Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOLOGI PROGRAM STUDI D3 TEKNIK

PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN KEBUMIANPOLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

DAERAH ARANIO DAN SEKITARNYA


KECAMATAN ARANIO, KOTA BANJARBARU
KALIMANTAN SELATAN

DOSEN PENGAJAR
DESSY LESTARI SAPTARINI, M.Eng
NIP : 197812092006042002

DISUSUN OLEH :
1. MUHAMMAD RIFQY NURRAHMAN
2. KHOFIFAH INDAH MEILANI
3. ANISA DESINTA
4. MALDINI SAPUTRA
5. YAZID ZAINUDIN ZAIDAN
6. AKHMAD NUGRAHA
7. AHMAD ARIF
8. MUHAMMAD RIFKI RAMADHANA
9. FERDY RIZKI YANTO *

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN KEBUMIAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK PERTAMBANGAN BANJARMASIN
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya lah kami dapat
menyelesaikan laporan hasil praktikum ini dengan baik. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi baik dalam pikiran maupun tenaga dalam pembuatan
laporan ini.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, menambah pengetahuan, serta
menambah pengalaman bagi pembaca.

Tidak lupa kami sampaikan terimakasih serta rasa hormat kepada Ibu Dessy Lestari Saptarini, M.Eng
sebagai dosen dalam mata kuliah Geologi Struktur serta sebagai pembimbing dalam praktik lapangan
Geologi Struktur.

Kami sebagai penyusun laporan ini memiliki banyak kekurangan dalam penyusunan laporan kami ini.
Karena kami sadar bahwa kurang nya pengalaman serta pengetahuan dari saya. Oleh karena itu, kami
sebagai penyusun laporan ini sangat menerima dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan dalam penulisan laporan ini.

Banjarmasin, 24 November 2022

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri
dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur
dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya. Sedangkan Mineralogi adalah salah satu
cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik dalam bentuk individu
maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari sifat-sifat fisik dan kimia,
cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Genesa bahan galian adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara terbentuknya suatu
deposit bahan galian secara alamiah. Dengan mempelajari genesa bahan galian, maka
karakteristik suatu deposit bahan galian dapat diketahui, seperti bentuk deposit, letak
deposit, luas penyebaran, besar cadangan, dan dengan petunjuk itu dapatlah ditentukan
metode penambangan yang dapat dilakukan serta cara pengolahannya. Adapun untuk
bahan galian industry adalah bahan galian tambang bukan bijih yang digunakan sebagai
bahan baku industri; penggunaan dalam industri banyak ditentukan oleh sifat fisika seperti
warna, ukuran partikel, kekerasan, plastisitas, daya serap, dan lain-lain. Adapun bahan
bangunan / bahan galian kontruksi tidak lain adalah bahan galian industri yang belum
disebtuh rekayasa teknik. Oleh sebab itu, dengan semakin majunya rekayasa teknik tidak
tertutup kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya.

Maka perlu diadakan praktek lapangan guna membiasakan para mahasiswa dalam mencari
informasi tentang geolgi suatu daerah.

1.2 Tujuan Praktek Lapangan


Praktek lapangan mengenai Kristalografi dan Mineralogi serta Ganesa dan Bahan Galian
mempunyai beberapa tujuan diantara nya :
a. Mengambil sampel pada tiap LP, guna dilakukan penelitian lebih lanjut.
b. Mengetahui jenis struktur geologi yang ada pada daerah yang diamati.
c. Mendapatkan informasi mengenai morfologi pada daerah penelitian.
d. Memberikan pengetahuan mengenai dasar dasar ekplorasi geologi pada mahasiswa.

1.3. Hasil Yang Diharapkan


Dalam pelaksanaan praktek Kristalografi dan Mineralogi serta Ganesa dan Bahan Galian ada
beberapa target hasil yang diharapkan tercapai diantaranya :
a. Mahasiswa paham mengenai morefologi daerah yang penelitian.
b. Dapat menyimpulkan proses terbentuk nya daerah yang diamati.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Tempat dan Waktu
Praktek lapangan ini dilaksanakan pada daerah desa awang bangkal barat, desa awang
bangkal timur, desa tiwingan lama, Desa mandi angin timur, kecamatan karang intan,. Kabupaten
Banjar,Provinsi KALIMANTAN SELATAN. Praktek Lapangan ini dilaksanakan selama 3 hari
mulai tanggal 18 – 20 November 2022

2.2 Alat Yang Digunakan


Dalam praktek lapangan ini setiap mahasiswa di masukkan dalam beberapa kelompok dan
dibekali beberapa peralatan, diantaranya :
1. GPS, digunakan untuk mencari koordinat yang telah di tentukan.

