Anda di halaman 1dari 10

2.

Rob

2.1 Pengertian rob

Rob atau banjir air laut adalah banjir yang diakibatkan oleh air laut yang pasang yang
menggenangi daratan, merupakan permasalahan yang terjadi di daerah yang lebih rendah dari
muka air laut.
BANJIR ROB DI KOTA SEMARANG Satria Mahardika Suryo Putra UNIVERSITAS
DIPONEGORO SEMARANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA 2014

2.2 Faktor-faktor penyebab

Sedangkan banjir rob yang melanda daerah-daerah di pinggiran laut atau pantai disebabkan oleh:
 Permukaan tanah yang lebih rendah daripada muka pasang air laut.

 Setiap tahunnya wilayah semarang mengalami penurunan ± 2-3 cm pertahunnya, hal


inikarena sebagian wilayah semarang khususnya semarang bawah merupakan wilayah
hasilreklamasi atau penggurukan, sehingga kepadatannya tidak sekuat tanah yang
terbentuksecara alami, selain itu, pembangunan gedung-gedung yang berbobot berton-ton
jugamenyebabkan wilayah semarang bawah semakin tertekan kebawah.

 Bertambah tingginya pasang air laut.

 Adanya pemanasan global atau global warming, menyebabkan es dikutub utara


maupunselatan mencair, akibatnya volume airpun bertambah dan menyebabkan laut
mengalami penambahan atau peninggian muka air laut, tidak terkecuali semarang.
 Penebangan hutan bakau
BANJIR ROB DI KOTA SEMARANG Satria Mahardika Suryo Putra UNIVERSITAS
DIPONEGORO SEMARANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA 2014

Ada beberapa sebab yang menyebabkan terjadinya banjir rob. Meskipun bukanlah penyebab
secara langsung, namun juga bisa dikatakan bahwa faktor tersebut dikatakan sebagai faktor-
faktor yang mendukung terjadinya banjir rob. Beberapa faktor yang menyebabkan atau
mendukung terjadinya banjir rob antara lain adalah:

1. Pemanasan global

Hal pertama yang disinyalir menjadi sesuatu yang sangat mendukungt erjadinya banjir rob
adalah pemanasan global. Hal ini karena pemansan global merupakan suatu peristiwa alam yang
menyebabkan meningkatnya suhu rata- rata dunia. Meningkatnya suhu udara yang ada di bumi
ini tentu saja akan berakibat kepada es yang berada di kedua kutub bumi.

Akibat adanya penyebab pemanasan global ini, maka kedua es yang berada pada kutub bumi
menjadi mencair dalam jumlah yang tidak sedikit. menacirnya es yang berada di kedua kubut
bumi ini baik sedikita tau banyak akan mempengaruhi naiknya jumlah atau volume air laut.
Akibatnya air laut akan bertambah banyak dan permukaan air laut ini akan menaik (fenomena ini
disebut dengan fenomena sea level rise). Naiknya permukaan air laut ini tentu akan
menimbulkan kekhawatiran masyarakat dan menambah resiko terjadinya fenomena banjir rob di
suatu wilayah, terutama di wilayah pesisir pantai.

2. Pemanfaatan air tanah secara berlebihan


Hal selanjutnya yang menyebabkan atau mendukung terjadinya banjir rob adalah pemanfaatan
air tanah yang berlebihan. Sebenarnya apa kaitan antara pemanfaatan air tanah yang berlebihan
ini dengan terjadinya banjir rob? Hal ini karena pemanfaatan air tanah yang berlebihan akan
menyebabkan turunnya permukaan lapisan tanah. Terlebih di daerah pesisir pantai yang sangat
membutuhkan jumlah air bersih yang cukup banyak. Hal ini tentu saja akan menjadikan
penduduk yang berada di sekitar pantai tersebut mencari sumber air bersih dalam jumlah yang
ekstra, akibatnya hal ini akan menurunkan permukaan tanah di daerah pesisir pantai. Turunnya
permukaan air tanah ini akan menyebabkan datangnya banjir rob dengan sangat mudah.

3. Pembabatan hutan mangrove atau hutan bakau


Faktor selanjutnya yang menyebabkan mudahnya terjadinya banrir rob adalah pembabatan jenis
jenis hutan seperti hutan bakau atau hutan mangrove. Hutan bakau atau hutan mangrove ini
mempunyai fungsi untuk menahan air apabila gelombang pasang tiba. Apabila hutan magrove ini
dibabat habis, maka yang akan terjadi adalah gelombang yang menerjang tidak akan bisa
ditahan. Gelombang yang tidak bisa dilindungi ini akan bisa menjadi ancaman bagi terjadinya
banjir rob ini.

