya sendiri
untuk kemudian mendefinisikan permasalahan
dan pemecahannya, dengan memodifikasi
tanggapan-tanggapan masyarakat; (c) Tidak ada
peluang bagi pembuat keputusan bersama;
(d) Para profesional tidak berkewajiban
mengajukan pandangan-pandangan masyarakat
(sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti.
21
22
1 2 3
4. Partisipasi untuk insentif (a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara
materil menyediakan sumber daya seperti tenaga kerja,
demi mendapatkan makanan, upah, ganti rugi,
dan sebagainya;(b) Masyarakat tidak dilibatkan
dalam eksperimen atau proses pembelajarannya;
(c) Masyarakat tidak mempunyai andil untuk
melanjutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pada saat insentif yang disediakan/diterima habis.
5. Partisipasi fungsional (a) Masyarakat berpartisipasi dengan
membentuk kelompok untuk mencapai tujuan
yang berhubungan dengan
proyek;(b) Pembentukan kelompok (biasanya)
setelah ada keputusan-keputusan utama yang
disepakati; (c) Pada awalnya, kelompok
masyarakat ini bergantung pada pihak luar
(fasilitator, dll) tetapi pada saatnya mampu
mandiri.
6. Partisipasi interaktif (a) Masyarakat berpartisipasi dalam analisis
bersama yang mengarah pada perencanaan
kegiatan dan pembentukan lembaga sosial baru
atau penguatan kelembagaan yang telah
ada;(b) Partisipasi ini cenderung melibatkan
metode inter-disiplin yang mencari keragaman
perspektif dalam proses belajar yang terstruktur
dan sistematik; (c) Kelompok-kelompok
masyarakat mempunyai peran kontrol atas
keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka
mempunyai andil dalam seluruh penyelenggaraan
kegiatan.
22
23
1 2 3
7. Self mobilization (a) Masyarakat berpartisipasi dengan
mengambil inisiatif secara bebas (tidak
dipengaruhi/ditekan pihak luar) untuk mengubah
sistem-sistem atau nilai-nilai yang mereka
miliki;(b) Masyarakat mengembangkan kontak
dengan lembaga-lembaga lain untuk
mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan
sumberdaya yang dibutuhkan; (c) Masyarakat
memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya
yang ada.
Sumber: Sekretariat Bina Desa (2009: 32-33)
Pada dasarnya, tidak ada jaminan bahwa suatu program akan berkelanjutan
berpartisipasi.
23
24
1. Usia
2. Jenis kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan
bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur” yang berarti
mengurus rumah tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan
3. Pendidikan
seluruh masyarakat.
17
Ross, Murray G., and B.W. Lappin. (1967). Community Organization: theory, principles and
practice. Second Edition. NewYork: Harper & Row Publishers. (1967). Hal 130
24
25
Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan
5. Lamanya tinggal
Holil (1980), unsur-unsur dasar partisipasi sosial yang juga dapat mempengaruhi
18
Holil Soelaiman. Partisipasi Sosial dalam Usaha Kesejahteraan Sosial. Bandung.(1980) hal 9-10
25
26
juga dapat berasal dari unsur luar/lingkungan. Menurut Holil (1980) ada 4 poin
luar/lingkungan, 19yaitu:
2. Iklim sosial, ekonomi, politik dan budaya, baik dalam kehidupan keluarga,
partisipasi masyarakat;
19
Holil Soelaiman. Partisipasi Sosial dalam Usaha Kesejahteraan Sosial. Bandung.(1980) hal10
26
27
Banjir adalah merupakan suatu keadaan sungai dimana aliran airnya tidak
tertampung oleh palung sungai, karena debit banjir lebih besar dari kapasitas
sungai yang ada. Secara umum penyebab terjadinya banjir dapat dikategorikan
menjadi dua hal, yaitu karena sebab – sebab alami dan karena tindakan manusia.
1. Curah hujan
Pada musim penghujan curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan banjir di
sungai dan bilamana melebihi tebing sungai, maka akan timbul banjir atau
genangan .