2. Kompas Geologi, digunakan untuk menghitung strike/dip pada singkapan serta pada kekar.

3. Palu Geologi, digunakan untuk mengambil sampel dari batuan induk.

4. Plastik Sampel, digunakan untuk menyimpan sampel lapangan.


5. Alat Tulis, digunakan untuk mencatat hasil penelitian di lapangan.

2.3 Tahapan Pelaksanaan Praktik


Dalam pelaksanaan praktik ada beberapa tahapan yang harus dilakukan di lapangan :
1. Mencari titik koordinat dengan GPS.
2. Mengukur strike/dip pada singkapan di tiap LP.
3. Mengambil sampel dengan cara memukul dengan palu geologi. Lalu memasukkan kedalam
plastik sampel.
4. Mencatat mengenai morfologi tiap LP yang di datangi.

2.4 Hasil Laporan Praktik Lapangan


Berikut merupakan hasil laporan praktek lapangan :

N LP Foto Sampel Foto Denah Deskripsi


O
1 Bukit  Koordinat S 0331’03,6’’
Tiwingan E 11500’24,9’’
 Morfologi : tebing berlapis
 Struktur Geologi : lapisan
 Struktur Batuan : jenis
batuan sedimen berpasir
halus
 Warna Sempel : kuning
kecoklatan
 Tingkat Pelapukan : :
memiliki tingkat pelapukan
sangat tinggi, ini dapat
dilihat dari daerah
pengambilan semple yang
batuannya mulai terkikis
habis dan menjadi butiran
pasir
 Kondisi Tanah : tanah
sekitar pengambilan
sempel nerupa tanah coklat
kemerahan, namun saat
dilihat lebih dekat dapat
dilihat tanahnya berupa
butiran berpasir halus
berwarna kuning muda
berkilau
 Titik Pengambilan Sempel
: berada di tikungan
menanjak dengan kanan
kiri berupa tebing
2 Sungai  Kordinat S 0330’43,1’’ E
Kembang 11459’57,1’’
 Morfologi : sungai kembang
 Struktur Geologi : kekar
 Struktur Batuan : jenis batuan
beku ultramevik
 Warna Sempel : hitam
mengkilat
 Tingkat Pelapukan : tinggi
dikarenakan disana
merupakan aliran sungai,
dengan tingkat erosi tinggi.
Hasil pelapukannya berupa
butiran batuan
 KondisiTanah : dengan
dominan warna
kemerahan,merupakan
tanah lempung
 Titik pengambilan sempel
: berada dilokasi sungai
kembang
 Dengan strike/dip :
3 1  Kordinat S 0330’31,8’’ E
(Guide 11459’09,8’’
Book)  Morfologi : bukit
berlipatan bergelombang
 Struktur geoglogi : lapisan
 Struktur batuan: Jenis
batuan beku laterit
 Warna sampel: hitam
kecoklatan
 Tingkat Pelapukan :
memiliki tingkat pelapukan
tinggi terlebih didaerah
tanah laterit, terlihat jelas
dari gradasi lapisan yaitu
lapisan bawah merupakan
batuan induk, lalu ada
transisi antara batuan
induk dengan batuan yang
melapuk (tanah) transsi ini
berupa satu lapisan
berwarna kuning, dan yang
terakhir yaitu lapisan
paling atas berupan lapisan
tanah merah ( batuan yang
sudah mengalami
pelapukan)
 Kondisi Tanah : Tanah
dengan dominan warna
kemerahan, merupakan
tanah lempung
 Titik Pengambilan
Sempel :

4 4  Kordinat S 0329’49,4’’ E
(Guide 11459’12,5’’
Book)  Morfologi : lembahan
 Struktur geologi : kekar
 Struktur batuan : jenis
batuan baku
 Warna sampel: hitam
abu-abu bercak kuning
 tingkat Pelapukan :
memiliki tingkat
pelapukan tinggi
dikarenakan daerah rawa
dan genangan
air,sehingga banyak dari
batuan induk yang
mengalami pelapukan
 kondisi Tanah :
merupakan tanah rawa
berteksture lembek
 Titik Pengambilan
Sempel : di suatu lembah
dekat permukiman warga
dengan kondisi tanah
rawa,dan terdapat tanah
lembek ± 100 m kearah
timur dari jalan raya
5 6  Kordinat S 0329’52,2’’ E
(Guide 11459’06,5’’
Book)  Morfologi : lembahan
 Struktur geologi : kekar
 Struktur batuan : jenis
batuan beku
 Warna sampel : hitam
keputihan
 tingkat Pelapukan :
memiliki tingkat
pelapukan tinggi
dikarenakan daerah
singkapan berupa daerah
rawa dan genangan air,
sehingga banyak dari
batuan induk yang
mengalami pelapukan.
 kondisi Tanah :
merupakan tanah rawa.
 Titik Pengambilan
Sempel : disuatu lembah
dekat pemukiman warga
dengan kondisi tanah
rawa, ± 50 m dari jalan
raya.
6 9  Kordinat S 0329’44,0’’ E
(Guide 11458’59,5’’
Book)  Morfologi :
 Struktur geologi : kekar
 Struktur batuan : jenis
batuan beku
 Warna sampel : Hitam
keabuan ada bercak
kuning
 tingkat Pelapukan :
memiliki tingkat
pelapukan tinggi
dikarenakan daerah
singkapan berupa daerah
rawa dan genangan air,
sehingga banyak dari
batuan induk yang
mengalami pelapukan
 kondisi Tanah :
merupakan tanah rawa
berteksture lembek
 Titik Pengambilan
Sempel : Sempel : di suatu
lembah dekat pemukiman
warga dengan kondisi
tanah rawa, dan terdapat
tanah lembek, ± 100 m
kearah timur dari jalan
raya
7 10  Kordinat S 0329’39,2’’ E
(Guide 11458’55,8’’
Book)  Morfologi : tebing
 Struktur geologi : kekar
 Struktur batuan : jenis
batuan beku
 Warna sampel : Hitam
keputihan
 tingkat Pelapukan :
memiliki tingkat
pelapukan didaerah
tersebut relative rendah
dikarenakan kenampakan
tanah disekitar sampel
sedikit dan merupakan
bukan tanah hasil
pelapukan dari batuan
induk yang kami jadikan
sampel.
 kondisi Tanah : tanah
dengan dominan warna
kemerahan.
 Titik Pengambilan
Sempel : disamping
masjid.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DESKRIPSI BATUAN YANG DIJUMPAI DI LAPANGAN
a). Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk di permukaan bumi pada


