Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PETROLOGI

ACARA BATUAN SEDIMEN KLASTIK

Disusun Oleh:
Antya Kumara Nugraha
21100122130060

LABORATORIUM SUMBER DAYA MINERAL


DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
MARET 2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Petrologi acara Batuan Sedimen Klastik yang disusun
oleh praktikan bernama Antya Kumara Nugraha telah diperiksa dan disahkan pada
hari :

tanggal :

pukul :

sebagai tugas Laporan Praktikum mata kuliah Petrologi.

Semarang, 25 Maret 2022

Asisten Acara, Praktikan,

Niqmatul Akbar Syahputra Antya Kumara Nugraha


NIM :211001211400 NIM :21100122130060
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud
1.1.1 Mengetahui struktur batuan sedimen klastik
1.1.2 Mengetahui tekstur batuan sedimen klastik
1.1.3 Mengetahui komposisi batuan sedimen klastik
1.1.4 Mengetahui petrogenesa batuan sedimen klastik

1.2 Tujuan
1.2.1 Dapat mengetahui struktur batuan sedimen klastik
1.2.2 Dapat mengetahui tekstur batuan sedimen klastik
1.2.3 Dapat mengetahui komposisi batuan sedimen klastik
1.2.4 Dapat mengetahui petrogenesa batuan sedimen klastik

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1.3.1 Praktikum Petrologi acara Batuan Sedimen Klastik sesi materi telah
dilaksanakan pada :
hari : Selasa
tanggal : 14 Maret 2023
waktu : 18:45 - selesai
tempat : Ruangan 202, Gedung Pertamina Sukowati
1.3.2 Praktikum Petrologi acara Batuan Sedimen Klastik sesi deskripsi
telah dilaksanakan pada :
hari : Rabu
tanggal : 15 Maret 2023
waktu : 17.20 - selesai
tempat : Ruangan 302, Gedung Pertamina Sukowati
BAB II
HASIL DESKRIPSI

Acara :
Laboratorium Sumberdaya Batuan Sedimen Klastik
Mineral
Departemen Teknik Nama : Antya Kumara Nugraha
Geologi NIM : 21100122130060
Fakultas Teknik Kelas : B
Universitas Diponegoro

Sketsa : No. Peraga : KF 36


Deskripsi Megaskopis
- Warna : Coklat Keputihan
- Struktur : Graded bedding

- Tekstur :

1 1
Ukuran butir : − mm
4 2
Kebundaran : Sub angular
Sortasi : Sedang
Kemas : Terbuka
Matriks Semen

Fragmen
- Komposisi :

Fragmen : 20% (pasir sedang)


Semen : 15%(non karbonat)
Matriks : 65% (pasir halus)

Ket :
P : 9 cm, L : 6 cm, T : 7 cm
Nama Batuan : Medium sandstone
Petrogenesa :
Batu pasir medium sand ini memiliki butiran yang sedang pada fragmennya,
selain itu batuan ini juga didominasi adanya graded bedding, dimana adanya
garadasi dari bawah ke atas dan dimulai dari butiran yang paling kasar menuju
paling halus. Hal ini disebabkan karena adanya arus turbid, arus turbulensi,
maupun suspensi pada batuan tersebut. Selain itu dilihat dari tingkat
kebundarannya tergolong sub angular, hal ini menandakan bahwa batuan
tersebut belum tertransportasi pada jarak yang terlalu jauh.
Acara :
Laboratorium Sumberdaya Batuan Sedimen Klastik
Mineral
Departemen Teknik Nama : Antya Kumara Nugraha
Geologi NIM : 21100122130060
Fakultas Teknik Kelas : B
Universitas Diponegoro

Sketsa : No. Peraga : TJ


Deskripsi Megaskopis
- Warna : Cokelat
- Struktur : Lapisan

- Tekstur :

Semen 1 1
Ukuran butir : − mm
8 4
Kebundaran : Sub rounded
Sortasi : Baik
Matriks Kemas : Tertutup
Fragmen

- Komposisi :

Fragmen : 15% (Pasir halus)