2. Pengaruh fisiografi
Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, dan kemiringan Daerah
tanah yang tererosi pada DPS tersebut apabila terbawa air hujan ke sungai
27
28
mengurangi kapasitas sungai dan saat terjadi aliran yang melebihi kapasitas
4. Kapasitas sungai
pengendapan yang berasal dari erosi dasar sungai dan tebing sungai yang
Air laut memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu banjir bersamaan
dengan air pasang yang tinggi, maka tinggi genangan/ banjir menjadi lebih
tinggi karena terjadi aliran balik (back water) Yang termasuk penyebab banjir
tepat, perluasan kota dan perubahan tata guna lainnya dapat memperburuk
masalah banjir karena berkurangnya daerah resapan air dan sediment yang
b. Kawasan kumuh
c. Sampah
28
29
Banjir dalam pengertian umum adalah debit aliran air sungai dalam jumlah
yang tinggi, atau debit aliran air di sungai secara relatif lebih besar dari kondisi
normal akibat hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat tertentu terjadi secara
terus menerus, sehingga air tersebut tidak dapat ditampung oleh alur sungai yang
daerah rawa) menjadi tergenang oleh air, hal ini disebabkan oleh curah hujan yang
tinggi dan kondisi topografi wilayah berupa dataran rendah hingga cekung. Selain
itu, terjadinya banjir juga dapat disebabkan oleh limpasan air permukaan (runoff)
yang meluap dan volumenya melebihi kapasitas pengaliran sistem drainase atau
sistem aliran sungai. Terjadinya bencana banjir juga disebabkan oleh rendahnya
menyerap air. Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah
pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain (Ligal, 2008).
Banjir Rob merupakan banjir yang airnya berasal dari air laut. Banjir rob
ini adalah banjir yang diakibatkan oleh pasangnya air laut, hingga air yang pasang
tersebut menggenangi daratan. banjir rob ini juga dikenal sebagai banjir genangan.
Banjir rob ini akan sering melanda atau sering terjadi di daerah yang
permukaannya lebih rendah daripada permukaan air laut. Karena disebabkan oleh
meluapnya air laut yang sampai ke daratan, maka air yang menggenangi karena
20
(Peraturan Dirjen RLPS No.04 thn 2009).
29
30
banjir rob ini mempunyai warna yang cenderung lebih jernih daripada air yang
Banjir rob merupakan banjir yang airnya berasal dari air laut. Banjir rob
ini adalah banjir yang diakibatkan oleh pasangnya air laut, hingga air yang pasang
tersebut menggenangi daratan. banjir rob ini juga dikenal sebagai banjir genangan.
Banjir rob ini akan sering melanda atau sering terjadi di daerah yang
permukaannya lebih rendah daripada permukaan air laut. Karena disebabkan oleh
meluapnya air laut yang sampai ke daratan, maka air yang menggenangi karena
banjir rob ini mempunyai warna yang cenderung lebih jernih daripada air yang
Bila kita tidak mengetahui mengenai banjir ataupun tidak paham mengenai
jenis- jenis banjir. Mungkin saja kita akan mengira bahwa penyebab banjir yang
terjadi adalah banjir yang disebabkan karena hal- hal yang umum menyebabkan
banjir. Padahal, apabila kita mengetahui, saru jenis banjir dengan jenis banjir yang
lainnya mempunyai cara penanganan yang berbeda- beda. Oleh karena itu
alangkah lebih baik apabila kita mengetahui bersama mengenai jenis banjir yang
terjadi.
Untuk mengetahui jenis banjir yang terjadi, kita bisa melihatnya dari
karakteristik banjir yang sedang terjadi. Semua jenis banjir mempunyai suatu ciri
khasnya sendiri- sendiri. Seperti halnya banjir rob ini. kita dapat melihat suatu
banjir dikatakan sebagai banjir rob dari ciri- ciri atau karakteristik banjir itu
sendiri. Banjir rob sendiri mempunyai beberapa ciri khusus atau karakteristik
30
31
khusus yang dimilikinya. Beberapa karakteristik atau ciri- ciri banjir rob antara
lain:
Itulah beberapa karakteristik dari banjir rob. Jadi ketika ada daerah yang
terkena banjir dan mempunyai ciri- ciri seperti yang disebutkan di atas, maka
kemungkinan banjir tersebut adalah jenis banjir rob. Lalu, apa saja yang
karena dipicu oleh beberapa hal. Demikian halnya dengan banji rob ini. meskipun
kita sudaj mengetahui sebelumnya bahwasannya banjir rob ini disebabkan oleh
keadaan air laut yang pasang, namun dibalik pasangnya air laut tersebut pastilah
bukanlah penyebab secara langsung, namun juga bisa dikatakan bahwa faktor
tersebut dikatakan sebagai faktor- faktor yang mendukung terjadinya banjir rob.
