Anda di halaman 1dari 7

BANJIR

Banjir merupakan salah satu bencana alam yang cukup sering terjadi di
Indonesia. Beberapa kali bencana ini telah merenggut nyawa masyarakat yang
terkena dampaknya. Curah hujan yang sangat tinggi dan penebangan hutan yang
dilakukan secara liar, masih menjadi masalah utama penyebab terjadinya banjir.
Di samping itu, hujan dengan intensitas tinggi juga dapat menjadi penyebab
terjadinya banjir. Tingginya curah hujan yang terjadi, berdampak pada
meningkatnya volume air di daratan. Jika air tidak bisa terserap dengan sempurna
oleh tanah atau dialirkan ke sungai, kondisi ini bisa menjadi penyebab banjir,
terutama di area perbukitan. Cara mencegah banjir bisa dilakukan di lingkungan
sekitar terlebih dahulu. Dengan melakukan beberapa kegiatan yang dapat
mencegah banjir, secara perlahan banjir bisa diatasi dengan baik.
Berikut beberapa penyebab terjadinya banjir dan cara mencegahnya :
 Curah Hujan Tinggi
Tidak bisa dimungkiri bahwa hujan dengan intensitas tinggi juga dapat
menyebabkan banjir bandang. Tingginya curah hujan yang terjadi, berdampak
pada meningkatnya volume air di daratan. Jika air tidak bisa terserap dengan
sempurna oleh tanah atau dialirkan ke sungai, kondisi ini bisa menjadi
penyebab banjir bandang, terutama di area perbukitan.
 Membuang Sampah Sembarangan
Penyebab terjadinya banjir selanjutnya, yaitu membuang sampah
sembarangan. Kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempatnya pasti
akan memberi dampak buruk bagi lingkungan.
Tak hanya menyebabkan lingkungan menjadi kotor, membuang
sampah sembarangan juga bisa menghambat aliran sungai, yang akhirnya
memicu banjir bandang. Ketika sampah-sampah tersangkut, aliran sungai akan
berhenti dan volumenya akan semakin membesar. Hal inilah yang berpotensi
menimbulkan tekanan sangat besar. Dengan membuang sampah pada
tempatnya, hal ini bisa mencegah risiko banjir.
 Daerah Dataran Rendah
Daerah dataran yang rendah juga bisa menjadi faktor penyebab
terjadinya banjir. Ketika air turun dari dataran yang lebih tinggi, tentu akan
mengalir ke dataran rendah. Hal inilah yang harus diwaspadai, karena
derasnya air tersebut bisa memorakporandakan tembok-tembok rumah.
 Kondisi Topografis
Semakin curam suatu lereng, maka kecepatan aliran air juga akan
semakin cepat. Tentunya, hal ini dipengaruhi oleh kondisi tapografis di
wilayah tertentu. Sejumlah daerah di Indonesia seperti di Kabupaten Jayapura,
yang didominasi oleh kemiringan lereng curam, juga berisiko mengalami
banjir bandang.
 Bangunan di Daerah Resapan Air
Banyaknya bangunan penduduk yang seharusnya menjadi resapan air
juga menjadi penyebab terjadinya banjir. Kondisi ini akan berpotensi
menimbulkan aliran air yang besar dan kencang saat hujan deras tiba. Selain
itu, banyaknya bangunan di daerah resapan ini juga akan mempercepat laju
aliran air hujan dengan volume yang besar.
 Bendungan Rusak
Bendungan yang rusak juga dapat menjadi penyebab banjir bandang.
Bendungan bisa rusak atau jebol ketika hujan lebat datang dan permukaan air
naik. Bendungan yang sudah tua meningkatkan risiko mengalami kerusakan
dan menjadi penyebab terjadinya banjir. Tanggul jebol ini pernah terjadi di
Situ Gintung, Tangerang, Banten pada 27 Maret 2009. Secara tiba-tiba, dua
juta meter kubik air di situs warisan Belanda itu tumpah dan menyapu
Perumahan Cirendeu Permai, Kampung Poncol, dan merusak beragam
fasilitas umum di sekitarnya.
 Penebangan Hutan
Sebagaimana kita tahu, pohon atau tumbuhan berperan penting untuk
meresap air yang jatuh ke tanah. Jika terjadi penebangan pohon besar-besaran,
dapat berpotensi jadi penyebab terjadinya banjir. Selain itu, penebangan hutan
yang dilakukan secara liar juga bisa meningkatkan risiko tanah longsor.
Bencana longsor terjadi karena tidak mempunyai tanah untuk menahan
beban dari air yang terus menerus menerpa. Kondisi ini akan semakin parah
jika lokasinya berada di sekitar tebing yang curam.
 Efek Rumah Kaca
Penyebab terjadinya banjir selanjutnya, kebiasaan membakar sampah,
polusi kendaraan, dan asap industri. Beberapa kebiasaan tersebut dapat
membuat lapisan ozon semakin meningkat dan memberi dampak yang sangat
besar.
Ada beberapa dampak buruk akibat polusi udara, seperti meningkatnya
karbon dioksida dan perubahan cuaca ekstrem. Selain itu, asap industri juga
dapat membuat pemanasan global, yang akhirnya bisa menjadi penyebab
terjadinya banjir.