4. Keadaan topografi suatu wilayah


Keadaan topografi juga merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab terjadinya banjir
rob ini. Keadaan topografi yang dimaksud ini merupakan keadaan wilayah alam yang
terpampang nyata di suatu wilayah. Keadaan topografi yang menyebabkan terjadinya banjir rob
merupakan topografi yang yang tipe permukaan tanahnya ada di bawah atau rendah dari
permukaan air laut. Keadaan topografi yang demikian inilah yang akan menyebabkan air laut
mudah mengaliri permukaan tanah atau permukaan daratan, sehingga akan menyebabkan
terjadinya banjir rob. Berbeda halnya dengan daerah pegunungan yang mempunyai keadaan
wilayah yang lebih tinggi daripada permukaan laut, sehingga air laut tidak akan bisa mengaliri
permukaan air tanah.

5. Adanya fenomena penurunan muka tanah


Sudah dijelaskan sebelumnya bahwasannya permukaan tanah yang turun atau permukaan tanah
yang lebih rendah daripada permukaan laut akan menjadi pemicu terjadinya banjir rob pada
suatu wilayah tertentu. Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan permukaan tanah juga
otomatis menjadi hal yang mendukung terjadinya banjir rob ini.

6. Perubahan penggunaan tanah rawa, situ, sawah, dan lain sebagainya


Tanah yang difungsikan sebagai rawa atau situ ataupun sawah dan lain sebagainya apabila dialih
fungsikan menjadi tanah pemukiman, ataupun lahan- lahan yang lainnya yang dapat
menghalangi peresapan air ke dalam tanah. Dalam jangka panjang (atau bahakn tidak terlalu
panjang), hal seperti ini akan menyebabkan banjir mudah sekali terjadi. Salah satu banjir yang
sering terjadi karena hal seperti ini adalah banjir rob.

7. Penyempitan bantaran sungai


Penyempitan bantaran sungai juga menjadi salah satu hal atau faktor yang menjadi penyebab
terjadinya banjir rob. Karena sungai yang ada berkurang volume muatan airnya sehingga akan
menyebabkan air tersebut meluap- luap ke daratan sehingga akan menyebabkan timbulnya banjir
rob tersebut.

8. Membuang sampah di sungai


Membuang sampah di sungai secara tidak langsung juga akan menyebabkan terjadinya banjir
rob. Sampah- sampah yang dibuang ke sungai dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama akan
tertimbun di dasar sungai dan menyeban sungai mengalami pendangkalan. Sungai yang
mengalami pendangkalan ini akan menyebabkan berkurangnya debit air yang berada di sungai.
Akibatnya ketika air laut pasang dan air dari laut mengisi sungai- sungai yang ada di sekitarnya
dan sungai tersebut tidak cukup untuk menampungnya, hal ini akan menyebabkan air tersebut
meluap dan akan mengaliri daerah di sekitar sungai tersebut.

9. Sistem drainase yang tidak terawat


Sistem drainase juga menjadi tonggak yang penting bagi pertahanan daratan dari banjir. Drainase
adalah kekuatan tanah untuk dapat menyerap air. Ketika sistem penyerapan tersebut terganggu,
maka upaya untuk menyerap air agar masuk ke dalam tanah juga terganggu. Hal ini akan
menyebabkan mudahnya banjir menyerang suatu daerah. Hal ini tidak hanya berlaku bagi banjir-
banjir yang disebabkan karena hujan saja, namun juga banjir rob ini.

Itulah beberapa hal yang dapat menyebabkan tejadinya banjir rob atau beberapa hal yang
mendukung terjadinya banjir rob. Bila kita mencermati faktor- faktor di atas maka aan kita
temukan bahwa beberapa faktor tersebut adalah faktor alami dan beberapa lainnya adalah faktor
yang disebabkan karena ulah manusia. Oleh karena itu sebagai manusia yang bijak, kita harus
berusaha untuk menjauhi perbuatan- perbuatan yang dapat menimbulkan kerugian tersebut.
Walau bagaimanapun juga, oerbuatan buruk sekecil apapun akan dapat menyumbang atau
meningkatkan resiko terjadinya banjir rob ini. Dan hal ini akan membawa berbagai macam
kerugian, baik pribadi amupun untuk masyarakat

http://ilmugeografi.com/bencana-alam/banjir-rob

10 May,2016 Banjir Rob : Pengertian, Karakteristik, Dampak dan Cara Mengatasinya

Maya sari

2.3 Dampak rob

adanya banjir rob antara lain:

1. Menimbulkan kerugian material

Dampak yang sudah pasti dirasakan bagi masyarakat yang mengalami banjir rob adalah berupa
kerugian material. Kerugian material ini merupakan dapat timbul karena banyak rumah warga
yang terendam banjir, kemudian tidak hanya rumah saja namun juga perabotan rumah tangga
ikut terendam banjir. Hal ini akan mengakibatkan adanya kergian material yang cukup besar
untuk dapat memulihkan seperti kondisi semula.