Beberapa faktor yang menyebabkan atau mendukung terjadinya banjir rob antara
lain adalah:
31
32
1. Pemanasan global
erjadinya banjir rob adalah pemanasan global. Hal ini karena pemansan global
rata dunia. Meningkatnya suhu udara yang ada di bumi ini tentu saja akan
berada pada kutub bumi menjadi mencair dalam jumlah yang tidak sedikit.
menacirnya es yang berada di kedua kubut bumi ini baik sedikita tau banyak
akan mempengaruhi naiknya jumlah atau volume air laut. Akibatnya air laut
akan bertambah banyak dan permukaan air laut ini akan menaik (fenomena ini
disebut dengan fenomena sea level rise). Naiknya permukaan air laut ini tentu
rob adalah pemanfaatan air tanah yang berlebihan. Sebenarnya apa kaitan
antara pemanfaatan air tanah yang berlebihan ini dengan terjadinya banjir rob?
Hal ini karena pemanfaatan air tanah yang berlebihan akan menyebabkan
sangat membutuhkan jumlah air bersih yang cukup banyak. Hal ini tentu saja
sumber air bersih dalam jumlah yang ekstra, akibatnya hal ini akan
32
33
air tanah ini akan menyebabkan datangnya banjir rob dengan sangat mudah.
adalah pembabatan jenis jenis hutan seperti hutan bakau atau hutan mangrove.
Hutan bakau atau hutan mangrove ini mempunyai fungsi untuk menahan air
apabila gelombang pasang tiba. Apabila hutan magrove ini dibabat habis, maka
yang akan terjadi adalah gelombang yang menerjang tidak akan bisa ditahan.
Gelombang yang tidak bisa dilindungi ini akan bisa menjadi ancaman bagi
penyebab terjadinya banjir rob ini. Keadaan topografi yang dimaksud ini
topografi yang yang tipe permukaan tanahnya ada di bawah atau rendah dari
permukaan air laut. Keadaan topografi yang demikian inilah yang akan
tinggi daripada permukaan laut, sehingga air laut tidak akan bisa mengaliri
33
34
turun atau permukaan tanah yang lebih rendah daripada permukaan laut akan
menjadi pemicu terjadinya banjir rob pada suatu wilayah tertentu. Hal ini
Tanah yang difungsikan sebagai rawa atau situ ataupun sawah dan lain
lahan yang lainnya yang dapat menghalangi peresapan air ke dalam tanah.
Dalam jangka panjang (atau bahakn tidak terlalu panjang), hal seperti ini akan
menyebabkan banjir mudah sekali terjadi. Salah satu banjir yang sering terjadi
Penyempitan bantaran sungai juga menjadi salah satu hal atau faktor
yang menjadi penyebab terjadinya banjir rob. Karena sungai yang ada
tersebut.
dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama akan tertimbun di dasar sungai dan
34
35
sungai. Akibatnya ketika air laut pasang dan air dari laut mengisi sungai-
sungai yang ada di sekitarnya dan sungai tersebut tidak cukup untuk
menampungnya, hal ini akan menyebabkan air tersebut meluap dan akan
daratan dari banjir. Drainase adalah kekuatan tanah untuk dapat menyerap air.
Ketika sistem penyerapan tersebut terganggu, maka upaya untuk menyerap air
agar masuk ke dalam tanah juga terganggu. Hal ini akan menyebabkan
mudahnya banjir menyerang suatu daerah. Hal ini tidak hanya berlaku bagi
banjir- banjir yang disebabkan karena hujan saja, namun juga banjir rob ini.
Itulah beberapa hal yang dapat menyebabkan tejadinya banjir rob atau
beberapa hal yang mendukung terjadinya banjir rob. Bila kita mencermati
faktor- faktor di atas maka aan kita temukan bahwa beberapa faktor tersebut
adalah faktor alami dan beberapa lainnya adalah faktor yang disebabkan karena
ulah manusia. Oleh karena itu sebagai manusia yang bijak, kita harus berusaha
dapat menyumbang atau meningkatkan resiko terjadinya banjir rob ini. Dan hal
ini akan membawa berbagai macam kerugian, baik pribadi amupun untuk
masyarakat.
35
36
yang mengalaminya. Banjir rob merupakan suatu bencana. Oleh sebab itu banyak
ataupun sedikit pastilah banjir rob ini membawa dampak yang negatif bagi
masyarakat yang mengalaminya. Lalu, apa sajakah dampak yang ditimbulkan dari
banjir rob ini? beberapa dampak yang ditimbulkan karena adanya banjir rob antara
lain:
banjir rob adalah berupa kerugian material. Kerugian material ini merupakan
dapat timbul karena banyak rumah warga yang terendam banjir, kemudian
tidak hanya rumah saja namun juga perabotan rumah tangga ikut terendam
banjir. Hal ini akan mengakibatkan adanya kergian material yang cukup besar
2. Merusak bangunan
Dampak yang juga sangat dirasakan oleh masyarakat akibat banjir rob
adalah rusaknya bangunan yang terendam banjir. Bangunan yang terlalu lama
sedikit. serapan bangunan yang berpotensi rusak adalah lantai atau keramik,
kusen pintu, maupun tembok bagian bawah. Terlebih banjir rob merupakan
banjir yang airnya berasal dari air laut ynag mengandung garam. Hal ini akan
36
37
menjadi kotor dan becek. Hal ini karena air yang meluap tidak hanya melintas
namun juga menggenangi. Akibatnya, hal ini akan membuat lingkungan yang
digeangi air menjadi becek dan tidak nyaman, sehingga akan menjadi kotor.