Tujuan Penelitian :
Tujuan yang penulis inginkan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana
banjir.
2. Mengetahui dampak yang diakibatkan oleh bencana banjir berdasarkan dari
informasi yang diperoleh peneliti dari salah satu masyarakat.

Cara Mencegah Banjir yang Bisa Kamu Lakukan


1. Mencegah Banjir dengan Membersihkan Selokan.
2. Membersihkan Halaman Rumah dan Sekitarnya dapat Mencegah Banjir.
3. Mencegah Banjir dengan Membuang Sampah pada Tempatnya.
4. Mempunyai Taman di Rumah dapat Cegah Banjir.
5. Cegah Banjir dengan Membuat Roof Garden.
6. Menggunakan Paving Block.
Apa penyebab terjadi banjir
Apa dampak negatif terjadinya banjir? Banjir membawa banyak kerugian
untuk manusia seperti kehilangan harta benda, hingga yang paling parah adalah
korban jiwa. Tak hanya manusia lingkungan juga terkena dampaknya seperti
adanya kerusakan pohon, fisik jalan raya, bangunan, jembatan, sistem selokan
hingga kanal.

Apa yg perlu dilakukan jika ada banjir


1. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir.
2. Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan
aliran listrik di wilayah yang terkena bencana.
3. Mengungsi ke daerah aman atau posko banjir sedini mungkin saat genangan
air masih memungkinkan untuk dilewati.
4. Segera amankan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi.
5. Jika air terus meninggi, hubungi instansi terkait dengan penanggulangan
bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah, ataupun Camat.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik ini ditujukan kepada masyarakat Desa Kasturi dalam pengumpulan data di
lapangan peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah metode yang digunakan sebelum dan sesudah
melakukan tinjauan lapangan. Observasi ini dilakukan di lapangan secara
langsung untuk melengkapi data-data primer yang ada terutama untuk
mendapatkan gambaran mengenai keadaan daerah penelitian yang kemudian
mengoperasikannya dengan data sekunder. Pengumpulan data dengan cara
melakukan penelitian secara langsung ke lapangan, yaitu dengan melakukan
penelitian ke daerah yang terjadi banjir di tirto.
2. Wawancara atau Interview
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
tanya jawab secara langsung kepada reponden atau warga yang mengalami
bencana banjir dan instansi seperti ditujukan kepada Kepala Desa, Badan
Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pekalongan.
3. Teknik Kuesioner
Kuisioner adalah alat untuk pengumpulan data dengan cara
menyebarkan daftar pertanyaan kepada warga yang terkena langsung bencana
banjir di Tirto.
4. Studi Literatur
Teknik studi literatur penulis gunakan untuk memberi arahan dan
menambah data dari buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang
akan diteliti.
5. Studi Dokumentasi
Dengan cara dokumentasi penulis dapat mengamati dan mempelajari laporan-
laporan dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti, seperti data-data yang terdapat di instansi pemerintahan, arsip
monografi desa, dan berkas-berkas yang menunjang terhadap masalah yang
akan diteliti oleh penulis.