2. Merusak bangunan
Dampak yang juga sangat dirasakan oleh masyarakat akibat banjir rob adalah rusaknya
bangunan yang terendam banjir. Bangunan yang terlalu lama tergenang air memang akan
mengalami kerusakan, baik banyak maupun sedikit. serapan bangunan yang berpotensi rusak
adalah lantai atau keramik, kusen pintu, maupun tembok bagian bawah. Terlebih banjir rob
merupakan banjir yang airnya berasal dari air laut ynag mengandung garam. Hal ini akan
sangat mempercepat kerusakan bangunan itu sendiri.

3. Menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan becek


Dampak yang pasti terjadi ketik banjir datang adalah lingkungan menjadi kotor dan becek. Hal
ini karena air yang meluap tidak hanya melintas namun juga menggenangi. Akibatnya, hal ini
akan membuat lingkungan yang digeangi air menjadi becek dan tidak nyaman, sehingga akan
menjadi kotor.

4. Menyebarnya bibit penyakit


Banjir secara tidak langsung baik cepet maupun lambat akan menyebarkan bibit penyakit. Hal
ini seperti sudah menjadi paket dan kita semua pun mengerti bahwa banjir akan menjadi
penyebab timbulnya berbagai jenis penyakit. Beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan dari
banjir rob ini antara lain adalah diare, ISPA, gatal- gatal, hingga demam berdarah. Maka dari
itulah ketika banjir datang menyerang akan banyak orang- orang yang terkena penyakit.

5. Mengganggu lalu lintas


Dampak negatif dari banjir yang selanjutnya adalah mengganggu kelancaran lalu lintas. Hal ini
karena air yang menggenangi akibat banjir tidak hanya menggenangi pemukiman penduduk
seperti perumahan, namun juga jalan raya. Sehingga hal ini akan menyebabkan terganggunya
lalu lintas di alan yang tergenang air tersebut. Tidak hanya mengganggu lalu lintas saja, namun
banjir rob juga dapat membuat mesin- mesin kendaraan menjadi mati atau bahkan rusak.

6. Kelangkaan air bersih


Satu hal yang selalu muncul ketika banjir tiba adalah kelankaan air bersih. Bagaimanapun juga
air banjir tidak hanya menggenangi rumah masyarakat saja, namun juga sumber air bersih bagi
masyarakat. Akibatnya air bersih yang seharusnya digunakan untuk konsumsi warga sehari-
hari dapat bercampur dengan air banjir. Belum lagi septiktank warga yang juga terendam air
banjir dapat berpotensi membuat tinja menjadi keluar dan bercampur dengan air warga. Hal ini
sungguh menimbulkan krisis air bersih.

http://ilmugeografi.com/bencana-alam/banjir-rob

10 May,2016 Banjir Rob : Pengertian, Karakteristik, Dampak dan Cara Mengatasinya


Maya sari

2.4 Upaya pencegahan rob

Bukan tanpa usaha, pemerintah kotasemarang berusaha mengatasi banjir rob ini dengan
membuat sebuah polder/ danau buatan di depan stasiun tawang untuk mengurangi banjir rob
tersebut dengan memompa air ke dalam polder buatan itu, peninggian tanggul sungai pun
dilakukan

Untuk menangani masalah kerusakan pantai ada beberapa cara antaar lain:
(1).Non Struktur : penanaman pohon bakau (mangrove), pengisian pasir
(2). Struktur: dengan menggunakan bangunan pelindung pantai: perkuatan disepanjang garis
pantai menggunakan tembok laut, pengatur laju sedimen diarea pantai baik sambung maupun
lepas pantai, menggunakan bangunan tegak lurus pantai untuk menangkap gerak sedimen
sepanjang pantai (groing), bangunan pantai yang diletakkan disisi sungai (jetty) dan pemecah
gelombaang (breakwater)

Pranoto, 2010. Prediksi Perubahan Garis Pantai


Menggunakan Model GENESIS. Jurnal.
Teknik Keairan. Jurusan Teknik Sipil
UNDIP.