Semen : 15% (karbonat)
Matriks : 70% (Pasir sangat
halus)
Ket :
P : 12 cm, L : 7 cm, T : 2 cm
Nama Batuan : Fine sandstone
Petrogenesa :
Batuan tersebut terbentuk selama dua tahap, pertama sebuah perlapisan atau
kumpulan perlapisan terakumulasi akibat dari sedimentasi. Biasanya
sedimentasi terjadi ketika pasir terlepas dari suspensi dimana pasir akan
menggelinding atau terseret sepanjang aliran sungai. Jika sudah terakumulasi,
pasir akan berubah menjadi batu pasir dan dikompaksi oleh tekanan dan
endapan diatasnya serta mengalami sementasi di dalam pori-pori antar butiran.
Batuan tersebut berbentuk sub rounded yang mengindikasikan bahwa batuan
tersebut sudah mengalami transportasi lumayan jauh.
Acara :
Laboratorium Sumberdaya Batuan Sedimen Klastik
Mineral
Departemen Teknik Nama : Antya Kumara Nugraha
Geologi NIM : 21100122130060
Fakultas Teknik Kelas : B
Universitas Diponegoro

Sketsa : No. Peraga : BSK 27


Deskripsi Megaskopis
- Warna : Abu-abu
- Struktur : Massif

Matriks
- Tekstur :

1 1
Ukuran butir : − mm
8 4
Semen
Fragmen Kebundaran : rounded
Sortasi : baik
Kemas : tertutup

- Komposisi :

Fragmen : 40% (pasir halus)


Semen : 15% (non karbonat)
Matriks : 30% (pasir sangat
halus)
Mineral : Hornblende 15%

Ket :
P : 6,5 cm, L : 3 cm, T : 2 cm
Nama Batuan : Fine Sandstone
Petrogenesa :
Batuan tersebut memiliki struktur masif , adapun beberapa faktor penyebab
terbentuknya struktur masif yaitu tidak memiliki struktur sedimen, struktur
pengendapannya telah dirusak oleh beberapa proses seperti biotrubasi,
rekristalisasi, dan pengeringan. Berdasarkan batuan peraga tersebut terdapat
rekristalisasi dari mineral hornblende yang mengisi batuan tersebut. Selain itu
struktur ini dibentuk dalam keadaan cepat seperti endapat turbidit, aliran butir,
dan aliran debris
BAB III

PEMBAHASAN
Pada hari Selasa, 14 Maret 2023 pukul 18.45 telah dilaksanakan praktikum
petrologi sesi materi di Gedung Pertamina Sukowati ruangan 202. Pada saat
praktikum asisten praktikum menyampaikan materi mengenai struktur, tekstur,
dan petrogenesa dari batuan sedimen klastik. Selain itu praktikan diimbau untuk
memperhatikan materi, lalu mengerjakan pre test dan post test.

Pada hari Rabu, 15 Maret 2023 pukul 17.20 telah dilaksanakan praktikum
batuan sedimen klastik pada sesi deskripsi, pada saat sesi deskripsi praktikan
diimbau melakukan deskripsi batuan sedimen klastik sebanyak tiga batuan
meliputi warna, tekstur, struktur, dan petrogenesa dari batuan tersebut.

3.1 Pembahasan KF-36


Batuan peraga KF-36 ini memiliki struktur graded bedding ,karena terlihat
struktur halus dibagian paling atas, sedangkan paling bawah terdapat struktur
kasar. Hal ini disebabkan karena adanya arus turbid, selain dipengaruhi oleh arus
turbid batuan ini juga disebabkan oleh arus turbulensi maupun suspensi. Batuan
sedimen klastik peraga KF-36 memiliki tekstur yang meliputi ukuran butir,
kebundaran, sortasi, dan kemas.

1 1
Batuan tersebut memiliki ukuran butir sebesar − mm, oleh karena itu
4 2
dapat diklasifikasikan sebagai medium sand berdasarkan skala wentworth.
Tingkat kebundaran dari batuan sedimen klastik peraga KF-36 adalah sub angular,
karena berdasarkan interpretasi permukaan batuan umumnya datar dengan sisi tepi
batuan yang lumayan meruncing atau tajam. Sortasi pada batuan sedimen klastik
peraga KF-36 adalah sedang, karena adanya butiran-butiran yang seragam
maupun tidak seragam. Kemas pada batuan tersebut merupakan kemas terbuka
karena butiran satu dengan lainnya tidak saling bersentuhan, sehingga
mengambang dalam matriks.
Gambar 3.1 Derajat Kebundaran Batuan

Gambar 3.2 Tabel Skala Wentworth

3.3 Derajat Keseragaman butir

Batu pasir medium sand ini memiliki butiran yang sedang pada
fragmennya, dengan butiran halus pada matriksnya, dan butiran yang berukuran
pebble hingga cabble pada bagian paling bawah, selain itu batuan ini juga
didominasi adanya graded bedding, dimana adanya garadasi dari bawah ke atas
dan dimulai dari butiran yang paling kasar menuju paling halus. Hal ini
disebabkan karena adanya arus turbid, arus turbulensi, maupun suspensi pada
batuan tersebut. Selain itu dilihat dari tingkat kebundarannya tergolong sub
angular, hal ini menandakan bahwa batuan tersebut belum tertransportasi pada
jarak yang terlalu jauh. Mekanisme transportasi batuan tersebut adalah transpor
bed load, karena batuan tersebut memiliki ukuran besar dan memanjang, baik itu
secara meluncur, menggelinding, maupun tertumbuk oleh batuan lain, kemudian
merayap