menyebarkan bibit penyakit. Hal ini seperti sudah menjadi paket dan kita
semua pun mengerti bahwa banjir akan menjadi penyebab timbulnya berbagai
jenis penyakit. Beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan dari banjir rob ini
antara lain adalah diare, ISPA, gatal- gatal, hingga demam berdarah. Maka dari
itulah ketika banjir datang menyerang akan banyak orang- orang yang terkena
penyakit.
kelancaran lalu lintas. Hal ini karena air yang menggenangi akibat banjir tidak
jalan raya. Sehingga hal ini akan menyebabkan terganggunya lalu lintas di alan
yang tergenang air tersebut. Tidak hanya mengganggu lalu lintas saja, namun
banjir rob juga dapat membuat mesin- mesin kendaraan menjadi mati atau
bahkan rusak.
37
38
Satu hal yang selalu muncul ketika banjir tiba adalah kelankaan air
masyarakat saja, namun juga sumber air bersih bagi masyarakat. Akibatnya air
bersih yang seharusnya digunakan untuk konsumsi warga sehari- hari dapat
bercampur dengan air banjir. Belum lagi septiktank warga yang juga terendam
air banjir dapat berpotensi membuat tinja menjadi keluar dan bercampur
dengan air warga. Hal ini sungguh menimbulkan krisis air bersih.
oleh air laut pasang yang menggenangi daratan. Banjir rob akan semakin parah
dengan adanya genangan air hujan (run off), dan banjir lokal akibat saluran
berdasarkan aspek teknis membahas mengenai tiga hal, yakni sungai, system
drainase, dan tata guna lahan. Sedangkan yang dibahas dalam tinjauan aspek
21
Kodoatie, R. J., and Sugiyanto. BANJIR: Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliannya
dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
(Anggota IKAPI), 2012 ,halaman 54
22
Ibid, halaman 54
38
39
dapat mencegah terjadinya banjir rob. Cara- cara ini dapat dilakukan apabila
ada kerjasama yang baik antara warga dan juga pemerintah daerah. Beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengatasi terjadinya banjir adalah
sebagai berikut:
2. Melakukan konsep water front city, yakni menjadikan air sebagai bagian
aderah yang mempunyai tingkat penurunan tanah yang tinggi. Konsep ini
3. Melakukan konseptidal gate, yakni meletakkan pintu air atau pintu pasang
surut di daerah muara degan tujuan untuk mencegah air laut yang datan dan
untuk menampung rob. Polder- polder tersebut harus ditata sedemikian rupa
dan dilakukan secara terpadu, serta menjadi bagian dari drainase kota.
39
40
rentan terhadap banjir rob adalah wilayah Tambak Rejo Kelurahan Tanjung Mas
Semarang. Menurut Kodoatie (2002), Banjir rob terjadi ketika air pasang
enggenang akibat adanyakontak antara laut dengan daratan melalui sungai atau
saluran yang bermuara ke pantai. Apabila permasalahan banjir rob ini tidak
masyarakat.
hal tersebut diatas maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan
Partisipasi Masyarakat :
Tabel 1.4
Kerangka Pemikiran Penelitian
40
41
melihat kondisi pemukiman yang dilanda banjir & Rob yaitu di kawasan Tambak
Rejo Semarang yang kemudian dijadikan sebagai asumsi dasar untuk menjelaskan
adanya keadaan terkini dari kondisi banjir & rob di kawasan Tambak Rejo
23
H.A.R. Tilaar. Kekuasaandan Pendidikan: Kajian Menejemen Pendidikan. Nasional dalam
Pusaran Kekuasaan. Jakarta: Rinika Cipta, 2009 halaman 159
41
42
1. Wawancara(interview)
sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Untuk
wawancara tersebut.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti terhadap warga yang
berdomisili di Tambak rejo dan aparat pemerintah dalam hal ini pegawai
5. Slamet. (Guru)
42
43
2. Studi pustaka
dengan informan.
43