PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN KEBUMIANPOLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
DOSEN PENGAJAR
DESSY LESTARI SAPTARINI, M.Eng
NIP : 197812092006042002
DISUSUN OLEH :
1. MUHAMMAD RIFQY NURRAHMAN
2. KHOFIFAH INDAH MEILANI
3. ANISA DESINTA
4. MALDINI SAPUTRA
5. YAZID ZAINUDIN ZAIDAN
6. AKHMAD NUGRAHA
7. AHMAD ARIF
8. MUHAMMAD RIFKI RAMADHANA
9. FERDY RIZKI YANTO *
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya lah kami dapat
menyelesaikan laporan hasil praktikum ini dengan baik. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi baik dalam pikiran maupun tenaga dalam pembuatan
laporan ini.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, menambah pengetahuan, serta
menambah pengalaman bagi pembaca.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih serta rasa hormat kepada Ibu Dessy Lestari Saptarini, M.Eng
sebagai dosen dalam mata kuliah Geologi Struktur serta sebagai pembimbing dalam praktik lapangan
Geologi Struktur.
Kami sebagai penyusun laporan ini memiliki banyak kekurangan dalam penyusunan laporan kami ini.
Karena kami sadar bahwa kurang nya pengalaman serta pengetahuan dari saya. Oleh karena itu, kami
sebagai penyusun laporan ini sangat menerima dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan dalam penulisan laporan ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri
dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur
dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya. Sedangkan Mineralogi adalah salah satu
cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik dalam bentuk individu
maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari sifat-sifat fisik dan kimia,
cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Genesa bahan galian adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara terbentuknya suatu
deposit bahan galian secara alamiah. Dengan mempelajari genesa bahan galian, maka
karakteristik suatu deposit bahan galian dapat diketahui, seperti bentuk deposit, letak
deposit, luas penyebaran, besar cadangan, dan dengan petunjuk itu dapatlah ditentukan
metode penambangan yang dapat dilakukan serta cara pengolahannya. Adapun untuk
bahan galian industry adalah bahan galian tambang bukan bijih yang digunakan sebagai
bahan baku industri; penggunaan dalam industri banyak ditentukan oleh sifat fisika seperti
warna, ukuran partikel, kekerasan, plastisitas, daya serap, dan lain-lain. Adapun bahan
bangunan / bahan galian kontruksi tidak lain adalah bahan galian industri yang belum
disebtuh rekayasa teknik. Oleh sebab itu, dengan semakin majunya rekayasa teknik tidak
tertutup kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya.
Maka perlu diadakan praktek lapangan guna membiasakan para mahasiswa dalam mencari
informasi tentang geolgi suatu daerah.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Tempat dan Waktu
Praktek lapangan ini dilaksanakan pada daerah desa awang bangkal barat, desa awang
bangkal timur, desa tiwingan lama, Desa mandi angin timur, kecamatan karang intan,. Kabupaten
Banjar,Provinsi KALIMANTAN SELATAN. Praktek Lapangan ini dilaksanakan selama 3 hari
mulai tanggal 18 – 20 November 2022
2. Kompas Geologi, digunakan untuk menghitung strike/dip pada singkapan serta pada kekar.
4 4 Kordinat S 0329’49,4’’ E
(Guide 11459’12,5’’
Book) Morfologi : lembahan
Struktur geologi : kekar
Struktur batuan : jenis
batuan baku
Warna sampel: hitam
abu-abu bercak kuning
tingkat Pelapukan :
memiliki tingkat
pelapukan tinggi
dikarenakan daerah rawa
dan genangan
air,sehingga banyak dari
batuan induk yang
mengalami pelapukan
kondisi Tanah :
merupakan tanah rawa
berteksture lembek
Titik Pengambilan
Sempel : di suatu lembah
dekat permukiman warga
dengan kondisi tanah
rawa,dan terdapat tanah
lembek ± 100 m kearah
timur dari jalan raya
5 6 Kordinat S 0329’52,2’’ E
(Guide 11459’06,5’’
Book) Morfologi : lembahan
Struktur geologi : kekar
Struktur batuan : jenis
batuan beku
Warna sampel : hitam
keputihan
tingkat Pelapukan :
memiliki tingkat
pelapukan tinggi
dikarenakan daerah
singkapan berupa daerah
rawa dan genangan air,
sehingga banyak dari
batuan induk yang
mengalami pelapukan.
kondisi Tanah :
merupakan tanah rawa.
