JUDUL:
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN BANJIR ROB
DI KECAMATAN SEMARANG UTARA
SEMARANG 2017
A. Latar Belakang
Semarang merupakan salah satu Kota yang terletak di wilayah pantai Utara Pulau
Jawa. Menurut Lubis et al. dalam Nugroho (2013) secara geografis Kota Semarang
terletak pada garis 6°50’ – 7°10’ LS dan garis 109°35’ – 110°50’. Wilayah pesisir
Semarang memiliki topografi yang landau dengan sebagian besar wilayahnya hamper
sama tingginya dengan permukaan laut (BAPPEDA dalam Ramadhany et al. (2011).
Sedangkan ditambahkan oleh Sarbi di (2002) bahwa Kota Semarang memiliki wilayah
pesisir dengan garis pantai sepanjang ± 13,6 KM. Wilayah pesisir Kota Semarang
terjadi banjir rob yang diakibatkan oleh kenaikan permukaan air laut. Menurut
Nicholls et al. dalam Nugroho (2013), banjir rob yang disebabkan air laut pasang inilah
yang dalam kurun waktu ± 25 th terakhir terjadi di kawasan pesisir Semarang.
Umumnya, ketika banjir datang, tidak banyak yang mengerti atau mengetahui
mengenai banjir tersebut, baik dari penyebab maupun jenis-jenis banjir itu sendiri.
Sebagian besar akan mengira bahwa penyebab banjir yang terjadi, disebabkan karena
adaya hal-hal yang umum menyebabkan banjir, seperti saluran air yang tersumbat.
Padahal, apabila dipelajari lebih lanjut, setiap jenis banjir mempunyai cara
penanganan yang berbeda-beda. Oleh karena itu alangkah lebih baik apabila
mengetahui lebih dulu mengenai jenis banjir yang terjadi.
Untuk mengetahui jenis banjir yang terjadi, dapat dilihat dari karakteristik banjir
yang sedang terjadi. Semua jenis banjir mempunyai suatu ciri khasnya masing-masing.
Seperti halnya banjir rob ini. Dapat dilihat bahwa suatu banjir dapat dikatakan sebagai
banjir rob dari ciri-ciri atau karakteristik banjir itu sendiri. Banjir rob mempunyai
beberapa ciri khusus atau karakteristik khusus yang dimilikinya. Beberapa
karakteristik atau ciri-ciri banjir rob antara lain:
Itulah beberapa karakteristik dari banjir rob. Jadi, apabila ada daerah yang terkena
banjir dan mempunyai ciri-ciri seperti yang disebutkan di atas, maka kemungkinan
banjir tersebut adalah jenis banjir rob. Bagaimanapun, suatu banjir kedatangannya
karena dipicu oleh beberapa hal. Demikian halnya dengan banji rob ini. meskipun
sudah memahami sebelumnya bahwasannya banjir rob ini disebabkan oleh keadaan
air laut yang pasang, namun dibalik pasangnya air laut tersebut pastilah ada sesuatu
yang melatar belakangi banjir tersebut terjadi.
Selain itu, ada pula beberapa sebab yang menyebabkan terjadinya banjir rob.
Meskipun bukanlah penyebab secara langsung, namun juga bisa dikatakan bahwa
faktor tersebut dikatakan sebagai faktor- faktor yang mendukung terjadinya banjir
rob. Beberapa faktor yang menyebabkan atau mendukung terjadinya banjir rob antara
lain adalah:
1. Pemanasan global
Hal pertama yang disinyalir menjadi sesuatu yang sangat mendukungt erjadinya
banjir rob adalah pemanasan global. Hal ini karena pemansan global merupakan
suatu peristiwa alam yang menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata dunia.
Meningkatnya suhu udara yang ada di bumi ini tentu saja akan berakibat kepada
es yang berada di kedua kutub bumi.