2. Abrasi

2.1 Pengertian abrasi

Abrasi merupakan proses terjadinya pengikisan daratan oleh gelombang sehingga menyebabkan
hanyutnya substrat dan berkurangnya luas daratan [1]. Terjadinya perubahan garis pantai sangat
dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi pada daerah sekitar pantai, dimana pantai selalu
beradaptasi dengan berbagai kondisi yang terjadi [2].

[1] Miyasyiwi, Seztifa dan Prasetya, Hendra. 2011. Penanggulagan Abrasi, Erosi, Dan Tsunami
dengan Optimalisasi Vegetasi Dan Kontrol Biologis. Bogor: Jurnal Institut Pertanian Bogor.

[2] Carter, R.W.G. 1993. Coastal Environment. London. Academic Press Limited.

2.2 Faktor-faktor penyebab abrasi


2.3 Upaya pencegahan abrasi

2.4 Tumbuhan pencegah abrasi

1) Mangrove

Istilah “mangrove” secara umum digunakan mengacu pada habitat. Tumbuhan


mangrove memiliki kemampuan khusus untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan
yang ekstrim, seperti kondisi tanah yang tergenang, kadar garam yang tinggi serta kondisi
tanah yang kurang stabil. Dengan kondisi lingkungan seperti itu, beberapa jenis
mangrove mengembangkan mekanisme yang memungkinkan secara aktif mengeluarkan
garam dari jaringan, sementara yang lainnya mengembangkan sistem akar napas untuk
membantu memperoleh oksigen bagi sistem perakarannya. Dalam hal lain, beberapa jenis
mangrove berkembang dengan buah yang sudah berkecambah sewaktu masih di pohon
induknya (vivipar), seperti Kandelia, Bruguiera, Ceriops dan Rhizophora.

Dalam hal struktur, mangrove di Indonesia lebih bervariasi bila dibandingkan dengan
daerah lainnya. Dapat ditemukan mulai dari tegakan Avicennia marina dengan ketinggian
1 - 2 meter pada pantai yang tergenang air laut, hingga tegakan campuran Bruguiera-
Rhizophora-Ceriops dengan ketinggian lebih dari 30 meter (misalnya, di Sulawesi
Selatan). Sejauh ini di Indonesia tercatat setidaknya 202 jenis tumbuhan mangrove,
meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44 jenis
epifit dan 1 jenis paku. Dari 202 jenis tersebut, 43 jenis (diantaranya 33 jenis pohon dan
beberapa jenis perdu) ditemukan sebagai mangrove sejati (true mangrove), sementara
jenis lain ditemukan disekitar mangrove dan dikenal sebagai jenis mangrove ikutan
(asociate asociate).
.
Sebagian besar jenis-jenis mangrove tumbuh dengan baik pada tanah berlumpur,
terutama di daerah dimana endapan lumpur terakumulasi (Chapman, 1977). Di Indonesia,
substrat berlumpur ini sangat baik untuk tegakan Rhizophora mucronata and Avicennia
marina (Kint, 1934). Kint (1934) melaporkan bahwa di Indonesia, R. stylosa dan
Sonneratia alba tumbuh pada pantai yang berpasir, atau bahkan pada pantai berbatu.
Kondisi salinitas sangat mempengaruhi komposisi mangrove. Berbagai jenis mangrove
mengatasi kadar salinitas dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa diantaranya secara
selektif mampu menghindari penyerapan garam dari media tumbuhnya, sementara
beberapa jenis yang lainnya mampu mengeluarkan garam dari kelenjar khusus pada
daunnya.
Di Indonesia, areal yang selalu digenangi walaupun pada saat pasang rendah
umumnya didominasi oleh Avicennia alba atau Sonneratia alba. Areal yang digenangi
oleh pasang sedang didominasi oleh jenis-jenis Rhizophora. Adapun areal yang digenangi
hanya pada saat pasang tinggi, yang mana areal ini lebih ke daratan, umumnya
didominasi oleh jenisjenis Bruguiera dan Xylocarpus granatum, sedangkan areal yang
digenangi hanya pada saat pasang tertinggi (hanya beberapa hari dalam sebulan)
umumnya didominasi oleh Bruguiera sexangula dan Lumnitzera littorea.

Rusila Noor, Y., M. Khazali, dan I N.N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan
Mangrove di Indonesia. PHKA/WI-IP, Bogor.