Titik Pengambilan
Sempel : disuatu lembah
dekat pemukiman warga
dengan kondisi tanah
rawa, ± 50 m dari jalan
raya.
6 9 Kordinat S 0329’44,0’’ E
(Guide 11458’59,5’’
Book) Morfologi :
Struktur geologi : kekar
Struktur batuan : jenis
batuan beku
Warna sampel : Hitam
keabuan ada bercak
kuning
tingkat Pelapukan :
memiliki tingkat
pelapukan tinggi
dikarenakan daerah
singkapan berupa daerah
rawa dan genangan air,
sehingga banyak dari
batuan induk yang
mengalami pelapukan
kondisi Tanah :
merupakan tanah rawa
berteksture lembek
Titik Pengambilan
Sempel : Sempel : di suatu
lembah dekat pemukiman
warga dengan kondisi
tanah rawa, dan terdapat
tanah lembek, ± 100 m
kearah timur dari jalan
raya
7 10 Kordinat S 0329’39,2’’ E
(Guide 11458’55,8’’
Book) Morfologi : tebing
Struktur geologi : kekar
Struktur batuan : jenis
batuan beku
Warna sampel : Hitam
keputihan
tingkat Pelapukan :
memiliki tingkat
pelapukan didaerah
tersebut relative rendah
dikarenakan kenampakan
tanah disekitar sampel
sedikit dan merupakan
bukan tanah hasil
pelapukan dari batuan
induk yang kami jadikan
sampel.
kondisi Tanah : tanah
dengan dominan warna
kemerahan.
Titik Pengambilan
Sempel : disamping
masjid.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DESKRIPSI BATUAN YANG DIJUMPAI DI LAPANGAN
a). Batuan Sedimen
Batuan metamorf ini bukanlah merupakan jenis batuan yang langsung ada di
dunia ini. Untuk berubah menjadi batuan metamorf, diperlukan beberapa proses. Proses
terjadinya batuan metamor ini berasal dari batuan yang sudah ada sebelumnya, yakni
protolith. Protolith atau batuan asal yang dikenai panas lebih dari 150 derajat celcius dan juga
tekanan yang ekstrem akan mengalami perubahan fisika atau perubahan kimia yang besar.
Batuan protolith ini banyak sekali jenisnya. Yang termasuk ke dalam batuan protolith ini adalah
batuan beku, batuan sedimen, atau bisa juga batuan metamorf lainnya yang usianya lebih tua
seperti batu Gneis, batu sabak, batu marmer, dan juga batu skist
d). Batuan Beku Andesit
Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik, ekstrusif, komposisi menengah,
dengan tekstur afanitik hingga porfiritik. Dalam pengertian umum, Andesit adalah jenis
peralihan antara basal dan dasit, dengan rentang silikon dioksida (SiO2) adalah 57-63%
seperti digambarkan di diagram TAS. Susunan mineral biasanya didominasi oleh plagioklas
ditambah piroksen dan / atau hornblende. Magnetit, zirkon, apatit, ilmenit, biotit, dan garnet
adalah mineral aksesori umum.[1] Alkali feldspar dapat hadir dalam jumlah kecil. Kelimpahan
feldspar-kuarsa di batuan vulkanik andesit dan lainnya diilustrasikan dalam diagram QAPF.
Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-
bangunan megalitik, candi dan piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah
banyak memakai material ini, misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja
batu, arca dll.
Di zaman sekarang batu andesit ini masih digunakan sebagai material untuk nisan kuburan
orang Tionghoa, cobek, lumpang jamu, cungkup/kap lampu taman dan arca-arca untuk hiasan.
Salah satu pusat kerajian dari batu andesit ini adalah Magelang.
Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di
Kabupaten Cirebon dan Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat
perbukitan yang merupakan daerah tambang Batu Andesit. Untuk batu Andesit di daerah
Cirebon[2] umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit Bintik dan Andesit
Polos.
Batu andesit berada di dalam tanah. Maka, untuk mendapatkannya batu andesit perlu
digali. Penambangan batu andesit seringkali terkendala cuaca, perijinan, kepemilikan lahan dan
aspek lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_sedimen
https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_metamorf
https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_andesit