Akibat adanya penyebab pemanasan global ini, maka kedua es yang berada pada
kutub bumi menjadi mencair dalam jumlah yang tidak sedikit. menacirnya es yang
berada di kedua kubut bumi ini baik sedikita tau banyak akan mempengaruhi
naiknya jumlah atau volume air laut. Akibatnya air laut akan bertambah banyak
dan permukaan air laut ini akan menaik (fenomena ini disebut dengan fenomena
sea level rise). Naiknya permukaan air laut ini tentu akan menimbulkan
kekhawatiran masyarakat dan menambah resiko terjadinya fenomena banjir rob
di suatu wilayah, terutama di wilayah pesisir pantai.
2. Pemanfaatan air tanah secara berlebihan
Hal selanjutnya yang menyebabkan atau mendukung terjadinya banjir rob adalah
pemanfaatan air tanah yang berlebihan. Sebenarnya apa kaitan antara
pemanfaatan air tanah yang berlebihan ini dengan terjadinya banjir rob? Hal ini
karena pemanfaatan air tanah yang berlebihan akan menyebabkan turunnya
permukaan lapisan tanah. Terlebih di daerah pesisir pantai yang sangat
membutuhkan jumlah air bersih yang cukup banyak. Hal ini tentu saja akan
menjadikan penduduk yang berada di sekitar pantai tersebut mencari sumber air
bersih dalam jumlah yang ekstra, akibatnya hal ini akan menurunkan permukaan
tanah di daerah pesisir pantai. Turunnya permukaan air tanah ini akan
menyebabkan datangnya banjir rob dengan sangat mudah.
Menurut Ismanto et al. (2009), banjir rob yang menggenangi beberapa tempat di
pesisir Kota Semarang pada bulan Mei 2005 tercatat ada 14 kelurahan yang tergenang
rob. Beberapa kelurahan tersebut selain letaknya yang berada di tepi Pantai Utara
Jawa juga letaknya berada disepanjang daerah aliran sungai (Astuti, 2009).
Selanjutnya dikatakan bahwa rob atau air pasang laut itu masuk ke wilayah pesisir
Kota Semarang melalui tiga sungai utama yaitu Kali Semarang, Kali Baru dan Kali
Banger.
Banjir rob di Semarang sudah sering terjadi. Rob menerjang jalanan utama di
pantai utara Semarang. Jalur utama tergenang air rob hingga sampai kedalaman 50
centimeter hingga satu meter. Banjir rob juga menerjang pemukiman penduduk.
Sejumlah usaha dari masyarakat juga terpaksa tutup karena air menggenangi seluruh
ruangan. Sejumlah titik jalanan di Pantura juga menjadi langganan rob. Ada beberapa
titik yang tergenang, antara lain di bawah fly over jalan Tol, depan terminal Terboyo,
depan jalan masuk kawasan industri dan depan Mapolsek Genuk. Banjir rob yang
mengenai jalan membuat jalanan rusak, serta kendaraan yang terjebak kemacetan
panjang.
B. Permasalahan
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengen-dalian pemanfaatan ruang. Penyelenggaraan penataan ruang
adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan
penataan ruang. Hal tersebut di atas telah digariskan dalam Undang-undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Berdasarkan Pasal 3 peraturan daerah Kota
Semarang No.14 Tahun 2011 tentang RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) bahwa,
kebijakan dan strategi penataan ruang kebijakan penataan ruang di lakukan melalui:
a. kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang,
b. kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang, dan
c. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis.
Banjir rob juga merupakan salah satu bencana yang sering sekali dialami oleh
warga Semarang. Tentunya setiap bencana menimbulkan berbagai permasalahan
khususnya pada bidang perencanaan maupun tata ruang, berikut adalah beberapa
permasalahan yang ditimbulkan akibat adanya rob terhadap bidang perencanaan atau
tata ruang:
Merusak bangunan
Dampak yang juga sangat dirasakan oleh masyarakat akibat banjir rob adalah rusaknya
bangunan yang terendam banjir. Bangunan yang terlalu lama tergenang air memang
akan mengalami kerusakan, baik banyak maupun sedikit. serapan bangunan yang
berpotensi rusak adalah lantai atau keramik, kusen pintu, maupun tembok bagian
bawah. Terlebih banjir rob merupakan banjir yang airnya berasal dari air laut ynag
mengandung garam. Hal ini akan sangat mempercepat kerusakan bangunan itu
sendiri.