Mengolah dan Menganalisis Data Banjir


pada dasarnya Indonesia adalah memiliki dua musim yakni musim hujan
dan kemarau. Musim kemarau terjadi pada bulan Maret - Agustus sedangkan
musim hujan terjadi pada September - Februari akibatnya dengan jumlah bulan
hujan yang relatif lebih banyak dari musim kemarau menjadikan beberapa
wilayah di Indonesia banyak mengalami bencana banjir. berdasarkan data BPBD
Tirto menjadi daerah langanan banjir tiap tahunnya dengan kondisi fisik wilayah
perkotaan yang datar serta kondisi dekat pantai. sebagai Salah satu upaya dalam
mengatasi banjir
KESIMPULAN DAN SARAN
Proses pengambilan data dan analisis yang dilakukan, terdapat beberapa
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini. Adapun kesimpulannya sebagai
berikut :
1. Seluruh masyarakat yang berada di kawasan Hulu sungai (batang luruih)
belum merasakan manfaat dan tidak merasa puas terhadap bangunan
pengendali banjir
2. Masyarakat didaerah Bt Luruih dan Gunung Sangku setuju dan mendukung
pengerjaan proyek agar dipercepat pengerjaannya.
3. Masyarakat yang berada di kawasan hilir yaitu daerah Kurao Pagang lebih
merasakan manfaat dari bangunan pengendali banjir dibanding kawasan
tengah dan hulu bangunan tersebut.
4. Persepsi masyarakat didaerah Kurao Pagang telah terjadi penurunan
ketinggian banjir, frekuensi banjir dan lama waktu banjir yang sangat
signifikan antara masa sebelum dan setelah adanya bangunan pengendali
banjir.
5. Pada daerah sekitaran Bt Maransi sampai kehulu sungai belum merasakan
manfaat bangunan pengendali banjir ini, karna selalu terjadi banjir ketika
hujan turun dengan intensitas yang besar.
6. Kehendak tuhan, waktu hujan yang lama serta kondisi drainase/got yang tidak
baik/tersumbat merupakan persepsi masyarakat.
MELAPORKAN HASIL BANJIR
Banjir merupakan suatu peristiwa yang terjadi saat air dalam jumlah besar
menggenangi sebagian wilayah daratan dalam waktu tertentu disebabkan curah
hujan yang tinggi ataupun karena kerusakan alam.
Banjir biasanya terjadi pada daerah perkotaan, musibah ini sangat
merugikan. Biasanya tempat yang terkena banjir adalah pemukiman padat
sepanjang aliran sungai. Banjir terjadi disebabkan oleh beberapa macam faktor.
Faktor utama penyebab banjir adalah karena ulah manusia itu sendiri.
Kegiatan seperti penebangan pohon secara liar menyebabkan berkurangnya
daerah resapan air hujan. Maka hal ini yang menyebabkan terjadinya banjir.
Penyebab lain dari banjir karena membuang sampah sembarangan,
terutama pada tempat-tempat umum dan sungai. Pembuangan sampah ke sungai
mengakibatkan terhambatnya aliran sungai dan air pun meluap dan menyebabkan
banjir.
Dampak akibat terjadinya banjir yaitu perumahan warga rusak, lingkungan
menjadi tidak sehat, mulai timbul berbagai penyakit seperti diare, gatal-gatal,
difteri dan penyakit kulit lainnya.
Walaupun bencana alam seperti banjir ini sering terjadi, namun faktor-
faktor yang menyebabkan banjir sulit dihilangkan.
Adapun cara pencegahan banjir dapat dilakukan dengan cara
pengembalian fungsi hutan sebagai daerah resapan air dan menanam kembali bibit
pohon terhadap hutan yang telah rusak (reboisasi).
Selanjutnya dengan cara pembersihan daerah aliran sungai dari sampah-
sampah yang menghambatnya. Cara terakhir yaitu dengan menjaga lingkungan
untuk tidak membuang sampah sembarangan terutama di sepanjang aliran sungai.

Anda mungkin juga menyukai