2) Asam dan Pandan

Mencegah abrasi pantai biasanya dilakukan dengan menanam bakau. Akan tetapi, di
Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, masyarakat menanam pandan, waru, ketapang, angsana,
dan asam. Kelurahan Paupanda. Sebagai langkah awal, FIRD yang mulai memberikan
advokasi pascabencana gelombang pasang Juli 2009 bersama masyarakat kemudian
menanam 150 pohon ketapang dalam radius sekitar 20 meter dari bibir pantai pada Oktober
2010. Berbeda dengan daerah lain yang umumnya menanam bakau untuk menahan abrasi, di
Tanjung dan Paupanda ini mereka memilih waru, angsana, ketapang, pandan, dan asam.
Angsana, ketapang, asam, dan waru juga bisa difungsikan sebagai peneduh pantai, sedangkan
pandan dipilih karena memiliki akar kuat. Pada Februari 2011, FIRD bersama masyarakat
Puunaka dan Rate, termasuk anggota Kodim 1602/Ende dan sejumlah lembaga swadaya serta
pemerintah setempat melakukan penanaman lagi 450 pohon waru, angsana, dan pandan. Ada
baiknya penanaman di pesisir bukan saja pohon waru, tetapi juga cemara laut.

http://nasional.kompas.com/read/2011/06/10/03394838/mencegah.abrasi.dengan.pandan.da
n.asam
nasional Mencegah Abrasi dengan Pandan dan Asam Jumat, 10 Juni 2011 Samuel Oktora

3) nyirih (Xylocarpus sp.)


4) nipah (Nypa sp.)

Nipah adalah sejenis palem (palma) yang tumbuh di lingkunganhutan bakau atau
daerah pasang-surut dekat tepi laut. Tumbuhan ini juga dikenal dengan banyak nama
lain seperti daon,
daonan (Sd., Bms.),buyuk (Jw., Bali),bhunyok (Md.), bobo(Menado, Ternate,Tidore),
boboro(Halmahera), palean, palenei, pelene, pulene, puleanu, pulenu, puleno,
pureno, parinan, parenga (Seram, Ambondan sekitarnya).[1]

Di beberapa negara lain, tumbuhan ini dikenal dengan nama (dalambahasa


Inggris) Attap Palm (Singapura), Nipa Palm atau losa (Filipina), atau umumnya
disebut Nypa palm. Nama ilmiahnya adalah Nypa fruticans Wurmb, dan diketahui
sebagai satu-satunya anggota marga Nypa. Tumbuhan ini merupakan satu-satunya
jenis palma dari wilayah mangrove. Fosil serbuk sari palma ini diketahui berasal dari
sekitar 70 juta tahun yang silam.

Nipah tumbuh di bagian belakang hutan bakau, terutama di dekat aliransungai yang memasok
lumpur ke pesisir. Palma ini dapat tumbuh di wilayah yang berair agak tawar, sepanjang masih
terpengaruh pasang-surut air laut yang mengantarkan buah-buahnya yang mengapung. Di
tempat-tempat yang sesuai, tegakan nipah membentuk jalur lebar tak terputus di belakang lapisan
hutan bakau, kurang lebih sejajar dengan garis pantai. Nipah mampu bertahan hidup di atas lahan
yang agak kering atau yang kering sementara air surut.

Palma ini umum ditemukan di sepanjang garis pesisir Samudera Hindia hingga Samudera
Pasifik, khususnya di antara Bangladeshhingga pulau-pulau di Pasifik. Nipah termasuk jenis
tumbuhan yang terancam punah di Singapura.

Gangguan alam yang sering menimpa tanaman nipah adalah angindan banjir.

Hewan yang sering mengganggu tanaman nipah adalah babi


hutan,monyet, tikus, larva kumbang artona, dan udang tanah. Penyakit yang biasa menyerang
tanaman nipah adalah jamur. Tanaman nipah yang terserang penyakit jamur pertumbuhannya
akan terganggu. Bila yang terserang jamur adalah tangkai buahnya, bidang sadapan akan cepat
rusak dan membusuk, sehingga tidak dapat disadap lagi. Kontaminasi jamur penyakit
menyebabkan penurunan kualitas nira.

Referensi[sunting | sunting sumber]

1. ^ a b Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 1. Yay. Sarana Wana Jaya,
Jakarta. Hal. 487-490.
2. ^ Steenis, CGGJ van. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita,
Jakarta. Hal. 135.

5) Bamboo
6) Waru
7) Ketapang
8) Angsana
9) Nyamplung
10) Katang

Anda mungkin juga menyukai