Dari hal-hal tersebut dapat dilihat bahwa pemerintah kota Semarang harus lebih
concern lagi dalam mengatasi banjir rob tersebut. Begitu juga dengan para perencana
atau planner yang sudah semestinya dapat merencanakan kawasan ini menjadi sesuai
dengan kegunaannya yang semestinya. Menurut Pasal 6. Angka (4) dalam Peraturan
Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang RTRW (Rencana Tata Ruang
Wilayah) mengatakan bahwa untuk menanggulangi potensi banjir dan rob perlu
dilakukuan pengelolaan dan pelaksanaan reklamasi pantai yang mendukung
kelestarian lingkungan dan kelangsungan hidup masyarakat dengan mengembangkan
kolam tampung air serta melakukan penghijauan kawasan pantai.
C. Solusi
Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang tahun
2016, misi. 4 yaitu mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang
berkelanjutan, dengan prioritas pada:
a. Peningkatan Infrastruktur
b. Peningkatan dan pengoptimalan sarana dan prasarana pengendalian banjir dan
rob
c. Peningkatan Kualitas Wilayah
d. Peningkatan Ekosistem Pesisir dan Laut
e. Pengelolaan dan Konservasi Lingkungan Hidup
f. Pengembangan transportasi massal
g. Peningkatan sarpras & manajemen transportasi
Selain itu juga terdapat upaya-upaya penanganan banjir rob sebagai berikut yang
mungkin dapat diterapkan juga:
• Melakukan pemanenan air hujan di daerah atas, pembuatan pompa untuk
daerah bawah, dan membendung air laut yang masuk ke daratan.
• Melakukan konsep water front city, yakni menjadikan air sebagai bagian
kehidupan sehari- hari dari amsyarakat. Konsep ini dapat diterapkan di aderah
yang mempunyai tingkat penurunan tanah yang tinggi. Konsep ini secera tidak
langsung menghendaki masyarakat untuk membuat rumah panggung dengan
kondisi sekelilingnya adalah air bersih.
• Melakukan konseptidal gate, yakni meletakkan pintu air atau pintu pasang surut
di daerah muara degan tujuan untuk mencegah air laut yang datan dan masuk ke
sungai terlalu besar.
• Melakukan konsep polder, yakni pembuatan kolam kecil yang digunakan untuk
menampung rob. Polder- polder tersebut harus ditata sedemikian rupa dan
dilakukan secara terpadu, serta menjadi bagian dari drainase kota.
D. Kesimpulan
Dari adanya pembahasan-pembahasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa
kota Semarang, khususnya Kecamatan Semarang Utara memiliki daerah yang
ketinggiannya lebih rendah dari permukaan air laut, sehingga sangat mudah sekali
mengalami banjir rob khususnya ketika sedang pasang. Permasalahan yang dialami
juga sudah mencapai level yang cukup serius karena sangat memberikan dampak
negative kepada warga Semarang. Banyak aktivitas yang terhenti apabila terjadi banjir
rob. Maka untuk itu pemerintah sudah mulai membuat rencana untuk memfokuskan
penataan ruang kota Semarang ini pada penanganan banjir rob. Salah satu contohnya
adalah dengan dibuatnya waduk Jatibarang yang diharapkan dapat membantu
menyelesaikan masalah banjir rob ini secepatnya.
Daftar Pustaka
Peraturan Walikota Semarang No. 9 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kota Semarang Tahun 2016
Handoyo, Gentur et. al. 2016. Genangan Banjir Rob di Kecamatan Semarang Utara. Semarang: Jurnal
Kelautan Tropis Maret 2016 Vol. 19(1):55–59
Anonim. 2016. Banjir Rob: Pengertian, Karakteristik, Dampak dan Cara Mengatasinya. Dalam
www.ilmugeografi.com. Diakses pada 27 Mei 2017
Nurdin, Nazar. 2016. Banjir Rob Semarang Ditetapkan sebagai Darurat Bencana. Dalam
www.regional.kompas.com. Diakses pada 26 Mei 2017
Lembar Asistensi
Tugas Mata Kuliah Geologi Lingkungan
TTD
No Substansi yang Diasistensikan
Dosen