3.2 Pembahasan TJ
Batuan peraga TJ ini memiliki struktur perlapisan, karena perlapisannya
saling sejajar dengan ketebalan lebih dari 1 cm. Hal ini dikarenakan adanya
perubahan dalam butiran sedimen, warna, serta susunan mineraloginya. Batuan
sedimen klastik peraga TJ memiliki tekstur yang meliputi ukuran butir, tingkat
kebundaran, kemas, dan sortasi.

1 1
Batuan tersebut memiliki ukuran butir sebesar − mm, sehingga dapat
8 4
diklasifikasikan sebagai pasir halus berdasarkan klasifikasi wentworth. Tingkat
kebundaran dari batuan peraga TJ adalah sub rounded. Berdasarkan interpretasi,
batuan tersebut memiliki permukaan yang relatif datar dengan ujung-ujung yang
membundar. Sortasi pada batuan sedimen klastik peraga TJ adalah baik, karena
adanya butiran-butiran yang seragam. Kemas pada batuan tersebut merupakan
kemas tertutup karena butiran satu dengan lainnya saling bersentuhan, sehingga
tidak ada butiran yang mengambang dalam matriks.

Gambar 3.4 Derajat Kebundaran Batuan

Gambar 3.5 Tabel Skala Wentworth


Gambar 3.6 Derajat keseragaman butir

Batuan tersebut terbentuk selama dua tahap, pertama sebuah perlapisan


atau kumpulan perlapisan terakumulasi akibat dari sedimentasi. Biasanya
sedimentasi terjadi ketika pasir terlepas dari suspensi dimana pasir akan
menggelinding atau terseret speanjang aliran sungai. Jika sudah terakumulasi,
pasir akan berubah menjadi batu pasir dan dikompaksi oleh tekanan dan endapan
diatasnya serta mengalami sementasi di dalam pori-pori antar butiran. Batuan
tersebut berbentuk sub rounded yang mengindikasikan bahwa batuan tersebut
sudah mengalami transportasi lumayan jauh. Mekanisme transportasi batuan
tersebut adalah transpor bed load, karena batuan tersebut memiliki ukuran besar
dan memanjang, baik itu secara meluncur, menggelinding, maupun tertumbuk
oleh batuan lain, kemudian merayap

3.3 Pembahasan BSK 27

Batuan peraga BSK-27 ini memiliki struktur massif ,karena tidak


menunjukkan struktur lapisan pada batuan peraga BSK 27. Batuan sedimen
klastik peraga BSK 27 memiliki komposisi berupa matriks sebesar 30% berupa
pasir sangat halus, fragmen berupa pasir halus sebesar 40%, semen sebesar 15%
berupa non karbonatan, terdapat mineral hornblende dengan komposisi sebesar
15%. Batuan sedimen klastik peraga BSK-27 memiliki tekstur yang meliputi
ukuran butir, kebundaran, sortasi, dan kemas.

1 1
Batuan tersebut memiliki ukuran butir sebesar − mm, oleh karena itu
8 4
dapat diklasifikasikan sebagai pasir halus berdasarkan skala wentworth. Tingkat
kebundaran dari batuan sedimen klastik peraga BSK-27 adalah rounded, karena
berdasarkan interpretasi permukaan batuan umumnya bundar dengan sisi tepi
batuan yang membundar. Sortasi pada batuan sedimen klastik peraga BSK-27
adalah baik, karena adanya butiran-butiran yang seragam. Kemas pada batuan
tersebut merupakan kemas tertutup karena butiran satu dengan lainnya saling
bersentuhan, sehingga tidak ada butiran yang mengambang dalam matriks.