kondisi temperatur dan tekanan yang rendah. Batuan ini berasal dari batuan yang lebih
dahulu terbentuk, yang mengalami pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya diangkut
oleh air, udara, atau es, yang selanjutnya diendapkan dan berakumulasi di dalam cekungan
pengendapan, membentuk sedimen. Material-material sedimen itu kemudian
terkompaksi, mengeras, mengalami litifikasi, dan terbentuklah batuan sedimen
Batuan sedimen terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi. Materi hasil
erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga
yang ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction),
terbawa secara melompat-lompat (saltation), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada
pula yang larut (solution).

b). Batuan Beku


Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses
kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas
permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah
cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses
pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan
tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
c). Batuan Metamorf
Batuan metamorf atau batuan malihan ini merupakan sekelompok batuan yang
merupakan hasil dari ubahan atau transformasi dari suatu tipe batuan yang sudah ada
sebelumnya (protolith)oleh suatu proses yang disebut dengan metamorfosis atau mengalami
perubahan bentuk.

Batuan metamorf ini bukanlah merupakan jenis batuan yang langsung ada di
dunia ini. Untuk berubah menjadi batuan metamorf, diperlukan beberapa proses. Proses
terjadinya batuan metamor ini berasal dari batuan yang sudah ada sebelumnya, yakni
protolith. Protolith atau batuan asal yang dikenai panas lebih dari 150 derajat celcius dan juga
tekanan yang ekstrem akan mengalami perubahan fisika atau perubahan kimia yang besar.
Batuan protolith ini banyak sekali jenisnya. Yang termasuk ke dalam batuan protolith ini adalah
batuan beku, batuan sedimen, atau bisa juga batuan metamorf lainnya yang usianya lebih tua
seperti batu Gneis, batu sabak, batu marmer, dan juga batu skist
d). Batuan Beku Andesit
Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik, ekstrusif, komposisi menengah,
dengan tekstur afanitik hingga porfiritik. Dalam pengertian umum, Andesit adalah jenis
peralihan antara basal dan dasit, dengan rentang silikon dioksida (SiO2) adalah 57-63%
seperti digambarkan di diagram TAS. Susunan mineral biasanya didominasi oleh plagioklas
ditambah piroksen dan / atau hornblende. Magnetit, zirkon, apatit, ilmenit, biotit, dan garnet
adalah mineral aksesori umum.[1] Alkali feldspar dapat hadir dalam jumlah kecil. Kelimpahan
feldspar-kuarsa di batuan vulkanik andesit dan lainnya diilustrasikan dalam diagram QAPF.
Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-
bangunan megalitik, candi dan piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah
banyak memakai material ini, misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja
batu, arca dll.
Di zaman sekarang batu andesit ini masih digunakan sebagai material untuk nisan kuburan
orang Tionghoa, cobek, lumpang jamu, cungkup/kap lampu taman dan arca-arca untuk hiasan.
Salah satu pusat kerajian dari batu andesit ini adalah Magelang.
Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di
Kabupaten Cirebon dan Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat
perbukitan yang merupakan daerah tambang Batu Andesit. Untuk batu Andesit di daerah
Cirebon[2] umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit Bintik dan Andesit
Polos.
Batu andesit berada di dalam tanah. Maka, untuk mendapatkannya batu andesit perlu
digali. Penambangan batu andesit seringkali terkendala cuaca, perijinan, kepemilikan lahan dan
aspek lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_sedimen
https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_metamorf
https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_andesit

Anda mungkin juga menyukai