Gambar 3.7 Derajat Kebundaran Batuan

Gambar 3.8 Tabel Skala Wentworth

Gambar 3.7 Derajat keseragaman butir


Batuan tersebut memiliki struktur masif , adapun beberapa faktor
penyebab terbentuknya struktur masif yaitu tidak memiliki struktur sedimen,
struktur pengendapannya telah dirusak oleh beberapa proses seperti biotrubasi,
rekristalisasi, dan pengeringan. Berdasarkan batuan peraga tersebut terdapat
rekristalisasi dari mineral hornblende yang mengisi batuan tersebut. Selain itu
struktur ini dibentuk dalam keadaan cepat seperti endapat turbidit, aliran butir, dan
aliran debris. Batuan tersebut memiliki tingkat kebundaran membulat yang
mengindikasikan bahwa batuan tersebut telah tertransportasi jauh. Mekanisme
transportasi batuan tersebut adalah transpor bed load, karena batuan tersebut
memiliki ukuran besar dan memanjang, baik itu secara meluncur, menggelinding,
maupun tertumbuk oleh batuan lain, kemudian merayap.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
 Pada batuan peraga KF-36 memiliki warna coklat keputihan dengan
panjang 9 cm, lebar 6 cm, dan tinggi 7 cm dan memiliki struktur graded
1 1
bedding dan tekstur yang meliputi : ukuran butir sebesar − mm,
4 2
sehingga dapat diklasifikasikan sebagai batu pasir sedang Tingkat
kebundarannya sub angular, sortasi sedang dan kemas terbuka. Batuan
tersebut memiliki fragmen berupa pasir sedang sebesar 20%, semen non
karbonat sebesar 15%, dan matriks 65% berupa pasir halus. Batuan
tersebut memiliki struktur graded bedding hal ini dikarenakan adanya arus
turbid, arus turbulensi, maupun suspensi pada batuan tersebut. Selain itu
dilihat dari tingkat kebundarannya tergolong sub angular, hal ini
menandakan bahwa batuan tersebut belum tertransportasi pada jarak yang
terlalu jauh dengan mekanisme transportasi bedload.
 Pada batuan peraga TJ memiliki warna coklat dengan panjang 12 cm, lebar
7 cm, dan tinggi 2 cm dan memiliki struktur lapisan dan tekstur yang
1 1
meliputi : ukuran butir sebesar − mm, sehingga dapat diklasifikasikan
8 4
sebagai batu pasir halus Tingkat kebundarannya sub rounded, sortasi baik
dan kemas tertutup. Batuan tersebut memiliki fragmen berupa pasir halus
sebesar 15%, semen karbonat sebesar 15%, dan matriks 70% berupa pasir
sangat halus.. Batuan tersebut terbentuk selama dua tahap, pertama sebuah
perlapisan atau kumpulan perlapisan terakumulasi akibat dari sedimentasi.
Biasanya sedimentasi terjadi ketika pasir terlepas dari suspensi dimana
pasir akan menggelinding atau terseret sepanjang aliran sungai. . Jika
sudah terakumulasi, pasir akan berubah menjadi batu pasir dan dikompaksi
oleh tekanan dan endapan diatasnya serta mengalami sementasi di dalam
pori-pori antar butiran
 Pada batuan peraga BSK-27 memiliki warna abu-abu dengan panjang 6,5
cm, lebar 3 cm, dan tinggi 2 cm dan memiliki struktur masif dan tekstur
1 1
yang meliputi : ukuran butir sebesar − mm, sehingga dapat
8 4
diklasifikasikan sebagai batu pasir halus. Tingkat kebundarannya
rounded, sortasi baik dan kemas tertutup. Batuan tersebut memiliki
fragmen berupa pasir halus sebesar 40%, semen non karbonat sebesar
15%, dan matriks 30% berupa pasir sangat halus. Batuan tersebut memiliki
struktur masif, faktor penyebab terbentuknya struktur masif yaitu tidak
memiliki struktur sedimen, struktur pengendapannya telah dirusak oleh
beberapa proses seperti biotrubasi, rekristalisasi, dan pengeringan.
Berdasarkan batuan peraga tersebut terdapat rekristalisasi dari mineral
hornblende yang mengisi batuan tersebut. Selain itu struktur ini dibentuk
dalam keadaan cepat seperti endapat turbidit, aliran butir, dan aliran debris

5.2 Saran
 Seluruh praktikan diharapkan agar datang tepat waktu pada saat sesi
deskripsi maupun materi
 Seluruh praktikan diharapkan lebih berhati-hati dalam menggunakan alat
peraga
 Seluruh praktikan diharapkan tidak terlambat saat asistensi kelompok
 Seluruh asisten diharapkan memberikan materi secara perlahan dan tidak
terlalu cepat
DAFTAR PUSTAKA

Noor, Djauhari. 2014. Pengantar Geologi. Yogyakarta: Deepublish.


Sukandarrumidi, dkk. 2017.
Belajar Petrologi Secara Mandiri. Yogyakarta: UGM Press.
Tim Asisten Praktikum Petrologi. 2018. Buku Panduan Praktikum Petrologi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai